Zone Cooling Terhadap Pertumbuhan Dan Perkembangan
Zone Cooling Terhadap Pertumbuhan Dan Perkembangan
Zone Cooling Terhadap Pertumbuhan Dan Perkembangan
(Sumarni,dkk)
Naskah ini diterima pada 30 Oktober 2018; revisi pada 12 Desember 2018;
disetujui untuk dipublikasikan pada 27 Desember 2018
ABSTRACT
Planting potatoes in tropical lowlands has been carried out with an aeroponic system and root zone cooling. But
the importance of the time of providing nutrition in order to maintain the temperature of the root area remains
optimal has not been widely reported scientifically. The aim of the study was to obtain the time of nutrition and its
effect on the growth and yield of potato seeds. The research was conducted at the Jenderal Soedirman University
Faculty of Agriculture greenhouse from July to September 2017. Place height <125 m asl. Factors tested: 1.
Duration of nutrition (T): T1: 2.5 minutes off; T2: 5 minutes off, T3: 10 minutes off, T4: 15 minutes off, 2. Varieties
(V): V1 (Atlantic), V2 (Granola). Growth parameters were observed: plant height, number of leaves, number of
tubers, tuber weight. Experiment using a Randomized Block Design with repeated 3 times. Data on growth and
results were analyzed by the F test and followed by Duncan’s Multiple Distance Test (UJGD) level of 5%. The results
showed that the duration of giving nutrition off for 2.5 minutes gave the highest number of tubers and tuber
weight compared to the duration of giving nutrition off for 5 minutes, 10 minutes and 15 minutes. The number of
tubers obtained from 0ff nutrition treatment for 2.5 minutes was 7.3 tubers / plant with an average weight of 2
mg, while the other.
Keywords: aeroponycs, greenhouse, potato seeed, tropical lowland, root zone cooling
ABSTRAK
Penanaman kentang di dataran rendah tropika telah dilakukan dengan sistem aeroponik dan root zone cooling.
Namun pentingnya waktu pemberian nutrisi dalam rangka mempertahankan suhu daerah perakaran tetap optimal
belum banyak dilaporkan secara ilmiah. Tujuan penelitian adalah mendapatkan waktu pemberian nutrisi dan
pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan hasil benih kentang. Penelitian dilakukan di greenhouse Fakultas
Pertanian Universitas Jenderal Soedirman dari bulan Juli sampai September 2017. Ketinggian tempat < 125 m
dpl. Faktor yang dicoba: 1. Lama waktu pemberian nutrisi (T) : T1 : 2,5 menit off; T2 : 5 menit off, T3 :10 menit
off, T4 : 15 menit off, 2. Varietas (V) : V1 (Atlantik), V2 (Granola). Parameter pertumbuhan yang diamati: tinggi
tanaman, jumlah daun, jumlah umbi, bobot umbi. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan
ulangan 3 kali. Data pertumbuhan dan hasil dianalisis uji F dan dilanjutkan Uji Jarak Ganda Duncan (UJGD) taraf
5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa durasi pemberian nutrisi off selama 2,5 menit memberikan jumlah
umbi dan bobot umbi tertinggi dibandingkan durasi pemberian nutrisi off selama 5 menit, 10 menit dan 15
menit. Jumlah umbi yang diperoleh dari perlakuan nutrisi 0ff selama 2,5 menit yaitu 7,3 umbi/tanaman dengan
bobot rata-rata 2 mg, sedangkan perlakuan yang lain tidak menghasilkan umbi.
