Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Jurnal 3 Kebijakan Vaksinasi Di Indonesia Pendekatan Pemodelan

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 14

Jurnal ABDIMAS (Pengabdian kepada Masyarakat) UBJ

e-ISSN: 2614-2201
Vol. 4 No. 2 (Juni 2021), Halaman: 191 – 204
Available Online at http://ejurnal.ubharajaya.ac.id/index.php/Jabdimas

Kebijakan Vaksinasi COVID-19: Pendekatan Pemodelan


Matematika Dinamis Pada Efektivitas Dan Dampak
Vaksin Di Indonesia
Narila Mutia Nasir 1, Ibnu Susanto Joyosemito 2,*
, Baequni Boerman 1, Ismaniah 2
1
Fakultas Ilmu Kesehatan; UIN Syarif Hidayatullah Jakarta; Jl. Kertamukti No. 5, Pisangan,
Ciputat, Tangerang Selatan, Banten 15419, Telp: (021) 74716718; e-mail:
narilamutia@uinjkt.ac.id; baequni@uinjkt.ac.id
2
Fakultas Teknik; Universitas Bhayangkara Jakarta Raya; Jl. Raya Perjuangan, Marga Mulya,
Bekasi Utara, Kota Bekasi, Jawa Barat 17121, Telp: (021) 88955882, 889955883; e-mail:
ibnu.susanto@dsn.ubharajaya.ac.id; ismaniah@ubharajaya.ac.id

* Korespondensi: e-mail: ibnu.susanto@dsn.ubharajaya.ac.id

Submitted: 22/06/2021; Revised: 24/06/2021; Accepted: 26/06/2021; Published: 28/06/2021

Abstract
The COVID-19 vaccination program in Indonesia that started on January 13, 2021 is expected
to accelerate the herd immunity that will impact on reducing the infected cases. The World
Health Organization (WHO) explained that vaccine performance can be measured through
vaccine efficacy, effectiveness, and impact. This community service activity aims to provide
inputs for policy implementation on COVID-19 vaccination strategy to the government by
conducting predictive analysis using a dynamic mathematical modeling to determine the
effectiveness and impact of vaccination at the community level. Five types of vaccines were
analyzed, namely AstraZeneca, Moderna, Pfizer, Sinopharm and Sinovac. Two basic model
scenarios of with and without the vaccination policy implementation were simulated. The model
demonstrated that the policy noticeably reduces the number of COVID-19 cases. The main
finding demonstrated by the model is that the effectiveness of the vaccine after it is immunized
into the community is affected by its efficacy, but the efficacy of various vaccines type does not
influence significantly to the vaccine impact on community. Thus, it is recommended that the
government ensures the availability of any type of vaccines to accelerate the vaccination
program and encourage community participation to be vaccinated to achieve the target goal.
Furthermore, since the impact of vaccine on the community is not only determined by its
efficacy, the government have to do persistent health education and drive community
engagement to adhere with the COVID-19 health protocol.

Keywords: COVID-19, Dynamics Modeling, High Leverage Policy, Vaccine Effectiveness,


Vaccine Impact

Abstrak
Program vaksinasi COVID-19 di Indonesia yang mulai dilaksanakan pada tanggal 13 Januari
2021 diharapkan dapat mempercepat terjadinya kekebalan kelompok (herd immunity) yang
nantinya berdampak pada penurunan jumlah kasus yang terinfeksi. Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) memaparkan bahwa kinerja vaksin dapat dilihat dari tiga pengukuran yaitu
melalui efikasi, efektivitas, dan dampak vaksin. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini
bertujuan untuk memberikan masukan kepada pemerintah dalam mengimplementasikan
strategi vaksinasi COVID-19 dengan menyediakan analisis prediksi menggunakan pemodelan
matematika dinamis untuk mengetahui efektivitas dan dampak vaksinasi pada tingkat
masyarakat. Lima jenis vaksin yang dianalisis adalah AstraZeneca, Moderna, Pfizer, Sinopharm
dan Sinovac. Dua skenario dasar pemodelan yaitu dengan dan tanpa intervensi kebijakan
vaksinasi disimulasikan. Hasil keluaran model menunjukkan kebijakan vaksinasi memberikan

191
Narila Mutia Nasir, Ibnu Susanto Joyosemito, Baequni Boerman, Ismaniah

dampak dalam penurunan jumlah kasus COVID-19. Temuan utama yang didemonstrasikan
oleh model adalah efektivitas vaksin setelah diimunisasikan ke masyarakat dipengaruhi oleh
efikasinya, tetapi efikasi antar jenis vaksin tidak terlalu berpengaruh terhadap dampak vaksin di
masyarakat. Oleh karena itu disarankan agar pemerintah menjamin ketersediaan vaksin apa
pun jenisnya untuk mengakselerasi proses vaksinasi ke masyarakat dan mendorong partisipasi
masyarakat untuk divaksin sehingga target yang sudah ditetapkan tercapai. Selanjutnya,
mengingat bahwa dampak vaksin di masyarakat bukan hanya ditentukan oleh efikasinya, maka
pemerintah harus terus melakukan upaya edukasi dan mendorong pelibatan masyarakat secara
aktif untuk patuh menerapkan protokol kesehatan COVID-19.

