Refinery Plant 2015 Edit
Refinery Plant 2015 Edit
Refinery Plant 2015 Edit
BAGIAN I:
B. FRACTIONATION PLANT
Dr. Ida Bagus B.P., MS.
MANUFACTURING FLOW
Finished Good
Cooking Oil
FRACTIONATION
PLANT
RBDPO
Refined Bleached Deodorized Palm Oil RBD Stearin
BATCH CHEMICAL Refined Bleached Deodorized Stearin
REFINERY PLANT Finished Good
Warehouse
Crude PKO
Crude Palm Kernel Oil
Finished Good
Margarine,
MARGARINE Shortening, and
PLANT Specialty Fat To Customer
Crude CNO
Crude Coconout Oil
Flow Process
Refinery Fractionation
OLEIN
RBDPO
CPO
STEARIN
PFAD
RECEIVING PLANT
(PLANT PENERIMAAN CPO)
CPO yang akan
diolah Pabrik
refinery, diterima
melalui plant
penerimaan
(receiving plant)
menggunakan truk
tangki CPO dan
dialirkan melalui
pipa masuk ke
tangki penerimaan
CPO.
Storage tank dan
pemipaan untuk
masing-masing grade
CPOl untuk
penyimpanan dan
penanganan
dibedakan
Terdapat control
system untuk
mencegah
tercampurnya minyak
lama dan baru
Mampu mencegah
tumpah, menampung
dan sistemnya
terkontrol
MODEL PEMIPAAN YANG DIRANCANG UNTUK TANKI
CRUDE OIL
Pipa inlet berbentuk U yang
dilengkapi dengan syphon
breaker di bagian atas,
untuk mengatur penuhnya
minyak maupun habisnya
minyak.
Dianjurkan pengisian
minyak dari dasar, untuk
meminimalkan masuknya
udara dalam minyak.
Terdapat 2 pipa
pengeluaran, yang pertama
menunju proses dan yang
kedua pipa ke limbah
(sump).
Rancangan ini untuk
mengendapkan minyak ke
dasar dan tanki dapat
dibersihkan menggunakan
pipa pembuangan limbah.
KONSTRUKSI STORAGE TANK CPO
Crude oil storage tank dikonstruksi dengan dinding
carbon steel, ukuran bervariasi tergantung kapasitas
pabrik.
Untuk melindungi permukaan tanki dari air yang
berakibat korosi, maka dilindungi dengan cat bagian
luarnya dengan cat aluminium atau putih, sehingga
tanki ini dapat sebagai pendingin menjadi 11oC
dibanding cat yang hitam.
Tanki minyak kasar ada yang dilengkapi dengan
pendingin jika tankinya besar.
Storage tank minyak kasar dilengkapi dengan agitator
untuk menjaga kehomogenan minyak.
REFINERY PLANT :
DEGUMMING
BLEACHING
DEODORIZATION
Edible Oils & fats have two main type of impurities
(Refinery Basic)
How to Removal???
Oils Soluble Impurities
1. Gummy matters (Phosphatiedes) 1. By Degumming
1. Dirts 1. By Filtration
2. Moisture 2. By Adsorption onto Dry Bleaching Clay
& Vacuum suction with steam stripping
DOSIS PENGGUNAAN PHOSPOHORIC ACID DAN BLEACHING EARTH
(BE) PADA INDUSTRY REFINERY
Parameter Range
Dosis Phosporic Acid Maks. 1 % (per MT CPO)
(PA) 85%
Dosis Bleaching Earth Maks. 2 % (per MT CPO)
DOBI 1.7 artinya
(BE) setara mutu minyak
Kualitas CPO FFA Maks. 5 % sludge (minyak parit)
DOBI 1.8 - 2.3 artinya
Air Maks. 2 % mutu minyak sawit
buruk
DOBI 2 – 3,5 DOBI 2.4 - 2.9 artinya
1. Hydratable phospholipid/HP:
• Fosfolipid dapat terhidrat dan mudah dihilangkan dengan
penambahan air
• Proses degumming akan cepat pada suhu yang dinaikkan atau
lambat pada suhu rendah.
