Hazard Identification Dan Risk Assessment (Hira) Pada: Pengoperasian Forklift Di Pt. Bangun Sarana Baja - Gresik
Hazard Identification Dan Risk Assessment (Hira) Pada: Pengoperasian Forklift Di Pt. Bangun Sarana Baja - Gresik
Hazard Identification Dan Risk Assessment (Hira) Pada: Pengoperasian Forklift Di Pt. Bangun Sarana Baja - Gresik
ABSTRACT
Today's modern society tend to need the role of the tools that is able to shorten the time of
work. No wonder that advanced technology into a basic work tool operating today. One of
them is the adopted transport aircraft, which is a tool that serves as a mover, transport goods
or lifter or people vertically or horizontally and with a certain distance. Forklift AIDS
belongs as a transport lift aircraft. PT. Bangun Sarana Baja - Gresik is a company engaged
in the field of construction and steel fabrication utilizing a forklift as material handling
equipment. This research is descriptive research using the architecture of cross sectional.
Data collection is done by observation and interviews to 15 forklifts as well as HSE team
operator PT. Bangun Sarana Baja - Gresik in order to evaluate the hazard identification and
risk assessment (HIRA) on the operation of forklifts. To get the level of risk in the risk
assessment done calculations the value of severity and probability. Research results show that
the hazard identification and risk assessment in forklift operation in PT. Bangun Sarana Baja
- Gresik found 31 potential dangers that are categorized as potential dangers to the level of
risk of the extreme categories by as much as 14, potential hazard with high risk level
categories as 6, as well as the potential danger with the level of risk categories are a total of
11. Activities of the hazard identification and risk assessment (HIRA) done by expanding the
objects of observation on the stages of the activity of operation of forklifts and the working
environment will help control the hazards work environment, so as to minimize work
accidents in the Wake of PT. Bangun Sarana Baja - Gresik. Keywords: individual
characteristics, workers, metal plating, dermatitis
1
JURNAL ILMIAH KESEHATAN MEDIAHUSADA | VOLUME 06/NOMOR 02/OKTOBER
ABSTRAK
Masyarakat modern saat ini cenderung membutuhkan peran alat bantu yang mampu
mempersingkat waktu pekerjaan. Tak heran bila teknologi mutakhir menjadi basic
pengoperasian alat bantu kerja dewasa ini. Salah satunya adalah pesawat angkat angkut, yakni
suatu alat bantu yang berfungsi sebagai pemindah, pengangkat atau pengangkut barang
maupun orang secara vertikal dan atau horizontal dengan jarak tertentu. Alat bantu forklift
tergolong sebagai pesawat angkat angkut. PT. Bangun Sarana Baja – Gresik merupakan
perusahaan yang bergerak dalam bidang fabrikasi dan konstruksi baja memanfaatkan forklift
sebagai material handling equipment. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan
menggunakan rancang bangun cross sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi
dan wawancara kepada 15 operator forklift serta tim HSE PT. Bangun Sarana Baja – Gresik
guna mengevaluasi hazard identification dan risk assessment (HIRA) pada pengoperasian
forklift. Untuk mendapatkan tingkat risiko pada risk assessment maka dilakukan perhitungan
nilai severity dan probability. Hasil penelitian menunjukan bahwa hazard identification dan
risk assessment pada pengoperasian forklift di PT. Bangun Sarana Baja – Gresik didapati 31
potensi bahaya yang dikategorikan sebagai potensi bahaya dengan tingkat risiko kategori
ekstrim sebanyak 14, potensi bahaya dengan tingkat risiko kategori tinggi sebanyak 6, serta
potensi bahaya dengan tingkat risiko kategori sedang sebanyak 11. Kegiatan hazard
identification dan risk assessment (HIRA) yang dilakukan dengan memperluas objek
pengamatan pada tahapan aktivitas pengoperasian forklift dan lingkungan kerja akan
membantu mengendalikan bahaya lingkungan kerja, sehingga dapat meminimalisir
kecelakaan kerja di PT. Bangun Sarana Baja – Gresik.