Kata kunci: COVID-19, Pemodelan Dinamis, Kebijakan Berpengaruh Tinggi, Efektivitas Vaksin,
Dampak Vaksin

1. Pendahuluan
Pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) belum berakhir dan masih menjadi
ancaman global. Berdasarkan data World Health Organization (WHO), total kasus positif yang
terkonfirmasi tepat satu tahun pandemi tanggal 11 Maret 2021 adalah 117.788.562 kasus
(World Health Organization, 2021a). Keadaan itu membuat sejumlah negara termasuk
Indonesia terus berjuang untuk menghentikan penyebaran COVID-19. Upaya pencegahan
dengan melaksanakan protokol kesehatan terus digaungkan, tetapi angka kasus terkonfirmasi
COVID-19 terus bertambah. Lonjakan kasus pun sempat terjadi beberapa kali di Indonesia yaitu
pada bulan September 2020 dan Januari 2021 usai liburan panjang (Media Indonesia, 2021;
Satuan Tugas Penanganan COVID-19, 2021a). Keadaan itu berakibat pada pelaksanaan
kebijakan rem darurat di Jakarta melalui penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)
karena peningkatan jumlah kasus yang sangat signifikan di wilayah tersebut (Pemprov DKI
Jakarta, 2020).
Tepat satu tahun pandemi COVID-19, akumulasi jumlah kasus positif di Indonesia
mencapai 1.403.722 (Satuan Tugas Penanganan COVID-19, 2021b). Untuk menurunkan angka
kasus, selain melakukan protokol kesehatan maka perlu dilaksanakan upaya perlindungan
khusus yaitu dengan vaksinasi. Selama bertahun-tahun vaksin terbukti dapat menurunkan
kejadian penyakit menular melalui mekanisme imunitas tubuh manusia (Mortellaro & Ricciardi-
Castagnoli, 2011). Vaksin COVID-19 dikembangkan untuk membantu pembentukan imunitas
tubuh individu sehinga pemberian vaksin COVID-19 tersebut diharapkan dapat mempercepat
tebentuknya kekebalan kelompok (herd immunity) yang nantinya berdampak pada penurunan
jumlah kasus yang terinfeksi (World Health Organization, 2020a).
Program vaksinasi COVID-19 di Indonesia dimulai pada tanggal 13 Januari 2021. Untuk
gelombang pertama, vaksin tersebut diberikan ke tenaga kesehatan, petugas publik, dan lansia.
Pada gelombang kedua, sasaran vaksinasi adalah masyarakat kelompok rentan dan
masyarakat umum lainnya. Pemerintah menargetkan 181,5 juta orang sudah mendapatkan
vaksinasi COVID-19 pada Maret 2022 (Kemenkes RI, 2021). Untuk memenuhi target yang telah
ditetapkan, pemerintah Indonesia berusaha menjamin ketersediaan vaksin. Jenis vaksin yang
telah dan akan digunakan di Indonesia adalah AstraZeneca, Moderna, Pfizer, Sinopharm dan

192 Jurnal ABDIMAS 4(2): 191 – 204 (Juni 2021)


Kebijakan Vaksinasi COVID-19: Pendekatan Pemodelan Matematika Dinamis Pada
Efektivitas Dan Dampak Vaksin Di Indonesia

