Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Proposal Sementara

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 61

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU HAMIL

MELAKUKAN KUNJUNGAN ANC (ANTENATAL CARE)


DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SATRIA
KOTA TEBING TINGGI
TAHUN 2021

PROPOSAL

ELFRIDA MEGAWATI
2015302080

PROGRAM ILMU KESEHATAN


PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS HAJI SUMATERA UTARA
TAHUN 2021
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU HAMIL
MELAKUKAN KUNJUNGAN ANC (ANTENATAL CARE)
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SATRIA
KOTA TEBING TINGGI
TAHUN 2021

PROPOSAL

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program


Studi Sarjana Terapan Kebidanan Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Terapan Kebidanan (S.Ter.Keb) Universitas Haji Sumatera UtaraMedan

ELFRIDA MEGAWATI
2015302080

PROGRAM ILMU KESEHATAN


PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS HAJI SUMATERA UTARA
TAHUN 2021
LEMBAR PERSETUJUAN

Judul : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ibu Hamil


Melakukan Kunjungan ANC (Antenatal Care)
di Wilayah Kerja Puskesmas Satria Kota Tebing Tinggi
Tahun 2021
Nama : Elfrida Megawati
Nim : 2015302080
Prodi : Sarjana Terapan Kebidanan
Institusi : Universitas Haji Sumatera Utara

Proposal Ini Telah Diperiksa Dan Disetujui Oleh Pembimbing Untuk


Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Proposal Skripsi Program Studi
Sarjana Kebidanan Universitas Haji Sumatera Utara

Medan, Juni 2021


Disetujui Oleh :
Pembimbing

Yetti Dynaria Siregar, SST, MKM

Mengetahui
Ketua Program Studi Sarjana Kebidanan

Herlia Sumardha Nasution, SST, M.Keb


KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Kuasa yang telah

memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga peneliti dapat menyelesaikan

proposal skripsi ini yang berjudul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ibu Hamil

Melakukan Kunjungan ANC (Antenatal Care) di Wilayah Kerja Puskesmas Satria

Kota Tebing Tinggi Tahun 2021”.

Penyelesaian proposal skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan

dan arahan dari berbagai pihak sebagai pihak yang terlihat secara langsung

maupun tidak langsung. Oleh karena itu dalam kesempatan ini peneliti

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Yayasan Pendidikan Rumah Sakit Haji Sumatera Utara yang telah

menyiapkan sarana prasarana.

2. Ketua Universitas Haji Sumatera Utara Medan serta civitas akademi yang

telah melaksanakan proses pembelajaran di STIKes RS Haji Medan.

3. Puskesmas Satria Kota Tebing Tinggi Tahun 2021

4. Yetti Dynaria Siregar, SST, MKM sebagai pembimbing, sebagai Penguji 1 :

Yusridawati, S.Kep, Ns, M.Kes dan Penguji 2 : Sumiatik, SST, M.Kes yang

telah memberikan arahan dan sarannya kepada peneliti sehingga dapat mudah

menyelesaikan proposal skripsi ini.

5. Teristimewa peneliti ucapkan terima kasih yang paling dalam kepada seluruh

keluarga, yang telah memberikan dukungan moril dan materil selama peneliti

menyelesaikan perkuliahan di Universitas Haji Sumatera Utara.

i
6. Kepada rekan-rekan Mahasiswa/i Teman Sejawat serta sahabat seluruh

mahasiswa Universitas Haji Sumatera Utara khususnya Sarjana Terapan

Kebidanan yang telah membantu peneliti untuk menyelesaikan proposal

skripsi ini.

Akhirnya peneliti mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu peneliti dalam menyelesaikan Skripsi ini, semoga dapat bermanfaat

bagi pembaca khususnya di bidang kebidanan.

Medan, Juni 2021


Peneliti

Elfrida Megawati
2015302080

ii
DAFTAR ISI

Halaman
PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................. iii
DAFTAR TABEL......................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ vi

BAB 1. PENDAHULUAN............................................................................ 1
1.1. Latar Belakang................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah............................................................................ 8
1.3. Tujuan Penelitian.............................................................................. 9
1.4. Manfaat Penelitian............................................................................ 9
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA.................................................................. 11
2.1. Antenatal Care (ANC)..................................................................... 11
2.1.1. Pengertian Antenatal Care (ANC).......................................... 11
2.1.2. Tujuan dan Manfaat Antenatal Care....................................... 12
2.1.3. Standar Pelayanan Antenatal Care (ANC).............................. 14
2.1.4. Kebijakan Pelayanan Antenatal Care (ANC)......................... 19
2.1.5. Pelaksana dan Tempat Pelayanan Antenatal (ANC).............. 21
2.2. Konsep Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan..................................... 22
2.3. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Kunjungan
Antenatal Care.................................................................................. 23
2.2.1. Pengetahuan............................................................................ 23
2.2.2. Paritas..................................................................................... 25
2.2.3. Kondisi Ibu Hamil.................................................................. 25
2.4. Kerangka Konsep............................................................................. 26
2.5. Hipotesa ........................................................................................... 27
BAB 3. METODE PENELITIAN............................................................... 28
3.1. Jenis dan Desain Penelitian....................................................... 28
3.1.1. Jenis Penelitian................................................................ 28
3.1.2. Desain Penelitian............................................................. 29
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian..................................................... 29
3.2.1. Lokasi Penelitian............................................................. 29
3.2.2. Waktu Penelitian............................................................. 29
3.3. Populasi dan Sampel................................................................. 29
3.3.1. Populasi........................................................................... 29
3.3.2. Sampel............................................................................. 30
3.4. Defenisi Operasional................................................................. 30
3.5. Etika Penelitian......................................................................... 32
3.6. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian............... 32
3.6.1. Teknik Pengumpulan Data.............................................. 32

iii
3.6.2. Instrumen Penelitian........................................................ 33
3.6.3. Aspek Pengukuran.......................................................... 34
3.7. Uji Instrumen Penelitian........................................................... 35
3.8. Teknik Pengolahan dan Teknik Analisa Data........................... 35
3.8.1. Teknik Pengolahan.......................................................... 35
3.8.2. Analisa Data.................................................................... 36

DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 38
LAMPIRAN

iv
DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

Tabel 1.5. Keaslian Penelitian...................................................................... 10


Tabel 3.1. Defenisi Operasional................................................................... 30

v
DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

Gambar 2.6. Kerangka Konsep Penelitian................................................... 35

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Izin Survey Pendahuluan

Lampiran 2 Balasan Survey Pendahuluan

Lampiran 3 Informed Consent

Lampiran 4 Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan

Lampiran 5 Kuesioner

Lampiran 6 Lembar Konsul

vii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan

oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan

kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud

derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi

pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.

Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh kesinambungan

antar upaya program dan sektor, serta kesinambungan dengan upaya-upaya yang

telah dilaksanakan oleh periode sebelumnya (Kemenkes, 2015). Keberadaan

Fasilitas Pelayanan Kesehatan mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat suatu

negara. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menjelaskan

bahwa fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang

digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif,

preventif, kuratif, maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah,

pemerintah daerah, dan/atau masyarakat (Kemenkes, 2019).

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat

keberhasilan upaya kesehatan ibu. AKI adalah rasio kematian ibu selama masa

kehamilan, persalinan dan nifas yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan, dan

nifas atau pengelolaannya tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan

atau insidental di setiap 100.000 kelahiran hidup. Selain untuk menilai program

1
2

kesehatan ibu, indikator ini juga mampu menilai derajat kesehatan masyarakat,

karena sensitifitasnya terhadap perbaikan pelayanan kesehatan, baik dari sisi

aksesibilitas maupun kualitas. Secara umum terjadi penurunan kematian ibu

selama periode 1991- 2015 dari 390 menjadi 305 per 100.000 kelahiran hidup.

Walaupun terjadi kecenderungan penurunan angka kematian ibu, namun tidak

berhasil mencapai target MDGs yang harus dicapai yaitu sebesar 102 per 100.000

kelahiran hidup pada tahun 2015. Hasil supas tahun 2015 memperlihatkan angka

kematian ibu tiga kali lipat dibandingkan target MDGs (Kemenkes, 2019).

Target penurunan AKI ditentukan melalui tiga model Annual Average

Reduction Rate (ARR) atau angka penurunan rata-rata kematian ibu pertahun Dari

ketiga model tersebut, Kementerian Kesehatan menggunakan model kedua dengan

rata-rata penurunan 5,5% pertahun sebagai target kinerja. Berdasarkan model

tersebut diperkirakan pada tahun 2024 AKI di Indonesia turun menjadi

183/100.000 kelahiran hidup dan di tahun 2030 turun menjadi 131 per 100.000

kelahiran hidup. ada tahun 2019 penyebab kematian ibu terbanyak adalah

perdarahan (1.280 kasus), hipertensi dalam kehamilan (1.066 kasus), infeksi (207

kasus) (Kemenkes, 2019).