• Proses sebaiknya dilakukan pada suhu di bawah suhu fosfolipid
menjadi kristal. Fosfolipid mengkristal pada suhu 40 oC
• Dengan mengambil air, fosfolipid akan kehilangan sifat lipofil dan
menjadi lipofob, sehingga minyak akan mengendap.
2. Nonhidratable phospholipid/NHP
• NHP harus diubah menjadi terhidrat dengan dengan
penambahan asam dan diikuti proses netralisasi.
• Asam yang digunakan biasanya cukup kuat untuk
menghidratkan fosfolipid tanpa menghidrolisis
trigliserida.
• Asam yang banyak digunakan untuk degumming adalah
asam fosfat atau sitrat.
ASAM FOSFAT PADA PROSES DEGUMMING
• Asam yang biasa digunakan untuk degumming adalah asam
phosphat (H3PO4). Asam fosfat dapat mengalami dissosiasi 3
kali sbb :
H3PO4(s) + H2O(l) H3O+(aq) + H2PO4 −(aq)
H2PO4−(aq)+ H2O(l) H3O+(aq) + HPO42 −(aq)
HPO42 −(aq)+ H2O(l) H3O+(aq) + PO43 −(aq)
ACID DEGUMMING
• Gum mengendap dalam kondisi asam dan dipisahkan dengan
sentrifugasi.
• Pada metoda ini, gum dapat dihidrasi pada suhu lebih dari 40oC.
• Asam sitrat encer sering digunakan dan residu fosfatida dihilangkan
dengan bleaching menggunakan silica hidrogel.
PERBEDAAN DRY DAN ACID DEGUMMING
WATER DEGUMMING
1. Wet Degumming
• Jika kadar air > 0,6% dan FFA > 5% dengan penambahan air
panas (90oC)
2. Dry Degumming
• jika kadar air < 0,6% dan FFA < 5%
• dengan penambahan Citric Acid (CA) & Phosphoric Acid/PA
(H3PO4)
CHEMICAL REFINING
Neutralization tank
Degummed Neutralized
oil oil
Caustic
solution
Soap
stock
L x d x FFA x 1000
P = -----------------------------------
100 x M x n
Keterangan :
P : volumue larutan caustic soda yang dibutuhkan (liter)
L : volume CPO dalam reactor (liter)
d : Excess NaOH yang diperlukan (%)
FFA : jumlah FFA terhadap CPO
M : berat molekul, CPO (asam palmitat) = 256
n : normalitas larutan NaOH
• Penambahan larutan NaOH tergantung kadar FFA dalam minyak kasar:
jika FFA < 2% excess NaOH yang dibutuhkan 20 %
jika FFA 2-3% dibutuhkan 15%
jika >3% dibutuhkan 10%.
Prinsip :
• Memisahkan liquid
dengan Bj rendah dan Bj
tinggi
Vacuum Dryer
Prinsip :
• Minyak disemprotkan
dengan nozel kemudian
uap air disedot vakum
2. Bleaching-filtration
Bleaching
• The practice of bleaching involves the addition of
bleaching earth to remove any undesirable
impurities (all pigments, trace metals, oxidation
products) from CPO and improves the initial taste,
final flavor and oxidative stability of product.