Sinovac (Kemenkes RI, 2020a). Kelima jenis vaksin tersebut memiliki efikasi yang berbeda-
beda berdasarkan uji klinis yang telah dilakukan.
WHO memaparkan bahwa kinerja vaksin dapat dilihat dari tiga pengukuran yaitu
melalui efikasi, efektivitas, dan dampak vaksin (World Health Organization, 2021b). Efikasi
vaksin mengukur penurunan risiko infeksi yang terjadi pada individu yang divaksin dalam situasi
terkontrol. Data efikasi ini diperoleh dari uji klinis secara acak (randomized control trial).
Sedangkan efektivitas vaksin mengukur pengurangan risiko infeksi yang terjadi pada individu
yang divaksin terkait dengan pelaksanaan vaksinasi di masyarakat atau dalam dunia nyata
dengan menggunakan studi observasional. Selanjutnya dampak vaksin adalah pengurangan
risiko infeksi atau penyakit pada populasi yang sebagian masyarakatnya sudah divaksin.
Studi yang menunjukkan efektivitas vaksin di beberapa negara sudah dilakukan (Amit
et al., 2021; Dagan et al., 2021; Hall et al., 2021). Akan tetapi, belum tersedia data yang
memperlihatkan bagaimana dampak vaksin tersebut di masyarakat Indonesia, terutama tekait
dengan lima jenis vaksin yang digunakan. Studi yang mengukur dampak vaksin di populasi di
lakukan di Inggris dengan menggunakan dua jenis vaksin yaitu AstraZeneca dan Pfizer
(Pritchard et al., 2021).
Pemerintah Indonesia sampai April 2021 menargetkan 40,3 juta orang sudah tervaksin
dengn dosis lengkap (dua kali dosis penyuntikan). Tiga jenis vaksin yaitu Sinovac, AstraZeneca
dan Sinopharm sudah digunakan di Indonesia, tetapi pencapaian pemberian vaksin sampai
akhir April 2021 hanya mencapai 19% dari target (Satuan Tugas Penanganan COVID-19,
2021c) . Selain kecepatan pemberian vaksin yang masih rendah, hal lain yang menyebabkan
rendahnya cakupan vaksin COVID-19 adalah kurangnya penerimaan masyarakat terhadap
vaksin itu sendiri. Harapan et al menemukan bahwa penerimaan vaksin akan lebih tinggi pada
vaksin yang memiliki efikasi tinggi (Harapan et al., 2020). Di tahap pertama, jenis vaksin yang
banyak digunakan adalah Sinovac yang dianggap memiliki efikasi yang rendah. Jika merujuk
pada kinerja vaksin menurut WHO maka kita membutuhkan informasi bagaimana dampak
vaksin tersebut pada tingkat masyarakat.
Salah satu upaya untuk memperoleh gambaran dampak vaksin di masyarakat adalah
melalui pemodelan. Dalam kegiatan pengabdian mayarakat ini, pemodelan digunakan sebagai
salah satu cara untuk memprediksi kondisi COVID-19 di Indonesia dengan kondisi yang
dinamis, termasuk dengan bervariasinya jenis vaksin yang digunakan di Indonesia. Dengan
demikian pemerintah dapat melakukan langkah-langkah strategis terkait program vaksinasi
untuk menurunkan risiko penularan COVID-19 di masyarakat.
Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberi masukan bagi pemerintah dalam
mengimplementasikan strategi vaksinasi COVID-19 dengan menyediakan analisis prediksi
menggunakan pemodelan matematika dinamis untuk mengetahui efektifitas dan dampak
vaksinasi pada tingkat masyarakat. Hasil pemodelan ini memberikan gambaran penurunan
jumlah kasus COVID-19 dengan lima jenis vaksin yang sudah direncanakan penggunaanya di
Indonesia.

Copyright © 2021 Jurnal ABDIMAS 4(2): 191 – 204 (Juni 2021) 193
Narila Mutia Nasir, Ibnu Susanto Joyosemito, Baequni Boerman, Ismaniah

2. Metode Pelaksanaan
Kegiatan pengabdian masyarakat ini merupakan kelanjutan dari kegiatan sebelumnya
yang sudah dipublikasikan (Joyosemito & Nasir, 2021). Dengan demikian, tahapan
pemodelannya merupakan pengembangan dari model COVID-19 sebelumnya. Pada
pemodelan tersebut, Model COVID-19 disimulasikan untuk memproyeksikan kasus COVID-19
dengan kondisi ada atau tidaknya intervensi kebijakan dari pemerintah. Intervensi yang
disimulasikan dalam penanganan COVID-19 pada pemodelan sebelumnya adalah Pembatasan
Sosial Skala Besar (skenario PSBB) dan New Normal atau PSBB transisi (skenario PSBB
Diperlonggar). Untuk pemodelan dalam kegiatan pengabdian masyarakat saat ini, intervensi
kebijakan pemerintah yang disimulasikan dalam penanganan COVID-19 adalah program
vaksinasi COVID-19 kepada masyarakat.
Tahap analisis data dan pengembangan model dilakukan dengan langkah berikut: a)
Mengumpulkan dan menganalisis data kasus COVID-19 di Indonesia terkait kasus konfirmasi
positif, kematian dan kesembuhan yang bersumber dari laman covid19.go.id.; b) Membangun
model dengan dua skenario dasar yaitu BAU yang memproyeksikan kasus COVID-19 di
Indonesia sesuai kondisi yang sedang berjalan tanpa adanya intervensi kebijakan vaksinasi dan
VAKSIN yang memproyeksikan kasus COVID-19 di Indonesia dengan intervensi kebijakan
vaksinasi dengan menggunakan lima jenis vaksin. Jenis vaksin dan efikasinya dalam
pemodelan ini ditunjukkan dalam table 1; c) Lima jenis vaksin yang dimasukkan dalam
perhitungan model ini memiliki dosis penyuntikan masing-masing dua kali dengan interval waktu
pemberian yang berbeda-beda (Kemenkes RI, 2020b). Akan tetapi, pemodelan dalam kegiatan
pengabdian masyarakat ini menggunakan interval waktu rata-rata 14 hari karena saat model ini
dibuat, vaksin yang sudah digunakan di masyarakat dan sebagian besar akan digunakan pada
tahap pertama adalah Sinovac (Sekretariat Kabinet Republik Indonesia, 2021). Selain itu,
interval waktu pemberian vaksin juga masih terus berkembang diantara jenis vaksin seperti
dipaparkan pada beberapa studi yang terus berlangsung (Kriss et al., 2021; Nam et al., 2021;
Wise, 2021).
Tabel 1. Efikasi Jenis Vaksin
Jenis Vaksin Efikasi Keterangan/Rujukan
AstraZeneca 62,1% (Mahase, 2020)
Moderna 94,1% (Baden et al., 2021)
Pfizer 95% (Polack et al., 2020)
Sinopharm 79,34% (Kyriakidis et al., 2021)
Sinovac 65,3% (World Health Organization et al., 2021)
Sumber: Hasil Pelaksanaan (2021)
d) Pencapaian pemberian vaksin kepada masyarakat sampai saat model diformalkan dan
dirunning dijadikan sebagai data input untuk kecepatan rata-rata vaksinasi per hari pada
periode 13 Januari – 9 Maret 2021, yaitu antara 50.056 – 71.050 dosis/hari yang disimulasikan
secara random. Data input tersebut mulai diterapkan ke dalam model per tanggal 13 Januari

