Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Lompat ke isi

Evolusi sebagai teori dan fakta

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Bagian dari seri Biologi mengenai
Evolusi
Pengenalan
Mekanisme dan Proses

Adaptasi
Hanyutan genetika
Aliran gen
Mutasi
Seleksi alam
Spesiasi

Riset dan sejarah

Bukti
Sejarah evolusi kehidupan
Sejarah
Sintesis modern
Efek sosial
Teori dan fakta
Keberatan / Kontroversi

Bidang

Kladistika
Genetika ekologi
Perkembangan evolusioner
Evolusi manusia
Evolusi molekuler
Filogenetika
Genetika populasi

Portal Biologi ·

Pernyataan "evolusi merupakan sebuah teori dan sebuah fakta" merupakan sebuah pernyataan yang sering terlihat pada pustaka-pustaka biologi.[1][2][3][4][4][5][6][7] Pernyataan ini sering menimbulkan kerancuan. Inti dari pernyataan ini adalah untuk membedakan dua pengertian evolusi. Yang pertama adalah "fakta evolusi", yaitu fakta perubahan yang terpantau pada sebuah populasi selama beberapa waktu. Sedangkan yang kedua adalah "teori evolusi" (merujuk pada sintesis evolusi modern), yang merupakan penjelasan ilmiah termutakhir mengenai bagaimana perubahan ini dapat terjadi.

Fakta dan Teori Evolusi

[sunting | sunting sumber]

Evolusi sering dideskripsikan sebagai "fakta dan teori", "fakta namun bukan teori", ataupun "hanya sebuah teori, dan bukan fakta". Deskripsi ini mengilustrasikan kerancuan terminologi yang dapat menghambat diskusi evolusi.[8][9] Penjelasan evolusi sebagai "fakta" dan "teori" dijelaskan di bawah sebagai berikut:

Definisi Evolusi

[sunting | sunting sumber]

Evolusi secara sederhana didefinisikan sebagai perubahan pada sifat-sifat atau frekuensi gen suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Walaupun demikian, definisi "evolusi" juga sering kali ditambahkan dengan klaim-klaim berikut ini:

  1. Perbedaan pada komposisi sifat-sifat antara populasi-polulasi yang terisolasi selama beberapa generasi dapat mengakibatkan munculnya spesies baru.
  2. Semua organisme yang hidup sekarang merupakan keturunan dari nenek moyang yang sama.

Menurut Douglas Futuyma, 'evolusi biologis dapatlah merupakan proses yang kecil maupun substansial; ia melibatkan segala sesuatu dari perubahan yang kecil pada proporsi alel yang berbeda dalam suatu populasi sampai dengan perubahan terus menerus yang berujung pada organisme proto seperti siput, lebah, jerapah, dan dandelion.' [10]

Istilah "evolusi", utamanya ketika dirujuk sebagai sebuah "teori", juga umumnya digunakan secara meluas untuk melibatkan proses seleksi alam dan hanyutan genetika.

Fakta sering kali digunakan oleh para ilmuwan untuk merujuk pada data-data eksperimen ataupun pengamatan objektif yang dapat diverifikasi. "Fakta" juga dapat digunakan secara lebih luas untuk merujuk pada hipotesis apapun yang memiliki bukti-bukti yang sangat banyak dan kuat.

"Fakta"
Pengamatan Hipotesis yang terbukti
  • Fakta merupakan data empiris dan pengamatan objektif yang dapat diverifikasi.[11][12][13][14]
  • 'Fakta merupakan hipotesis yang secara kuat didukung oleh bukti-bukti yang kita asumsikan benar.' Douglas Futyuma.[15]

Evolusi merupakan fakta dalam artian ia mempunyai bukti-bukti yang sangat banyak. Sering kali, evolusi dikatakan sebagai fakta dalam artian yang sama kita mengatakan perputaran bumi mengelilingi matahari juga merupakan sebuah fakta.[15][16] Berikut merupakan kutipan H. J. Muller pada bukunya "One Hundred Years Without Darwin Are Enough".

