Responsi Kimia
Responsi Kimia
Responsi Kimia
Tahun Diklat
2012/2013
NIM : 410012248
Kelas : 04
Kelompok : 4C
Mengesahkan,
(..............................)
Atas Ridho Allah yang maha Pengasih lagi maha Penyayang. Penulis
Laporan Praktikum Kimia Analisis ini penulis susun guna memenuhi syarat
Kerja, penulis telah memperoleh bantuan baik berupa pemikiran atau yang lain
serta bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan terima
kasih kepada :
melakukan praktikum
kekurangan dan kesalahan oleh karena itu demi kesempurnaan, maka kritik yang
Yogyakarta,.................. 2013
Penulis
HALAMAN JUDUL. 1
HALAMAN PENGESAHAN... 2
KATA PENGANTAR... 3
DAFTAR ISI. 4
BAB I
1.1 PENDAHULUAN.. 6
BAB II
ANALISIS KUALITATIF
ANALISIS KUANTITATIF
BAB III
3.1 KESIMPULAN.... 54
3.2 SARAN 55
1.1 PENDAHULUAN
Pada dasarnya kimia analit dibagi menjadi dua yaitu kimia analit kualitatif
dan kimia analit kuantitatif.kimia analit kualitatif adalah suatu analisis kimia yang
bertujuan untuk mengidentifikasi penyusun-penyusun suatu zat,campuran-
campuran zat atau larutan-larutan yang biasanya unsur-unsur penyusun zat
tersebut bergabung antara satu dengan yang lain,sedangkan kimia analit
kuantitatif dimaksudkan untuk menentukan perbandingan relative dari penyusun-
penyusun tersebut.
Adapun keuntungan cara basah terhadap cara kering adalah bahwa reaksi
dapat terjadi dengan cepat,dan relative lebih mudah dikerjakan.perubahan-
perubahan yang terjadi dengan cara ini antara lain,terjadinya suatu
endapan,terjadinya perubahan warna larutan,atau timbulnya suatu gas.
Dalam analisa terhadap anion-anion, sebetulnya belum ada suatu cara yang
ada untuk mendeteksi anionnya dengan lebih sistematik seperti dalam analisa
terhadap kation. Sampai saat ini belum pernah dikemukakan suatu skema yang
benar-benar memuaskan, sehingga memungkinkan penggolongan anion ke dalam
golongan utama dan pada pemeriksaan selanjutnya dapat menghasilkan anggota-
anggota golongan yang tidak diragukan lagi. Dalam analisa terhadap anion-anion
dalam bab ini akan kita lakukan dengan pemeriksaan reaksi-reaksi anion dan
penyelidikan anion dalam larutan.
Skema klasifikasi yang berikut ternyata telah berjalan dengan baik dalam
praktik. Skema ini bukanlah skema yang kaku karena beberapa anion termasuk
dalam lebih dari satu sub golongan, lagipula tak punya dasar teoritis. Pada
hakekatnya, proses-proses yang dipakai dapat dibagi ke dalam
Kelas A dibagi lagi ke dalam sub kelas (i) gas-gas yang dilepaskan dengan
asam klorida encer atau asam sulfat encer, dan (ii) gas atau uap dilepaskan dengan
asam sulfat pekat. Kelas B dibagi lagi ke dalam subkelas (i) reaksi pengendapan
dan (ii) oksidasi dan reduksi dalam larutan.
Kelas A:
Ini meliputi zat-zat dari (i) plus zat yang berikut : fluorida,
heksaflurosilikat, klorida, bromida, iodida, nitrat, klorat, perklorat, permanganat,
bromat, borat, heksasianoferat (II), heksasianoferat (III), tiosianat, format, asetat,
oksalat, tartrat, dan sitrat.
Kelas B:
Reaksi-reaksi dan semua anion ini akan kita pelajari secara sistematis pada
halaman-halaman berikut. Untuk memudahkan reaksi dari asam-asam organik
tertentu, dikelompokkan bersama-sama, ini meliputi asetat, format, oksalat, tartrat,
sitrat, salisilat, benzoat, dan suksinat sendiri, membentuk suatu golongan yang
Reaksi dalam anion ini akan lebih dipelajari secara sistematis untuk
memudahkan reaksi dari asam-asam organik tertentu dikelompokkan bersama-
sama. Hal ini meliputi asetat, formiat, oksalat, sitrat, salisilat, dan benzoat.
