Bab II Lta Proposal Noer
Bab II Lta Proposal Noer
Bab II Lta Proposal Noer
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Penyakit
saraf dan pembuluh darah. Diabetes mellitus adalah suatu sindrome gangguan
defisiensi sekresi insulin atau berkurangnya efektifitas biologis dari insulin dan
keduanya.
Glukosa Intolerance :
8
a. Klasifikasi Klinis
1) Dibetes Mellitus
Pada tipe ini terdapat destruksi dari sel-beta pankreas, sehingga tidak
tidak bisa menyerap glukosa dalam darah. Kareana itu kadar glukosa darah
jenis ini disebabkan oleh suatu infeksi virus yang menimbulkan reaksi
orang gemuk (overweight) dengan BMI > 27, dan pada usia lanjut. Mereka
yang hidupnya makmur, makan terlampau banyak dan kurang gerak badan
kali lebih banyak pasien Diabetes tipe-2 dari pada orang Eropa; pada
amiloid di sekitarnya.
Pada wanita hamil dengan penyakit gula regulasi glukosa yang ketat
2. Etiologi
tidak cukup untuk proses metabolisme yang normal. Sel-sel beta pada pulau-
produksi dan insulin yang di sekresikan dalam aliran darah akan di metabolisir
(Beck , 2011).
adalah :
1) Faktor genetik
2) Faktor imonologi
3) Faktor lingkungan
DMTTI terdapat kelainan dalam pengikatan insulin dengan resptor. Hal ini
2) Obesitas
3) Riwayat keluarga
4) Kelompok etnik
hormonal.
2) Obesitas
c. Kadar glukosa darah dua jam sesudah makan lebih dari 200 mg/dl
sebagai berikut
b. Yang paling sering terjadi adalah keletihan akibat defisiensi energi dan
keadaan katabolis.
diabetes ini pada awalnya seringkali tidak dirasakan dan tidak disadari
penderita, beberapa keluhan dan gejala yang perlu mendapat perhatian adalah :
a. Keluhan klasik
dikiranya sebab rasa haus ialah udara yang panas atau beban kerja
14
minum.
Rasa lapar yang semakin besar sering timbul pada penderita diabetes
terpaksa diambil dari cadangan lain yaitu sel lemak dan otot.
menjadi kurus.
b. Keluhan lain
3) Gangguan penglihatan
4) Gatal/bisul
dan daerah lipatan kulit seperti ketiak dan di bawah payudara. sering
Luka ini dapat timbul karena akibat hal yang sepele seperti luka lecet
5) Gangguan ereksi
6) Keputihan
di rasakan.
4. Anatomi Fisiologi
II. Kepala terletak dekat kepala duodenum, sedangkan ekornya sampai ke Lien.
Pankreas mendapat darah dari arteri lienalis dan arteri mesenterika superior.
16
kelenjar eksokrin.
oval tersebar di seluruh pankreas. Dalam tubuh manusia terdapat 1-2 juta
jenis sel:
terdiri atas sel-sel alfa, yang menghasilkan glukagon, sel-sel beta yang
menghasilkan insulin. Glukagon dan insulin mengatur kadar gula darah: insulin
endokrin, 99% dari kelenjar merupakan eksokrin yang terdiri atas sel-sel asinus
pankreas dan duktus pancreas, dan 1% lainnya merupakan endokrin oleh sel-
sel langerhans.
a. Sekresi Eksokrin
diatur olehmekanisme humoral dan neural dalam tiga fase yaitufase sefalik
asam pada kimus dan menciptakan suasana yang memungkinkan kerja dari
enzim pencernaan.
terhadap sekresi enzim terutam dengan adanya protein dan lemak dalam
amylase dan lipase sudah dalam bentuk aktif. Enzim-enzim ini tersimpan
b. Sekresi Endokrin
darah khusus dengan pori-pori yang besar. Sel-sel islet pankreas mempunyai
19
berbeda yaitu sel λ (alfa) 20% terletak diperifer dan memproduksi glukagon,
sel β (beta) 75% terletak disentral memproduksi hormon insulin, sel delta
pankreas polipeptida.
c. Insulin
permukaan sel β yang akan merangsang pengeluaran ion kalsium dalam sel.
Ion kalsium akan meningkatkan eksostosis dari vesikel sekresi yang berisi
insulin dan meningkatkan jumlah insulin dalam beberapa detik. Jika dalam
sintesis dari rantai polipeptida tunggal (proinsulin) didalam RE. Dan selama
disulfida yang oleh enzim protease akan diubah menjadi insulin dan
Insulin merupakan protein kecil terdiri dari dua rantai asam amino,
membran sel. Sekresi insulin di kendalikan oleh kadar glukosa darah. Kadar
glukosa darah yang berlebihan akan merangsang sekresi insulin dan bila
kecuali otak, tubulus ginjal, mukosa usus halus, dan sel darah merah.
