2016 - Daya Cerna Pakan Ikan Nila Dengan EM4
2016 - Daya Cerna Pakan Ikan Nila Dengan EM4
2016 - Daya Cerna Pakan Ikan Nila Dengan EM4
discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/307006991
CITATIONS READS
0 1,115
4 authors, including:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Z.A. Muchlisin, Ph.D on 27 August 2016.
The user has requested enhancement of the downloaded file. All in-text references underlined in blue are added to the original document
and are linked to publications on ResearchGate, letting you access and read them immediately.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah
Volume 1, nomor 2 : 210-221
Mei Agustus 2016
ISSN. 2527-6395
ABSTRACT
The objective of this study was to determine the optimal dosage of probiotics EM4 in
feed containing 5% jaloh leaf on the growth performance, feed utilization and
survival rate of tilapia (Oreochromis niloticus). This research was conducted on
August until October 2015 at Balai Benih Air Payau Ujung Batee Area II of Aceh
Province, Laboratory of Aquatic Faculty of Veterinary Medicine Syiah Kuala
University and Laboratory of Biochemistry the Faculty of Agriculture, Syiah Kuala
University. The completely randomized design method was used at this study with 6
levels of treatment and 4 replications. The treatment concentrations tested were 5,
10, 15, 20 and 25 ml /kg of feed. The experimental fish were fed three times a day on
8 AM, 12 AM and 5 PM for 56 days. The ANOVA test showed that the application
of probiotics EM-4 in feed containing 5% jaloh leaf gave the significant effect on
weight gain, daily growth rate, feed conversion ratio and feed efficiency (p <0.05),
but did not give the significant effect on survival rate, specific growth rate, and
length gain of tilapia (p> 0.05). The Duncan test showed that the higher weight gain,
daily growth rate, feed conversion ratio and feed efficiency were found at treatment
B (5 ml EM-4 / kg diet) with the values of 5.83 g, 0,10g/day, 2.01 and 49.95%
respectively. The higher length gain was found at treatment B but this value was not
significant with all treatments. The higher specific growth rate (1.38%/day) and
survival rate were recorded at treament 0 ml/kg but, this values were not different
with all treatment. Therefore the optimum level of EM-4 in feed containing 5% of
jaloh leaf meal for tilapia was 5 ml/kg .
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis optimum probiotik EM-4 pada
pakan yang mengandung daun jaloh 5% terhadap pertumbuhan dan kelangsungan
hidup ikan nila (Oreochromis niloticus). Penelitian ini dilakukan pada bulan
Agustus sampai dengan Oktober 2015. Pembuatan pakan dilakukan di Balai Benih
Air Payau Lokasi II ujung Batee Provinsi Aceh. Pemeliharaan ikan uji
dilakukan di Laboraturium Aquatik Fakultas Kedokteran Hewan Unsyiah dan
penelitian uji kandungan protein feses di laboraturium analisis pangan Fakultas
210
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah
Volume 1, nomor 2 : 210-221
Mei Agustus 2016
ISSN. 2527-6395
Kata kunci : Ikan nila (Oreochromis niloticus), daun jaloh, probiotik EM-4.
PENDAHULUAN
Pakan merupakan salah satu faktor terpenting yang berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan yang akan dibudidaya. Pakan
merupakan biaya terbesar dalam suatu sistem budidaya, mencapai 40-60% dari biaya
produksi (Sahwan, 2004). Salah satu sumber protein nabati dalam pakan ikan berasal
dari tepung kedelai. Saat ini pasokan tepung kedelai sebagian besar masih
mengandalkan impor sehingga harganya cukup mahal dan kurang stabil. Oleh karena
itu perlu dicarikan alternatif bahan nabati lainnya yang berharga murah, mudah
didapat dan memiliki nilai gizi khususnya protein yang cukup.
Salah satu bahan mentah alternatif sebagai sumber protein nabati yang dapat
dimanfaatkan sebagai bahan pakan ikan nila adalah daun jaloh (Salix tetrasperma
Roxb), daun jaloh memiliki kandungan protein yang cukup baik, yaitu mencapai
14% (Kemp et al., 2001) dan mengandung senyawa antiinflamasi dan antibakteri
(Hussain et al., 2011). Ikan nila termasuk ikan omnivora yang cukup efektif
mencerna pakan yang bersumber dari bahan nabati dan hewani.