194 Jurnal ABDIMAS 4(2): 191 – 204 (Juni 2021)


Kebijakan Vaksinasi COVID-19: Pendekatan Pemodelan Matematika Dinamis Pada
Efektivitas Dan Dampak Vaksin Di Indonesia

2021, waktu ini merupakan mulai dilaksanakannya kebijakan program vaksinasi di Indonesia
(Kompas.com, 2021); e) Model COVID-19 dikembangkan dengan menggunakan konsep
matematika dinamis dengan dasar persamaan integral (P.1) dan turunan (P.2) seperti yang
sudah dijelaskan pada publikasi sebelumnya. Persamaan dari matematika dinamis
dibangun/dirangkai berdasarkan struktur hubungan keterkaitan antar variabel utama di sistem
nyata terkait program vaksinasi COVID-19 yang ditunjukkan oleh Gambar 1.

Sumber: Hasil Pelaksanaan (2021)


Gambar 1. Struktur Hubungan Antar Variable Inti Untuk Model COVID-19 Vaksin
f) Model COVID-19 disimulasikan untuk periode Maret 2020 hingga Desember 2021 dengan
step time 1 hari. Waktu simulasi ini untuk mengambarkan data historis sejak kasus COVID-19
ditemukan (di awal Maret 2020) dan data estimasi dari model setelah implementasi kebijakan
vaksinasi.
Sama dengan sebelumnya, model ini diformalkan dengan menggunakan software
Analytica Educational Professional dan disimulasikan secara bersamaan dengan metode
sampling Simple Monte Carlo dengan 1000 sampel acak sehingga hasil keluaran dari model
adalah nilai/angka ketidakpastian (uncertainty value) yang direpresentasikan dengan angka
maksimum (max), rata-rata (mean) dan minimum (min).

3. Hasil dan Pembahasan


Kegiatan pengabdian masyarakat untuk memasukkan intervensi kebijakan vaksinasi
COVID-19 ke dalam pemodelan ini merupakan permintaan dari pihak pemerintah dalam hal ini

Copyright © 2021 Jurnal ABDIMAS 4(2): 191 – 204 (Juni 2021) 195
Narila Mutia Nasir, Ibnu Susanto Joyosemito, Baequni Boerman, Ismaniah

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan pada Rapat via Video
Conference (Zoom Meeting), pada Selasa, 2 Oktober 2020:
“Semua pemodeling kok tidak menghitung datangnya Vaksin, intervensi masuknya vaksin itu
kan akan menjadi variabel determinan yang akan menentukan prediksi maupun proyeksi dari
perkembangan covid di Indonesia" (M. Effendy, Video Conference, 2020).
Pada rapat lanjutan via Video Conference (Zoom Meeting), Rabu, 7 Oktober 2020, Dirjen
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan turut hadir untuk
memaparkan perencanaan program vaksinasi nasional COVID-19 kepada para pemodeling
guna memberikan informasi atau gambaran tentang kebijakan dan langkah-langkah yang akan
diimplementasikan (di sistem nyata) yang nanti dapat diterjemahkan oleh masing-masing
pemodel dalam bahasa pemodelan.