There is no sharp line between speculation, hypothesis, theory, principle, and fact, but only a difference along a sliding scale, in the degree of probability of the idea. When we say a thing is a fact, then, we only mean that its probability is an extremely high one: so high that we are not bothered by doubt about it and are ready to act accordingly. Now in this use of the term fact, the only proper one, evolution is a fact.[3]
Tidak terdapat batasan yang jelas antara spekulasi, hipotesis, teori, kaidah, dan fakta, yang ada hanyalah perbedaan pada skala tingkat kemungkinan pemikiran tersebut. Ketika kita mengatakan sesuatu adalah fakta, maka maksud kita hanyalah bahwa kemungkinannya sangatlah tinggi: sangat tinggi sedemikian rupanya sampai-sampai kita tidak akan meragukannya dan menerimanya. Sekarang, dalam menggunakan istilah fakta ini, yang merupakan satu-satunya penggunaan yang benar, evolusi adalah sebuah fakta.[3]

Akademi Sains Nasional Amerika Serikat juga mengambil posisi yang sama:

Scientists most often use the word "fact" to describe an observation. But scientists can also use fact to mean something that has been tested or observed so many times that there is no longer a compelling reason to keep testing or looking for examples. The occurrence of evolution in this sense is fact. Scientists no longer question whether descent with modification occurred because the evidence is so strong.[17]
Para ilmuwan sering kali menggunakan kata "fakta" untuk menjelaskan sebuah pengamatan. Tetapi, para ilmuwan juga dapat menggunakan fakta untuk memaksudkan sesuatu yang telah diuji ataupun terpantau berkali-kali sedemikiannya tidak terdapat lagi alasan yang kuat untuk terus-menerus menguji ataupun mencari-cari contoh. Terjadinya evolusi dalam artian ini adalah fakta. Para ilmuwan tidak lagi mempertanyakan apakah perubahan pada keturunan (benar-benar) terjadi karena buktinya sudah sangat kuat.[17]

Pada filsuf sains memiliki argumen bahwa kita tidak pernah mengetahui segala sesuatunya dengan kepastian yang absolut: bahkan pengamatan secara langsung pun bergantung pada asumsi dasar bahwa indra dan instrumen pengukuran yang kita gunakan adalah benar. Dalam pengertian ini, keseluruhan fakta bersifat sementara.

"Teori"
  • Teori ilmiah merupakan sebuah kumpulan pernyataan yang saling berhubungan dan didukung dengan baik, yang menjelaskan berbagai pengamatan dan dapat digunakan untuk membuat prediksi yang dapat diuji.

Teori ilmiah menjelaskan suatu kerangka koheren yang sesuai dengan data-data pengamatan. Definisi ilmiah kata "teori" berbeda dengan pengertian kata ini secara umum. Secara umum, "teori" dapat berarti sebuah konjektur, opini, ataupun spekulasi yang tidak mempunyai dasar-dasar fakta maupun dapat membuat prediksi yang dapat diuji kebenarannya. Dalam ilmu pengetahuan, pengertian teori lebih kaku, yakni: teori haruslah didasarkan pada fakta-fakta yang terpantau dan dapat membuat prediksi yang dapat diuji.

Dalam ilmu pengetahuan, teori terkini (mutakhir) merupakan teori yang tidap memiliki teori alternatif lain yang secara seimbang dapat diterima ataupun lebih dapat diterima, serta merupakan teori yang telah lulus usaha falsifikasi. Hal ini berarti bahwa tidak terdapat pengamatan yang berkontradiksi dengan teori tersebut sampai saat ini. Revisi pada teori terkini atau pembuatan teori baru yang menggantikan teori terkini diperlukan apabila sebuah pengamatan baru berkontradiksi dengan teori terkini. Walaupun demikian, falsifikasi sebuah teori tidak mengfalsifikasi fakta-fakta yang merupakan dasar dari teori tersebut.

