Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Gerakan Pembaharuan Islam Di

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 8

GERAKAN PEMBAHARUAN ISLAM

di INDONESIA
10 Nov

LATAR BELAKANG GERAKAN


PEMBAHARUAN ISLAM di
INDONESIA

Pada abad ke XIII M agama Islam mulai masuk ke Indonesia, dan ada yang
berpendapat bahwa penyebaran Islam pertama kali dilakukan oleh para pedagang dan
mubaligh dari Gujarat-India. Sekarang jumlah umat Islam di Indonesia merupakan
yang paling besar dibandingkan umat Islam di negara-negara lain di dunia ini oleh
karena itu, dapat dikatakan bahwa umat Islam di Indonesia mempunyai peranan yang
penting bagi bangsa-bangsa dan negara-negara Islam lainnya. Lebih-lebih di
Indonesia sendiri, umat Islam merupakan mayoritas penduduk dan mereka bertebaran
di segenap pelosok tanah air serta banyak yang berkumpul dalam berbagai organisasi
sosial, pendidikan, keagamaan, ekonomi, dan politik.

Semenjak datangnya Islam di Indonesia yang disiarkan oleh para mubaligh


khususnya di Jawa oleh Wali Sanga atau Sembilan Wali Allah hingga berabad-abad
kemudian, masyarakat sangat dijiwai oleh keyakinan agama, khususnya Islam.
Sejarah telah mencatat pula, bahwa Islam yang datang di Indonesia ini sebagiannya
dibawa dari India, dimana Islam tidak lepas dari pengaruh Hindu. Campurnya Islam
dengan elemen-elemen Hindu menambah mudah tersiarnya agama itu di kalangan
masyarakat Indonesia, terutama masyarakat Jawa, karena sudah lama kenal akan
ajaran-ajaran Hindu itu.

Sebagian besar tersiarnya Islam di Indonesia adalah hasil pekerjaan dari Kaum Sufi
dan Mistik. Sesungguhnya adalah Sufisme dan Mistisisme Islam, bukannya ortodoksi
Islam yang meluaskan pengaruhnya di Jawa dan sebagian Sumatera. Golongan Sufi
dan Mistik ini dalam berbagai segi toleran terhadap adat kebiasaan yang hidup dan
berjalan di tempat itu, yang sebenarnya belum tentu sesuai dengan ajaran-ajaran
tauhid.
Sebelumnya, masyarakat sangat kuat berpegang teguh pada Agama Hindu dan Budha.
Setelah kedatangan Islam, mereka banyak berpindah agama secara sukarela. Tetapi
sementara itu mereka masih membiasakan diri dengan adat kebiasaan lam, sehingga
bercampur-baur antara adat kebiasaan Hindu-Budha dengan ajaran Islam. Hal
tersebut berlangsung dari abad ke abad, sehingga sulit dipisahkan antara ajaran Islam
yang murni dengan tradisi peninggalan Hindu atau peninggalan agama Budha. Dan
tidak sedikit tradisi lama berubah menjadi seakan-akan Tradisi Islam. Seperti
kebiasaan menyelamati orang yang telah mati pada hari ke:7, 40, 1 tahun dan ke
1000-nya serta selamatan pada bulan ke-7 bagi orang yang sedang hamil pertama
kali, mengkeramatkan kubur seseorang, meyakini benda-benda bertuah dan
sebagainya.
AWAL KELAHIRAN GERAKAN
PEMBAHARUAN ISLAM di
INDONESIA

Melihat keadaan di lapangan bahwa pengamalan agama Islam di Indonesia yang


masih banyak bercampur dengan tradisi Hindu-Budha tersebut dan jelas sekali
merusak kemurnian ajarannya, maka tampillah beberapa ulama mengadakan
pemurnian dan pembaharuan faham keagamaan dalam Islam. Pada mulanya lahir
Gerakan Padri di daerah Minangkabau yang dipelopori oleh Malim Basa, pendiri
perguruan di Bonjol, yang kemudian dikenal dengan sebutan Imam Bonjol. Sejak
kembali dari Mekah, Imam Bonjol melancarkan pemurnian aqidah Islam seperti yang
telah dilakukan oleh gerakan Wahabi di Mekah. Karena kaum tua yang masih sangat
kuat berpegang teguh pada adat menentang dengan keras terhadap gerakan Imam
Bonjol maka timbulah perang Padri yang berlangsung antara tahun 1821-1837.

Pemerintahan Kolonial Belanda, sesuai dengan politik induknya Devide et empera


akhirnya membantu kaum adat untuk bersama-sama menumpas kaum pembaharu.
Sungguh pun kaum militer Padri dapat dikalahkan, tetapi semangat pemurnian Islam
dan kader-kader pembaharu telah ditabur yang kemudian pada kenmudian hari
banyak meneruskan usaha dan perjuangan mereka. Diantaranya, Syekh Tohir
Jalaludin, setelah kembali dari Mekah dan Mesir bersama-sama dengan Al Khalili
mengembangkan semangat pemurnian Agama Islam dengan menerbitkan majalah Al
Imam di Singapura.

