Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

7216 17348 1 PB

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 16

Jurnal Penelitian Pembelajaran Matematika Volume 13 Nomor 1 Tahun 2020

UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA PADA


MATERI PERSAMAAN GARIS LURUS
DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK DI SMP
Tifa Hensifa Hanum
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Serang SMP Negeri 3 Kota Serang

tifahensifa@gmail.com

ABSTRACT
The research is carried out in 3 cycles, each cycle consists of the stages of planning, action,
observation, reflection. While the learning approach in this study uses a saintific approach
through the student activity sheet (LKS) in a structured way so that students can build their own
knowledge by completing the LKS in groups. The data in this study was obtained by the score of
tests, observations and questionnaire. The success criteria of this action is that the student is
declared successful if: (1) The test result is more than 67.55; (2) The affective score of the
observation of the learning process is more than 13; (3) Questionnaire scores for students'
responses in more than 26. The study was declared successful in the event of a student who was
declared successful in learning from cycle I to the III cycle. From the results of the research
obtained, the students gained a score of more than 67.55 on the I cycle of 40%, cycle II of 67.5%
and cycle III by 85%. From the observation gained an idea of increasing students' activity in the
study in cycle I of 42.5%, cycle II by 65% and cycle III by 85%. The results of the questionnaire
of students' responses to the study gained an overview on cycle I of 47.5%, cycle II of 72.5% and
cycle III by 87.5%. In the learning of equations the results always increase in other words students
who have difficulty learning less, while from the observation results gained increased activity,
students are actively involved in the learning process. As for the results of the questionnaire that
learning with a costructivical approach enhances students ' responses in learning, and promotes
students to learn to construct their own learning materials and when experiencing difficulties
Students are assisted by a group of friends who first understand the material learned and if in a
group there is no bias to resolve the difficulties faced directly asking the teacher.

Keywords: Student’s obstacle, Saintific Approach.

ABSTRAK
Penelitian ini dilaksanakan dalam 3 siklus, masing-masing siklus terdiri atas tahap perencanaan,
tindakan, pengamatan, refleksi. Sedangkan pendekatan pembelajaran dalam penelitian ini
menggunakan pendekatan saintifik melalui Lembar Kegiatan Siswa (LKS) secara berstruktur
sehingga siswa bisa membangun pengetahuannya sendiri dengan jalan menyelesaikan LKS secara
berkelompok. Adapun data dalam penelitian ini diperoleh dengan nilai tes, observasi dan angket.
Kriteria keberhasilan penelitian tindakan ini adalah siswa dinyatakan berhasil jika: (1) Nilai hasil
test lebih dari 67,55; (2) Nilai afektif dari hasil observasi terhadap proses pembelajaran lebih dari
13; (3) Nilai angket untuk mengetahui respons siswa dalam pembelajaran lebih dari 26. Penelitian
ini dinyatakan berhasil jika terjadi siswa yang dinyatakan berhasil dalam pembelajaran dari siklus
I sampai dengan siklus III. Dari hasil penelitian diperoleh gambaran, siswa memperoleh nilai
lebih dari 67,55 pada siklus I sebesar 40%, siklus II sebesar 67,5% dan siklus III sebesar 85%.
Dari hasil observasi diperoleh gambaran adanya peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran
yaitu pada siklus I sebesar 42,5%, siklus II sebesar 65% dan siklus III sebesar 85%. Adapun hasil
dari angket tentang respons siswa terhadap pembelajaran diperoleh gambaran pada siklus I
sebesar 47,5%, siklus II sebesar 72,5% dan siklus III sebesar 87,5 %. Dalam pembelajaran
persamaan hasilnya selalu meningkat dengan kata lain siswa yang mengalami kesulitan belajar

103
Tifa Hensifa Hanum
Jurnal Penelitian Pembelajaran Matematika Volume 13 Nomor 1 Tahun 2020

berkurang, sedangkan dari hasil observasi yang diperoleh peningkatan aktivitas, siswa terlibat
aktif dalam proses pembelajaran. Adapun dari angket diperoleh hasil bahwa pembelajaran dengan
pendekatan kostruktivis meningkatkan respons siswa dalam pembelajaran, dan memacu siswa
untuk belajar mengkonstruksi sendiri materi pelajaran yang sedang dipelajari dan bila mengalami
kesulitan siswa dibantu teman sekelompoknya yang terlebih dahulu memahami materi yang
dipelajari dan bila dalam suatu kelompok tidak ada yang bias menyelesaikan kesulitan yang
dihadapi langsung bertanya pada guru.