Perbandingan evolusi dengan gravitasi

[sunting | sunting sumber]

Istilah "fakta" dan "teori" dapat diterapkan kepada evolusi, sama halnya ketika diterapkan kepada gravitasi.[1] Penyalahgunaan dan kesalahpahaman istilah-istilah tersebut sering kali digunakan untuk membuat argumen-argumen yang mempertanyakan ataupun membantah keabsahan evolusi.

Terdapat banyak teori yang telah mencoba untuk menjelaskan fakta gravitasi. Yakni, para ilmuwan bertanya apakah gravitasi itu, dan apa yang menyebabkannya. Ilmuwan kemudian mengembangkan sebuah model yang menjelaskan gravitasi, yaitu teori gravitasi. Selama berabad-abad, terdapat banyak penjelasan gravitasi yang dapat disebut sebagai Teori Gravitasi, yaitu penjelasan Aristoteles, Galilei, Isaac Newton, dan Einstein. Kerancuan pada istilah dapat muncul ketika kita menggunakan sebuah kata tunggal untuk merujuk pada baik fakta yang terpantau maupun teori yang menjelaskannya. Kata Gravitasi dapat digunakan untuk merujuk pada fakta-fakta terpantau (yakni gaya tarik massa yang terpantau) maupun teori yang digunakan untuk menjelaskannya (gravitasi merupakan alasan mengapa dua massa saling tarik menarik). Oleh karena itu, gravitasi merupakan sebuah "fakta" dan "teori".

Pada kajian spesies biologi, fakta-fakta tersebut meliputi fosil dan pengukuran terhadap fosil-fosil tersebut. Lokasi sebuah fosil sebagai contohnya, merupakan sebuah fakta berdasarkan pengertian fakta secara ilmiah. Pada spesies yang bereproduksi secara cepat, misalnya pada lalat buah, proses perubahan evolusi telah terpantau pada laboratorium.[18] Pengamatan pada populasi lalat buah yang sifat-sifatnya berubah juga merupakan contoh sebuah fakta. Sehingga, evolusi jugalah merupakan sebuah fakta, sama halnya dengan gravitasi yang juga merupakan sebuah fakta.

Dalam biologi, terdapat berbagai usaha-usaha untuk menjelaskan pengamatan tersebut selama bertahun-tahun. Lamarckisme, Transmutasisme, dan Ortogenesis merupakan teori-teori non-Darwin yang berusaha untuk menjelaskan pengamatan ini. Namun Teori Evolusi merupakan penjelasan keseluruhan pengamatan yang relevan mengenai perkembangan kehidupan yang didasarkan pada model yang menjelaskan keseluruhan data yang ada dan terpantau. Sehingga, evolusi bukan hanya merupakan sebuah fakta, tetapi juga merupakan sebuah teori, sama halnya dengan gravitasi yang juga merupakan sebuah fakta dan teori.

Gravitasi Evolusi
Benda-benda yang berjatuhan merupakan sebuah pengamatan terhadap benda-benda yang saling tarik menarik. Lalat-lalat buah yang berubah dari satu generasi ke generasi yang lainnya merupakan sebuah pengamatan terhadap perubahan organisme dari satu generasi ke generasi yang lain.
Tarikan benda-benda terhadap satu sama lainnya disebut sebagai gravitasi. Perubahan organisme dari satu generasi ke generasi selanjutnya disebut sebagai evolusi.
Gravitasi merupakan sebuah fakta. Evolusi merupakan sebuah fakta.
Penjelasan fakta gravitasi. Penjelasan fakta evolusi.
Aristoteles dan Galileo membuat penjelasan fakta gravitasi. Penjelasan-penjelasan ini telah lama ditinggalkan. Lamarckisme, Transmutasisme dan Ortogenesis dibuat untuk menjelaskan fakta evolusi. Penjelasan-penjelasan ini telah lama ditinggalkan.
Penjelasan Newton terhadap gravitasi hampir benar tetapi memerlukan perbaikan. Penjelasan Darwin terhadap evolusi hampir benar, tetapi memerlukan perbaikan.
Penjelasan Einstein merupakan perbaikan terhadap penjelasan gravitasi Newton. Penjelasan Einstein sekarang ini merupakan penjelasan fakta gravitasi yang paling diterima. Sintesis evolusi modern merupakan perbaikan terhadap penjelasan evolusi Darwin yang tidak melibatkan gen dalam penjelasannya. Sintesis modern ini sekarang merupakan penjelasan fakta evolusi yang paling diterima.
Penjelasan fakta gravitasi Einstein disebut sebagai Teori relativitas umum. Penjelasan fakta evolusi yang diberikan oleh sintesis modern merupakan Teori Evolusi termutakhir yang paling luas diterima.
Gravitasi merupakan sebuah fakta dan teori. Evolusi merupakan sebuah fakta dan teori.

Kekuatan prediksi

[sunting | sunting sumber]
Tiktaalik.

Prinsip utama dalam ilmu pengetahuan adalah bahwa sebuah teori ilmiah diharapkan mempunyai kekuatan prediksi. Verifikasi prediksi tersebut dilihat sebagai dukungan yang penting terhadap teori tersebut. Sebagaimana dengan teori lainnya, teori evolusi juga memberikan beberapa prediksi, sebagai contohnya:

  • Informasi genetika harus diwariskan secara molekular sedemikiannya ia hampir persis sama namun mengizinkan perubahan yang kecil. Sejak prediksi ini dibuat, para biologiawan telah menemukan keberadaan DNA yang memiliki laju mutasi sekitar 10−9 per nukleotida per pembelahan sel; hal inilah yang menjelaskan mekanisme evolusi.[19]
  • Beberapa urutan DNA yang sama terdapat pada organisme-organisme yang sangat berbeda. Telah diprediksi oleh teori evolusi bahwa perubahan pada urutan-urutan DNA antara dua organisme haruslah secara kasar sesuai dengan perbedaan biologis antara keduanya dan lama waktu yang telah berlangsung sejak kedua organisme tersebut berpisah pada proses evolusi seperti yang terlihat pada fosil. Laju akumulasi perubahan ini haruslah rendah pada beberapa urutan yang memiliki kode RNA dan protein yang penting, dan tinggi pada urutan lainnya; namun untuk setiap urutan spesifik, laju perubahan haruslah konstan selama evolusi. Prediksi ini telah secara eksperimen dikonfirmasi. Contohnya urutan kode DNA untuk rRNA memiliki laju perubahan yang sangat lambat, sedangkan urutan kode DNA untuk pembentukan fibrin memiliki laju perubahan yang cepat.[19]
  • Sebelum tahun 2004, para paleontologis telah menemukan fosil-fosil hewan amfibi dengan leher, telinga, dan empat kaki di bebatuan yang usianya kurang dari 365 juta tahun. Pada bebatuan yang berusia lebih dari 385 juta tahun, hanya dapat ditemukan ikan tanpa ciri-ciri hewan amfibi. Teori evolusi memprediksi bahwa bentuk antara kedua hewan tersebut (ikan dan amfibi) haruslah ditemukan di bebatuan yang berusia antara 365 juta sampai dengan 385 juta tahun yang lalu. Pada tahun 2004, sebuah ekspedisi ke kepulauan di bagian Arktik Kanada menemukan bebatuan yang berusia 375 juta tahun dengan fosil Tiktaalik.[20]

Konsep terkait dan terminologi

[sunting | sunting sumber]
  • Penjelasan spekulatif atau konjektur disebut sebagai hipotesis. Penjelasan yang telah diuji dengan baik disebut sebagai teori.
  • "Fakta" tidak berarti "kepastian absolut".
  • Hukum ilmiah merupakan sebuah konsep yang berhubungan dengan teori ilmiah. Teori ilmiah yang bergantung pada sebuah prinsip sederhana sering disebut sebagai "hukum" ilmiah. Sebagai contoh, adalah umum untuk menemukan referensi terhadap "hukum gravitasi", "hukum seleksi alam", ataupun "hukum termodinamika".

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b Moran, Laurence (1993-01-22). "Evolution is a Fact and a Theory" (html) (dalam bahasa english). Talk.origins. Diakses tanggal 2007-10-18. [pranala nonaktif permanen]
  2. ^ Gould, Stephen Jay (1981-05-01). "Evolution as Fact and Theory". Discover. 2 (5): 34–37. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-03-17. Diakses tanggal 2009-01-22.  Reprinted in:
  3. ^ a b c Muller, H. J. (1959). "One hundred years without Darwin are enough". School Science and Mathematics. 59: 304–305. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-03. Diakses tanggal 2009-01-22.  Reprinted in:
  4. ^ a b Campbell, Neil A. (2002-02-05). Biology 6th ed. Benjamin Cummings. hlm. 1175. ISBN 0805366245. 
  5. ^ Dobzhansky, Theodosius (1973-03-01). "Nothing in biology makes sense except in the light of evolution". American Biology Teacher. 35. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-05-26. Diakses tanggal 2009-01-22.  Reprinted in:
  6. ^ Lenski, Richard E. (2000). "Evolution: Fact and Theory" (dalam bahasa english). American Institute of Biological Sciences. Diarsipkan dari versi asli (html) tanggal 2007-04-03. Diakses tanggal 2007-10-18. 
  7. ^ Mayr, Ernst (1988). Toward a New Philosophy of Biology: Observations of an Evolutionist. Cambridge: Harvard University Press. ISBN 0-674-89666-1. 
  8. ^ Is "Evolution" a "Theory" or "Fact" or Is This Just a Trivial Game of Semantics? by Casey Luskin
  9. ^ Commitee for Skeptical Inquiry — Evolution & Creationism: Terminology in Conflict Diarsipkan 2009-05-22 di Wayback Machine. by Richard Joltes
  10. ^ Futuyma, Douglas J. (1997). , Evolutionary Biology, 3rd ed. Sinauer Associates. hlm. 751. ISBN 0878931899. 
  11. ^ Wordnet entry for phrase "scientific fact"[pranala nonaktif permanen]
  12. ^ "United States National Park Service Glossary". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-02-23. Diakses tanggal 2009-01-22. 
  13. ^ Webster's New Millennium Dictionary of English, Preview Edition (v 0.9.6), Copyright © 2003–2006 Lexico Publishing Group, LLC
  14. ^ Webster's Encyclopedic Unabridged Dictionary of the English Language (1996) gives a third meaning of the word "fact" as (3) A truth known by actual experience or observation; something known to be true: 'Scientists gather facts about plant growth.'
  15. ^ a b "Hypotheses, Facts, and the Nature of Science, Douglas Futyuma". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-03-10. Diakses tanggal 2009-01-22. 
  16. ^ Guardian article by Richard Dawkins, Jerry Coyne
  17. ^ a b Science and Creationism: A View from the National Academy of Sciences, Second Edition (1999), National Academy of Sciences (NAS), National Academy Press, Washington DC, 2006.
  18. ^ Dobzhansky T, Pavlovsky O (1971). "Experimentally created incipient species of Drosophila". Nature. 230 (5292): 289–92. doi:10.1038/230289a0. PMID 5549403. 
  19. ^ a b Bruce Alberts; Alexander Johnson; Julian Lewis; Martin Raff; Keith Roberts; Peter Walter (March, 2002), Molecular Biology of the Cell (edisi ke-4th), Routledge, ISBN 0-8153-3218-1 
  20. ^ "Shubin, Neil. (2008). Your Inner Fish. Pantheon. ISBN 9780375424472. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]