Pada saat itu juga, di Jakarta berdiri Jamiatul Khair pada tahun 1905, yang pada
umumnya beraggotakan peranakan Arab. Organisasi Jamiatul Khair ini dinilai sangat
penting karena dalam kenyataanya dialah yang memulai dalam bentuk organisasi
dengan bentuk modern dalam masyarakat Islam (dengan anggaran dasar, daftar
anggota yang tercatat, rapat-rapat berkala) dan mendirikan suatu sekolah dengan cara-
cara yang banyak sedikitnya telah modern. Di bawah pimpinan Syekh Ahmad
Soorkati, Jamiatul Khair banyak mengadakan pembaharuan dalam bidang
pengajaran bahasa Arab, pendidikan Agama Islam, penyiaran agama, dan banyak
berusaha mewujudkan Ukhuwah Islam.

Sementara itu, banyak tumbuh dan lahir gerakan pembaharuan dan pemurnian Agama
Islam di beberapa tempat di Indonesia, yang satu sama lain mempunyai penonjolan
perjuangan dan sifat yang berbeda-beda. Akan tetapi, secara keseluruhan mereka
mempunyai cita-cita yang sama dan tunggal yaitu Izzul Islam wal Muslimin atau
kejayaan Agama Islam dan Kaum Muslimin. Di antara gerakan-gerakan tersebut
adalah: Partai Sarekat Islam Indonesia, Muhammadiyah, Persatuan Islam, dan Al
Irsyad.

Gerakan-gerakan tersebut, umumnya terbagi dalam dua golongan yaitu Gerakan


Modernis dan Gerakan Reformis. Yang dimaksud dengan Gerakan Modernis ialah
gerakan yang menggunakan organisasi sebagai alat perjuangannya. Jadi semua
Gerakan Islam tersebut dapat digolongkan sebagai gerakan Modernis. Sedangkan
Gerakan Reformis, berarti di samping gerakan ini menggunakan organisasi sebagai
alat perjuangannya, juga berusaha memurnikan Islam dan membangun kembali Islam
dengan pikiran-pikiran baru, sehingga Islam dapat mengarahkan dan membimbing
umat manusia dalam kehidupan mereka. Misalnya: Muhammadiyah, Persatuan Islam,
dan Al Irsyad.

GERAKAN PEMBAHARUAN ISLAM

A. GERAKAN POLITIK ISLAM


1. PARTAI SAREKAT ISLAM INDONESIA
Sebelum menjadi Sarekat Islam, pada mulanya berasal organisasi dagang yang
bernama Sarekat Dagang Islam. Didirikan pada 1911 oleh seorang pengusaha batik
terkenal di Sala, yaitu Haji Samanhudi. Anggota-anggotanya terbatas pada para
pengusaha dan pedagang batik, sebagai usaha untuk membela kepentingan mereka
dari tekanan politik Belanda dan monopoli bahan-bahan batik oleh para pedagang
Cina. Kemudian akibat pelarangan terhadap Sarekat Dagang Islam oleh Residen
Surakarta, maka pada 1912 kedudukannya dipindah ke Surabaya dan namanya pun
berganti menjadi Sarekat Islam.

Sarekat Islam dipimpin oleh Haji Umar Said Cokroaminoto. Dan dibawah
kepemimpinannya Sarekat Islam berkembang mewnjadi sebagai organisasi besar
dasn berpengaruh, anggota-anggotanya semakin Banyak dan meliputi seluruh lapisan
masyarakat dan cabang-cabangnya berdiri dimana-mana. Tujuannya diperluas, tidak
saja urusan dagang dan perekonomiannya, melainkan lebih luas dan besar yaitu:
menentang politik kolonial Belandadalam segala seginya dengan menggunakan dasar
perjuangan islam. Dengan tujuan tersebut akhirnya Sarekat Islam memasuki bidang
politik dan menginginkan suatu pemerintahan yang bebas dari penjajahan Belanda.

Karena Sarekat Islam diselundupi oleh orang-orang komunis yang tergabung dalam
organisasi Indische Social Democratische Vereniging (ISDV) pimpinan Sneevliet,
seorang kader komunis yg berasal dari negeri Belanda, akhirnya tak dapat
mengelakkan diri dari perpecacahan, dan menjadilah SI Putih SI Merah yang
beraliran komunis . Sarekat Islam Putih kemudian meningkatkan diri menjadi satu
organisasi politik Partai Sarekat Islam Indonesia yang diresmikan pada tahun 1929.