Upaya percepatan penurunan AKI dilakukan dengan menjamin agar setiap ibu

mampu mengakses pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas, seperti pelayanan

kesehatan ibu hamil, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih di

fasilitas pelayanan kesehatan, perawatan pasca persalinan bagi ibu dan bayi,

perawatan khusus dan rujukan jika terjadi komplikasi, dan pelayanan keluarga

berencana termasuk KB pasca persalinan. Ibu hamil mendapat pelayanan oleh


3

tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan. Pelayanan ini dilakukan selama

rentang usia kehamilan ibu yang jenis pelayanannya dikelompokkan sesuai usia

kehamilan menjadi trimester pertama, trimester kedua, dan trimester ketiga.

Pelayanan kesehatan ibu hamil harus memenuhi frekuensi minimal di tiap

trimester, yaitu minimal satu kali pada trimester pertama (usia kehamilan 0-12

minggu), minimal satu kali pada trimester kedua (usia kehamilan 12-24 minggu),

dan minimal dua kali pada trimester ketiga (usia kehamilan 24 minggu sampai

menjelang persalinan). Standar waktu pelayanan tersebut dianjurkan untuk

menjamin perlindungan terhadap ibu hamil dan janin berupa deteksi dini faktor

risiko, pencegahan, dan penanganan dini komplikasi kehamilan (Kemenkes 2019).

Tantangan terbesar di dalam sektor kesehatan yaitu menurunkan Angka

Kematian Ibu (AKI) menjadi sebuah indikator capaian SDGs (Suitainable

Development Goals) tahun 2030 yaitu menjadi 70 per 100.00 kelahiran hidup dan

Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 12 per 1000 kelahiran. Mengacu dari

sebuah kondisi saat ini, potensi untuk mencapai target SDGs untuk menurunkan

AKI adalah off track, artinya diperlukan kerja keras dan sungguh-sungguh untuk

mencapainya Kasus kematian ibu dan bayi baru lahir di Indonesia pada tahun

2015 masih pada posisi 305 per 100.000 kelahiran (Profil Kesehatan Indonesia,

2015). Berdasarkan Survei Antar Sensus (SUPAS) 2015 Angka Kematian Ibu

(AKI) di Indonesia kembali turun menjadi 305 per 100.000 kelahiran hidup, yang

berarti sudah melampaui target dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional (RPJMN) 2015 – 2019 sebesar 306 per 100.000 kelahiran hidup.

Kematian ibu ini adalah kematian yang terjadi selama kehamilan, saat melahirkan,
4

selama masa nifas atau dua bulan setelah berakhirnya kehamilan. Dalam jangka

panjang, yakni pada 2030 angka kematian ibu ditargetkan kurang dari 70

kematian per 100.000 kelahiran hidup.

Penilaian terhadap pelaksanaan pelayanan kesehatan ibu hamil dapat dilakukan

dengan melihat cakupan K1 dan K4. Cakupan K1 adalah jumlah ibu hamil yang

telah memperoleh pelayanan antenatal pertama kali oleh tenaga kesehatan,

dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada kurun waktu

satu tahun. Sedangkan cakupan K4 adalah jumlah ibu hamil yang telah

memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling sedikit empat kali

sesuai jadwal yang dianjurkan di tiap trimester, dibandingkan jumlah sasaran ibu

hamil di satu wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun. Indikator tersebut

memperlihatkan akses pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil dan tingkat

kepatuhan ibu hamil dalam memeriksakan kehamilannya ke tenaga kesehatan.

Menurut Kemenkes (2016) pelayanan pemeriksaan kehamilan meliputi: 1).

Pengukuran tinggi badan cukup satu kali 2). Pengukuran tekanan darah (tensi). 3).

Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA) 4). Pengukuran tinggi Rahim 5).

Penentuan letak janin (presentasi janin) dan penghitungan denyut jantung janin,

6). Penentuan status Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) 7). Pemberian tablet tambah

darah 8). Tes laboratorium 9). Konseling atau penjelasan 10). Tata laksana atau

mendapatkan pengobatan. Frekuensi pelayanan antenatal adalah minimal 4 kali

selama kehamilan dengan ketentuan waktu minimal 1 kali pada triwulan pertama,

minimal 1 kali pada triwulan kedua, dan minimal 2 kali pada triwulan ketiga.
5

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 97

Tahun 2014 Indikator yang digunakan untuk menggambarkan akses ibu hamil

terhadap pelayanan antenatal adalah cakupan K1 – kontak pertama dan K4 –

kontak 4 kali dengan tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi sesuai

standar. K1adalah kontak pertama ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang

mempunyai kompetensi, untuk mendapatkan pelayanan terpadu dan komperhensif

sesuai standar. Sedangkan K4 adalah ibu hamil dengan kontak 4 kali atau lebih

dengan tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi, untuk mendapatkan

pelayanan terpadu dan komperhensif sesuai standar (1-1-2).

Rata rata cakupan K4 jumlah nya cenderung menurun dibandingkan dengan

cakupan K1 pada setiap Provinsi. Seperti Provinsi Sumatera Utara sendiri

cakupan K4 sebanyak 82,1 % menurun dari sebesar 89,9 %. Selain pada masa

kehamilan, upaya lain yang dapat dilakukan untuk menurunkan angka kematian

ibu dan angka kematian bayi yaitu dengan mendorong agar setiap persalinan

ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih. Pada tahun 2019 terdapat 90,32%

persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan. Sementara ibu hamil yang menjalani

persalinan dengan ditolong tenaga kesehatan di Fasilitas pelayanan kesehatan

sebesar 86,28%. Dengan demikian masih terdapat sekitar 16% persalinan yang

ditolong tenaga kesehatan namun tidak dilakukan di Fasilitas Pelayanan

Kesehatan (Depkes, 2020).

Perawatan kehamilan merupakan salah satu faktor yang amat perlu

diperhatikan untuk mencegah terjadinya komplikasi dan kematian ketika

persalinan, disamping itu juga menjaga pertumbuhan dan kesehatan janin. Fakta
6

berbagai kalangan masyarakat Indonesia, masih banyak ibu-ibu yang menganggap

kehamilan sebagai hal yang biasa, alamiah dan kodrati serta kurang menyadari

pentingnya memeriksakan kehamilan yang menyebabkan tidak terdeteksinya

faktor-faktor resiko tinggi yang mungkin dialami mereka (Purwoastuti dan

Walyani, 2015).

Puskesmas Satria merupakan Puskesmas yang Wilayah kerjanya terdiri dari 7

kelurahan. Cakupan pemeriksaan kehamilan berdasarkan Profil Puskesmas Satria

diperoleh data cakupan K1 sudah mencapai 93% sedangkan cakupan K4 tahun

2020 sebesar 57,8% ini berarti cakupan K4 di Puskesmas Satria masih jauh dari

target yang diharapkan. Berdasarkan laporan yang diterima bahwa jumlah ibu

hamil yang berkunjung ke Puskesmas untuk melakukan pemeriksaan sampai

Bulan Mei 2021 sebanya 203 orang ibu hamil dari 371 orang ibu hamil diseluruh

wilayah kerja.

Pengawasan pada kehamilan ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan

janin dalam rahim sangatlah penting, guna menyiapkan seoptimal mungkin fisik

dan mental ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan nifas, sehingga

didapatkan ibu dan janin yang sehat. Tetapi kenyataannya saat ini, masih banyak

ibu hamil yang tidak patuh dalam memeriksakan kehamilannya atau antenatal care

(ANC) secara teratur. Banyak faktor yang memengaruhi kepatuhan ibu hamil

dalam antenatal care, diantaranya dari karakteristik individu yang meliputi

pengetahuan, paritas dan kondisi ibu (Notoatmodjo, 2012). Dengan tidak

patuhnya ibu hamil dalam ANC dapat menimbulkan kerugian secara langsung
7

terhadap ibu hamil itu sendiri dan dapat berpengaruh buruk bagi janin yang akan

dilahirkan kemudian.

Berdasarkan teori Lawrence Green menggambarkan model sistem kesehatan

(health system model) yang berupa kepercayaan kesehatan. Di dalam model

Anderson ini terdapat tiga kategori utama dalam pelayanan kesehatan ,yakni : 1).

Karakteristik predisposisi (predisposing characteristics) digunakan untuk

menggambarkan pelayanan kesehatan yang berbeda-beda. 2). Karakteristik

pendukung (Enabling Characteristics) mencerminkan bahwa meskipun

mempunyai predisposisi untuk menggunakan pelayanan kesehatan, ia tidak akan

bertindak untuk menggunakan, kecuali bila ia mampu menggunakannya. 3).

