Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Lompat ke isi

Pangeran Praboe Anom

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Pangeran Praboe / Pangeran Praboe Anom / Pangeran Praboe Citra / Pangeran Praboe Abdullah / Pangeran Perabu Anum[1]
Pangeran Praboe / Pangeran Praboe Anom / Pangeran Praboe Citra / Pangeran Praboe Abdullah
Sultan Muda
Berkuasa10 juni 1855 – 23 Februari 1858
Penobatan10 juni 1855 di Sultan Muda
PendahuluSultan Muda Abdur Rahman dari Banjar
PenerusPanembahan Wirakusuma
KelahiranPangeran Abdullah
1807
Martapura, Kesultanan Banjar
Kematian4 Desember 1885(1885-12-04) (umur 77–78)
Bantjeujweg Banceuy 1871-1885, Karesidenan, Hindia Belanda
Pemakaman
Bandung, Bantjeujweg Jawa Barat
Pasangan
1 ♀ Permaisuri ...
Keturunan
1. ♀ Ratu Aminoelah menikahi ♂ Pangeran Muhammad Aminullah lahir 1822 usia 30 Tahun Pada tahun 1852


2. ♂ Pangeran Tommenggong lahir 1830 umur 25 pada tahun 1855 Martapura Cucu beliau mempunyai seorang anak lelaki di bawah umur 16 tahun


3. ♂ Pangeran Demang lahir 1832 umur 22 pada tahun 1855 beliau mempunyai dua orang anak di bawah umur 16 tahun


4. ♂ Pangeran Praboe Kisa lahir 1839 umur 16 pada tahun 1855


5. ♂ Putra..

6. ♂ Putra..

7. ♀ Putri..

Mempunyai 7 orang Anak (5 Putera dan 2 Puteri serta 3 cucu )

Nama takhta
Tuan Kebawah Duli Yang Maha Mulia Paduka Seri Sultan Muda Pangeran Praboe / Pangeran Praboe Anom / Pangeran Praboe Citra / Pangeran Praboe Abdullah
WangsaWangsa Banjar
AyahSultan Adam
IbuNyai Ratu Kamala Sari
AgamaIslam Sunni

Pangeran Praboe Anom Putra Sulthan Adam adalah Sultan Muda Kesultanan Banjar yang dilantik oleh Sulthan Adam Al-Watsiq Billah (سلطان آدم الواثق بالله ) bin Sultan Sulaiman pada tahun 10 Juni 1855.Pangeran Praboe / Pangeran Praboe Anom / Pangeran Citra / Pangeran Praboe Abdullahjuga dikenal sebagai diplomat yang cerdas.Di dalam naskah Tutur Candi,namanya adalah Pangeran Prabu Citra. [2]: Ia salah satu kandidat Putra Mahkota pengganti Sultan Adam,namun Saat itu yang terpilih sebagai Mangkubumi adalah Pangeran Mangkubumi Tamjidullah bin Sultan Muda Abdul Rahman[3] Hingga Sultan adam 10 Juni 1855 menobatkan nya sebagai Sultan muda Putra Mahkota seorang pangeran yang berperan signifikan dalam sejarah politik dan sosial Kerajaan Banjar.[2][4][5] Pangeran Praboe Anom pada tahun 1851 Mencalonkan sebagai Pangeran Mangkubumi di Martapura Setelah kematian Abang kandungnya 7 September 1851 Pangeran Mangkubumi Ratoe Anom Mangkoe Boemi Kentjana Pihak Kerajaan Menunjuk Mangkubumi sejak 7 September 1851 Pangeran Mangkubumi Praboe / Pangeran Praboe Anom / Pangeran Praboe Citra / Pangeran Praboe Abdullah yang pendapatannya diambil dari provinsi Kelua, Amuntai, Sei Banar, Alabio, Negara. namun pihak Kolonial Hindia Belanda Menobatkan Pangeran Tamjidillah al-Watsiq Billah dilantik menjadi Pangeran Mangkubumi Banjarmasin bergelar Pangeran Mangkubumi Tamjidillah al-Watsiq Billah berdasarkan besluit per tanggal 13 November 1851 No. 2.Sebagai mangkubumi (rijksbestuurder) dan Putera Mahkota, Pangeran Ratu Sultan Muda Tamjidillah al-Watsiq Billah memperoleh gaji f 12.000 dan hasil peramasan (tambang emas) senilai 40 tahil @75 - 3.000 setahun


