Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Blighted Ovum

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN KASUS

BLIGHTED OVUM
Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di
Bagian Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. R.M.Joelham Binjai

Diajukan Kepada :
dr.Herizal, Sp.OG
Disusun oleh :
Dede Yenny Eriawati Manik
113307015

SMF OBSTETRI GINEKOLOGI


RSUD DR. R.M.Joelham Binjai
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
LEMBAR PENGESAHAN

PRESENTASI KASUS

BLIGHTED OVUM

Disusun oleh :
Dede Yenny Eriawati Manik

113307015

Telah disetujui dan dipresentasikan


Pada tanggal
Pembimbing

dr. H.M. Ani Ashari, Sp.OG(K)

BAB I
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
Blighted ovum adalah keadaan dimana seorang wanita merasa hamil
tetapi tidak ada bayi di dalam kandungan. Seorang wanita yang mengalaminya
juga merasakan gejala-gejala kehamilan seperti terlambat menstruasi, mual
dan muntah pada awal kehamilan (morning sickness), payudara mengeras,
serta terjadi pembesaran perut, bahkan saat dilakukan tes kehamilan baik test
pack maupun laboratorium hasilnya pun positif.
Blighted ovum (kehamilan anembryonic) yang terjadi ketika ovum
yang telah dibuahi menempel pada dinding uterus, tetapi embrio tidak
berkembang. Sel berkembang membentuk kantung kehamilan, tetapi tidak
membentuk embrio itu sendiri. Blighted ovum biasanya terjadi dalam
trimester pertama sebelum seorang wanita tahu tentang kehamilannya.
Tingginya tingkat kelainan kromosom biasanya menyebabkan tubuh wanita
secara alami mengalami keguguran.
B. Etiologi
Blighted ovum biasanya merupakan hasil dari masalah kromosom
dan penyebab sekitar 50% dari keguguran trimester pertama. Tubuh wanita
mengenali kromosom abnormal pada janin dan secara alami tubuh berusaha
untuk tidak meneruskan kehamilan karena janin tidak akan berkembang
menjadi bayi normal dan sehat. Hal ini dapat disebabkan oleh pembelahan sel
yang abnormal, atau kualitas sperma atau ovum yang buruk.
Sekitar 60% blighted ovum disebabkan kelainan kromosom dalam
proses pembuahan sel telur dan sperma. Infeksi TORCH, rubella dan
streptokokus, penyakit kencing manis (diabetes mellitus) yang tidak
terkontrol, rendahnya kadar beta HCG serta faktor imunologis seperti adanya

antibodi terhadap janin juga dapat menyebabkan blighted ovum. Risiko juga
meningkat bila usia suami atau istri semakin tua karena kualitas sperma atau
ovum menjadi turun.
C. Patofisiologi
Pada saat konsepsi, sel telur (ovum) yang matang bertemu sperma.
Namun akibat berbagai faktor maka sel telur yang telah dibuahi sperma tidak
dapat berkembang sempurna, dan hanya terbentuk plasenta yang berisi cairan.
Meskipun demikian plasenta tersebut tetap tertanam di dalam rahim. Plasenta
menghasilkan hormon HCG (human chorionic gonadotropin) dimana hormon
ini akan memberikan sinyal pada indung telur (ovarium) dan otak sebagai
pemberitahuan bahwa sudah terdapat hasil konsepsi di dalam rahim. Hormon
HCG yang menyebabkan munculnya gejala-gejala kehamilan seperti mual,
muntah, ngidam dan menyebabkan tes kehamilan menjadi positif. Karena tes
kehamilan baik test pack maupun laboratorium pada umumnya mengukur
kadar hormon HCG (human chorionic gonadotropin) yang sering disebut juga
sebagai hormon kehamilan.
D. Gejala dan Tanda
Blighted ovum sering tidak menyebabkan gejala sama sekali. Gejala
dan tanda-tanda mungkin termasuk:
periode menstruasi terlambat
kram perut
minor vagina atau bercak perdarahan
tes kehamilan positif pada saat gejala
ditemukan setelah akan tejadi keguguran spontan dimana muncul

