1617-5626-1-PB
1617-5626-1-PB
1617-5626-1-PB
ABSTRACT
Company value is an investor's perception of a company that is often associated with stock prices in
the market. The value of the company to be a reflection of the true value of the assets the company formed from
the value of the indicator is influenced by stock market investment opportunities. The existence of investment
opportunities can provide a positive signal about the company's future growth that can increase shareholder
value. The purpose of this study was to examine the effect of dividend policy, debt policy and profitability on the
value of the company in the consumer goods manufacturing sector listed on the Indonesia Stock Exchange the
period 2013 to 2016.The population used in this study is a company manufacturing consumer goods industry
sector listed in Indonesia Stock Exchange (BEI) in the year 2013 to 2016. The data is secondary data using
literature study. The sampling method uses purposive sampling technique, obtained as many as 17 companies as
a study sample for four years. The analysis in this study uses Statistical Product and Service Solutions (SPSS)
software program version 24, where the statistical model used is multiple regression analysis.The results in this
study are dividend policy and debt policy without moderation or moderation, namely profitability variables,
have a significant and positive influence on firm value. The sample used in this study only focused on
manufacturing companies in the consumer goods industry sector listed on the IDX, so that it cannot be
generalized to other sectors. For further research it is recommended to enlarge the research sample not only to
manufacturing companies in the consumer goods industry sector, but to companies in other sectors such as
mining, plantations, services, and other sectors.
Keywords: Dividen policy, debt policy, firm value
ABSTRAK
Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap suatu perusahaan yang sering dikaitkan dengan
harga saham dipasar. Nilai perusahaan menjadi cerminan dari nilai sebenarnya atas aset perusahaan yang
dibentuk dari nilai indikator yang dipengaruhi oleh peluang investasi pasar saham. Keberadaan peluang
investasi bisa menyediakan signal yang positif tentang pertumbuhan perusahaan di masa depan yang bisa
meningkatkan nilai pemegang saham. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dividend policy, debt
policy dan profitability terhadap firm value pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2013-2016.Populasi yang digunakan pada penelitian ini
adalah perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
pada tahun 2013 sampai dengan 2016. Data yang diperoleh merupakan data sekunder dengan menggunakan
studi kepustakaan. Metode pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling, diperoleh sebanyak
17 perusahaan sebagai sampel penelitian selama empat tahun. Analisis pada penelitian ini menggunakan
program software Statistical Product and Service Solutions (SPSS) versi 24.0, dimana model statistika yang
digunakan adalah analisis regresi berganda.Hasil dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen dan kebijakan
hutangbaik tanpa moderasi ataupun dengan pemoderasi yaitu variabel profitability, memiliki pengaruh yang
signifikan dan positif terhadap firm value.Sampel yang digunakan dalam penelitian ini hanya terfokus pada
perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI, sehingga tidak dapat
digeneralisasikan pada sektor lain. Untuk penelitian selanjutnya disarankan memperbesar sampel penelitian
tidak hanya terbatas pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi saja, tapi pada perusahaan di
sektor lain seperti pertambangan, perkebunan, jasa, dan sektor lainnya.
Kata Kunci: kebijakan dividen, kebijakan hutang, firm value.
*Korespondensi Penulis:
E-mail: yrusli@bundamulia.ac.id
Journal Of Business & Applied Management
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/ Vol.12 (No. 1 ) : 36 - 106 Th. 2019
Hasil Penelitian p-ISSN: 1979-9543
e-ISSN: 2621-2757
pendanaan perusahaan yang bersumber dari mereka ingin memasuki market baru.
eksternal. Utang adalah instrumen yang sangat Kebijakan hutang harus dipertimbangkan oleh
sensitif terhadap perubahan nilai perusahaan. perusahaan yang mengalamai pertumbuhan
Semakin tinggi proporsi utang maka semakin bisnis yang cepat, karena karakteristik ini
tinggi harga saham, namun pada titik tertentu memungkinkan mereka untuk membayar
peningkatan utang akan menurunkan nilai sesuai jadwal yang telah ditentukan (Lakmsi,
perusahaan karena manfaat yang diperoleh 2018).
dari penggunaan utang lebih kecil dari pada Beberapa penelitian mengenai nilai
biaya yang ditimbulkannya. perusahaan yang dipengaruhi dari kebijakan
Hutang merupakan salah satu sumber perusahaan, yaitu kebijakan dividen dan
dana eksternal perusahaan. Nilai perusahaan kebijakan hutang perusahaan tanpa
(firm value)sendiri tercermin dari kebijakan memasukkan profitabilitas sebagai faktor lain
keuangan yang menggambarkan komposisi yang memengaruhi nilai perusahaan (firm
pembiayaan dalam struktur keuangan value). Pada penelitian ini memasukkan
perusahaan. Kebijakan hutang yang diambil pengukuran profitabilitas sebagai salah satu
oleh perusahaan merupakan faktor lain yang faktor yang memengaruhi nilai perusahaan
diduga dapat menjelaskan perusahaan untuk (firm value), dikarenakan di dalam
membayarkan dividen kepada para investor. menentukan kebijakan dividen dan kebijakan
Menurut Ramadhani (2015), perusahaan hutang yang akan dilakukan oleh perusahaan,
memiliki tingkat hutang yang tinggi, maka pasti mempertimbangkan profitabilitas
perusahaan akan berusaha untuk mengurangi perusahaan yang diperolehnya. Hal ini untuk
agency cost of debt dengan maksud untuk memperkuat keputusan manajemen di dalam
mengurangi hutangnya. Selain itu, menurut menentukan kebijakan dividen dan kebijakan
Kieso,et al. (2015) kebijakan hutang adalah hutang yang akan dilakukan oleh perusahaan.