Pada Tanggal 5 Maret 1852.Sultan Muda Abdurrahman mangkat,Pemerintah Kolonial Hindia Belanda Menobatkan Pangeran Mangkubumi Tamjidillah al-Watsiq Billah putra Sultan Muda Abdurrahman sebagai Sultan Muda Banjarmasin Pada Tanggal 10 Juni 1852 oleh dengan gelar Pangeran Mangkubumi Sultan Muda Tamjidillah al-Watsiq Billah.Sultan Muda Pangeran Tamjidullah al-Watsiq Billah bin Pangeran Sultan Muda Abdur Rahman merupakan putera ke-2 Pangeran ke-2 dari Putra mahkota Pangeran Ratu Sultan Muda Abdul Rachman dengan Nyai Besar Dawang bergelar Nyai Besar Aminah Putri Dayak Tionghoa dengan nama lahir Gusti Wayuri.tidak disetujui oleh Sultan Adam al-Watsiq Billah karena melangkahi Pangeran Mangkubumi Prabu Citra Pangeran Praboe Anom,adik Kandung almarhum Sultan Muda Abdurrahman, bahkan Sultan Adam al-Watsiq Billah meminta Belanda untuk memecat Pangeran Mangkubumi Sultan Muda Tamjidillah al-Watsiq Billah sejak 1852-1855 selama tiga tahun tidak mendapatkan hasil.Pangeran Mangkubumi Martapura Prabu Citra Pangeran Praboe Anom terlibat dalam berbagai peristiwa penting yang mempengaruhi dinamika kekuasaan di Kalimantan Selatan.dikenal karena keterlibatannya dalam politik kerajaan, langkah selanjutnya Sultan Adam al-Watsiq Billah melantik Pangeran Mangkubumi Martapura Prabu Citra Pangeran Praboe Anom sebagai Sultan Muda Martapura Pada Tanggal 10 Juni 1855 dengan gelar Pangeran Mangkubumi Sultan Muda Prabu Citra Pangeran Praboe Anom Menggantikan Abang Kandung Nya yang meninggal dunia yaitu Sultan Muda Abdurrahman wafat Pada Tanggal 5 Maret 1852. Jabatan Sultan Muda Martapura Prabu Citra Pangeran Praboe Anom ini merupakan tandingan jabatan Sultan Muda Banjarmasin yang dijabat oleh Pangeran Mangkubumi Sultan Muda Tamjidillah al-Watsiq Billah yang dilantik pemerintah kolonial Hindia Belanda. pemerintah Hindia Belanda mengangkat Gusti Andarun sebagai mangkubumi yang mengatur pemerintahan dari Martapura dengan gelar Pangeran Hidayatullah pada tanggal 9 Oktober 1856.[6] Pengangkatan Hidayatullah sebagai mangkubumi tertuang dalam Akte Van Beeediging Van Den Rijksbestierder Van Bandjarmasin, Pangeran Hidajat Oellah op 9 October 1856. (Besluit 4 Januari 1857 No. 41) Borneo, tertulis dalam bahasa Melayu di bawah:[7]

Besluit 4 Januari 1857 No. 41

Hadjrat Annabi Salallahu alaihi wassallam seribu dua ratus tudjuh puluh tiga pada kesembilan hari bulan Sjafar kepada hari Chamis djam pukul sepuluh pagi2.

Mendjadi hadjrat Almasih kesembilan hari bulan Oktober hari Chamis tahun seribu delapan ratus lima puluh enam, maka dewasa itulah sahaja Pangiran Hidajat Allah jang dengan permintaan Sri Paduka Tuan Sultan Adam Alwasikh Billah jang mempunjai tahta keradjaan Bandjarmasin beserta mupakatan dengan Sri Paduka Tuan van de Graaff residen Bandjarmasin jang memegang kuasa atas segala tanah sebelah Selatan dan Timur pulau Kalimantan sudah terima oleh Sri Paduka Jang Dipertuan Besar Gurnadur Djenderal dari tanah Hindia Nederland jang bersemajam di Betawi.

Mendjadi mangkubumi dikeradjaan Bandjarmasin bepersembahan suatu surat persumpahan ini kechadirat geburmin Hindia Nederland pada menjatakan ha mim Allah wal Rasul.

Pertama : bahwa dengan sesungguhnja sahaja berdjandji hendak maangkat pekerdjaan mangkubumi itu dengan hati jang tulus dan ichlas serta senantiasa hendak bepertolongan didalam maksud dan kehendak geburmin Hindia Nederland.

Kedua : bahwa sahaja berdjandji akan mengikuti dan mendengar sekalian titah dan perintah Sri Paduka Tuan Residen dari tanah Selatan dan timur pulau Kalimantan jang mendjadi wakil mutlaq geburnemin dipulau ini dan perintah Sri Paduka Tuan Sultan Bandjarmasin.

Ketiga : bahwa sahaja berdjandji hendak memelihara kari tulus dan ichlas antara geburnemin Hindia Nederland dengan Sri Paduka Tuan Sultan Bandjarmasin senantiasa djuga adanja.

Keempat : bahwa sahaja berdjandji hendak mendjalankan hukum jang adil dan berbuat sekalian jang mendjadikan selamat dan sentosanja Sri Paduka Tuan Sultan Bandjarmasin.

Kelima : bahwa sahaja berdjandji hendak mendjalankan sekalian aturan dan perintahan menurut seperti jang tersebut didalam kontrak jang telah diperbuat antara geburnemin Hindia Nederland dengan Sri Paduka Tuan Sultan Bandjarmasin serta mendjaga orang melanggar itu.

Kaenam : bahwa sahaja berdjandji dengan sebolih-bolihnja djua hendak mengerdjakan atas segala hal jang mendjadikan kebaikan dan sentosa keradjaan Bandjarmasin.

Ketudjuh : bahwa sahaja berdjandji tiada hendak berbuat keberatan dan kesusahan pada orang2 negeri hanja akan membuat aturan jang baik supaja segala orang didalam daerah Sri Paduka Tuan Sultan dihukumkan dengan hukum jang adil.

Kedelapan : maka sahaja mengaku lagi jang sahaja tiada sudah memberi sesuatu apa2 pembarian dan tiada sudah akan memberi apa2 kepada orang2 baik siapa2 jang oleh karena itu sahaja akan mendapat pekerdjaan mangkubumi ini. Maka demikian tersurat tiga kali sama bunjinja pada hadjemat jang tersebut diatas ini serta dibubuh tjap dengan tapak tangan sahaja sendiri dihadapan Sri Paduka Tuan Residen jang tersebut diatas ini dan dihadapan Sri Paduka Tuan Sultan Adam Alwasikh Billah dan Paduka Tuan Sultan Muda Tamdjid Illah serta sekalian radja2 dan menteri2 ditempat Sri Paduka Tuan Residen Bandjarmasin adanja.

Tjap : Sultan muda Tamdjid Illah.
Warna hidjau dalam lingkaran huruf Latin ditengah dengan huruf Arab.

Zegel : Sultan Adam.

Zegel : Zuid an Oost kust van Borneo
Ie main tiendrai.
ttd. van de Graaff.

