Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

UTS PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI - Fitra Pratama Dewi - 230211105793

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 10

MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR PESERTA

DIDIK DENGAN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI


PADA PELAJARAN MATEMATIKA
MATERI BENTUK-BENTUK BANGUN
KELAS 1 SD
Fuad Hanan Raka
Pendidikan Profesi Guru
(PPG) Universitas Jember
FKIP
Universitas Jember, Jember, Jawa Timur
E-mail: fuadraka98@gmail.com

Abstract
The purpose of this article is to explain the concept of differentiated learning.
This studyuses literature studies that come from primary sources from articles and
direct observation of PPL II activities at SDN Jember Lor 03 Jember. The results of
contextual research reveal that there are differentiated learning objectives which are
coordinating learning by paying attention to learning interests, learning readiness
and learning preferences, assisting all in learning so that learning objectives can be
achieved by all students; increase motivation and student learning outcomes;
establish harmonious relationships between teachers and students so that students
can be more enthusiastic about learning, help students become independent learners
so that theybecome individuals who are accustomed to and also have an attitude of
respect for diversity, increase teacher satisfaction because there is a sense of being
challenged to want to develop their teaching abilities so that teachers will become
more creative.
Based on the results of PPL II activities in the cycle activities, model teacher
applies differentiated learning to the content strategy using the problem-based
learning model. Before the model teacher also distributed questionnaires, there were
12 aspects of profiling which wereused as the basis for implementing differentiated
learning.
Keywords: differentiated learning, guided teaching activities cycle

Abstrak
Tujuan artikel ini adalah untuk menjelaskan konsep pembelajaran
berdiferensiasi. Penelitian ini menggunakan studi literatur yang berasal dari sumber
primer dari artikel dan pengamatan langsung pada kegiatan PPL II di sekolah SDN
Jembe Lor 03 Jember. Hasil penelitian konseptual mengungkapkan bahwa terdapat
tujuan pembelajaran berdiferensiasi adalah untuk mengkordinasikan pembelajaran
dengan memperhatikan minat belajar, kesiapan belajar dan preferensi belajar,
membantu semua dalam belajar agar tujuan pembelajaran dapat dicapai oleh semua
siswa; meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa; menjalin hubungan harmonis
antara guru dan siswa agar siswa dapat lebih semangat dalam belajar, membantu
siswa menjadi pelajar yang mandiri agar menjadi individu yang terbiasa dan juga
memiliki sikap menghargai terhadap keberagaman, meningkatkan kepuasan guru
karena ada rasa tertantang untuk mau mengembangkan kemampuan mengajarnya
sehingga guru akan menjadi lebih kreatif.
Berdasarkan hasil kegiatan PPL II pada kegiatan siklus terbimbing guru
model menerapkan pembelajaran berdiferensiasi pada strategi konten dengan
menggunakan model pembelejaran problem based learning. Sebelum itu guru model
juga menyebarkan angket terdapat 12 aspek profilling yang digunakan sebagai dasar
menerapkan pembelajaran berdiferensiasi.
Kata Kunci: pembelajaran berdiferensiasi, kegiatan mengajar siklus terbimbing
A. PENDAHULUAN
Setiap individu berbeda satu dengan dengan yang lainnya. Begitu juga
dengan peserta didik di kelas berbeda antara satu dengan yang lainnya/
kebutuhan masingmasing peserta didik dalam pembelajaran juga berbeda. Guru
setiap harinya menghadapi murid dengan berbagai keragaman yang banyak sekali
mecamnya. Guru selalu dihadapkan pleh berbagai tantangan dalm mengajar.
Melihat banyak perbedaan antara satu peserta didik dengan peserta didik lainnya,
tentunya perlu adanya pembelajaran berdiferensiasi. Teori yang mendasari
pembelajaran berdiferensiasi, yakni dilihat dari sistem ekologi (latar belakang
keluarga, budaya, politik, ekonomi, lingkungan dan lain sebagainya), multiple
intelligences, zone of proximal development, learning modalities atau gaya
belajar (LMS PPG Prajabatan, 2022).
Menurut Suwartiningsih (2021) pembelajaran berdiferensi harus berakar
pada pemenuhan kebtuhan belajar peserta didik dan bagaimana guru merespon
kebutuhan belajar tersebut. Langkah awal untuk melaksanakan pembelajaran
berdiferensiasi adalah memetakan kebutuhan belajar murid. Kebutuhan belajar
murid tersebut dapat dikategorikan menjadi tigas aspek, yaitu kesiapan belajar,
profil belajar murid, dan bakat minat (Fitra, 2022).
Kesiapan belajar merupakan salah satu aspek yang mempengaruhi hasil
belajar siswa. Menurut teori, aspek kognitif dapat dipengaruhi oleh kesiapan
belajar siswa (Effendi, 2017). Menurut Idamayanti (2017) kesiapan belajar
merupakan suatu kesatuan usaha untuk melengkapi kemampuan yang dimilikinya
dalam mengambil tindakan/memberi respon dari apa yang akan/sedang
dihadapinya dalam belajar. Faktor yang membentuk kesiapan meliputi: 1)
perlengkapan dan pertumbuhan fisiologi; 2) motivasi, yang menyangkut
kebutuhan minat serta tujuan-tujuan individu untuk mempertahankan serta
mengembangkan diri.