keluhan perdarahan
hampir sama dengan kehamilan normal

E. Diagnosis
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan Fisik

3. Pemeriksaan Penunjang (USG) diagnosis pasti, bisa dilakukan saat


kehamilan memasuki usia 6-7 minggu. Sebab saat itu diameter
kantung kehamilan sudah lebih besar dari 16 milimeter sehingga bisa
terlihat lebih jelas. Dari situ juga akan tampak, adanya kantung
kehamilan yang kosong dan tidak berisi janin. Diagnosis kehamilanan
embriogenikdapat

ditegakkan

ilapada

kantong

gestasi

yang

berdiameter sedikitnya 30 mm, tidak dijumpai adanya strukturmudigah


dan kantong kuning telur.

Gambar 1 : Blighted Ovum

Gambar 2 : Kehamilan Normal

F. Pencegahan
Dalam banyak kasus blighted ovum tidak bisa dicegah. Beberapa
pasangan seharusnya melakukan tes genetika dan konseling jika terjadi
keguguran berulang di awal kehamilan. Blighted ovum sering merupakan
kejadian satu kali, dan jarang terjadi lebih dari satu kali pada wanita.
Untuk mencegah terjadinya blighted ovum, maka dapat dilakukan
beberapa tindakan pencegahan seperti pemeriksaan TORCH, imunisasi rubella
pada wanita yang hendak hamil, bila menderita penyakit disembuhkan dulu,
dikontrol gula darahnya, melakukan pemeriksaan kromosom terutama bila

usia di atas 35 tahun, menghentikan kebiasaan merokok agar kualitas


sperma/ovum baik, memeriksakan kehamilan yang rutin dan membiasakan
pola hidup sehat.
G. Penatalaksanaan
Jika telah didiagnosis blighted ovum, maka tindakan selanjutnya
adalah mengeluarkan hasil konsepsi dari rahim (kuretase). Hasil kuretase akan
dianalis untuk memastikan apa penyebab blighted ovum lalu mengatasi
penyebabnya. Jika karena infeksi maka maka dapat diobatai agar tidak terjadi
kejadian berulang. Jika penyebabnya antibodi maka dapat dilakukan program
imunoterapi sehingga kelak dapat hamil sungguhan. Penyebab blighted ovum
yang dapat diobati jarang ditemukan, namun masih dapat diupayakan jika
kemungkinan penyebabnya diketahui. Sebagai contoh, tingkat hormon yang
rendah mungkin jarang menyebabkan kematian dini ovum. Dalam kasus ini,
pil hormon seperti progesteron dapat bekerja. Namun efek samping dari
pemakaian hormon adalah sakit kepala, perubahan suasana hati, dan lain-lain.
Jika terjadi kematian telur di awal kehamilan secara berulang, maka
pembuahan buatan mungkin efektif dalam memproduksi kehamilan. Dalam
hal ini perlu donor sperma atau ovum untuk memiliki anak. Akan tetapi,
pembuahan buatan itu mahal dan tidak selalu bekerja dan risiko kelahiran
kembar seringkali lebih tinggi. Jika belum berhasil maka adopsi adalah
pilihan lain bagi banyak pasangan.
Pada pasien diterapi dengan pemberian preparat misoprostol, setelah
terjadi

dilatasi

servik

kemudian

dilakukan

kuretase.

BAB II
LAPORAN KASUS

A. Identitas
Nama
: Raniardianti
Usia
: 22 tahun
Alamat
: jl. Gunung Bendahara Gg Bendahara No 6
Pekerjaan
:IRT
Pendidikan
: SMA
Agama
: Islam
Tanggal masuk : 02 Agustus 2015
Nomor RM
: 462943

B. Anamnesis
Keluhan utama
: Lemas dan keluar darah dari vegina
Riwayat penyakit sekarang : Pasien datang dari IGD dengan keterangan
G1P0A0, pasien mengeluh keluar darah dari jalan
lahir sejak 1 jam sebelum masuk rumah sakit
disertai lendir. Pasien merasa hamil 4 bulan.
Pasien mengatakan sudah melakukan cek urin dan
Riwayat penyakit dahulu

hasil PP test (+).