Efek insulin:
1) Efek insulin pada metabolisme karbohidrat, glukosa yang diabsorbsi
dalam sel hati, kelebihan ion sitrat dan isositrat. Penyimpanan lemak
21
dalam sel adiposa menghambat kerja lipase yang sensitif hormon dan
glikogenolisis di sel hati dan sel jaringan. glukosa akan di lepaskan kedalam
darah diatur sangat sempit 90mg./100ml. Orang yang berpuasa setiap pagi
d. Glukagon
2) Sistesis glukosa dari asam laktat dan dari molekul non karbohidrat
naik.
di hambat oleh kadar gula darah yang tinggi dan oleh somatostatin
e. Somatostatin
hipofise anterior.
f. Pankreas Polipeptida
Hormon ini terdiri dari 36 asam amino dengan berat molekul 4200.
Sampai saat ini proses sintesanya belum jelas. Sekresinya dipengaruhi oleh
hipertensi dan infark jantung. Bila tidak atau kurang tepat diobati, lambat laun
puncak tajam, yang timbul setelah makan banyak /hidrat arang, (Tjay &
a. Infark jantung
infark jantung.
b. Retinopati
c. Polineuropati
Begitu pula kerusakannya pada pembuluh kecil dan saraf dapat timbul
benjolan sangat nyeri di kaki. Luka dan borok sukar sembuh dan tak
d. Nefropati
a. Akut
nefropati.
1) Neuropatik diabetic
2) Retinopati diabetic
3) Nefrotik diabetic
4) Proteinuria
5) Kelainan coroner
25
6) Ulkus /gangrene
6. Patofisiologi
baru danmengganti sel yang rusak. Disamping itu tubuh juga memerlukan
energi supaya sel tubuh dapat berfungsi dengan baik . Energi yang dibutuhkan
oleh tubuh berasal dari bahan makanan yang kita makan setiap hari.Bahan
makanan tersebut terdiri dari unsur karbohidrat, lemak, protein. Pada keadaan
sempurna menjadi CO2 dan air, 10 % menjadi glikogen dan 20% sampai 40%
a. Diabetes tipe I
insulin karena sel-sel beta pankreas telah dihancurkan oleh proses autoimun.
hati.Di samping itu glukosa yang berasal dari makanan tidak dapat disimpan
Jika konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi maka ginjal tidak
(polidipsia).
amino dan substansi lain), namun pada penderita defisiensi insulin, proses
ini akan terjadi tanpa hambatan dan lebih lanjut akan turut menimbulkan
Diet dan latihan disertai pemantauan kadar gula darah yang sering
b. Diabetes tipe II
pada diabetes tipe II disertai dengan penurunan reaksi intrasel ini. Dengan
terganggu, keadaan ini terjadi akibat sekresi insulin yang berlebihan dan
kadar glukosa akan dipertahankan pada tingkat yang normal atau sedikit
sekresi insulin, namun masih terdapat insulin dengan jumlah yang adekuat
sangattinggi).
29
Sumber: Margareth & Rendy (2012), Tarwoto (2012), Nurarif & Kusuma (2015).
30
8. Pemeriksaan Penunjang
a. Setidaknya dua kali kadar glukosa plasma saat puasa lebih besar dari atau
b. Gejala khas dari diabetes yang tidak di kontrol dan kadar glukosa darah
c. Kadar glukosa darah lebih besar dari atau sama dengan 200 mg/dl pada
perlu melakukan dua uji yang berbeda, tes yang sama dapat dilakukan dua kali.
kabohidrat (150 –300 gr) selama 3 hari sebelum tes dilakukan, sesudah
Elektrolit :
selanjutnya menurun.
resperatorik.
ginjal).
meningkat
32
sebagai berikut:
a. Pasien tipe-1
Pada usia dibawah 40 tahun selalu perlu diobati dengan insulin, karena
sel betanya tidak aktif lagi (0,6-0,9 UI/kg/hari) dan tidak dianjurkan
b. Pasien tipe -2
Bila tindakan umum (diet, gerak badan, dan penurunan berat badan) tidak
antidiabetika oral.
dari penderita.
Obat :
insulin.
9. Penatalaksanaan
dan gangguan serius pada pola aktivitas pasien (Rendy & Margareth, 2012).
Penatalaksanaan DM yaitu :
a. Diet
lemak jenuh untuk mencapai normalisasi kadar glukosa dan lipida darah.
gejalanya.
I 1100 43 30 172
II 1300 45 35 192
V 1900 60 48 299
VI 2100 62 53 319
Bila terdapat resistensi insulin, gerak badan secara teratur (jalan kaki
dipergunakan secara lebih baik oleh sel-tubuh dan dosis nya pada umumnya
c. Berhenti merokok
d. Penyuluhan kesehatan
macam cara misalnya: leaflet, poster, TV, kaset video, diskusi kelompok,
dll.
1. Pengkajian
a. Biodata
1) Identitas klien yaitu nama, tempat dan tanggal lahir, umur, jenis
dengan pasien.
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama
berkemih, diare.
d) Integrumen: gatal pada kulit, gatal pada sekitar penis dan vagina,
luka gangren.
2) Apakah pernah melahirkan bayi dengan berat badan lebih dari 4 kg.
sindrom down.
38
sebelumnya, pernah melahirkan bayi dengan berat badan lebih dari 4 kg,
riwayat luka yang lama sembuh, dan penggunaan obat diabetes mellitus
sebelumnya.
dalam keluarga.