Kata kunci: Kesulitan Siswa, Pendekatan Konstruktivisme

A. PENDAHULUAN nilai di atas KKM yaitu 67,55. Artinya ini


Matematika erat kaitannya dengan menunjukkan bahwa ketercapaian indikator

aktivitas manusia sehari-hari, oleh siswa sangat rendah. Hal tersebut sejalan
dengan fakta yang menunjukkan bahwa
karena itu belajar matematika harus
daya serap siswa pada materi tersebut pada
dekat dengan konteks siswa. Siswa
Ujian Nasional yaitu sebesar 31,82%
diberikan kesempatan untuk
(Tanjungsari & Seodjoko, 2012).
mengkontruksi pengetahuan sendiri
Sementara itu matematika merupakan
bukan dilatih bagaimana cara
salah satu mata pelajaran yang diujikan
memecahkan persoalan matematika. secara nasional, maka seluruh kompetensi
Menurut pandangan konstruktivisme, yang ada harus dikuasai siswa, sehingga
seorang pendidik harus berperan sebagai hasil belajar yang diperoleh siswa mencapai
mediator dan fasilitator yang membantu Standar Ketuntasan Lulusan (SKL) yang
peserta didik agar proses belajar berjalan telah ditetapkan. Oleh sebab itu harus
dengan baik dan peserta didik mendapatkan diupayakan meminimalkan kesulitan-
pengetahuan dengan baik pula (Kusuma, kesulitan belajar matematika yang dihadapi
2012; Laily, 2014). siswa.
Sampai saat ini salah satu pelajaran Menurut Abdurachman (2003)
yang tidak disukai dan dianggap sulit adalah Kesulitan belajar adalah suatu kondisi
pelajaran matematika, sehingga dengan ketidak mampuan siswa belajar. Penyebab
pandangan tersebut performa siswa pada kesulitan belajar yang dihadapi siswa
mata pelajaran matematika masih kurang sangatlah komplek, yang datang dari siswa
atau belum sesuai dengan harapan sendiri misalkan kurangnya pengetahuan
(Zubaidah, 2017). Berdasarkan hasil prasyarat yang dimiliki siswa, masalah
dokumentasi ulangan harian siswa pada sosial dan dari luar siswa. Kesulitan belajar
topik persamaan garis lurus diperloleh fakta bisa terjadi pada semua siswa, tidak hanya
bahwa hanya 24% siswa yang memperoleh siswa yang memiliki kemampuan rendah.

104
Tifa Hensifa Hanum
Jurnal Penelitian Pembelajaran Matematika Volume 13 Nomor 1 Tahun 2020

Akan tetapi siswa yang memiliki Pembelajaran Konstruktivis. Pembelajaran


kemampuan di atas rata-rata pun bisa Konstruktivis memungkinkan siswa untuk
mengalaminya. Tingkat dan jenis kesulitan membangun pengetahuaannya sendiri yang
belajar beragam (Rachmadi, 2008). diperoleh dari pengalaman yang dialaminya
Adapun kesulitan belajar siswa dan dapat pula menghubungkan dengan
disebabkan oleh guru misalnya, guru dalam pengalaman yang lalu (Pengetahuan
proses pembelajaran tidak mengikutsertakan Prasyarat) yang dimilikinya.
siswa dalam pembelajaran secara aktif, Kesulitan belajar siswa merupakan
siswa hanya disuruh menghafal rumus- suatu hal yang harus segera dapat diatasi,
rumus, menerima konsep-konsep yang ada dicari penyebab dan jalan keluarnya.
tidak melakukan sendiri. Sehingga hasilnya Kegagalan siswa dalam pembelajaran adalah
kurang bermakna dan tidak terekam dengan kegagalan guru dalam pendidikan. Karena
baik pada otak siswa. pengetahuan bukannya seperangkat fakta-
Peneliti mengambil materi persamaan fakta, konsep atau kaidah-kaidah yang siap
garis lurus, karena kebanyakan siswa selama diambil dan diingat sejalan dengan itu.
peneliti menyampaikan materi ini banyak Piaget (Nurhadi, dkk., 2003)
mengalami kesulitan, dengan hasil yang berpendapat, manusia memiliki struktur
kurang membanggakan. Padahal banyak pengetahuan dalam otaknya, seperti kotak-
soal-soal yang berhubungan dengan materi kotak yang masing-masing berisi informasi
telah dibahas, setelah konsep-konsep yang bermakna yang berbeda-beda. Pengalaman
berhubungan dengan materi penulis berikan. sama bagi beberapa orang akan dimaknai
Untuk mengantisipasi permasalahan berbeda-beda oleh masing-masing individu
di atas, perlu diupayakan suatu pembelajaran dan disimpan dalam kotak yang berbeda.
yang meminimalkan kesulitan belajar siswa. Setiap pengalaman baru dihubungkan
Kesulitan belajar siswa dapat diupayakan dengan kotak-kotak (struktur pengalaman)
dengan cara menciptakan suasana belajar dalam otak manusia tersebut.
yang menyenangkan sehingga belajarnya Sejalan dengan pendapat di atas,
bermakna. Bila belajarnya bermakna dalam pembelajaran agar siswa diberi
diharapkan kesulitan belajar siswa kesempatan membangun pengetahuannya
berkurang dan pada akhirnya ada sendiri. Hal ini sesuai dengan pembelajaran
peningkatan hasil belajarnya. Contextual Teaching and Learning (CTL).
Adapun usaha yang akan dilakukan Dalam buku CTL yang disusun oleh
untuk mengupayakan belajar bermakna pada Departemen Pendidikan Nasional (2002)
mata pelajaran matematika dengan siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan

105
Tifa Hensifa Hanum
Jurnal Penelitian Pembelajaran Matematika Volume 13 Nomor 1 Tahun 2020

masalah, menemukan sesuatu yang berguna siswa menemukan fakta, konsep atau prinsip
bagi dirinya dan bergelut dengan ide-ide. bagi diri mereka sendiri, bukan memberikan
Guru tidak mampu memberikan semua ceramah atau mengendalikan seluruh
pengetahuan kepada siswa, siswa harus kegiatan di kelas.
mengkonstruksi pengetahuan di benak Salah satu paradigma pembelajaran
mereka sendiri. saat ini yang berlaku di kurikulum nasional
Pendapat di atas diperkuat oleh adalah pendekatan saintifik. Pendekatan ini
Nurhadi (2002) menyatakan landasan sejalan dengan prinsip konstruktivis.
filosofi CTL adalah konstruktivis, yaitu Pendekatan saintifik dalam pembelajaran
filosofi belajar yang menekankan bahan dapat mengoptimalkan pengalaman belajar.
belajar tidak hanya sekedar menghafal, Siswa menemukan konsep-konsep atau dalil
siswa harus mengkonstruksikan matematika sendiri, maupun melalui diskusi
pengetahuan di benak mereka sendiri. kelompok dengan guru sebagai fasilitator,
Pengetahuan tidak dapat dipisah-pisahkan sehingga dapat meminimalkan kesulitan
menjadi fakta-fakta atau proposisi yang belajar siswa.
terpisah, tetapi mencerminkan ketrampilan Dalam pembelajaran matematika
yang dapat diterapkan. pengaruh konstruktivisme menurut Lambas,
Pengetahuan terus berkembang, dkk, (2004) meliputi:
penemuan-penemuan baru banyak yang 1. Pengaruh konstruktivisme terhadap
ditemukan sehingga pembelajaran tidak proses pembelajaran siswa.
pernah berakhir dan harus selalu diikuti Bagi konstruktivisme, belajar adalah
perkembangannya. Nurhadi, dkk (2003) kegiatan aktif siswa dalam membangun
berpendapat teori konstruktivis memandang pengetahuan barunya, siswa mencari sendiri
secara terus-menerus memeriksa informasi- arti dari yang mereka pelajari dan
informasi baru yang berlawanan dengan bertanggung jawab terhadap hasil
aturan-aturan lain dan memperbarui aturan- belajarnya, mereka sendiri yang membuat
aturan tersebut jika tidak sesuai lagi. Teori penalaran dengan apa yang dipelajarinya
konstruktivis menuntut siswa berperan aktif dengan cara mencari
dalam pembelajaran mereka sendiri. Karena makna,membandingkan apa yang telah
penekanannya pada siswa yang aktif maka diketahui dengan pengalaman dan situasi
strategi konstruktivis sering disebut baru.
pengajaran yang berpusat pada siswa. Di 2. Pengaruh konstruktivisme terhadap
dalam kelas yang pengajarannya berpusat proses mengajar guru.
pada siswa, peran guru adalah membantu

106
Tifa Hensifa Hanum
Jurnal Penelitian Pembelajaran Matematika Volume 13 Nomor 1 Tahun 2020

Mengajar bukanlah kegiatan 1. Siklus I membahas materi : mengenal


memindahkan pengetahuan dari guru ke persamaan garis lurus dalam berbagai
siswa, tetapi merupakan kegiatan yang bentuk dan variabel, mengenal
memungkinkan siswa membangun sendiri pengertian dan menentukan gradien
pengetahuannya. Mengajar berarti persamaan garis lurus dalam berbagai
partisipasi dengan siswa dalam membentuk bentuk.
pengetahuan, membuat makna, 2. Siklus II membahas materi :
mempertanyakan kejelasan, bersifat kritis menentukan persamaan garis lurus
dan mengadakan justifikasi. pada sebuah titik dengan gradien
Masalah yang diangkat dari penelitian tertentu dan persamaan garis melalui
ini adalah bagaimanakah penggunaan dua titik.
Pendekatan Konstruktivis dapat 3. Siklus III membahas materi :
meminimalkan kesulitan belajar materi menentukan syarat dua garis sejajar,
persamaan garis lurus pada siswa kelas VIII dua garis berpotongan tegak lurus,
– G SMP Negeri 13 Kota Serang. dan menentukan koordinat titik
potong dua garis yang berpotongan.
B. METODE PENELITIAN Penelitian tindakan kelas ini
Penelitian ini dilaksanakan di SMP menggunakan rancangan penelitian tindakan
Negeri 13 Kota Serang, yang yang dilaksanakan di kelas, sehingga disebut
pelaksanaannya dimulai 8 Agustus 2019 Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian
sampai dengan 8 Oktober 2019 yang ini terdiri dari 3 siklus masing-masing siklus
melibatkan seorang guru matematika meliputi : perencanaan, tindakan,
sebagai peneliti, 2 guru (teman sejawat) pengamatan dan refleksi.
untuk membantu mengambil data sebagai Dalam penelitian ini ada 3 kelompok
observator dalam pelaksanaan penelitian. data yang akan dievaluasi.
Adapun subyek penelitian adalah 35 siswa 1. Hasil tes akhir siklus untuk
kelas VIII – G yang keadaan siswa dalam mengetahui keberhasilan belajar
kelas tersebut heterogen. siswa.
Penelitian ini dilaksanakan dalam 3 2. Hasil observasi ada 2 sasaran :
siklus dengan rincian sebagai berikut :siklus a. Siswa untuk
I, dengan dalam 3 x Tatap Muka (TM); mengetahui/melihat aktivitas
siklus IIdengan 2 x TM,siklus III dengan 2 x siswa dalam proses
TM. Adapun materi yang dibahas dalam 3 pembelajaran yang meliputi 5
siklus tersebut adalah : aspek yaitu perhatian,