Kata Kunci : hazard identification, risk assessment, forklift
3
Hazard Identification Dan Risk Assessment (Hira) Pada Pengoperasian Forklift.. | FITRI SURYANTI
atau bahan yang digunakan maupun yang kerja yang aman, sehat dan nyaman,
dihasilkan. Sehingga bilamana memotong mata rantai kejadian kerugian
menerangkan material handling, terdapat akibat kegagalan produksi yang disebabkan
berbagai proses yang dimulai dari kecelakaan dan sakit, serta pencegahan
penanganan hingga pengawasan material. kerugian akibat kecelakaan dan penyakit
Dilihat dari fungsinya, forklift tergolong akibat kerja (Ramli, 2010).
sebagai salah satu material handling Setiap organisasi harus menetapkan
equipment yang sering dijumpai pada area prosedur mengenai identifikasi bahaya.
pergudangan dalam suatu perusahaan. Kegiatan identifikasi bahaya merupakan
Forklift mempunyai tugas utama tahap pertama dalam manajemen risiko
memindahkan barang dari satu tempat ke untuk mengetahui masalah K3 yang ada
tempat lain. Dengan demikian, pekerja dalam proses kerja di perusahaan.
yang bertugas memindahkan barang sangat Identifikasi bahaya sangat penting untuk
terbantu dengan adanya alat bantu kerja menentukan bentuk program K3 dan
forklift ini, karena tidak mengeluarkan implementasi pengendalian yang akan
tenaga berlebih dan mempersingkat waktu dilakukan perusahaan (OHSAS
pengerjaan tugas yang diembannya. 18001:2007).
Di sisi lain, forklift adalah salah satu Risk assessment adalah proses
jenis pesawat angkat angkut yang evaluasi risiko yang diakibatkan adanya
merupakan peralatan teknik dengan risiko bahaya, dengan memperhatikan kecukupan
bahaya tinggi yang dapat menyebabkan pengendalian yang dimiliki, dan
terjadinya kecelakaan kerja bilamana tidak menentukan apakah risikonya dapat
ditangani secara baik dan benar. Forklift diterima atau tidak (OHSAS 18001: 2007).
merupakan salah satu jenis pesawat angkut PT. Bangun Sarana Baja – Gresik
di atas landasan dan di atas permukaan. merupakan sebuah perusaahan yang
Pada ruang lingkup Keselamatan dan bergerak dalam bidang fabrikasi dan
Kesehatan Kerja (K3) yang selalu konstruksi baja yang berlokasi di Jalan
mengutamakan dan melindungi segi Mayjend Sungkono XII/08, Gresik. Proses
keselamatan dan kesehatan para pekerja pembuatan baja yang dimulai dari tahap
guna meningkatkan produktivitas kerja, marking, cutting, drilling atau punching,
dimana dioperasikan pesawat angkat assembling, welding, finishing, painting,
angkut, salah satunya forklift baik di hingga packing dilakukan pada satu lokasi
tempat kerja industri berpeluang tersebut. Terdapat banyak area kerja yang
menimbulkan kecelakaan kerja karena diberi penamaan gudang atau workshop di
beban lebih, konstruksi tidak layak pakai lokasi tersebut. Sehingga dalam aktivitas
dan penyebab lainnya yang dapat produksi sehari-hari PT. Bangun Sarana
menimbulkan kerugian korban jiwa dan Baja – Gresik menggunakan forklift untuk
atau rusaknya material sebagai aset menjalankan peran pada proses material
perusahaan dan orang lain di tempat kerja. handling, tentunya sekaligus
Identifikasi bahaya merupakan suatu mempekerjakan beberapa operator forklift
proses yang dapat dilakukan untuk yang telah tersertifikasi untuk
mengenali seluruh situasi atau kejadian mengoperasikan setiap unit forklift yang
yang berpotensi sebagai penyebab digunakan di area kerja.
kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang Dari gambaran aktivitas produksi
mungkin timbul di tempat kerja (Tarwaka, tersebut, potensi bahaya atau kecelakaan
2008). kerja yang berkaitan dengan pengoperasian
Kegiatan identifikasi bahaya dan forklift, sangat mungkin terjadi. Selama
penilaian risiko di tempat kerja mempunyai kurun waktu lima tahun ke belakang telah
tujuan meminimalkan kerugian akibat terjadi delapan kejadian nearmiss, dua
kecelakaan dan sakit, meningkatkan kejadian di tahun 2011, tiga kejadian di
kesempatan atau peluang untuk tahun 2012, satu kejadian di tahun 2013,
meningkatkan produksi melalui suasana satu kejadian di tahun 2014 dan satu
20
JURNAL ILMIAH KESEHATAN MEDIAHUSADA | VOLUME 06/NOMOR 02/OKTOBER
20
Hazard Identification Dan Risk Assessment (Hira) Pada Pengoperasian Forklift.. | FITRI SURYANTI
Tabel 2. Skala likelihood
Tingkat Deskripsi Keterangan
1 Rare Hampir tidak pernah, sangat jarang terjadi
2 Unlikely Jarang terjadi
3 Posibble Dapat terjadi sekali-sekali
4 Likely Sering terjadi
5 Almost Certain Dapat terjadi setiap saat
Sumber : AS/NZS 4360
Tabel 3. Skala risk matrix
Frekuensi
Dampak Risiko
Risiko
1 2 3 4 5
1 H H E E E
2 M H E E E
3 L M H E E
4 L L M H E
5 L L M H H
Sumber : AS/NZS 4360
karena kesalahan pada fungsi
HASIL PENELITIAN DAN
pengoperasian atau aktivitas forklift oleh
PEMBAHASAN
operator, sehingga berdampak pada
Hasil kerugian yang harus ditanggung meliputi
Selama tahun 2011 hingga 2014 telah kerusakan material yang dibawa, forklift
terjadi enam kejadian nearmiss, dan satu sekaligus cidera yang dialami oleh operator
accident pada pengoperasian forklift PT forklift maupun pekerja lainnya. Jumlah
Bangun Sarana Baja – Gresik. Pada kejadian tersebut disajikan pada tabel 4
umumnya kejadian tersebut disebabkan berikut
ini:
Tabel 4. Distribusi Kecelakaan Kerja Pada Pengoperasian Forklift PT Bangun Sarana Baja - Gresik
Tahun Kecelakaan Jumlah
Dampak Tindakan Keterangan
Kerja Kejadian
2011 Perbaikan Perbaikan mesin 1
Kebakaran Mesin forklift
forklift oleh departemen
kabel rusak
mekanik
Operator Tindakan Penanganan 1
Forklift mengalami medis oleh dengan P3K oleh
2012
terbalik luka ringan tim HSE HSE
atau memar
Perbaikan Perbaikan
Kerusakan
material material oleh
material
subkon
Pekerja lain Tindakan Penanganan 2
Material mengalami medis oleh dengan P3K oleh
jatuh luka ringan tim HSE HSE
atau memar
2013 Pekerja lain Tindakan Penanganan 2
Material mengalami medis oleh dengan P3K oleh
jatuh luka ringan tim HSE HSE
atau memar
2014 Operator Tindakan Penanganan 1
Forklift mengalami medis oleh dengan P3K oleh
terbalik luka ringan tim HSE HSE
atau memar
20
JURNAL ILMIAH KESEHATAN MEDIAHUSADA | VOLUME 06/NOMOR 02/OKTOBER
Perbaikan Perbaikan
Kerusakan
material material oleh
material
subkon
Jumlah 7
Sumber : Data Sekunder PT. Bangun Sarana Baja – Gresik
Karakteristik operator forklift PT. bangku SMA dan telah mengantongi SIO.
Bangun Sarana Baja – Gresik ikut menjadi Namun, usia dan masa kerja 15 operator
bagian pengamatan, yaitu meliputi usia, forklift tidak sama. Pada tabel 5 dan tabel 6
jenis kelamin, masa kerja, pendidikan, serta berisikan informasi tersebut yang disajikan
kepemilikan Surat Ijin Operator (SIO). Dari secara lengkap dan detail.