Penggunaan tepung daun biasanya dibatasi 5-10% (Khairuman dan Amri,
2003), hal ini berkaitan dengan adanya kandungan serat dalam daun pada tingkat
penggunaan yang tinggi dapat mengurangi kualitas pakan (NRC, 1997). Ikan juga
mempunyai keterbatasan dalam mencerna pakan dengan kandungan serat yang
tinggi. Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk meningkatkan efisiensi pakan
agar mudah dicerna adalah dengan penambahan probiotik dalam pakan buatan
(Haetami et al., 2008). Dalam meningkatkan nutrisi pakan, bakteri yang terdapat
dalam probiotik memiliki mekanisme dalam menghasilkan beberapa enzim untuk
pencernaan pakan seperti amylase, protease, lipase dan selulose. Enzim tersebut
yang akan membantu menghidrolisis nutrien pakan (molekul kompleks), seperti
211
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah
Volume 1, nomor 2 : 210-221
Mei Agustus 2016
ISSN. 2527-6395
memecah karbohidrat, protein dan lemak menjadi molekul yang lebih sederhana
dengan mempermudah proses pencernaan dan penyerapan dalam saluran pencernaan
ikan (Putra, 2010).
Probiotik adalah makanan tambahan (suplemen) berupa sel-sel
mikroorganisme hidup yang memiliki pengaruh menguntungkan bagi hewan inang
yang mengkonsumsinya melalui penyeimbangan flora mikroorganisme intestinal
dalam saluran pencernaan (Irianto, 2007). Dhingra (1993) menyatakan bahwa
probiotik bermanfaat dalam mengatur lingkungan mikroba pada usus,
menghalangi mikroorganisme patogen usus dan memperbaiki efisiensi pakan dengan
melepas enzim-enzim yang membantu proses pencernaan makanan. Berbagai jenis
probiotik yang ada saat ini banyak dipasarkan dan terdaftar pada Departemen
Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia. Probiotik dapat digunakan sebagai
suplemen, sehingga dapat meningkatkan kecernaan pakan khususnya pada ikan.
Jenis probiotik komersial yang dijual bebas di pasar, umumnya dominan
mengandung bakteri Lactobacillus. Bakteri ini merupakan salah satu
mikroorganisme fermentasi, yang apabila terdapat dalam bahan makanan atau pakan,
akan dapat meningkatkan kecernaan pakan dan pertumbuhan ikan membantu salah
satu jenis probiotik yang tersedia di pasaran adalah EM-4, probiotik ini mengandung
bakteri Lactobacillus sp., Acetobacter sp., Streptomycetes sp., dan Yeast.
Dalam EM-4 terdapat berbagai mikroorganisme yang bermanfaat, yaitu
Laktobacillus yang bermanfaat untuk memfermentasi bahan organik menjadi
senyawa asam laktat, bakteri photosyntetic yang berfungsi menyerap gas-gas
beracun dan panas dari proses fermentasi, ragi (yeast) yang mempunyai peran dalam
memfermentasi bahan organik menjadi senyawa alkohol, gula dan asam amino
dan Actinomycetes yang berfungsi untuk menghasilkan senyawa antibiotik yang
bersifat toksik terhadap bakteri pathogen dan mampu melarutkan ion-ion fosfat dan
ion-ion mikro lainnya (Wididana, 1993).
