Reumatologi
Artikel ini memberikan informasi dasar tentang topik kesehatan. |
Reumatologi, salah satu subspesialis ilmu penyakit dalam, berkonsentrasi pada diagnosis dan terapi penyakit reumatik. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani rheuma, yang berarti "yang mengalir seperti sungai atau aliran" dan akhiran -(o)logi, yang berarti "ilmu". Para reumatolog terutama berurusan dengan masalah yang melibatkan keadaan jaringan konektif, jaringan lunak, penyakit autoimun, vasculitis, dan gangguan koneksi jaringan lunak yang disebabkan oleh faktor keturunan.
Banyak dari penyakit-penyakit ini diketahui merupakan gangguan sistem kekebalan, dan ilmu ini meningkatkan penelitian tentang imunologi.
Satu dari perubahan besar dalam rematologi adalah perkembangan dari obat-obatan baru yang disebut biologik, atau agen-agen penyakit yang diubah (disease modifying agents), yang dapat mengendalikan penyakit yang parah lebih efektif.[1]
Ahli reumatik
[sunting | sunting sumber]Pekerjaan | |
---|---|
Nama | Ahli reumatik |
Jenis pekerjaan | Dokter spesialis |
Penggambaran | |
Bidang pekerjaan | Rumah sakit, klinik reumatik |
Syarat-syarat menjadi ahli reumatik berbeda-beda untuk setiap negara. Di Indonesia, ahli reumatik adalah dokter umum atau dokter spesialis penyakit dalam yang mengambil spesialisasi tentang reumatik. Banyak ahli reumatik juga melakukan penelitian untuk menentukan penyebab dan perawatan yang lebih baik terhadap kecacatan atau akibat yang lebih parah. Perawatan yang banyak dilakukan adalah berdasarkan penelitian ilmiah, dan sekarang ini, praktik dari rematologi banyak didasarkan atas bukti-bukti (evidence based).[2]
Ahli reumatik menangani arthritis, penyakit-penyakit autoimun, gangguan nyeri pada sendi-sensi, dan osteoporosis. Terdapat lebih dari 200 macam penyakit, termasuk rheumatoid arthritis, osteoarthritis, gout, lupus, sakit punggung, dan tendonitis. Beberapa dari penyakit ini sangat serius yang sulit didiagnosa dan ditangani. Mereka menangani masalah-masalah jaringan lunak terganggu yang berhubungan dengan musculoskeletal system sports dan keahlian ini berhubungan dengan physiotherapy, obat-obatan (physical medicine) dan rehabilitasi dari pasien yang tak mampu secara fisik (disabled patients). Program edukasi pasien dan terapi pemberdayaan (occupational therapy) juga berpautan dengan keahlian ini.
Penyakit
[sunting | sunting sumber]Penyakit yang didiagnosis rheumatolog termasuk:
- arthritis rheumatoid
- eritematosus lupus
- sindrom Sjögren
- skleroderma (sklerosis sistemik)
- dermatomiositis
- polikondritis
- polimiositis
- polymyalgia rheumatica
- osteoarthritis
- arthritis septik
- fibromyalgia
- pirai, pseudogout
- spondiloartropati
- vaskulitis
Diagnosis
[sunting | sunting sumber]Lepas dari sejarah panjang kedokteran dan uji fisik, seorang rheumatolog dapat menerapkan metode diagnosis berikut:
- tes laboratorium (mis. tingkat sedimentasi eritrosit, faktor rheumatoid)
- Sinar X dan metode pencitraan lain
- Sitologi dan patologi kimia cairan yang diaspirasikan dari sendi yang terpengaruh (untuk membedakan arthritis septik dan gout)
Perawatan
[sunting | sunting sumber]Sebagian besar penyakit reumatik diobati dengan analgesik, obat anti-inflamasi nonsteroid (OAINS), steroid (dalam kasus serius), DMARD (Disease-Modifying Anti-Rheumatic Drugs), antibodi monoklonal, seperti infliksimab dan adalimumab, dan reseptor TNF larut etanersept.
Fisioterapi amat penting dalam banyak perawatan ketakteraturan rheumatologi.
Penelitian ilmiah
[sunting | sunting sumber]Banyak penelitian ilmiah masa kini yang melihat ke latar belakang penyakit autoimun, penyebab dari sekian banyak keakteraturan reumatik. Studi epidemiologi juga diadakan.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Rheumatology (Oxford). 2012 Dec;51 Suppl 6:vi28-36. doi: 10.1093/rheumatology/kes278.
- ^ http://www.rheumatology.org/Practice/Clinical/Patients/What_is_a_Rheumatologist_/