1.
Anion sederhana seperti O2, F- atau CN-
2.
Anion oksodiskret seperti NO3- atau SO42-
3. Anion polimer okso seperti silikat, borat, atau fosterkondensasi.
4. Anion kompleks halide seperti TaF6 dan komples anion berbasa banyak
1.Anion Klorida(Cl--)
2.Anioniodida( I )
Bahan:larutanKi2%,AgNO3,AgI,Na2S2O3,NH4OH,CuSO4,
CuI,HgCl2,HgI2
Bahan:
K4Fe(CN)6,KCNS,Pb(CH3COOH)2,HNO3,AgNO3,FeCl3,N
a2CO3,H2SO4
Bahan : Na2CO3,AgNO3,Ag2CO3,Na2S2O3,H2SO4
5.Anion Sulfat(SO42-)
Bahan : Na2SO4,BaCl2,Pb(CH3COO)2,H2SO4
6.Anion Borat(BO34-)
Bahan : AgNO3,BaCl2,Na2b4O7,
1.Anion Klorida(Cl--)
2.Anion iodida( I )
5.Anion Sulfat(SO42-)
1.Anion Klorida(Cl--)
NaCl+H2SO4(
1.a Tidak terjadi reaksi - -
e)
Larutan warna
Saat bening, Keluar 2NaCl+H2SO4NaSO4+ Muncul asap dan bau
dipanaskan gelembung dan 2HCl menyengat
asap
Larutan berwarna
putih dan terdapat Timbul endapan warna
b NaCl+AgNO3 NaCl+AgNO3NaNO3+
endapan berwarna putih
AgCl
putih
Larutan berwarna
b KI+CuSO4 Kl+CuSO4Cul+l2+Kso4 Larutan berwarna kuning
kuning,terdapat
coklat,terdapat endapan
endapan warna
CuI warna putih susu
coklat
CuI+(Na2S2O3
Larutan berwarna CuI+(Na2S2O3)
) Larutan berwarna putih
putih susu
susu,endapan larut
Larutan berwarna
Na2S2O3+H2S putih kekuningan Na2S2O3+H2SO4Na2S Timbul bau menyengat
O4 terdapat endapan O4+H2S2O3 dan endapan S
b
putih
Larutan berwarna
kuning, lalu Na2S2O3 + AgNO3
Na2S2O3+AgN berubah menjadi NaNO3 + Ag2S2O3 Terbentuk endapan
O3 coklat, lama berwarna putih AgS2O3
c
kelamaan berubah lalu timbul endapan
menjadi hitam dan warna hitam pekat Ag2S.
timbul endapan
hitam pekat.
adanya kation NH4+, harus diambil dari larutan analit mula mula
dan K+, identifikasi dapat dilakukan dengan uji nyala. Analisis kation
dalam tiap tiap golongan dilakukan sesuai langkah langkah tertentu,
sehingga ,asing masing kation akhirnya dapat diidentifikasi.