Zegel ditulis dengan huruf Arab. Pangeran Hidajat Allah. Zegel warna merah.

Pemerintahan Kesultanan Banjar Martapoera & Pemerintahan Kesultanan Banjar Bandjarmasing 3 Juni 1825 - 3 maret 1862

Monarch Sultan Adam al-Wâthiq billâh Adam dari Banjar lahir 1782 Memerintah Bandjarmasing 3 Juni 1825- 1 November 1857
MonarchPangeran Ratu Sultan Muda Abdur Rahman dari Banjar Sultan Muda
lahir 1799 Memerintah Bandjarmasing 3 Juni 1825- 5 Maret 1852
Monarch Pangeran Ratu Sultan Muda Pangeran Praboe Anom
lahir 1807 Memerintah Martapoera 10 juni 185523 Februari 1858
Monarch Sultan
Tamjidillah II al-Wâthiq billâh lahir 1816 Memerintah Bandjarmasing (3 November 1857 - 25 juni 1859)
Monarch Pangeran Mangkubumi
Pangeran Ratu Anom Wirakusuma al-Wâthiq billâh
lahir 1822 Memerintah Bandjarmasing 3 November 1857 - 25 juni 1859 MENDAMPINGI Sultan
Tamjidillah II al-Wâthiq billâh lahir 1816 Memerintah Bandjarmasing (3 November 1857 - 25 juni 1859)
Monarch Pangeran Mangkubumi
Pangeran Ratu Anom Hidayatullah Halillillah lahir 1822 Memerintah Martapoera 9 Oktober 1856 - 5 Februari 1860 MENDAMPINGI Sultan Muda Pangeran Praboe Anom
lahir 1807 Memerintah Martapoera 10 juni 185523 Februari 1858

Sultan Banjar Ketika Sultan Adam al-Watsiq Billah meninggal pada tanggal 1 November 1857 karena sakit,pemerintah Hindia Belanda menobatkan Tamjidullah II sebagai sultan Banjar yang baru di Banjarmasin Pada tahun 1274 Hijriyah, yang bertepatan dengan tanggal 3 November 1857, dipilih sebagai pusat pemerintahannya,dimana penobatan ini ditentang oleh rakyat Banjar Sehari setelah penobatannya, Setelah Pemerintah kolonial Hindia Belanda melantik Pangeran Mangkubumi Sultan Muda Tamjidillah menjadi Sultan Banjar tanggal 3 November 1857,Sultan Tamjidillah II dilantik oleh pemerintahan kolonial Hindia Belanda sebagai Sultan Banjar lahir 1816 berusia 41 tahun sewaktu dilantik Sultan Banjar pada tanggal 3 November 1857. didampingi Pangeran Mangkoe Boemi Wira Kasoema (wirakusuma) Kepala Pemerintah Negri Kesultanan Banjar 1857-1859 Mangkubumi Banjamasin memperoleh gaji bulanan f 1.000 gulden (f 12.000 gulden setahun) Penghasilan sebagai Mangkubumi kerajaan Banjar yang pendapatannya diambil dari hasil pungutan dari Tambang Paramasan 40 tahil intan Berlian, (tambang intan Berlian) senilai 40 tahil @75 - 3.000 setahun lobang intan di Titian Taras, dan Penghasilan kompensasi (f 200 gulden perbulan dari hasil pungutan dari sungai Gatal, Banjarmasin. lahir 1822 berusia 35 tahun sewaktu diumumkan pada 3 November 1857. Sultan Tamjidillah al-Watsiq Billah adalah cucu Sultan Adam al-Watsiq Billah. Tamjidillah II Anak dari Nyai Besar Aminah seorang Putri Dayak Tionghoa ,phan tong fang (petompang),setelah kematian Sultan Adam al-Watsiq Billah meninggal pada tanggal 1 November 1857, Sultan Muda Prabu Citra Pangeran Praboe Anom di Martapura dengan pendampingnya Pangeran Mangkubumi Hidayatulah di Martapura Sebagai Vazal Tandingan di Banjarmasin Sultan Tamjidillah al-Watsiq Billah di Banjarmasin Dan Pangeran Mangkubumi Wira kasoema di Banjarmasin.Setelah Pemerintah kolonial Hindia Belanda melantik Pangeran Mangkubumi Sultan Muda Tamjidillah menjadi Sultan Banjar tanggal 3 November 1857, maka pada tanggal 4 November 1857 Residen mengizinkan dengan bantuan serdadu yang ada di Martapura untuk menangkap Sultan Muda Prabu Citra Pangeran Praboe Anom di Martapura pergi ke Martapura lari dari tahanannya di Banjarmasin (sekarang Kelurahan Melayu) karena mengurusi pemakaman ayahnya Sultan Adam al Watsiq Billah. Alasannya dan tuduhan yang dikenakan pada Sultan Muda Prabu Citra Pangeran Praboe Anom ialah bahwa di Martapura membahayakan tahta, tetapi penangkapan itu tidak berhasil. Rakyat menjadi saksi atas tindakan Sultan Tamjidillah al-Watsiq Billah di Banjarmasin Dan Pangeran Mangkubumi Wira kasoema di Banjarmasin dalam usahanya menangkap Sultan Muda Prabu Citra Pangeran Praboe Anom. Lima hari setelah pemakaman Sultan Adam Al Wasik Billah yang sangat dicintai rakyat, keraton Martapura ditembaki serdadu Belanda untuk menangkap Sultan Muda Prabu Citra Pangeran Praboe Anom.