METODE PENELITIAN
Metode penelitian
Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan Rancangan Acak
Lengkap (RAL) Non Faktorial. Faktor yang diuji adalah perbedaan dosis probiotik
komersial EM-4 pada pakan yang mengandung daun jaloh 5%. Dosis probiotik yang
diberikan terdiri atas 6 taraf dan masing taraf terdiri dari 4 ulangan. Unit percobaan
adalah toples plastik berukuran tinggi 32 cm dengan diameter 30 cm sebanyak 24
unit, masing-masing toples di isi ikan sebanyak 10 ekor. Perlakuan yang diuji
sebagai berikut :
212
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah
Volume 1, nomor 2 : 210-221
Mei Agustus 2016
ISSN. 2527-6395
Persiapan wadah
Wadah yang digunakan dalam penelitian ini yaitu toples plastik dengan
ukuran tinggi 32 cm dan diameter 30 cm sebanyak 24 unit. Sebelum digunakan
toples dicuci dengan air tawar kemudian disterilkan dengan larutan kaporit 10 ppm
untuk menghilangkan kotoran jamur dan bakteri yang menempel pada dinding
akuarium. Setelah itu toples dibilas dengan menggunakan air sampai bersih,
kemudian dijemur di bawah sinar matahari selama 5 jam, selanjutnya masing-masing
toples diisi air setinggi 20 cm dan dilengkapi dengan aerasi.
Hewan Uji
Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan nila dengan
kisaran panjang 4-6 cm dan kisaran berat awal 1-3 g/ekor yang diperoleh dari
Lampenerut, Banda Aceh. Ikan dibawa ke Laboratorium Akuatik Fakultas
Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala. Ikan dimasukkan ke dalam ember
penampungan berukuran 10 liter untuk proses aklimatisasi selama 3 hari. Pada saat
proses aklimatisasi ikan diberi pakan komersil.
Pembuatan pakan
Bahan yang digunakan dalam pembuatan pakan dalam penelitian ini adalah
tepung ikan, tepung daun jaloh, tepung jagung, tepung kanji, dedak halus, tepung
kedelai, minyak ikan, vitamin dan mineral. Setiap bahan baku yang belum
berbentuk tepung terlebih dahulu dibuat menjadi tepung dengan cara, bahan tersebut
dikering anginkan selama 3 hari, selanjutnya dikeringkan kembali dengan oven pada
suhu 60C selama 30 menit, setelah kering dihancurkan hingga menjadi tepung
dengan mengunnakan blender, lalu diayak selanjutnya dikeringanginkan kembali.
Bahan yang sudah menjadi tepung selanjutnya di analisis proximatnya untuk
mengetahui komposisi zat gizinya. Jumlah tiap bahan dihitung dengan program
excell. Bahan tersebut ditimbang sesuai kebutuhan dan ditempatkan dalam wadah
yang berlainan. Bahan dicampur mulai dari bahan yang jumlahnya paling sedikit
sampai dengan jumlah yang terbesar dengan cara berangsur-angsur sampai homogen.
Jenis dan komposisi bahan baku pakan yang digunakan disajikan pada Tabel 1.
213
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah
Volume 1, nomor 2 : 210-221
Mei Agustus 2016
ISSN. 2527-6395
Pengambilan feses
Untuk tujuan analisis protein tercerna (tingkat pencernaan protein) dilakukan
analisis proksimat feses ikan, untuk membandingkan kandungan protein dalam
pakan dan dalam feses. Pengambilan feses dilakukan setelah pemberian pakan, feses
tersebut diambil dengan cara menyipon setiap hari selama 4 minggu. Feses tersebut
dikumpulkan kemudian disaring dengan kertas saring selanjutnya feses tersebut
dikeringkan dan disimpan dalam freezer agar tidak terjadi kerusakan, hal ini
dilakukan sampai feses tersebut sudah terkumpul dan mencukupi untuk dijadikan
sampel kadar uji protein. Analisis kadar protein dengan metode Kjedal dan dianalisi
dengan menggunakan indikator kromium oksida (Cr2O3) untuk mengetahui daya
cerna protein. Analisi daya cerna protein dilakukan di laboraturium Makanan
Ternak Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala.