Bleaching earth
Vacuum system
Bleached
oil
Filtration
Spent earth
3. Deodorization
PHYSICAL REFINING
Degumming
Bleaching and
Filtration
Deodorization
REFINERY PLANT
HEATING - UP - 1
CRUDE PALM OIL FILTRATION
( CPO max 50 oC )
DEGUMMING COOLING
( 80 oC - 120 oC ) ( 260 oC - 50 oC )
7
Steam
2 8
9
RBDPO
NF 1
NF 2
1 PA
NF 3
Steam
CPO
NF 4
Dry Degumming
ATM
E 702 STEAM FB 601
STEAM
HOTWELL
M 001B
M 001 A
E 704
Live Steam
M 001
T T T 601
623 A 623 B B 602 Circulation Oil
from F 601/2
P 001A
P 023A P 023B
T 741
F 601
P001B
P 602A
F 602
P 602B
P 741
KONDISI OPTIMAL BLEACHING
Menurut Arumughan et al. (1985) kondisi
optimal pemucatan didapat dengan penambahan
3% bleaching earth yang mengandung karbon
aktif dengan perbandingan 9:1 dan pemucatan
pada temperatur 150oC dalam keadaan vakum
700 mmHg.
Menurut Iyung Pahan (2008), kondisi proses
pemucatan optimal dapat dicapai pada
temperatur 100 – 130oC selama 30 menit dengan
injeksi uap bertekanan rendah ke dalam bleacher
untuk mengaduk konsentrasi slurry.
Setelah melewati proses bleaching, minyak sawit
disaring untuk menghilangkan bleaching earth
yang masih terbawa di dalamnya.
BLEACHING PADA REFINING FISIK
Menurut Zin et al. (2006), bleaching atau pemucatan
adalah perlakuan untuk menghilangkan warna dan untuk
memurnikan minyak/ lemak.
Tujuan bleaching pada awalnya adalah untuk
menghilangkan senyawa berwarna (klorofil, karoten)
dengan adsorpsi bahan yang sesuai.
Namun pada saat ini pada refining fisik, bleaching
menjadi proses yang lebih kritis karena merupakan tahap
akhir dimana sisa fosfatida, sabun, logam dan produk
oksidasi dsb dapat dihilangkan sebelum proses
deodorisasi.
Bahan tsb penting untuk dihilangkan karena
berpengaruh langsung pada kualitas organoleptik dan
stabilitas oksidasi dari produk deodorisasi.
PRINSIP BLEACHING :
Prinsip bleaching adalah adsorpsi bahan penghasil
warna oleh adsorbent .
Adsorbent yang banyak digunakan adalah tanah
pemucat yang diaktifkan dengan asam, tanah pemucat
alami, karbon aktif dan silica sintetis.
Tanah pemucat yang diaktifkan dengan asam
(fuller’earth) atau lempung, sering disebut bentonit,
adalah bahan adsorbent yang banyak digunakan.
Bahan ini terutama terdiri dari aluminium silikat hidrat.
Biasanya tanah pemucat tidak menghilangkan semua
bahan berwarna, kebanyakan warna hilang karena
destruksi termal pada waktu proses deodorisasi.
Karbon aktif juga digunakan untuk pemucat dengan
penggunaan terbatas.
METODA BLEACHING – ADA 3 JENIS :
Bleaching dengan panas – beberapa pigment seperti karoten
menjadi tak berwarna bila dipanaskan secukupnya. Namun hal
ini akan meninggalkan molekul pigment yang terdegradasi
tertinggal dalam minyak dan dapat menyebabkan pengaruh
buruk pada kualitas.
Oksidasi kimia – beberapa pigmen seperti karotenoid menjadi
kurang berwarna atau tak berwarna dengan oksidasi. Tetapi
pengaruhnya bervariasi terhadap trigliserida dan merusak
antioksidant alami. Cara ini jarang digunakan untuk minyak,
tapi terbatas untuk minyak dengan keperluan khusus seperti
untuk sabun.
Adsorpsi – metoda yang biasa digunakan untuk memucatkan
minyak makan dengan menggunakan bahan pemucat
(bleaching agent) contohnya tanah pemucat, karbon aktif, dan
silica gel. Bleaching agent biasanya mempunyai permukaan
yang luas, afinitas besar terhadap molekul jenis pigmen,
sehingga dapat menghilangkan pigmen tanpa merusak minyak.