Sultan Muda Pangeran Praboe / Pangeran Praboe Anom / Pangeran Praboe Citra / Pangeran Praboe Abdullah turut terlibat dalam perjuangan melawan kekuatan kolonial yang mencoba menguasai wilayah Banjar. Ia berusaha mempertahankan kedaulatan kerajaan dari ancaman eksternal.Konflik Internal Seperti banyak kerajaan lainnya, Kerajaan Banjar juga menghadapi konflik internal, namanya dikaitkan dengan Mangkubumi Hidayatulah di Martapura Sebagai Vazal Tandingan di Banjarmasin Sultan Tamjidilah Dan Mangkubumi Wira Kasoema baik dalam bentuk persaingan kekuasaan antar anggota keluarga kerajaan maupun pemberontakan dari kelompok-kelompok yang tidak puas. pada tanggal 21 november 1857 Sultan Muda Pangeran Praboe / Pangeran Praboe Anom / Pangeran Praboe Citra / Pangeran Praboe Abdullah akhirnya Prabu Anom berhasil ditangkap oleh Pangeran Mangkubumi Hidayatulah menyerahkan kepada Sultan Tamjidillah al-Watsiq Billah di Banjarmasin Dan Pangeran Mangkubumi Wira kasoema di Banjarmasin.De bandjermasinsche krijg van 1859-1863, Volume 1 Oleh Willem Adriaan Rees halaman 17 https://books.google.co.id/books/content?id=JRQ5AQAAIAAJ&hl=id&pg=PA17&img=1&zoom=3&sig=ACfU3U2CzK4QPVfltT9DpE3uVT3KPAQ3Ng&w=1025 kemudian Sultan Muda Pangeran Praboe / Pangeran Praboe Anom / Pangeran Praboe Citra / Pangeran Praboe Abdullah dijebloskan ke penjara benteng Tatas selama 90 hari sejak 21 november 1857 - 23 Februari 1858.Sultan Tamjidullah al-Watsiq Billah menandatangani surat pengasingan pada tanggal 23 Februari 1858 dan Pangeran Mangkubumi Banjarmasin Wira kasoema menandatangani surat yang menyetujui pengasingan Belanda atas pamannya Prabu Anom ke Jawa.menandatangani surat pengasingan pada tanggal 23 Februari 1858.Sultan Muda Prabu Citra Pangeran Praboe Anom dengan Nyai Ratu Kamala Sari, yang kemudian diasingkan ke Kota Bandung di awal tahun 1858 pada tanggal 23 Februari 1858. dan akhirnya ia diasingkan karena dianggap membahayakan jika berada di Banjarmasin dan kemudian dibuang ke Pulau Jawa Barat Peristiwa pengasingan ini membuat geram bangsawan lainnya.serta mengakibatkan keadaan keraton Bumi Kencana Martapura tegang dan tidak kondusif. Muncul gerakan perlawanan terhadap kepemimpinan Pemerintahan Banjarmasin yang dimulai oleh tokoh karismatik bernama Panglima Aling Datu Aling Panembahan Muda Aling Sultan Muda Aling atau Panembahan Muning dari Tapin, dimana pengikut gerakan ini semakin bertambah banyak karena banyak rakyat yang tidak puas terhadap kepemimpinan Pemerintahan Banjarmasin.


Sultan Muda Pangeran Praboe / Pangeran Praboe Anom / Pangeran Praboe Citra / Pangeran Praboe Abdullah Mempunyai 9 saudara

1. ♂ Pangeran Ratu Abdur Rahman dari Banjar Sultan Muda Abdoe Rachman lahir 1796 (Kakak Kandung Sultan Muda Pangeran Praboe / Pangeran Praboe Anom / Pangeran Praboe Citra / Pangeran Praboe Abdullah)


2.. ♂ Pangeran Soeria Mataram Lahir 1801 (Kakak Tiri Sultan Muda Pangeran Praboe / Pangeran Praboe Anom / Pangeran Praboe Citra / Pangeran Praboe Abdullah)


3.♂ Pangeran Noch/Nor lahir 1803 Ratoe Anom Mangkoe Boemi Kentjana 1841 - wafat 1851) (Kakak Kandung Sultan Muda Pangeran Praboe / Pangeran Praboe Anom / Pangeran Praboe Citra / Pangeran Praboe Abdullah)


4. ♂ Pangeran Prabu Citra lahir 1807 Pangeran Ratoe Anom Mangkoe Boemi Praboe Anom 1851-1855 Sultan Muda berkuasa 1855-1858

5. ♀ Ratoe Aminah (Adik Kandung Sultan Muda Pangeran Praboe / Pangeran Praboe Anom / Pangeran Praboe Citra / Pangeran Praboe Abdullah) menikah dengan Pangeran Sjarif Hussin bin Muhammad Baharun Darma Kasoema


6. ♀ Ratoe Salamah (Adik Kandung Sultan Muda Pangeran Praboe / Pangeran Praboe Anom / Pangeran Praboe Citra / Pangeran Praboe Abdullah) menikah Pangeran Sjarief Ali bin Abdurrahman Alaydrus Kasoema Negara,


7. ♀ Ratoe Kramat/Ratoe Didjah (Khadijah) diperistri Pangeran Sjarief Abdoellah Nata Kasoema bin Abdurrahman bin Abdullah bin Husein bin Thoha bin Ahmad bin Abu Bakar bin Abdurrahman bin Umar bin Abdurrahman bin Abdurrahman Assegaf,(Adik Kandung Sultan Muda Pangeran Praboe / Pangeran Praboe Anom / Pangeran Praboe Citra / Pangeran Praboe Abdullah)


8. ♀ Ratoe Djantra Kasoema (Adik Tiri Sultan Muda Pangeran Praboe / Pangeran Praboe Anom / Pangeran Praboe Citra / Pangeran Praboe Abdullah)

9. ♂ Pangeran Nasaroedin (Serudin) (Adik Tiri Sultan Muda Pangeran Praboe / Pangeran Praboe Anom / Pangeran Praboe Citra / Pangeran Praboe Abdullah)