Sumber: Hasil Pelaksanaan (2020)


Gambar 2. Rapat Dengan Pemerintah Via Video Conference (Zoom Meeting)
Pada gambar 2 rapat dengan pemerintah dilaksanakan pada Selasa, 2 Oktober 2020 Pukul
09.00 dengan agenda: Perkembangan Hasil Analisa Pemodelan Covid-19 di Indonesia (kiri
gambar) dan pada Rabu, 7 Oktober 2020 Pukul 10.00 dengan agenda: Strategi Intervensi
Penanganan Pandemi Covid-19 (kanan gambar).
Hasil keluaran dari model COVID-19 menunjukkan bahwa jika program vaksiniasi
kepada masyarakat terus dilaksanakan secara konsisten sejak tanggal 13 Januari 2021 sampai
akhir desember 2021 dengan keceparan rata-rata 50.056 – 71.050 dosis/hari maka akan terjadi
penurunan kasus positif (lihat Gambar 3 sisi kiri) sehingga jumlah kasus aktif kesembuhan dan
kematian pun ikut menurun. Gambar 3 menunjukan terjadi kumulatif kasus positif di bawah
skenario BAU yang diperkirakan akan berada di rentang 3,505 juta (max), 3,442 juta (mean)
dan 3,389 juta (min) di akhir Desember 2021. Selanjutnya, di bawah skenario VAKSIN,
penurunan kasus positif antar jenis vaksin yang digunakan terlihat tidak jauh berbeda apabila
dibandingkan dengan skenario BAU. Kumulatif kasus positif di akhir Desember 2021 apabila
menggunakan vaksin jenis Sinovac diperkirakan akan berada di angka mean: 2,846 juta.
Apabila menggunakan vaksin AstraZeneca, Moderna, Pfizer, dan Sinopharm maka masing-
masing berada di angka mean: 2,848 juta, 2,835 juta, 2,834 juta dan 2,841 juta.
Hasil keluaran model COVID-19 untuk kumulatif kasus aktif atau prevalensi yaitu kasus
positif setelah dikurangi penderita yang sembuh dan meninggal dunia yang sedang berjalan,

196 Jurnal ABDIMAS 4(2): 191 – 204 (Juni 2021)


Kebijakan Vaksinasi COVID-19: Pendekatan Pemodelan Matematika Dinamis Pada
Efektivitas Dan Dampak Vaksin Di Indonesia

ditunjukkan pada Gambar 3 sisi kanan. Di bawah skenario BAU, kumulatif kasus aktif pada
akhir bulan Desember 2021 diperkirakan berada di rentang 124.040 (max), 112.727 (mean) dan
101.649 (min). Untuk kumulatif kasus aktif di bawah skenario VAKSIN yang ditunjukkan oleh
Gambar 4 (warna Biru) merupakan gabungan dari kelima jenis vaksin yang disimulasikan yaitu
sesuai angka max yang paling tinggi dan angka min yang paling rendah dari kelimanya,
sedangkan untuk angka mean menggunakan vaksin Sinovac. Jadi di bawah skenario VAKSIN,
kumulatif kasus aktif pada akhir bulan Desember 2021 diperkirakan berada di rentang 63.165
(max, dengan jenis vaksin AstraZeneca), 56387 (mean, dengan jenis vaksin Sinovac) dan
50288 (min dengan jenis vaksin Pfizer).

Sumber: Hasil Pelaksanaan (2021)


Gambar 3. Hasil Keluaran Model COVID-19 Untuk Kumulatif Kasus Positif dan Aktif
Perbadingan antara skenario BAU dan VAKSIN menunjukkan adanya penurunan
jumlah kasus aktif COVID-19 yang signifikan antara adanya dan tanpa adanya kebijakan
program vaksinasi. Dengan menggunakan perbandingan angka mean maka pada akhir bulan
Desember 2021 kasus aktif menurunan hingga 49,98% apabila menggunakan vaksin Sinovac.
Selanjutnya, jika menggunakan vaksin AstraZeneca, Moderna, Pfizer, dan Sinopharm maka
masing-masing penurunannya adalah 49,87%, 50,99%, 51,02%, dan 50,47%. Tabel 2.
menyajikan besar penurunan kasus aktif dari intervensi kebijakan program vaksinasi
berdasarkan perbandingan skenario BAU dan VAKSIN dalam rentang angka max, mean dan
min. Hasil keluaran model pada Tabel 2 menggambarkan bahwa besaran penurunan kasus
aktif COVID-19 antar jenis vaksin dapat dikatakan sebanding dengan efikasinya (lihat Tabel 1.
untuk efikasi vaksin), akan tetapi tidak ditemukan perbedaan yang besar dalam hal
penurunannya terkait dengan penggunaan jenis vaksin yang berbeda. Misal untuk Pfizer
(efikasi: 95%) versus Sinovac (efikasi: 65,3%) terlihat bahwa jenis vaksin yang memiliki efikasi
lebih tinggi memang menurunkan kasus aktif lebih tinggi dari jenis vaksin yang efikasinya lebih
rendah, tetapi di sisi lainnya, perbedaan penurunannya tersebut tidak besar antar jenis vaksin
(lihat Table 2., untuk angka mean: Pfizer menurunkan 51,02% sedangkan Sinovac 49,98%).