Kata Kunci: aeroponik, benih kentang, dataran rendah tropis, greenhouse, root zone cooling
142
Jurnal Teknik Pertanian Lampung Vol.7, No. 3:142-150
P-ISSN 2302-559X; E-ISSN 2549-0818
143
Pengaruh Waktu Pemberian Nutrisi.... (Sumarni,dkk)
Gambar 1. Sistem aeroponik dengan root zone cooling yang digunakan pada penelitian
(Sumarni et.al., 2013)
menit OFF, 15 menit ON, T3 :10 menit OFF, 15 kelembaban udara di luar greenhouse mencapai
menit ON, T4 : 15 menit OFF, 15 menit ON, 2. 72% (Gambar 2). Suhu udara di dalam
Varietas (V) : V1 (Atlantik), V2 (Granola). greenhouse selama pertumbuhan dan
perkembangan tanaman kentang menunjukkan
Parameter pertumbuhan tanaman yang diamati kondisi yang tidak optimal untuk tanaman
: tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah umbi, bobot kentang. Tanaman kentang akan mengalami
umbi. Percobaan menggunakan Rancangan Acak pertumbuhan kurang baik pada daerah yang
Kelompok dengan ulangan 3 kali. Data bersuhu tinggi. Tanaman kentang dapat tumbuh
pengamatan pertumbuhan dan hasil dianalisis uji dengan cepat pada kisaran suhu 20-25 °C dan
F dan dilanjutkan dengan Uji Jarak Ganda Duncan untuk pertumbuhan dan perkembangan umbi
(UJGD) taraf 5%. optimal pada suhu 15-20 °C (Lafta dan Lorenzen
1995; Birch et al. 2012). Oleh karena itu perlu
rekayasa iklim untuk mengurangi tingginya suhu
III. HASIL DAN PEMBAHASAN udara di dataran rendah dalam rangka produksi
benih kentang secara aeroponik.
3.1 Iklim Mikro di Sekitar Greenhouse
Suhu udara dan kelembaban udara merupakan 3.2 Suhu udara di dalam Chamber
salah satu faktor iklim yang penting untuk Aeroponik pada berbagai waktu
pertumbuhan dan perkembangan tanaman pemberian nutrisi (timer)
kentang. Suhu udara di dalam greenhouse pada Mesin untuk mengalirkan nutrisi dingin (chiller)
siang hari mencapai 36 °C dan suhu udara diluar dengan suhu 10°C, namun suhu udara di dalam
greenhouse 32 °C. Kelembaban udara pada siang chamber aeroponik menunjukkan kondisi
hari (pukul 13:00) mencapai 50% sedangkan berbeda dari masing-masing durasi timer
145
Pengaruh Waktu Pemberian Nutrisi.... (Sumarni,dkk)
pemberian nutrisi yang diberikan. Durasi waktu kentang terhadap durasi pemberian nutrisi
pemberian nutrisi dimana timer off selama 2,5 (timer), namun terdapat perbedaan perlakuan
menit memberikan suhu chamber yang lebih timer pada semua karakter (Tabel 1). Tanaman
baik yaitu rata-rata 11, 4 °C dari nilai set point kentang pada umur 50 HST terdapat interaksi
yang diberikan sebesar 10 °C. Semakin lama antara varietas dengan perlakuan timer pada
durasi timer off maka suhu udara di dalam jumlah daun (Tabel 2). Durasi waktu pemberian
chamber akan mudah terpengaruh dan nutrisi (timer) memberikan pengaruh yang
mengikuti suhu udara di luar chamber. Suhu berbeda dari 30 HST sampai 50 HST (Tabel 2).
udara rata-rata pada durasi pemberian nutrisi Tinggi tanaman sampai 50 HST menunjukkan
dengan timer off selama 5 menit menunjukkan bahwa timer dengan durasi off 2.5 menit
16,5 °C, pada durasi 10 menit off suhu udara rata- memberikan pertumbuhan yang paling rendah
rata di dalam chamber meningkat menjadi 19,7 untuk tinggi tanaman (6,75 cm), timer 5 dan 10
°C dan pada durasi 15 menit off suhu udara rata- menit off memberikan tinggi tanaman tidak
rata mencapai 23,5 °C (Gambar 3). berbeda (7,55-9,28 cm). Timer dengan durasi off.