MEKANISME PROSES BLEACHING
Pada saat bleaching, minyak kontak dengan
permukaan aktif dari adsorben, dan partikel yang
tak diinginkan atau komponen lain secara selektif
tertahan pada permukaan pori selanjutnya
trigliserid lewat.
Secara bertahap konsentrasi zat yang tertahan pada
pori dan yang masih ada dalam minyak akan
mencapai keseimbangan, dan dicapai dalam waktu
relatif singkat 10-15 menit.
Pada saat kondisi setimbang, bleaching earth tidak
lagi mengadsorpsi pigment dari minyak yang kontak
tetapi masih bereaksi dengan minyak yang berwarna.
Sifat katalitik dari acid activated bleaching earth dapat
dijelaskan karena sifat yang asam.
Hal ini menyebabkan naiknya kadar FFA karena
reaksi berikut :
Parameter Range
Dosis Phosporic Acid (PA) 85% Maks. 1 % (per MT CPO)
Dosis Bleaching Earth (BE) Maks. 2 % (per MT CPO)
FFA Maks. 5 %
Kualitas CPO
Air Maks. 2 %
DOBI 2 – 3,5
PV 1,5 – 5 meq/kg
P 10 – 18 ppm
Fe 4 – 10 ppm
KONDISI PROSES DEGUMMING DAN
BLEACHING :
CPO ditambah PA 85% dengan kisaran dosis
0,05-0,2%, dipanaskan pada suhu 90-110 oC
selama 15-30 menit, kemudian ditambahkan BE
dalam bentuk slurry dengan kisaran 0,8-2,0%
tergantung kualitas CPO.
Pada proses degumming dikendalikan mutunya
meliputi : kadar asam phosphate (Phosporic
acid/PA 85%) maupun asam sitrat (citric acid/CA)
yang digunakan, Operation Vacuum : 650 750
mmHg, React Temp.
PROSES BLEACHING
Sebelum bleaching, minyak dikeringkan dan deaerasi
pada tekanan rendah (50 mbar) sampai kadar air 0,1%.
Selanjutnya BE ditambahkan dengan kondisi yang
dikontrol (suhu, waktu, humidity dsb). Biasanya BE
ditambahkan langsung pada minyak atau dalam bentuk
slurry dengan minyak.
Untuk menghindari reaksi oksidasi, minyak dan BE
harus bebas oksigen sebelum dicampur . Pencampuran
dapat dibantu dengan uap yang disemprotkan .
Campuran minyak dan BE selanjutnya ditransfer ke
penyaring stainless stell mesh.
Minyak yang melewati saringan pada awal untuk
membentuk filter cake dan dikembalikan ke tangki
untuk menghilangkan partikel BE yang masih tertinggal
dalam minyak.
Setelah fitrasi selesai, filter cake dikeringkan dengan
diblow dengan uap atau nitrogen untuk
menghilangkan sebanyak mungkin minyak yang
menempel pada cake.
Kadar minyak dalam cake bervariasi 20-40%
tergantung karakteristik BE, media penghembus dan
tipe filter.
Minyak yang diperoleh dari filter cake dikembalikan /
dicampur untuk diproses lagi.
Minyak dapat disaring lagi untuk menghilangkan
partikel BE yang masih tertinggal dalam minyak.
KONDISI PROSES BLEACHING
Pada proses bleaching perlu dikendalian dosis BE
(Bleaching earth) yang digunakan dan warna CPO
sebelum dan setelah bleaching. Operation Vacuum :
650 -750 mmHg, React Temp, filtration, spent earth.