Copyright © 2021 Jurnal ABDIMAS 4(2): 191 – 204 (Juni 2021) 197
Narila Mutia Nasir, Ibnu Susanto Joyosemito, Baequni Boerman, Ismaniah

Dalam hal ini model mendemonstrasikan bahwa efektivitas vaksin setelah diimunisasikan ke
masyarakat dipengaruhi oleh efikasinya, tetapi efikasi antar jenis vaksin tidak terlalu
berpengaruh terhadap dampak vaksin di masyarakat. Dampak vaksin yang tidak terlalu
signifikan tersebut dapat terjadi karena cakupan vaksin (jumlah populasi yang telah
mendapatkan vaksinasi) yang masih rendah, masih jauh dari target.
Tabel 2. Penurunan Kasus Aktif COVID-19 Berdasarkan Jenis Vaksin yang Digunakan
Penurunan Kasus Aktif COVID-19
Jenis Vaksin
Maksimum Mean Minimum
AstraZeneca 49,65% 49,47% 49,48%

Moderna 50,76% 50,99% 50,59%


Pfizer 50,79% 51,02% 50,62%
Sinopharm 50,25% 50,47% 50,06%
Sinovac 49,76% 49,98% 49,59%
Sumber: Hasil Pelaksanaan (2021)
Studi pada populasi yang terkait efektivitas vaksin telah dilakukan di Inggris dan Israel.
Menurut studi tersebut, di Inggris ditemukan bahwa efektivitas Pfizer adalah 85%, berbeda dari
efikasinya berdasarkan uji klinis yaitu 95% (Hall et al., 2021). Sementara itu, studi di Israel yang
telah melakukan vaksinasi masal menemukan bahwa efektivitas Pfizer adalah 92% (Dagan et
al., 2021). Menurut WHO (2021b), pengukuran kinerja vaksin tidak hanya dilihat dari efikasi
ataupun efektivitasnya, tetapi juga melalui dampak vaksin. Pengukuran dampak vaksin itu
sangat tergantung pada cakupan vaksin dan efek dari mereka yang divaksin ataupun tidak,
khususnya terkait dengan perlindungan masyarakat (herd protection). Dampak vaksin juga
berhubungan dengan hal lainnya seperti fungsi dan kapasitas sistem kesehatan dan indikator
ekonomi. Oleh karena itu, dampak vaksin di tingkat masyarakat bisa berbeda dari efikasi
maupun efektivitasnya mengingat permasalahan di masyarakat yang cukup kompleks.
Berdasarkan pengetahuan penulis, hingga saat ini studi yang membahas dampak vaksin di
tingkat masyarakat dengan menggunakan jenis vaksin yang berbeda-beda sangat terbatas. Hal
ini dapat dipahami mengingat kompleksitas studi yang harus dilakukan untuk mengukur dampak
vaksin tersebut yang dianggap tidak praktis, tidak etis, kontraproduktif, dan tidak cocok secara
politis (World Health Organization, 2021b).
Penurunan kasus aktif dari program vaksinasi tersebut belum bisa dikatakan mencapai
level aman walaupun secara umum dapat dilihat kurva kasus terus melandai sampai akhir bulan
Desember 2021. Berdasarkan catatan kejadian sebelumnya, libur panjang akan menjadi
pemicu melonjaknya kasus (Media Indonesia, 2021). Model juga memperkirakan akan terjadi
lagi hal yang sama yaitu pada saat pasca hari besar nasional Idul fitri (lihat gambar 4., puncak
kurva/gelombang kedua dari sisi kiri. Pada saat itu pertambahan kasus positif harian diprediksi
akan mencapai 15.740 per hari (max), 8.485 per hari (mean) dan 1.497 per hari (min) untuk
skenario BAU, sedangkan untuk skenario VAKSIN, 12.347 per hari (max), 6.636 per hari
(mean) dan 1.162 per hari (min). Lonjakan kasus tersebut dapat diakibatkan karena abainya

