Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

NASKAH Pub

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 15

PENINGKATAN PENALARAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING


( PTK Pada Siswa Kelas XI SMK Sulthan Baruna Tahun 2020/2021 )

AGUNG ROKHANI
A 410 090 113

SMK SULTHAN BARUNA


CIANJUR

2021
PENINGKATAN PENALARAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING
(PTK Pada Siswa SMK Sulthan Baruna Tahun 2020/2021)

Aldi Faisal Muhamad, S.Pd.


SMK SULTHAN BARUNA, 2021

E-mail : aldifaisalmuhamad@gmail.com

ABSTRACT

This research aims to identify and describe the improvement reasoning


and learning outcomes of students in learning mathematics with problem solving
learning strategy. This research is a class act or Classroom Action Research
(CAR). Research subjects who are acted the students of Class XI TKJ SMK
Sulthan Baruna totaling 30 students, while the object of research is mathematical
reasoning and learning outcomes of students. Method of data collection through
observation, testing, documentation, and field notes. The data analysis technique
in descriptive qualitative flow models. The validity of data using triangulation
technique is triangulation of sources and methods. Based on these results,
obtained: 1) Increase student mathematical reasoning can be seen from the
increasing indicators that include, among others: a) The Ability to think logically
before action by 30%, increased to 63,33% in first round and the second round
increased to 76,67%, b) The ability to think critically before action 26.67%,
increased to 56,67% in first round, and the second round increased to 70%, c)
The ability to draw conclusions before the action by 20%, increased to 46,67 % in
first round and the second round increased to 63,33%, 2) increase students'
mathematics learning outcomes that can be seen from the results of the written
test that meets the value of ≥ 75 prior to action by 43.33%, increased to 63,33% in
first round and second round increased to 80%. This research concluded that the
learning strategies of problem solving in mathematics learning can improve
reasoning and learning outcomes of students.

Keywords: reasoning, learning outcomes, problem solving


PENDAHULUAN
Selama ini matematika sekolah di Indonesia lebih diinspirasi oleh
pandangan absolut bahwa matematika dipandang sebagai kebenaran mutlak,
sebagai produk yang siap pakai. Selain itu guru-guru tidak mengetahui bahwa
proses terpenting dalam matematika adalah nalar bukan kemampuan berakting.

