Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Mutu Pelayanan Keperawatan

Download as ppt, pdf, or txt
Download as ppt, pdf, or txt
You are on page 1of 84

Oleh:

H.ISWANTORO, SKp., MM
2
TANTANGAN
 Masalah kesehatan semakin kompleks
 Pola penyakit berubah (re-emerging & new-
emerging diseases)
 Pembiayaan kesehatan & manajemen
 Maskin, Askeskin  Jamkesmas, bpjs
 RS dengan BLU & BLUD
 INA DRG, clinical pathway
 RS menuju kelas dunia (hospital world class)
 Pelayanan keperawatan di era global: WTO, APEC,
ASEAN (MRA), IJEPA
MRA on Nursing Services
3

 Ditandatangani pada 8 Desember 2006 di Cebu,


Philipina
 OBJECTIVES:
 Facilitate mobility of nursing professionals
within ASEAN
 Exchange information and expertise on
standards and qualifications
 Promote adoption of best practices on
professional nursing services, and
 Provide opportunities for capacity building and
training of nurses
Best Practice on
4
Nursing Services

 Practice of nursing refers to the


provision of nursing care by a nurse
that encompasses promotive,
preventive, curative and rehabilitative
practice which may include education
and research.
Komponen1
5

1. Standar
Standar praktik, standar pelayanan (standar
asuhan dan penampilan profesional)
Kode etik
Standar kompetensi perawat
2. Tenaga
Jumlah, kualifikasi, sertifikasi keahlian
Rasio perawat-klien
Staffing: Beban kerja, kompleksitas klien,
efektif dan efisien biaya
Komponen 2
6

3. Lingkungan Praktik yang Positif


Quality workplaces = quality patient care
Model for social and psychological well being combines
six stressors (Kristenseris, 1999)
Absence of work pressure
Job security and workplace safety
Team work, study leave
Professional identity
Remuneration, recognition, rewards
Safety = workload, preventable injuries, workplace
violence
Fasilitas dan sarana
Komponen 3
7

4. Iklim dan Penampilan Kerja Organisasi


Iklim yang aman bagi klien dan
perawat
Iklim untuk pembelajaran
Iklim kepemimpinan
STANDAR PRAKTIK
KEPERAWATAN

8
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
9

A. Standar I : Pengkajian
B. Standar II : Diagnosa Keperawatan
C. Standar III : Perencanaan
D. Standar IV : Pelaksanaan Tindakan Kep.
E. Standar V : Evaluasi
STANDAR PENAMPILAN PROFESIONAL
10
PERAWAT
A. Standar I : Kualitas Asuhan Kep.
B. Standar II : Penilaian Kinerja
C. Standar III : Pengembangan Kompetensi
Profesional
D. Standar IV : Kolegialitas Perawat
E. Standar V : Etik
F. Standar VI : Kolaborasi
G. Standar VII : Penelitian
H. Standar VIII : Penggunaan Sumber Daya
SISTEM PEMBERIAN PELAYANAN
KEPERAWATAN PROFESIONAL

(SP2KP)
APLIKASI NILAI-NILAI PROFESIONAL
DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN

1. Prinsip dan nilai etik


2. Aspek legal dalam praktek
keperawatan
3. “Caring”
4. Holistic Care
5. Sosialisasi Profesional
MANAJEMEN DAN PEMBERIAN ASUHAN
KEPERAWATAN DI UNIT RUANG RAWAT RS
1. Peran kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan
dalam Pelayanan dan Asuhan Keperawatan
2. Aplikasi Proses Keperawatan dan Dokumentasi
3. Supervisi dalam Mengarahkan Asuhan
Keperawatan
4. Audit Keperawatan
5. Identifikasi Sistem Klasifikasi klien pada Unit Ruang
Rawat
6. Pengelolaan Kebutuhan Logistik Keperawatan
7. Keterampilan Spesifik Manajemen Asuhan
Keperawatan: Komunikasi yang efektif, Delegasi,
Koordinasi, Konsultasi, Coaching, Advokasi dan
Kolaborasi.
8. Metoda Pemberian Asuhan Keperawatan
9. Pengelolaan Staf
PENGEMBANGAN
PROFESIONAL DIRI