107
Tifa Hensifa Hanum
Jurnal Penelitian Pembelajaran Matematika Volume 13 Nomor 1 Tahun 2020

ketepatan mengumpulkan Dari hasil pemeriksaan test yang


tugas, kelengkapan buku dilakukan oleh peneliti diperoleh gambaran
catatan, keaktifan ada 14 siswa dari 40 siswa (40%) telah
bertanya/menjawab dan tuntas dalam memahami materi dalam
menghargai pendapat orang pembelajaran dengan rata-rata hasil test
lain. yang telah dicapai 61,75.
b. Guru untuk mengetahui Pada awal pembelajaran, guru
kesesuaian antara pelaksanaan menyampaikan tujuan pembelajaran yang
tindakan dan skenario akan dicapai beserta indikatornya dan
pembelajaran yang menggali pengetahuan prasyarat yang
direncanakan di kelas. dimiliki siswa yang berhubungan dengan
3. Hasil angket yang diberikan siswa materi yang akan dibahas, kemudian
untuk mengetahui respon siswa membagikan LKPD untuk dikerjakan siswa
terhadap pembelajaran dengan secara berkelompok.
pendekatan konstruktivis. Dari hasil pengamatan yang peneliti
lakukan beserta observator terhadap
C. HASIL DAN PEMBAHASAN aktivitas siswa dalam pembelajaran, tampak
1. Hasil Penelitian Siklus I pada tabel berikut.
Tabel 1. Hasil Observasi Siklus I Tentang Keterlibatan Siswa
No. Bentuk Keterlibatan Siswa Frekuensi Prosentase %
1 Tidak aktif 8 25
2 Kurang aktif 12 32,5
3 Aktif 9 22,5
4 Sangat aktif 6 20

Dari tabel tampak bahwa dari G siswa siswa dalam akhir siklus I tentang respons
kelas VIII – G yang aktif dalam siswa dalam pembelajaran dengan
pembelajaran 17 siswa. Dari hasil pendekatan konstruktivis tampak pada tabel
pemeriksaan angket yang dikerjakan oleh berikut :
Tabel 2. Angket Siklus I Respons Siswa Terhadap Pembelajaran
No. Respons Siswa Frekuensi Prosentase (%)
1 Tidak menyenangkan 7 20
2 Kurang menyenangkan 11 32
3 Menyenangkan 9 28
4 Sangat menyenangkan 8 20

108
Tifa Hensifa Hanum
Jurnal Penelitian Pembelajaran Matematika Volume 13 Nomor 1 Tahun 2020

Dari tabel tampak bahwa respons menentukan koordinat titik


siswa terhadap pembelajaran dengan yang terdapat pada salib sumbu
pendekatan konstruktivis sebesar 17 siswa cartesius, sehingga
dari 35 siswa kelas VIII – G. menentukannya dibalik ordinat
Berdasarkan hasil analisis data dapat dulu baru absis.
dijabarkan sebagai berikut: 3) Menentukan letak titik pada
a. Dari tabel hasil belajar matematika sumbu x dan sumbu y dari titik
siklus I dari soal-soal yang telah pangkal jaraknya tidak sama,
dikerjakan, siswa yang tuntas dalam sehingga membuat grafik
pembelajaran yang nilainya mencapai persamaan garis lurusnya
≥ 67,55 sebanyak 14 siswa atau menjadi tidak lurus.
prosentasenya mencapai 40 %. 4) Beberapa siswa masih
b. Dari tabel hasil observasi siklus I mengalami kesulitan untuk
dapat dibaca bahwa dalam menentukan gradien pada
pembelajaran, keterlibatan siswa persamaan garis lurus yang
secara aktif masih kurang terlibat, telah ditentukan.
prosentasenya 47,5%. 5) Sebagian siswa termotivasi
c. Dari tabel hasil angket siklus I dapat untuk aktif dan kreatif di dalam
diketahui bahwa respons siswa menyelesaikan permasalahan
terhadap pembelajaran dengan yang muncul di LKPD,
pendekatan konstruktivis masih sebagian siswa lagi masih
dianggap kurang menyenangkan, kurang aktif dalam
prosentasenya 47,5 %. pembelajaran.
d. Hal-hal yang ditemukan dalam 6) Siswa berusaha untuk
pelaksanaan tindakan kelas pada melaksanakan diskusi dalam
siklus I adalah : menyelesaikan permasalahan
1) Pada umumnya siswa masih yang muncul di LK, meskipun
kurang paham tentang absis ada sebagian siswa yang pasif.
nama lain dari sumbu x dan 7) Hasil dari kerja kelompok yang
ordinat nama lain dari sumbu y dilakukan siswa masih ada
yaitu suatu garis atau salib yang melenceng dari masalah
sumbu pada bidang cartesius. yang ada.
2) Ada beberapa siswa yang 8) Siswa masih kurang keberanian
masih kurang paham untuk dan kurang percaya diri untuk