198 Jurnal ABDIMAS 4(2): 191 – 204 (Juni 2021)


Kebijakan Vaksinasi COVID-19: Pendekatan Pemodelan Matematika Dinamis Pada
Efektivitas Dan Dampak Vaksin Di Indonesia

masyarakat terhadap protokol kesehatan termasuk tidak mematuhi larangan untuk mengurangi
mobilitas (Satuan Tugas Penanganan COVID-19, 2021c). Padahal, studi yang dilakukan oleh
Nouvellet et al menegaskan bahwa pengurangan mobilitas akan menurunkan transmisi COVID-
19 (Nouvellet et al., 2021).
Pengurangan risiko dan transmisi COVID-19 tersebut dapat diturunkan jika terbentuk
herd immunity yang dapat dicapai melalui kebijakan vaksinasi. Jika seseorang memiliki imunitas
terhadap COVID-19 maka secara tidak langsung ia akan melindungi individu lain yang tidak
memiliki imunitas. Batasan herd immunity sangat bergantung pada seberapa menular
penyakitnya. Dalam hal COVID-19, herd immunity yang disarankan adalah 70% (D’Souza,
2021). Untuk mencapai 70% herd immunity tidaklah mudah, selama level tersebut belum
terpenuhi, risiko terinfeksi COVID-19 tetap tinggi. Oleh karena itu, diperlukan upaya percepatan
penyuntikan vaksin per hari dengan menjamin ketersediaan vaksin sehingga target 181,5 juta
penduduk Indonesia tervaksin bisa tercapai. Berdasarkan pemodelan yang telah dibuat,
program vaksinasi merupakan cara yang efektif untuk menurunkan jumlah kasus. Akan tetapi
perlu diingat bahwa intervensi yang dilakukan untuk menurunkan kasus COVID-19 tidak cukup
hanya dengan vaksin. Tidak ada satupun vaksin yang memiliki efektivitas sampai 100%
(Immunisation Advisory Center, 2020). Oleh karena itu dalam kasus COVID-19, meskipun
vaksinasi sudah dilakukan, protokol kesehatan tetap harus dijalankan seperti memakai masker,
menjaga jarak, mencuci tangan dan menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas
(Silberner, 2021; World Health Organization, 2021c)

Sumber: Hasil Pelaksanaan (2021)


Gambar 5. Diseminasi Berupa Siaran Pers

Copyright © 2021 Jurnal ABDIMAS 4(2): 191 – 204 (Juni 2021) 199
Narila Mutia Nasir, Ibnu Susanto Joyosemito, Baequni Boerman, Ismaniah

Diseminasi berupa siaran pers yang dikeluarkan oleh IAKMI pada 11 Maret 2021 dengan judul:
Satu Tahun Pandemi: Saatnya Mobilisasi Akar Rumput Dalam Percepatan Vaksinasi Serta
Memperketat Protokol Kesehatan (kiri gambar) dan publikasi di Surat Kabar yaitu Koran Tempo
yang terbit pada 11 Maret 2021 dengan judul: Setahun Pandemi COVID-19, Cek Seberapa
Efektif Vaksinasi Menekan Kasus Covid-19 (kanan gambar).
Hasil keluaran Model COVID-19 VAKSIN tersebut didiseminasikan kepada masyarakat
bertepatan dengan satu tahun pandemi COVID-19 setelah WHO menyatakan COVID-19
sebagai pandemi (World Health Organization, 2020b). Diseminasi dilakukan melalui melalui
Siaran Pers yang dikeluarkan oleh Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat (IAKMI) pada tanggal 11
Maret 2021 dengan judul: Satu Tahun Pandemi: Saatnya Mobilisasi Akar Rumput Dalam
Percepatan Vaksinasi Serta Memperketat Protokol Kesehatan (Gambar 5.) dan melalui Media
Massa Tempo yang terbit pada 11 Maret 2021 dengan judul: Setahun Pandemi COVID-19, Cek
Seberapa Efektif Vaksinasi Menekan Kasus COVID-19.

4. Kesimpulan
Kebijakan vaksinasi memberikan dampak dalam penurunan jumlah kasus COVID-19
yang masih belum terkendali di Indonesia. Hasil keluaran model menunjukkan dampak vaksin di
tingkat masyarakat tidak terlalu signifikan perbedaannya antar jenis vaksin yang berbeda
efikasinya. Langkah strategis yang harus dilakukan pemerintah adalah menjamin ketersediaan
vaksin apa pun jenisnya, mengakselerasi proses vaksinasi ke masyarakat dengan
meningkatkan manajemen pelayanan vaksinasi sehingga target yang sudah ditetapkan tercapai
dan mendorong partisipasi masyarakat untuk divaksin agar terbentuk herd immunity.
Selanjutnya, mengingat bahwa dampak vaksin di masyarakat bukan hanya ditentukan oleh
efikasinya, maka pemerintah harus terus melakukan upaya edukasi dan mendorong pelibatan
masyarakat secara aktif untuk patuh menerapkan protokol kesehatan COVID-19. Model
COVID-19 ini masih terus dikembangkan dan diperbaharui, analisis model sampai tahap
pengembangan saat ini telah mampu memberikan gambaran dan pemahaman baru khususnya
terkait studi dampak vaksin di masyarakat yang apabila dilakukan pada sistem nyata akan lebih
sulit dilakukan.