kebijakan yang diambil perusahaan untuk Pada penelitian ini terdapat beberapa
melakukan pembiayaan melalui hutang. pembatasan masalah yang dibuat oleh peneliti
Menurut penelitian Ganar (2018), agar penelitian ini fokus pada tujuan penelitian
profitabilitas yang diukur dengan return on yang ingin dicapai. Pembatasan masalah
asset tidak dapat memengaruhi nilai bertujuan untuk membatasi ruang lingkup
perusahaan dikarenakan di dalam mengukur masalah yang terlalu luas sehingga lebih fokus
tingkat profitabilitas berdasarkan efisiensi pada permasalahan yang akan diuji dalam
perusahaan dalam penggunaan aset. penelitian ini. Adapun pembatasan masalah
Pengukuran return on asset ini tidak penelitian ini adalah: (a) Subjek penelitian ini
berpengaruh terhadap nilai perusahaan adalah perusahaan manufaktur sektor industri
disebabkan karena pada beberapa periode barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek
terjadi peningkatan aset yang dimiliki Indonesia (BEI); (b) Objek penelitian yang
tanpadiikuti dengan peningkatan laba. digunakan dalam penelitian ini adalah laporan
Sehingga pemegang saham memandang bahwa keuangan audit dan laporan tahunan (annual
kinerja perusahaan kurang efektif dalam report) perusahaan; (c) Periode waktu pada
menggunakan asetnya. Hal itu membuat penelitian ini adalah empat tahun yaitu dari
pemegangsaham kurang memperhatikan tahun 2013 sampai dengan 2016; (d) Variabel
indikator pengukuran profitabilitas return on yang diteliti adalah kebijakan dividen,
asset di dalam melakukan investasi. kebijakan hutang dan profitabilitas terhadap
Profitability perusahaan sangat nilai perusahaan (firm value).
tergantung pada sejauh mana perusahaan
menggunakan hutang dan ekuitas dalam Masalah Penelitian
operasi mereka. Selama beberapa dekade Berdasarkan latar belakang dan
terakhir ini, struktur modal untuk kebijakan pembatasan masalah yang telah diuraikan
hutang telah mendapatkan banyak perhatian diatas, maka penulis merumuskan masalah
dari para peneliti dan praktisi akademis. penelitian ini sebagai berikut:
Pertambahan modal yang dilakukan oleh 1. Apakah dividend policy berpengaruh
perusahaan terutama akan menjadi ideal ketika positif terhadap firm value pada
perusahaan ingin melakukan ekspansi melalui perusahaan publik sektor industri barang
penambahan produk baru dan juga ketika
Journal Of Business & Applied Management
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/ Vol.12 (No. 1 ) : 38 - 106 Th. 2019
Hasil Penelitian p-ISSN: 1979-9543
e-ISSN: 2621-2757
kinerja keuangannya yang ditunjukkan oleh yang dimiliki perusahaan; (b) Dividen saham
jumlah penjualan, tenaga kerja, harta yang (stock dividend)-dividen saham adalah dividen
dimiliki dan analisis rasio, yang disajikan yang dibayarkan dalam bentuk saham dan
dalam laporan keuangan. Dalam analisis merupakan tambahan saham bagi para
keuangan terdapat beberapa rasio keuangan pemegang saham; (c) Dividen aktiva selain
untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan kas (Property dividend)-pembayaran dividen
salah satunya adalah rasio keuntungan dalam bentuk barang. Aktiva akan dibagikan
perusahaan. Beberapa instrumen keuangan biasanya berbentuk surat berharga perusahaan
dapat digunakan sebagai proxy keuntungan lain yang dimiliki oleh perusahaan tersebut,
perusahaan ini. barang dagangan atau aktiva lainnya; (d)
Menurut Pertiwi (2016),nilai Dividen utang (scrip dividend)-dividen utang
perusahaan (firm value) yang tinggi dapat timbul apabila laba yang tidak dibagikan
dilihat dari harga saham perusahaan, sehingga saldonya mencukupi untuk pembayaran
nilai perusahaan yang tinggi menjadi salah dividen, tetapi saldo kas yang ada tidak
satu faktor penilaian calon investor sebelum mencukupi untuk pembagian dividen. Dividen
menanamkan modalnya diperusahaan tersebut. jenis ini merupakan dividen yang dibayarkan
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan dalam bentuk surat janji utang. Perusahaan
bahwa nilai perusahaan merupakan persepsi berjanji untuk membayar tunai pada masa
investor terhadap perusahaan yang sering tertentu sesuaidengan perjanjian; (e) Dividen
dikaitkan dengan harga saham. Harga saham likuidasi (liquidating dividend)-dividen
yang tinggi membuat firm value juga tinggi. likuidasi merupakan dividen yang sebagian
merupakan pengembalian modal. Dividen ini
Dividend Policy tercatat dengan mendebit rekening
Dividen merupakan kompensasi yang pengembalian modal yang dalam neraca
diterima oleh pemegang saham disamping dilaporkan sebagai pengurangan modal saham.