: Pasien tidak pernah mengalami penyakit serupa

sebelumnya
Riwayat penyakit keluarga : Riwayat asma(-), DM (-), penyakit jantung (-),

Riwayat haid

Hipertensi (-)
: G1P0A0
HPMT : 20 April 2015
HPL : 27 Januari 2016
UK
: 9+6 minggu
: siklus haid pasien teratur 28 hari, durasi 6 hari,

Riwayat perkawinan

nyeri perut ringan saat hari pertama menstruasi


: sudah menikah 1x,

Riwayat obstetri

C. Pemeriksaan Fisik
Kondisi Umum
Vital Sign
Status Generalisata

: baik, composmentis, tidak tampak anemis


: TD : 130/80 mmHg RR : 20 x/menit
HR : 88 x/menit
T : 36,5C
: Kepala
: mesocephal
Mata
: conjungtiva anemis (-/-), sclera
icteric (-/-)
Hidung
: simetris, tidak ada deformitas, sekret
(-/-)
Mulut
Leher
Thorax

: bibir tidak tampak sianosis


: pembesaran limfonodi (-)
: simetris, ketinggalan gerak (-/-),

sonor (+/+) normal, vocal fremitus (+/+) normal,


vesikular (+/+) normal, COR S1-S2 regular

Abdomen

:supel, peristaltik (+) normal, nyeri

tekan (-), timpani (+), tidak ada tanda peradangan,


tidak ada sikatrik
Extremitas : akral hangat, nadi cukup, edema (-/-)
Kulit
: turgor dan elastisitas kulit baik, ujud
Status Ginekologi

kelainan kulit (-)


: Pemeriksaan Luar :
Inspeksi : sikatrik (-), tanda radang (-), dinding
perut datar, terdapat perdarahan pervaginam
Palpasi : supel (+), nyeri tekan (-), TFU belum
dapat diukur
Inspekulo : vulva dan vagina tenang, portio
kenyal, permukaan licin, OUE tertutup, erosi
(-),laserasi (-), massa (-),
Pemeriksaan Dalam : V/U tenang, dinding vagina
licin,

servix teraba tebal, tidak ada pembukaan,

sarung tangan lendir darah (-)


D. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium : (Darah Lengkap)
Hb
: 12,9
AL
: 8,2
AT
: 345
HMT
: 36,1
Golongan Darah : B
PPT
: 12,5
APTT
: 35,9
Kontrol PPT
: 12,2
Kontrol APPT : 30,1
HbsAg
: (-)
USG : GS (+), FP (-), tidak tampak massa intrauterine
E. Diagnosis Kerja
Blighted Ovum
F. Terapi
Dilatasi dengan misoprostol
Kuretase

28 Februari 2012
Ax : Pasien mengeluh perdarahan pervaginam (-), nyeri abdomen (-), pusing (+)
cekot cekot, BAK lancar, BAB lancar, punggung terasa pegal
Px : KU : baik, CM, tak tampak anemis
VS : TD : 110/70 mmHg
RR : 18 x/menit
HR : 92 x/menit
T : 36,2 C
Kepala
: conjungtiva anemis (-/-)
Thorax
: pulmo : vesikular (+/+), COR : S1-S2 regular
Abdomen : nyeri tekan (-), peristaltik (+)
Extremitas : akral hangat, nadi cukup
Dx : Blighted Ovum
Tx : Curretage
18:00 Telah dilakukan curretage a/i Blighted Ovum
Dx : Post Curretage a/i Blighted Ovum
Tx : Amoxicillin
3 x 500 mg
Asam Mefenamat 3 x 500 mg
SF
1 x 1 tab
LAPORAN KURETASE
-