B. METODE PENELITIAN
Untuk memperoleh data yang akan diolah dan dihasilkan, penulis
menggunakan studi penelitian dan pengamatan langsung di dalam kelas. Dari
hasil pencarian studi keputusan penulis merangkum dan mengambil inti dari
pembahasan yang menjadi topik pengamatan sehingga dapat ditarik
konsepkonsep yang berkaitan dengan strategi pembelajaran berdiferensiasi.
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan mata kuliah inti yang
harus ditempuh oleh mahasiswa PPG Prajabatan untuk mengembangkan dan
memperkuat kompetensinya dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik
profesional di sekolah. Proses pengembangan kemampuan mengajar para calon
guru ditempuh dengan menerapkan prinsip yang diajarkan oleh Ki Hajar
Dewantara, yaitu niteni (mengamati), nirokke (menirukan), dan nambahi
(mengembangkan). Mahasiswa PPG belajar mengembangkan identitas guru dan
proses pembelajarannya dengan mengintegrasikan pemahaman analitikalkonteks
satuan pendidikan tertentu dengan konsep dan praktik mata kuliah inti lainnya.
Pengalaman praktik mahasiswa PPG dirancang sebagai proses perbaikan
berkelanjutan melalui format lesson study dan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Kolaboratif.
Berdasarkan kegiatan praktek pembelajaran terbimbing, penulis mendapat
bagian untuk memasuki kelas 1A SDN Jember Lor 03 Jember pada mata
pelajaran Matematika materi bentuk-bentuk bangun. Dimana pada hal ini strategi
pembelajaran diferensiasi yang digunakan adalah diferensiasi konten dengan
tujuan pembelajaran “Peserta didik dapat mengelompokkan jenis bangun ruang
berdasarkan karakteristiknya dengan tepat, dan peserta didik mampu
membandingkan banyaknya bangun ruang yang ditunjukkan dengan benar.”

C. HASIL DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan data yang didapat dilihat bahwasanya gaya belajar peserta
didik kelas 1A SDN Jember Lor 03 Jember memiliki mcam-macam gaya belajar,
yaitu auditory, visual, dan kinestetik. Peserta didik berjumlah 29 orang. Berikut
merupakan data dari peserta didik kelas 1A SDN Jember Lor 03 Jember.
Tabel 1: Gaya belajar peserta didik kelas 1A

No Na Gaya
ma Belajar
1 Adli Fairuz Rohman Auditory
2 Ahmad Arsakha Putra Mulia Auditory
3 Ahmad Ilham Alfarisqi Visual
4 Aina Talita Zahran Visual
5 Aldy Fairus Ramadan Auditory
6 Alika Khaira Lubna Auditory
7 Azka Rafa Nuhha Bustomi Kinestetik
8 Azzahra Nur Afifah Visual
9 Bilqis Mikayla Az Zahra Auditory
10 Chesavia Firzani Putriansyah Auditory
11 Daksa Kayana Danuharja Visual
12 Devin Janeeta Putri Auditory
13 Fajar Dwi Arifiansyah Auditory
14 Freyanca Alessia Putri Pramana Visual
15 Kanaya Odelia Rizkia Nugroho Visual
16 Karina Nanda Poy Auditory
17 Khadijah Husna Zafirah Barlaman Auditory
18 Mikayla Winka Juliana Ramadhani Auditory
19 Mita Ainur Rohmah Visual
20 Muhammad Adnan Alfabian Auditory
21 Muhammad Alif Asfa Akbar Auditory
22 Muhammad Zidan Kafabi Auditory
23 Nara Aprilia Fadila Visual
24 Navalia Intan Putri Auditory
25 Rayhan Akbar Maulana Auditory
26 RB. Ary Asatya Maheswara Jsn Visual
27 Salma Qorirah Sya’Bannisa Auditory
28 Zidane Azka Putra Kristanto Kinestetik
29 Elena Naura Visual