capital gain. Menurut penelitian yang
dilakukan oleh Setiayawati, et al. (2015), Debt Policy
kebijakan dividen merupakan keputusan untuk Debt Policy (kebijakan
membagi laba yang diperoleh perusahaan hutang)merupakan salah satu kebijakan
kepada pemegang saham sebagai dividen atau pendanaan perusahaan yang bersumber dari
dapat ditahan dalam bentuk laba ditahan untuk eksternal. Penentuan kebijakan hutang ini
digunakan sebagai pembiayaan investasi pada berkaitan dengan struktur modal karena hutang
masa yang mendatang. merupakan salah satu komposisi dalam
Menurut Prempeh,et al., (2016), yang struktur modal. (Bansaleng, 2014). Kebijakan
menyatakan bahwa kebijakan dividen adalah hutang adalah kebijakan yang diambil
keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan untuk melakukan pembiayaan
perusahaan pada akhir tahun yang dapat melalui hutang (Kieso, et al., 2015).
dibagikan kepada pemegang saham dalam Menurut Pertiwi (2016) kebijakan
bentuk dividen atau dapat ditahan untuk hutang perusahaan merupakan tindakan
menambah modal guna pembiayaan investasi manajemen perusahaan yang akan mendanai
dimasa yang mendatang. Penjelasan diatas perusahaan dengan menggunakan modal yang
dapat disimpulkan bahwa laba yang diterima berasal dari hutang. Dari uraian tersebut dapat
oleh perusahaan dalam satu tahun buku, dapat disimpulkan bahwa kebijakan hutang
digunakan untuk dibagikan kepada para merupakan kebijakan yang diambil untuk
pemegang saham atau laba tersebut digunakan mendanai kegiatan operasional perusahaan.
untuk membeli aset bagi perusahaan. Kebijakan hutang sering diukur menggunakan
Menurut Sari dan Wijayanto (2015), debt ratio yang mencerminkan kemampuan
dividen yang dibayarkan kepada pemegang perusahaan dengan menggunakan seluruh
saham ada beberapa jenis, yaitu sebagai kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa
berikut: (a) Dividen tunai (cash dividend)- bagian modal sendiri yang digunakan untuk
dividen tunai merupakan pembayaran dividen membayar hutang.
yang dibayarkan dalam bentuk uang tunai. Semakin rendah DER (debt to equity
Dividen jenis ini paling umum dibagikan oleh ratio), semakin tinggi kemampuan perusahaan
perusahaan kepada pemegang saham. Besar untuk membayar seluruh kewajibannya. Pada
kecilnya dividen tergantung dari kebijakan akhirnya peningkatan hutang akan
Journal Of Business & Applied Management
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/ Vol.12 (No. 1 ) : 41 - 106 Th. 2019
Hasil Penelitian p-ISSN: 1979-9543
e-ISSN: 2621-2757
memengaruhi tingkat pendapatan bersih yang Menurut Riyanti & Yulianto (2018),
tersedia bagi pemegang saham termasuk kebijakan dividen merupakan keputusan untuk
dividen yang akan diterima (Septiani, et al., membagi laba yang diperoleh perusahaan
2018) Debt to Equity Ratio (DER) adalah kepada pemegang saham sebagai dividen atau
Rasio yang menggambarkan perbandingan akan menahan dalam bentuk laba ditahan
utang dan ekuitas dalam pendanaan untuk digunakan sebagai pembiayaan investasi
perusahaan dan menunjukan kemampuan pada masa yang akan datang. Pembagian
modal sendiri perusahaan tersebut dividen yang dilakukan perusahaan untuk
untukmemenuhi seluruh kewajibannya menarik para investor di dalam menanamkan
(Septiani, 2018). uang nya sebagai bentuk investasi di
perusahaan tersebut. Semakin besar dividen
Profitability yang dibagikan oleh perusahaan maka akan
Keberhasilan suatu perusahaan yang semakin menarik bagi investor di dalam
dilihat dari seorang pimpinannya sebagai melakukan investasi pada perusahaan tersebut.
