Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Guided Imagery Terhadap Tingkat Fatigue Pada Pasien Dengan Gagal Ginjal Kronik

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

Holistik Jurnal Kesehatan, Volume 13, No.

4, Desember 2019: 365-372

Guided imagery terhadap tingkat fatigue pada pasien dengan gagal ginjal kronik
yang menjalani hemodialisis
Andoko1, Ermawati2*

1Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Malahayati Bandar Lampung. Email: andoko2013@gmail.com
2RSUD Jend. Ahmad Yani Kota Metro. *Email: ermawati09083@gmail.com

Abstract

The effects of guided imagery on fatigue in patients with chronic kidney disease
undergoing hemodialysis

Background: Kidney and urinary tract diseases contribute 850,000 mortality rates placing them as the disease
burden in the world. One of the general nursing problems suffered from chronic kidney disease patients who
undergo hemodialysis is fatigue. The intervention that can be given to overcome the fatigue on the clients is a
relaxation therapy strategy. A well-recommended therapy to relieve the fatigue is known as guided imagery.
Purpose: Knowing the effect of guided imagery on fatigue in patients with chronic kidney disease undergoing
hemodialysis.
Methods: A quantitative with a quasi experiment technique and nonequivalent control group design. The
population of this study included 67 patients registered with chronic kidney disease undergoing hemodialysis at
the hospital. The purposive sampling technique took 32 people. The samples were distributed into two groups; 16
people in each group. The analysis was a thorough T-Test.
Result: Finding that the mean of the fatigue levels of experiment and control groups were different. The mean
score before the intervention was 0.352, while the score after the intervention was 2.000 (p-value 0.025).
Conclusion: There was the effect of guided imagery on fatigue in patients with chronic kidney disease
undergoing hemodialysis. Chronic kidney disease patients who undergo hemodialysis should independently and
regularly do relaxation therapy because this therapy is easy to apply and proven effective to reduce fatigue.

Keywords: Guided Imagery; Fatigue; Chronic Kidney Disease; Hemodialysis

Pendahuluan: Penyakit ginjal dan saluran perkemihan berkontribusi menjadi beban penyakit di dunia dengan
sekitar 850.000 kematian setiap tahun. Masalah keperawatan yang banyak dihadapi pasien gagal ginjal kronik
yang menjalani hemodialisa umumnya adalah fatigue (kelemahan). Intervensi keperawatan untuk membantu
klien dalam mengatasi masalah kelemahan diantaranya melalui strategi pemberian terapi relaksasi. Salah terapi
relaksasi yang dipercaya dapat membantu mengatasi fatigue adalah guided imagery.
Tujuan: Diketahuinya pengaruh guided imagery terhadap tingkat fatigue pasien gagal ginjal kronik yang
menjalani hemodialisis.
Metode: Penelitian kuantitatif, desain quasi eksperiment dengan rancangan nonequivalent control group design.
Populasi pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa yang berjumlah 67 orang, besar sampel yang
diambil sebanyak 32 orang yang terbagi dalam 2 kelompok, masing-masing kelompok sebanyak 16 orang, teknik
pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Analisis menggunakan uji t-test.
Hasil: Didapatkan selisih rata-rata tingkat fatigue antara kelompok intervensi dengan kelompok kontrol sebelum
perlakuan adalah 0,352 dan setelah perlakuan 2,000 (p-value 0,025).
Simpulan: Ada pengaruh guided imagery terhadap tingkat fatigue pasien gagal ginjal kronik yang menjalani
hemodialisis. Bagi pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa hendaknya dapat mempergunakan
terapi relaksasi secara mandiri dan teratur karena selain mudah dilakukan, terapi ini telah terbukti efektif dalam
menurunkan tingkat kelelahan.

Kata Kunci: Guided Imagery; Fatigue; Gagal Ginjal Kronik; Hemodialisis

PENDAHULUAN terjadi kegagalan kemampuan tubuh untuk


Gagal ginjal kronik mengalami kemunduran mempertahankan keseimbangan metabolik, cairan
fungsi ginjal yang progresif dan ireversibel dimana dan elektrolik yang mengakibatkan uremia atau

365
Holistik Jurnal Kesehatan, Volume 13, No.4, Desember 2019: 365-372

Guided imagery terhadap tingkat fatigue pada pasien dengan gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis

azitemia (Wijaya, & Putri, 2013). Penyakit ginjal setiap tahunnya cukup tinggi. Pada tahun 2016
dan saluran perkemihan berkontribusi menjadi terdapat sebanyak 133 penderita gagal ginjal yang
beban penyakit di dunia dengan sekitar 850.000 perlu mendapatkan terapi hemodialisa dan 67
kematian setiap tahun dan 15.010.167 kecacatan (50,4%) klien belum dapat tertangani, tahun 2017
dan penurunan kualitas hidup (World Health jumlah klien yang perlu mendapatkan terapi
Organization, 2007; Ifeanyi, & Uzoma, 2016). hemodialisa meningkat cukup tinggi yaitu tercatat
Pada tahun 2015 sebanyak 1,2 juta orang sebanyak 149 dan dari jumlah tersebut 83 (55,7%)
meninggal akibat penyakit gagal ginjal atau klien belum mendapatkan penanganan, sementara
meningkat sebesar 32% sejak tahun 2005. Pada pada catatan terakhir tahun 2018 tercatat
tahun 2010, diperkirakan 2,3-7,1 juga orang sebanyak 143 pasien yang mendaftarkan diri untuk
dengan penyakit ginjal stadium akhir meninggal melakukan terapi hemodialisa namun 76 (53,1%)
tanpa mendapatkan akses pelayanan hemodialisa. klien belum tertangani.
Secara keseluruhan, diperkirakan 5-10 juta orang Masalah keperawatan yang banyak dihadapi
meninggal setiap tahun karena penyakit ginjal. pasien gagal ginjal kronik yang menjalani
Penyakit ginjal dikaitkan dengan beban ekonomi hemodialisa umumnya adalah cemas, sesak, dan
yang luar biasa. Negara-negara berpenghasilan fatigue (kelemahan). Fatigue sendiri merupakan
tinggi biasanya menghabiskan lebih dari 2–3% dari salah satu gejala yang paling umum pada klien
anggaran perawatan kesehatan tahunan mereka dengan penyakit stadium lanjut. Hal ini merupakan
untuk pengobatan penyakit ginjal stadium akhir, sebuah kondisi yang sangat menggangu dan
meskipun mereka yang menerima pengobatan merusak kualitas hidup. Klien yang mengalami
tersebut mewakili kurang dari 0,03% dari total kelemahan secara umum akan merasakan
populasi. Pada tahun 2010, 2,62 juta orang hilangnya energi, merasakan keletihan,
menerima dialisis di seluruh dunia dan kebutuhan meningkatnya keinginan untuk istirahat, hilangnya
untuk dialisis diproyeksikan meningkat dua kali motivasi, hilangnya konsentrasi, dan terganggunya
lipat pada tahun 2030 (Luyckx, Tonelli, & Stanifer, suasana hati (Black, & Hawks, 2014). Munculnya
2018). keluhan fatigue bisa disebabkan oleh banyak
Prevalensi penyakit gagal ginjal di Indonesia faktor, termasuk status nutrisi yang buruk,
juga mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. gangguan psikologis, perubahan kondisi
Data terakhir tentang penderita ginjal di Indonesia kesehatan, dan gangguan tidur yang buruk.
menunjukkan bahwa dari sekitar 250 juta Fatigue yang tidak teratasi dengan baik akan
penduduk, angka prevalensi gagal ginjal di meningkatkan berbagai macam resiko yang
Indonesia diperkirakan mencapai 400/1 juta menyebabkan kematian, gagal jantung, komplikasi
penduduk dan angka insiden diperkirakan akibat gagal jantung atau dirawat untuk
mencapai 100/1 juta penduduk. Dari data tersebut pertamakalinya akibat gagal jantung selama
berarti terdapat sekitar 100.000 klien gagal ginjal menjalani terapi hemodialisa (Jhamb, Pike, Ramer,
dan diperkirakan terdapat 25.000 klien baru gagal Argyropoulos, Steel, Dew, & Unruh, 2011).
ginjal setiap tahunnya (Pranowo, Prasetyo, & Intervensi keperawatan untuk membantu klien
Handayani, 2016). Jumlah klien baru yang terdaftar dalam mengatasi masalah kelemahan diantaranya
menjalani hemodialisa tahun 2015 adalah melalui strategi pemberian terapi relaksasi seperti
sebanyak 21.050 pasien, tahun 2016 meningkat progressive Muscle Relaxation (Elliya, & Pribadi,
menjadi 25.446 pasien dan tahun 2017 kembali 2016). Bentuk teknik relaksasi yang lainnya yang
mengalami peningkatan menjadi 30.831 pasien. dapat menurunkan gejala seperti cemas, nausea
Sementara untuk pasien aktif yaitu seluruh pasien dan fatigue adalah guided imagery atau imageri
baik pasien baru tahun 2017 maupun pasien lama terbimbing. Teknik ini pada dasarnya merupakan
dari tahun sebelumnya yang masih menjalani sebuah teknik yang menggunakan imajinasi
terapi hemodialisa rutin dan masih hidup sampai seseorang dalam suatu cara yang dirancang
dengan Desember Tahun 2017 meningkat tajam secara khusus untuk mencapai efek positif tertentu
yaitu dari 52.835 di tahun 2016 meningkat menjadi (Ismahmudi, 2017).
77.892 di tahun 2017 (Indonesian Renal Registry, Terdapat perbedaan yang signifikan tingkat
2018). kelelahan pasien gagal ginjal kronik yang
Kapasitas mesin dialysis yang ada baru dapat menjalani hemodialisa antara sebelum (pretest)
melayani sebanyak 66 klien. Adapun jumlah klien dan sesudah (posttest) pemberian guided imagery,
yang perlu mendapatkan pelayanan hemodialisis di mana skor rata-rata kelelahan pada kelompok