Penalaran matematika berdampak pada hasil belajar matematika karena


penalaran matematika sebagai kompetensi dasar matematika disamping
pemahaman, komunikasi, dan pemecahan masalah. Selain itu, penalaran juga
sebagai proses mental dalam mengembangkan pikiran dari beberapa fakta atau
prinsip. Dengan demikian, semakin baik tingkat penalaran matematika maka akan
semakin baik pula hasil belajar matematika dan begitu sebaliknya.
Penalaran merupakan terjemahan dari istilah "reasoning". Penalaran
adalah proses mental (kognitif) dalam mencari alasan-alasan untuk mendukung
berbagai kepercayaan, konklusi, aksi dan perasaan. (Rusman, 2012: 123), hasil
belajar adalah sejumlah pengalaman yang diperoleh siswa yang mencakup ranah
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Belajar tidak hanya penguasaan konsep teori
mata pelajaran saja, tapi juga penguasaan kebiasaan, persepsi, kesenangan, minat-
bakat, penyesuaian sosial, macam-macam keterampilan, cita-cita, keinginan dan
harapan.
Solusi pembelajaran yang mampu meningkatkan penalaran dan hasil
belajar matematika siswa yaitu dengan strategi pembelajaran problem solving.
Strategi pembelajaran ini berorientasi pada siswa, yaitu dengan memotivasi siswa
untuk aktif dan kreatif, berpikir logis dan kritis, menganalisis suatu persoalan dan
menemukan pemecahannya atas dasar inisiatif sendiri sehingga mampu
mengambil kesimpulan dari konsep matematika yang dipelajari.
Penelitian ini mengacu pada dua rumusan masalah, yaitu: (1) Adakah
peningkatan penalaran matematika setelah dilakukan pembelajaran dengan
strategi pembelajaran problem solving, (2) Adakah peningkatan hasil belajar
matematika setelah dilakukan pembelajaran dengan strategi pembelajaran problem
solving.
Tujuan dari penelitian ini, meliputi: (1) Tujuan umum yaitu
mendeskripsikan peningkatan penalaran dan hasil belajar siswa, (2) Tujuan
khusus, antara lain: (a) Mendeskripsikan peningkatan penalaran siswa
dalam pembelajaran matematika dengan strategi pembelajaran problem solving,
(b) Mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran
matematika dengan strategi pembelajaran problem solving.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) atau
Classroom Action Research (CAR) yang dilakukan secara kolaborasi antara
kepala sekolah, guru matematika dan peneliti. Sutama (2011:16), penelitian
tindakan kelas (PTK) merupakan penelitian yang bersifat reflektif. Kegiatan
penelitian berangkat dari permasalahan riil yang dihadapi oleh praktisi pendidikan
dalam tugas pokok dan fungsinya masing-masing, kemudian direfleksikan
alternatif pemecahan masalahnya dan ditindaklanjuti dengan tindakan-tindakan
nyata yang terencana dan terukur.
Penelitian ini dilakukan di SMK Sulthan Baruna. Waktu penelitian
selama 4 bulan dengan dua kali putaran. Subyek penelitian adalah siswa kelas XI
TKJ SMK Sulthan Baruna yang berjumlah 30 siswa dan guru matematika yang
berkolaborasi dengan peneliti. Sedangkan obyek penelitian adalah pembelajaran
matematika dalam usaha peningkatan penalaran dan hasil belajar siswa dengan
strategi pembelajaran problem solving.
Pengambilan data dilakukan dengan cara, antara lain: observasi, tes,
dokumentasi, dan catatan lapangan. Observasi merupakan teknik atau cara
mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan
yang sedang berlangsung (Sukmadinata, 2011: 220). Menurut Sugiyono (2011:
145) bahwa observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang
spesifik bila dibandingkan dengan yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner.
Mahmud (2011: 185) menyatakan bahwa tes adalah rangkaian
pertanyaan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan,
pengetahuan, intelegensi, kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh individu atau
kelompok. Sedangkan menurut Arikunto (2009: 53), Tes merupakan alat atau
yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan
cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung
ditujukan pada subjek penelitian, tetapi melalui dokumen (Mahmud, 2011: 183).
Sedangkan catatan lapangan digunakan untuk mencatat peristiwa dan pengalaman
penting yang terjadi pada proses pembelajaran yang belum ada dalam observasi.
Instrumen penelitian dikembangkan oleh peneliti dengan guru
matematika dengan menjaga validitas isi. Dalam pelaksanaan penelitian ini,
digunakan pedoman yaitu observasi tindak mengajar disesuaikan dengan rencana
pembelajaran, observasi tindak belajar berkaitan dengan penalaran dan hasil
belajar siswa dalam pembelajaran matematika dan keterangan tambahan yang
berkaitan dengan tindak mengajar maupun tindak belajar yang belum tersaji.
Data dianalisis sejak tindakan pembelajaran dilakukan dan
dikembangkan sejak refleksi sampai proses penyusunan laporan. Langkah-
langkah yang dilalui dalam metode alur, meliputi: proses analisis data, penyajian
data, dan verifikasi data. Proses analisis data dengan menyeleksi data dari
beberapa sumber. Langkah selanjutnya menentukan fokus, meringkas, menyusun,
dan mengubah bentuk data yang ada.
Untuk menjamin kemantapan dan kebenaran data yang dikumpulkan dan
dicatat dalam penelitian, maka dipilih cara-cara yang tepat untuk mengembangkan
validitas data. Penelitian ini menggunakan teknik triangulasi. Moleong (2008:
330), Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan
suatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data tersebut.
Penyajian data dilakukan untuk pemahaman terhadap sekumpulan
informasi yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan. Verifikasi
data dilakukan secara bertahap untuk memperoleh derajat kepercayaan yang
tinggi. Dengan demikian langkah analisis data dalam penelitian tindakan ini
dilakukan semenjak tindakan dilakukan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Herman (2007), The research results indicate that the learning model
applied is sufficiently effective in improving students' reasoning ability. In
addition, students' response to PBL is in general sufficiently positive. Peningkatan
kemampuan penalaran matematis tampak pada setiap siklus. Pada siklus pertama
hasil tes penalaran menunjukkan rerata 7,35 dan meningkat pada siklus kedua
mencapai 7,56. Hasil tes penalaran pada akhir siklus ketiga mencapai rerata 7,90.

