Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Struktur Beton 2 - 03 Kolom

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17

Pertemuan : VIII

Dosen : MKB 502


Waktu : 1 x 50 menit
Shanti Wahyuni M, S.T., M.Eng. STRUKTUR BETON II Halaman : 1 / 16

BAB III
STRUKTUR KOLOM

3.1. PENDAHULUAN
Kolom adalah komponen struktur bangunan yang tugas utamanya
menyangga beban aksial tekan vertikal maupun kombinasi beban aksial
dengan momen lentur dimana bagian tinggi yang tidak ditopang paling
tidak tiga kali dimensi lateral terkecil.
Kolom menempati posisi penting di dalam sistem struktur bangunan,
karena kegagalan kolom akan berakibat langsung pada runtuhnya
komponen struktur lain yang berhubungan dengannya atau bahkan
merupakan batas runtuh total keseluruhan struktur bangunan.
Secara garis besar ada tiga jenis kolom beton bertulang :
a. Kolom menggunakan pengikat sengkang lateral. Kolom ini
merupakan kolom beton yang ditulangi dengan batang tulangan
pokok memanjang, yang pada jarak spasi tertentu diikat dengan
pengikat sengkang ke arah lateral, sedemikian sehingga penulangan
keseluruhan membentuk kerangka.
b. Kolom menggunakan pengikat spiral. Bentuknya sama dengan yang
pertama hanya saja sebagai pengikat tulangan pokok memanjang
adalah tulangan spiral yang dililitkan keliling menerus di sepanjang
kolom.
c. Struktur kolom komposit. Merupakan komponen struktur tekan yang
diperkuat pada arah memanjang dengan gelagar baja profil atau pipa
dengan atau tanpa diberi tulangan pokok memanjang.

Gambar 3.1. Jenis-jenis kolom


Pertemuan : VIII
Dosen : MKB 502
Waktu : 1 x 50 menit
Shanti Wahyuni M, S.T., M.Eng. STRUKTUR BETON II Halaman : 2 / 16

Tulangan pengikat lateral berfungsi untuk memegang tulangan pokok


memanjang agar tetap kokoh ditempatnya, dan memberikan tumpuan
lateral sehingga masing-masing tulangan memanjang hanya dapat
tertekuk pada tempat diantara dua pengikat.
Dengan demikian tulangan pengikat lateral tidak dimaksudkan untuk
memberikan sumbangan terhadap kuat lentur penampang tetapi
memperkokoh kedudukan tulangan pokok kolom.
Hasil berbagai eksperimen menunjukkan bahwa kolom berpengikat
spiral ternyata lebih tangguh daripada yang menggunakan tulangan
sengkang.

Gambar 3.2. Hubungan beban versus regangan pada kolom

Dari gambar di atas dapat diamati, kedua jenis kolom berperilaku sama
hanya sampai pada saat tercapainya titik luluh kolom, yaitu pada saat di
bagian tepi terluar (selimut beton) terjadi pecah lepas.
Pada keadaan tersebut kolom berpengikat sengkang rusak dengan
ditandai betonnya hancur, lepas, berongga dan lebih lanjut tulangan-
tulangan pokok memanjang cenderung tertekut (buckling) pada tempat
diantara dua ikatan sengkang, satu persatu atau bahkan bersama-sama.
Pada saat yang bersamaan terjadi proses pelimpahan beban keseluruhan
kepada beton bagian inti dan tulangan pokok pada waktu sangat singkat.
Hilangnya kekakuan tulangan pokok memanjang ditandai dengan
meluluh dan menekuk ke arah luar, mengakibatkan tegangan tambahan
pada beton bagian inti. Apabila beton inti sampai pada batas kekuatan
runtuh, keseluruhan kolom runtuh secara mendadak.
Pertemuan : VIII
Dosen : MKB 502
Waktu : 1 x 50 menit
Shanti Wahyuni M, S.T., M.Eng. STRUKTUR BETON II Halaman : 3 / 16