Suhu reaksi : Hui, 1994 (95-110oC), Smart (100-
120oC)
Pada proses Filtrasi , kadang-kadang ditambahkan
tanah diatomae untuk meningkatkan efisiensi filtrasi
Spent earth biasanya masih mengandung 20-40%
minyak, penyebab lossis utama
Partikel spent earth jika terikut dalam minyak akan
mengurangi stabilitas minyak thd oksidasi
ECONOMYZER
PLATE HEAT EXCHANGER (PHE)
Bleached Deodorizer
Oil
. . . .
Steam . .
.. .
... .. . .. .
. .
Vacuum
. . system
Refined ... .
Bleached
Deodorised FAD
oil cooler
Bleached Deodorizer
Oil
. . . .
Steam . .
.. .
... .. . .. .
. .
Vacuum
. . system
Refined ... .
Bleached
Deodorised FAD
oil cooler
D 703
Steam Steam
VP 701
SCR
702
E 600
E 703
STR 702
E-6
OIL
IN
D 701
Steam
P 705
D 702
E 701
V-1
E 705
T 702
P 701
T 723
E 702
P 001 F 701 F 702
Water
B 602
E 001A
P 702
M 001 P 723
E 704 RBD OIL
M 702
Alur proses Deodorisasi
Karya: Dadang S. (STPK Angkatan 2008)
Vakum sistem
5
3 Ket:
1. Daerator
2. Economizer
9
3. HPB (Hight
7
8
Pressure
11
Boiler)
4. Shell and
FAD tube
12
5. Flash
air Vessel
air 6. Packed
RBDPO Culoumn
6
7. PFAD Tank
DBPO 2 10 8. PHE (Plate
Heat
Exchanger)
9. Deodorizer
Steam 10.Splash Oil
1 Tank
11.PHE
12.Cartridge
Filter
LANGKAH 1. DEAERASI
Minyak dihilangkan udaranya terlebih dahulu
sebelum pemanasan agar terhindar dari oksidasi
dan resiko polimerisasi.
DEAERATOR
Merupakan tanki yang berfungsi untuk
menghilangkan udara yang terkandung di dalam
DBPO agar terhindar dari oksidasi yang dapat
mengganggu kualitas minyak.
Tanki ini dioperasikan pada kondisi vakum,
sehingga kandungan udara dalam minyak dapat
ditarik oleh vakum.
LANGKAH 2: PEMANASAN
Pemanasan terhadi 2 tahap. Tahap I,
minyak dipanaskan melalui oil heat
exchanger (economizer), sehingga panas
dapat direkoveri setelah minyak di
deodorisasi.
Selanjutnya, minyak panas dikurangi
tekanannya untuk menaikkan suhu
deodorisasi, sehingga tekanan uap tinggi,
transfer aliran panas dengan pemanas
listrik.
Keperluan energi untuk sistem
deodorisasi dapat dihitung sbb :
H = [O . c. (T2-T1)].fL .fR
Dimana,
H = energi untuk sistem deodorisasi
O = jumlah minyak (kg)
T1,T2 = suhu awal dan akhir minyak (oC)
c = rata-rata kapasitas panas spesifik minyak nabati (2,2
– 2,4 kJ/kgoC)
fL = faktor kehilangan panas dari radiasi (1,05 – 1,15)
fR = faktor rekoveri panas = (1-% rekoveri panas)/100
Dalam praktek industri, rekoveri
panas menjadi faktor penting
untuk meminimalkan biaya
pemanasan awal minyak menuju
suhu deodorisasi.
Pada saat ini evolusi heat
exchanger dan recovery panas
sangat pesat. Secara umum
dapat dikatakan bahwa heat
exchanger ada yang eksternal
dan internal.
External HE dihasilkan rekovery yang lebih baik dan
mudah diakses untuk cleaning.
Sedangkan internal HE, untuk rekovery energi
diperlukan kondisi vakum dan menjamin
ketercampuran produk kecil.