Chasanah (2011), Pembelajaran matematika dengan pendekatan


matematika realistik melalui model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted
Individually mampu meningkatkan kemampuan penalaran matematika siswa.
Kemampuan penalaran matematika siswa mengalami peningkatan dari siklus I
yaitu 66,99% menjadi 77,08% pada siklus II. Hasil tes kemampuan penalaran
matematika siswa pra tindakan dan di tiap akhir siklus meningkat dan mencapai
kategori tinggi di akhir siklus II, yaitu 42,19 pada pra tindakan, 48,89 pada akhir
siklus I dan 66,67 pada akhir siklus II.
Observasi awal dengan guru kolaboratif pada penelitian ini diperoleh
beberapa keterangan atau gambaran awal bahwa siswa yang mampu berpikir logis
sebanyak 9 siswa (30%), siswa yang mampu berpikir kritis sebanyak 8 siswa
(26,67%), siswa yang mampu menarik kesimpulan sebanyak 6 siswa (20%).
Sedangkan untuk nilai ulangan harian siswa yang tuntas memenuhi nilai lebih dari
sama dengan 75 sebanyak 13 siswa (43,33%).
Penelitian ini dilakukan dua kali putaran dengan masing-masing putaran
terdiri dari dua pertemuan. Tindakan putaran terinci sebagai berikut:
1. Tindakan Putaran I
Pelaksanaan tindakan putaran I akan dilakukan pada hari Rabu tanggal
14 Oktober 2020 dan hari Sabtu tanggal 17 Oktober 2020 dengan materi ajar
model matematika pada program linier.
a. Tindak mengajar
Pembelajaran dengan strategi problem solving dimulai dengan
memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah dalam pembelajaran
dan mengorganisasikan siswa untuk belajar secara mandiri dengan memfasilitasi
siswa untuk bertanya terhadap materi yang dianggap belum paham. Pada proses
selanjutnya, siswa dibagi dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari 4-
6 siswa, kemudian diberikan eksperimen beberapa permasalahan untuk
dipecahkan.
Pada saat proses mengembangkan dan menyajikan hasil karya, guru
membantu siswa dalam hal merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai
seperti laporan untuk berbagi tugas dengan temannya yaitu dengan presentasi.
Selain itu, guru juga mengevaluasi jawaban siswa dan memberi kesempatan siswa