15 menit memberikan tinggi tanaman tertinggi
Durasi waktu pemberian nutrisi (yang dikontrol yaitu 23,17 cm.
dengan timer) memberikan pengaruh terhadap
suhu udara di dalam chamber sebagai akibat suhu Hasil ini menunjukkan bahwa suhu tinggi
udara di dalam greenhouse yang tinggi. Oleh memberikan bagian tanaman tumbuh dengan
karena itu suhu udara di dalam chamber optimal. Hasil ini sesuai dengan penelitian
mengikuti suhu udara di dalam greenhouse. Suhu sebelumnya yaitu suhu tinggi intensif untuk
udara di dalam greenhouse di dataran rendah pengembangan bagian atas tanaman (Van Dam
dapat mencapai 35-40 °C pada siang hari. Durasi et al. 1996; Rykaczewska 2013; Sumarni et al.
waktu pemberian nutrisi dengan waktu off lebih 2013a). Namun pada 50 HST terdapat interaksi
dari 2,5 menit berdampak pada naiknya suhu antara durasi pemberian nutrisi (Timer) dan
udara di dalam chamber secara cepat melebihi varietas. Pada durasi pemberian nutrisi 10 dan
10 °C, bahkan pada waktu off 15 menit suhu 15 menit off memberikan tinggi tanaman
udara di dalam chamber menjadi cenderung terendah dan tidak berbeda dengan timer off
panas. Kondisi tersebut dapat menghambat selama 5 menit. Durasi pemberian nutrisi dengan
pertumbuhan dan perkembangan umbi di waktu off selama 2,5 menit memberikan tinggi
daerah perakaran tanaman kentang. tanaman tertinggi (10,1-11,0 cm) dibandingkan
durasi timer yang lain baik untuk varietas
3.3 Pertumbuhan Tinggi Tanaman dan Atlantik maupun Granola. Hal ini diduga paparan
Jumlah Daun panas menyebabkan tanaman mulai tidak dapat
bertahan pada 50 HST.
3.3.1 Tinggi Tanaman
Hasil analisis varian dari data yang diperoleh
adalah tidak ada perbedaan respon varietas
146
Jurnal Teknik Pertanian Lampung Vol.7, No. 3:142-150
P-ISSN 2302-559X; E-ISSN 2549-0818
Tabel 4. Interaksi antara perlakuan timer terhadap jumlah daun pada 50 HST
147
Pengaruh Waktu Pemberian Nutrisi.... (Sumarni,dkk)
Gambar 4. Penampilan tanaman aeroponik pada masing-masing perlakuan (a) T1, (b) T2, (c) T3
dan (d) T4
cooling 10 °C dengan pemberian waktu terganggunya inisiasi umbi. Suhu udara yang
penyiramaan 2,5 menit OFF di dataran rendah tinggi menyebabkan berbagai gangguan
250 m dpl memberikan hasil jumlah daun morfologi, anatomi, fisiologis dan perubahan
tertinggi dibandingkan 15 °C, 20 °C dan tanpa biokimia pada tanaman, sehingga mempengaruhi
root zone cooling (Sumarni et al. 2013). Gambar pertumbuhan dan perkembangan tanaman dan
penampilan tanaman pada masing-masing menyebabkan penurunan yang drastis terhadap
perlakuan durasi pemberian nutrisi disajikan hasil panen (Wahid et al. 2007; Birch et al. 2012;
pada Gambar 4. Rykaczewska et al. 2017).
melalui pengaturan timer memberikan hasil yang De Gelder, A., E. Heuveling and J. J. G. Opdam.
berbeda terhadap pertumbuhan dan 2005. Tomato Yield in A closed
perkembangan tanaman aeroponik benih Greenhouse and Comparison with
kentang di dataran rendah (125 m dpl). Simulated Yields in Closed and
Pemberian nutrisi dengan durasi off selama 2,5 Conventional Greenhouse. Acta
menit memberikan suhu udara di dalam chamber Horticulture. 691: 549–552.
aeroponik lebih stabil dibandingkan durasi yang
lain. Durasi pemberian nutrisi 2,5 menit off Farran I, dan Castel M. 2006. Potato Minituber
memberikan jumlah umbi dan bobot umbi Production using Aeroponics: Effect of
tertinggi dibandingkan durasi pemberian nutrisi Plant Density and Harvesting Intervals.