109
Tifa Hensifa Hanum
Jurnal Penelitian Pembelajaran Matematika Volume 13 Nomor 1 Tahun 2020

mempresentasikan hasil dirubah bentuknya menjadi


kerjanya ke depan. persamaan garis yang semua
9) Penguasaan materi prasyarat unsur selain variabel y
siswa kurang, sehingga diletakkan sebelah kanan
kegiatan diskusi agak setelah tanda sama dengan dan
terlambat. koefisien y dijadikan 1 maka
e. Alternatif pemecahan masalah koefisien x adalah gradien
tentang hal-hal yang ditemukan dalam persamaan garis tersebut.
tindakan pada siklus I : 5) Memotivasisiswa yang kurang
1) Menjelaskan kembali tentang aktif dalam pembelajaran
salib sumbu cartesius yang dengan jalan mendekati siswa
terdiri dari 2 sumbu yaitu tersebut dan menumbuhkan
sumbu x yang disebut juga semangat belajar mereka agar
dengan absis dan sumbu y yang bisa aktif dalam pembelajaran.
disebut dengan ordinat. 6) Untuk siswa yang pasif dicari
2) Menjelaskan tentang cara penyebabnya agar siswa
menentukan koordinat titik tersebut mempunyai semangat
yang terdapat pada salib sumbu untuk mengikuti pembelajaran
cartesius dan menentukannya secara aktif.
tidak boleh dibalik, sumbu x 7) Untuk membenarkan hasil
dahulu baru sumbu y, misal pembelajaran yang salah
koordinat A (x,y) bukan ditanyakan dulu pada siswa
A(y,x). yang lain agar dibenarkan, jika
3) Memberikan penjelasan bahwa masih saja salah maka guru
untuk menentukan titik pada yang akan meluruskan jawaban
salib sumbu cartesius jaraknya yang salah tersebut.
harus sama, dari 0 ke 1, 1 ke 2, 8) Guru memotivasi siswa untuk
2 ke 3, dan seterusnya. mengungkapkan pendapatnya
4) Memberikan penjelasan di depan dengan berani dan
kembali bahwa untuk percaya diri karena hal tersebut
menentukan gradien dari suatu sangat diperlukan untuk siswa
persamaan garis lurus yang di masa yang akan datang,
telah ditentukan, persamaan apabila ada kegagalan guru
garis lurus tersebut harus akan memberikan bimbingan

110
Tifa Hensifa Hanum
Jurnal Penelitian Pembelajaran Matematika Volume 13 Nomor 1 Tahun 2020

seperlunya untuk pembelajaran pada siklus II dengan rata-rata


kesempurnaan pendapat itu. hasil test yang telah dicapai 73,25.
9) Jika materi prasyarat siswa Sebelum membagikan LKPD untuk
kurang, maka akan diulang lagi dikerjakan secara kelompok, guru
untuk menggali kembali menyampaikan tujuan pembelajaran yang
pengetahuan prasyarat yang akan dicapai beserta indikatornya dan
mendukung topik yang menggali pengetahuan prasyarat yang
diberikan dengan tanya jawab. dimiliki siswa yang berhubungan dengan
2. Hasil Penelitian Siklus II materi yang akan dibahas.
Dari hasil pemeriksaan test yang Dari hasil pengamatan yang
dilakukan oleh peneliti diperoleh gambaran dilakukan peneliti bersama kolaborator
ada 23 siswa dari 35 siswa (65,2 %) telah terhadap aktivitas siswa dalam
tuntas dalam memahami materi pada pembelajaran, tampak pada tabel berikut :
Tabel 3. Hasil Observasi Siklus II Keterlibatan Siswa
No. Bentuk Keterlibatan Siswa Frekuensi Prosentase %
1 Tidak aktif 5 14
2 Kurang aktif 7 20
3 Aktif 14 40
4 Sangat aktif 9 26

Dari tabel tampak bahwa siswa yang tentang respons siswa padapembelajaran
terlibat aktif dalam pembelajaran 23 siswa. dengan pendekatan konstruktivis tampak
Dari hasil pemeriksaan angket yang pada tabel berikut :
dikerjakan oleh siswa dalam akhir siklus II
Tabel 4. Angket Siklus II Respons Siswa Terhadap Pembelajaran
No. Respons Siswa Frekuensi Prosentase (%)
1 Tidak menyenangkan 4 12,5
2 Kurang menyenangkan 5 15
3 Menyenangkan 12 32,5
4 Sangat menyenangkan 14 40

