Saraf vagus
Saraf vagus | |
---|---|
Rincian | |
Persarafan | Levator veli palatini, Salpingopharyngeus, Palatoglossus, Palatopharyngeus, Constrictor pharyngis superior, Constrictor pharyngis medius, Constrictor pharyngis inferior, visera |
Pengidentifikasi | |
Bahasa Latin | nervus vagus |
MeSH | D014630 |
NeuroNames | 702 |
TA98 | A14.2.01.153 |
TA2 | 6332 |
FMA | 5731 |
Daftar istilah neuroanatomi |
Saraf Kranial |
---|
CN I – Olfaktorius |
CN II – Optikus |
CN III – Okulomotor |
CN IV – Troklearis |
CN V – Trigeminus |
CN VI – Abdusen |
CN VII – Fasialis |
CN VIII – Vestibulokoklearis |
CN IX – Glosofaringeal |
CN X – Vagus |
CN XI – Aksesorius |
CN XII – Hipoglossus |
Saraf vagus adalah saraf kranial urutan ke 10 yang berhadapan dengan saraf parasimpatis yang berfungsi dalam mengatur jantung, paru-paru dan saluran pencernaan. Saraf ini juga merupakan saraf terpanjang dari sistem saraf otonom pada tubuh manusia yang terdiri dari serat sensorik dan motorik.[1]
Fungsi
[sunting | sunting sumber]Fungsi utama dari vagus adalah untuk fonasi/ berbicara dan menelan. Saraf vagus juga berperan dalam mentransmisikan serat sensorik dari kulit bagian posterior dari meatus auditori eksternal dan membran timpani. Saraf ini juga meyarafi lajur usus sejauh lengkungan lienalis dari usus besar transversal (kasar), dan jantung, cabang trakeobronkial dan bagian interna abdomen.[2]
Asal dan percabangan
[sunting | sunting sumber]Vagus adalah saraf yang paling luas distribusinya dari semua saraf kranialis. Namanya mencerminkan distribusi yang luas dan jenis sensasi yang disampaikannya (Arti Vagus dalam bahasa Latin: samar, tidak terbatas, mengembara).
- Saraf Vagus berkembang dari medula
- Kemudian saraf ini meninggalkan fosa kranial posterior melalui foramen jugularis. Di bawah foramen tersebut terdapat dua ganglia sensorik yakni: jugularis dan nodose, keduanya mengandung badan sel dari serat sensorik. Cabang aurikuler dari saraf vagus melewati kanal dalam tulang temporal dan menyampaikan impuls sensorik dari meatus akustik eksternal dan membran timpani.
- Selanjutnya saraf vagus turun melalui selubung karotis posterior di belakang vena jugularis interna
dan arteri karotid internal. Dan diujungnya terbagi menjadi 2 saraf yakni saraf faringeal dan saraf laringeal superior yang terbagi kembali menjadi 2 yakni saraf internal (berperan dalam persarafan sensorik di atas pita suara) dan cabang eksternal (krikotiroid).
- Cabang cardiac dan trakea timbul pada bagian dada leher dan bagian atas. Cabang trakealis berperan dalam fungsi sensoris sedangkan bagian cardiac memiliki fungsi otonom yakni melambatkan denyut jantung
- Adapula saraf laring rekuren yang berawal di mediastinum superior.
- Terakhir terdapat pembentukan pleksus esofagus. Melalui hiatus esofagus pada diafragma sebagai cabang anterior dan posterior yang memberikan kontribusi serat saraf untuk organ visera abdomen dan celiac, pleksus mesenterika superior dan pleksus myenteric.[2]
Catatan klinis
[sunting | sunting sumber]- Elevasi Palatal: Mengamati ketinggian langit-langit mulut ketika subjek mengatakan "ah"
Sebagai suatu tes fungsi motor dari saraf glossopharingeus dan vagus.[2]
- Vagal refleks: Terdiri atas trias: batuk, muntah, pingsan. Iritasi kulit pada dinding posterior meatus auditori eksternal (yang disediakan oleh nervus vagus) dapat menyebabkan batuk (X: cabang sensoris bronkial), muntah (X: saraf sensoris saluran pencernaan) atau sinkop (refleks bradikardia).[2]
- Nyeri yang disalurkan
Rasa nyeri di faring dan /atau laring bisa jadi merupakan nyeri yang bersumber dari telinga yang kemudian disalurkan ke faring atau laring. Ini merupakan salah satu karakteristik khas dari tumor hypopharyngeal.[2]
- Pita Suara
Gerakan dari pita suara dipengaruhi oleh saraf vagus. Berbicara dengan menggunakan laring menunjukkan bahwa saraf vagus masih berfungsi setidaknya pada tingkat dada ke bagian atas. Pada mediastinum bagian kiri dapat ditemukan saraf laring rekuren sehingga jika terapat tumor pada mediastinum kiri maka akan terdapat perubahan suara karenanya.[2]
- Arteri Tiroid
Arteri dari kelenjar tiroid sangat erat kaitannya dengan cabang laringeal dari saraf vagus. Arteri laring superior yang berhubungan dengan saraf laring eksternal dekat asal arteri, dan saraf laringeal rekuren berkaitan dengan arteri tiroid inferior dekat dengan kelenjar. Hal ini relevan untuk operasi tiroid. Kerusakan pada saraf laring rekuren pada saat ini hampir selalu mempengaruhi serat persarafan abduktor pita suara sebelum mempengaruhi persarafan adduktor. Hal ini bisa berakibat serius, karena jika adduktor tidak berfungsi, maka pita suara akan adduksi terus menerus dan menyebabkan kesulitan pernafasan.[2]
- Vagotomy
Vagotomy dilakukan pada pasien dengan ulkus lambung untuk mengurangi sekresi asam lambung oleh perut, dan untuk memperlambat waktu pengosongan perut dengan mencegah kontraksi antral terminal.[2]
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Walker, H. Kenneth (1990). "Cranial Nerve XI: The Spinal Accessory Nerve". Dalam Walker, H. Kenneth; Hall, W. Dallas; Hurst, J. Willis. Clinical Methods: The History, Physical, and Laboratory Examinations (edisi ke-3rd). Boston: Butterworths. ISBN 978-0-409-90077-4. PMID 21250228.
- ^ a b c d e f g h (Inggris) STANLEY MONKHOUSE MA, MB, BChir, PhD (2006). Cranial Nerve Functional Anatomy. Cambridge University Press. ISBN-13 978-0-511-13272-8.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- (Inggris)MedEd di Loyola grossanatomy/h_n/cn/cn1/cn10.htm
- (Inggris)Cranial Nerves at Yale 10-1
- (Inggris)Human anatomy at Dartmouth figures/chapter_24/24-7.HTM
- (Inggris)cranialnerves di The Anatomy Lesson oleh Wesley Norman (Universitas Georgetown) (X)