Pamali
Pamali (Sunda: ᮕᮙᮜᮤ, Pamali) adalah sesuatu yang tabu atau tidak boleh dilanggar dalam adat masyarakat Sunda, istilah ini biasa disebut dengan Pamali dalam bahasa Sunda.[1]
Hal ini hampir sama dengan Ora Elok dalam bahasa Jawa atau sesuatu yang tidak baik, suku Dayak Ngaju biasa menyebutnya dengan Pali.[2][3]
Pamali dalam masyarakat Sunda biasanya bertujuan supaya hidup kita hati-hati, waspada, saling menghormati, dan melakukan sesuatu sesuai dengan waktu dan tempatnya. Terlepas dari mitos-mitos yang ada, sebagian besar pamali sebenarnya bisa dijelaskan dengan logika dan bermaksud baik, sehingga kita bisa belajar darinya bahwa hukum sebab-akibat itu ada, dan bukan hanya sekadar mitos.[4]
Larangan
[sunting | sunting sumber]Contoh Pamali dalam adat masyarakat Sunda:
Tidak boleh duduk didepan pintu
Laki-laki atau suami tidak boleh mengambil beras ke tempat penyimpanannya
Tidak boleh bersiul di dalam rumah
Masih banyak hal tabu atau pamali lainnya dalam masyarakat Sunda.[5]
Lihat juga
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Prosiding Seminar Nasional Bahasa dan Budaya Dalam Membangun Karakter Bangsa: 30 September 2014, Kampus Pascasarjana, IHDN Denpasar, Bali. Kementerian Agama, Republik Indonesia, Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar. 2014. ISBN 978-602-97217-9-9.
- ^ Sholeh, Muhammad. "Di Jawa ada 'Ora Elok', di Sunda ada 'Pamali'". Merdeka.com. Diakses tanggal 2021-01-31.
- ^ Kompasiana.com (2020-07-27). "Awas! Ora Elok, Nanti Kualat!". KOMPASIANA. Diakses tanggal 2021-01-31.
- ^ Ekajati, Edi Suhardi (2005). Kebudayaan Sunda: Zaman Pajajaran. Pustaka Jaya. ISBN 978-979-419-334-1.
- ^ "Makna "Pamali" Dalam Budaya Sunda". kumparan. Diakses tanggal 2021-01-31.