bertanya atau memberi tanggapan terhadap persoalan yang dipelajari. Dalam hal
ini guru juga memberikan reward kepada siswa yang bisa menjawab soal atau
memecahkan masalah secara baik dan benar baik secara individu maupun
kelompok.
Dengan bimbingan guru, siswa mampu menganalisis, mengevaluasi, dan
menarik kesimpulan terhadap materi yang sudah dipelajari. Dan diakhir pelajaran
guru juga menyiapkan beberapa soal tipe penalaran yang diambil dari bahan
tersebut. Soal tersebut dipakai sebagai tinjauan untuk materi yang ditugaskan saat
itu, kemudian dilanjutkan dengan melakukan uji tes putaran I
b. Tindak belajar
Pertemuan pertama siswa sedikit mengalami kesulitan karena baru
pertama kali menerapkan strategi pembelajaran yang berbeda. Sedangkan pada
pertemuan kedua siswa mulai terbiasa dengan strategi pembelajaran problem
solving. Siswa secara mandiri melakukan aktivitas bernalar dan tidak takut untuk
memberi tanggapan, bertanya dan melakukan pemecahan masalah yang diberikan
guru. Kemudian guru memberikan permasalahan yang menjadi acuan atau
mengukur adanya peningkatan penalaran dan hasil belajar matematika siswa.
Pada putaran I, dari 30 siswa diperoleh data mengenai kemampuan
penalaran siswa yaitu siswa yang mampu berpikir logis dalam pemecahan
masalah yang dipelajari sebanyak 19 siswa, siswa yang mampu berpikir kritis
dalam pemecahan masalah yang dipelajari sebanyak 17 siswa, dan siswa yang
mampu menarik kesimpulan atas permasalahan yang dipelajari sebanyak 14
siswa. Selain itu, diperoleh data nilai hasil belajar siswa yang mendapat nilai hasil
belajar lebih dari sama dengan 75 sebanyak 19 siswa.
2. Tindakan Putaran II
Pelaksanakan tindakan putaran II pada hari Rabu, 21 November 2020
pukul 08.10 - 09.20 WIB dan hari Sabtu, 24 November 2020 pukul 09.35
- 10.45 WIB di SMK Sulthan Baruna dengan materi ajar tentang Menentukan
Nilai Optimasi dari Fungsi Objektif pada Program Linier.
a. Tindak mengajar
Pembelajaran diawali dengan sedikit review materi pada putaran I. Guru
memberikan motivasi dalam mengikuti pembelajaran. Pembelajaran dengan
strategi pemecahan masalah atau problem solving sebagaimana pada putaran I.
Perbedaan yang terjadi pada putaran II terlihat sangat signifikan dan jauh lebih
baik yaitu pembelajaran sudah berjalan lancar sesuai yang diharapkan, penalaran
dan hasil belajar dalam pembelajaran matematika sudah meningkat sangat baik.
b. Tindak belajar
Siswa terlihat semangat dan antusias dalam mengikuti pembelajaran
dengan menggunakan strategi pembelajaran problem solving. Siswa sudah mulai
berusaha secara mandiri untuk memecahkan permasalahan yang diberikan guru
dan siswa juga kritis dalam proses pembelajaran baik untuk bertanya, menanggapi
masalah dan mencari solusi atas permasalahan yang dihadapi. Siswa juga aktif
dalam berdiskusi dengan teman sejawatnya, tidak sedikitpun terlihat berdiam diri
dalam proses pembelajaran.
Pada putaran II ini, diperoleh data mengenai berbagai indikasi penalaran
dari 30 siswa, diantaranya; siswa yang mampu berpikir logis sebanyak 23 siswa,
siswa yang mampu berpikir kritis sebanyak 21 siswa, dan siswa yang mampu
menarik kesimpulan atas permasalahan yang dipelajari sebanyak 19 siswa. Selain
itu, diperoleh data nilai hasil belajar siswa bahwa yang mampu mendapat nilai
hasil belajar lebih dari sama dengan 75 adalah sebanyak 24 siswa.
Berdasarkan kegiatan pembelajaran secara keseluruhan sampai
berakhirnya tindakan putaran II, perilaku siswa yang berkaitan dengan
permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini mengalami perubahan yang
positif. Hasil penelitian pada tindakan kelas putaran II diperoleh kesepakatan
bahwa tindakan belajar yang diambil telah berhasil meningkatkan penalaran dan
hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika pada materi program linier.
Salah satu tujuan penelitian ini adalah meningkatkan penalaran siswa
dalam pembelajaran matematika. Hasil pengamatan yang dilakukan
menyimpulkan bahwa terjadi peningkatan penalaran siswa yang sangat signifikan.
Indikator-indikator yang tampak adalah kemampuan berpikir logis, kemampuan
berpikir kritis, dan kemampuan menarik kesimpulan.
Data-data yang diperoleh mengenai penalaran dalam kegiatan
pembelajaran matematika dapat disajikan dalam tabel berikut:

Data Hasil Peningkatan Penalaran Siswa


Aspek yang diamati Sebelum Putaran I Putaran II
Tindakan
Kemampuan Berpikir Logis 9 siswa 19 siswa 23 siswa
(30%) (63,33%) (76,67%)
Kemampuan Berpikir Kritis 8 siswa 17 siswa 21 siswa
(26,67%) (56,67%) (70%)

Kemampuan Menarik 6 siswa 14 siswa 19 siswa


Kesimpulan (20%) (46,67%) (63,33%)