kation golongan 1
1.perak(Ag+)
Bahan:AgNO3,HCl,NH4OH,NaOH,HNO3,k2CrO4,KI,Na2S2
O3
Kation golongan 2
1.Merkuri(Hg+)
Bahan:HgCl2,NaOH,K2CrO4,NH4OH,HCl,KI
2.Kupri(Cu2+)
Bahan:CuSO4,NaOH,Na2CO3,NH4OH,KI
3.kadmium(Cd2+)
Bahan:CdSO4,(NH4)2CO3,NaOH,NH4OH
Kation golongan 3
1.Alumunium (Al3+)
Bahan:Alcl3,NI4OH,H2O,KOH
2.Ferri (Fe3+)
Bahan:FeCl3,KOH,HCl,K4(CN)6,KCNS
3.Nikel(Ni2+)
Bahan:NiSO4,NaOH,HNO3,NH4OH,K2CrO4
Kation golongan 4
1.Barium(Ba2+)
Bahan:Ba(NO3)2,K2CrO4.H2SO4 encer
2.Magnesium(Mg2+)
Bahan :MgCl2,NaOH
Kation golongan 5
1.Amonium(NH4+)
Bahan:NH4OH,NaOh,HClpekat
Kation golongan I:
1.Perak (Ag+)
Kation golongan II
1.Merkuri(Hg2+)
2,kupri(Cu2+)
3.kadmium(Cd2+)
1.Alumunium(Al3+)
2.Ferri(Fe3+)
3,Nikel(Ni2+)
1.Barium(Ba2+)
2.Magnesium(Mg2+)
Kation golongan V
Amonium (NH4+)
kation golongan 1
1.perak(Ag+)
AgI+Na2S2O3
Larutan AgI+Na2S2O3 Endapan AgI larut tidak
keruh.endapan sempurna
larut
Kation golongan 2
1.Merkuri(Hg2+)
2.kupri(Cu2+)
2.Nikel(Ni2+)
Barium(Ba2+) danMagnesium(Mg2+)
Kation golongan 5
Amonium(NH4+)
Setelah semua ion klorida dalam analit habis maka kelebihan ion
perak akan bereaksi dengani ndicator. Indikator yang dipakai biasanya
adalah ion kromat dimana dengan indicator ini ion perak akan membentuk
endapan berwarna coklat kemerahan sehingga titik akhir titrasi dapat
diamati. Inikator lain yang bisa dipakai adalah tiosianidat dan indikator
adsorbsi.Selain menggunakan jenis indicator diatas maka kita juga dapat
menggunakan metode potensiometri untuk menentukan titik
ekuivalen.Ketajaman titik ekuivalen tergantung dari kelarutan endapan yang
terbentuk dari reaksi antara analit dan titrant.
1. Metode Mohr
Metode ini dapat digunakan untuk menetapkan kadar klorida dan bromida
dalamsuasana netral dengan larutan baku perak nitrat dengan penambahan larutan
2. Metode Volhard
3. Metode Fajans
Pada metoda ini digunakan indikator adsorpsi, yang mana pada titik
ekivalen, indikator teradsorpsi oleh endapan. Indikator ini tidak memberikan
perubahan warna terhadap larutan, tetapi pada permukaan endapan.ada titrasi
argentometri dengan metode Fajans, Jika AgNO3 ditambahkan pada larutan NaCl
yang mengandung flourescein maka titik akhir titrasi akan diamati dengan
perubahan warna dari kuning cerah ke merah muda. Warna endapan yang terlihat
akan tampak berwarna sedangkan larutannya tampak tidak berwarna hal ini
disebabkan adanya indikator adsorbsi yang teradsorb pada permukaan endapan
AgCl. Warna dari endapan akan termodifikasi saat indikator teradsorbsi pada
permukaan endapan. Reaksi adsorbsi ini dapat dilihat dengan contoh indikator
yang bermuatan negatif seperti flouroscein.
Dan dalam suasana basa atau [OH-] 0,1 N, ion permanganat akan
mengalami reduksi sebagai berikut:
Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai, karena tidak bereaksi
terhadap permanganat dalam larutan encer. Dengan asam klorida, ada
kemungkinan terjadi reaksi :
ALAT-ALAT
a. Erlenmeyer
b. Gelas ukur
c. Corong
d. Kompor listrik
e. Pipet ukur
f. Pipet tetes
BAHAN-BAHAN
a. Larutan campuran NaOH
b. Na2CO3
c. HCl 0,4 N
d. aquades
e. Cuplikan ferro,
f. Larutan H2SO4
g. Larutan KmnO4
h. Asam oksalat
i. HCl Xn,
j. 25 ml borax
k. 3 tetes m.o
l. NaOH Yn
m. Indicator pp
n. Larutan AgNO3
o. NaCl
p. Indicator kalium kromat
ARGENTOMETRI
1. Standardisasi larutan AgNO3 cN
a. Memasukkan AgNO3cN kedalam buret sejumlah 50 ml
b. Memasukkan 10 ml larutan NaCl ke dalam erlenmeyer, kemudian
menambahkan indicator kalium kromat 1,0 ml
c. Menetrisasikan dengan larutan AgNO3 cN sampai terjadi
perubahan warna merah yang tidak hilang, mengulangi percobaan
2 kali.