Karakteristik kebutuhan (Need Characteristics) kebutuhan merupakan dasar dan

stimulus langsung untuk menggunakan pelayanan kesehatan, bilamana tingkat

predisposisi dan enabling itu ada.

Berdasarkan hasil survei lapangan yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas

Satria diketahui bahwa masih banyak ibu hamil yang belum mengetahui dengan

jelas tujuan dilakukannya Kunjungan ANC, pelayanan apa saja yang harus

diperoleh dari petugas kesehatan dan kapan saja kunjungan ANC itu dilakukan.

Menurut informasi yang didapatkan dari petugas kesehatan menunjukkan bahwa

kunjungan ANC kemungkinan disebabkan oleh pengetahuan yang minim tentang

ANC, sehingga persepsi ibu hamil harus ANC apabila ada keluhan saja, dan lebih

tidak peduli melakukan pemeriksaan ANC pada kehamilan kedua, ketiga dan

seterusnya karena sudah ada pengalaman melahirkan yang pertama. Hal ini sesuai

dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sriwahyu (2013),


8

menunjukkan bahwa ibu yang berpengetahuan baik lebih banyak memanfaatkan

ANC dikarenakan ibu yang berpengetahuan baik, lebih peduli terhadap

kesehatannya terutama terhadap kesehatan kehamilannya.

Dari hasil wawancara yang dilakukan diketahui bahwa ibu hamil yang

memiliki paritas lebih dari 2 anak cenderung tidak memeriksakan kehamilannya

secara teratur ke petugas kesehatan karena telah memiliki pengalaman pada

kehamilan sebelumnya. Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Kusumo (2014) menunjukkan bahwa ibu hamil dengan paritas tinggi cenderung

menganggap bahwa dirinya telah memiliki pengalaman dalam kehamilan dan

persalinan, sehingga tidak terlalu mengkhawatirkan kehamilannya saat ini. Ibu

hamil yang tidak pernah melakukan pemeriksaan kehamilan mengatakan bahwa

kehamilan itu hal biasa yang akan dihadapi oleh setiap wanita sehingga tidak

perlu pemeriksaan yang khusus, terutama pada ibu yang sudah berpengalaman

atau ibu yang sudah memiliki anak lebih dari satu. Empat orang ibu yang

melakukan pemeriksaan kehamilan hingga trimester ketiga dilakukan saat awal

kehamilan untuk memastikan apakah benar terjadi kehamilan. Hal ini dikarenakan

selain telah berpengalaman, ibu juga mengatakan malas pergi ke Pelayanan

Kesehatan untuk memeriksa kehamilan karena merasa tidak ada keluhan saat

hamil.

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Faktor Yang Memengaruhi Ibu Hamil Melakukan

Kunjungan ANC di wilayah kerja Puskesmas Satria Kota Tebing Tinggi Tahun

2021”
9

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah apa saja kah Faktor-faktor yang memengaruhi ibu hamil melakukan

kunjungan ANC di wilayah kerja Puskesmas Satria Kota Tebing Tinggi Tahun

2021.

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mempelajari Faktor-faktor yang memengaruhi ibu hamil melakukan

kunjungan ANC di wilayah kerja Puskesmas Satria Kota Tebing Tinggi Tahun

2021.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan ibu hamil tentang kunjungan

ANC dengan kunjungan ANC di wilayah kerja Puskesmas Satria Kota

Tebing Tinggi Tahun 2021.

2. Untuk mengetahui pengaruh paritas ibu hamil dengan kunjungan ANC di

wilayah kerja Puskesmas Satria Kota Tebing Tinggi Tahun 2021.

3. Untuk mengetahui pengaruh kondisi ibu hamil dengan kunjungan ANC di

wilayah kerja Puskesmas Satria Kota Tebing Tinggi Tahun 2021.

1.4. Manfaat Penelitian


10

1.4.1. Bagi Tempat Peneliti

Memberikan masukan kepada Puskesmas Bandar Hulu Kabupaten

Simalungun mengenai factor yang memengaruhi ibu hamil dalam melakukan

kunjungan ANC untuk menentukan intervensi yang diperlukan untuk

meningkatkan profesionalisme bidan dalam pelayanan ANC pada ibu hamil.

1.4.2. Bagi Institusi Pendidikan

Dapat memberikan manfaat terhadap kemajuan ilmu dan juga diharapkan

dapat dijadikan sebagai bahan bacaan dari perpustakaan program Sarajana

Terapan Kebidanan.

1.4.3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Memberikan informasi bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti

tentang kunjungan ANC pada ibu hamil dan menambah variabel lainnya dalam

penelitian selanjutnya.

1.5. Keaslian Penelitian

Sepengetahuan peneliti tentang faktor-faktor yang memengaruhi ibu hamil

melakukan kunjungan ANC di wilayah kerja Puskesmas Satria Kota Tebing

Tinggi Tahun 2021 memiliki pembaharuan dari penelitian sebelumnya yaitu dapat

dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1.5 Keaslian Penelitian


11

No Peneliti Judul Desain Variable Hasil Penelitian


Penelitian Penelitian
1 Fitri Faktor Yang Eksplanatory 1. Kunjungan 1. Ibu dengan
Adelina Memengaruhi Reaserch antenatal care keterjangkauan
Ibu Hamil ibu hamil yang mudah
Melakukan 2. Usia maka 7 kali
Kunjungan 3. Pendidikan lebih besar akan
ANC Di 4. Paritas melakukan
Wilayah 5. Pengetahuan kunjungan
Kerja 6. Dukungan Antenatal Care
Puskesmas keluarga secara lengkap
Tambangan 7. Keterjangkauan dan teratur.
Kecamatan 8. Kondisi ibu
Tambangan hamil
Kabupaten
Mandailing
Natal Tahun
2017
2 Junianti Faktor Yang Survei 1. Kunjungan 2. Adanya
Berhubungan analitik antenatal care asosiasi/hubungan
Ibu ibu hamil antara variabel
Melakukan 2. Usia paritas dengan
Kunjungan 3. Pendidikan variabel
ANC 4. Paritas kunjungan anc
Wilayah 5. Pengetahuan kehamilan.
Kerja 6. Dukungan
Puskesmas keluarga
Maga 7. Keterjangkauan
Kecamatan 8. Kondisi ibu
Lembah hamil
Sorik Marapi
Kabupaten
Mandailing
Natal Tahun
2020
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Antenatal Care (ANC)

2.1.1. Pengertian Antenatal Care (ANC)

Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga

kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan

standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan

(SPK) (Depkes, 2010). Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 97 Tahun 2014 Pelayanan Kesehatan Masa Hamil adalah setiap kegiatan

dan/atau serangkaian kegiatan yang dilakukan sejak terjadinya masa konsepsi

hingga melahirkan.

Menurut World Health Organization (WHO) Antenatal Care (ANC) adalah

untuk mendeteksi dini terjadinya resiko tinggi terhadap kehamilan dan persalinan

juga dapat menurunkan angka kematian ibu dan memantau keadaan janin.

Pemeriksaan ANC bagi ibu hamil bertujuan untuk mendeteksi kelainan-kelainan

yang mungkin ada atau akan timbul pada kehamilan tersebut (Usman, Nur, dkk,

2018).

Perawatan antenatal adalah asuhan yang diberikan oleh perawat atau tenaga

medis mulai dari konsepsi sampai persalinan. Asuhan yang diberikan berdasarkan

keadaan fisik, emosional, dan sosial ibu, janin, pasangan serta anggota keluarga

Asuhan perawatan pada ibu hamil sangat diperlukan untuk menjamin kesehatan

12
ibu dan janin. Asuhan keperawatan yang diberikan pada ibu hamil memerlukan

proses-

13
13

proses yang harus dijalani, mulai dari pengumpulan data-data yang berhubungan

dengan kehamilan ibu sampai pada evaluasi dari proses keperawatan yang sudah

dilakukan pada ibu hamil tersebut. Proses pengumpulan data tidak dapat

dilakukan hanya pada kunjungan pertama tetapi fokus pada tiap trimester

kehamilan (Hutahaean, 2013).

Pelayanan Antenatal merupakan suatu program yang terdiri dari: pemeriksaan

kesehatan, pengamatan, dan pendidikan kepada ibu hamil secara terstruktur dan

terencana untuk mendapatkan suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman

dan memuaskan. Pelayanan Antenatal merupakan pelayanan kesehatan yang

diberikan oleh tenaga kesehatan yang profesional untuk meningkatkan derajat

kesehatan ibu hamil beserta janin yang dikandungnya. Pelayanan Antenatal yang

dilakukan secara teratur dan komprehensif dapat mendeteksi secara dini kelainan

dan risiko yang mungkin timbul selama kehamilan, sehingga kelainan dan risiko

tersebut dapat diatasi dengan cepat dan tepat (Lisa Marniati, dkk, 2016).