15 operator forklift, keseluruhannya
memiliki kesamaan dari sisi jenis kelamin
yakni laki-laki, pendidikan terkahir hingga
Tabel 5. Distribusi Usia Operator Forklift PT Bangun Sarana Baja - Gresik
Umur (Tahun) Jumlah %
17 – 25 1 6,67
26 – 35 5 33,33
36 – 45 6 40
≥46 3 20
Jumlah 15 100
Sumber: Wawancara
Tabel 6. Distribusi Masa Kerja Operator Forklift PT Bangun Sarana Baja - Gresik
Masa Kerja (Tahun) Jumlah %
0–5 2 13,33
6 – 10 4 26,67
11 – 15 6 40
>15 3 20
Jumlah 15 100
Sumber: Wawancara
21
Hazard Identification Dan Risk Assessment (Hira) Pada Pengoperasian Forklift.. | FITRI SURYANTI
Tabel 7. Risk Assessment Pada Tahap Operasional Pengoperasian Forklift di PT. Bangun Sarana Baja –
Gresik
Aktivitas Pekerjaan Potensi Bahaya Rank Risk
Kesetrum listrik M
Menghidupkan forklift
Forklift terpelanting maju / mundur M
Forklift slip M
Mobilisasi forklift tanpa
Forklift terjungkal M
membawa material
Forklift roboh M
Material roboh E
Mengambil material
Tertimpa material E
Kelebihan beban M
Terkena swing material H
Mengangkat material Material roboh E
Kegagalan lifting H
Material jatuh E
Forklift terbalik M
Memindah material Kejatuhan material E
Tergores material H
Tersenggol swing material / counter
M
weight
Meletakkan material yang Tergores material H
dipindah Terjepit material H
Tertimpa material E
Material roboh E
Sumber : Observasi dan wawancara
Tabel 8. Risk Assessment Pada Lingkungan Kerja Pengoperasian Forklift di PT. Bangun Sarana Baja –
Gresik
Lingkungan Kerja Potensi Bahaya Rank Risk
Dentuman yang berasal dari alat kerja
lainnya seperti palu dan gerinda yang H
Kebisingan menghasilkan kebisingan sebesar 95
dB (berdasarkan data sekunder).
Material jatuh E
Banyak tikungan Forklift terbalik M
Kejatuhan material E
Material jatuh E
Jalan miring Forklift terbalik M
Kejatuhan material E
Material jatuh E
Jalan sempit Forklift terbalik M
Kejatuhan material E
Debu yang dihasilkan dari proses E
Debu produksi dan debu lingkungan.
Sumber : Observasi dan wawancara
21
JURNAL ILMIAH KESEHATAN MEDIAHUSADA | VOLUME 06/NOMOR 02/OKTOBER
dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor Pada aktivitas pekerjaan pertama
manusia dan faktor lingkungan. Faktor saat pengoperasian forklift adalah aktivitas
manusia meliputi: 1) Usia, semakin muda menghidupkan mesin memiliki dua potensi
usia seseorang maka semakin besar potensi bahaya, yakni: 1) Tersetrum listrik yang
terjadinya tindakan yang membahayakan. disebabkan oleh instalasi listrik yang rusak,
Hal dikarenakan pribadi usia muda masih dan 2) Potensi bahaya forklift terpelanting
dipenuhi dengan sifat emosi, ceroboh dan maju atau mundur disebabkan karena tuas
kurang berpengalaman; 2) Tingkat maju atau mundur tidak dikembalikan pada
pendidikan, semakin tinggi tingkat kondisi netral sebelum forklift dimatikan.
pendidikan maka semakin rendah kejadian Aktivitas kedua adalah mobilisasi
kecelakaan yang ditimkbulkan; 3) Masa forklift tanpa membawa material memiliki
Kerja, tenaga kerja dengan masa kerja tiga potensi bahaya, yakni: 1) Forklift slip,
minim cenderung berpeluang besar 2) Forklift terjungkal, dan 3) Forklift
mengalami kecelakaan kerja; 4) Pelatihan, roboh. Hal tersebut dapat disebabkan
seorang pekerja akan sulit melaksanakan karena adanya ketidakseimbangan yang
pekerjaan dengan baik dan cenderung terjadi pada saat menjalankan forklift atau
melakukan banyak kesalahan apabila tidak operator tidak memperhatikan kondisi jalan
diberi pelatihan terlebih dahulu; 5) dan kecepatan forklift. Menurut Peraturan
Perbuatan yang membahayakan, contohnya Menteri Tenaga Kerja No. 5 Tahun 1985
bertindak semaunya sendiri dan tentang Pesawat Angkat Angkut Pasal 104
mengabaikan peraturan berisiko bahwa pesawat angkutan di atas landasan
menimbulkan kecelakaan. adapun faktor dengan motor bakar harus dijalankan
kedua yakni faktor lingkungan meliputi: 1) dengan aman sesuai dengan kecepatan
Perlindungan yang tidak aman, contohnya yang telah ditentukan.