10. ♀ Ratoe Idjah (Adik Tiri Sultan Muda Pangeran Praboe / Pangeran Praboe Anom / Pangeran Praboe Citra / Pangeran Praboe Abdullah) di peristri Pangeran antasari Melahirkan putri Hasiah Ratu Wirakusuma II diperistri Pangeran Wirakusuma II pada tahun 1839 perkawinan nya melahirkan 1840 Ratu Syarif Abubakar bersuamikan Pangeran syarif abubakar pada tahun 1857 mempunyai satu putri pada tahun 1858 bernama Syarifah Ratu Intan adalah cucu Pangeran Mangkubumi Wirakusuma II pada tahun 3 maret 1862 satu keluarga Pangeran Mangkubumi Sultan Ratu Anom Wirakusuma II diasingkan oleh hindia belanda hingga Gugur di cianjur jawa barat


Sultan Muda Pangeran Praboe / Pangeran Praboe Anom / Pangeran Praboe Citra / Pangeran Praboe Abdullah Mempunyai 7 orang Anak (5 Putera dan 2 Puteri serta 3 cucu )

1. ♀ 'Ratu Aminoelah menikahi ♂ Pangeran Muhammad Aminullah lahir 1822 usia 30 Tahun Pada tahun 1852


2. ♂ Pangeran Tommenggong lahir 1827 (Mempunyai 1 anak lelaki di bawah umur 16 tahun)


3. ♂ Pangeran Demang lahir 1830 (beliau mempunyai 2 orang anak di bawah umur 16 tahun)


4. ♂ Pangeran Praboe Kisa lahir 1836.


5. ♂ Putra..


6. ♂ Putra..


7. ♀ Putri..


Sultan Muda Pangeran Praboe / Pangeran Praboe Anom / Pangeran Praboe Citra / Pangeran Praboe Abdullah merupakan mertua dari Pangeran Muhammad Aminullah, pejuang Perang Banjar. Pangeran Muhammad Aminullah termasuk salah seorang yang tidak akan pernah mendapat pengampunan dari pemerintah Kolonial Hindia Belanda:[8]


Hubungan Silsilah dengan Raja Sumbawa Di bawah ini adalah hubungan silsilah Raja Banjar dengan Raja Sumbawa.

Tertulis dalam buku Tijdschrift voor Indische taal-, land- en volkenkunde volume 14 (1864:503):[9]

Omtrent de lans Kaliblah wordt het navolgende verhaald. Zij behoorde vroeger tot de rijkswapens van den Sultan van Sumbawa. Een dezer Sultans nu was in het huwelijk getreden met Ratoe Laija, eene zuster van Sultan Tahmid Ilah II van Bandjermasin. Uit dat huwelijk is de Sulthan Mohamad, die later over Sumbawa geregeerd heeft geboren.[9]

Berikut ini terkait dengan tombak Kaliblah. Tombak ini dulu milik senjata nasional Sultan Sumbawa.

Salah satu Sultan ini (Dewa Masmawa Sultan Mahmud) sekarang menikah dengan Ratoe Laija, saudara perempuan dari Sultan Tahmid Illah II (Raja Banjar 1785-1808) dari Bandjermasin.

Buah dari pernikahan itu adalah Sulthan Mohamad (Dewa Masmawa Sultan Muhammad Kaharuddin II Raja Sumbawa XIII 1795-1816), yang kemudian memerintah atas Sumbawa.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
SULTAN BANJAR I 1520-1546
♂ Sultan Suriansyah
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
♂ Tuan Khatib Banun
 
 
 
♂ Pangeran Anom
Pangeran di Hangsana
 
SULTAN BANJAR II
♂ Sultan Rahmatullah
 
♂ Pangeran di Laut
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Nyai.......
 
♀ Nyai Ratu .....
 
 
 
 
 
 
 
SULTAN BANJAR III
♂ Sultan Hidayatullah I
 
♀ Putri Nur Alam
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Kiai Tumenggung Raksanagara
(Kiai Tanu Raksa)
 
 
 
SULTAN BANJAR IV
♂ Sultan Mustain Billah
Raden Senapati
 
 
 
 
 
 
 
Raden Subamanggala
Pangeran Mangkunagara
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
SULTAN BANJAR V
♂ Sultan Inayatullah
Pangeran Dipati Tuha I
 
Panembahan di Darat
 
Pangeran Dipati Antasari
 
 
RAJA KOTAWARINGIN 1
Ratu Bagawan dari Kotawaringin
 
Ratu Hayu
Putri Busu
 
 
 
 
 
 
Raden Timbakal
Pangeran Dipati Martasari
 
 
Si Jawa
 
RAJA SUMBAWA-SELEPARANG
(Kamutar 4)
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
SULTAN BANJAR VI
♂ Sultan Saidullah
Raden (Pangeran) Kasuma Alam
 
♂ Raden Kasuma Lelana
Sultan Agung dari Banjar
Pangeran Surya Nata 02

Pangeran Dipati Anom 02
Pangeran Surya Nata 02
(saudara sepersusuan Raden Subangsa)
 
 
 
 
RAJA KOTAWARINGIN 2
Ratu Amas
(beristeri Puteri Galuh Hasanah binti Pangeran Adipati Tapa Sana)
 
♂ Raden Kasuma Taruna
Pangeran Dipati Kasuma Mandura
 
Pangeran Singamarta
Raden Sutasoma
 
PUTRI TALIWANG
♀ Mas Surabaya
 
 
 
PANGERAN TALIWANG 01
Raden Subangsa
Raden Marabut
 
PUTRI SUMBAWA
♀ Dewa Mas Panghulu
 
SULTAN SUMBAWA I
Dewa Mas Pamayam
Mas Cinni
 
♂ I Mappaijo Daeng Mannjauru Sultan Harun Al Rasyid Tumenanga ri Lampana (Raja Tallo ke-10 )
 
