Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Lompat ke isi

Hakim-Hakim 6

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Hakim-hakim 6)
Hakim-hakim 6
Kitab Hakim-hakim lengkap pada Kodeks Leningrad, dibuat tahun 1008.
KitabKitab Hakim-hakim
KategoriNevi'im
Bagian Alkitab KristenPerjanjian Lama
Urutan dalam
Kitab Kristen
7
pasal 5
pasal 7

Hakim-hakim 6 (disingkat Hak 6) adalah bagian dari Kitab Hakim-hakim dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen.[1][2]

  • Kisah yang dicatat di pasal ini terjadi paling awal 47 tahun setelah kemenangan Debora dan Barak.[4] (~ 1169 SM)

Pembagian isi pasal (disertai referensi silang dengan bagian Alkitab lain):

Tetapi orang Israel melakukan apa yang jahat di mata TUHAN; sebab itu TUHAN menyerahkan mereka ke dalam tangan orang Midian, tujuh tahun lamanya.[5]

Sekali lagi umat Allah berbalik kepada agama sinkretik yang selaras dengan cara-cara orang Kanaan. Akibatnya, selama tujuh tahun Allah membiarkan suku Midian, yang dibantu oleh suku Amalek dan suku-suku lain dari daerah timur, untuk menyerbu dan menindas Israel (Hakim–hakim 6:3). Mereka terpaksa bersembunyi di dalam gua dan menyembunyikan hasil panen mereka (ayat Hakim–hakim 6:2–5); mereka baru berseru kepada Allah ketika situasi sudah tidak dapat ditahan lagi (ayat Hakim–hakim 6:6).[6]

Sehingga orang Israel menjadi sangat melarat oleh perbuatan orang Midian itu. Lalu berserulah orang Israel kepada TUHAN.[7]

Sebagai upaya terakhir, Israel berseru kepada Allah, dan itu pun hanya karena mereka tertindas.

  1. Inti persoalan orang Israel ialah bahwa iman mereka kepada Allah tidak berlandaskan kasih dan rasa syukur kepada-Nya, tetapi pada keinginan dan ambisi yang mementingkan diri sendiri; mereka hanya mencari Allah pada masa-masa krisis apabila mereka memerlukan Dia.
  2. Orang percaya dalam masa Perjanjian Baru juga harus memeriksa jenis imannya. Selaku orang percaya, apakah kita mengikut Tuhan karena kita sungguh-sungguh mengasihi Dia dan menghargai Dia sebagaimana adanya serta apa yang telah dilakukan oleh-Nya? Ataukah kita melayani Dia hanya karena apa yang dapat kita terima dari-Nya? Jikalau iman dan pengabdian kita kepada Allah itu sejati, kita akan tetap mengikut Tuhan sekalipun itu berarti kesulitan, penderitaan, penganiayaan, dan kerugian [6]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ W.S. LaSor, D.A. Hubbard & F.W. Bush. Pengantar Perjanjian Lama 1. Diterjemahkan oleh Werner Tan dkk. Jakarta:BPK Gunung Mulia. 2008. ISBN 979-415-815-1, 9789794158159
  2. ^ J. Blommendaal. Pengantar kepada Perjanjian Lama. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1983. ISBN 979-415-385-0, 9789794153857
  3. ^ Hakim–hakim 2:6–9
  4. ^ Hakim–hakim 5:31
  5. ^ Hakim–hakim 6:1
  6. ^ a b The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
  7. ^ Hakim–hakim 6:6

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]