Kondisi yang lebih baik terdapat pada kolom berpengikat spiral dimana
pada bagian inti, yaitu daerah yang dikelilingi oleh tulangan spiral yang
berupa beton yang dililit dan terkurung, masih efektif bertahan ke arah
lateral dan masih mampu melaksanakan tugasnya menahan beban aksial.
Kehancuran total terjadi apabila selanjutnya terjadi deformasi besar pada
kolom (bagian inti) dan kemudian diikuti dengan meluluhkan tulangan
spiral. Tulangan spiral memberi kemampuan kolom untuk menyerap
deformasi cukup besar sebelum runtuh, sehingga mampu mencegah
terjadinya kehancuran seluruh struktur sebelum proses redistribusi
momen dan tegangan terwujud.
Keuletan tersebut merupakan nilai lebih yang didapat dengan
menggunakan spiral, terutama apabila digunakan untuk sistem yang
memerlukan daktilitas tinggi seperti misalnya struktur tahan gempa.
SK SNI mensyaratkan peninjauan pengaruh kelangsingan kolom sebagai
bahan pertimbangan di dalam perencanaan kolom. Hal ini disebabkan
karena semakin langsing atau semakin panjang suatu kolom, kekuatan
penampangnya akan berkurang bersamaan dengan timbulnya masalah
tekuk yang dihadapi. Keruntuhan kolom langsing lebih ditentukan oleh
kegagalan tekuk (buckling) lateral daripada kuat lentur penampangnya.

3.2. KEKUATAN KOLOM EKSENTRISITAS KECIL


Apabila beban tekan P berimpit dengan sumbu memanjang kolom,
berarti tanpa eksentrisitas, perhitungan teoritis menghasilkan tegangan
tekan merata pada permukaan penampang lintangnya.
Apabila gaya tekan tersebut bekerja di suatu tempat berjarak e terhadap
sumbu memanjang, kolom cenderung melentur seiring dengan timbulnya
momen M = P (e). Jarak e dinamakan eksentrisitas gaya terhadap suatu
sumbu kolom.

Gambar 3.3. Hubungan Beban Aksial Momen - Eksentrisitas


Pertemuan : VIII
Dosen : MKB 502
Waktu : 1 x 50 menit
Shanti Wahyuni M, S.T., M.Eng. STRUKTUR BETON II Halaman : 4 / 16

Kondisi pembebanan tanpa eksentrisitas yang merupakan keadaan


khusus, kuat beban aksial nominal atau teoritis sebagai berikut :
Po 0,85 f c ' Ag Ast f y . Ast
Po Ag 0,85 f c ' 1 g f y . g
Po Ag 0,85 f c ' g f y 0,85 f c '
Sedangkan hubungan dasar antara beban dengan kekuatan adalah :
Pu Pn
Dimana :
Ag = Luas kotor penampang lintang kolom (mm2)
Ast = Luas total penampang penulangan memanjang (mm 2)
Po = Kuat beban aksial nominal atau teoritis tanpa eksentrisitas
Pn = Kuat beban aksial nominal atau teoritis dengan eksentrisitas
tertentu
Pu = Beban aksial terfaktor dengan eksentrisitas
Ast
g =
Ag

Sedangkan apabila memang terjadi, pada kasus beban tanpa


eksentrisitas, Pn akan menjadi sama dengan Po.
Eksentrisitas beban dapat terjadi akibat timbulnya momen yang antara
lain disebabkan oleh kekangan pada ujung-ujung kolom yang dicetak
secara monolit dengan komponen lain, pelaksanaan pemasangan yang
kurang sempurna, ataupun penggunaan mutu bahan yang tidak merata.
Maka sebagai tambahan faktor reduksi kekuatan untuk
memperhitungkan eksentrisitas minimum, peraturan memberikan
ketentuan bahwa kekuatan nominal kolom dengan pengikat sengkang
direduksi 20% dan untuk kolom dengan pengikat spiral direduksi 15%.
Sehingga rumus kuat beban aksial maksimum adalah :
Untuk kolom dengan penulangan spiral :
Pn maks 0,85 0,85 f c ' Ag Ast f y . Ast
Untuk kolom dengan penulangan sengkang :
Pn maks 0,80 0,85 f c ' Ag Ast f y . Ast
Dimana : kolom dengan pengikat spiral masih lebih ulet sehingga diberikan
faktor reduksi kekuatan = 0,70 sedangkan kolom dengan pengikat sengkang
= 0,65.

Pertemuan : VIII
Dosen : MKB 502
Waktu : 1 x 50 menit
Shanti Wahyuni M, S.T., M.Eng. STRUKTUR BETON II Halaman : 5 / 16

3.3. PERSYARATAN DETAIL PENULANGAN KOLOM


Pembatasan jumlah tulangan komponen balok agar penampang
berperilaku daktail dapat dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk
kolom agak sukar karena beban aksial tekan lebih dominan sehingga
keruntuhan tekan sulit untuk dihindari.
Jumlah luas penampang tulangan pokok memanjang kolom dibatasi
dengan rasio penulangan g antara 0,01 dan 0,08.
Penulangan yang lazim digunakan antara 1,5% sampai 3% dari luas
penampang kolom.
Khusus untuk struktur bangunan berlantai banyak, kadang-kadang
penulangan kolom dapat mencapai 4%, namun disarankan untuk tidak
menggunakan nilai lebih dari 4% agar penulangan tidak berdesakan
terutama pada titik pertemun balok-balok, pelat, dengan kolom.
Penulangan pokok memanjang kolom berpengikat spiral minimal terdiri
dari 6 batang, sedangkan untuk kolom berpengikat sengkang bentuk
segi empat atau lingkaran terdiri dari 4 batang, dan untuk kolom dengan
pengikat sengkang berbentuk segitiga minimal terdiri dari 3 batang
tulangan.
SK SNI menetapkan bahwa jarak bersih antara batang tulsngsn pokok
memanjang kolom berpengikat sengkang atau spiral tidak boleh kurang
dari 1,5 db atau 40 mm.
Tebal minimum selimut beton pelidung tulangan pokok memanjang
untuk kolom berpengikat spiral maupun sengkang ditetapkan tidak
boleh kurang dari 40mm.
Tabel A-40 dapat digunakan untuk penetapan jumlah batang tulangan
baja yang dapat dipasang dalam satu baris, baik untuk kolom persegi
maupun bulat.
Pertemuan : VIII
Dosen : MKB 502
Waktu : 1 x 50 menit
Shanti Wahyuni M, S.T., M.Eng. STRUKTUR BETON II Halaman : 6 / 16

Tabel A 40 Jumlah Maksimum Batang Tulangan Dalam Satu Baris


Penulangan Kolom
Pertemuan : VIII
Dosen : MKB 502
Waktu : 1 x 50 menit
Shanti Wahyuni M, S.T., M.Eng. STRUKTUR BETON II Halaman : 7 / 16

Persyaratan Detail Sengkang


Semua batang tulangan pokok harus dilingkupi dengan sengkang dan
kait pengikat lateral, paling sedikit dengan batang D10. Batasan tersebut
diberlakukan untuk kolom dengan tulangan pokok memanjang batang
D32 atau lebih kecil.
Sedangkan untuk diameter tulangan tulangan pokok lebih besar lainnya,
umumnya sengkang tidak kurang dari batang D12, dan untuk
kesemuanya tidak menggunakan ukuran yang lebih besar dari batang
D16.
Jarak spasi tulangan sengkang p.k.p tidak lebih besar dari 16 kali
diameter tulangan pokok memanjang, 48 kali diameter sengkang, dan
dimensi lateral terkecil (lebar) kolom.
Tulangan sengkang atau kait pengikat harus dipasang dan diatur
sedemikian rupa sehingga sudut-sudutya tidak dibengkok dengan sudut
lebih besar dari 135o.
Sengkang dan kait pengikat harus cukup kokoh untuk menopang batang
tulangan pokok memanjang, baik yang letaknya di pojok maupun di
sepanjang sisi ke arah lateral. Untuk itu batang tulangan pokok
memanjang harus dipasang dengan jarak bersih antaranya tidak lebih
dari 150 mm di sepanjang sisi kolom agar dukungan lateral dapat
berlangsung dengan baik.