♀ Ratu......
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
SULTAN BANJAR VII
♂ Raden Bagus
Sultan Amarullah Bagus Kasuma
Pangeran Suria Angsa dari Banjar
Raden Bagus
Sultan Tahlil-Allah[10]
 
Pangeran Dipati
 
 
 
 
Raden Buyut Kasuma Banjar
(beristeri Gusti Cabang binti Raden Balah Pangeran Dipati Wiranata bin Panembahan di Darat)
 
♂ Raden Pajang
Raden Suta Kasuma
 
Gusti Pandara
 
 
 
 
DATU TALIWANG
(Karaeng Taliwang)
Raden Mataram
Amas Mattaram
(Maes Materan)
 
 
SULTAN SUMBAWA III (1672/75 – 1702/05)
♂ Dewa Mas Bantan
(Maes Bantam)
Sultan Harunnurrasyid I
Datu Loka
 
 
 
 
 
 
 
 
 
♀ Halimah Daeng Tomi Karaeng Tannisanga
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
SULTAN BANJAR VIII
Sultan Tahmidullah
Pangeran Suria Alam dari Banjar
Panembahan Tengah
 
 
 
 
 
 
 
 
♀ Putri Piting
 
 
 
 
 
 
 
 
 
DATU TALIWANG
♂ Gusti Amin
 
 
 
 
 
DATU TALIWANG
SULTAN SUMBAWA IV (1702-17..)
Amas Madina
Sultan Jalaluddin Muhammad Syah I
 
♀ I Rakkia Karaeng Kanjenne Addatuang Sidenreng VI Arung Berru VII (m. 1720 - 1740)
 
DATU JEREWEH
Mas Palembang
♂ Dewa Maja Jereweh
 
♀ Karaeng Bontoje'ne
 
 
 
♀ Dewa Isa Karaeng Barong Patola
 
♂ Daeng Mamuntuli Arung Kadjoe bin Arung Teko dari Bone
 
 
 
 
 
DATU SERAN
PEMANGKU SULTAN SUMBAWA (1723-1725)
♂ Raja Tua Datu Bala Sawo
Dewa Loka Ling Sampar
 
 
♂ Datu Budi
 
♀ Dewa Iya Datu Balasawo
Datu Tengah
 
SULTAN BIMA
Sultan Hasanuddin Muhammad Ali Syah
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
MANGKUBUMI BANJAR
♂ Pangeran Dipati Mangkubumi
Pangeran Mangku Delaga
Pangeran Dipati Suria Delaga
 
SULTAN BANJAR IX.a.
Sultan Hamidullah
Panembahan Kuning
 
 
 
 
 
SULTAN BANJAR IX.b.
m. 1734-1759
Sultan Tamjidillah I
Sultan Sepuh dari Banjar
 
 
 
 
PANGERAN BANJAR
♂ Datu Aria
 
DATU TALIWANG
♂ Pangeran Laya Kesuma
 
KARAENG BONTOLANGKASA 06
♂ I Mappasempa' Ahmad Daeng Mamaro Opu Mangnguluang
 
 
 
SULTANAH SUMBAWA VII
Sultanah Siti Aisyah
Karaeng Bontowa 02
 
 
 
 
 
DATU TALIWANG
SULTAN SUMBAWA VI
Sultan Muhammad Kaharuddin I
 
PERMAISURI BINAMU
♀ Karaeng Baine Binamu We Tenri Ico Dai Karaeng Mangarabombang
Datu Pampang
 
RAJA BINAMU (JENEPONTO) XI m. 1796-1814
♂ I Bebasa Daeng Lalo Karaeng Lompoa Ri Binamu
 
♀ Putri
 
DATU JEREWEH
♂ ALAUDDIN / HASANUDDIN
 
DATU SERAN
Dewa Mas Pakil
Dewa Lengan Seran
 
♀ Putri
 
♂ Datu Seppe
 
♀ Datu Siti Maryam
 
♂ Datu Dollah
(Abdullah)
 
♂ Manuru Daha
Abdul Muslimin Ali Syah
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
♀ saudari Arung Terawei
 
SULTAN BANJAR X.a.
Sultan Muhammad Aliuddin Aminullah
(Muhammadillah)
Tahmidu Billah
Tahmidillah 01
Tamjidillah 02
 
♀ Ratu Sultan Muhammad[11]
 
 
 
 
 
 
 
 
 
DATU TALIWANG
♂ Gusti Aceh
 
SULTAN SUMBAWA IX 1762-1765
♂ Gusti Mesir Abdurrahman
Sultan Muhammad Jalaluddin Syah II
 
 
RAJA PERMAISURI SUMBAWA
♀ Siti Khadijah
Datu Bonto Paja
 
 
 
 
 
♂ I Lotting Shalahuddin Daeng Marakka TuMalompoa ri Data
 
♀ Putri.....
 