Akhirnya untuk pilihan HE sistem didasarkan pada
permorfamance termal dan lebih komplet kriterianya,
seperti kemudahan dipelihara, tingkat ketercampuran
kecil, tidak memberikan efek terhadap kualitas
produk dan biaya instalasi diterima dibandingkan
untuk penerimaan rekoveri energi (Athnassiadis,
1988).
SPIRAL HEAT EXCHANGER (SHE)
p P = pa + pb + pc + …
a, b, c, ...
HUKUM ROULT
P = X . oPa
P= 5 mm Hg – 8 mm
Asam Lemak Pada : P= 20 mm Hg (ºC)
Hg (ºC)
Minyak Kacang Tanah 210 – 220 230 – 240
Stripping Column
Packed column with structured packing, complete with oil
inlet distributor and steam distributor , to evaporate free
fatty acids and other unwanted volatile materials from oil.
Minyak yang masuk ke deodorizer masih
memiliki suhu di atas 2500C sehingga selain
komponen bau dan FFA, kandungan β-karoten
juga pecah sehingga warna merah DBPO
menjadi warna kuning jernih.
Tanki deodorizer dengan kapasitas 27.000 kg
dioperasikan pada kondisi vakum 2-3 torr.
SPLASH OIL TANK
Merupakan sebuah tanki dengan kapasitas 226
kg yang berfungsi untuk menampung RBDPO
yang tumpah dari tray deodorizer yang dianggap
belum mengalami proses deodorisasi dengan
sempurna.
Setelah RBDPO yang ditampung di dalam tanki
mencapai high level, RBDPO tersebut akan
dipompa kembali menuju tray teratas yaitu tray
0 agar diproses dengan sempurna.
PACKED COLUMN
Merupakan sebuah tanki yang berfungsi untuk
memisahkan FFA (Free Fatty Acid) yang
terkandung di dalam DBPO dengan cara
penguapan pada tekanan rendah dan temperatur
tinggi.
Tanki ini dilengkapi dengan packing material
yang berfungsi untuk memperlebar luas kontak
permukaan DBPO sampai tidak terhingga
sehingga FFA mudah menguap.
Free Fatty Acid yang teruapkan akan
dikondensasi oleh yang PFAD yang berbentuk
liquid bersuhu 700C dengan cara dispray
sehingga FFA terkondensasi dan akan
ditampung ke dalam tanki PFAD.
APAKAH PACK COLUMN ITU?
Definisi :
Suatu tangki proses
untuk pengambilan FFA
dari DBPO dengan cara:
Memperlebar luas kontak
permukaan DBPO sampai
tak terhingga sehingga
mudah menguap
Suhu DBPO di atas 250 °C
Pada kondisi vacuum
ADAPUN PROSESNYA SEBAGAI
BERIKUT:
DBPO dilewatkan ke deareator untuk
menghilangkan gas O2 yang masih terikut
didalamnya
DBPO dipanaskan pada suhu 260 – 265°C
dengan menggunakan HPB (High Pressure
Boiler)
DBPO dispray di pack column, selain FFA
menguap, ß – carotene juga pecah, sehingga
warna merah DBPO menjadi warna kuning
jernih. FFA yang menguap akan
dikondensasikan dengan FFA yang didinginkan
sehingga dihasilkan PFAD (Palm Fatty Acid
Destillate).
Dilanjutkan ke proses Deodorizing
Di dalam Packed Column berfungsi untuk
menghilangkan FFA, dari Packed Column
menuju ke Deodorizer untuk dihilangkan
baunya (odor).
Karena FFA telah terurai menjadi
aldehid dan keton
Aldehid
FFA + O2
Keton
Permukaan maksimum rasio volume
dapat diperoleh dalam proses lapisan tipis.
Hal ini dapat dicapai dengan
menggunakan packing yang terstruktur
(pack-column) di atas deaerasi dan
pemanasan minyak secara full adalah
dengan mengalirkan minyak ke dalam
stripping steam .
Gambar 4.20.