Andoko1 Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Malahayati Bandar Lampung. Email: andoko2013@gmail.com
Ermawati2* RSUD Jend. Ahmad Yani Kota Metro. *Email: ermawati09083@gmail.com

366
Holistik Jurnal Kesehatan, Volume 13, No.4, Desember 2019: 365-372

Guided imagery terhadap tingkat fatigue pada pasien dengan gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis

eksperimen berubah dari 4,31±1,44 menjadi 2,32 Sebelum perlakuan pemberian guided imagery
± 1,64 (p<0,001), tetapi tidak ada perbedaan dilakukan pengukuran pertama tingkat fatigue
signifikan yang diamati pada kelompok kontrol (p> pasien yaitu sebelum dilakukan proses
0,05) (Beizaee, Rejeh, Heravi, Tadrisi, & Bahrami, hemodialisa. Selanjutnya, pasien diberikan guided
2017). Penelitian lain menunjukkan bahwa guided imagery sesuai standar operasional prosedur.
imagery terbuktif efektif dalam menurunkan tingkat Pemberian guided imagery dilakukan setelah
stres (p-value <0,001) dan tingkat kelelahan (p- hemodialisa, dan dilakukan sebanyak 3 kali selama
value <0,001) (Lee, Kim, & Yu, 2013). kurun waktu 4 minggu kunjungan, setiap sesi
diberikan selama 20 hingga 30 menit. Setelah
METODE PENELITIAN pelaksanaan guided imagery, peneliti kemudian
Jenis penelitian kuantitatif, studi quasi melakukan pengukuran kembali untuk memperoleh
experiment design. Rancangan menggunakan data tentang perubahan tingkat fatigue pasien,
nonequivalent control group design/non selanjutnya data yang telah terkumpul dilakukan
randomized control group pretest posters design. proses pengolahan data. Analisis menggunakan uji
Alat ukur tingkat fatigue menggunakan kuesioner statistik yaitu paired t test. Analisis ini dilakukan
FACIT (Fatigue Scale). Populasi seluruh pasien dengan menggunakan program komputer,
gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa di keputusan uji statistik menggunakan taraf
RSUD Jend. Ahmad Yani Metro yang berjumlah 67 signifikan p<0,05.
pasien. Sampel sebanyak 16 pasien dengan teknik
purposive sampling.

HASIL

Tabel 1. Distribusi Karakteristik Penderita Gagal Ginjal Kronik N=32

Kelompok
Karakteristik Intervensi Kontrol N %
n % n %
Jenis Kelamin
Laki-laki 10 62,5 8 50,0 18 56,3
Perempuan 6 37,5 8 50,0 14 43,8
Total 32 100

Pekerjaan
IRT 5 31,3 8 50,0 13 40,6
PNS 1 6,3 2 12,5 3 9,4
Tani 4 25,0 4 25,0 8 25,0
Wiraswasta 6 37,5 2 12,5 8 25,0
Total 32 100

Pendidikan
Sarjana 1 6,3 1 6,3 2 6,3
SD 3 18,8 5 31,3 8 25,0
SMA 9 56,3 8 50,0 17 53,1
SMP 3 18,8 2 12,5 5 15,6
Total 32 100

Berdasarkan tabel 1. di atas dapat dijelaskan bahwa dilihat dari jenis kelamin sebagian besar pasien adalah
laki-laki yaitu sebanyak 18 orang (56,3%) dan wanita 14 orang (43,8%). Pada kelompok intervensi, sebagian
besar adalah laki-laki yaitu sebanyak 10 orang (62,5%) dan pada kelompok kontrol baik jumlah laki-laki dan
perempuan adalah sama yaitu masing-masing 8 orang (50,0%). Berdasarkan status pekerjaan, sebagian besar
pasien adalah ibu rumah tangga yaitu sebanyak 13 orang (40,6%). Pada kelompok intervensi sebagian besar

Andoko1 Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Malahayati Bandar Lampung. Email: andoko2013@gmail.com
Ermawati2* RSUD Jend. Ahmad Yani Kota Metro. *Email: ermawati09083@gmail.com

367
Holistik Jurnal Kesehatan, Volume 13, No.4, Desember 2019: 365-372

Guided imagery terhadap tingkat fatigue pada pasien dengan gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis

bekerja sebagai wiraswasta yaitu sebanyak 6 orang (37,5%) dan pada kelompok kontrol adalah ibu rumah
tangga yaitu sebanyak 8 orang (50,0%). Sedangkan dilihat dari tingkat pendidikan baik pada kelompok intervensi
maupun kelompok kontrol sebagian besar adalah lulus sekolah menengah atas yaitu sebanyak 17 orang (53,1%)
dimana pada kelompok intervensi sebanyak 9 orang (56,3%) dan pada kelompok kontrol 8 orang (50,0%).

