Laporan Praktikum FDM - Gesekan Pipa
Laporan Praktikum FDM - Gesekan Pipa
Laporan Praktikum FDM - Gesekan Pipa
: 12
Aggota Kelompok
: Almas Hardiantoro
13112026
13112029
13112036
13112041
Irvin Shandy
13112044
13112046
13112048
Tanggal Praktikum
: 18 Maret 2015
: 23 Maret 2015
1. Tujuan Praktikum
Berikut tujuan dari dilaksanakannya praktikum ini:
a. Mengetahui sifat-sifat aliran fluida inkompresibel dalam pipa,
b. Mengetahui bilangan Reynolds pada sistem aliran fluida yang diuji dan mencari friction factor
pada grafik,
c. Mengetahui head loss pada sistem aliran fluida yang diuji dan membandingkan dengan grafik
yang telah ada.
2. Landasan Teori
2.1. Penjelasan Umum
Pada dasarnya, sifat aliran suatu fluida dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu
aliran laminar dan aliran turbulen. Parameter yang digunakan untuk membedakan kedua
sifat aliran ini adalah bilangan Reynolds dari aliran fluida tersebut. Bilangan Reynolds adalah
suatu bilangan tak berdimensi dimana bilangan tersebut menyatakan perbandingan antara
gaya inersia dan gaya viskos. Suatu aliran fluida dikatakan laminar apabila bilangan Reynoldsnya di bawah bilangan kritiknya (2300 untuk aliran fuida dalam pipa). Sedangkan apabila
bilangan Reynolds-nya di atas bilangan kritik tersebut, aliran disebut sebagai aliran turbulen.
Pada daerah di antara aliran laminar dan aliran turbulen terdapat daerah transisi. Gambar
berikut menjelaskan perbedaan antara ketiga jenis aliran tersebut.
Dimana,
Secara kasat mata, aliran laminar tampak teratur berupa lapisan-lapisan. Hal ini
disebabkan oleh gaya viskos yang besar. Sedangkan aliran turbulen tampak tidak teratur. Hal
ini disebabkan oleh ada pusaran-pusaran yang tidak beraturan pada aliran turbulen.
Penyebab utama terjadinya aliran turbulen adalah fluida masuk ke dalam saluran / pipa
dengan kecepatan tinggi. Maka dari itu lapisan batas dari suatu aliran hanya dapat
ditentukan apabila aliran tersebut laminar. Aliran turbulen sangat tidak beraturan sehingga
kita tidak dapat mengetahui besar lapisan batasnya. Gambar berikut menjelaskan perbedaan
lapisan batas pada kedua aliran.
dE cv
V2
V2
= Q cv W cv + M uin + Pinv in + in + g z in + M uout + Pout v out + out + g z out
2
2
dt
u in +
pin
pin
pin
2
p
v2
v in
+ z in = uout + out + out + z out
2g
2g
2
2
pout
v out
v in
+
+ z in =
+
+ z out + (u out u in )
2g
2g
2
p
v2
v in
+ z in = out + out + z out + H L
2g
2g
Pada persamaan terakhir kita dapat melihat bahwa dalam menghitung Head Loss kita dapat
menggunakan persamaan Bernoulli. Selain itu kita juga dapat menggunakan rumus DarcyWeisbach untuk mencari besar dari Head Loss. Perhatikan rumus Darcy-Weisbach di bawah
ini.
L V2
HL = f
D 2g
Dimana,
f adalah koefisien gesek pipa / saluran yang diperoleh dari diagram Moody
V adalah kecepatan aliran fluida saat masuk ke dalam pipa / saluran (
L adalah panjang pipa ( m )
D adalah diameter dalam pipa ( m )
g adalah percepatan gravitasi (m/s2)
Untuk menghubungkan antara bilangan Reynolds, koefisien gesek pipa, dan persamaan
Darcy-Weisbach pada halaman sebelumnya, digunakanlah diagram Moody. Berikut
diagramnya:
Rumus Darcy-Weisbach hanya dapat digunakan untuk mencari besar Head Loss yang
disebabkan oleh Major Loss. Sedangkan untuk mencari besar Head Loss yang disebabkan
oleh Minor Loss kita membutuhkan rumus yang ada di bawah ini.