pengelola perusahaan dapat diukur dengan Dalam penelitian yang dilakukan oleh
suatu kinerja keuangannya yang ditunjukkan Prempeh, et al. (2016) dan Pracihara
oleh jumlah penjualan, tenaga kerja, harta (2016),menunjukkan bahwa kebijakan dividen
yang dimiliki dan analisis rasio, yang disajikan berpengaruh signifikan terhadap nilai
dalam laporan keuangan. Dalam analisis perusahaan, sehingga perusahaan yang
keuangan terdapat beberapa rasio keuangan melakukan kebijakan dividen dengan tepat
untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan maka akan dapat meningkatkan corporate
salah satunya adalah rasio keuntungan financial value. Hasil penelitian ini konsisten
perusahaan. Beberapa instrumen keuangan dengan teori signaling yang menyatakan
dapat digunakan sebagai proxy profitability adanya pembayaran dividen akan dapat
perusahaan ini. ditangkap sebagai sinyal positif oleh pasar
Informasi yang berhubungan dengan yang pada hasilnya akan menaikkan nilai
variabel profitability perusahaan dapat perusahaan (Wongso, 2013). Hasil penelitian
dipergunakan untuk melihat apakah mereka lain yang tidak sejalan dengan penelitian
dapat mempertahankan uang/investasi mereka Prempeh et al., (2016) dan Pracihara (2016),
di perusahaan tersebut atau mencari alternatif yaitu penelitian yang dilakukan oleh
yang lainnya. Apabila kinerja suatu Normayanti (2017). Penelitiannya
perusahaan baik maka profitability suatu menjelaskan bahwa kebijakan dividen tidak
perusahaan tersebut akan semakin tinggi. berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Dengan profitability perusahaan yang tinggi Kebijakan dividen tidak berpengaruh
seharusnya meningkatkan nilai perusahaan signifikan terhadap nilai perusahaan karena
yang tinggi, hal ini dapat membuat para pemegang saham maupun investor lebih
investor melirik perusahaan tersebut untuk menginginkan dividen tersebut untuk
menanamkan modalnya sehingga akan terjadi dibagikan kepada pemegang saham, namun
kenaikan harga saham. Indikator kinerja lebih untuk dijadikan sebagai laba ditahan
perusahaan terutama profitabilitas diperlukan saja. Para pemegang saham cenderung tidak
untuk menilai sebuah perubahan itu dapat ingin menerima dividen sehingga laba tersebut
potensial terhadap sumber daya ekonomi yang dapat dijadikan modal perusahaan untuk
mungkin akan dapat dikendalikan di masa melakukan kegiatan operasi atau membelanjai
mendatang. Pengelolaan manajemen yang baik investasi perusahaan. Berdasarkan uraian
ditunjukkan dari tingkat kinerja keuangan diatas, maka dalam penelitian ini dibangun
perusahaan yang tinggi, oleh sebab itu hipotesis sebagai berikut:
semakin tinggi profitabilitas suatu perusahaan H1: Dividend Policy berpengaruh signifikan
maka cenderung semakin baik kinerja positif terhadap firm Value.
keuangan perusahaannya sehingga kegiatan
usaha perusahaan akan dapat terus Pengaruh Debt Policy terhadap Corporate
berkelanjutan (sustainability corporate). Financial Value
Debt Policy mencakup kebijakan
Pengaruh antar peubah pembiayaan perusahaan yang bersumber dari
Pengaruh Dividend Policy terhadap pihak eksternal. Penentuan debt policy terkait
Corporate Financial Value dengan struktur modal karena hutang
Journal Of Business & Applied Management
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/ Vol.12 (No. 1 ) : 42 - 106 Th. 2019
Hasil Penelitian p-ISSN: 1979-9543
e-ISSN: 2621-2757
merupakan salah satu komposisi dalam menjadi penentu baik buruknya kinerja
struktur modal. Kebijakan hutang adalah keuangan suatu perusahaan. Apakah laba yang
kebijakan yang dilakukan perusahaan untuk diperoleh akan diberikan semua atau
mendanai operasinya dengan menggunakan sebagiannya ditahan mempunyai implikasi
hutang keuangan atau yang biasa disebut pada naik turunnya harga saham atau nilai
financial leverage. Kebijakan hutang termasuk perusahaan.
kebijakan pendanaan perusahaan yang Profitability memiliki peranan yang
bersumber dari eksternal. Sebagian perusahaan cukup penting di dalam keputusan dividend
menganggap bahwa penggunaan hutang dirasa policy pada sebuah perusahaan, yang mana
lebih aman dari pada menerbitkan saham baru, peranan profitability ini pada tujuan akhir
dengan demikian semakin tinggi kebijakan perusahaan adalah untuk mencapai nilai
hutang yang dilakukan, maka semakin tinggi perusahaan yang maksimal. Kemampuan suatu
nilai perusahaan (Septiani et al., 2018) perusahaan untuk membayarkan dividen
Menurut penelitian Pracihara (2016), mempunyai hubungan yang erat dengan
menunjukkan bahwa kebijakan hutang (debt kemampuan perusahaan di dalam
policy) berpengaruh signifikan terhadap nilai menghasilkan profitabilitas perusahaan.
perusahaan, sehingga perusahaan yang Apabila perusahaan memperoleh profit yang
melakukan kebijakan dividen dengan tepat tinggi maka akan berdampak pada kemampuan
maka akan dapat meningkatkan corporate perusahaa untuk membayar dividen juga
financial value. Penelitian Pricahara (2016) cukup tinggi, sehingga dengan adanya
juga menunjukkan bahwa debt policy pembagian dividen yang besar maka akan
berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan, berdampak pada nilai perusahaan.