1. Capacity building
2. Membangun Budaya
Organisasi
3. Entrepreneurship
dalam Keperawatan
16

TENAGA KEPERAWATAN
17
 KOMPETENSI
 Mencakup 3 ranah kompetensi:
1. Praktik Profesional, Etis, Legal dan Peka Budaya
2. Pemberian dan Menejemen Askep
3. Pengembangan Professional Diri
 Memiliki kompetensi: generalis, spesialis, konsultan
 POLA KARIR
 Perawat Klinik (PK) I – V
 Perawat Manajer (PM) I – V
 Perawat Pendidik (PP) I – V
 Perawat Peneliti (PR) I – V
Bidang Pengembangan
Jenjang Karir Professional Perawat
18

PK V PM V PP V PR V

PK IV PM IV PP IV PR IV

PK III PM III PP III PR III

PK II PM II PP II PR II

PK I PM I PP I PR I
19

MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN


REFORMASI KESEHATAN (WHO, 2008)

5 (lima) kegagalan
pelayanan kesehatan
 inverse care 4 (empat) Paket
(tidak tepat sasaran) Reformasi
 impoverishing care Kesehatan
(Pelayanan kuratif mahal   universal coverage
jatuh miskin)
 fragmented and
reform.
fragmenting care  service delivery
(terkotak kotak, tidak reform.
holistik)
 public policy
 unsafe care
(Tidak aman) reform.
 misdirected care  leadership reform.
(alokasi dana tidak tepat)
20
21
RUMAH SAKIT (UU NO. 44/2009

Tugas :
Memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
Fungsi :
• Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan

kesehatan sesuai dengan standar pelayanan RS


• Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan

• Penyelenggaraan diklat SDM

• Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta


penapisan teknologi bidang kesehatan
22
MUTU PELAYANAN
 GERAKAN GLOBAL – UNIVERSAL

 PARADIGMA “QUALITY” MENUJU 


PARADIGMA “ QUALITY SAFETY”

 SYARAT : PELAYANAN AKUNTABEL


HEALTHCARE IN THE FUTURE
INPUTS:
•Health Center Design,
•Infrastructure,
•Health Manpower

PROCCESS PROCCESS
GOOD CORPORATE GOVERNANCE GOOD CLINICAL GOVERNANCE
1. Facility management and 1. Q-improvement + Safety,
Safety, 2. Prevention and control of infections,
2. Governance, Leadership, 3. Access and continuity of Care,
Direction, 4. Patient and Family Rights.
3. Staff Qualifications and 5. Assessment of Patients,
Education, 6. Care of Patients,
4. Management of Communication 7. Anesthesia and Surgical Care,
and Information. 8. Medication Management and Use,
9. Patient and Family Education.

OUTCOME:
SAFE and
QUALITY HEALTH CARE
Principles to Guide the Design of the Hospital in
the Future (Joint Commission - 2008)

1. Incorporate evidence-based design principles that improve patient safety,


including single rooms, decentralized nursing stations and noise-reducing
materials, in hospital construction
2. Address high-level priorities, such as infection control and emergency
preparedness, in hospital design and construction ・
3. Include clinicians, other staff, patients and families in the design process to
maximize opportunities to improve staff work flow and patient safety, and create
patient-centered environments
4. Design flexibility into the building to allow for better adaptation to the rapid
cycle of innovation in medicine and technology ・
5. Incorporate green principles in hospital design and construction
KONSEP MUTU
 Perawat-perawat harus mampu mendokumentasikan
kontribusinya dalam sistem pemberian pelayanan
kesehatan melalui “Patient oit comes”
 Perawat mendokumentasikan “cost effectiveness” dari
pelayanan yang diberikan oleh “advance practice
nurses”, komunikasikan pada konsumen dan payer
(Brown & Grimes,1993)

Memperhatikan kemampuan meningkatkan kualitas
pelayanan keperawatan
Mutu atau Kualitas adalah:
1. Kesesuaian dengan kebutuhan pasar atau
konsumen (Dening)
2. Kepuasan pelanggan. Suatu produk bermutu
apabila dapat memberikan kepuasan, sesuai
sengan apa yang diharapkan konsumen
(Feigen baum)
3. Confronmance to requirement. Sesuai dengan
yang distandarkan (crosby)
4. Customer oriented (Martinich, 1997 : 563)
Lanjutan