2.1.2. Tujuan dan Manfaat Antenatal Care

Pelayanan antenatal merupakan pelayanan bersifat preventif untuk memantau

kesehatan ibu dan mencegah komplikasi bagi ibu dan janin (Bartini, 2012).

Tujuan utama ANC adalah menurunkan/mencegah kesakitan, serta kematian

maternal dan perinatal. Adapun tujuan khususnya adalah sebagai berikut:

1. Memonitor kemajuan kehamilan guna memastikan kesehatan ibu dan

perkembangan bayi yang normal.

2. Mengenali secara dini penyimpangan dari normal dan memberikan

penatalaksanaan yang diperlukan.


14

3. Membina hubungan saling percaya antara ibu dan bidan dalam rangka

mempersiapkan ibu dan keluarga secara fisik, emosional, serta logis untuk

menghadapi kelahiran dan kemungkinan adanya komplikasi (Dewi dan

Sunarsih, 2011).

Tujuan utama asuhan kehamilan adalah untuk memfasilitasi hasil yang sehat

dan positif bagi ibu maupun bayinya dengan cara membina hubungan saling

percaya dengan ibu, mendeteksi komplikasi-komplikasi yang dapat mengancam

jiwa, mempersiapkan kelahiran, dan memberikan pendidikan (Dewi dan Sunarsih,

2011).

Dengan melakukan ANC, kehamilan dan persalinan akan berakhir dengan halhal

sebagai berikut :

1. Ibu dalam kondisi selamat selama kehamilan, persalinan, dan nifas tanpa

trauma fisik maupun mental yang merugikan

2. Bayi dilahirkan sehat, baik fisik maupun mental.

3. Ibu sanggup memberi ASI kepada bayinya

4. Suami istri telah ada kesiapan dan kesanggupan untuk mengikuti keluarga

berencana setelah kelahiran bayinya (Dewi dan Sunarsih, 2011).

Keuntungan layanan antenatal care sangat besar karena dapat mengetahui

resiko komplikasi sehingga ibu hamil dapat diarahkan untuk melakukan rujukan

ke rumah sakit. Manfaat dari deteksi dini diharapkan dapat mencegah komplikasi

lebih lanjut atau meminimalkan risiko akibat terjadinya komplikasi (Feryanto,

2013).
15

2.1.3. Standar Pelayanan Antenatal Care (ANC)

Menurut Dewi dan Sunarsih, (2011) terdapat enam standar dalam standar

pelayanan antenatal. Standar tersebut merupakan bagian dari lingkup standar

pelayanan kebidanan.

a. Standar I Identifikasi Ibu hamil

Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat

secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu, suami, dan

anggota keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya

sejak dini secara teratur.

b. Standar 2 Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal

Bidan memberikan sedikitnya 4 kali pelayanan antenatal. Pemeriksaan

meliputi anamnesis, perkembangan janin, mengenal kehamilan resiko tinggi,

imunisasi, nasihat, dan penyuluhan kesehatan.

c. Standar 3 Palpasi Abdominal

Bidan melakukan palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan, memeriksa

posisi, bagian terendah janin, dan masuknya kepala janin ke dalam rongga

panggul untuk mencari kelainan.

d. Standar 4 Pengelolaan Anemia pada Kehamilan

Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan, dan/atau

rujukan semua kasus anemia pada kehamilan.


16

e. Standar 5 Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan

Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan,

mengenali tanda dan gejala preeklamsia lainnya, mengambil tindakan yang

tepat, dan merujuknya.

f. Standar 6 Persiapan Persalinan

Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami, dan keluarganya

pada trimester ketiga untuk memastikan bahwa persiapan persalinan bersih

dan aman, serta suasana yang menyenangkan.

Menurut Kemenkes RI (2016) pelayanan pemeriksaan kehamilan meliputi:

1. Pengukuran tinggi badan cukup satu kali,

Bila tinggi badan < 145cm, maka faktor risiko panggul sempit,

kemungkinan sulit melahirkan secara normal. Penimbangan berat badan

setiap kali periksa, Sejak bulan ke-4 pertambahan BB paling sedikit 1

kg/bulan.

2. Pengukuran tekanan darah (tensi),

Tekanan darah normal 120/80mmHg. Bila tekanan darah lebih besar atau

sama dengan 140/90mmHg, ada faktor risiko hipertensi (tekanan darah

tinggi) dalam kehamilan.

3. Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA),


17

Bila < 23,5cm menunjukkan ibu hamil menderita Kurang Energi Kronis

(Ibu hamil KEK) dan beresiko melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah

(BBLR).

4. Pengukuran Tinggi Fundus Uteri

Pengukuran tinggi rahim berguna untuk melihat pertumbuhan janin apakah

sesuai dengan usia kehamilan.

5. Penentuan letak janin (presentasi janin) dan penghitungan denyut jantung

janin,apabila trimester III bagian bawah janin bukan kepala atau kepala

belum masuk panggul, kemungkinan ada kelainan letak atau ada masalah

lain. Bila denyut jantung janin kurang dari 120 kali/menit atau lebih dari

160 kali/ menit menunjukkan ada tanda gawat janin,segera rujuk.

6. Penentuan status Imunisasi Tetanus Toksoid (TT),

Oleh petugas untuk selanjutnya bilamana diperlukan mendapatkan

suntikan tetanus toksoid sesuai anjuran petugas kesehatan untuk mencegah

tetanus pada Ibu dan Bayi.

7. Pemberian tablet tambah darah,

Ibu hamil sejak awal kehamilan minum 1 tablet tambah darah setiap hari

minimal selama 90 hari. Tablet tambah darah diminum pada malam hari

untuk mengurangi rasa mual.

8. Tes laboratorium:

a. Tes golongan darah, untuk mempersiapkan donor bagi ibu hamil bila

diperlukan.
18

b. Tes hemoglobin, untuk mengetahui apakah ibu kekurangan darah

(Anemia).

c. Tes pemeriksaan urine (air kencing).

d. Tes pemeriksaan darah lainnya, seperti HIV dan Sifilis, sementara

pemeriksaan malaria dilakukan di daerah endemis.

9. Konseling atau penjelasan

Tenaga kesehatan memberi penjelasan mengenai perawatan kehamilan,

pencegahan kelainan bawaan, persalinan dan inisiasi menyusu dini (IMD),

nifas, perawatan bayi baru lahir, ASI eksklusif, Keluarga Berencana dan

imunisasi pada bayi. Penjelasan ini diberikan secara bertahap pada saat

kunjungan ibu hamil.

10. Tata laksana atau mendapatkan pengobatan,

Jika ibu mempunyai masalah kesehatan pada saat hamil.

Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 97 Tahun 2014

kunjungan antenatal care (ANC) dilakukan minimal 4 kali selama kehamilan

yaitu:

a. Satu kali pada trimester I (usia kehamilan 0 - 13 minggu);

b. Satu kali pada trimester II (usia kehamilan 14- 27 minggu);

c. Dua kali pada trimester III (usia kehamilan 28 - 40 minggu)

(Kemenkes,2014).

Dalam pelaksanaan antenatal care, dikenal standar minimal pelayanan “7T”, yang

terdiri dari :

1. Timbang berat badan


19

2. Ukur tekanan darah

3. Ukur tinggi fundus uteri

4. Pemberian imunisasi TT lengkap

5. Pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan

6. Test terhadap penyakit menular sexual, HIV/AIDS dan malaria

7. Temu wicara (konseling) dalam rangka rujukan.

Informasi penting yang diberikan ketika memberikan asuhan antenatal care yaitu:

a. Trimester I

1. Menjalin hubungan saling percaya

2. Deteksi masalah

3. Mencegah masalah (TT dan anemia)

4. Persiapan persalinan dan komplikasi

5. Perilaku sehat (gizi, latihan/senam, kebersihan, istirahat)

b. Trimester II

Setelah pasien cukup paham dengan informasi yang harus diketahui pada

trimester I. Pasien kemudian diberikan informasi yang berkaitan dengan

preeklampsi ringan dan mengajak pasien dan keluarga untuk aktif dalam

memantau kemungkinan gejala-gejala pre-eklampsi ringan dalam

kehamilannya.

c. Trimester III

1. Gemeli (28-36 minggu)


20

Pada usia kehamilan ini informasi yang perlu disampaikan adalah

pemeriksaan kesejahteraan janin dalam kandungan, salah satunya adalah

janin tunggal atau ganda.

2. Letak janin ( >36 minggu)

Informasi mengenai kepastian letak dan posisi janin.