Tabel 2. Rata-Rata Tingkat Fatigue Sebelum dan Sesudah Perlakuan N=32

Variabel Mean SD Min-Max CI; 95%


Kelompok intervensi
21,00 2,608 16-26 19,61-22,39
- pretest
- posttest 22,75 2,543 19-28 21,39-24,11
Kelompok kontrol
20,69 2,774 16-25 19,21-22,17
- pretest
- posttest 20,75 2,236 17-24 19,56-21,94

Berdasarkan tabel 2 di atas, dapat dijelaskan bahwa sebelum (pre-test) perlakuan rata-rata tingkat fatigue
pasien yang menjalani hemodialisis pada kelompok intervensi adalah 21,002,608 dengan skor fatigue terendah
adalah 16 dan tertinggi 26. Pada confidence interval 95% diyakini bahwa rata-rata tingkat fatigue kelompok
intervensi sebelum perlakuan adalah antara 19,61 sampai dengan 22,39. Rata-rata tingkat fatigue kelompok
kontrol pengukuran pertama (pretest) adalah 20,692,774 dengan skor terendah 16 dan tertinggi 25. Pada
confidence interval 95% diyakini bahwa rata-rata tingkat fatigue kontrol sebelum perlakuan adalah antara 19,21
sampai dengan 22,17.
Berdasarkan tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa sesudah (posttest) perlakuan rata-rata tingkat fatigue
pasien yang menjalani hemodialisis pada kelompok intervensi adalah 22,752,543 dengan skor fatigue terendah
adalah 19 dan tertinggi 28. Pada confidence interval 95% diyakini bahwa rata-rata tingkat fatigue kelompok
intervensi sesudah perlakuan adalah antara 21,39 sampai dengan 24,11. Rata-rata tingkat fatigue kelompok
kontrol pengukuran kedua (posttest) adalah 20,752,236 dengan skor terendah 17 dan tertinggi 24. Pada
confidence interval 95% diyakini bahwa rata-rata tingkat fatigue kontrol sesudah perlakuan adalah antara 19,56
sampai dengan 21,94.

Tabel 3. Pengaruh Tingkat Fatigue Sebelum dan Sesudah Perlakuan N=32

Sebelum Sesudah
Selisih
Variabel (pretest) (posttest) t p-value
Mean SD
Mean SD Mean SD
Kelompok intervensi 21,002,608 22,752,543 1,7501,125 6,220 0,000*
Kelompok kontrol 20,692,774 20,752,236 0,0630,854 0,293 0,774
*Paired t test sig.  0,01

Berdasarkan tabel 3 di atas dapat diketahui bahwa pada hasil analisis diperoleh selisih rata-rata tingkat
fatigue antara sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) perlakuan pada kelompok intervensi sebesar
1,7501,125. Pada hasil uji paired sample t-test diketahui bahwa terdapat perbedaan bermakna tingkat fatigue
antara sebelum dan sesudah perlakuan (p<0,05). Sedangkan pada kelompok kontrol, diperoleh selisih rata-rata
tingkat fatigue antara pengukuran pertama (pretest) dan pengukuran kedua (posttest) sebesar 0,0630,854.
Pada hasil uji paired sample t-test menunjukkan bahwa selisih rata-rata tingkat fatigue antara sebelum dan
sesudah perlakuan pada kelompok kontrol tidak terbukti signifikan (p>0,05).

Andoko1 Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Malahayati Bandar Lampung. Email: andoko2013@gmail.com
Ermawati2* RSUD Jend. Ahmad Yani Kota Metro. *Email: ermawati09083@gmail.com

368
Holistik Jurnal Kesehatan, Volume 13, No.4, Desember 2019: 365-372

Guided imagery terhadap tingkat fatigue pada pasien dengan gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis

Tabel 4. Perbedaan Pengaruh Tingkat Fatigue Sebelum dan Sesudah Perlakuan N=32

Kelompok
Mean
Fatigue Intervensi Kontrol t p-value
Difference
Mean SD Mean
Pretest 21,002,608 20,692,774 0,313 0,328 0,745
Posttest 22,752,543 20,752,236 2,000 2,362 0,025*
*Independent t test sig.  0,05