5. Defined as meeting or exceeding customer


Requirement now and in the future (Roger G.
Schroeder 2000,131”
6. “The ability of product or service to meet
customer needs” (Jay Heizer dan Barry Render,
2001 : 171)
7. “The totality of features and characteristic of a
product or service that bear on the ability to
statisfy stated or implied need” (M.Ivancevich
at.al 1994, 10)
Lanjutan

8. Produk / pelayanan yang


• Nyaman dipergunakan
• Memuaskan pelanggan
• Sesuai harapan pelanggan
• Tersedia dan tepat waktu
• Murah

9. Gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang atau


jasa, yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan
kebutuhan yang sitentukan atau tersirat.
MUTU LAYANAN KESEHATAN

 Suatu keputusan yang berhubungan dg proses yan


dan memberikan kontribusi terhadap nilai outcome
(Donabedians)
 Hasil penilaian outcome suatu proses pelayanan
yang diberikan bersifat multidimensional dan
subjektif
 Mutu yan kes secara keseluruhan , termasuk akibat :
manaj adm, manaj keu, peralatan, tenaga kes (PP
23/1998) dll.
TEORI DR. AVEDIS DONABEDIAN
 Mutu : suatu keputusan yg bd proses yan.
 Berdasarkan tk dimana yan memberikan kontribusi
thd nilai outcomes
 Proses yan :
1. Ada 2 komponen utama;
a. yan teknis medis
b. manaj hub INTERPERSONAL antara
PRAKTISIONER dg KLIEN.
2. DOMAIN yan kes lainnya :
a. enterpreuneurships (kewirausahaan)
b. Pelayanan Public (Public service)
3. Mutu yankes dapat dipandang dari :
a. Klien
b. Provider :
1. Petugas kes
2. manager.
Persepsi Mutu Yan Kes menurut :

1. Konsumen/klien/Masyarakat

2. Pemberi pelayanan

3. Penyandang dana yankes (asuransi)

4. Pemilik sarana yankes


Arti Mutu Untuk klien & Masyarakat

1. Mutu berarti suatu emphaty, respek & tanggap akan


kebutuhannya
2. Pelayanan harus sesuai dgn kebutuhan mereka
3. Pelayanan diberikan dgn cara yg ramah pd wkt
mereka berkunjung

KEPUASAN klien adl suatu KENYATAAN, tetapi


sering DIABAIKAN sbg INDIKATOR MUTU
Arti Mutu Bagi Petugas
1. Berarti BEBAS melakukan segala sesuatu secara
PROFESIONAL
2. Tujuannya utk meningkatkan DERAJAT
KESEHATAN klien & masy.
3. Sesuai dgn ILMU pengetahuan &
KETERAMPILAN yg maju, mutu peralatan yg
baik & memenuhi standar yg baik (State of
The Art).
Arti Mutu Untuk Manajemen
1. Mutu yan tdk berhubungan langsung dgn tugas
mereka sehari-hari, tetapi sama pentingnya

2. Untuk Manager : Fokus pd MUTU, akan


mendorongnya utk mengatur staf, klien,
masyarakat dgn baik
Dimensi mutu pelayanan kesehatan
(LORI DI PRETE BROWN)
1. Kompetensi teknis (technical competence)
2. Akses thd yan (Access to service)
3. Efektivitas (effectiveness)
4. Efisiensi (efficiency)
5. Kontinuitas (continuity)
6. Keamanan (safety)
7. HAM (interpersonal relation)
8. Kenyamanan (amenities)
DIMENSI MUTU
1. Kompetensi teknis
2. Akses atau jangkauan pelayanan
3. Efektifitas pelayanan
4. Hubungan antara manusia
5. Efisiensi pelayanan
6. Kesinambungan pelayanan
7. Keamanan pelayanan
8. Kenyamanan/kenikmatan
9. Infomasi kepada pengunjung
Dimensi Mutu Menurut Berbagai Ahli

No Stamatis Zeithaml dkk


1 Function Tangibles
2 Festures Reliability
3 Conformance Responsiveness
4 Reliability Assurance
5 Serviceability Empati
6 Aesthetic
7 Persepsi
Dimensi mutu pelayanan keperawatan
• Tangible (bukti langsung)
Merupakan hal-hal yang dapat dilihat dan dirasakan
langsung oleh klien yang meliputi ‘fasilitas fisik, peralatan,
sarana komunikasi dan penampilan staf keperawatan