Persyaratan Detail Penulangan Spiral


Diameter minimum batang adalah D10, dan umumnya tidak
menggunakan lebih besar dari batang D16.
Jarak spasi spiral tidak boleh lebih dari 80 mm dan tidak kurang dari 25
mm.
Pada setiap ujung kesatuan tulangan spiral harus ditambahkan panjang
penjangkaran 1,50 kali lilitan.
Apabila memerkukan penyambungan, harus dilakukan dengan
sambungan lewatan sepanjang 48 kali diameter dan tidak boleh kurang
dari 300 mm, bila perlu diperkuat dengan pengelasan.
Keseluruhan penulangan spiral harus dilindungi dengan selimut beton
paling tidak setebal 40 mm, yang dicor menyatu dengan beton bagian
inti.
Lilitan tulangan spiral harus diikat kokoh pada tempatnya, dan betul-
betul terletak pada garisnya dengan menggunakan pengatur jarak
vertikal.

Pertemuan : VIII
Dosen : MKB 502
Waktu : 1 x 50 menit
Shanti Wahyuni M, S.T., M.Eng. STRUKTUR BETON II Halaman : 8 / 16

Gambar 3.4. Susunan penulangan kolom tipikal

Rasio penulangan spiral s tidak boleh kurang dari persamaan berikut :


Ag f '
s min imum 0,45 1 c
Ac fy
Dimana :
s = Volume tulangan spiral satu putaran
Volume inti kolom setinggi s
S = Jarak spasi tulangan spiral p.k.p (pitch)
Ag = Luas penampang lintang kotor dari kolom
Ac = Luas pempang lintang inti kolom (tepi luar ke tepi luar spiral)
fy = Tegangan luluh tulangan baja spiral, tidak lebih dari 400 MPa

Jumlah spiral yang didapat berdasarkan rasio penulangan tersebut diatas


secara teoritis akan memberikan spiral yang mampu memperbaiki spiral
yang mampu memperbaiki keadaan sewaktu terjadi kehilangan kekuatan
pada saat terjadi pecah lepas beton lapis terluar.
Rasio penulangan spiral aktual :
Asp . .D s
s
.Dc2
s
4
Dimana :
Dc = Diameter inti kolom (dari tepi ke tepi terluar spiral)
Ds = Diameter spiral dari pusat ke pusat p.k.p
Asp = Luas penampang batang tulangan spiral

Pertemuan : VIII
Dosen : MKB 502
Waktu : 1 x 50 menit
Shanti Wahyuni M, S.T., M.Eng. STRUKTUR BETON II Halaman : 9 / 16

Apabila perbedaan kecil antara Dc dan Ds diabaikan, sehingga Dc = Ds,


maka :
4 Asp
s
Dc .s

3.4. ANALISIS KOLOM PENDEK EKSENTRISITAS KECIL


Analisis kolom pendek yang menopang beban aksial eksentrisitas kecil
pada hakekatnya adalah pemeriksaan terhadap kekuatan maksimum
bahan yang tersedia dan berbagai detail rencana penulangannya.
Tahapan untuk perhitungan analisis kolom pendek eksentrisitas kecil
sebagai berikut :
a. Pemeriksaan apakah g masih didalam batas yang memenuhi syarat,
0,01 g 0,08
b. Pemeriksaan jumlah tulangan pokok memanjang untuk mendapatkan
jarak bersih antara batang tulangan (Tabel A-40). Untuk kolom
berpengikat sengkang paling sedikit 4 batang, dan kolom
berpengikat spiral minimum 6 batang tulangan memanjang.
c. Menghitung kuat beban aksial maksimum Pn maks
d. Pemeriksaan penulangan lateral (tulangan pengikat). Untuk pengikat
sengkang, periksa dimensi batang tulangannya, jarak spasi, dan
susunan penampang dalam hubungannya dengan batang tulangan
memanjang. Untuk pengikat spiral, diperiksa dimensi batang
tulangannya, rasio penulangan s, dan jarak spasi bersih antara spasi.
Pertemuan : VIII
Dosen : MKB 502
Waktu : 1 x 50 menit
Shanti Wahyuni M, S.T., M.Eng. STRUKTUR BETON II Halaman : 10 / 16

Contoh Soal :
Tentukan kekuatan beban aksial maksimum yang tersedia pada kolom
persegi dengan pengikat sengkang, dimensi 400 x 400 mm, tulangan pokok
8D29, sengkang D10, selimut beton 40 mm (bersih), berupa kolom pendek
fc = 25 MPa, mutu baja f y = 400 MPa baik untuk tulangan memanjang
maupun untuk sengkang. Periksa juga kekuatan sengkangnya.