Berdasarkan tabel 4 di atas dapat diketahui bahwa pada hasil analisis dengan menggunakan uji independen
t-test diperoleh rata-rata tingkat fatigue sebelum perlakuan (pretest) pada kelompok intervensi sebesar
21,002,608 dan pada kelompok kontrol 20,692,774 dengan selisih rata-rata antara kelompok intervensi dan
kontrol adalah 0,313, p-value 0,745 (p>0,05) artinya sebelum perlakuan (pretest) tidak terdapat perbedaan
bermakna tingkat fatigue antara kelompok intervensi dengan kelompok kontrol.
Sesudah perlakuan (posttest) rata-rata tingkat fatigue kelompok intervensi adalah sebesar 22,752,543 dan
pada kelompok kontrol 20,752,236 dengan selisih rata-rata antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol
adalah sebesar 2,000, p-value 0,025 (p<0,05) artinya setelah perlakuan terdapat perbedaan bermakna tingkat
fatigue antara kelompok intervensi dengan kelompok kontrol, atau dengan kata lain terdapat pengaruh guided
imagery terhadap tingkat fatigue pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa dimana kelompok yang
diberi perlakuan memiliki tingkat fatigue yang lebih baik dibandingkan yang tidak diberi perlakuan.

PEMBAHASAN sakit kepala dan keluar keringat dingin akibat


Rata-Rata Tingkat Fatigue Sebelum Perlakuan tekanan darah menurun sehubungan dengan efek
Berdasarkan hasil pengolahan data dapat hemodialisis. Adanya status nutrisi yang buruk juga
diketahui bahwa sebelum (pre-test) perlakuan rata- dapat menyebabkan penderita mengeluh malaise
rata tingkat fatigue pasien yang menjalani dan fatigue (Firmansyah, 2010; Sakitri, 2018).
hemodialisis pada kelompok intervensi adalah Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
21,002,608 dengan skor fatigue terendah adalah terdahulu menunjukkan bahwa rata-rata tingkat
16 dan tertinggi 26. Pada confidence interval 95% kelelahan sebelum pemberian guided imagery
diyakini bahwa rata-rata tingkat fatigue kelompok adalah 41,9±12,7 (Case, Jackson, Kinkel, & Mills,
intervensi sebelum perlakuan adalah antara 19,61 2018). Penelitian lain menunjukkan bahwa rata-
sampai dengan 22,39. Rata-rata tingkat fatigue rata tingkat kelelahan pasien sebelum pemberian
kelompok kontrol pengukuran pertama (pretest) guided imagery adalah 73,27±14,46 (Pattanshetty,
adalah 20,692,774 dengan skor terendah 16 dan Moniz, & Patil, 2018).
tertinggi 25. Pada confidence interval 95% diyakini Berdasarkan uraian hasil penelitian di atas
bahwa rata-rata tingkat fatigue kontrol sebelum dapat dijelaskan bahwa rata-rata pasien gagal
perlakuan adalah antara 19,21 sampai dengan ginjal kronik yang menjalani hemodialisis
22,17. mengalami gejala fatigue. Apabila masalah fatigue
Sejalan dengan teori bahwa fatigue merupakan pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani
salah satu gejala yang paling umum dirasakan oleh hemodialisis tidak diatasi maka dapat
pasien yang menjalani hemodialisis jangka memperburuk kondisi kesehatan pasien.
panjang (Danismaya, 2008; Sakitri, 2018). Sebagaimana teori menyebutkan bahwa fatigue
Intervensi potensial yang dapat dilakukan untuk yang tidak teratasi dengan baik akan
menurunkan fatigue meliputi energi konservasi, meningkatkan berbagai macam resiko yang
manajemen aktivitas (latihan fisik), meningkatkan menyebabkan kematian, gagal jantung, komplikasi
kualitas tidur, relaksasi, masase dan edukasi akibat gagal jantung atau dirawat untuk pertama
(Mitchell, Beck, Hood, Moore, & Tanner, 2007; kalinya akibat gagal jantung selama menjalani
Aini, 2012). Proses hemodialisis yang terapi hemodialisa (Jhamb, et al, 2011). Oleh
membutuhkan waktu selama 5 jam umumnya akan karena itu, upaya mengatasi fatigue pada pasien
menimbulkan stres fisik pada pasien setelah gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis
hemodialisis. Pasien akan merasakan kelelahan, sangat diperlukan, diantaranya melalui terapi

Andoko1 Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Malahayati Bandar Lampung. Email: andoko2013@gmail.com
Ermawati2* RSUD Jend. Ahmad Yani Kota Metro. *Email: ermawati09083@gmail.com