HL = K L
V2
2g
Dimana, KL adalah konstanta yang bergantung pada geometri dan bentuk dari pipa / saluran
fluida. Rumus dari KL adalah
KL = f
l eq.
D
Dimana, Ieq adalah panjang ekivalen dari bentuk geometri yang menyebabkan kehilangan
energi.
Persamaan (1) adalah persamaan Bernoulli, persamaan tersebut dapat kita gunakan apabila
kita gunakan asumsi sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
Dengan menggabungkan kedua persamaan di atas maka kita bisa sederhanakan dan
mendapatkan rumus sebagai berikut yang menyatakan debit dari aliran tersebut.
Q = A2
2(p1 p2 )
D
1 2
D1
3. Prosedur Praktikum
Berikut prosedur praktikum yang telah kami lakukan:
1. Mengisi tangki air pada sistem aliran fluida hingga penuh.
2. Menjalankan motor pompa hingga ada aliran air untuk sirkuit tertutup.
3. Mengatur katup-katup sedemikian hingga seluruh bagian sirkuit dapat mengalirkan air
dengan sempurna.
4. Mengatur katup agar debit yang mengalir sesuai dengan yang diinginkan, lalu mengalirkan
fluida ke pipa yang pertama.
5. Selanjutnya mengamati tinggi air pada manometer untuk mengetahui debit yang mengalir.
6. Memastikan selang berada pada saluran 1 dan 3 lalu mengamati tinggi air pada manometer
untuk mengetahui head loss pada pipa pertama saluran 1-3.
7. Mengganti selang pada saluran 1 dan 3 menjadi saluran 1 dan 2, lalu mengamati ketinggian
air pada manometer.
8. Pada saluran 1 dan 2 diganti menjadi saluran 2 dan 3, lalu amati kembali ketinggian air pada
manometer.
9. Melakukan percobaa f h untuk pipa 2 dan 3 dengan debit yang sama.
10. Setelah selesai hingga pipa ketiga, maka ulangi percobaan d h dengan debit ke-2 dan debit
ke-3.
11. Jika pada manometer terdapat gelembung udara pada waktu operasi, prosedur
pengeluaran gelembung harus dilakukan.
4. DATA PENGAMATAN
4.1. Data Instalasi
Pengamatan dilakukan pada instalasi Fluid Circuit System dengan data instalasi sebagai
berikut :
Instalasi terdiri dari 4 pipa (no 1 s/d 4), set pompa motor , tangki , katub dan fitting,
pengukur aliran , tap manometer serta manometer
Dimensi ketiga pipa uji sebagai berikut : (material pipa adalah kuningan (Brass))
o Pipa no.1 : Diameter = 3/4 in, sepanjang (L= 60 in)
o Pipa no.2 : Diameter = 1/2 in, sepanjang (L= 60 in)
o Pipa no.3 : Diameter = 3/8 in, sepanjang (L= 60 in)
Jarak titik pengamatan :
o Jarak dari titik 1 ke titik 2 adalah ( L = 36 in)
o Jarak dari titik 2 ke titik 3 adalah ( L = 24 in)
Sifat fisik air terhadap perubahan temperatur adalah sebagai berikut :
32
40
60
80
Temperatur ( F)
Massa Jenis (lbm/ft3)
62,4
62,4
62,4
62,2
3,75 E-5
3,23 E-5
2,36 E-5
1,8 E-5
80
1,93
Slug/ft3
32,2
ft/s2
1,025
In
0,625
In
0,825
In2
0,307
In2
p1 p2 = g H dan Q = A2
2(p1 p2 )
D
1 2
D1
80 cm
Titik 1
60 cm
Titik 2
Titik 3
GPH
1-2
2-3
1-3
Venturimeter
316.109
0.875
0.375
1.25
4.875
II
175.346
0.5
0.25
0.875
1.5
III
226.371
0.5
0.25
0.5
2.5
GPH
1-2
2-3
1-3
Venturimeter
316.109
1.5
3.5
4.875
II
175.346
1.25
2.25
1.5
III
226.371
0.75
1.75
2.5
GPH
1-2
2-3
1-3
Venturimeter
316.109
13
4.875
II
175.346
1.5
III
226.371
3.5
2.75
2.5
5.1.1.