• Reliability (keandalan)
Kemampuan memberikan ‘pelayanan yang tepat dan
dapat dipercaya’, dimana ‘dapat dipercaya’ dalam hal ini
didefinisikan sebagai pelayanan yang ‘konsisten’ dan
kemamp memberikan yan yg dijanjikan dg segera, akurat
& memuaskan
Responsiveness (ketanggapan)
Perawat yang tanggap adalah ‘bersedia / mau membantu
klien dan memberikan’pelayanan yang cepat/tanggap’.
Ketanggapan juga didasarkan pada persepsi klien
sehingga faktor komunikasi dan situasi fisik disekitar
klien merupakan hal yang penting untuk diperhatikan.

• Assurance (jaminan kepastian)


Perawat dapat menjamin pelayanan yang diberikan
kepada klien berkualitas sehingga klien menjadi yakin.
Mencangkup pengetahuan, kemampuan, kesopanan &
sifat dapat dipercaya yg dimiliki perawat, bebas dari
bahaya, resiko atau keragu-raguan
• Emphaty (empati)
Empati lebih merupakan ’perhatian dari
perawat yang diberikan kepada klien
secara individual’. Kemudahan dalam
melakukan hub komunikasi yg baik,
perhatian pribadi & memahami kebutuhan
klien
DIMENSI MUTU DLM YANKES

1. Technical competency
2. Acces to service
3. Effectiveness
4. Interpersonal relationships
5. Efficiency
6. Continuity
7. Safety
8. Aminity
PROGRAM PENJAMINAN MUTU

Jaminan mutu yan kes diartikan sbg seluruh kegiatan


terencana, sistematis, yg bertujuan utk meningkatkan
mutu yan kes yg diberikan benar2 memenuhi
persyaratan mutu
Secara operasional jaminan mutu yan kes ialah
upaya/program yg sistematis & berkesinambungan
dlm memantau & mengukur mutu serta tindakan
koreksi dlm rangka pencapaian mutu yan kes yg
sesuai dgn standar yg di tetapkan
Manfaat Program Jaminan Mutu

1. Menyadarkan kembali para petugas kes terutama di


Puskesmas agar selalu memberikan yan kes yg sesuai dgn
standar
2. Yan kes akan menjadi efisien & efektif sehingga yan kes dpt
menjangkau lebih byk org (pemerataan sumber daya
kesehatan) & hasil (outcome) yan akan lebih memenuhi
harapan masy
3. Menimbulkan rasa kepuasan & terlindungi dlm memberikan
yan kes krn yan kes yg diberikan berdasarkan standar,
sehingga angka kesembuhan akan meningkat
4. Yan kes akan mampu bersaing dlm masy
5. Mempermudah mendapat akreditasi
6. Melaksanakan jaminan mutu berarti kita
telah melaksanakan amanat UU No.36/2009
Kesehatan
BENTUK PROGRAM MENJAGA MUTU

Program menjaga mutu perspektif adl program


menjaga mutu yg dilaksanakan sebelum yan kes
diselenggarakan
Perhatian utama pada : standar masukan & standar
lingkungan (tenaga pelaksana, dana, sarana,
kebijakan, organisasi, manajemen)
Prinsip pokok program menjaga mutu perspektif sering
dimanfaatkan & tercantum dlm byk perundang-undangan
diantaranya :
a. Standardisasi (Standardization)
b. Perizinan (Licensure)
c. Sertifikasi (Certification)
d. Akreditasi (Accreditation)
Kedudukan Organisasi yg akan
Melaksanakan Program Menjaga Mutu

1. Program menjaga mutu Internal


Bertanggungjawab menyelenggarakan program menjaga mutu
berada di dlm institusi yg menyelenggarakan yan kes
2. Program menjaga mutu Eksternal
Bertanggung jawab menyelenggarakan program menjaga
mutu berada di luar institusi yg menyelenggarakan yan kes.
Diselenggarakan bagi mereka yg terkena dampak produk,
tetapi bukan anggota dari perusahaan yg menghasilkan
produk tsb
Manfaat Manajemen Mutu (1) :