Berdasarkan hasil penyebaran angket di kelas 1A SDN Jember Lor 03


Jember ada 12 aspek yang diamati. Terkait perbedaan etnik, SDN Jember Lor 03
Jember memiliki peserta didik yang berasal dari suku jawa dan madura. Bahasa
yang digunakan adalah menggunakan bahasa jawa, madura dan Indonesia. Hal ini
tidak menjadikan perbedaaan diantara sesama saat memahami materi pelajaran di
sekolah. Menurut Zumratun (2019) etnis merupakan kehidupan suatu kelompok
dimana kelompok tersebut lahir berdasarkan keturunan yang kemudian
membentuk sebuah komunitas kehidupan sehingga terbentuk sebuah tradisi dan
budaya sendiri dan biasanya mereka lebih mempertahankan sifat etnis mereka
meskipun terjadi akulturasi sebuah budaya sekalipun, sehingga proses
komunikasi dan interaksi yang terjadi lebih pada interaksi satu arah.
Anaslisis hasil penyebaran angket didapat budaya sekolah SDN Jember
Lor 03 Jember baik. Suasana sekolah kondusif dan aman sehingga mendukung
pembelajaran dan interaksi dengan optimal. Selain itu profil pelajar pancasila
telah dihidupkan dalam lingkungan atau kegiatan-kegiatan di sekolah. Di kelas
1A budaya mereka lebih dominan jawa, sedikit madura. bahasa yang digunakan
lebih banyak menggunakan jawa dan madura. Berdasarkan (Hanifah, 2020)
Analisis karakteristik awal siswa merupakan salah satu upaya yang dilakukan
untuk memperoleh pemahaman tentang; tuntutan, bakat, minat, kebutuhan dan
kepentingan siswa, berkaitan dengan suatu program pembelajaran tertentu.
Berdasarkan hasil penyebaran angket untuk aspek status sosial
bahwasanya kelas 1A lebih dominan pekerjaan orang tuanya adalah seorang
pedagang, sedikit yang berkerja sebagai PNS dan buruh. Menurut Chotimah
(2017) status sosial ekonomi orang tua, meliputi tingkat pendidikan orang tua,
pekerjaan orang tua, penghasilan orang tua. Keluarga yang memiliki status sosial
ekonomi kurang mampu, akan cenderung untuk memikirkan bagaimana
pemenuhan kebutuhan pokok, sehingga perhatian untuk meningkatkan
pendidikan anak juga kurang.
Bakat dan minat dari peserta didik kelas 1A diketahui bahwa mereka
banyak yang memiliki perasaan senang ketika pembelajaran matematika. Tertarik
dengan pelajaran matematika dan perhatian pada saat guru mengajar dengan
menanyakan hal yang tida mereka mengerti. Menurut Anggarini (2020) Minat
adalah seberapa besar seseorang merasa suka/tertarik atau tidak
suka/mengabaikan kepada suatu rangsangan. Minat adalah dorongan yang kuat
bagi seseorang untuk melakukan segala sesuatu yang menjadi keinginannya.
Berdasarkan hasil penyebaran angket untuk perkembangan sosial peserta
didik kelas 1A ialah dari peserta didik cukup baik dengan memberikan tanggapan
positif terkait berinteraksi dengna sesama teman, guru dan orang yang lebih tua.
Menurut Ahmadi (Djaali, 2013:49) menjelaskan perkembangan sosial pada
dasarnya dimulai sejak manusia lahir. Artinya perkembangan sosial telah ada dan
berkembang seiring dengan bertambahnya usia dan dipengaruhi oleh banyak
faktor diantaranya bimbingan orang tua, norma dimasyarakat, kemajuan
teknologi dan lainnya.
Berdasarkan analisis hasil penyebaran angket aspek perkembangan
kognitif bahwasanya peserta didik kelas 1A memiliki kognitif yang cukup baik,