Dari tabel tampak bahwa respons a. Dari tabel hasil belajar matematika
siswa terhadap pembelajaran dengan yang telah dikerjakansiswa pada
pendekatan konstruktivis sebesar 28 siswa. siklus II, siswa yang mengalami
Berdasarkan hasil analisis pada siklus tuntas belajar sebesar 17 siswa atau
II dapat dijabarkan sebagai berikut:

111
Tifa Hensifa Hanum
Jurnal Penelitian Pembelajaran Matematika Volume 13 Nomor 1 Tahun 2020

prosentasenya sebesar 67,5 %, ada beberapa siswa yang tidak


kenaikan sebesar 27,5 % dari siklus I. mengikuti kerja kelompok
b. Dari tabel hasil observasi siklus II (pembelajaran) secara aktif.
dapat dibaca bahwa dalam 3) Waktu pelaksanaan kegiatan
pembelajaran, keterlibatan siswa penelitian tindakan kelas tidak
secara aktif mengalami peningkatan sesuai dengan waktu yang telah
sebesar 17,5 % dari siklus I yaitu direncanakan. Hal ini
sebesar 47,5 % sedang siklus II disebabkan materi yang
sebesar 65 %. dipelajari cukup padat dan
c. Dari tabel hasil angket siklus II dapat sulit, serta banyak pengetahuan
diketahui bahwa respons siswa prasyarat sebagai penunjang
terhadap pembelajaran dengan materi persamaan garis lurus
pendekatan konstruktivis mengalami belum dipahami anak dengan
sedikit kemajuan karena siswa sudah baik sehingga perlu
banyak yang menyenangi pemantapan dan perlu digali
pembelajaran dengan pendekatan kembali dari siswa, juga soa-
konstruktivis yaitu sebesar 72,5 % soal yang rumit yang
berarti mengalami peningkatan membutuhkan kemampuan
sebesar 25 % dari siklus I. tinggi untuk
d. Hal-hal yang ditemukan dalam menyelesaikannya.
pelaksanaan tindakan kelas pada 4) Masih ada beberapa siswa yang
siklus II adalah : kurang aktif dalm proses
1) Beberapa siswa dalam pembelajaran dan responnya
menentukan persamaan garis juga rendah.
lurus melalui 2 titik masih e. Alternatif pemecahan masalah
banyak melakukan kesalahan tentang hal-hal yang ditemukan dalam
pada perkalian silang yang pelaksanaan tindakan kelas pada
harus mereka selesaikan. siklus II :
2) Siswa antusias sekali dalam 1) Menjelaskan kembali dan
kegiatan pembelajaran dengan menambah latihan dengan
kelompoknya untuk membantu mengerjakan anak-
menemukan penyelesaian dari anak yang masih kesulitan
permasalahan yang muncul untuk menyelesaikan soal-soal
dalam LK, meskipun ada menentukan persamaan garis

112
Tifa Hensifa Hanum
Jurnal Penelitian Pembelajaran Matematika Volume 13 Nomor 1 Tahun 2020

lurus melalui dua titik sampai seperti itu, lalu diberi motivasi
mereka bisa mengerjakan. untuk membangkitkan
2) Mendekati siswa yang tidak semangat belajar mereka.
aktif untuk memotivasi betapa 3. Hasil Penelitian Siklus III
pentingnya (berguna) menjadi Dari hasil pemeriksaan test yang
siswa yang mengerti dengan dilakukan oleh peneliti diperoleh gambaran
baik pelajaran yang dipelajari. ada 30 siswa dari 35 siswa (86 %) telah
3) Guru mengidentifikasi seluruh tuntas dalam memahami materi pada
pengetahuan prasyarat yang pembelajaran pada siklus III dengan rata-
perlu digali kembali dari siswa, rata hasil test yang telah dicapai sebesar
dan memprediksi waktu yang 76,63.
tepat untuk menyelesaikan Sebelum membagikan LKPD untuk
suatu topik, serta memberi dikerjakan secara kelompok, guru
sedikit bimbingan sebagai menyampaikan tujuan pembelajaran yang
pembuka jalan untuk akan dicapai beserta indikatornya dan
menyelesaikan soal-soal yang menggali pengetahuan prasyarat serta lebih
rumit pada kegiatan kerja memantapkan pengetahuan yang dimiliki
kelompok. siswa, yang berhubungan dengan materi
4) Mendekati siswa yang kurang yang akan dibahas.
aktif dan responnya juga Dari hasil pengamatan yang peneliti
rendah untuk diminta laksanakan bersama kolaborator terhadap
keterangan apa yang aktivitas siswa dalam pembelajaran, tampak
menyebabkan siswa tersebut pada tabel berikut :
Tabel 5. Hasil Observasi Siklus III Keterlibatan Siswa
No. Bentuk Keterlibatan Siswa Frekuensi Prosentase %
1 Tidak aktif 1 2,6
2 Kurang aktif 1 2,6
3 Aktif 17 48
4 Sangat aktif 16 45