Pasien dalam posisi litotomi, dilakukan toilet vulva dengan iodine, pasang duk

steril
Spekulum sims anterior posterior dipasang sampai servik dapat ditampilkan
Tenaculum dipsang pada serviks bagian anterior, spekulum sims anterior

dilepas
Dilakukan injeksi lidokain 1% 4cc pada paraservikal
Dilakukan sondase uterus antefleksi 9 cm
Dilakukan dilatasi secara mekanik dengan busi hegar
Dilakukan kuretase searah jarum jam mulai arah pukul 12 sampai dengan

kesan bersih
Didapatkan jaringan kurang lebih 15 cc dan darah kurang lebih 5cc
Tenakulum dilepas, kontrol perdarahan, spekulum sims posterior dilepas
Kuretase selesai
29 Februari 2012
Ax : Pasien mengeluh perdarahan pervaginam (-), nyeri abdomen (-), pusing
(-), BAK lancar, BAB lancar.
Px : KU : baik, CM, tak tampak anemis
VS : TD : 100/70 mmHg
RR : 18 x/menit
HR : 86 x/menit
T : 36,1 C

Kepala
: conjungtiva anemis (-/-)
Thorax
: pulmo : vesikular (+/+), COR : S1 S2 regular
Abdomen : nyeri tekan (-), peristaltik (+)
Extremitas : akral hangat, nadi cukup
Dx : Post Curretage a/i Blighted Ovum
Tx : Amoxicillin
3 x 500mg
Asam Mefenamat 3 x 500mg
SF
1 x 1 tab

BAB III
PEMBAHASAN

Pada kasus ini pasien yang merasa hamil 2 bulan datang ke poli
dengan keluhan keluar darah tanpa disertai lendir melalui jalan lahir. Dari
gejala tersebut dimungkinkan bahwa pasien mengalami abortus. Akan tetapi
perlu dipastikan melalui pemeriksaan penunjang USG mengenai kondisi
dalam rahim ibu sehingga dapat disimpulkan diagnosis pasti yang ada.
Pada pemeriksaan USG terlihat kantung kehamilan tanpa massa
intrauterin didalamnya. Disimpulkan diagnosis dari kasus ini adalah blighted
ovum atau kehamilan kosong dimana terbentuk kantung kehamilan dan
plasenta tetapi tidak ada pembentukan embrio. Blighted ovum pada awalnya
tidak dapat dibedakan gejalanya dari kehamilan biasa hingga terjadi abortus
spontan dan telah dilakukan pemeriksaan USG.
Setelah dicapai diagnosis pasti blighted ovum, tindakan selanjutnya
adalah kuretase jaringan untuk menghentikan perdarahan, membersihkan sisa-

sisa jaringan, mencegah infeksi, sehingga rahim siap untuk kehamilan


berikutnya. Selain itu sisa jaringan yang diambil dapat juga digunakan sebagai
sampel laboratorium untuk mengetahui penyebab terjadinya blighted ovum.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Blighted Ovum (Kehamilan Kosong). www.dokter sehat.com


Anne Jackson Bracker. 2006. Blighted Ovum / Anembryogenic Pregnancy.
http://www.miscarriageassociation.org.uk/ma2006/downloads/Blighted%20ovum.pdf

Alan H., et al. 2006. Blighted Ovum. Current Obstetric & Gynecologic Diagnosis &
Treatment-Ninth Ed. DeCherney. http://www.marchofdimes.com
Nasrudin AM, Eddy R Moeljono, Putra Rimba. 2006. Efektivitas Misoprostol 400
mcg Pervaginam Untuk Dilatasi Serviks Pada Kasus Blighted Ovum. Bagian Obstetri
dan Ginekologi Fakultas kedokteran Universitas Hasanuddin.
Agoes Oerip Poerwoko, Anantyo Binarso Mochtar, Hary Tjahjanto. 2008. Efek
Misoprostol Sublingual pada Kasus Blighted Ovum dan Missed Abortion. Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro : Media Medika Indonesiana
Juminten Saimin, Eddy R. Moeljono, Retno B. Farid. 2008. Pemakaian Tablet
Misoprostol 100 Mikrogram Per Vaginam Untuk Dilatasi Servix Sebelum Tindakan
Kuretase. Subbagian Fetomaternal Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas
Kedokteran Universitas Hasanuddin

Anda mungkin juga menyukai