2.1.4. Kebijakan Pelayanan Antenatal Care (ANC)

A. Kebijakan Program

Teori Blum sangat terkenal sejak beberapa puluh tahun yang lalu dan tetap

dipakai sebagai acuan perencanaan program pembangunan kesehatan sampai saat

ini. Menurut Blum (1981) kesehatan sebagai individu dan kesehatan masyarakat,

merupakan interaksi harmonis antara faktor perilaku, keturunan, dan pelayanan

kesehatan.Pengaruh perilaku sebagai faktor yang besar pengaruhnya terhadap

derajat kesehatan maka dapat kita lihat salah satu hasil penelitian penulis tentang

kematian ibu. Memerhatikan tujuan MDGs, tampak jelas bahwa peningkatan

kesehatan ibu yang menjadi salah satu komitmen negara-negra di dunia. Salah

satu indikator untuk menggambarkan kesehatan ibu di suatu wilayah adalah

Angka Kemtian Ibu (AKI).

Sebagai upaya penurunan AKI, pemerintah melalui Kementeria Kesehatan

sejak tahun 1990 telah meluncurkan safe motherhood initiative, sebuah program

yang memastikan semua wanita mendapatkan perawatan yang dibutuhkan

sehingga selamat dan sehat selama kehamilan dan persalinannya. Upaya tersebut
21

dilanjutkan dengan program Gerakan Sayang Ibu di tahun 1996 oleh Presiden

Republik Indonesia. Program ini melibatkan sektor lain di luar kesehatan. Salah

satu program utama yang ditujukan untuk mengatasi masalah kematian ibu yaitu

penempatan bidan di tingkat desa secara besar-besaran yang bertujuan untuk

mendekatkan akses pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir ke masyarakat.

Sejak tahun 1990 WHO telah meluncurkan strategi Making Pregnancy Safer

(MPS), yang salah satu programnya adalah menempatkan safe motherhood

sebagai sebagai prioritas utama dalam rencana pembangunan nasional dan

internasional (Prasetyawati, 2011).

Berdasarkan Depkes (2010) Rencana Strategi Making Pregnancy Safer (MPS)

terdiri dari 3 pesan kunci dan 4 strategi. Tiga pesan kunci MPS adalah :

1. Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih.

2. Setiap komplikasi obsetri dan neonatal mendapat pelayanan yang adekuat.

3. Setiap wanita usia subur mempunyai akses terhadap upaya pencegahan

kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran.

Empat strategi MPS adalah :

1. Peningkatan kualitas dan akses pelayanan kesehatan Ibu dan Bayidan

Balita di tingkat dasar dan rujukan.

2. Membangun kemitraan yang efektif.

3. Mendorong pemberdayaan perempuan, keluarga dan masyarakat.

4. Meningkatkan Sistem Surveilans, Pembiayaan, Monitoring dan informasi

KIA.
22

Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 97 Tahun

2014 disebutkan bahwa pemeriksaan kehamilan sebaiknya dilakukan sedini

mungkin, segera setelah seorang wanita merasa dirinya hamil. Kebijakan

pemerintah tentang kunjungan antenatal menetapkan frekuensi kunjungan

antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan, dengan

ketentuan waktu sebagai berikut :

a. Minimal 1 (satu) kali pada trimester pertama = K1

b. Minimal 1 (satu) kali pada trimester kedua = K2

c. Minimal 2 (dua) kali pada trimester ketiga = K3 dan K4

Apabila terdapat kelainan atau penyulit kehamilan seperti mual, muntah,

keracuanan kehamilan, perdarahan, kelainan letak, dan sebagainya, maka

frekuensi pemeriksaan disesuaikan dengan kebutuhan.

B. Kebijakan Teknis

Pelayanan/asuhan antenatal hanya bisa diberikan tenaga kesehatan Profesional

dan tidak bisa diberikan oleh dukun bayi karena setiap kehamilan dapat

berkembang menjadi masalah. Selain itu diperlukan kebijakan teknis untuk ibu

hamil secara keseluruhan yang bertujuan untuk mengurangi resiko dan komplikasi

kehamilan sedini mungkin. Kebijakan teknis pada ibu hamil meliputi komponen

sebagai berikut :

1. Mengupayakan kehamilan yang sehat

2. Melakukan deteksi dini penyulit/kompliksi, melakukan penatalaksanaan awal

serta rujukan bila diperlukan.

4. Persiapan persalinan yang bersih dan sehat.


23

5. Perencanaan antisipasi dan persiapan untuk melakukan rujukan jika terjadi

penyulit/komplikasi.

2.1.5. Pelaksana dan Tempat Pelayanan Antenatal (ANC)

Pelayanan kegiatan pelayanan antenatal terdapat dari tenaga medis yaitu dokter

umum dan dokter spesialis dan tenaga paramedik yaitu bidan, perawat yang sudah

mendapat pelatihan. Pelayanan antenatal dapat dilaksanakan di puskesmas,

puskesmas pembantu, posyandu, Bidan Praktik Swasta, polindes, rumah sakit

bersalin dan rumah sakit umum (Kemenkes,2014).

2.2. Konsep Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan

Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mencari faktor-faktor yang

berpengaruh terhadap perilaku kesehatan dan pemanfaatan pelayanan kesehatan.

Cukup banyak model-model penggunaan pelayanan kesehatan yang

dikembangkan, seperti model kependudukan, model sumber daya masyarakat,

model organisasi dan lain-lain sesuai dengan variabel-variabel yang digunakan

dalam masing-masing model.

Anderson dalam Notoatmodjo (2012), mengembangkan model sistem

kesehatan (health belief model) yang berupa model kepercayaan kesehatan.

Dalam Anderson ini terdapat 3 (tiga) kategori utama dalam pelayanan kesehatan,

yaitu :

1. Karakteristik predisposisi (predisposing characteristic), menggambarkan

kecenderungan individu yang berbeda-beda dalam menggunakan pelayanan

kesehatan. Komponen predisposisi terdiri dari:


24

a. Faktor-faktor demografi (umur, jenis kelamin, status perkawinan,

jumlah anggota keluarga dan lain-lain).

b. Faktor struktur sosial (suku bangsa, pendidikan, pekerjaan).

c. Faktor keyakinan (pengetahuan, sikap dan persepsi).

2. Karakteristik pemungkin (enabling characteristic), menunjukkan

kemampuan individu untuk menggunakan pelayanan kesehatan. Dalam

komponen ini termasuk faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku

pencarian :

a. Sumber keluarga (pendapatan/penghasilan, kemampuan membayar

pelayanan, keikutsertaan dalam asuransi, informasi pelayanan

kesehatan yang dibutuhkan).

b. Sumber daya masyarakat (suatu pelayanan, lokasi/jarak, transportasi

dan sebagainya).

3. Karakteritik kebutuhan (need characteristic), faktor predisposisi dan faktor

yang memungkinkan untuk mencari pengobatan dapat terwujud di dalam

tindakan itu dirasakan sebagai kebutuhan.

2.3. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Kunjungan Antenatal Care

2.3.1. Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui

panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan

raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga
25

(Notoatmodjo, 2010). Menurut teori “ Thoughs and Feeling” Pengetahuan

diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain.

Menurut Notoatmodjo (2012) Pengetahuan yang tercakup dalam domain

kognitif mempunyai enam tingkatan.

1. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnaya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh

bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab

itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

2. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara

benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasi materi

tersebut secara benar.

3. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Dalam situasi

yang lain misalnya dapat menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan

masalah (problem solving cycle) dalam pemecahan masalah kesehatan

dari kasus yang diberikan.

4. Analisis (Analysis)
26

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur

organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5. Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun

formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

6. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian

terhadap suatu materi atau objek.

2.3.2. Paritas

Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dimiliki oleh seorang wanita.

Paritas atau jumlah kehamilan yang dialami ibu, dibedakan menjadi primigravida

adalah seorang wanita hamil untuk pertama kali, secondigravida yaitu wanita

hamil yang kedua kalinya, multigravida yaitu wanita hamil lebih dari 2 kali,

grandemultigravida adalah seorang wanita yang hamil lebih dari lima kali.Hasil

penelitian Mantang,dkk (2016) menunjukkan bahwa jumlah responden yang

rendah paritas sebanyak 127 responden (66,2%) dengan kunjungan antenatal care

lengkap sebanyak 96 responden (50,3%),dan yang tidak lengkap sebanyak 31

responden (16,2%) dan jumlah responden yang tinggi paritas sebanyak 64


27

responden(33,5%) dengan kunjungan lengkap 34 responden (28,4%) dan yang

tidak lengkap 26 responden (13,6%) yang berarti terdapat hubungan yang

bermakna antara paritas dengan kunjungan antenatal care, pada ibu hamil di

wilayah kerja Puskesmas Motoboi kecil Kotamobagu.