artinya bahwa jika penggunaan hutang yang Berdasarkan uraian diatas, maka dalam
tinggi akan menyebabkan timbulnya biaya penelitian ini dibangun hipotesis sebagai
kebangkrutan, biaya keagenan, beban bunga berikut:
yang semakin besar dan sebagainya. Apabila H3: Profitability memperkuat pengaruh
biaya kebangkrutan semakin besar, tingkat antara dividend policy terhadap firm Value
keuntungan yang disyaratkan oleh pemegang
saham juga semakin tinggi. Biaya modal Pengaruh Profitability terhadap hubungan
hutang juga akan semakin tinggi karena antara debt policy terhadap Firm Value
pemberi pinjaman akan membebankan bunga
yang tinggi sebagai kompensasi kenaikan Hal ini sejalan dengan penelitian yang
risiko kebangkrutan. dilakukan oleh Sumanti (2015) yang
Berdasarkan uraian diatas, maka dalam menunjukkan bahwa profitabilitas memiliki
penelitian ini dibangun hipotesis sebagai pengaruh yang signifikan terhadap nilai
berikut: perusahaan. Hal tersebut terjadi karena
H2: Debt Policy berpengaruh signifikan profitabilitas merupakan kemampuan
positif terhadap firm Value. perusahaan untuk menghasilkan laba atau
keuntungan yang mencerminkan keberhasilan
Pengaruh Profitability terhadap hubungan sebuah perusahaan dimata para investor,
antara dividend policy terhadap Firm Value keberhasilan tersebut yang membuat para
investor meningkatkan permintaan sahamnya
Hubungan antara debt policy dan firm
Menurut Riyanti & Yulianto (2018) value masih banyak terjadi ketidak
profitabilitas sangatlah penting untuk konsistenan di suatu perusahaan, dapat
perusahaan dalam rangka mempertahankan mengindikasikan terdapat faktor lain yang
kelangsungan usahanya dalam jangka panjang, yang dapat ikut menginteraksi terhadap
hal ini dikarenakan profitabilitas menunjukkan hubungan antara dividend policy dan firm
apakah perusahaan mempunyai prospek yang value. Oleh karena itu di dalam penelitian ini
bagus di masa yang akan datang atau tidak. ingin mengetahui apakah faktor profitability
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh merupakan salah satu faktor yang dapat
Pratama (2016) menunjukkan bahwa memperkuat ataupun memperlemah hubungan
profitabilitas memiliki pengaruh yang antara dividend policy terhadap firm value.
signifikan terhadap nilai perusahaan. Profitability memiliki peranan yang
Profitabilitas yang dihasilkan perusahaan penting di dalam debt policy yang dilakukan
Journal Of Business & Applied Management
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/ Vol.12 (No. 1 ) : 43 - 106 Th. 2019
Hasil Penelitian p-ISSN: 1979-9543
e-ISSN: 2621-2757
oleh perusahaan, dimana kebijakan ini pada Berdasarkan uraian diatas, maka dalam
akhirnya akan dapat meningkatkan firm value. penelitian ini dibangun hipotesis sebagai
Menurut Kieso et al. (2015), profitability yang berikut:
diperoleh oleh sebuah entitas akan H4: Profitabilitymemperkuat pengaruh
memengaruhi terhadap struktur modal antara debt policy terhadap firm Value
perusahaan tersebut. Perusahaan yang
profitabilitasnya cukup tinggi maka akan lebih Paradigma Penelitian
Paradigma penelitian merupakan
menggunakan dana internal, sehingga sintesa dari serangkaian teori yang tertuang
perusahaan tidak perlu mencari pinjaman dalam tinjauan pustaka, yang pada dasarnya
untuk pendanaan kegiatan perusahaannya yang merupakan gambaran sistematis dari kinerja
mana dapat memengaruhifirm value teori dalam memberikan solusi atau alternatif
perusahaan. solusi dari serangkaian masalah yang
ditetapkan. Adapun paradigma penelitian ini
dapat digambarkan sebagai berikut:
Profitabilitas
(X3)
Kebijakan Dividen H1 H3 H4
(X1)
Nilai Perusahaan
H2 (Y)
Kebijakan Hutang
(X2)
Dividend Policy
Menurut Setiyawati, et al. (2017) untuk digunakan sebagai pembiayaan investasi
kebijakan dividen adalah keputusan untuk pada masa yang akan datang.
membagi laba yang diperoleh perusahaan
kepada pemegang saham sebagai dividen atau
akan menahan dalam bentuk laba ditahan DPR = Dividen per lembar saham
Debt Policy
Debt Policy merupakan gambaran dari keputusan yang diambil perusahaan untuk
bentuk proporsi finansial perusahaan yaitu menjalankan operasionalnya dengan
antara modal yang dimiliki yang bersumber menggunakan hutang keuangan atau financial
dari utang jangka panjang dan modal sendiri leverage.
yang menjadi sumber pembiayaan suatu
perusahaan. Menurut Pertiwi (2016) kebijakan
hutang merupakan kebijakan mengenai DER = Total Hutang/ Total Modal
Variabel Moderasi
Variabel Moderasi/Moderator adalah Profitability
variabel yang memengaruhi hubungan antara Profitability perusahaan adalah tingkat
variabel independen dengan dependen keuntungan bersih yang mampu diraih oleh
(Sugiyono, 2015). Variabel moderasi perusahaan pada saat menjalankan operasinya
merupakan variabel yang dapat memperkuat (Nurhayati, 2013). Return On Asset mengukur
atau memperlemah pengaruh variabel efektifitas perusahaan dengan keseluruhan
independen terhadap variabel dependen. dana yang ditanamkan dalam aktiva yang akan
digunakan dalam operasi perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan (Sumanti, 2015).