369
Holistik Jurnal Kesehatan, Volume 13, No.4, Desember 2019: 365-372

Guided imagery terhadap tingkat fatigue pada pasien dengan gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis

relaksasi guided imagery dimana terapi ini menciptakan gambaran mental agar menstimulasi
dipercaya dapat meningkatkan sistem imunitas perubahan fisik dalam tubuh, memperbaiki
tubuh dan dapat menurunkan berbagai gejala kesejahteraan, dan/atau meningkatkan kesadaran
fatigue. diri sehingga dapat membantu pasien yang
mengalami kelelahan.
Rata-rata Tingkat Fatigue Sesudah Perlakuan
Berdasarkan hasil pengolahan data diketahui Pengaruh Guided Imagery Terhadap Tingkat
bahwa sesudah (posttest) pemberian guided Fatigue
imagery rata-rata tingkat fatigue pasien yang Hasil analisis menggunakan uji paired sample t-
menjalani hemodialisis pada kelompok intervensi test menunjukkan bahwa pada kelompok intervensi
adalah 22,752,543 dengan skor fatigue terendah terdapat berbedaan bermakna rata-rata tingkat
adalah 19 dan tertinggi 28. Pada confidence fatigue antara sebelum dan sesudah perlakukan
interval 95% diyakini bahwa rata-rata tingkat dengan selisih rata-rata 1,7501,125 (p-value
fatigue kelompok intervensi sesudah perlakuan 0,000). Sedangkan pada kelompok kontrol tidak
adalah antara 21,39 sampai dengan 24,11. Rata- terdapat perbedaan bermakna rata-rata tingkat
rata tingkat fatigue kelompok kontrol pengukuran fatigue antara sebelum dan sesudah perlakuan
kedua (posttest) adalah 20,752,236 dengan skor dimana selisih rata-rata antara sebelum adan
terendah 17 dan tertinggi 24. Pada confidence sesudah adalah sebesar 0,0630,854 (p-value
interval 95% diyakini bahwa rata-rata tingkat 0,774). Pada hasil uji beda menggunakan
fatigue kontrol sesudah perlakuan adalah antara independent t-test diketahui bahwa sebelum
19,56 sampai dengan 21,94. perlakuan tidak terdapat perbedaan bermakna
Relaksasi sebagai suatu teknik rata-rata tingkat fatigue antara kelompok intervensi
nonfarmakologis di dalam terapi perilaku dengan dengan kelompok kontrol (p-value 0,745).
tujuan untuk menenangkan pikiran dan fisik Sedangkan setelah perlakuan rata-rata tingkat
seseorang sehingga terhindar dari tekanan mental, fatigue antara kelompok intervensi dan kelompok
fisik, ataupun emosi yang sedang dialami oleh kontrol terbukti terdapat perbedaan bermakna
seseorang (Solehati, & Kosasih, 2015). Relaksasi dengan selisih rata-rata sebesar 2,000 (p-value
Guided imagery atau imageri terbimbing pada 0,025), dengan demikian maka guided imagery
dasarnya merupakan sebuah teknik yang terbukti berpengaruh terhadap tingkat fatigue
mengarahkan diri sendiri untuk berfikir dan pasien gagal ginjal kronik yang menjalani
berimajinasi secara positif sehingga merangsang hemodialisis.
serotonin untuk mengeluarkan zat kimiawi yang Sejalan dengan teori bahwa teknik relaksasi
bersifat menyenangkan sehingga menurunkan imagery seperti meditasi dan self hipnosis yang
kecemasan dan meningkatkan sistem imunitas aman. Beberapa orang melaporkan menggunakan
tubuh yang pada akhirnya dapat menurunkan teknik ini merasa mudah, tetapi memerlukan
gejala fatigue (Nurgiwiati, 2015). waktu, kesabaran. Latihan ini dapat dilakukan pada
Sejalan dengan penelitian yang menunjukkan ruangan nyaman dan tenang, biasanya
bahwa rata-rata tingkat kelelahan sebelum memerlukan waktu antara 10-15 menit, dapat
pemberian guided imagery adalah 41,9±12,7 dan dilakukan setiap hari. Alur respon imagery terdiri
setelah pemberian guided imagery mengalami dari alur neuroendokrin dan alur sistem syaraf
penurunan menjadi 38,2±14,6 (Case, Jackson, autonomic. Berdasarkan alur respon
Kinkel, & Mills, 2018). neuroendokrin, guided imagery dapat
Berdasarkan uraian hasil penelitian di atas mempengaruhi hypothalamus- kelenjar pituitari dan
dapat dijelaskan bahwa pada hasil pengukuran adrenal sehingga menurunkan glukokortikoid dan
menggunakan Functional Assessment Chronic kadar catecholamine. Sedangkan dari alur sistem
Illness Therapy (FACIT) Fatigue Scale setelah syaraf autonomik, terhadap hubungan antara
pemberian relaksasi guided imagery, tingkat sistem syaraf simpatik dan parasimpatik yang
kelelahan pasien gagal ginjal kronik yang dapat merespon terhadap stimulus nyata dan
menjalani hemodialisis mengalami perubahan yang imaginatiaf (Nurgiwiati, (2015).
ditunjukkan dengan menurunnya gejala kelelahan Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
pada pasien, hal dapat terjadi karena teknik sebelumnya bahwa terdapat perbedaan yang
visualisasi merupakan teknik relaksasi yang signifikan antara pra dan pasca intervensi, di mana
menggunakan kesadaran pikiran untuk skor rata-rata kelelahan kelompok eksperimen
Andoko1 Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Malahayati Bandar Lampung. Email: andoko2013@gmail.com
Ermawati2* RSUD Jend. Ahmad Yani Kota Metro. *Email: ermawati09083@gmail.com