214
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah
Volume 1, nomor 2 : 210-221
Mei Agustus 2016
ISSN. 2527-6395
Parameter Uji
Pertumbuhan mutlak
Pertumbuhan mutlak ikan nila dihitung dengan rumus :
W = Wt-Wo
Keterangan: W=Pertambahan bobot (g), Wt=Bobot akhir (g),Wo=Bobot awal (g)
Keterangan : LPH = Laju Pertumbuhan Harian, Wt = Biomassa ikan uji pada akhir
penelitian (g), W0= Bobot biomassa pada awal penelitian (g), t= Waktu penelitian
(hari)
Keterangan :RKP = Rasio Konversi Pakan (g), F = Berat makan yang diberikan
(g), Wt = Biomassa ikan uji pada akhir penelitian (g), Wo = Biomassa ikan uji pada
215
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah
Volume 1, nomor 2 : 210-221
Mei Agustus 2016
ISSN. 2527-6395
awal penelitian (g), D = Bobot ikan yang mati selama pemeliharaan (g)
Efesiensi pakan
Efesiensi pakan dapat dihitung menggunakan rumus (Tacon, 1987)
Keterangan : EP = adalah efesiensi pakan (%) dan RKP = adalah nilai rasio
konversi makanan yang diberikan.
Kualitas air
Parameter kualitas air yang diamati meliputi suhu, derajat keasaman (pH), dan
oksigen terlarut (Disolved oxygen atau DO). Pada saat penelitian berlangsung
kisaran parameter kualitas air masih dalam kondisi normal dan layak untuk
pemeliharaan ikan nila.
Analisa Data
Data yang diperoleh dilakukan uji sidik ragam satu arah (one-way
Anova) jika ditemukan adanya pengaruh yang nyata maka dilanjutkan
dengan uji Duncan untuk mengetahui perlakuan terbaik.
216
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah
Volume 1, nomor 2 : 210-221
Mei Agustus 2016
ISSN. 2527-6395
pada perlakuan ini pertumbuhan ikan meningkat lebih baik dari hari ke 42 sampai
ke 56 (Gambar 1).
Daya cerna protein berkisar 71,40% sampai 91,49% dan nilai tertinggi
dijumpai pada perlakuan B (5 ml EM4/kg pakan) (Tabel 3). Pengukuran parameter
fisika-kimia air selama penelitian 56 hari benih ikan nila yaitu kisaran suhu 26-
28C, pH 6-8, dan DO 6-8 mg/L (Tabel 4). Nilai tersebut masih dapat ditoleransi
oleh benih ikan nila selama penelitian.
Ket : Nilai rerata dengan huruf superscript yang sama pada baris yang sama adalah
tidak berbeda nyata (p>0,05).
217
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah
Volume 1, nomor 2 : 210-221
Mei Agustus 2016
ISSN. 2527-6395
Tabel 3. Nilai kromium oksida (Cr2O3) Pakan , nilai kromium oksida (Cr2O3)
feses, nilai protein pakan, nilai protein feses, nilai protein tercerna dan daya
cerna Ikan nila (Oreochromis niloticus).
Tabel 4. Data rata-rata hasil pengukuran parameter fisika-kimia air wadah pemeliharaan
benih ikan nila (Oreochromis niloticus) selama 56 hari.
Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan benih ikan nila (O.
niloticus) yang terbaik dijumpai pada perlakuan B yaitu 5 ml EM-4/kg pakan yang
mengandung tepung daun jaloh 5%, dosis tersebut berbeda nyata dengan dosis
lainnya. Secara umum penambahan probiotik EM-4 memberikan hasil lebih baik
dari perlakuan kontrol (tanpa pemberian probiotik). Hasil penelitian menunjukkan
bahwa penambahan probiotik EM4 dalam pakan yang mengandung daun jaloh 5%
dapat meningkatnya efisiensi pakan dan menekan rasio konversi pakan.