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Div_Pol 60 .000000000 1.963179001 .38454875 .39555589
Deb_Pol 60 .187239279 3.028644070 .78736416 .53021292
Prof 60 .031928835 .657200749 .14342835 .11619940
Firm_Val 60 .627643492 45.465486450 6.49773099 8.08377989
Valid N (listwise) 60
Sumber: data olahan SPSS 24.0 (2018)
Journal Of Business & Applied Management
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/ Vol.12 (No. 1 ) : 46 - 106 Th. 2019
Hasil Penelitian p-ISSN: 1979-9543
e-ISSN: 2621-2757
Hasil Uji Normalitas di atas atau sama dengan 0,05, maka Ho tidak
Uji Normalitas menggunakan grafik dapat ditolak yang berarti model regresi
normal p-plot regression standardize residual berdistribusi normal. Namun apabila nilai
dan Uji One-Sample Kolmogorov – Smirnov asymp.sig. (2-tailed) adalah di bawah 0,05,
Test. dengan tingkat α = 5%. Penentuan uji maka Ha tidak dapat ditolak yang berarti
normalitas didasarkan dari nilai asymp.sig model regresi tidak berdistribusi normal.
yang diperoleh. Jika nilai asymp.sig. (2-tailed) Model regresi yang baik adalah model regresi
yang berdistribusi normal (Ghozali, 2016).
Pada pengujian sebelumnya data yang adanya korelasi antar variabel bebas
digunakan dalam penelitian ini mengalami (independen). Model regresi yang baik
autokorelasi. Untuk mengatasi masalah seharusnya tidak terdapat multikolinearitas
autokorelasi tersebut maka dilakukan antar variabel independen. Nilai Cut-off yang
transformasi data menggunakan Logaritma umum dipakai untuk menunjukan adanya
Natural sesuai dengan arahan. Berdasarkan multikolinearitas adalah nilai Tolerance ≤ 0,10
hasil uji autokorelasi pada tabel 3 terlihat atau sama dengan nilai VIF ≥ 10. Apabila nilai
bahwa nilai asymp sig adalah sebesar 1.000. tolerance di atas 0,1 dan Variance Inflaction
Nilai ini lebih besar dari pada signifikansi Factor (VIF) di bawah 10, maka dapat
yang digunakan sebesar 0.05. Maka dapat di disimpulkan tidak terdapat multikolinearitas
simpulkan bahwa setelah dilakukan antar variabel independen. Namun apabila
transformasi data, residual random atau tidak nilai tolerance di bawah 0,1 dan Variance
terjadi autokorelasi. Inflaction Factor (VIF) di atas 10, maka
dikatakan terdapat multikolinearitas antar
Uji multikolinieritas variabel independen.
Uji multikolinieritas bertujuan untuk
menguji apakah model regresi ditemukan
Collinearity Statistics
Model B Tolerance VIF
1 (Constant) -6.764
Div_Pol .247 .777 1.287
Deb_Pol 7.011 .973 1.027
Prof 53.309 .786 1.273
Sumber: data olahan SPSS 24.0
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .415 .551 .752 .455
Div_Pol -.859 .706 -.155 -1.217 .229
Deb_Pol 1.314 .471 .318 2.792 .007
Prof 8.468 2.390 .450 3.543 .010
a. Dependent Variable: RES2
Sumber: data olahan SPSS 24.0
Journal Of Business & Applied Management
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/ Vol.12 (No. 1 ) : 48 - 106 Th. 2019
Hasil Penelitian p-ISSN: 1979-9543
e-ISSN: 2621-2757
Apabila nilai signifikansi (Sig.) > 0,05 kebijakan dividen, kebijakan hutang,
maka tidak terjadi gejala kepemilikan manajerial, ukuran perusahaan
Heteroskedastisitas.Dari output di atas, maka dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan
tampak bahwa ketiga variabel tidak ada gejala pada entitas yang termasuk perusahaan
heteroskedastisitas karena Sig. > 0,05. manufaktur sektor industri barang konsumsi
periode 2013 sampai dengan 2016 seperti yang
Uji Korelasi dan Koefisien Determinasi terlihat di tabel 6 dibawah ini.
Koefisien determinasi menunjukkan
besarnya pengaruh variabel bebas yaitu
Hasil uji korelasi pada tabel 6, pengaruh kebijakan dividen, kebijakan hutang,
menunjukkan nilai R yang diperoleh bernilai kepemilikan manajerial, ukuran perusahaan
positif yaitu sebesar 0,617. Nilai R yang dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan
diperoleh dalam penelitian ini lebih besar dari pada entitas yang termasuk dalam perusahaan
0,5 yang menunjukkan bahwa terdapat manufaktur sektor industri barang konsumsi
hubungan yang kuat dan positif antara dividen untuk periode tahun 2013-2016 adalah 35,9%.
policy, debt policy,profiabilityt, Pengaruh faktor lain yang tdak diamati oleh
div_pol*profit,dandebt_pol*profitdengan firm peneliti adalah sebesar (100%-35,9%) =
value. 64.1%. Pengaruh tersebut merupakan
Nilai pada kolom Adjusted R Square pengaruh lain di luar variabel dividend policy,
menunjukkan besarnya pengaruh dari variabel debt policy, dan profitability.
bebas terhadap nilai perusahaan. Jadi besarnya
Uji F
Hasil uji F dapat dilihat pada tabel 7 dibawah ini:
ANOVAa
Model Sum of Squares df F Sig.