♂ Dea Adipati
Lalu Kaidah Mele Habirah
Lalu Jamelela
Dea Koasa Unter Iwes
 
♀ Lala Saragialu Daeng Talebang
 
 
 
 
DATU SERAN
SULTAN SUMBAWA XIV m. 1777-1791
♂ Sultan Harun Ar Rasyid II
Datu Budi Lalu Mahmud
 
 
 
 
 
♀ Ran Tambas
Lala Tambas
 
 
 
SULTAN SUMBAWA VIII 1761-1752
Sultan Lalu Onye
Datu Ungkap Sermin
Dewa Lengit Ling Dima
 
♂ Lalu Muntadarman
Datu Bajing
Datu Alas
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Putri Lawiyah
 
SULTAN BANJAR X.b.
Sultan Tahmidillah 2
(Panembahan Batu)
 
♀ Ratu Syarifah Aminah
 
 
 
♀ Ratoe Laija
(Ratu Laya)
 
SULTAN SUMBAWA X 1765
Dewa Masmawa Sultan Mahmud
 
 
 
 
 
 
 
 
 
♂ I Tamparang Daeng Taesa Karaeng Cilallang
 
♂ Karaeng Manippi Datu Bonto Mangape
 
♀ Lala Intan Ratu Nong Sasir
 
 
 
 
♀ Datu Giri
 
SULTAN BIMA IX m. 1773-1817
♂ Sultan Abdul Hamid Muhammad Syah Mantau Asi Saninu
 
SULTANAH SUMBAWA XII m. 1791-1795
♀ Sultanah Shafiyatuddin
Daeng Massiki
 
 
 
 
 
♂ Lalu Abdullah Syahbandar
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
SULTAN BANJAR XI.a.2.
♂ Pangeran Amir
(Sultan Amir)
 
SULTAN BANJAR XI.a.1.
♂ Sri Pangeran Abdullah
(Amirul Mukminin Abdullah)
 
♀ Ratu Siti Air Mas
 
SULTAN BANJAR XI.b.
Sultan Sulaiman Rahmatullah
 
♀ Njahi Ratoe Intan Sarie
Nyai Ratu Sepuh
binti Kiai Adipati Singasari[12]
 
MANGKUBUMI BANJAR
♂ Sultan Ratoe Anom Ismail
Ratu Anom Mangkubumi Sukma Dilaga
 
 
 
 
 
 
 
 
SULTAN SUMBAWA XIII
Sultan Muhammad Kaharuddin II
 
♀ Lala Amatollah
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
♀ Ratu.....
 
SULTAN BIMA X m. 1818-1854
♂ Sultan Ismail Muhammad Syah, Rumata Mawa’a Alus, Mantau Dana Sigi
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
♂ Lalu Cela Tureli Belo
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
♂ Pangeran Mas'ud
 
♀ Gusti Khadijah
 
♂ Pangeran Tahmid
 
MANGKUBUMI BANJAR
Pangeran Mangkoe Boemi Nata
(Pangeran Husin) memerintah
1823-1 Mei 1841
 
SULTAN BANJAR Bandjarmasing
Sultan Adam lahir 1782 memerintah
3 Juni 1825-1 November 1857
 
♀ Nyai Ratu Kamala Sari
 
 
♂ Datu Bonto Mangape
 
SULTAN SUMBAWA XIV
Sultan Lalu Mesir
 
♂ Dewa Masmawa Sultan Muhammad Amaroe'llah
 
♀ Lala Rante Patola binti M. Anwar Abdul Nabi
 
♀ Lala Dendo binti Syahbandar Lalu Abdullah
 
♂ Muhammad Yakub Ruma Kapenta Wadu
 
 
 
 
 
SULTAN BIMA XI m. 1854-1868
♂ Sultan Abdullah Muhammad Syah Rumata Mawa’a Adil
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
PERMAISURI BIMA
♀ Siti Saleha Bumi Pertiga
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
SULTAN BANJAR 1862-1862
♂ Gusti Inu Kartapati
Pangeran Antasari
Panembahan Amiruddin Khalifatul Mukminin
 
♀ Ratoe Antasari
(binti Sultan Adam)
 
 
 
 
 
 
 
♀ Ratoe Sitie Mariama
(anak Nyai Intan - saudari Adipatie Danoe Radja)
 
 
 
SULTAN MUDA BANJAR Bandjarmasing
Pangeran Ratu
Sultan Muda Abdur-Rahman
lahir 1799 Memerintah
3 Juni 1825-5 Maret 1852
 
 
♀ Nyai Besar Aminah
(Nyai Dawang)
 
DATU TALIWANG
♂ Daeng Mesir
 
♀ Datu Balasari
 
♂ Raja Muda: Daeng Mas Kuncir Datu Lolo
 
♂ Daeng Padusung Mappasusung
 
♀ Daeng Ante Datu Singasari
 
MANGKUBUMI BIMA
♂ Muhammad Qurais bin Muhammad Hidir Raja Bicara Bima
 
PERMAISURI BIMA
♀ Sitti Fatimah binti Lalu Yusuf Ruma Sakuru
 
SULTAN BIMA XIII m. 1881-1915
♂ Sultan Ibrahim Rumata Mawa’a Taho Perange
 
 
PERMAISURI DOMPU
♀ Ratu.........
 
SULTAN DOMPU XX
♂ Sultan Muhammad Sirajuddin
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
SULTAN BANJAR
Panembahan Muhammad Said
 
♂ Pangeran Amir bin Pangeran Mangkoe Boemi Nata
 
♀ Gusti Siti Aer Mas
 
SULTAN BANJAR B diasingkan Cianjur 3 Maret 1862
Pangeran Mangkubumi Martapoera
9 oktober 1856-5 Februari 1860

Pangeran Hidayatullah II Mendampingi Sultan Muda Martapoera
Pangeran Ratu Sultan Muda Prabu Anom
memerintah 10 juni 185523 Februari 1858
 
 
 
SULTAN BANJAR C diasingkan Cianjur 3 Maret 1862
Seri Sultan Ratu Anom Wirakusuma Alwasjik Billah Sulthan Bandjarmasing 3 November 1859-3 maret 1862
Pemangku Raja (Wali Sultan Bandjarmasing)
28 Juni 1859-3 November 1859
Pangeran Mangkubumi Bandjarmasing
3 November 1857-28 juni 1859
Pangeran Ratu Anom
1841-1857
 