v12
p
v2
+ z1 = 2 + 2 + z2 + HL
2g
2g
dengan : z1 = z2 ; v1 = v 2 dan p1 - p2 = g H
maka :
HL = H
Head loss dari tiap titik pengamatan adalah sama dengan (H) pada tabel data
pengamatan.
5.1.2.
HL
L V2
D 2g
Contoh perhitungan :
Untuk pipa 1 (d=3/8 in) untuk titik pengamatan (22 - 26), koefisien geseknya adalah :
f =
(1,083 ft )
36 in (5,852 ft / s)2
2
0,375 in 2(32,2 ft / s )
= 0,0212
Koefisien
Gesek [ f ]
GPH
1-2
2-3
1-3
(ft/s)
1-2
2-3
1-3
316.109
0.073
0.031
0.104
3.826
0.0067
0.0043
0.0057
175.346
0.042
0.021
0.073
2.122
0.0124
0.0093
0.0130
226.371
0.042
0.021
0.042
2.740
0.0074
0.0056
0.0045
Koefisien
Gesek [ f ]
GPH
1-2
2-3
1-3
(ft/s)
1-2
2-3
1-3
316.109
0.167
0.125
0.292
8.609
0.0020
0.0015
0.0035
175.346
0.104
0.083
0.188
4.776
0.0041
0.0033
0.0074
226.371
0.083
0.063
0.146
6.165
0.0020
0.0015
0.0034
Koefisien
Gesek [ f ]
GPH
1-2
2-3
1-3
(ft/s)
1-2
2-3
1-3
316.109
0.583
0.500
1.083
15.313
0.0014
0.0021
0.0019
II
175.346
0.417
0.333
0.750
8.494
0.0039
0.0046
0.0042
III
226.371
0.292
0.229
0.500
10.966
0.0016
0.0019
0.0017
f vs L (feet)
0.0035
0.0030
0.0025
0.0020
f rata
0.0015
0.0010
0.0005
0.0000
0
f vs L (feet)
0.0060
0.0050
0.0040
0.0030
f rata
0.0020
0.0010
0.0000
0
f vs L (feet)
0.0100
0.0090
0.0080
0.0070
0.0060
0.0050
0.0040
0.0030
0.0020
0.0010
0.0000
f rata
Kecepatan
Bilangan
faktor gesekan
Kekasaran
(in)
(GPH)
Aliran
Reynolds
rata-rata
Pipa
(ft/s)
0.375
0.5
0.75
(f)
316.106
15.313
1422332
0.0023
175.346
8.494
788968
0.0029
226.371
10.966
1018553
0.0026
316.106
8.609
799656
0.0027
175.346
4.776
443569
0.0021
226.371
6.165
572646
0.0048
316.106
3.826
355403
0.0064
175.346
2.122
197142
0.0088
226.371
2.740
254509
0.0077
( )
0.0026
0.0032
0.0077
f
0.0065
0.0164
0.0120
0.0006
0.0016
0.0012
0.0013
0.0031
0.0022
1.000
2.000
3.000
4.000
5.000
Panjang Pipa ( L [ ft ] )
1.000
2.000
3.000
Panjang Pipa ( L [ ft ] )
4.000
5.000
1.000
2.000
3.000
Panjang Pipa ( L [ ft ] )
4.000
5.000
f
0.0176
0.0384
0.0601
0.0012
0.0027
0.0041
0.0031
0.0034
0.0050
1.000
2.000
3.000
Panjang Pipa ( L [ ft ] )
4.000
5.000
1.000
2.000
3.000
4.000
5.000
Panjang Pipa ( L [ ft ] )
1.000
2.000
3.000
Panjang Pipa ( L [ ft ] )
4.000
5.000
1.000
2.000
3.000
4.000
5.000
Panjang Pipa ( L [ ft ] )
1.000
2.000
3.000
4.000
5.000
Panjang Pipa ( L [ ft ] )
1.000