1 Regression 1467.978 2 17.523 .000b
Residual 2387.524 57
Total 3855.502 59
a. Dependent Variable: Firm_Val
b. Predictors: (Constant), Deb_Pol, Div_Pol
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 2.871 1.790 -1.604 .114
Div_Pol 7.501 2.144 .367 3.498 .001
Deb_Pol 8.235 1.600 .540 5.148 .000
a. Dependent Variable: Firm_Val
Sumber: Data olahan SPSS24.0 (2018)
Berdasarkan tabel di atas hasil yang telah diperoleh dari koefisien regresi di atas, maka dapat
dibuat suatu persamaan regresi sebagai berikut:
Dimana:
a = konstatna
X1= Dividend Policy (Div_Pol)
X2= Debt Policy_ (Deb_Pol)
Y = Firm Value (Firm_Val)
e = error
3. Koefisien regresi debt policysebesar 8,235
Persamaan regresi diatas dapat berarti apabila debt policy naik 1 satuan,
diinterpretasikan sebagai berikut. maka akan meningkatkannilai
1. Nilai konstanta diperoleh sebesar 2,871 perusahaansebesar 8,235 satuan dengan
artinya apabila dividend policy, debt asumsi dividend policykonstan.
policybernilai nol, maka firm valuebernilai
2,871. Uji Persamaan Regresi Linier Berganda
2. Koefisien regresi nilaidividend policy Model 2 (dengan variabel moderasi)
sebesar 7,501 berarti bahwa jika dividend Analisis regresi linier berganda
policynaik 1 satuan, maka akan digunakan untuk mengetahui pengaruh antara
meningkatkannilai perusahaansebesar variabel independen terhadap variabel
7,501 satuan dengan asumsi dependen, yaitu antara variabel Devident
debtpolicykonstan. Policy (X1), Debt Policy (X2) yang dimoderasi
profitability (X3) terhadap Firm Value (Y).
Untuk mempermudah pembacaan hasil dan
interpretasi regresi maka digunakan bentuk
Journal Of Business & Applied Management
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/ Vol.12 (No. 1 ) : 50 - 106 Th. 2019
Hasil Penelitian p-ISSN: 1979-9543
e-ISSN: 2621-2757
persamaan. Persamaan atau model tersebut dengan persamaan regresi. Adapun hasil uji
berisi konstanta dan koefisien-koefisien regresi regresi linier berganda adalah sebagai berikut:
yang didapat dari hasil pengolahan data
dengan program SPSS 24yang disesuaikan
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
2 (Constant) 6.158 1.280 4.811 .000
Div_Pol -9.442 3.992 -.462 -2.365 .001
Deb_Pol -3.649 .810 -.239 -4.506 .000
Mod1 52.556 11.196 .917 4.694 .000
Mod2 48.678 2.353 1.099 20.686 .000
a. Dependent Variable: Firm_Val
Sumber: Data olahan SPSS24.0 (2018)
Interpretasi Data
Pengujian HipotesisModel 1
Model Regression I
Firm_Val = β0 + β1 Div_Pol + β2 Deb_Pol + ε ………………..……................ (I)
Journal Of Business & Applied Management
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/ Vol.12 (No. 1 ) : 51 - 106 Th. 2019
Hasil Penelitian p-ISSN: 1979-9543
e-ISSN: 2621-2757
sinyal akan dapat memberikan pengaruh dividen mempunyai hubungan yang erat
yang signifikan sehingga investor akan dengan kemampuan perusahaan di dalam
lebih mau menginvestasikan dananya menghasilkan profitabilitas perusahaan.
sehingga akan meningkatkan firm value. 4) Dapat disimpulkan bahwa variabel
2) Debt policy mempunyai pengaruh yang profitability sebagai pemoderasi memiliki
signifikan dan positif terhadap firm value. pengaruh dan memperkuat pengaruh
Hasil tersebut sejalan dengan hasil variabel debt policy terhadap firm value
penelitian yang dilakukan oleh Septiani et tanpa dimoderasi oleh
al. (2018) dan Setiyawati et al., (2017), profitability.Menurut penelitian
dan Pracihara (2016), yang menyatakan Darmayanti (2018), Debt policy adalah
bahwa dari penelitian yang dilakukan kebijakan yang menentukan seberapa
mengenai debt policy terhadap firm value, besar kebutuhan dana perusahaan dibiayai
maka didapatkan hasil bahwa debt policy oleh hutang. Kebijakan hutang termasuk
memiliki pengaruh yang signifikan positif kebijakan pendanaan perusahaan yang
terhadap nilai perusahaan.Hasil dari bersumber dari eksternal. Utang (debt)
penelitian ini tidak mendukung teori trade adalah instrumen yang sangat sensitif
off. Penggunaan hutang yang tinggi akan terhadap perubahan nilai perusahaan.
menyebabkan timbulnya biaya Semakin tinggi proporsi utang maka
kebangkrutan, biaya keagenan, beban semakin tinggi harga saham, namun pada
bunga yang semakin besar dan sebagainya. titik tertentu peningkatan utang akan
Apabila biaya kebangkrutan semakin menurunkan nilai perusahaan karena
masih banyak faktor lain yang kopertis wilayah x Vol.3, No. 3, pp.
memengaruhifirm value. 445-454.
