4 Aspek The Riddler Versi Film The Batman Yang Berbeda Dari Versi Komik

Inilah 4 aspek The Riddler versi film The Batman yang berbeda dari versi komik maupun, versi lain yang kita ketahui selama ini.

Selain faktor penyutradaraan mumpuni Matt Reeves dan juga performa Robert Pattinson yang sangat pas sebagai Batmannya. Faktor gak kalah penting lain yang turut menyukseskan film The Batman (2021) adalah sosok villain utamanya.

Atau lebih spesifiknya disini adalah Edward Nashton alias The Riddler (Paul Dano). Sosok The Riddler versi The Batman sangatlah gokil. Gokil disini maksudnya adalah versinya jauh lebih mengerikan dan psikotik.

Versi ini sangat jauh berbeda dari The Riddler versi Jim Carrey di Batman Forever (1995) dulu yang jauh lebih komedik nan komikal. Walau memang versi berbeda, tapi hal ini tentunya bukanlah masalah sama sekali.

Selain karena adaptasi DC terkenal dengan penerapan multiverse-nya, juga hal ini karena akting Dano sebagai Riddler yang WOW banget. Juga sebagai tambahan, versi ini bisa kita katakan sudah lumayan mirip banget dengan versi komik selama ini.

Memang tentunya ada beberapa modifikasi. Tapi secara keseluruhan, aspek atau ciri khas komik dari karakter ini sudah lumayan banyak terimplementasikan. Walau demikian sekali lagi versi ini tingkat keakuratannya dengan versi komiknya tidaklah 100%.

Masih terdapat beberapa aspek dari komiknya yang tidak terimplementasikan pada karakternya. Wah apa saja tuh? Nih langsung saja simak pembahasan 4 aspek The Riddler versi The Batman yang berbeda dari versi komik atau versi adaptasi media lainnya selama ini.

Oh ya guys. Karena mungkin saja masih ada dari kalian yang belum nonton The Batman ketika tulisan ini gue buat, maka yap, SPOILER ALERT !!!

1. Motif dan Latar Belakangnya

Aspek The Riddler versi film The Batman yang berbeda dari versi komik yang pertama adalah motif serta latar belakangnya sebagai seorang penjahat.

Dalam filmnya, The Riddler dulunya adalah seorang yatim piatu yang tinggal di panti asuhan Gotham sejak kecil. Ia merasa kesal dengan janji Thomas Wayne (Luke Roberts) yang mengatakan kalau Thomas akan memberikan perubahan menyenangkan bagi mereka yang susah dan yatim piatu.

Nah karena ia melihat janji Thomas itu kosong, iapun menjadi geram. Semakin geram ketika mengetahui berita Thomas dan istrinya Martha Wayne (Stella Stocker) meninggal dunia.

Lebih spesifiknya lagi, ia geram karena anak mereka, Bruce Wayne langsung mendapatkan seluruh warisan super tajir kedua orang tuanya. Sedangkan The Riddler tetap tinggal dalam panti asuhan Gotham yang panas dan bau itu.

Iapun menjadi dendam dengan Bruce hingga dewasa. Ia bertekad untuk membuat hidup Bruce menjadi sangat menderita. Nah terdorong dengan semua ini, The Riddler juga termotivasi untuk membuat menderita bahkan membunuh seluruh Polisi dan pejabat penting Gotham lainnya.

Namun polisi dan pejabat yang ia habisi adalah yang sudah jelas-jelas korup (“kotor”). Karena menurut pandangannya, pejabat dan polisi korup tersebut tidaklah lebih dari seorang pembohong. Alias baginya, mereka sama saja seperti Thomas dulu.

Sehingga dengan motifnya ini, The Riddler terlihat seperti sosok vigilante pembela kebenaran layaknya Batman. Tapi ya sudah jelas-jelas motif dan pandangan keduanya berbeda tajam. Terlepas sekali lagi, The Riddler menumpas polisi dan pejabat korup.

Nah semua motif dan latar belakang ini memang sah-sah saja. Bahkan membuat karakter The Riddler versi The Batman kian terasa relatable. Tapi ya kesemua motif dan latarnya yang sangat kompleks ini gak ada baik dalam komiknya atau adaptasi-adaptasi lainnya.

Aslinya The Riddler ya simply dari kecil suka sama teka-teki dan tanda tanya. Lalu ia menantang Batman untuk bisa memecahkan teka-tekinya. Udah begitu saja guys.

Atau kalau dalam Batman Forever dan seri Gotham (2014-2019), karena obsesinya dengan teka-teki, alhasil membuatnya super introvert dan terlihat seperti “orang aneh” (freak).