dibuktikan dengan jawaban angket yang mereka jawab benar dengan skor 4.
Dimana isi dari angket tersebut berupa soal pretest mengenai mengelompokkan
jenis bangun ruang dan membandingkan banyaknya bangun ruang yang
ditunjukkan. Masing-masing pilihan jawaban ada skornya, dan kelas 1A
menjawab pilihan yang bagus dengan perolehan skor 4.
Gaya belajar yang didapat pada tes psikotes peserta didik kelas 1A lebih
dominan menggunakan gaya belajar auditory dan visual serta 2 peserta didik
memiliki gaya belajar kinestetik. Gaya belajar yang dimaksud adalah cara yang
yang konsisten yang dilakukan oleh seorang murid dalam menangkap stimulus
atau informasi, cara mengingat, berpikir, dan memecahkan soal (Mufidah, 2017).
Motivasi belajar peserta didik di kelas 1A sangat tinggi dibuktikan
dengan antusiasnya dalam proses pembelajaran, dengan memperhatikan
penjelasan guru, menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru, aktif di
dalam diskusi bersama kelompok maupun pada saat tanya jawab presentasi.
Motivasi belajar merupakan sesuatu keadaan yang terdapat pada diri seseorang
individu dimana ada suatu dorongan untuk melakukan sesuatu guna mencapai
tujuan (Emda, 2017).
Kemampuan awal peserta didik cukup bagus mengenai materi bentuk-
bentuk bangun ruang. Hal ini dibuktikan dengan hasil pengisian angket dimana
rata-rata mereka menjawab benar semua. Kemampuan awal peserta didik adalah
kemampuan yang telah dipunyai oleh peserta didik sebelum mengikuti
pembelajaran yang akan diberikan (Astuti, 2015). Kemampuan awal ini
menggambarkan kesiapan peserta didik dalam menerima pelajaran yang akan
disampaikan oleh guru.
Perkembangan emosi beragam mulai dari jawaban setuju dan tidak
setuju pada pemberian angket tengtang perasaan mereka mengikuti pelajaran
matematika perkembangan emosi menjadi sebuah krisis dalam perkembangan
anak. Dimana, emosi merupakan faktor yang dominan dalam mempengaruhi
tingkah laku individu, dalam hal ini termasuk pula perilaku belajar (Basit, 2022).
Penerapan pembelajaran berdiferensiasi pada siklus terbimbing ialah pada
konten. Pembelajaran berdiferensiasi pada konten mencakup; 1) analisis kesiapan
belajar siswa yang menacu pada materi yang akan diajarkan; 2) minat siswa,
dalam hal ini guru sebagai motivaor perlu memeberikan kesempatan kepada
siswa sehingga siswa mampu terlibat aktif dalam pembelajaran. Guru berperan
menjaga minat siswa salah satunya dengan gaya belajar dan metode yang perlu
dibedakan; 3) membuat pemetaan kebutuhan belajar yang berdasarkan pda
indikator profil pelajar yang dapat memberikan kesempatan bagi siswa secara
natural dan efisien sesuai dengan metode yang dibutuhkan. Peran guru yang
mampu mengkolaborasikan pembelajaran sangatlah menentukan (Faiz, 2022).
Rencana tindak lanjut kegiatan siklus terbimbing ialah Memetakan
kebutuhan pembelajaran untuk menentukan proses pembelajaran berdiferensi.
Menyesuaikan lingkunga belajar yang efektif dan sesuai. Memberikan strategi
pembelajaran yang lebih menyenangkan untuk meningkatkan motivasi peserta
didik. Menyesuikan sintak yang digunakan dengan tepat. Asesmen dan rubrik
penilaian yang perlu disesuiakan lagi.