370
Holistik Jurnal Kesehatan, Volume 13, No.4, Desember 2019: 365-372

Guided imagery terhadap tingkat fatigue pada pasien dengan gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis

berubah dari 4,31±1,44 menjadi 2,32±1,64 (P dan pada kelompok kontrol 20,692,774. Rata-rata
<0,001), tetapi tidak ada perbedaan signifikan pada tingkat fatigue pasien gagal ginjal kronik yang
kelompok kontrol (P> 0,05). Kesimpulan hasil menjalani hemodialisis pada kelompok intervensi
penelitian ini menunjukkan bahwa, guided imagery setelah perlakuan 22,752,543 dan pada
terbukti efektif terhadap penurunan kelelahan pada kelompok kontrol 20,752,236.
pasien yang menjalani hemodialisis (Beizaee, Terdapat pengaruh guided imagery terhadap
Rejeh, Heravi, Tadrisi, & Bahrami, 2017). Rata-rata pasien gagal ginjal kronik yang menjalani
tingkat kelelahan sebelum pemberian guided hemodialisis dengan selisih rata-rata antara
imagery adalah 41,9±12,7 dan setelah pemberian kelompok intervensi dengan kelompok kontrol
guided imagery mengalami penurunan menjadi setelah perlakuan 2,000 (p-value 0,025).
38,2±14,6. Pada hasil uji statistik didapatkan p-
value 0,004 (p<0,05) artinya guided imagery SARAN
terbuktif efektif menurunkan tingkat kelelahan Sebaiknya pasien gagal ginjal kronik dapat
(Case, Jackson, Kinkel, & Mills, 2018). mempergunakan terapi relaksasi secara mandiri
Berdasarkan uraian hasil penelitian di atas dan teratur karena selain mudah dilakukan, terapi
dapat dijelaskan bahwa guided imagery terbukti ini telah terbukti efektif dalam menurunkan tingkat
berpengaruh terhadap tingkat fatigue pasien gagal kelelahan.
ginjal kronik yang menjalani hemodialisis, hal ini
dapat terjadi karena guided Imagery dapat DAFTAR PUSTAKA
menurunkan respon simpatetik terhadap stres dan
meningkatkan sistem parasimpatetik untuk Aini, D. N. (2012). Pengaruh Latihan Fisik
menenangkan dan membantu proses Terhadap Fatigue Pada Pasien
penyembuhan diri sendiri (Self Healing), juga Intrahemodialisis di RSUD Tugurejo Semarang.
merangsang kelenjar pituirary untuk menghasilkan
hormon endorphin yang menimbulkan efek Beizaee, Y., Rejeh, N., Heravi, K. M., Tadrisi, S.
bahagia, senang bagi pasien. Perspektif D., & Bahrami, T. (2017). The Effect of Mind-
neuroendokrin, guided imagery membantu guided Imagery on Decreasing Fatigue in
menurunkan regulasi aksis hipotalamus-hipofisis- Patients Undergoing Hemodialysis.
adrenal, yang dapat menyebabkan penurunan
kadar glukokoritikoid dan katekolamin. Dari Black, J. M., & Hawks, J. H. (2014). Keperawatan
perspektif sistem saraf otonom, ada hubungan medikal bedah: manajemen klinis untuk hasil
interaktif antara sistem saraf simpatetik dan yang diharapkan. Elsevier (Singapore).
parasimpatetik yang terjadi sebagai respons
terhadap rangsangan, baik nyata atau Case, L. K., Jackson, P., Kinkel, R., & Mills, P. J.
dibayangkan. Perubahan fisiologis seperti itu dapat (2018). Guided Imagery Improves Mood,
membantu menjelaskan mekanisme biologis yang Fatigue, and Quality of Life in Individuals With
mendasari proses imagery. Ketika digunakan Multiple Sclerosis: An Exploratory Efficacy Trial
sebagai alat klinis, guided imagery terbukti mampu of Healing Light Guided Imagery. Journal of
mengurangi tingkat stres dan kecemasan yang evidence-based integrative medicine, 23,
dirasakan atau meningkatkan fungsi fisik serta 2515690X17748744.
meningkatkan penyembuhan diri seseorang untuk
mengelola gejala yang berkaitan dengan kondisi Danismaya, I. (2008). Pengaruh teknik relaksasi
nyeri kronis dan lainnya (Menzies, & Jallo, 2011). yoga terhadap tingkat fatique penderita kan-ker
pasca kemoterapi di RS Hasan Sadikin
SIMPULAN Bandung (Tesis, Tidak dipublikasikan). FIK UI,
Distribusi karakteristik pasien GGK yang Jakarta.
menjalani hemodialisis pada kelompok intervensi
dan kelompok kontrol, jenis kelamin terbanyak
adalah laki-laki (56,3%), pekerjaan IRT (40,6%),
pendidikan SMA (53,1%).
Rata-rata tingkat fatigue pasien gagal ginjal
kronik yang menjalani hemodialisis pada kelompok
intervensi sebelum perlakuan adalah 21,002,608
Andoko1 Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Malahayati Bandar Lampung. Email: andoko2013@gmail.com
Ermawati2* RSUD Jend. Ahmad Yani Kota Metro. *Email: ermawati09083@gmail.com