Pertumbuhan benih ikan nila pada awal penelitian hingga hari ke 14
terlihat rendah, hal ini disebabkan ikan yang belum beradaptasi terhadap pakan yang
diberikan. Menurut Ardita et al. (2015) kemungkinan yang terjadi adalah bakteri
probiotik yang mencapai saluran pencernaan masih sedikit dan yang
berkembangbiak tidak banyak sehingga belum berpengaruh terhadap proses
pencernaan dan pertumbuhan. Namun pada hari ke 21 sampai hari ke 56 terlihat
meningkat secara bervariasi pada semua perlakuan, hal ini dikarenakan ikan yang
sudah beradaptasi dengan pakan yang diberikan yang mengandung daun jaloh
(Salix tetrasperma Roxb) dengan penambahan probiotik EM-4. Hal yang menarik
adalah mulai hari ke-42 pada dosis 5 ml/kg pakan menunjukkan peningkatan
pertumbuhan yang sangat tajam berbanding dosis lainnya, dosis tersebut adalah
dosis optimum untuk pakan yang mengandung daun jaloh pada ikan nila, sehingga
mampu meningkatkan daya cerna protein dan selanjutnya digunakan untuk
218
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah
Volume 1, nomor 2 : 210-221
Mei Agustus 2016
ISSN. 2527-6395
mendukung pertumbuhan.
Lebih lanjut Irianto (2003) menjelaskan bahwa probiotik dapat
mengaturlingkungan mikrobia pada usus, menghalangi mikroorganisme patogen
dalam usus dengan melepas enzim-enzim yang membantu proses pencernaan
makanan. Wang et al. (2008) menjelaskan bahwa bakteri probiotik menghasilkan
enzim yang mampu mengurai senyawa kompleks pakan menjadi sederhana
sehingga siap digunakan ikan. Peningkatan populasi mikroba dalam saluran
pencernaan ikan uji dapat meningkatkan aktivitas enzim pencernaan, yaitu enzim
amilase dan protease didalam saluran pencernaan ikan uji. Enzim tersebut berperan
sebagai katalisator pada pencernaan protein (Gatesoupe,1999).
Adanya bakteri probiotik dalam pakan yang kemudian masuk kedalam
saluran pencernaan dapat menekan bakteri patogen yang ada dalam usus sehingga
membantu proses penyerapan makanan lebih cepat. Pemberian probiotik dalam
pakan berpengaruh terhadap kecepatan fermentasi pakan, sehingga akan sangat
membantu proses penyerapan makanan dalam pencernaan ikan (Supriyanto, 2010).
Diduga bakteri probiotik mampu memberikan kinerja positif dalam menghasilkan
enzim-enzim yang berfungsi sebagai pemecah nutrien sehingga mengoptimalkan
penyerapan nutrien pakan pada saluran pencernaannya. NRC (1993), menyatakan
bahwa persentase efisiensi pakan yang baik adalah berkisar antara 30-60%.
Efisiensi dan kecernaan protein pada penelitian ini sebesar 49,95% dan 91,49%
ini menunjukkan bahwa nilai efisiensi dan kecernaan pakan yang diperoleh pada
penelitian ini sesuai dengan kisaran nilai standar NRC.
Nilai efisiensi pakan dan kecernaan pakan dalam penelitian ini lebih baik
berbanding dengan pemberian probiotik yang mengandung Lactobacillus
yaitu kecernaan pakan tertinggi sebesar 68,09% (Ramadhana et al, 2012). Kamil
(2015) melaporkan bahwa pengaruh suplementasi probiotik yang mengandung
Lactobacillus sp., Acetobacter sp. dan Yeast dalam pakan buatan terhadap
kecernaan ikan nila (Oreochromis niloticus) yaitu tertinggi 50,74%, nilai ini juga
lebih rendah berbanding dengan peneltian ini. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa penambahan prrobiotik EM-4 dalam pakan masih lebih baik untuk ikan nila
karena daya cernanya lebih tinggi.
Mudjiman (2004) menyatakan bahwa kecernaan protein pada ikan
umumnya sangat tinggi hingga dapat mencapai lebih dari 90%. Menurut Marzuqi et
al. (2006), nilai kecernaan protein yang tinggi itu sangat penting artinya karena
protein tersebut merupakan sumber energi utama. Selain digunakan sebagai sumber
energi, protein juga digunakan untuk pembentukan sel-sel baru dalam proses
pertumbuhan.