2.3.3. Kondisi Ibu Hamil

Menurut Depkes RI (2007) dalam Junianti (2020), kondisi ibu selama

kehamilannya harus dipahami, supaya Ibu tahu keluhan bagaimana normal atau

tidak. Keluhan normal yang tidak membahayakan bagi kehamilan yaitu perubahan

hormonal atau perubahan bentuk tubuh. Keluhan normal yang tidak

membahayakan bagi kehamilan seperti perubahan hormonal atau perubahan

bentuk tubuh. Keluhan yang membahayakan keadaan yaitu pendarahan baik

sedikit atau banyak, pembengkakan pada kaki tidak hilang setelah istirahat

rebahan yang disertai nyeri kepala, mual atau nyeri ulu hati keluar cairan ketuban

sebelum kehamilan cukup umur, janin tidak bergerak atau jarang bergerak dalam

sehari semalam dan berat badan tidak bertambah bahkan turun. Sikap ibu terhadap

layanan pemeriksaan kehamilan memengaruhi kepatuhannya dalam melakukan

kunjungan ANC. Sikap positif atau respon baik mencerminkan kepeduliannya

terhadap kesehatan diri dan janinnya sehingga dapat meningkatkan angka

kunjungan. Sedangkan, sikap yang negatif membuat ibu hamil kehilangan

motivasinya untuk melakukan kunjungan.

Hasil penelitian Junianti (2020) menggambarkan adanya pengetahuan ibu

hamil tentang ANC dengan kebersediaan ibu hamil untuk memeriksakan

kehamilannya ke fasilitas pelayanan kesehatan pada responden yang memiliki


28

tingkat pengetahuan yang baik terdapat sebanyak 19 responden 56,-% yang untuk

pergi dalam kunjungan ANC dan sebanyak 32 responden 62,7% memilih untuk

tidak pergi dalam kunjungan ANC dan pada responden yang memiliki tingkat

pengetahuanyang tidak baik sebanyak 14 responden 37,3% memilih untuk tidak

pergi dalam kunjungan ANC dan sebanyak 11 responden 44,0% memilih untuk

tidak pergi dalam kunjungan ANC.

2.4. Kerangka Konsep

Kerangka konsep dalam penelitian ini menjelaskan variabel-variabel yang akan

diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan. Pada skema kerangka

konsep dapat dilihat bahwa sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil di

wilayah kerja Puskesmas Satria dimana peneliti akan mengidentifikasi faktor-

faktor yang memengaruhi ibu hamil melakukan kunjungan ANC di Pusekesmas

Satria Kota Tebing Tinggi tahun 2021.

Variabel Independent (X) Variabel Dependent (Y)

Pengetahuan

Kunjungan
Paritas Antenatal Care

Kondisi Ibu Hamil

Gambar 2.4. Kerangka Konsep


Keterangan :

X = Variabel Independen (Pengetahuan, Paritas, Kondisi Ibu Hamil)

Y = Variabel Dependen (Kunjungan ANC)


29

= Menyatakan Hubungan antara variabel Independen dan Dependen

2.5. Hipotesa

Hipotesa berasal dari kata hipo(lemah) dan tesis (pertanyaan), yaitu suatu

pernyataan yang masih lemah dan membutuhkan pembuktianan untuk

menegaskan apakah hipotesis tersebut dapat diterima atau ditolak, berdasarkan

fakta atau data empiris yang telah dikumpulkan dalam penelitian (hipotesisnya)

yaitu :

1. Ada pengaruh pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan dengan kunjungan

ANC di Puskesmas Satria Kota Tebing Tinggi tahun 2021.

2. Ada pengaruh paritas ibu hamil dengan kunjungan ANC di Puskesmas Satria

Kota Tebing Tinggi tahun 2021.

3. Ada pengaruh kondisi ibu hamil dengan kunjungan ANC di Puskesmas Satria

Kota Tebing Tinggi tahun 2021.


BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Desain Penelitian

3.1.1.Jenis Penelitian

Salah satu bentuk statistik yang digunakan untuk mencari hubungan dua

variabel atau lebih dilakukan secara kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan

bertujuan untuk mengetahui korelasi antara variabel bebas dan variabel terikat

(Hidayat, 2017). Jenis penelitian menggunakan deskriptif korelasional guna

mengetahui hubungan variabel bebas (independent) dan variabel terikat

(dependent). Jenis penelitian yang dilakukan menggunakan penelitian survei

analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional.

Jenis penelitian bertujuan untuk mengetahui “Faktor-Faktor yang

Memengaruhi Ibu Hamil Melakukan Kunjungan ANC di Puskesmas Satria Kota

Tebing Tinggi Tahun 2021”.

3.1.2. Desain Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan desain crosssectional. Menurut

Notoatmodjo (2017) cross sectional ialah suatu penelitian untuk mempelajari

dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek, dengan cara

pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point

time approach).

Rancangan cross sectional merupakan penelitian dengan melakukan

pengukuran atau pengamatan pada saat bersamaan ( sekali waktu). Variabel

30
adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian

(Arikunto, 2018).

31
31

Penelitian ini menggunakan variabel yaitu suatu variabel bebas (variabel

independent) atau variabel x dan satu variabel terikat (variabel dependent) atau

variabel Y. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengetahuan, paritas, dan

kondisi ibu hamil sedangkan variabel terikat kunjungan ANC oleh ibu hamil.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Puskesmas Satria Kota Tebing Tinggi Tahun

2021. Adapun alasan peneliti memilih lokasi tersebut adalah adanya masalah yaitu

masih ada ibu hamil yang tidak bersedia melakukan kunjungan ANC dan belum

ada peneliti yang meneliti tentang Faktor-Faktor yang Memengaruhi Ibu Hamil

Melakukan Kunjungan ANC di Puskesmas Satria Kota Tebing Tinggi Tahun

2021.

3.2.1. Waktu Penelitian

Penelitian ini direncanakan akan dilakukan mulai pada bulan Juni - bulan

Agustus 2021.

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang meliputi semua

elemen yang ada dalam wilayah penelitian (Arikunto, 2018). Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang berkunjung ke Puskesmas Satria Kota

Tebing pada saat dilakukan penelitian dengan rata-rata jumlah per bulan 40 orang.
32

3.3.2. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian atau mewakili populasi yang diteliti. Dinamakan

penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk meneralisasikan hasil penelitian

sampel (Arikunto,2018).

Metode pengambilan sample dalam penelitian ini adalah teknik pengambilan

sampel dengan metode accidental sampling yaitu pengambilan sampel dengan

responden yang kebetulan ada atau tersedia suatu tempat sesuai dengan konteks

penelitian (Notoatmodjo, 2012).

3.4. Definisi Operasional Penelitian

Defenisi operasional adalah uraian tentang batas variable yang dimaksud, atau

tentang apa yang diukur oleh variable yang bersangkutan (Notoadmodjo, 2017).

Variable adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yanag

dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep pengertian

tertentu (Notoadmodjo, 2017). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel

independen (X) adalah pengetahuan, paritas dan kondisi ibu hamil dan variabel

dependen (Y) adalah kunjungan ANC oleh ibu hamil.

Tabel 3.1.
Defenisi Operasional

Variabel Defenisi Alat Hasil Skala


Operasional Ukur Ukur Ukur
Independent
Pengetahuan Segala sesuatu Kuesioner 1. Baik = jawaban Ordinal
yang diketahui yang benar 76% - 100%
33

ibu mengenai dibagikan dan 2. Cukup = jawaban


perawatan diisi oleh benar 56% - 75%
kehamilan responden 3. Kurang = jawaban
benar ≤ 55 %
Paritas Banyaknya Kuesioner 1. Normal = 0-2 kali Nominal
kelahiran hidup yang 2. Risiko tinggi = >2
yang dipunyai dibagikan dan kali
oleh seorang diisi oleh
wanita responden
Kondisi Ibu Ada tidaknya Kuesioner 1. Baik Nominal
Hamil penyakit yang yang 2. Kurang Baik
dialami ibu dibagikan dan
selama diisi oleh
keamilan responden
Dependent
Kunjungan Kelengkapan Kuesioner 1. 1 = Lengkap Nominal
antenatal kunjungan ibu dan KMS jika ibu telah
care dalam melakukan
melakukan kunjungan
pemeriksaan pemeriksaan
kehamilan ke kehamilan minimal
pelayanan 4 kali kunjungan
kesehatan sesuai standar
berdasarkan waktu yang telah
standar waktu ditetapkan (1 kali
yang telah pada trimester I, 1
ditetapkan. kali pada trimester
II dan 2 kali pada
trimester III).
2. 2 = Tidak Lengkap
jika kurang dari 4
kali kunjungan
pemeriksaan
kehamilan dan
tidak sesuai dengan
standar waktu yang
ditetapkan oleh
pelayanan
kesehatan.
34

3.5. Etika Penelitian

Adapun etika penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a. Informed Concent (Lembar Persetujuan)

Lembar persetujuan diberikan kepada responden. Peneliti akan menjelaskan

maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan serta dampak yang mungkin

terjadi sebelum dan sesudah meneliti. Jika responden bersedia maka mereka

akan diminta untuk menandatangani lembar persetujuan tersebut. Jika mereka

menolak, maka penelitian tidak akan memaksa dan akan tetap menghargai

hak-haknya.

b. Anonimity (Tanpa Nama)

Untuk menjaga kerahasian data, peneliti tidak akan mencantumkan namanya

pada lembar pengumpulan data, tetapi cukup memberikan kode pada masing-

masing.

c. Confidentiality (Kerahasian)

Kerahasian data akan dijaga oleh penelitian, hanya sekelompok data saja yang

akan disajikan atau dilaporkan sebagai hasil penelitian (Hidayat,2018).