3. Penelitian ini hanya menggunakan data Dewi, L. C dan Nugrahanti, Y. W. 2014,
dari perusahaan sektor manufaktur, Pengaruh Struktur Kepemilikan dan
sehingga tidak menggunakan data dari Dewan Komisaris Independen
sektor selain manufaktur, sebaiknya terhadap Nilai Perusahaan Studi pada
penelitian selanjutnya menggunakan Perusahaan Industri Barang Konsumsi
sektor lainnya seperti: Sektor Property & di BEI Tahun 2011-2013.Kinerja,
Real Estate, Sektor pertambangan, dan Vol.18, No. 1, 64-80.
lainnya yang terdaftar di Indonesia Stock Dewi, L. G. K. dan Dewi, A. A.2016.
Exchange. Pengaruh Diversitas Dewan Komisaris
dan Direksi Pada Perusahaan Pada
DAFTAR PUSTAKA Perusahaan Sektor Keuangan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Akhtar, W. M., Khan, F. A., Shahid, A., and Tahun 2009-2013.E-Jurnal Akuntansi
Ahm, Jehangir. 2016. Effects of Debt UniversitasUdayana, Vol.16, No. 1,
on Value of a Firm. Journal of Hal. 812-836. ISSN: 2302-8556.
Accounting &Marketing, Vol 5, Issue Eisenhardt, K. M. 1989. ”Agency theory; an
4. pp. 1-4. ISSN: 2168-9601. assessment and review”. Academy of
Antari, D. A. P. P. & Dana, I. M. 2013. Management Review, Vol. 14,pp. 57-
Pengaruh Struktur Modal, 74.
Kepemilikan Manajerial, Dan Kinerja Esana, R. &Darmawan, A. 2017. Pengaruh
Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan. Kebijakan Dividen dan Keputusan
E-Jurnal Manajemen Universitas Investasi terhadap Nilai Perusahaan
Udayana Vol 2, No 3. Hal. 274-288. serta Dampaknya terhadap
Berzkalne, I. & Zelgalve, E. 2014. Intellectual Profitabilitas t+1 Studi pada Sub
Capital and Company Value. Procedia Sektor Industri Barang Konsumsi yang
Social and Behavioral Science, Vol. Terdaftar di BEI Periode 2006-
110,pp. 887-896. 2016.Jurnal Administrasi Bisnis JAB,
Cahyaningdyah, D & Ressany, Y. D. 2012. Volume. 50, No.6, hal. 201-210. ISSN
PengaruhKebijakan Manajemen online: ISSN: 2039-2117.
Keuangan TerhadapNilai Perusahaan. Ganar, Y. B. 2018. Pengaruh Kebijakan
Jurnal Dinamika Manajemen. Volume deviden dan Profitabilitas terhadap
3, No. 1, Hal. 20-28. nilai perusahaan pada perusahaan yang
Chung, K. H. and Pruitt, S. 1994. A Simple terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Approximation of Tobin’s Q, periode 2013-2017.Jurnal Sekuritas
FinancialManagement, Vol 23 3, Saham, Ekonomi, Keuangan dan
pp.70-74. Investasi, Vol.2, No.1, hal.32-44.
Darmayanti, F.E., Sanusi, F., dan Widya, I.U. ISSN online: 2581-2777 & ISSN
2018. Pengaruh Kepemilikan print: 2581-2696
Manajerial, Kepemilikan Institusional, Ghozali, I. 2016. Aplikasi Analisis
dan Kebijakan Hutang Terhadap Nilai Multivariate dengan Program IBM
Perusahaan Studi Pada Perusahaan SPSS. 23. Edisi 8. Semarang: BPFE
Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Universitas Diponegoro No. 6,
Efek Indonesia Periode 2011-2015. Hal.201-210.
Jurnal SAINS: Jurnal Manajemen dan Godfrey, J. H., Hamilton, T. & Holmes. 2013.
Bisnis, Volume XI, Nomor 1, Hal.1- Accounting Theory.8th Edition.
20. p-ISSN: 1978-2241 e-ISSN:2541- Queensland: John Wiley and Sons Inc.
1047. Hemastuti, C. P. 2014. Pengaruh Profitabilitas,
Dewi, A. S., Sari, D. dan Abaharis, H. 2018. Kebijakan Dividen, Kebijakan
Pengaruh Karateristik Dewan Hutang, Keputusan Investasi Dan
Komisaris Terhadap Kinerja Kepemilikan Insider Terhadap Nilai
Perusahaan Barang konsumsi di Bursa Perusahaan. Jurnal Ilmu dan Riset
Efek Indonesia.Jurnal Benefita Akuntansi. Volume. 3, No.4. Hal.
Journal Of Business & Applied Management
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/ Vol.12 (No. 1 ) : 55 - 106 Th. 2019
Hasil Penelitian p-ISSN: 1979-9543
e-ISSN: 2621-2757