Bagi Karyawan :
a. Kejelasan tugas dan wewenang
b. Peningkatan prestasi kerja & kepuasan kerja
c. Keyakinan akan kebenaran cara penanganan
pekerjaan
d. Peningkatan motivasi & prestasi kerja
Manfaat Manajemen Mutu :
Bagi Pelanggan :
 Menumbuhkan rasa keyakin

 Menumbuhkan kepuasan pelanggan


Prinsip yg hrs dilakukan dlm penerapan Sistem
Manajemen Mutu :
1. Berfokus pada pelanggan
2. Kepemimpinan
3. Keterlibatan setiap orang
4. Pendekatan proses
5. Pendekatan sistem manajemen
6. Peningkatan terus-menerus
7. Pendekatan fakta untuk pengambilan keputusan
PERUBAHAN MENUJU
MANAJEMEN MUTU

 Pembangunan yg progresif
 Kesejahteraan yg makin meningkat
 Tuntutan lebih profesional
 Otonomi organisasi
 Masalah Manajerial Internal
 Persaingan
 Iptek terbuka
 Globalisasi – pasar bebas
KENDALI MUTU KEPERAWATAN

 Perkembangan IPTEK di bidang


kesehatan meningkat
 Pengetahuan masyarakat tentang
kesehatan meningkat
 Tuntutan pelayanan masyarakat lebih
baik
Tujuan Menjaga Mutu Keperawatan
 Meningkatkan Mutu Pelayanan & Askep
 Menurunkan biaya operasional
 Menjaga mutu pelayanan sesuai standar &
peraturan yang berlaku
 Meningkatkan pencatatan & dokumentasi
pelayanan & asuhan
 Membuat penilaian terhadap penampilan secara
rasional
 Meningkatkan tanggung gugat para profesional
praktisi
 Meningkatkan image yg positif thd RS
Bentuk Program Menjaga Mutu
(Quality Assurance)

1. Program menjaga mutu prospektif (Prospective Quality


Assurance). Program ini diselenggarakan sebelum yan
kesehatan.
(mis. : Penilaian thd tenaga pelaksana, dana, sarana,
kebijakan organisasi)
2. Program menjaga mutu konkuren (Concurent Quality
Assurance)
Diselenggarakan bersamaan dgn yan kes.
ditujukan pada standar proses (menilai tindakan perawatan
yang sedang berlangsung)
3. Program menjaga mutu Retrospektif
(Retrocpective Quality Assurance)
 Diselenggarakan setelah pelayanan kesehatan.
 Obyek yang dipantau dan dinilai bersifat tdk
langsung.
Metode yang digunakan pada
program menjaga mutu
1. Audit (pengawasan yang dilakukan thdp
masukan, proses, lingkungan dan keluaran
apakah dilaksanakan sesuai standar)
2. Review ( penilaian thd pelayanan yang
diberikan, penggunaan sumber daya, laporan
kejadian / kecelakaan )
3. Survey (dilaksanakan melalui quesioner /
interview, mis : survey kepuasan klien )
4. Observasi ( terhadap asuhan klien )
10 langkah untuk memperbaiki
kualitas (Juran)
1. Adanya kesadaran untuk perbaikan
2. Menetapkan tujuan perbaikan
3. Mengorganisasikan untuk mencapai tujuan
4. Menyediakan pelatihan
5. Menyelesaikan proyek-proyek untuk pem.masalah
6. Melaporkan perkembangan
7. Memberikan penghargaan
8. Mengkomunikasikan hasil
9. Menyimpan dan mempertahankan hasil
10. Memelihara momentum dgn melakukan perbaikan
Indikator Penilaian
Mutu Keperawatan
 Mutu asuhan kesehatan sebuah RS akan selalu
terkait dengan struktur, proses, dan outcome
sistem pelayanan RS tersebut. Mutu asuhan
pelayanan RS juga dapat dikaji dari tingkat
pemanfaatan sarana pelayanan oleh
masyarakat, mutu pelayanan dan tingkat
efisiensi RS. Secara umum aspek penilaian
meliputi evaluasi, dokumen, instrumen, dan
audit (EDIA) (Nursalam, 2014).
System Mutu dalam Pelayanan Keperawatan
Important Standards
aspect Knowledge, care, safety,
satisfaction, comfort, anxiety
Indicator
Major Service of patient result
Or Activity