371
Holistik Jurnal Kesehatan, Volume 13, No.4, Desember 2019: 365-372

Guided imagery terhadap tingkat fatigue pada pasien dengan gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis

Elliya, R., & Pribadi, T. (2016). Perbedaan teknik Menzies, V., & Jallo, N. (2011). Guided imagery as
relaksasi otot progresif dan imajinasi terbimbing a treatment option for fatigue: a literature
dalam penurunan tingkat stres pada pasien review. Journal of Holistic Nursing, 29(4), 279-
pre-operasi di ruang Mawar RSUD DR. H. 286.
Abdul Moeloek Tahun 2015. Holistik Jurnal
Kesehatan, 10(3), 159-168. Mitchell, S. A., Beck, S. L., Hood, L. E., Moore, K.,
& Tanner, E. R. (2007). Putting evidence into
Firmansyah, A. (2010). Usaha memperlambat practice: evidence-based interventions for
perburukan penyakit ginjal kronik ke penyakit fatigue during and following cancer and its
ginjal stadium akhir. Jakarta: PPDS Penyakit treatment. Clinical journal of oncology
Dalam Fakultas Kedokteran Universitas nursing, 11(1).
Indonesia.
Nurgiwiati, E. (2015). Terapi Alternatif dan
Ifeanyi, O. E., & Uzoma, O. G. (2016). Correlation Komplementer dalam Bidan
of erythropoietin and haematocrit levels in the Keperawatan.Bogor: Media.
anaemias of chronic kidney diseases: A study
in federal medical centre, Umuahia, Nigeria. Pattanshetty, R., Moniz, C. C., & Patil, S. (2018).
Guided imagery- Effectiveness in cancer
Indonesian Renal Registry. (2018). 10th report of fatigue in patients undergoing chemotherapy : A
Indonesian renal registry. Jakarta: Pernefri. clinical trial. International Journal of Applied
Research, 4(2), 141–145.
Ismahmudi, R. (2017). Analisis Praktik Klinik
Keperawatan pada Pasien Chronic Kidney Pranowo, S., Prasetyo, A., & Handayani, N. (2016).
Disease (CKD) dengan Intervensi Inovasi Pengaruh kompres dingin terhadap penurunan
Guide Imagery terhadap Penurunan Tingkat nyeri pasien saat kanulasi (inlet akses femoral)
Kelelahan di Ruang Hemodialisa RSUD Abdul hemodialisis. Jurnal Kesehatan Al-Irsyad, 50-
Wahab Sjahranie Samarinda Tahun 2017. 60.

Jhamb, M., Pike, F., Ramer, S., Argyropoulos, C., Sakitri, G. (2018). Pengaruh intradialytic exercise
Steel, J., Dew, M. A.,& Unruh, M. (2011). terhadap fatigue, kadar hemoglobin dan
Impact of fatigue on outcomes in the tekanan darah pasien hemodialisa di RSUP Dr.
hemodialysis (HEMO) study. American Journal Soeradji Tirtonegoro Klaten (Doctoral
of Nephrology, 33(6), 515–523. dissertation, MKEP UMY).

Lee, M. H., Kim, D. H., & Yu, H. S. (2013). The Solehati, T., & Kosasih, C. E. (2015). Konsep dan
effect of guided imagery on stress and fatigue aplikasi relaksasi dalam keperawatan
in patients with thyroid cancer undergoing maternitas. Bandung: PT. Refika Aditama.
radioactive iodine therapy. Evidence-Based
Complementary and Alternative Wijaya, A. S., & Putri, Y. M. (2013). Keperawatan
Medicine, 2013. medikal bedah. Yogyakarta: Nuha Medika.

Luyckx, V. A., Tonelli, M., & Stanifer, J. W. (2018). World Health Organization. (2007). World Health
The global burden of kidney disease and the Organization global burden of disease. Geneva:
sustainable development goals. Bulletin of the World Health Organization.
World Health Organization, 96(6), 414.

Andoko1 Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Malahayati Bandar Lampung. Email: andoko2013@gmail.com
Ermawati2* RSUD Jend. Ahmad Yani Kota Metro. *Email: ermawati09083@gmail.com

372

You might also like