BAB IV (Tugas Khusus)
BAB IV (Tugas Khusus)
BAB IV (Tugas Khusus)
TUGAS KHUSUS
4.1 Judul
Evaluasi Performace Recovery Boiler pada Recovery Plant Di PT
Tanjungenim Letari Pulp and Paper.
4.4 Tujuan
Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah diatas, ada beberapa
tujuan yang ingin dicapai pada penulisan laporan ini, diantaranya:
1. Mengetahui perbandingan efisiensi desain terhadap efisiensi aktual
pada recovery boiler di unit recovery plant.
2. Mengetahui hal-hal yang menyebabkan penurunan efisiensi pada
recovery boiler.
3. Mengetahui besar efisiensi yang dihasilkan dari hasil pembakaran
pada recovery boiler di unit recovery plant
luar unsur ke bagian bawahnya. Vapour sekunder dilepas dari liquor secepatnya
lalu dikeluarkan di antara unsur yang akan ke bagian vapour (vapour body) dan
atas sejumlah unsur bebas yang diumpankan. Black liquor yang terkonsentrasi
dibakar dalam recovery boiler yang tersusun dari gas tight membran wall
construction furnance, kemudian akan dihasilkan produk berupa smelt yang
berbentuk liquor selanjutnya akan dilarutkan ke dalam smelt dissolving tank,
sehingga akan menghasilkan suatu produk berupa green liquor. Material green
liquor dipompakan ke tanki yang sama dalam recausticizing plant untuk diolah
Material organic dibentuk jadi gas , sebagian dibakar , dan keluar dengan gas
pembakaran. Sodium sulfat direduksi menjadi sodium sulfide. Reaksi dikatalisa
oleh karbon dalam atmosfer reduksi yang panas , umumnya sesuai dengan reaksi
berikut :
Pengambilan data pada unit recovery plant yang diperoleh dari DCS yaitu pada
tanggal 21 Juli s.d. 31 juli 2017. Data yang digunakan pada perhitungan
merupakan hasil rata-rata data dari tanggal 21 Juli s.d. 31 juli 2017.
Tabel 4.1 Variabel perhitungan dalam furnace dan Boiler pada Recovery Boiler
Variabel Nilai
TDS (%) 70,1
Temp. Primary air heater (oC) 153,2
Excess Air (%) 3,3
Flow Black Liquor (m3/hr) 92,7
Temp. BL to Furnace (oC) 130,2
HHV BL (kJ/kg) 15308,70
Eficiency Reduction (%) 93,5
Feed Water Flow (ton/hr) 314,2
Temp. Feed Water (oC) 160,0
Shoot blowing #1 (ton/hr) 18,8
Shoot blowing #2 (ton/hr) 18,6
Smelt Temp. (oC) 1.011,9
Temp. Stack gas (oC) 180,2
Steam Flow (ton/hr) 308,4
Steam Temp. (oC) 445,9
Steam Pressure (kPa) 6.255,4
Blowdown Flow (ton/hr) 5,8
Blowdown Temp. (oC) 258,6
Sumber: PT. Tanjungenim Lestari Pulp and Paper
Boiler
Komponen Input (kg) Output (kg)
BFW 314200 -
Steam - 308400
Blowdown - 5800
Total 314200 314200
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Neraca Energi Rata-Rata
Pada Tanggal 21 Juli s.d. 31 juli 2017
Tabel 4.5. Hasil Perhitungan Neraca Energi Pada 21 Juli 2017 s.d. 31 Juli 2017
4.7.2 Pembahasan
Recovery boiler merupakan suatu plant yang berfungsi untuk
mengmulihkan suatu senyawa aktif alkali untuk digunakan dalam proses
pemasakan di Digester, selain itu berfungsi untuk menghasilkan steam yaitu yang
dapat memenuhi 60%-70% kebutuhan energi di sebuah industri pulp. Black
Liquor yang merupakan produk samping dari pembuatan pulp mengandung
senyawa organik dan inorganik yang nantinya akan dibakar sebagai sumber energi
dan mengembalikan senyawa Na2S yang bereaksi dengan O2 pada proses
pembuatan pulp. Proses pemulihan ini melibatkan char dari HBL yang bereaksi
dengan Na2SO4 untuk menghasilkan CO2 dan Na2S yang nantinya akan digunakan
kembali sebagai black liquor.
Kandungan solid yang terkandung dalam HBL akan menentukan berapa
besar kandungan organik yang dapat menghasilkan energi. %TDS yang
dianjurkan untuk proses pembakaran yaitu >70%. Hal ini dikarenakan apabila
konsentrasi HBL rendah maka HBL tersebut masih mengandung banyak air yang
akan mengganggu proses pembakaran dan banyak panas yang terbuang untuk
menguap air dalam HBL. Data pada tanggal 1 juli 2016 menunjukkan efisiensi
boiler masih tinggi dan masih layak dibakar. Selain itu temperatur udara
pembakaran juga dapat membantu proses penguapan air dalam HBL sebelum
dibakar. Temperatur udara berpean dalam menaikkan nilai kalor pada proses
pembakaran.
Perbandingan pengaruh %TDS dan Temperatur udara pembakaran terlihat
pada grafik di atas. Efisiensi berbanding lurus dengan %TDS dan Temperatur
udara pembakaran. Apabila konsentrasi HBL meningkat dan temperatur udara
meningkat maka efisiensi akan meningkat sedangkan apabila %TDS dan
temperatur udara rendah maka efisiensi akan menurun. Hal ini terjadi karena
kandungan zat yang dapat terbakar dalam HBL berupa karbon dan gas hidrogen
(C dan H2) juga meningkat seiring turunnya kadar air dalam HBL serta temperatur
udara yang memiliki kalor lebih tinggi.
4.8 Kesimpulan
1.
2. Hasil perhitungan untuk Dry Solid sebesar 70,1%, panas masuk yang
dihasilkan sebesar 1.699.920.836,84 kJ dan dari data steam yang diperoleh
didapatkan energi yang diserap oleh steam sebesar 1.013.917.928,77 kJ, maka
dari hasil perhitungan efisiensi pada recovery boiler sebesar 67.64% panas
yang bisa diubah menjadi steam, sedangkan sisa panas digunakan untuk
menguapkan kandungna air di black liquor, pembentukan smelt,
pembentukan sulfida (Na2S), panas hilang karena radiasi, dan lain-lain
sehingga panas masuk sama dengan panas keluar.
3. Dari data yang diambil 21 Juli s.d. 31 juli 2017, jumlah TDS (Total Dry
Solid) yaitu 70,1%. Penetapan angka dari PT Tel PP mengenai besarnya
angka TDS pada rentangan 70-75% solid adalah untuk memudahkan
transportasi dari Black Liquor tersebut, meskipun jika dilihat secara teoritis
TDS tadi dalam rentangan di atas berarti masih mengandung air yang cukup
banyak, sehingga pada saat pembakaran Black Liquor tersebut, terlebih
dahulu yang teruapkan adalah air kemudian baru komposisi organik pada
HBL. Tetapi, walaupun semakin tingginya pembakaran apabila memiliki
jumlah padatan yang tinggi dibandingkan dengan cairan, juga akan
mempengaruhi proses transportasi dari HBL tersebut melalui pemipaan.
Karena apabila terlalu kental dari cairan HBL tersebut akan menyebabkan
penyumbatan di pipa.