Patient care management system


Important Standards
aspect Knowledge & Expertise
Major Service Indicator
Or Activity of Practitioner Performance

Performance management system

Important Standards
aspect Resources, revenue, & profit
Major Service Indicator
Or Activity of Profit Potential

Financial management system


INDIKATOR MUTU PELAYANAN
Struktur : perawat, fasilitas, sarana, dll
Proses : pendekatan keperawatan, kegiatan
keperawatan, patient safety, teknologi, standard,
kebijakan
Hasil : Yan kep anak, dewasa, ibu, jiwa, komunitas,
emergensi
Contoh : - bebas injuri, infeksi, jatuh angka pengikatan
- penggunaan alat-alat
- penjadualan; pindah, pulang
- penundaan prosedur, psycological wellbeing
-dll
MANAJEMEN MUTU PELAYANAN
KEPERAWATAN
 Mutu pelayanan keperawatan adalah derajat
kesempurnaan yan kep untuk memenuhi kebutuhan
pasien akan askep yang sesuai dengan standar
profesi dan standar praktik keperawatan dengan
menggunakan potensi sumber daya yang tersedia
secara wajar, efisien dan efektif, diberikan secara
aman dan memuaskan sesuai dengan norma kode
etik profesi dan budaya.
Lingkup Mutu
Pelayanan Keperawatan
1. Pengendalian mutu klinik
pelayanan keperawatan,
2. Mutu pembiayaan
3. Mutu kinerja perawat.
INDIKATOR MUTU
PELAYANAN KEPERAWATAN
1. Patient safety
 Angka dekubitus
 Angka klien Jatuh
 Kesalahan Pemberian Obat
 Angka Cidera akibat Restrain
2. Kenyamanan : Nyeri
3. Pengetahuan
4. Kepuasan klien
5. Self Care
6. Kecemasan
Mutu pembiayaan pelayanan keperawatan
ditentukan dengan indikator meliputi :
a. Penggunaan anggaran sesuai dengan
perencanaan
b. Tingkat penyerapan anggaran Hasil
Konsinyasi
c. Tingkat efisiensi anggaran
Mutu Kinerja Perawat.
 Mutu kinerja perawat ditentukan dengan indikator
sebagai berikut:
1. Tingkat produktivitas kerja perawat.
2. Tingkat kompetensi karier perawat sesuai dengan
jenjang karier
3. Tingkat kepatuhan perawat terhadap penerapan
standar operasional
4. Prosedur dan standar asuhan keperawatan.
5. Pencapaian pelaksanaan tugas sesuai tupoksi.
Sembilan Solusi Life-Saving
Keselamatan Pasien RS

 Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS)


mendorong RS-RS di Indonesia untuk menerapkan
Sembilan Solusi Life-Saving Keselamatan Pasien
Rumah Sakit, atau 9 Solusi, langsung atau
bertahap, sesuai dengan kemampuan dan kondisi
RS masing-masing.
1. Perhatikan Nama Obat, Rupa dan Ucapan Mirip (Look-Alike,
Sound-Alike Medication Names)
2. Pastikan Identifikasi Pasien
3. Komunikasi Secara Benar saat Serah Terima /Pengoperan
Pasien
4. Pastikan Tindakan yang benar pada Sisi Tubuh yang benar
5. Kendalikan Cairan Elektrolit Pekat (concentrated)
6. Pastikan Akurasi Pemberian Obat pada Pengalihan Pelayanan
7. Hindari Salah Kateter dan Salah Sambung Slang (Tube)
8. Gunakan Alat Injeksi Sekali Pakai
9. Tingkatkan Kebersihan Tangan (Hand hygiene) untuk
Pencegahan lnfeksi Nosokomial
SAK DI RS, INSTRUMEN A B C
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
DI RUMAH SAKIT
INSTRUMEN
A, B dan C