Packed column
1. structured
packing
2. support gird
3. liquid
4. feed pipe
5. liquid
distributor
6. Locating grid
7. Steam inlet
8. Column sump
9. Circulation
pipe to reboiler
10. Skirt
11. Anchorage
Tipe packing terstruktur (pack-column) secara umum
digunakan sekitar 250 m2/m3.
Tipe packed column dirancang dengan ketinggian 4-8
m dan kapasitasnya mencapai 10.000 kg/jam.m2 cross-
section pada tekanan ini menurun sekitar 0,2-0,5
mbar per meter packing.
Meskipun sistem ini memberikan pemisahan asam
lemak yang bagus dengan minimum penggunaan
steam, namun tidak memberikan jumlah yang panas
yang besar untuk bleaching dan efektifitas deodorisasi
karena waktu retensi yang relatif pendek.
Untuk selanjutnya, perlu difikirkan mengenai tabung
retensi yang merupakan bagian dari sistem sebelum
atau setelah lapisan tipis.
SCRUBBER
TANKI PFAD
Merupakan tanki dengan kapasitas 4.000 kg
yang berfungsi menampung PFAD (Palm Fatty
Acid Destilate) hasil proses doedorisasi. Setelah
PFAD yang ditampung mencapai high level
maka PFAD akan dipompa menuju storage
PFAD.
PHE (PLATE HEAT EXCHANGER)
Plate Heat Exchanger yang digunakan yaitu Type
Plate Cooler yang berfungsi untuk menurunkan
suhu PFAD (Palm Fatty Acid Destilate) yang
sudah terkondensasi. Di dalam Plate cooler akan
terjadi transfer panas antara PFAD cair dengan
air bersuhu ± 280C, aliaran air diatur dengan
menggunakan regulator hingga suhu PFAD
liquid mencapai 700C.
LANGKAH 4. PENDINGINAN MINYAK
Tekanan absolut yang diperoleh biasanya adalah 2-5
mbar, sehingga secara umum sistem vakum terdiri
dari kombinasi steam-jet ejektor (booster), kondenser
uap dan pompa vakum mekanis (liquid ring).
Liquid ring pump digunakan pada langkah akhir
dari sistem vakum untuk menghilangkan gas yang
tidak terkondensasi.
Unit produksi vakum spesial dikembangkan dengan
tekanan dan biaya operasi yang lebih rendah dan
pada waktu yang sama mampu menurunkan emisi
dengan efisiensi kondensasi zat volatil yang lebih
tinggi.
Sistem kondensasi kering (Gambar 4.16) lebih
populer di pasaran.
Refined Bleached Degummed Palm Oil yang
dihasilkan dari tanki deodorizer akan di pompa
menuju SHE dan mengalami proses
pendinginan pertama dari temperatur ± 2500C
menjadi ± 1200C.
Kemudian RBDPO akan mengalami pendingin
kedua yaitu dipompa menuju economizer,
sehingga suhu RBDPO menjadi ± 900C.
PHE (PLATE HEAT EXCHANGER)
Refined Bleached Degummed Palm Oil yang
telah mengalami pendinginan pertama dan
kedua akan dipompa menuju PHE type plate
cooler dan mengalami pendinginan akhir.
Di dalam plate cooler akan terjadi transfer panas
RBDPO dengan air bersuhu 28-300C sehingga
temperatur RBDPO 700C apabila dipompa
menuju tanki crystallizer dan temperatur 55-
600C apabila dipompa menuju tanki storage
RBDPO.
CARTRIDGE FILTER
Merupakan filter akhir dari proses refinery yang
berfungsi untuk menyaring impurities yang
kemungkinan masih terikut di dalam produk.
Cartridge filter terdiri dari 18 cartridge yang
memiliki ukuran masing-masing 10 micron
dengan kapasitas 101 kg dan dioperasikan pada
kondisi ∆P max 2,1 kg/cm2.