Hospitalisasi akan menjadi stresor bagi klien itu sendiri maupun bagi
pengobatan.
39
1) Pola aktivitas/istirahat
Gejala : Lemah, letih, sulit bergerak atau berjalan. Kram otot, tonus
2) Sirkulasi
yang menurun atau tidak ada, disritmia, krekels, kulit panas, kering,
3) Integritas ego
4) Eliminasi
(tiazid).
6) Neurosensori
diabetes mellitus).
8) Pernapasan
frekuensi pernafasan.
41
9) Keamanan
10) Seksualitas
11)
12) Tanda :
13)
3. Diagnosa keperawatan
kesehatan klien yang aktual atau potensial yang dapat dikelola melalui
yang ringkas, jelas, berpusat pada klien, dan spesifik pada klien. Diagnosis
Menurut Nanda (2015) dalam Nurarif, diagnosa keperawatan yang muncul antara
lain :
tubuh, hipovolemia.
dan dehidrasi.
(diaibetes mellitus).
keperawatan dan menetukan tujuan dan hasilyang akan di capai. Dalam perawatan
akut, tujuan jangkah pendek lebih relistis dari pada tujuan jangkah panjang.
Tujuan jangka panjang biasanya tercapai setelah klien pulang ke rumah. Rencana
asuhan keperawatan yang ideal bersifat individual untuk setiap klien, tetapi tetap
melibatkan keluarganya.
44
3. Disuria 5. Sediakan privacy untuk eleminasi c. Intake cairan dalam rentang normal
4. Ingkontinensia aliran berlebih 6. Stimulasi reflek bladder dengan d. Bebas dari ISK
5. Menetes kompres dingin pada abdomen
6. Residu urine 7. Katerisasi jika perlu e. Tidak ada spasme bladder
7. Sensasi kandung kemih penuh 8. Monitor tanda dan gejala ISK f. Balance cairan seimbang
8. Sering berkemih (panas, hematuria, perubahan bau,
9. Tidak ada haluan urine dan konsistensi urine)
Faktor yang berhubungan:
1. Inhibisi arkus refleks
2. Sfingter kuat
3. Sumbatan saluran perkemihan
4. Tekanan ureter tinggi
dapat diramalkan dan durasinya kurang intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
dari enam bulan d. Menyatakan rasa nyaman setelah
nyeri berkurang
e. Tanda vital dalam rentang normal
f. Tidak mengalami gangguan tidur
Peningkatan keluhan fisik terdekat dengan pasien mengenai d. Glukosa darah adekuat
penyebab kelelahan. e. Kualitas hidup meningkat
Pola tidur tidak memuaskan
5. Perbaiki defisit status fisiologis f. Istirahat cukup
Tidak mampu mempertahankan (misalnya., kemoterapi yang g. Mempertahankan kemampuan untuk
aktivitas fisik pada tingkat yang menyebabkan anemia) sebagai berkonsentrasi
biasanya prioritas utama
Tidak mampu mempertahankan ruti 6. Pilih intervensi untuk mengurangi
nitas yang biasanya kelelahan baik secara farmakologis
maupun non farmakologis, dengan
Faktor yang berhubungan: tepat
1. Gangguan tidur 7. Monitor intake/ asupan nutrisi
2. Ansietas untuk mengetahui sumber energi
3. Hambatan lingkungan yang adekuat
4. Kelesuan fisik 8. Monitor sumber kegiatan olahraga
5. Kelesuan fisiologis dan kelelahan emosional yang
6. Malnutrisi dialami pasien
7. Peningkatan kelelahan fisik 9. Monitor kardiorespirasi pasien
(misalnya., takikardi, dyspnea,
pucat, dan frekuensi pernafasan)
10. Monitor/ catat waktu dan lama
istirahat/ tidur pasien
54
5. Implementasi Keperawatan
dan anggota tim layanan kesehatan lain, secara individual atau dalam konferensi
dengan tujuan pemahaman. Selalu ingat bahwa komunikasi dan dokumentasi yang
mereka secara hati-hati. Dengarkan apa yang klien katakan, awasi apa yang
pencapaian atau revisi tujuan yang dibuat. Ada beberapa cara yang apat digunakan
a. Klien: sumber utama kriteria evaluasi adalah klien. Keluarga juga dapat
Hasil observasi dan analisa perawat terhadap respon pasien segera pada
perawatan.
1. Format Evaluasi
Dalam Potter and Perry (2005) pada format evaluasi juga terdapat identitas
yang juga harus diisi oleh perawat nama , nomor kamar ,nomor register,
perawat dalam mencari data pasien dan jelas,serta agar tidak tertukar dengan
pasien. Pada tahap evaluasi dibagi menjadi 4 tahap yaitu SOAP atau
SOAPIER:
terhadap pasien.
i. R= Revisi
pertanggung gugat bagi perawat jika suatu saat kondisi pasien memburuk
dilakukan:
ditetapkan.
(menanyakan tindakan apa yang akan klien ambil terait dengan status
kesehatannya).
klien.
58
4. Hasil evaluasi