Kelangsungan hidup merupakan persentase organisme yang hidup pada
akhir pemeliharaan dari jumlah organisme yang ditebar pada saat pemeliharaan
dalam suatu wadah. Kelangsungan hidup ikan dalam penelitian adalah inggi pada
semua perlakuan. Menurut Armiah (2010) kelangsungan hidup ikan dipengaruhi
oleh faktor dalam dan faktor luar ikan. Faktor dalam terdiri dari umur dan
kemampuan ikan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan, faktor luar terdiri
dari kondisi abiotik, kompetisi antara spesies, penambahan populasi ikan dalam
ruang gerak yang sama, meningkatnya predator dan parasit, kekurangan makanan
dan sifat-sifat biologis lainnya terutama yang berhubungan dengan penanganan
dan penangkapan.
219
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah
Volume 1, nomor 2 : 210-221
Mei Agustus 2016
ISSN. 2527-6395
Kualitas air selama penelitian masih pada kondisi yang optimum untuk
pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan nila. Oleh karena itu dapat
dinyatakan bahwa kualitas air selama pemeliharaan sesuai untuk pertumbuhan
ikan nila. Hal ini sesuai dengan pernyataan Lovell (1989), ikan nila mampu
mentolerir pH air antara 5-11, dan menurut Boyd dan Lichtkoppler (1991)
kandungan oksigen terlarut yang baik untuk ikan adalah lebih dari 5 ppm.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pemberian
pakan yang mengandung daun jaloh (Salix tetrasperma Roxb) sebanyak 5%
dengan penambahan probiotik EM-4 dalam pakan berpengaruh nyata terhadap
pertambahan bobot mutlak, laju pertumbuhan harian, rasio konversi pakan, dan
efisiensi pakan, namun tidak berpengaruh nyata terhadap pertambahan panjang,
laju pertumbuhan spesifik dan kelangsungan hidup. Hasil terbaik untuk semua
perlakuan adalah perlakuan B (5ml EM-4/kg pakan) sehingga dengan demikian
dosis optimum probiotik EM-4 pada pakan yang mengandung 5% tepung daun
jaloh untuk ikan nila adalah 5 ml/kg pakan.
DAFTAR PUSTAKA
Ardita, N., Budiharjo, A., Sari S.L.A. 2015. Pertumbuhan dan rasio konversi pakan
ikan nila (Oreochromis niloticus) dengan penambahan probiotik.
Bioteknologi, 12(1): 16-21.
Armiah, J. 2010. Pemanfaatan fermentasi ampas tahu dalam pakan terhadap
pertumbuhan benih ikan selais (Ompok hypopyhalmus). Skripsi,
Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kalautan Universitas Riau, Pekanbaru.
Boyd, C.E., F. Lichtkoppler. 1991. Water quality management in pond fish
culture. Auburn University, Auburn, Alabama.
De Silva, S., T.A. Anderson. 1995. Fish nutrion in aquaculture. Chapman & Hall,
London.
Dhingra, M.M. 1993. Probiotic in poultry diet livestock production and
management. Sania Enterprises Indore 452001, India.
Gatesoupe, F.J. 1999. The use of probiotics in aquacuiture. Aquaculture, 180:147-
165.
Haetami, K., I, Susangka., I, Maulina. 2008. Studi pembuatan probiotikbas
(Bacillus licheniformis, Aspergillus niger, dan Sacharomices
cereviceae) sebagai feed suplement serta implikasinya terhadap
pertumbuhan ikan nila merah. Laporan penelitian. Fakultas Perikanan Dan
Ilmu Kelautan. Universitas Padjajaran. Jatinangor.1-16 hlm.
Hussain, H., A. Badawy, A. Elshazly, A. Elsayed, K. Krohn, M. Riaz, B. Schulz.
2011. Chemical constituents and antimicroal activity of Salix
subserrata. Records of Natural Products, 5(2): 133-137.
Irianto. A. 2003. Probiotik akuakultur. Gadjah Mada University Press.Yogyakarta.
Irianto, A. 2007. Potensi mikroorganisma: Diatas Langit Ada Langit.
http://www.unsoed.ac.id. Tanggal akses 12 Februari 2016.
Kamil, N., Suharman, I. Adelina. 2015. Effect of probiotic supplementation in
220
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah
Volume 1, nomor 2 : 210-221
Mei Agustus 2016
ISSN. 2527-6395
221