2. PARTAI ISLAM MASJUMI


Partai Islam Masjumi berdiri pada tanggal 7 November 1945 sebagai hasil keputusan
Muktamar Umat Islam Indonesia I yang berlangsung di Yogyakarta (Gedung
Madrasah Mualimin Muhammadiyah) pada tanggal 7-8 November 1945. Kongres ini
dihadiri oleh hampir semua tokoh dari berbagai organisasi Islam dari masa sebelum
perang serta pada masa pendudukan Jepang, seperti Muhammadiyah, Nahdlatul
Ulama, Sarekat Islam, al-Wasliyah, Persis, al-Irsyad, serta tokoh intelektual muslim
yang pada zaman Belanda aktif dalam Jong Islamiten Bond dan Islam Study Club dan
sebagainya. Dalam kongres tersebut disepakati dan diputuskan untuk mendirikan
Majlis Syura Pusat bagi umat Islam Indonesia.

Sesungguhnya Partai Masjumi ini merupakan kelanjutan dari kegiatan politik


organisasi Islam pada akhir zaman penjajah Belanda yang dikenal dengan nama MIAI
(Majlis Islam Ala Indonesia). MIAI adalah suatu wadah federasi dari semua
organisasi Islam, baik yang bergerak dalam bidang politik praktis maupun yang
bergerak dalam bidang sosial kemasyarakatan yang didirikan pada tanggal 21
September 1937 di Surabaya atas inisiatif KH Mas Masyur (Muhammadiyah), KH
Wahab Hasbullah (NU), dan Wondo Amiseno (Sarekat Islam). Kemudian pada masa
pendudukan Jepang gabungan gerakan Islam yang juga bersifat federasi semacam
MIAI ini dinamakan Majlis Syura Muslimin Indonesia (Masjumi).

Partai Masjumi yang mencanangkan tujuannya dengan rumusan Terlaksananya


syariat Islam dalam kehidupan orang-seorang, masyarakat, dan Negara Republik
Indonesia dalam kiprah politiknya sepanjang masa hidupnya, baik dalam bentuk
program maupun kebijakan-kebijakan partai menampakan sikap yang tegar,
istiqomah, konsisten terhadap prinsip-prinsip Islam yang bersumber pada Al-Quran
maupun Al-Hadits.

Politik yang dianut oleh Partai Masjumi adalah politik yang menggunakan parameter
Islam, artinya bahwa semua program atau kebijakan partai harus terukur secara pasti
dengan nilai-nilai Islam. Ungkapan bahwa politik itu kotor, menurut keyakinan Partai
Masjumi tidak mungki terjadi manakala sikap, langkah, dan pola perjuangannya
selalu berada di atas prinsip-prinsip ajaran Islam. Masjumi mengakui terhadap realitas
yang terjadi di tengah-tengah arena politik bahwa politik itu memang kotor, kalau
politik itu didasarkan pada politik bebas nilai atau politik yang diajarkan oleh
Nicollo Machiavelli bahwa tujuan menghalalkan semua cara. Politik Islam
sebagaimana yang dianut oleh Partai masjumi adalah politik yang mengharamkan
tujuan yang ditempuh dengan semua cara. Islam mengajarkan bahwa Tujuan yang
baik harus dicapai dengan cara-cara yang baik pula.

Pada tanggal 15 Desember 1955 diadakan Pemilu, Partai Masjumi mendapatka 57


kursi di pemerintahan. Akan tetapi karena Bung Karno termakan oleh bujukan dari
Komunis sehingga pada tanggal 17 Agustus 1960 mengeluarka Surat Keputusan (SK)
Presiden Nomor 200 tahun 1960 untuk membubarkan Partai Islam Masjumi dari
pusat sampai ranting di seluruh wilayah NKRI. Pada tanggal 13 September 1960 DPP
Masjumi membubarkan Masjumi dari pusat sampai ke ranting-rantingnya.

B. GERAKAN SOSIAL KEMASYARAKATAN


ISLAM
Merupakan gerakan dakwah Islam amar makruf nahi munkar yang dalam ajarannya
konsisten berpegang pada :

1. Kembali pada Al-Quran dan As-Sunnah secara murni.

2. Membuka pintu ijtihad selebar-lebarnya kepada siapa pun yang telah


berhak melakukannya.
3. Mengamalkan ajaran Islam secara konsisten, bersih dari segala
kemusyrikan, khurafat, bidah, dan taqlid

Contoh: Gerakan Al Islah wal Irsyad, Persatuan Islam dan Muhammadiyah

1. MUHAMMADIYAH
Sejak tahun 1905, Kyai Haji Ahmad Dahlan telah banyak melakukan dakhwah dan
pengajian-pengajian yang berisi faham baru dalam islam dan menitik beratkan pada
segi alamiyah. Baginya, Islama adalah agama amal, suatau agama yang mendorong
umatnya untuk banyak melakukan kerja dan berbuat sesuatu yang bermanfaat.
Dengan bekal pendalaman beliau terhadap Al- Quraan dan sunannah Nabi, sampai
pada pendirian dan tindakana yang banyak bersifat pengalaman Islam dalam
kehidupan nyata.