Iapun akhirnya dijauhi beberapa rekan kerjanya lalu kesemuanya ini membuatnya perlahan-lahan menjadi stress banget dan kian obsesif dengan hobi teka-tekinya tersebut. Sekali lagi, ya sudah begitu saja latarnya.

Gak pernah ada dalam sejarahnya ia anak yatim piatu apalagi terobsesi untuk menyengsarakan Bruce Wayne.

2. Kisah Latar Edward Nashton Yang Sangat Kurang

Aspek The Riddler versi film The Batman yang berbeda dari versi komik selanjutnya adalah kurangnya kisah latar The Riddler atau yang bernama asli Edward Nashton.

Memang memasuki babak ketiga, kita akhirnya tahu kalau The Riddler adalah anak yatim piatu dan bernama asli Edward Nashton. Nashton juga dikisahkan bekerja sebagai akuntan forensik.

Tapi ya sudah hanay itu saja. Sisanya filmnya lebih banyak menampilkan Nashton dalam kostum dan motif The Riddler-nya. Kita tidak menyaksikan sama sekali bagaimana kehidupan masa lalunya dan juga kita tidak menyaksikan adegan yang membuatnya menjadi sosok The Riddler.

Padahal Batman Forever dan bahkan Gotham saja, menyempatkan untuk menampilkan seluruh kisah latar (origin) The Riddler. Entahlah, mungkin memang Reeves untuk visi film Batmannya ini ingin benar-benar fokus dengan karakter Batmanya.

Atau bisa saja ia menganggap seluruh audiens sudah paham dengan sendirinya. Atau yang paling logis, karena ingin menghemat durasi. Dan kalau memang alasannya adalah durasi, ya memang wajar sih. Film ini sendiri sudah hampir 180 menit alias 3 jam.

Kalau ia menampilkan lagi kisah origin The Riddler, otomatis durasi bisa hampir 4 jam. Tapi ya bagi gue, paling tidak sih Reeves tampilkan saja sekitar 5-10 menit rekap kisah origin-nya. Sehingga, kitapun bisa lebih peduli lagi dengan sosok villain yang identik dengan warna hijau ini.

3. Ciri Khas Tampilannya

Karena The Riddler adalah sosok karakter dari komik, maka sudah pasti tampilannya pun harus ciri khas. Dan salah satu ciri khas villain yang juga memiliki nama lain Edward Nygma ini, sekali lagi adalah warna hujaunya itu.

Lalu selain itu ia identik dengan tongkatnya (cane). Nah dalam The Riddler versi The Batman ini, sayangnya ciri khas ini sangat kurang terlihat. Oke memang secara general kostum The Riddler dan juga jaket yang Nashton kenakan berwarna hijau gelap.

Tapi tetap saja adalah hijau terang atau hijau “medok” yang selalu identik dengan villain ini. Bahkan seri Gotham saja masih loh menekankan kedua aspek ciri khasnya tersebut.

Namun untunglah hal ini tidak terlalu signifikan dampaknya. Semua kekurangan ini sekali lagi berhasil tertutupi oleh performa Dano yang super menakjubkan.

4. Identitas Batman

Nah inilah aspek The Riddler versi film The Batman yang berbeda dari versi komik yang bagi gue pribadi, sangat menarik.

Baik dalam komik maupun adaptasi lainnya, The Riddler adalah salah satu dari beberapa villain Batman yang mengetahui identitas asli Batman dengan sangat cepat dan mudah. Dengan kecerdasannya yang mumpuni, ia langsung tahu kalau Batman adalah Bruce Wayne.

Nah sebenarnya dari awal filmnya, The Batman terus meyakinkan kita kalau Nashton memang tahu akan hal ini. Bahkan Bruce saja menduga hal ini. Dan ketika Batman berhadapan face to face dengan Nashton di Arkham State Hospital, keyakinan ini kian kuat saja.

Namun pada akhirnya terungkap kalau (untungnya) Nashton gak tahu kalau Batman dan Bruce adalah sama. Sehingga kesimpulannya, ketika The Riddler memberikan teka-teki dan ancaman ke Bruce dan Batman, ia memperlakukannya sebagai dua sosok berbeda/terpisah.

Ya sebenarnya sih gak apa juga. Tapi bagi gue yang fanboy Batman, gue sih dari awal berharap agar The Riddler versi ini juga sama seperti versi komik atau versi adaptasi lainnya. Alias ia memang langsung tahu saja kalau Batman dan Bruce Wayne adalah satu entitas yang sama.

Oke guys. Itulah tadi 4 aspek The Riddler versi film The Batman yang berbeda dari versi komik atau versi adaptasi Batman lainnya. Semoga pembahasannya bermanfaat.