d. Mencatat volume AgNO3 cN yang digunakan
Reaksi
Percobaan I
V1 = br bl
= 50 ml 43,5 ml = 6,5 ml
Percobaan II
V2 = br bl
6,5 + 6,8
=
2
13,3
= = 6,65
2
Volume HCl rata rata : 50 ml
Normalitas : wA
Mr Borat : 381,2
Reaksi
Percobaan I
V1 = 5,8 ml
Percobaan II
V2 = 6 ml
1 + 2
=
2
Reaksi
Percobaan I
V1 = 11,5 ml
Percobaan II
V2 = 10,5 ml
11,5 + 10,5
= = 11
2
Reaksi
Percobaan I
V1 = 26 ml
Percobaan II
V2 = 28 ml
26 + 28
= = 27
2
25
= 100 %
100 200
25 0,09 58,5 27
= 100 %
20000
= 17,8 %
Reaksi I
Percobaan I:
V1 = 7,8 ml
Percobaan II :
V2 = 6,8 ml
7,8 + 6,8
= = 7,3
2
Reaksi II
Percobaan I :
V1 = 5,4 ml
Percobaan II :
V2 = 5,2 ml
5,4 + 5,2
= = 5,3
2
Dari percobaan tersebut maka dapat diketahui :
= 32 mgr
= 449,44 ml
% = 100%
+ Na2CO3
32
= 100%
481,5
= 6,64 %
449,5
= 100%
481,5
= 93,35 %
Reaksi :
Percobaan I
V1 = 14 ml
Percobaan II
V2= 13 ml
1 + 2
=
2
14 + 13
= = 13,5
2
Reaksi
Percobaan I
V1 = 0,4 ml
Percobaan II
V2= 0,4 ml
1 + 2
=
2
= 81,536 N
3.1 KESIMPULAN
Pada identifikasi anion klorida dan iodida semua anion dapat
diendapkan menggunakan regensia perak nitrat(AgNO3)
endapan yang dihasilkan berwarna putih(AgCl) untuk anion cl-
dan berwarna kuning (AgI) untuk anion I-.
Faktor kuantitas banyak sedikitnya larutan yang direaksikan
sangat penting, karena kelebihan sedikit saja hasilnya akan
berbeda dengan tujuan utamanya.
Jika antara Cl- dan I- direaksikan dengan asam nitrat maka
tidak akan terjadi reaksi dan larut sempurna
CO32- dapat diidentifikasikan dengan menggunakan Na2CO3
yang membentuk endapan kuning.
Br- dapat diidentifikasikan dengan HNO3, AgNO3 dan
NH4OH dengan membentuk endapan kuning.
I- dapat diidentifikasikan dengan HNO3 dan AgNO3.
Anion maupun kation dapat diidentifikasi ddengan
menambahkan reagen yang dapat mengendapkan kation/anion
tersebut.
Anion dan kation dapat dilihat berdasarkan endapan yang
terbentuk, warna larutan maupun gas yang terbentuk.
Dalam penyimpulan analisis kuantitatif sangat dibutuhkan
ketelitian yang baik dan juga konsentrasi larutan yang baik.
Karena sangat berhubungan dengan lama waktu dan juga
volume yang digunakan saat proses titrasi, besarnya sedikit nya
volume tersebut sangat berhubungan dengan perhitungan
selanjutnya. Jadi tingkat kecermatan dan ketelitian dalam
praktikum ini juga sangat diperhitungkan.
3.3 LAMPIRAN
Lampiran yang terlampir adalah hasil laporan sementara yang telah diteliti
dan dikoreksi oleh asdos kimia analisis yaitu laporan sementara dari acara
praktikum Bagian I yaitu Analisis Kualitatif yang terdiri dari :
Bab I Analisis Anion : Anion Klorida ( Cl-), Anion Iodida ( I ), Anion
Ferrosianida Fe (CN)6 4- dan Rhodanida (CNS-), Anion Karbonat (CO3-) dan
Anion Tiosulfat (S2O3-), Anion Sulfat (SO42-), dan Anion borat (BO33-).
Bab II yaitu Analisa kation yang terdiri dari : kation golongan 1,
perak(Ag+) Kation golongan 2 Merkuri(Hg+), Kupri(Cu2+), dan kadmium(Cd2+)
Kation golongan 3 Alumunium (Al3+), Ferri (Fe3+) dan Nikel(Ni2+) Kation
golongan 4 Barium(Ba2+) dan Magnesium(Mg2+) Kation golongan 5
Amonium(NH4+).