5 menit, 10 menit dan 15 menit off. Jumlah umbi American Journal of Potato
yang diperoleh yaitu 7,3 umbi/tanaman dengan Research.83.1:47-53.
bobot rata-rata 2 mg. Durasi pemberian nutrisi
5 menit, 10 menit dan 15 menit off tidak Hatfield, J.L., K.J. Boote, B.A. Kimball, L.H. Ziska,
menghasilkan umbi. Perlu dilakukan kajian R.C. Izaurralde, D. Ort, A.M. Thomson,
lanjut tentang pengaruh kontrol penurunan suhu D.W. Wolfe. 2011. Climate Impacts on
di atas tanaman untuk mengimbangi suhu yang Agriculture: Implications for Crop
rendah pada pengendalian dengan root zone Production. Agronomy
cooling dibagian perakaran. Journal.103:351–370.
UCAPAN TERIMA KASIH Hatfield, J.L. dan Prueger, J.H.. 2015. Temperature
Extremes: Effect on Plant Growth and
Terima kasih kepada ristekdikti melalui Hibah Development. Weather and Climate
Penelitian Strategis Nasional tahun 2017 dengan Extremes.10: 4–10
no. Kontrak 10923/UN23.14/PN/2017
sehingga penelitian dapat dilaksanakan dan Lafta A.M., J.H. Lorenzen. 1995. Effect of High
menghasilkan informasi ilmiah. Temperature on Plant Growth and
Carbohydrate Metabolism in Potato.
Plant Physiology. 109: 637–643.
DAFTAR PUSTAKA
Peet, M. M. and G. Welles. 2005. Greenhouse
Arif, C., D.K. Wahdani, H. Suhardiyanto, A. Tomato Production. p. 257–304. In: E.
Purwanto, Y. Chadirin. 2009. Pemodelan Heuvelink (ed.). Tomatoes. CABI
Pindah Panas pada Pendinginan Siang Publishing, Oxford.
Malam Larutan Nutrisi untuk Budidaya
Tanaman Tomat Hidroponik Nutrient Rykaczewska, K. 2013. The impact of High
Film Technique (NFT). Prosiding Temperature During Growing Season on
Seminar Nasional. Mataram 8-9 Agustus. Potato Cultivars with Different
Response to Environmental Stresses.
Birch P.R.J., Bryan G., Fenton B., Gilroy E.M., Hein American Journal of Plant Sciences.4:
I., Jones J.T., Prashar A., Taylor M.A., 2386–2393.
Torrance L., Toth I.K. 2012.Crops that
feed the world 8: Potato: Are the Trends Rykaczewska, K. 2017. Impact of Heat and
of Increased Global Production Drought Stresses on Size and Quality of
Sustainable. Food Security. 4: 477–508. the Potato Yield. Plant Soil
Environ..63.1: 40-4.
Cipta, S.W. 2007. Pendinginan Siang Malam
Larutan Nutrisi untuk Budidaya Shen, Y. And S.L. Yu. 2002.Cooling Methods for
Tanaman Tomat Hidroponik Nutrient Greenhouse in Tropical Region. In
Film Technique (NFT) di dalam rumah D.S.Fon. Chen, and T.T.Lin (Eds).
kaca. Skripsi. Departemen Teknik International Symposium on Design and
Pertanian. IPB. Bogor. Environmental Control of Tropical and
149
Pengaruh Waktu Pemberian Nutrisi.... (Sumarni,dkk)
150