Grafik mengenai peningkatan penalaran dalam kegiatan pembelajaran


matematika tampak pada gambar berikut:

GRAFIK PENINGKATAN PENALARAN SISWA


100%
80%
60%
Kemampuan Berpikir
Prosenta

40%
Logis Siswa
20%
Kemampuan Berpikir
0%
Kritis Siswa
Kemampuan Menarik
Kesimpulan Siswa

SebelumPutaran I Putaran II
Tindakan

Grafik Peningkatan Penalaran Belajar Matematika Siswa

Selain bertujuan untuk meningkatkan penalaran siswa, penelitian


tindakan ini juga bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran matematika. Hasil pengamatan yang dilakukan menyimpulkan
bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa yang sangat signifikan dari sebelum
tindakan sampai dengan tindakan putaran II. Hasil belajar ditinjau dari banyaknya
siswa yang mencapai nilai hasil belajar ≥ 75.
Data-data yang diperoleh mengenai nilai hasil belajar siswa dalam
pembelajaran matematika materi program linier pada siswa kelas XI SMK Sulthan
Baruna dari sebelum tindakan sampai dengan tindakan kelas putaran II dapat
disajikan dalam tabel berikut.

Data Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa


Aspek yang diamati Sebelum Tindakan Putaran I Putaran II
Hasil Belajar Siswa 13 siswa 19 siswa 24 siswa
(43,33%) (63,33%) (80%)

Berdasarkan tabel di atas, maka data hasil peningkatan hasil belajar siswa
disajikan dalam grafik sebagai berikut:

