Tehan betung
Tehan betung
| |
---|---|
Shorea ferruginea | |
Status konservasi | |
Rentan | |
IUCN | 36300 |
Taksonomi | |
Superkerajaan | Eukaryota |
Kerajaan | Plantae |
Divisi | Tracheophytes |
Ordo | Malvales |
Famili | Dipterocarpaceae |
Genus | Shorea |
Spesies | Shorea ferruginea Brandis, 1895 |
Tata nama | |
Ex taxon author (en) | Dyer |
Shorea ferruginea atau tehan betung adalah pohon dalam keluarga Dipterocarpaceae, asli Kalimantan . Julukan khusus ferruginea berarti "berwarna karat", mengacu pada daun saat kering. Nama lainnya adalah meranti menalit (Brun., Swk.), seraya melantai kecil (Sabah), lampong tahan, tehan paru (Klm. bag. tenggara).
Keterangan
[sunting | sunting sumber]Shorea ferruginea tumbuh hingga 45 meter (150 ft) tinggi, dengan diameter batang mencapai 16 m (52 ft) . Ini memiliki penopang hingga 35 m (115 ft) tinggi. Kulit kayu yang awalnya halus menjadi pecah-pecah dan bersisik. Daun kasar berbentuk lonjong sampai bulat telur atau lanset dan berukuran sampai 15 cm (6 in) panjang. Perbungaannya berukuran hingga 22 cm (9 in) panjang dan menghasilkan hingga 14 bunga.
Distribusi dan habitat
[sunting | sunting sumber]Shorea ferruginea merupakan hewan endemik Kalimantan. Habitatnya adalah hutan dipterokarpa, hingga ketinggian 1.100 m (3.600 ft) .
Konservasi
[sunting | sunting sumber]Shorea ferruginea telah dinilai rentan dalam Daftar Merah IUCN . Hal ini terancam oleh konversi lahan menjadi pertanian intensif, khususnya perkebunan kelapa sawit . Ia juga terancam oleh penebangan kayu untuk diambil kayunya. Penambangan batu bara terjadi di dekat sebagian habitat spesies ini di Kalimantan . Meningkatnya frekuensi dan tingkat keparahan kebakaran hutan mengancam spesies ini. Shorea ferruginea memang terdapat di sejumlah kawasan lindung.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaIUCN