Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Lompat ke isi

Gender ketiga: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Bona Kartono (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Bona Kartono (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:Anna P.jpg|thumb|upright|Anna P., yang hidup sebagai pria beberapa tahun di Jerman, yang difoto untuk buku [[Magnus Hirschfeld]] ''Sexual Intermediates'' pada tahun 1922.]]
Istilah '''jenis kelamin ketiga''' dan '''seks ketiga''' menggambarkan individu yang dikategorikan (atas kehendak mereka atau dengan konsensus sosial) baik sebagai seorang [[pria]] maupun [[wanita]], serta kategori sosial yang ada dalam masyarakat-masyarakat yang mengenal tiga atau lebih jenis kelamin. Istilah "ketiga" biasanya dipahami sebagai "yang lain"; beberapa [[antropologi|antropolog]] dan [[sosiologi|sosiolog]] telah mendeskripsikan sebagai yang keempat,<ref>Roscoe, Will (2000). ''Changing Ones: Third and Fourth Genders in Native North America''. Palgrave Macmillan (June 17, 2000) ISBN 0-312-22479-6<br>See also: Trumbach, Randolph (1994). ''London’s Sapphists: From Three Sexes to Four Genders in the Making of Modern Culture.'' In Third Sex, Third Gender: Beyond Sexual Dimorphism in Culture and History, edited by Gilbert Herdt, 111-36. New York: Zone (MIT). ISBN 978-0-942299-82-3</ref> kelima,<ref name="Graham">Graham, Sharyn (2001), [http://www.insideindonesia.org/weekly-articles/sulawesis-fifth-gender Sulawesi's fifth gender], [[Inside Indonesia]], April–June 2001.</ref> dan bahkan ''beberapa''<ref name="Martin">Martin, M. Kay and Voorhies, Barbara (1975). ''Supernumerary Sexes,'' chapter 4 of Female of the Species (New York: Columbia University Press, 1975), 23.</ref> jenis kelamin. Konsep "ketiga", "keempat" dan "beberapa" jenis kelamin bisa agak sulit dimengerti dalam kategori konseptual Barat.<ref>McGee, R. Jon and Richard L. Warms 2011 Anthropological Theory: An Introductory History. New York, McGraw Hill.</ref>
Istilah '''jenis kelamin ketiga''' dan '''seks ketiga''' menggambarkan individu yang dikategorikan (atas kehendak mereka atau dengan konsensus sosial) baik sebagai seorang [[pria]] maupun [[wanita]], serta kategori sosial yang ada dalam masyarakat-masyarakat yang mengenal tiga atau lebih jenis kelamin. Istilah "ketiga" biasanya dipahami sebagai "yang lain"; beberapa [[antropologi|antropolog]] dan [[sosiologi|sosiolog]] telah mendeskripsikan sebagai yang keempat,<ref>Roscoe, Will (2000). ''Changing Ones: Third and Fourth Genders in Native North America''. Palgrave Macmillan (June 17, 2000) ISBN 0-312-22479-6<br>See also: Trumbach, Randolph (1994). ''London’s Sapphists: From Three Sexes to Four Genders in the Making of Modern Culture.'' In Third Sex, Third Gender: Beyond Sexual Dimorphism in Culture and History, edited by Gilbert Herdt, 111-36. New York: Zone (MIT). ISBN 978-0-942299-82-3</ref> kelima,<ref name="Graham">Graham, Sharyn (2001), [http://www.insideindonesia.org/weekly-articles/sulawesis-fifth-gender Sulawesi's fifth gender], [[Inside Indonesia]], April–June 2001.</ref> dan bahkan ''beberapa''<ref name="Martin">Martin, M. Kay and Voorhies, Barbara (1975). ''Supernumerary Sexes,'' chapter 4 of Female of the Species (New York: Columbia University Press, 1975), 23.</ref> jenis kelamin. Konsep "ketiga", "keempat" dan "beberapa" jenis kelamin bisa agak sulit dimengerti dalam kategori konseptual Barat.<ref>McGee, R. Jon and Richard L. Warms 2011 Anthropological Theory: An Introductory History. New York, McGraw Hill.</ref>



Revisi per 16 April 2014 02.26

Anna P., yang hidup sebagai pria beberapa tahun di Jerman, yang difoto untuk buku Magnus Hirschfeld Sexual Intermediates pada tahun 1922.

Istilah jenis kelamin ketiga dan seks ketiga menggambarkan individu yang dikategorikan (atas kehendak mereka atau dengan konsensus sosial) baik sebagai seorang pria maupun wanita, serta kategori sosial yang ada dalam masyarakat-masyarakat yang mengenal tiga atau lebih jenis kelamin. Istilah "ketiga" biasanya dipahami sebagai "yang lain"; beberapa antropolog dan sosiolog telah mendeskripsikan sebagai yang keempat,[1] kelima,[2] dan bahkan beberapa[3] jenis kelamin. Konsep "ketiga", "keempat" dan "beberapa" jenis kelamin bisa agak sulit dimengerti dalam kategori konseptual Barat.[4]

Referensi

  1. ^ Roscoe, Will (2000). Changing Ones: Third and Fourth Genders in Native North America. Palgrave Macmillan (June 17, 2000) ISBN 0-312-22479-6
    See also: Trumbach, Randolph (1994). London’s Sapphists: From Three Sexes to Four Genders in the Making of Modern Culture. In Third Sex, Third Gender: Beyond Sexual Dimorphism in Culture and History, edited by Gilbert Herdt, 111-36. New York: Zone (MIT). ISBN 978-0-942299-82-3
  2. ^ Graham, Sharyn (2001), Sulawesi's fifth gender, Inside Indonesia, April–June 2001.
  3. ^ Martin, M. Kay and Voorhies, Barbara (1975). Supernumerary Sexes, chapter 4 of Female of the Species (New York: Columbia University Press, 1975), 23.
  4. ^ McGee, R. Jon and Richard L. Warms 2011 Anthropological Theory: An Introductory History. New York, McGraw Hill.