D. KESIMPULAN
Pendidikan secara umum bertujuan untuk mengembangkan sumber daya
manusia yang utuh dan andal. Selain itu, pendidikan juga memiliki tujuan untuk
mengembangkan segala potensi yang ada pada diri individu manusia. Dalam
mencapai tujuan Pendidikan ada dua komponen yang tidak dapat dipisahkan
yaitu adanya pendidik dan peserta didik. Sebagai seorang pendidik haruslah
terlebih dahulu memahami keberagaman kebutuhan belajar peserta didik agar
dapat menentukan pemenuhan target kurikulum.
Keberagaman kebutuhan belajar peserta didik dibedakan menjadi tiga
yaitu, kesiapan belajar, minat belajar, dan gaya belajar. Dengan mengetahui
keragaman kebutuhan belajar tesebut maka pendidik dapat menentukan tingkat
pencapaian atau target pemenuhan kurikulum. Dengan kesadaran bahwa dalam
mencapai target kurikulum maka harus memperhatikan keragaman kebutuhan
belajar siswa yeng meliputi kesipaan belajar, dengan menentukan target atau
tujuan yang tepat, maka hasil yang dicapai dapat diupayakan dengan maksimal
dan optimal.
Pemetaan kesiapan belajar dan kebutuhan belajar siswa perlu
berlandaskan pada cakupan indikator profil belajar yang mampu memberikan
kesempatan bagi siswa agar dapat belajar dengan cara yang lebih natural dan
efisien. Peran guru yang mampu mengkolaborasikan model, pendekatan, dan
metode yang dibutuhkan dalam merancang materi menjadi sangat penting. Untuk
meningkatkan motivasi dan efek dari pembelajaran
bagi siswa dengan landaskan pada hubungan interpersonal siswa dengan guru
secara harmonis agar siswa dapat lebih semangat dalam belajar. Tentunya peran
guru yang kreatif diperlukan dalam pembelajaran berdiferensiasi untuk
mengantarkan siswa menuju keberhasilan dan kebahagiaan dalam pembelajaran.
DAFTAR
PUSTAKA

Anggraeni, Indah Ayu., dkk. (2020). Analisis Minat dan Bakat Peserta Didik terhadap
Pembelajaran. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar. Vol 07(01) : 23-
28.

Astuti, Siwi Puji. (2015). Pengaruh Kemampuan Awal dan Minat Belajar terhadap
Prestasi Belajar Fisika. Jurnal Formatif. Vol 05 (01): 68-75.

Basit, Abdul dan Gumiandari, Septi. (2022). Perkembangan Emosi Peserta Didik. Jurnal
Ilmiah Indonesia. Vol 07 (01): 80-90.

Djaali dan Mulyo. (2013). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Emda, Amna. (2017). Kedudukan Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran. Jurnal
Lantanida. Vol (05) 02, Hal. 93-196.

Faiz, Aiman., dkk. (2022). Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Program Guru


Penggerak pada Modul 2.1. Jurnal Basicedu. Vol 06 (02): 2846 – 2853.

Hanifah, Hani., dkk. 2020. Perilaku dan Karakteristik Peserta Didik Berdasarkan Tujuan
Pembelajaran. Jurnal Manajemen dan Ilmu Pendidikan. Vol 02 (01), Hal.
105-117.

Mufidah, Luk Luk Nur. (2017). Memahami Gaya Belajar untuk Meningkatkan
Potensi Anak.
Jurnal Perempuan dan Anak. Vol (01) 02, Hal. 245-260.

Zumratun, Zumratun. (2019). Interaksi Peserta Didik dari Berbagai Etnis dalam
Pendidikan Multukultural Kelas VI di SDN Balirejo Yogyakarta. Jurnal .
Volume 10 (02): 1-17.

Daryanto. & Darmiatun, S. (2013). Implementasi Pendidikan Karakter di


Sekolah.Yogyakarta. Penerbit Gava Media.

Moningka, C. (2022). Pembelajaran Berdiferensiasi. Kemendikbudristek.

Mufidah, L. L. N. (2017). Memahami Gaya Belajar untuk Meningkatkan Potensi Anak.


Jurnal Perempuan dan Anak.1 (2), 245-260.

Wahyuni, Dwi. (2005). Pengaruh Kesiapan Belajar, Motivasi Belajar dan


Pengulangan Materi Pelajaran Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran
Ekonomi Pada Siswa Kelas II MA AL Asror Gunung Pati Tahun Pelajaran
2004/2005. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

You might also like