Penyelesaian :
Dari Tabel A-4, Luas Penampang Tulangan Baja :
Dia. Luas Penampang (mm2)
batang Jumlah Batang
(mm) 1 2 3 4 5 6 7 8 9
6 28,3 56,6 84,9 113,1 141,4 169,6 197,9 226,2 254,5
8 50,3 100,6 150,9 201,1 251,4 301,6 351,9 402,2 452,4
9 63,6 127,2 190,8 254,5 318,1 381,6 445,2 509,0 572,6
10 78,5 157,0 235,6 314,2 392,7 471,2 549,8 628,3 760,9
12 113,1 226,2 339,3 452,4 565,5 678,6 791,7 904,8 1017,9
13 132,7 265,4 398,2 630,9 663,7 796,4 929,1 1061,8 1194,6
14 154,0 308,0 462,0 616,0 770,0 924,0 1078,0 1232,0 1386,0
16 201,1 402,2 603,2 804,2 1005,3 1206,4 1407,4 1608,5 1809,5
18 254,5 509,0 763,4 957,9 1272,4 1526,8 1781,3 2035,8 2290,2
19 283,5 567,0 850,5 1134,0 1417,5 1701,0 1984,5 2268,0 2551,5
20 314,2 628,4 942,5 1256,6 1570,8 1885,0 2199,1 2513,3 2827,4
22 380,1 760,2 1140,4 1520,5 1900,7 2280,8 2660,9 3041,0 3421,2
25 490,9 981,8 1472,6 1963,5 2454,8 2945,2 3436,1 3927,0 4418,1
28 615,7 1231,5 1847,3 2463,0 3078,7 3694,6 4310,3 4926,0 5541,7
29 660,5 1321,0 1981,6 2642,1 3302,6 3963,2 4623,7 5284,0 5944,5
32 804,3 1608,6 2412,8 3217,0 4021,3 4825,5 5629,8 6434,0 7238,3
36 1017,9 2035,8 3053,6 4071,5 5089,4 6107,2 7125,1 8143,0 9160,9
40 1256,6 2513,3 3769,9 5026,6 6283,2 7539,8 8796,6 10053 11309
50 1963,5 3927,0 5890,5 7854,0 9817,5 11781 13745 15708 17672

Periksa rasio penulangan memanjang :


Ast 5284
g 0,033
Ag 400 2
0,01 g 0,033 0,08
Dengan menggunakan Tabel A-40, untuk lebar inti 320 mm(lebar kolom
dikurangi selimut beton di kedua sisi) dan dengan menggunakan batang
tulangan baja memanjang D29, jumlah maksimum batang tulangan adalah
8. Dengan demikian jumlah batang tulangan baja sudah sesuai.

Pertemuan : VIII
Dosen : MKB 502
Waktu : 1 x 50 menit
Shanti Wahyuni M, S.T., M.Eng. STRUKTUR BETON II Halaman : 11 / 16

Menghitung kuat kolom maksimum :


Pn maks 0,80 0,85 f c ' Ag Ast f y . Ast
0,80 0,65 0,85 30 160000 5284 400. 5284
3151 kN

Pemeriksaan Pengikat Sengkang :


Penulangan sengkang menggunakan batang tulangan D10 umumnya dapat
diterima untuk penggunaan batang tulangan pokok memanjang sampai
dengan D32.

Jarak spasi tulangan sengkang tidak boleh lebih besar dari nilai yang
terkecil berikut ini :
48 kali diameter batang tulangan sengkang = 48 (10) = 480 mm
16 kali diameter batang tulangan memanjang = 16 (29) = 464 mm
Lebar kolom = 400 mm

Dengan demikian jarak spasi tulangan sengkang 400 mm telah memenuhi


syarat. Susunan tulangan sengkang ditetapkan dengan cara memeriksa jarak
bersih antara batang-batang tulangan pokok memanjang, sesuai dengan
persyaratan tidak boleh lebih besar dari 150 mm. Apabila jarak bersih
tersebut lebih besar dari 150 mm, sengkang memerlukan batang pengikat
tambahan untuk memperkokoh kedudukan tulangan pokok sesuai dengan
ketentuan SK SNI :
Jarak bersih = {400 2 (40) 2 (10) 3 (29)} = 121 mm < 150 mm

Maka tidak diperlukan tulangan pengikat tambahan untuk kolom tersebut.