2.000
3.000
Panjang Pipa ( L [ ft ] )
4.000
5.000
Grafik ( f VS D)
y = 0.0508x + 0.0009
Koefisien Gesek ( f )
0.0450
0.0400
0.0350
0.0300
0.0250
y = 0.007x - 0.0012
0.0200
0.0150
y = 0.0032x + 0.0015
0.0100
0.0050
0.0000
0.000
0.200
0.400
0.600
Diameter Pipa [in]
Q = 335,762 GPH
0.800
Q = 365,012 GPH
Q
(GPH)
0.375
133.923
375.393
303.708
Kecepatan
Aliran
(ft/s)
6.522
18.185
14.712
0.5
182.506
438.365
577.134
0.75
335.762
432.432
503.643
Bilangan
Reynolds
605812
1689079
1366532
faktor gesekan
rata-rata
(f)
0.0116
0.0011
0.0022
f rata-rata
tiap pipa
(f)
3.647
10.224
8.272
338782
949625
768285
0.0387
0.0027
0.0038
0.0151
1.621
4.544
3.676
150570
422056
341460
0.0348
0.0039
0.0036
0.0141
0.0050
5.3. Analisis:
Beberapa hal yang kami temukan dari percobaan ini:
1. Bilangan Reynolds yang didapat untuk setiap pipa pada 3 debit yang berbeda nilainya di
atas 4000 (Re >> 4000). Ini menunjukkan bahwa aliran yang terjadi merupakan aliran
turbulen.
2. Pengukuran koefisien gesek pipa pada setiap pipa, jika dipetakan terhadap L,
menunjukkan tren kurva yang relatif sama untuk setiap pipa dengan tiga debit yang
berbeda. Hal ini berarti faktor gesekan rata-rata yang didapat menunjukkan nilai yang
mewakili faktor gesekan dari pipa itu.
3. Faktor gesekan rata rata untuk pipa berdiameter 0.375 in. lebih kecil dibandingkan
pipa berdiameter 0.75 in. , dan pipa berdiameter 0.5 in. memiliki faktor gesekan ratarata terbesar.
4. Pada diagram Moody, hanya debit terkecil yang bisa dicari harga f untuk tiap pipa
melalui diagram tersebut, sedangkan untuk debit yang lebih besar angkanya tidak
tertulis di diagram karena sangat kecil.
5. Dari diagram Moody, harga untuk pipa 1 adalah lebih kecil dari 10-6 , untuk pipa 2 dan 3
adalah 0.007.
6.2. Saran
1. Sebaiknya perawatan mesin dilakukan dengan lebih sering dan lebih baik sehingga
mengurangi kemungkinan kerusakan mesin dan kesalahan pengambilan data.
2. Sebaiknya praktikum juga dilakukan untuk aliran laminar sehingga karakteristik kedua
jenis aliran dapat dibandingkan.
Daftar Pustaka
Munson, Bruce R. & Young, Donald F. 2009. Fundamentals of Fluid Mechanics. 6th ed. USA: John
Wiley & Sons, Inc.
Nurprasetio, Ignatius Pulung, dan Tandian, Nathanael Panagung. Panduan Praktikum Fenomena
Dasar Mesin. 2008. Bandung: ITB.