Dari tabel tampak bahwa siswa yang tentang respons siswa pada pembelajaran
terlibat aktif dalam pembelajaran 33 siswa. dengan pendekatan konstruktivis tampak
Dari hasil pemeriksaan angket yang pada tabel berikut :
dikerjakan oleh siswa dalam akhir siklus III

113
Tifa Hensifa Hanum
Jurnal Penelitian Pembelajaran Matematika Volume 13 Nomor 1 Tahun 2020

Tabel 6. Angket Siklus III Respons Siswa Terhadap Pembelajaran


No. Respons Siswa Frekuensi Prosentase (%)
1 Tidak menyenangkan - -
2 Kurang menyenangkan 3 8,6
3 Menyenangkan 13 37,1
4 Sangat menyenangkan 19 54,3

Dari tabel tampak bahwa respons d. Hal-hal yang ditemukan dalam


siswa terhadap pembelajaran dengan pelaksanaan tindakan kelas pada
pendekatan konstruktivis sebesar 32 siswa. siklus III adalah :
Berdasarkan hasil analisis siklus III 1) Beberapa anak masih
dapat dijabarkan sebagai berikut: mengalami kesulitan untuk
a. Dari tabel hasil belajar matematika menentukan persamaan garis
yang telah dikerjakansiswa pada yang sejajar dengan garis lain
siklus III, siswa yang mengalami melalui suatu titik meskipun
tuntas belajar sebesar 34 siswa atau mereka tahu bahwa syarat dua
prosentasenya sebesar 85 %, ada garis sejajar mempunyai
kenaikan sebesar 12,5 % dari siklus II gradien yang sama.
dan 45 % dari siklus I. 2) Beberapa anak masih
b. Dari tabel hasil observasi siklus III mengalami kesulitan untuk
dapat dibaca bahwa dalam menentukan persamaan garis
pembelajaran, keterlibatan siswa yang tegak lurus dengan garis
secara aktif sebesar 85 % mengalami yang lain melalui suatu titik
peningkatan sebesar 20 % dari siklus meskipun mereka tahu bahwa
II dan 42,5 % dari siklus I. syarat dua garis tegak lurus
c. Dari tabel hasil angket siklus III dapat perkalian gradiennya -1.
diketahui bahwa respons siswa 3) Siswa semakin antusias dalam
terhadap pembelajaran dengan kegiatan pembelajaran dengan
pendekatan konstruktivis mengalami kelompoknya untuk
kemajuan karena siswa sudah banyak menemukan penyelesaian dari
yang menyenangi pembelajaran permasalahan yang muncul
dengan pendekatan konstruktivis dalam LK, siswa terlihat aktif
yaitu sebesar 87,5 % berarti untuk menyelesaikan LK yang
mengalami peningkatan sebesar 15 % telah dibagikan.
dari siklus II dan 40 % dari siklus I.

114
Tifa Hensifa Hanum
Jurnal Penelitian Pembelajaran Matematika Volume 13 Nomor 1 Tahun 2020

e. Alternatif pemecahan masalah bentuk kerja sama kelompok baik


tentang hal-hal yang ditemukan dalam pada siklus I, II maupun III. Begitu
pelaksanaan tindakan kelas pada juga respons siswa pada pembelajaran
siklus III : dengan pendekatan konstruktivis juga
1) Menjelaskan kembali bahwa menigkat baik pada siklus I, II
untuk menentukan persamaan maupun III. Juga diikuti dengan
garis yang sejajar dengan garis peningkatan hasil belajar matematika
yang telah ditentukan dicari siswa. Adapun prosentase besarnya
dulu gradien garis yang penignkatan hasil belajar, keterlibatan
ditentukan tersebut kemudian siswa secara aktif dan respons siswa
melalui titik yang diturunkan, dalam pembelajaran dengan
dimasukkan dalam rumus pendekatan konstruktivis telah
untuk menentukan persamaan dibahas pada pembahasan hasil
garis tersebut. penelitian siklus I, II maupun III.
2) Menjelaskan kembali bahwa g. Dari data hasil penelitian tindakan
untuk menentukan persamaan kelas nampak bahwa semua unsur
garis yang tergak lurus garis yang penulis teliti yaitu, nilai test
lain melalui suatu titik, dicari matematika akhir siklus, nilai afektif
dulu gradien garis yang telah dari observasi tentang keterlibatan
ditentukan sebut saja m1, secara aktif dalam proses
kmudian dicari gradien lain pembelajaran maupun dari nilai
sebut saja m2 dengan rumus angket semua mengarah pada
m1x m2= -1. kemudian m2 peningkatan hasil yang semakin lama
dengan titik yang ditentukan semakin baik dari siklus I ke siklus II
dimasukkan rumus kemudian ke siklus III. Hal itu
menentukan persamaan garis menunjukkan bahwa pembelajaran
malalui suatu titik dengan dengan pendekatan kostruktivis
gradien tertentu yaitu m2. materi persamaan garis lurus pada
f. Dari hasil penelitian diperoleh siswa kelas VIII – G SMP Negeri 13
gambaran bahwa secara klasikal Kota Serang, dapat meminimalkan
terdapat peningkatan respons siswa kesulitan belajar siswa.
dan peningkatan aktivitas siswa
dalam pembelajaran dengan
pendekatan konstruktivis dalam