By. Iswantoro., SKp., MM

 Instrumen A.pdf
 Instrumen B.pdf
 Instrumen C.pdf
AUDIT KEPERAWATAN
 GILLIES (1994)
Adalah suatu proses analisa data yang menilai
tentang proses keperawatan/hasil asuhan
keperawatan pada klien untuk mengevaluasi
kelayakan dan keefektifan tindakan keperawatan
akan bertanggung jawab hal ini akan
meningkatkan akuntabilitas dari perawat.
 Modul II SP2KP :
 Audit Keperawatan adalah suatu proses analisa
data yang menilai tentang proses keperawatan
atau hasil asuhan keperawatan pada pasien untuk
mengevaluasi kelayakan dan keefektifan tindakan
keperawatan.
TUJUAN AUDIT KEPERAWATAN

 Mengevaluasi keefektifan asuhan keperawatan


 Menetapkan kelengkapan dan keakuratan
pencatatan asuhan keperawatan
TUJUAN AUDIT KEP :
 Mengevaluasi kelayakan terhadap asuhan
yang diberikan kepada pasien serta
keefektifan tindakan keperawatan untuk
mempertanggung jawabkan hasil mutu yang
akuntabel
 Dengan melakukan audit keperawatan dapat
dinilai kelengkapan dan keakuratan
pencatatan asuhan keperawatan.
PRINSIP-PRINSIP
AUDIT KEPERAWATAN
 Audit keperawatan mencerminkan
kualitas dari pelayanan keperawatan
yang diberikan perawat dalam
memberikan askep sehingga
penilaiannya adalah restrospektif dan
selalu dilakukan setelah pasien
mendapatkan pemberian askep.
 Dalam audit keperawatan didalamnya
termasuk pendelegasian, pendidikan
kesehatan,kelengkapan pendokumetasian
askep dimana audit keperawatan dapat
meningkatkan pengetahuan perawat terhadap
praktik keperawatan dan membantu perawat
dalam merealisasikan tanggung jawab secara
professional.
MANFAAT AUDIT KEPERAWATAN
a. Bagi Administrator
1. Memberikan evaluasi program tertentu
2. Mendukung permintaan data untuk akreditasi RS
3. Melandasi perencanaan program baru untuk
perubahan
4. Memungkinkan identifikasi kekuatan dan kelemahan
dari proses keperawatan
5. Menentukan pengaruh pola ketenagaan keperawatan
6. Sebagai data pengkajian terhadap efisiensi yan
b. Bagi Supervisi

1. Mengidentifikasi area keperawatan


yang diperlukan
2. Memberikan landasan rencana Diklat
3. Mengidentifikasi kebutuhan ilmu
pengetahuan
c. Bagi Kepala Ruangan dan Perawat pelaksana
1. Sebagai Evaluasi dan introspeksi berkenaan
dengan asuhan keperawatan yang diberikan
2. Identifikasi jenis asuhan keperawatan yang
diberikan
3. Identifikasi kebutuhan sebagai dasar untuk
imlu pengetahuan di bidang kesehatan
LANGKAH-LANGKAH AUDIT KEPERAWATAN

a. Tentukan aspek yang akan dievaluasi atau di audit


serta pendekatan apa yang akan di gunakan
b. Identifikasi kekurangan dan tentukan langkah
perbaikan
c. Tentukan standar dan kriteria
d. Susun instrumen evaluasi
e. Tentukan sampel dan lamanya audit
f. Analisa data yang ditemukan
g. Buat kesimpulan tingkat mutu aspek yang di audit
h. Identifikasi kekurangan dan tentukan langkah
perbaikan berikutnya.
LINGKUP AUDIT KEPERAWATAN
 a. Audit struktur
Audit struktur berfokus pada tempat dimana
pemberian asuhan kep dilaksanakan yang
meliputi:
 1. Fasilitas

 2. Peralatan

 3. Petugas /Tenaga

 4. Pengorganisasian , pencatatan pelaporan


b. Audit Proses
1. Merupakan penilaian terhadap
pelaksanaan keperawatan apakah sudah
sesuia dengan standar
2. Proses audit menggunakan pendekata
retrospektif Asuhan dengan cara mengukur
kualitas asuhan keperawatan

c. Audit Hasil
Audit hasil dapat dilakukan secara concurrent atau
restrospektif yang berdasar pada konsep 14 pola
palayanan . Sehingga askep akan memberikan
dampak terhadap :
1. Kebutuhan pasien terpenuhi
2. Pasien memiliki pengetahuan untuk memenuhi
kebutuhan
3. Pasien memiliki ketrampilan dan kemampuan
4. Pasien memiliki motivasi.

You might also like