Pertemuan : VIII
Dosen : MKB 502
Waktu : 1 x 50 menit
Shanti Wahyuni M, S.T., M.Eng. STRUKTUR BETON II Halaman : 12 / 16

Contoh Soal :
Perhitungkan apakah kolom dengan penampang lintang seperti gambar
dibawah cukup kuat untuk menopang beban aksial rencana Pu = 2400 kN
dengan eksentrisitas kecil, fc = 30 MPa, mutu baja f y = 400 MPa. Periksa
juga kekuatan sengkangnya.

Penyelesaian :
Dari Tabel A-4, didapat Ast = 3436,1 mm2 dan untuk diameter kolom bulat
380 mm didapat luas penampang lintang kotor dari kolom Ag = 113411
mm2.

Ast 3436,1
Maka, g 0,0303
Ag 113411
0,01 g 0,0303 0,08

Dengan menggunakan Tabel A-40, untuk diameter inti kolom


300 mm, penggunaan 7 batang tulangan baja D25 cukup memenuhi syarat.

Menghitung kuat kolom maksimum :


Pn maks 0,85 0,85 f c ' Ag Ast f y . Ast
0,85 0,70 0,85 30 1113411 3436,1 400. 3436,1
2486 kN

Pemeriksaan Pengikat Spiral :


Dari Tabel A-40 dapat disimpulkan bahwa menggunakan batang tulangan
D10 untuk spiral telah memenuhi syarat.

Pertemuan : VIII
Dosen : MKB 502
Waktu : 1 x 50 menit
Shanti Wahyuni M, S.T., M.Eng. STRUKTUR BETON II Halaman : 13 / 16

Dengan menggunakan tabel A-40, dihitung min untuk nilai Ac sebagai


berikut :
Ag f ' 113411 30
s min imum 0,45 1 c 0,45 1 0,0204
Ac fy 70686 400
4 Asp 4 78,5
s aktual 0,0209 0,0204
Dc .s 300. 50

Jarak bersih spiral tidak boleh lebih besar dari 80 mm dan tidak boleh
kurang dari 25 mm.
Jarak bersih = 50 - 10 = 40 mm

Maka kolom yang sesuai dengan kondisi yang ditentukan telah memenuhi
syarat.

3.5. PERENCANAAN KOLOM PENDEK EKSENTRISITAS KECIL


Perencanaan kolom beton bertulang pada hakekatnya menentukan
dimensi serta ukuran baik beton maupun batang tulangan baja, sejak
dari menentukan ukuran dan bentuk penampang kolom, menghitung
kebutuhan penulangannya sampai dengan memilih tulangan sengkang
atau spiral sehingga didapat ukuran dan jarak spasi yang tepat.
Karena rasio luas penulangan terhadap beton g harus berada dalam
daerah batas nilai 0,01 g 0,08, maka persamaan kuat perlu dapat
dimodifikasi untuk dapat memenuhi syarat tersebut.
Untuk kolom dengan pengikat spiral :
Pn maks 0,80 0,85 f c ' Ag Ast f y . Ast
Ast
g
Ag
Sehingga didapat, Ast g . Ag
Maka,
Pn maks 0,80 0,85 f c ' Ag g . Ag f y . g . Ag
0,80. . Ag 0,85 f c ' 1 g f y . g

Karena Pu Pn (maks) maka dapat disusun ungkapan Ag perlu


berdasarkan pada kuat kolom Pu dan rasio penulangan g, sebagai
berikut :

Pertemuan : VIII
Dosen : MKB 502
Waktu : 1 x 50 menit
Shanti Wahyuni M, S.T., M.Eng. STRUKTUR BETON II Halaman : 14 / 16

Untuk kolom dengan pengikat sengkang :


Pu
Ag perlu
0,80 0,85 f c ' 1 g f y . g

Untuk kolom dengan pengikat spiral :