Dari kajian kajian Kyai Haji Ahmad Dahlan ,akhirnya timbul pertanyaan kenapa
banyak gerakan-gerakan islamyang tidak berhasil dalam usahanya? Hal ini tidak lain
di sebabkan banyak orang yang bergerak dan berjuang tetapi tidak berilmu luas serta
sebaliknya banyak orang yang berilmu akan tetapi tidak mau mengamalkan ilmunya.

Atas dasar keyakinannya itulah, Kyai Haji Ahmad Dahlan ,pada tahun 1991
mendirikan sekolah Muhammadiyah yang menempati sebuah ruangan dengan meja
dan papan tulis. Dalam sekolah tersebut, di masukkan pula beberapa pelajaran yang
lazim di ajarkan di sekolah-sekolah model Barat, seperti Ilmu Bumi, Ilmu Alam, Ilmu
Hayat dan sebagainya. Begitu pul;a di perkenalkan cara-cara baru dalam pengajaran
ilmu-ilmu keagamaan sehingga lebih menarik dan lebih menyerap. Dengan murid
yang tidak begitu banyak,jadilah sekolah Muhammadiyah tersebut sebagai tempat
persemaian bibit-bibit pembaruan dalam Islam Indonesia.

Dan sebagai puncaknya berdirilah gerakan Muhammadiyah pada tanggal 8 Dzulhijjah


1330 yang bertepatana dengan tanggal 18 November 1992, yang di dalam Anggaran
Dasarnya yang pertama kali bertujuan: Menyebarkan Pengajarn Kanjeng Nabi
Muhammad SAW kepada penduduk bumi putera,di dalam residensi yogyakarta serta
Memajukan hal agama Islam kepada sekutu-sekutunya.

2. AL-IRSYAD
Dalam jamiat khair, timbul suatu perbedaan pendapat yang cukup tajam, terutama
persoalan kafaah, yaitu sah tdaknya golongan Arab keturunan Sayid (keluarga
Nabi) kawin dengan golongan lainnya. Dalam hal ini Syeh Sukarti berpendapat
boleh,dan tetap kufu atau seimbang. Ia mengemukakan alasan dengan ayat Al-Quran
bahwa: yang paling mulia diantara kamu sekalian di sisi Allah adalah yang paling
taqwa (Al Hujarat 13). Selain itu terdapat banyak bukti bahwa para sahabat kawin
satu sama lain tanpa memandang keturunan Sayyid atau tidaknya. Ternyata pendapat
ini menimbulkan ketidaksenangan golongan Arab seketurunan dengan Syaidina Ali,
keluarga Nabi, dan berakhir dengan perpecahan. Kemudian Syekh Ahmad Sukati
pada tahun 1914 mendirikan perkumpulan Al Ishlah Wal Irsyad. Maksudnya ialah
memajukan pelajaran agama Islam yang murni di kalangan bangsa Arab di Indonesia.
Dan sebagai amaliyahnya berdirilah beberapa perguruan Al-Irsyad di mana-mana, di
antaranya pada tahun 1915 di jakarta. Selain itu banyak bergerak dalam bidang sosial
dan dakwah Islam dengan dasar Al-Quran dan sunnah Rosul secara murni dan
konsekuen.

3. PERSATUAN ISLAM
Persatuan Islam (Persis) didirikan di Bandung pada 17 September 1923 oleh K.H.
Zamzam, seorang ulama berasal dari Palembang. Persis beeertujuan mengembalikan
kaum muslimin kepada pimpinan AL-Quran dan sunnah Nabi dengan jalan
mendirikan madrasah-madrasah, pesantren dan tabliqh pidato ataupun tulisan. Selain
itu, menerbitkan pula majalah yang cukup menonjol pada zamannya, yaitu Pembela
Islam dan majalah Al Muslimin.

Persis sangat menonjol dalam usahanya memberantas segala macam bidah dan
khufarat , dengan cara-cara radikal dan tidak tanggung- tanggung. Lebih-lebih setelah
Persis berda dalam kepemimpinan ustadz A. Hasan, yang terkenal tajam pena dan
lidahnya menegakkan kemurnian agama, maka Persis semakin hari semakin
bertambah luas dan berkembang. Diantara alumni pendidikan Persis yang terkemuka
adalah M.Natsir, seorang tokoh cendikiawan dan pemimpin Islam Indonesia yang
juga pernah menjadi Perdana Menteri RI dan menduduki jabatan-jabatan penting
dalam Lembaga Islam International.

Anda mungkin juga menyukai