MRP Cabe Di Bali
MRP Cabe Di Bali
MRP Cabe Di Bali
4, Oktober 2015
Abstract
The purpose of this study is to find out about supply chain management of
chili seeds from the producer to the consumer that is conducted and to find out about
the efficiency of chili seeds supply chain management on Idep Foundation. The
variables analyzed were supply chain and efficiency. There are three indicators in
the supply chain variables, namely (1) the pattern of supply chain, (2) marketing
margin and (3) the pattern of the value chain. While the efficiency variables consists
of two indicators: (1) technical efficiency index and (2) economic efficiency
index.Based on the results of the analysis can be concluded that there are six kind of
supply chain in Yayasan Idep that include Yayasan Idep as suplier, distributor, and
retailer. Lowest supply chain contained in the supply chain that only involving
suplier with Rp 5.200,00. While the supply chain that involving distributor and
retailer has the same margin in the amount of Rp 6.900,00. The most technically
efficient supply chain is the supply chain that involving suplier that is equal to 0
gr/km. While the most economically efficient supply chain contained in supply chain
that involving distributor and retailer in the amount of Rp 1,02.
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Dalam rangka pembangunan ekonomi nasional, sektor pertanian mendapat
prioritas utama. Hal ini dikarenakan jika ditinjau dari berbagai segi, sektor pertanian
merupakan sektor yang dominan dalam ekonomi nasional. Pembangunan pertanian
bertujuan meningkatkan produksi pertanian tanaman pangan untuk mencapai
swasembada pangan, meningkatkan produksi tanaman industri dan tanaman ekspor,
mewujudkan agroindustri dalam negeri, menciptakan lapangan kerja, serta berusaha
meningkatkan pendapatan petani (Iqbal, 2008).
http://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA 289
E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 2301-6523 Vol.4, No.4, Oktober 2015
2. Metode Penelitian
2.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Yasayan Idep yang terletak di Desa Batuan Kaler
Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar pada bulan Desember 2014 sampai bulan
Mei 2015. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja (purposive
sampling).
290 http://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA
E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 2301-6523 Vol.4, No.4, Oktober 2015
2. Pendidikan responden
Petani responden yang bekerjasama dengan Yayasan Idep dalam
membudidayakan benih cabai rawit memiliki tingkat pendidikan dari SD, SLTP dan
SLTA. Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar petani responden menempuh
pendidikan sampai jenjang SLTA yaitu sejumlah 60% dari 20 orang petani
responden.
http://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA 291
E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 2301-6523 Vol.4, No.4, Oktober 2015
292 http://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA
E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 2301-6523 Vol.4, No.4, Oktober 2015
3.3 Kemitraan Petani Pembudidaya Benih cabai Rawit dengan Yayasan Idep
Menjalin kemitraan yang erat menjadi salah satu pilar kegiatan dalam
menunjang kinerja operasional perusahaan. Menurut Notoatmodjo (2003), kemitraan
adalah suatu kerja sama formal antara individu-individu, kelompok-kelompok atau
organisasi-organisasi untuk mencapai suatu tugas atau tujuan tertentu. Dalam
penelitian ini, Yayasan idep bekerjasama dengan 20 orang petani untuk
membudidayakan benih hortikultura. Melalui kesepakatan-kesepakatan yang telah
disetujui antara kedua belah pihak maka kerjasama ini dapat berlangsung.
Keseluruhan petani yang bekerjasama dengan Yayasan Idep ini akan menjual benih
yang mereka budidayakan kepada Yayasan Idep dengan harga yang telah disepakati
sebelumnya. Untuk benih cabai rawit Petani menjual benih seharga Rp 1,500,- /gram
kepada Yayasan Idep. Bahan baku dan sarana produksi dalam pembudidayaan benih
pun diperoleh dari Idep. Jadi penentuan komoditi apa yang akan di tanam oleh petani
ditentukan oleh Yayasan Idep.
http://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA 293
E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 2301-6523 Vol.4, No.4, Oktober 2015
3.5.1 Pola Rantai pasok Benih Cabai Rawit pada Yayasan Idep
Menurut Pujawan (2005), pada suatu rantai pasok terdapat tiga macam
aliran yang harus dikelola. Pertama, aliran barang yang mengalir dari hulu
(upstream) ke hilir (downstream). Kedua, aliran uang (fnansial) yang mengalir dari
hilir ke hulu. Ketiga, aliran informasi yang terjadi dari hulu ke hilir atau sebaliknya.