pada mesin atau peralatan beregerak yang Aktivitas ketiga adalah mengambil
tidak dilindungi; 2) Kerusakan alat, material memiliki dua potensi bahaya,
contohnya peralatan yang kasar atau licin yakni: 1) Material roboh, dan 2) Tertimpa
karena kurang pemeliharaan; 3) Konstruksi material yang dialami oleh pekerja lain
yang tidak aman dapat membahayakan yang sedang berada di sekitar forklift.
keselamatan pekerja; 4) Penempatan dan Faktor utama yang menyebabkan potensi
penyusunan yang tidak aman; dan 5) bahaya tersebut terjadi adalah material
Penerangan yang tidak sempurna, akan yang diangkat tidak dipastikan dalam
menyebakan penglihatan pekerja terganggu keadaan stabil. Susunlah beban barang
sehingga berpotensi besar menimbulkan dengan rapid an seimbang supaya beban
kecelakaan. tidak dapat tumpah atau jatuh saat diangkat
Identifikasi bahaya merupakan (Wirendeni, 2013).
landasan dari program pencegahan Aktivitas keempat adalah
kecelakaan atau pengendalian risiko. Tanpa mengangkat material memiliki empat
mengenal bahaya, maka risiko tidak dapat potensi bahaya, yakni: 1) Kelebihan beban
ditentukan sehingga upaya pencegahan dan yang disebabkan oleh ketidakpatuhan
pengendalian risiko tidak dapat dijalankan operator forklift terhadap Instruksi Kerja
(Ramli, 2010). (IK) forklift dalam proses pengangkatan
Salah satu teknik identifikasi yang mengharuskan beban pengangkatan
bahaya adalah dengan melakukan Job tidak melebihi batas kemampuan angkat
Safety Analysis (JSA). JSA merupakan cara atau Save Weight Limit (SWL), 2) Terkena
untuk meneliti bahaya pada tiap langkah swing material dapat terjadi karena
kerja, kemudian mencari penyelesaian dari operator forklift tidak memastikan kondisi
tiap bahaya sehingga bahaya dapat sekitar pengoperasian forklift saat
dikendalikan sejak dini (Siswanto, 2009). dilakukan pengangkatan jauh dari pekerja
Identifikasi bahaya pengoperasia forklift di lain, 3) Material roboh diakibatkan oleh
PT Bangun Sarana Baja – Gresik ketidakstabilan beban atau material yang
menggunakan JSA didapati sebanyak 31 diangkat, dan 4) Kegagalan lifting
potensi bahaya.
21
Hazard Identification Dan Risk Assessment (Hira) Pada Pengoperasian Forklift.. | FITRI SURYANTI
21
Hazard Identification Dan Risk Assessment (Hira) Pada Pengoperasian Forklift.. | FITRI SURYANTI
Saran
Proses hazard identification dan risk
assessment (HIRA) sebaiknya dilakukan
PT Bangun Sarana Baja – Gresik
sebaiknya dengan memperluas objek
pengamatan yakni tidak hanya pada
tahapan aktivitas pengoperasian forklift
saja, melainkan lingkungan kerja juga
perlu diikutsertakan.
DAFTAR PUSTAKA
Legal Match. Forklift Accident Lawyers.
http://www.legalmatch.com/law_lib
rary/article/forklift-accident-
lawyers.htm (Sitasi 28 Juli 2016).
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik
Indonesia No. 5 Tahun 1985
tentang Pesawat Angkat Angkut.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik
Indonesia No. 3 Tahun 1998
tentang Tata Cara Pelaporan dan
Pemeriksaan Kecelakaan Kerja.
Ramli, S. 2010. Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
OHSAS 18001. Jakarta: Dian
Rakyat.
Rochman, R. 2009. Penerapan Syarat-
Syarat Keselamatan Kerja Forklift
Sebagai Upaya Pencegahan
Kecelakaan Kerja Pada Unit
Produksi PT. Surya Rengo
Containers. Tugas Akhir. Surabaya:
Universitas Airlangga.
Suardi, R. 2005. Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Jakarta: Penerbit PPM.
Tarwaka. 2008. Keselamatan dan
Kesehatan Kerja “Manajemene dan
Implementasi K3 di Tempat Kerja”.
Surakarta: Harapan Press.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 1
Tahun 1970 tentang Keselamatan
Kerja.
Wirendeni. 2013. Panduan Pekerja
Kontraktor Geocycle. Jakarta: PT.
Holcim Indonesia Tbk.
21