115
Tifa Hensifa Hanum
Jurnal Penelitian Pembelajaran Matematika Volume 13 Nomor 1 Tahun 2020

D. KESIMPULAN DAN SARAN ketika proses pembelajaran


Dari hasil pengamatan lapangan di berlangsung.
SMP Negeri 13 Kota Serang ditemukan Berdasarkan dari hasil yang penulis
bahwa hasil belajar individual siswa kelas capai dalam penelitian ini maka dapat
VIII – G rendah (sekitar 23 % s.d 40 %). penulis sarankan:
Siswa yang hasil belajarnya memperoleh a. Sehubungan dengan hasil penelitian
nilai ≥ 67,55 sesuai dengan KKM yang ini diharapkan kepada guru-guru
ditetapkan. Untuk meningkatkan hasil untuk dapat melanjutkan kegiatan
belajar matematika siswa, tindakan yang serupa dengan mengajak guru-guru
dipakai adalah pembelajaran dengan lain baik pada sekolah yang sama
pendekatan konstruktivis. maupun pada sekolah yanglain guna
Setelah penelitian tindakan kelas ini meningkatkan mutu pendidikan.
berlangsungselama tiga siklus diperoleh b. Pada suatu proses pembelajaran
beberapa kesimpulan sebagai berikut : hendaknya guru menggunakan
a. Pembelajaran dengan pendekatan metode/pendekatan yang sesuai
konstruktivis dapat meningkatkan dengan materi yang akan diajarkan
keaktifan siswa dalam belajar dan melakukan analisis materi
kelompok. pelajaran yang akan disampaikan
b. Terdapat peningkatan rata-rata hasil serta berperan dalam mendampingi
ulangan akhir siklus. siswa ketika proses pembelajaran
c. Adanya peningkatan jumlah siswa berlangsung.
yang mendapat nilai ≥ 67,55 dari satu c. Peningkatan profesionalisme guru
siklus ke siklus yang lain. dapat ditingkatkan melaluikerja sama
d. Adanya peningkatan respons siswa kolaboratif antara guru-guru mata
terhadap pembelajaran. pelajaran sejenis. Diharapkan kepala
e. Pembelajaran dengan pendekatan sekolah dapat memfasilitasi dan dapat
konstuktivis dapat meminimalkan mendorong guru-guru untuk
kesulitan belajar siswa. menyampaikan secara terbuka
f. Secara klasikal, peningkatan hasil hambatan-hambatan dan kesulitan-
belajar matematika siswa sangat kesulitan yang dialami dalam proses
bergantung dari keterlibatan guru pembelajaran untuk ditindaklanjuti
dalam malakukan analisis materi dalam suatu tindakan kelas.
pelajaran dan bagaimana guru
berperan dalam mendampingi siswa

116
Tifa Hensifa Hanum
Jurnal Penelitian Pembelajaran Matematika Volume 13 Nomor 1 Tahun 2020

DAFTAR PUSTAKA Rachmadi, W. (2008). Diagnosis Kesulitan


Kusuma, F. A. (2012). Eksperimentasi Belajar Matematika SMP dan
Model Pembelajaran Matematika Alternatif Proses Remidinya.
Berbasis Masalah dengan Yogyakarta: Pusat Pengembangan
Pendekatan Kontekstual pada Materi dan Pemberdayaan Pendidik dan
Operasi Hitung Pecahan Ditinjau Tenaga Kependidikan Matematika
dari Motivasi Belajar Matematika
Siswa. Skripsi. Program Studi Tanjungsari, R. D., & Soedjoko, E. (2012).
Pendidikan Matematika FKIP Diagnosis kesulitan belajar
Universitas Sebelas Maret. matematika SMP pada materi
persamaan garis lurus. Unnes Journal
Laily, I. F. (2014). Hubungan Kemampuan of Mathematics Education, 1(1).
Membaca Pemahaman dengan
Kemampuan Memahami Soal Cerita Zubaidah, N. (2017). Meminimalkan
Matematika Sekolah Dasar. Eduma: Kesulitan Belajar Materi Persamaan
Mathematics Education Learning and Garis Lurus pada Siswa dengan
Teaching, 3(1). Pendekatan
Konstruktivis. Thalaba, 1(2), 5-5.
Lambas, dkk. (2004). Materi Pelatihan
Terintegrasi Buku 3, Modul 25.
Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional, Dirjen Pendidikan Dasar
dan Menengah, Direktorat Pendidikan
Lanjutan Pertama.

Nurhadi. (2002). Pendekatan Kontekstual


(Contextual Teaching and
Learning/CTL), Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional.

117
Tifa Hensifa Hanum
Jurnal Penelitian Pembelajaran Matematika Volume 13 Nomor 1 Tahun 2020

118
Tifa Hensifa Hanum

You might also like