Dalam penelitian ini terdapat enam rantai pasok yang dimanfaatkan oleh Yayasan
Idep dalam menyalurkan benihnya dengan melibatkan tiga macam aliran yaitu aliran
produk atau barang, aliran financial dan aliran informasi. Aliran produk dalam rantai
pasok benih cabai rawit pada Yayasan Idep yaitu :
1. Produsen Yayasan idep Pedagang pengepul Pedagang pengecer
Konsumen
2. Produsen Yayasan idep Pedagang pengepul Pedagang pengecer
Konsumen
3. Produsen Yayasan idep Pedagang pengecer Konsumen
4. Produsen Yayasan idep Pedagang pengecer Konsumen
5. Produsen Yayasan idep Pedagang pengecer Konsumen
6. Produsen Yayasan idep Konsumen
294 http://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA
E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 2301-6523 Vol.4, No.4, Oktober 2015
Tabel 2. Perbandingan Efisiensi Teknis dan Ekonomis pada Setiap Rantai Pasok
Rantai Pasok
No Uraian
I II III IV V VI
2 Harga Jual Petani (Rp/gr) 1500 1500 1500 1500 1500 1500
3 Harga Jual Konsumen (Rp/gr) 8400 8400 8400 8400 8400 6700
http://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA 295
E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 2301-6523 Vol.4, No.4, Oktober 2015
7 Indeks Efisiensi Teknis (Rp/gr/km) 9.09 20.45 6.84 17.64 22.76 0.00
8 Indeks Efisiensi Ekonomis Rp (/C) 1.024 1.024 1.018 0.96 0.97 0.62
Nilai indeks efisiensi teknis yang paling rendah terdapat pada rantai
pasok enam yaitu sebesar 0 gr /km. Hal ini menyatakan bahwa rantai pasok tiga
sudah dikatakan efisien secara teknis karena nilainya paling rendah. Nilai
indeks efisiensi ekonomis yang paling tinggi terdapat pada rantai pasok satu
dan dua yaitu sebesar Rp 1,024. Hal ini menyatakan bahwa rantai pasok satu dan
dua sudah dikatakan efisiensi secara ekonomis dimana satu unit biaya lebih besar
maka dikatakan efisien secara ekonomis.
4. Penutup
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis manajemen rantai pasok pada Yayasan Idep maka dapat
disimpulkan
1. Terdapat enam rantai pasok yang dimanfaatkan oleh Yayasan Idep dalam
menyalurkan benih cabai rawit yaitu :
a) Produsen Yayasan idep Pedagang pengepul Pedagang pengecer
Konsumen
b) Produsen Yayasan idep Pedagang pengepul Pedagang pengecer
Konsumen
c) Produsen Yayasan idep Pedagang pengecer Konsumen
d) Produsen Yayasan idep Pedagang pengecer Konsumen
e) Produsen Yayasan idep Pedagang pengecer Konsumen
f) Produsen Yayasan idep Konsumen
2. Rantai pasok yang paling efisien secara teknis yang memiliki nilai terendah
terdapat pada rantai pasok yang melibatkan Yayasan Idep saja sebagai pedagang
besar yaitu sebesar 0 gr /km. Sedangkan efisiensi secara ekonomis terdapat pada
rantai pasok yang melibatkan Yayasan idep selaku pedagang besar, pedagang
pengumpul dan pedagang pengecer yaitu sebesar Rp 1,02.
4.2 Saran
1. Yayasan Idep sebaiknya lebih meningkatkan lagi produksi benih cabai rawitnya
sehingga penjualan benih cabai rawitnya secara langsung dapat lebih ditingkatkan,
karena rantai pasok enam merupakan rantai pasok yang paling efisien dan efektif
bagi Yayasan Idep. Apabila Yayasan Idep mampu meningkatkan penjualannya
secara langsung, maka hal ini dapat meminimalkan biaya transportasi.
296 http://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA
E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 2301-6523 Vol.4, No.4, Oktober 2015
2. Mengingat kebutuhan benih di Bali yang cukup tinggi, sebaiknya target pasar
dalam pemasaran benih cabai rawit ini tidak hanya di seputaran Kabupaten
Gianyar dan Denpasar, tetapi juga nantinya bisa dipasarkan ke seluruh Bali.
Daftar Pustaka
Deptan. 1999. Kebijakan Pembangunan Pertanian. Jakarta: Departemen Pertanian.
Hasibuan, Malayu S.P, 1984, Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah. Jakarta:
Gunung Agung.
Simchi-Levi, David. 2003, Designing and Managing the Supply Chain Concepts,
Strategies and Case Studies, 2nd ed., International Edition. McGraw-
Hill/Irwin. New York.
Sunu dan Wartoyo. 2006. Dasar Horticultura. Surakarta: Jurusan Agronomi Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret.
http://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA 297