GRAFIK PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA


100%
80%
60% 80%
40% 63.33%
20% 43.33%
0% Hasil Belajar Siswa

Sebelum TindakanPutaran I Putaran II

Grafik Data Peningkatan Hasil Matematika Belajar Siswa

Setelah dilakukan penelitian tindakan kelas diperoleh hasil bahwa ada


peningkatan penalaran dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika.
Tindakan yang dilakukan guru matematika dengan menerapkan strategi
pembelajaran problem solving telah mendorong siswa untuk berpikir logis,
berpikir kritis, dan mampu menarik kesimpulan dalam proses pembelajaran
matematika. Hal ini sejalan dengan pendapat Sanjaya (2008: 221), pemecahan
masalah (problem solving) dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk
berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan
dengan pengetahuan baru.
Siswa yang mampu berpikir logis dari sebelum tindakan hingga tindakan
putaran II mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini dikarenakan penerapan
strategi pembelajaran problem solving melatih siswa untuk bernalar dalam
memecahkan masalah. Atas dasar pemikiran yang dilakukan secara mandiri siswa
akan mengetahui proses dari pemecahannya, sehingga siswa akan tahu dari
kelemahan atau kesalahan yang telah dibuatnya dalam proses pemecahan masalah
yang dihadapi. Hal ini akan berdampak positif bahwa siswa akan selalu ingat atas
kesalahannya dan tidak akan mengulangi yang pernah dibuat serta siswa
mempunyai pengalaman dalam kegiatan pembelajaran.
Siswa yang mampu berpikir kritis dari sebelum tindakan hingga tindakan
putaran II juga mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini ditunjukkan aspek
berpikir kritis yang meliputi: (1) Analisys yaitu siswa dapat menguraikan suatu
materi menjadi komponen-komponennya dan menganalisis hubungan antar bagian
dari permasalahan, (2) Synthesis yaitu siswa dapat mengintegrasikan beberapa
informasi sehingga membentuk sesuatu yang baru, (3) Truth seeking yaitu siswa
dapat menemukan kebenaran dari masalah yang sedang dihadapi, berani
mengajukan pertanyaan, jujur dan memberikan pandangan secara objektif, (4)
Self-Confidence yaitu percaya diri terhadap keputusannya secara positif.
Siswa yang mampu menarik kesimpulan dalam pemecahan masalah dari
sebelum tindakan hingga tindakan putaran II mengalami peningkatan yang
optimal pula. Aspek-aspek yang dapat dilihat berkaitan dengan kemampuan
menarik kesimpulan, antara lain: (1) Siswa dapat mengkomunikasikan hasil
penemuan materi yang dipelajari, (2) Siswa dapat menjelaskan ulang apa yang
sudah dipelajari, (3) Siswa dapat mengevaluasi atau merefleksi materi yang sudah
dipelajari, (4) Siswa dapat menanggapi masalah baik secara lisan maupun tulisan.
Pelaksanaan pada penelitian tidak mutlak dikendalikan oleh rencana yang
telah diputuskan karena mengandung resiko yang dapat timbul secara tiba-tiba
dan tidak terduga sebagai akibat yang muncul dari perubahan dalam pembelajaran
di kelas. Oleh karena itu, tindakan dapat berubah sesuai dengan keadaan yang
terjadi dalam penelitian. Perubahan tersebut terjadi pula dalam penelitian ini yang
menyebabkan peneliti memiliki keterbatasan penelitian.
SIMPULAN DAN SARAN
Hasil penelitian tindakan kelas secara kolaborasi antara pengampu mata
pelajaran matematika dan peneliti dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Dalam usaha meningkatkan penalaran dan hasil belajar matematika dengan
strategi pembelajaran problem solving, langkah-langkahnya adalah: a)
Orientasi siswa pada masalah, b) Mengorganisasikan siswa untuk belajar, c)
Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok, d) Mengembangkan
dan menyajikan hasil karya, e) Menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah.
2. Adanya peningkatan penalaran siswa dalam pembelajaran matematika yang
dituangkan dalam indikator, antara lain: a) Kemampuan berpikir logis, b)
Kemampuan berpikir kritis, c) Kemampuan menarik kesimpulan.
3. Adanya peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika dengan
strategi problem solving yang dilihat dari nilai hasil belajar siswa ≥ 75.
Berdasarkan hasil penelitian tindakan dalam meningkatkan penalaran dan
hasil belajar matematika dengan strategi pembelajaran problem solving, maka
peneliti memberikan saran sebagai berikut:
1. Terhadap Kepala Sekolah, hendaknya menindaklanjuti dan menganjurkan
kepada para guru untuk menerapkan strategi pembelajaran problem solving
dalam proses pembelajaran.
2. Terhadap Guru Matematika, hendaknya dapat menerapkan strategi
pembelajaran problem solving, memberikan perhatian dan bimbingan secara
menyeluruh terhadap siswa.
3. Terhadap Siswa, hendaknya semangat dan antusias dalam proses pembelajaran
matematika dan tidak takut dalam mengemukakan gagasan, ide atau hasil dari
pemecahan masalah yang dilakukan.
4. Terhadap Peneliti Lain, dapat lebih mengembangkan ide-ide atau gagasan
untuk menciptakan pembelajaran yang lebih aktif, kreatif, dan inovatif.
PENUTUP
Dengan selesainya penelitian ini, kami ucapkan terima kasih kepada
pihak SMK SULTHAN BARUNA melalui Program Penelitian Kolaboratif yang
telah mendanai penelitian ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada
Kepala Sekolah SMK Sulthan Baruna yang telah mengijinkan pelaksanaan
penelitian ini dan bapak Mutaqin , S.Pd. selaku guru mitra kolaboratif yang
membantu pelaksanaan penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi).


Jakarta: Bumi Aksara.

Chasanah, Nur. 2011. Upaya Peningkatan Penalaran Matematika Siswa Dalam


Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Matematika Realistik
Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted
Individually. Tersedia pada http://eprints.uny.ac.id/2096/1/cover.pdf.

Herman, Tatang. 2007. "Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan


Kemampuan Penalaran Matematis Siswa Smp", Jurnal FMIPA-UPI.
Cakrawala Pendidikan. Februari 2007, Th. XXVI, No. I, Hal. (41-62).

Mahmud. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.

Moleong, Lexy J. 2008. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Rusman. 2012 . Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer, Mengembangkan


Profesionalisme Guru Abad 21. Bandung: Alfabeta.

Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses


Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif dan R & D. Bandung:


Alfabeta.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya.

Sutama. 2011. Penelitian Tindakan; Teori dan Praktek dalam PTK, PTS, dan
PTBK. Surakarta: CV. Citra Mandiri Utama.

You might also like