3.6. Teknik Pengumpulan Data dan Instrument Penelitian

3.6.1. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan proses

pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian


35

(Nursalam,2016). Pengumpulan data akan dimulai setelah menerima surat izin

pelaksanaan penelitian dan institusi pendidikan Universitas Haji Medan,

kemudian datang ke Puskesmas Satria Kota Tebing Tinggi untuk meminta surat

persetujuan melakukan penelitian di Puskesmas Satria Kota tebing Tinggi.

Peneliti akan memberikan surat persetujuan menjadi responden bersedia

menjadi responden dan responden bersedia menandatangani surat persetujuan

menjadi responden (Informed consent) untuk ikut serta dalam penenlitian ini,

kemudian peneliti menjelaskan tentang tujuan, manfaat, dan proses pengisian

lembar cheklis.

Setelah responden selesai menjawab seluruh pertanyaan, lembar cheklis

dikumpulkan kembali untuk diperiksa kelengkapan jawaban responden. Jawaban

yang telah diisi seluruhnya akan langsung dikumpulkan, sedangkan jika ada

jawaban yang belum lengkap,responden akan diminta untuk mengisi jawaban

yang belum diisi tersebut. Selanjutnya data yang sudah terkumpul akan dianalisa.

3.6.2. Instrument Penelitian

Instrument yang digunakan pada penelitian ini berupa Kuesioner, dimana

jawabanya sudah ditentukan oleh peneliti dan responden tinggal memilih dari

jawaban yang sudah disediakan. Menggunakan Kuesioner tujuannya agar

memudahkan responden dalam menjawab setiap pertanyaan, dimana pertanyaan

yang diajukan disusun berdasarkan variable penelitian.

Pada bagian pertama dari instrument penelitian ini berisi variabel independent

dan variabel dependent. Pengisian Kuesioner dengan cara memberikan tanda

checklist pada pilihan jawaban yang telah disediakan.


36

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder yang diperoleh dari bagian data Puskesmas Satria Kota Tebing Tinggi

Tahun 2021. Sedangkan untuk variabel Kunjungan ANC sendiri diperoleh dengan

menggunakan angket langsung melalui kuesioner.

1. Data Primer

Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan

kuesioner yang diberikan kepada ibu hamil.

2. Data Sekunder

Data sekunder didapat dari petugas Puskesmas terkait data ibu hamil di

Puskesmas Satria Kota Tebing Tinggi Tahun 2021.

3.6.3. Aspek Pengukuran

a. Pengukuran variabel Pengetahuan dengan menggunakan skala Guttman yaitu

bila jawaban benar skor 1, dan bila jawaban salah skor 0. Untuk setiap

responden akan diberi hasil ukur yaitu

1. Baik = jawaban benar 76% - 100%

2. Cukup = jawaban benar 56% - 75%

3. Kurang = jawaban benar ≤ 55 %

b. Pengukuran variabel kunjungan antenatal care ibu hamil diukur melalui ibu

yang melakukan kunjungan ANC atau tidak, sesuai dengan waktu yang telah

ditetapkan oleh pelayanan kesehatan. Kunjungan ANC dibagi dalam 2

kategori yaitu:

1. Lengkap, jika ibu telah melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan

minimal 4 kali kunjungan sesuai standar waktu yang telah ditetapkan


37

(1 kali pada trimester I, 1 kali pada trimester II dan 2 kali pada

trimester III).

2. Tidak Lengkap, jika kurang dari 4 kali kunjungan pemeriksaan

kehamilan dan tidak sesuai dengan standar waktu yang ditetapkan oleh

pelayanan kesehatan.

3.7. Uji Instrument Penelitian

Dalam penelitian ini alat ukur yang digunakan adalah alat ukur yang sudah

baku dan telah diuji valid oleh peneliti sebelumnya berdasarkan literature dan

sudah pernah ada peneliti yang menggunakan kuesioner tentang Faktor Yang

Berhubungan Ibu Melakukan Kunjungan ANC Wilayah Kerja Puskesmas Maga

Kecamatan Lembah Sorik Marapi Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2020 atas

nama Junianti Program Studi S1 kesehatan masyarakat Universitas Sumatera

Utara sehingga tidak perlu lagi di uji validitas dan reliabilitas.

3.8. Teknik Pengelolahan dan Teknik Analisa Data

3.8.1. Teknik Pengolahan

Menurut Arikunto (2018) teknik pengolahan data dilakukan dengan langkah-

langkah sebagai berikut :

a. Proses Editing ( proses pengeditan)

Dilakukan pengecekan data yang dikumpulkan. Pada proses editing ini

peneliti akan memeriksa kelengkapan jawaban pada saat intervieu tes untuk

memastikan bahwa semua pertanyaan dijawab oleh responden. Bila terdapat


38

kesalahan dan kekeliruan dalam pengumpulan data diperbaiki dan dilakukan

pendataan ulang terhadap responden.

c. Proses coding (pemberian kode)

Data yang telah diteliti dirubah dalam bentuk angka (kode). Nama

responden dirubah menjadi kode responden 0,1, 02, 03,........ 10 serta akan

membagikan kuesioner dengan memberikan kode.

c. Proses scoring (pemberian skor)

Penelitian memberikan skor / nilai terhadap jawaban yang telah diberikan

responden sesuai dengan aspek pengukuran yang telah ditentukan

d. Proses tabulating (tabulasi)

Untuk mempermudah analisa data dan pengolahan data serta pengambilan

kesimpulan, data akan dimasukkan ke dalam tabel distribusi frekuensi.

3.9 Analisa Data

Analisa data dilakukan untuk menunjang pembuktian hipotesa.

1. Analisa Univariat

Analisa univariat digunakan untuk mendapatkan data yang dianalisis

menggunakan statistik deskriptif yang digunakan untuk mendapatkan hasil

dalam bentuk distribusi frekuensi dan persentase (%) dari masing-masing

variabel. Analisa univariat digunakan untuk mendapatkan gambaran identitas

responden meliputi pengetahuan, paritas, kondisi ibu hamil, dan kunjungan

ANC pada ibu hamil.

2. Analisa Bivariate
39

Analisa bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan setiap variabel

independen dengan variabel dependen. Uji statistik dalam menghitung

estimasi besar hubungan masing-masing variabel independent dengan variabel

dependent menggunakan uji chi-square.

Uji kemaknaan digunakan batas kemaknaan sebesar 5% (0,05) :

a. Nilai P value < 0,05, maka Ho diterima yang artinya data sampel

mendukung adanya hubungan bermakna (signifikan).

b. Nilai P value > 0,05, maka Ho ditolak yang artinya data sampel tidak

mendukung adanya hubungan bermakna (tidak signifikan).


DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. 2018. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta. Salemba


Medika.

Dewi, V.N.L., Sunarsih Tri. 2011. Asuhan Kehamilan Untuk Kebidanan. Jakarta:
Salemba Medika.

Dinkes Sumatera Utara. (2020). Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Tahun
2019. Medan: Dinkes Provinsi Sumatera Utara.

Dinkes Tebing Tinggi. (2020). Profil Kesehatan Kota Tebing Tinggi: Dinkes
Kabupaten Tebing Tinggi.

Feryanto, F.A. 2013. Asuhan Kebidanan Patologis. Jakarta: Salemba Medika.

Hidayat. 2017. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data.


Salemba Medika. Jakarta.

Hutahean S. 2013. Perawatan Antenatal. Jakarta: Salemba Medika

Junianti. 2020. Faktor Yang Berhubungan Ibu Melakukan Kunjungan Anc


Wilayah Kerja Puskesmas Maga Kecamatan Lembah Sorik Marapi
Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2020. Medan. Universitas Sumatera
Utara.

Kemenkes RI. 2014. Permenkes RI. Nomor 97 Tahun 2014 Tentang Pelayanan
Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, dan Masa
Sesudah Melahirkan Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, serta
Pelayanan Kesehatan Seksual.

_______. 2016. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Kemenkes RI.

_______. 2015. Rencana Strategi Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019.


Jakarta: Kemenkes RI.