SULTAN BANJAR A diasingkan Bogor 25 juni 1859
Seri Sultan Tamjidilah Alwasjik Billah Sulthan Bandjarmasing Tamjidullah II 3 November 1857-25 juni 1859
Sultan Muda Bandjarmasing
1852-1857
Pangeran Mangkubumi Bandjarmasing
1851-1857
Pangeran Ratu
1841-1852
 
♂ Pangeran Arya Kesuma
 
 
DATU TALIWANG
♂ Muhammad Kaharuddin
Daeng Mappaconga
 
SULTAN SUMBAWA XVI
Sultan Muhammad Jalaluddin Syah III
 
 
 
 
 
♀ Siti Maryam Daeng Risompa Datu Ritimu
 
PERMAISURI BIMA
♀ Sitti Maryam
 
 
 
SULTAN BIMA XIV m. 1915-1951
♂ Sultan Muhammad Salahuddin Marrbora di Jakarta, Ma Kakidi Agama
 
 
 
 
 
 
PERMAISURI BIMA
♀ Siti Aisyah binti SULTAN DOMPU XX
Sultan Muhammad Sirajuddin
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
♂ Gusti Muhammad Arsyad
 
♂ Pangeran Kasuma Indra
(Raden Tuyong)
 
♀ Ratu Kasuma Indra
 
♀ Putri Bulan
 
♂ Pangeran Muhammad Amin
 
♂ Pangeran Muhammad Amir
 
♂ Pangeran Mahmud
 
♂ Pangeran Abdul Karim
 
♀ Ratu Ainun Jariah
 
♀ Putri Saha
 
DATU RAJA MUDA SUMBAWA
♂ Datu Raja Muda Daeng Rilangi
 
 
 
♂ Dewa Masmawa Sultan Muhammad Kaharuddin III
 
PERMAISURI SUMBAWA
♀ Siti Khodijah Daeng Ante Ruma Pa'duka
 
 
 
SULTAN BIMA XV m. 1951-2001
♂ Sultan Haji Abdul Kahir II, Ama Ka'u Kahi, Ruma Ma Wa'a Busi Ro Mawo
 
PERMAISURI BIMA
♀ Hj. RM Zubaidah
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
♂ Gusti Muhammad Hussein
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
♀ Nindo Siti Rahayu Daeng Risompa
 
♂ Dewa Masmawa Sultan Muhammad Kaharuddin IV
 
PERMAISURI SUMBAWA
♀ Siti Khodijah Daeng Ante Ruma Pa'duka
 
 
 
SULTAN BIMA XVI m. 4 Juli 2013-23 Desember 2013
♂Sultan Haji Fery Zulkarnain (Dae Ferry)
 
PERMAISURI BIMA
♀ Hj. Indah Damayanti Putri
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
♂ Gusti Abdul Wahab
 
Gusti Nur Aina
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
PUTRI SUMBAWA
♀ Daeng Nadia Indriana Hanoum
 
PUTRI SUMBAWA
♀ Daeng Sarrojini Naidu
 
♂ Sentot Agus Priyanto
 
Jena Teke SULTAN MUDA BIMA XVII
♂ Muhammad Putera Ferryandi
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
♂ Raindra Saadya Ramadhan Priyanto
 
♂ Raihan Omar Hasani Priyanto
 
♂ Rayaka Ali Kareem Priyanto
 
 
 


Catatan kaki

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Annabel Teh Gallop (2002). Malay Seal Inscriptions: A Study in Islamic Epigraphy from Southeast Asia (dalam bahasa Inggris). 3. Inggeris: University of London. hlm. 453. 
  2. ^ a b (Indonesia) Mohamad Idwar Saleh; Tutur Candi, sebuah karya sastra sejarah Banjarmasin, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah, 1986
  3. ^ (Belanda) (1861)Tijdschrift voor Nederlandsch Indië. 23. Ter Lands-drukkerij. hlm. 70. 
  4. ^ Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (Batavia), Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (Batavia) (1860). Tijdschrift van het Bataviaasch Genootschap (dalam bahasa Belanda). 9. Lange. hlm. 120. 
  5. ^ (Belanda) Nederlanderh, Host Indie. Brill Archive. hlm. 140. 
  6. ^ "Landsdrukkerij". Almanak en Naamregister van Nederlandsch-Indië, voor 1858 (dalam bahasa Belanda). 31. Batavia: Ter Lands-Drukkerij. 1858. hlm. 119. 
  7. ^ Hindia-Belanda (1965). Bandjermasin (Sultanate), Surat-surat perdjandjian antara Kesultanan Bandjarmasin dengan pemerintahan2 V.O.C.: Bataafse Republik, Inggeris dan Hindia-Belanda 1635-1860 (PDF). Arsip Nasional Republik Indonesia, Kompartimen Perhubungan dengan Rakjat. hlm. 158. 
  8. ^ (Belanda) de Heere, G. A. N. Scheltema (1863). Staatsblad van Nederlandisch Indië. Ter Drukkerij van A. D. Schinkel. hlm. 118. 
  9. ^ a b "Tijdschrift voor Indische taal-, land- en volkenkunde" (dalam bahasa Belanda). 14. Batavia: Lange & Company, Martinus Nijhoff. 1864: 503. 
  10. ^ von Siebold, Philipp Franz (1847). "Le moniteur des Indes orientales et occidentales: recueil de mémoires et de notices scientifiques et industriels... concernant les possessions néerlandaises d'Asie et d'Amérique" (dalam bahasa Prancis). Belinfante frères: 166. 
  11. ^ A. MEIJER (Jonkheer.) (1872). Militair tijdschrift (dalam bahasa Belanda). Bruining & Wijt. hlm. 554. 
  12. ^ Willem Adriaan Rees (1867). De bandjermasinsche krijg van 1859-1863: nader toegelicht (dalam bahasa Belanda). Dutch East Indies: D.A. Thieme. hlm. 21. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]