Pu
Ag perlu
0,85 0,85 f c ' 1 g f y . g

Tahapan untuk perhitungan perencanaan kolom pendek eksentrisitas


kecil sebagai berikut :
a. Menentukan kekuatan bahan yang dipakai. Tentukan rasio
penulangan g yang direncanakan apabila diinginkan.
b. Menentukan beban rencana terfaktor Pu .
c. Menentukan luas kotor penampang kolom yang diperlukan Ag .
d. Memilih bentuk dan ukuran penampang kolom, gunakan bilangan
bulat.
e. Menghitung beban yang dapat didukung oleh beton dan batang
tulangan pokok memanjang. Tentukan luas penampang batang
tulangan baja memanjang yang diperlukan, kemudian pilih batang
tulangan yang akan dipakai.
f. Merancang tulangan pengikat, dapat berupa tulangan sengkang atau
spiral.
g. Buat sketsa rancangannya.
Pertemuan :I
Dosen : MKB 502
Waktu : 1 x 50 menit
Shanti Wahyuni M, S.T., M.Eng. STRUKTUR BETON II Halaman : 15 / 16

Contoh Soal :
Rencanakan kolom berbentuk bujur sangkar dengan pengikat sengkang
untuk menopang beban kerja aksial, yang terdiri dari beban mati 1400 kN
dan beban hidup 850 kN, kolom pendek, fc = 30 MPa, fy = 400 MPa.
Gunakan g = 0,03.

Penyelesaian :
Kuat bahan dan perkiraan g telah ditentukan.
Beban rencana terfaktor adalah : Pu = 1,6 (850) + 1,2 (1400) = 3040 kN
Luas kotor penampang kolom yang diperlukan adalah :
Pu
Ag perlu
0,80 0,85 f c ' 1 g f y . g
3040.10
3

0,80. 0,65 0,85. 30 1 0,03 400. 0,03
159144 mm 2

Ukuran kolom bujur sangkar yang diperlukan menjadi


= 159144 = 399 mm
Tetapkan ukuran 400 mm, yang demikian mngakibatkan nilai g akan
kurang sedikit dari yang ditentukan g = 0,03.
Ag aktual 400 160000 mm 2
2

Nilai perkiraan beban yang dapat disangga oleh daerah beton (karena g
berubah) :
Beban pada daerah beton 0,80. . 0,85 f c ' Ag 1 g
0,80. 0,65. 0,85 30 160000 1 0,03
= 2058 kN
Dengan demikian, beban yang harus disangga oleh batang tulangan baja
adalah : 3040 2058 = 982 kN

Kekuatan maksimum yang disediakan oleh batang tulangan baja adalah


0,80..Ast.fy maka luas penampang batang tulangan baja yang diperlukan
dapat dihitung sebagai berikut :
982.10
3
Ast perlu 4721 mm 2
0,80 0,65 400

Pertemuan : VIII
Dosen : MKB 502
Waktu : 1 x 50 menit
Shanti Wahyuni M, S.T., M.Eng. STRUKTUR BETON II Halaman : 16 / 16

Digunakan satu macam ukuran batang tulangan baja dan dipasang merata di
sepanjang keliling sengkang, untuk itu dipilih batang tulangan sedemikian
rupa sehingga jumlahnya merupakan kelipatan empat. Gunakan 8 batang
tulangan baja D29 (Ast = 5285 mm2). Dari Tabel A-40 didapatkan ketentuan
bahwa penggunaan 8 batang tulangan baja D29 memberikan lebar diameter
inti maksimum 320 mm, dengan demikian penulangan yang direncanakan
tersebut memenuhi syarat.

Merencanakan Tulangan Sengkang :


Dari Tabel A-40, pilih batang tulangan baja D10 untuk sengkang.
Jarak spasi tulangan sengkang tidak boleh lebih besar dari:
48 kali diameter batang tulangan sengkang = 48 (10) = 480 mm
16 kali diameter batang tulangan memanjang = 16 (29) = 464 mm
Lebar kolom = 400 mm

Gunakan batang tulangan baja D10 untuk sengkang, dengan jarak spasi
p.k.p. 400 mm.
Periksa susunan tulangan pokok dan sengkang. Jarak bersih batang tulangan
pokok bersebelahan pada sisi kolom adalah :
Jarak bersih = {400 2 (40) 2 (10) 3 (29)}
= 106,5 mm < 150 mm

Dengan demikian tidak perlu tambahan batang pengikat tulangan pokok


kolom sebagaimana yang ditentukan dalam SK-SNI.
Sketsa perencanaan :

Anda mungkin juga menyukai