_______. 2020. Profil Kesehatan RI 2019. Jakarta. Pusat Data dan Surveilens
Epidemiologi.

Mantang I, Umboh L & Lestari H. 2016. Faktor-Faktor yang Berhubungan


Dengan Kunjungan Antenatal Pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas
Motoboi Kecil Kota Kotamobagu. Jurnal. Fakultas Kesehatan Masyarakat
Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi.

40
Notoadmodjo, S. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

41
41

_______. Ilmu Kesehatan Masyarakat. PT Riene Cipta. Jakarta.

_______. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka


Cipta.

_______. 2017. Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta. Rineka Cipta

Nursalam, 2016. Metodologi Penelitian. Salemba Medika. Jakarta.

Prasetyawati, A.E. 2011. Ilmu Kesehatan Masyarakat Untuk Kebidanan Holistik.


Yogyakarta: Nuha Medika.

Usman, N. (2018). Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemanfaatan Antenatal


Care Di Puskesmas Madising Na Mario Kota Parepare. Jurnal Ilmiah
Kesehatan, 1(1), 1-5. Diakses darihttps://jurnal.umpar.ac.id/index.php/
makes/article/view/94/89
Lampiran 1

INFORMED CONSENT

Perihal : Pemberian Informasi dan Persetujuan


Lampiran : 1 (satu) lembar

Dengan Hormat,
Nama Saya : Elfrida Megawati
NIM : 2015302080

Mahasiswa program Sarjana Terapan Kebidanan Universitas Haji


Sumatera Utara, yang akan melaksanakan penelitian dengan judul Faktor-Faktor
yang memengaruhi Ibu Hamil Melakukan Kunjungan ANC di Puskesmas Satria
Kota Tebing Tinggi Tahun 2021. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
pendidikan program Sarjana Terapan Kebidanan Universitas Haji Sumatera Utara.
Penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan data tentang Faktor-Faktor
yang memengaruhi Ibu Hamil Melakukan Kunjungan ANC di Puskesmas Satria
Kota Tebing Tinggi Tahun 2021.
Agar terlaksananya penelitian ini saya mohon agar ibu sekalian, akan saya
ikut sertakan sebagai sukarelawan penelitian ini, berdasarkan pertimbangan
sebelumnya, khususnya ibu. Karena salah satu maksud penelitian ini adalah
dengan menggunakan kuesioner yang telah disusun oleh peneliti.
Setelah memahami berbagai hal yang menyakut penelitian, diharapkan ibu
akan menjadi sukarelawan pada penelitian ini, dapat mengisi lembar persetujuan
turut serta dalam penelitian yang telah disiapkan.
Atas bantuan ibu dan kerja samanya saya mengucapkan banyak terima
kasih.

Medan, 2021
Hormat Saya

(Elfrida Megawati)

42
Lampiran 2

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN/PSP

(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :

Umur :

Alamat :

Telp/HP :

Setelah mendapat penjelasan dari peneliti tentang Penelitian “Faktor-


Faktor yang memengaruhi Ibu Hamil Melakukan Kunjungan ANC di Puskesmas
Satria Kota Tebing Tinggi Tahun 2021.” Maka dengan ini saya secara sukarela
dan tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut.
Demikianlah surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Medan, 2021

Hormat Saya

(Elfrida Megawati)

43
Lampiran 3

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI IBU HAMIL


MELAKUKAN KUNJUNGAN ANC DI PUSKESMAS SATRIA KOTA
TEBING TINGGI TAHUN 2021.

Petunjuk : Dibawah ini terdapat beberapa pernyataan yang menggambarkan


keadaan diri anda. Berikan tanda (√ ) pada kotak yang disediakan.

I. Identitas Responden
1. No Responden :
2. Usia :
VARIABEL INDEPENDENT
II. Pengetahuan

Pilihlah salah satu jawaban dari setiap pertanyaan dibawah ini yang dianggap
paling sesuai
1. Pemeriksaan Antenatal Care disebut juga pemeriksaan kehamilan. Menurut
ibu, dibawah ini yang merupakan pengertian dari pemeriksaan kehamilan
adalah…..
a. Pemeriksaan yang diberikan kepada ibu hamil secara berkala untuk
menjaga kesehatan ibu dan bayinya.
b. Pemeriksaan yang diberikan kepada ibu hamil setiap minggu untuk
menjaga kesehatan ibu.
c. Pemeriksaan yang diberikan kepada ibu hamil pada saat ada keluhan.
2. Menurut ibu, dibawah ini yang merupakan tujuan pemeriksaan kehamilan atau
Antenatal Care adalah….
a. Untuk mempercepat proses persalinan
b. Untuk mengurangi rasa sakit ketika melahirkan
c. Untuk memantau kemajuan kehamilan
3. Apakah ibu tahu bahwa pemeriksaan pertama kehamilan adalah sejak
terlambat haid atau saat kehamilan trimester pertama?
a. Tahu
b. Tidak Tahu
4. Menurut ibu, Trimester pertama (1-3 bulan) usia kehamilan pemeriksaan
sebaiknya….
a. Minimal 1 x pemeriksaan
b. Jika ada mual muntah
c. Jika ada rasa sakit pada perut
5. Menurut ibu, berapa kali sebaiknya pemeriksaan kehamilan selama dalam
kehamilan

44
a. Minimal 1 kali

45
45

b. Minimal 2 kali
c. Minimal 4 kali
6. Pada pemeriksaan kehamilan ibu diberikan tablet Fe (zat besi) oleh petugas
kesehatan. Menurut ibu, manfaat dari tablet Fe (zat besi) tersebut
adalah………
a. Mencegah anemia (kurang darah )
b. Mencegah perdarahan pada ibu
c. Untuk mengurangi mual dan muntah
7. Menurut ibu, pada saat pemeriksaan kehamilan ke sarana pelayanan kesehatan
ibu didampingi oleh……
a. Mertua
b. Ibu kandung
c. Suami
8. Pada masa kehamilan perlu adanya peningkatan asupan makan. Menurut ibu
hal tersebut terjadi agar……
a. Pertumbuhan janin tidak terhambat
b. Ibu tidak mudah lapar
c. Dapat mengurangi mual muntah
9. Pada kehamilan 2-3 bulan sering terjadi penurunan berat badan, Menurut ibu
hal tersebut disebabkan oleh……
a. Seringnya buang air kecil dan buang air besar
b. Nafsu makan yang berkurang diiringi mual muntah
c. Adanya rasa ngidam yang dialami ibu
10. Menurut ibu, dibawah ini yang merupakan tanda pasti kehamilan adalah….
a. Adanya pembesaran perut pada saat pemeriksaan/perabaan pada perut ibu
b. Terdengar denyut jantung janin pada saat pemeriksaan perut ibu dengan
monoral
c. Terlambat haid
11. Pada saat pemeriksaan kehamilan, apa anjuran yang disarankan oleh petugas
kesehatan ….
a. Datang untuk kunjungan ulang dan lebih sering jika ada keluhan
b. Datang ketika mau bersalin agar bersalin di rumahnya
c. Banyak mengkonsumsi obat-obatan
12. Menurut ibu, pemeriksaan kehamilan wajib dilakukan jika….
a. Ada kelainan atau bahaya dalam kehamilan
b. Terjadi kehamilan yang tidak diinginkan atau kehamilan di luar nikah
c. Ibu telah hamil, sehingga dapat dipantau keadaan ibu dan janin
13. Menurut ibu pada Trimester ketiga (7-9 bulan) pemeriksaan kehamilan
dilakukan:
a. Minimal dua kali
b. Jika ada keluhan
c. Tetap satu kali
14. Menurut ibu, penimbangan berat badan ketika kunjungan kehamilan berguna
untuk…...
a. Mengetahui kenaikan berat bayi
b. Menaikkan berat badan
46

c. Mengetahui usia kehamilan dan kenaikan berat badan


46

III. Paritas

Jumlah Paritas :
a. 1-2 kali
b. >2 kali

IV. Kondisi Ibu Hamil

1. Apakah ibu memiliki riwayat penyakit sebelum kehamilan terjadi?


a. Ya
b. Tidak
2. Apakah selama hamil ibu pernah menderita sakit?
a. Ya
b. Tidak
3. Apakah ibu pernah mengalami Odema (Pembengkakan) selama kehamilan
terjadi?
a. Ya
b. Tidak
VARIABEL DEPENDENT

IV. Kunjungan Antenatal Care

1. Jumlah kunjungan pemeriksaan yang sudah ibu lakukan :


a. Lengkap : jika ibu telah melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan
minimal 4 kali kunjungan sesuai dengan standar waktu yang telah
ditetapkan
b. Tidak Lengkap : jika kurang dari 4 kali kunjungan dan tidak sesuai
dengan waktu yang ditentukan.

You might also like