Ucapan Terima Kasih


Terimakasih kepada Ketua PP Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Dr. Ede
Darmawan, S.K.M., MDM atas dukungannya dalam kegiatan ini. Penulis mengucapkan
terimakasih kepada Menteri Koordinator Bidang PMK Prof. Dr. Muhajjir Effendy, M.A.P. yang
telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk berkontribusi memberi masukan terkait
kebijakan penanganan COVID-19 di Indonesia melalui Keputusan Menteri Koordinator Bidang
PMK No.9 Tahun 2020.

200 Jurnal ABDIMAS 4(2): 191 – 204 (Juni 2021)


Kebijakan Vaksinasi COVID-19: Pendekatan Pemodelan Matematika Dinamis Pada
Efektivitas Dan Dampak Vaksin Di Indonesia

Daftar Pustaka
Amit, S., Regev-Yochay, G., Afek, A., Kreiss, Y., & Leshem, E. (2021). Early rate reductions of
SARS-CoV-2 infection and COVID-19 in BNT162b2 vaccine recipients. The Lancet,
397(10277), 875–877. https://doi.org/10.1016/S0140-6736(21)00448-7
Baden, L. R., El Sahly, H. M., Essink, B., Kotloff, K., Frey, S., Novak, R., Diemert, D., Spector,
S. A., Rouphael, N., Creech, C. B., McGettigan, J., Khetan, S., Segall, N., Solis, J., Brosz,
A., Fierro, C., Schwartz, H., Neuzil, K., Corey, L., … Zaks, T. (2021). Efficacy and Safety
of the mRNA-1273 SARS-CoV-2 Vaccine. New England Journal of Medicine, 384(5), 403–
416. https://doi.org/10.1056/nejmoa2035389
D’Souza, G. (2021). What is Herd Immunity and How Can We Achieve It With COVID-19 ?
Stopping SARS-CoV-2 will require a substantial percentage of the.
https://www.jhsph.edu/covid-19/articles/achieving-herd-immunity-with-covid19.html
Dagan, N., Barda, N., Kepten, E., Miron, O., Perchik, S., Katz, M. A., Hernán, M. A., Lipsitch,
M., Reis, B., & Balicer, R. D. (2021). BNT162b2 mRNA Covid-19 Vaccine in a Nationwide
Mass Vaccination Setting. New England Journal of Medicine, 384(15), 1412–1423.
https://doi.org/10.1056/nejmoa2101765
Hall, V. J., Foulkes, S., Saei, A., Andrews, N., Oguti, B., Charlett, A., Wellington, E., Stowe, J.,
Gillson, N., Atti, A., Islam, J., Karagiannis, I., Munro, K., Khawam, J., Chand, M. A., Brown,
C. S., Ramsay, M., Lopez-Bernal, J., Hopkins, S., … Heeney, J. L. (2021). COVID-19
vaccine coverage in health-care workers in England and effectiveness of BNT162b2
mRNA vaccine against infection (SIREN): a prospective, multicentre, cohort study. The
Lancet, 397(10286), 1725–1735. https://doi.org/10.1016/S0140-6736(21)00790-X
Harapan, H., Wagner, A. L., Yufika, A., Winardi, W., Anwar, S., Gan, A. K., Setiawan, A. M.,
Rajamoorthy, Y., Sofyan, H., & Mudatsir, M. (2020). Acceptance of a COVID-19 Vaccine in
Southeast Asia: A Cross-Sectional Study in Indonesia. Frontiers in Public Health, 8(July),
1–8. https://doi.org/10.3389/fpubh.2020.00381
Immunisation Advisory Center. (2020). Efficacy and effectiveness.
https://doi.org/10.1177/0969141321995223
Joyosemito, I. S., & Nasir, N. M. (2021). Pendekatan Pemodelan Matematika Dinamis Dalam
Analisis Prediksi COVID-19 Sebagai Masukan Kebijakan Pemerintah Indonesia. Jurnal
Abdimas UBJ …, 4(1), 1–16.
http://ejurnal.ubharajaya.ac.id/index.php/Jabdimas/article/view/455
Kemenkes RI. (2020a). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Hk.01.07/Menkes/12757/2020 Tentang Penetapan Sasaran Pelaksanaan Vaksinasi
Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). In Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor Hk.01.07/Menkes/12757/2020 Tentang Penetapan Sasaran
Pelaksanaan Vaksinasi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
Kemenkes RI. (2020b). Frequently Asked Question Seputar Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19.
https://kesmas.kemkes.go.id/assets/uploads/contents/others/FAQ_VAKSINASI_COVID__

Copyright © 2021 Jurnal ABDIMAS 4(2): 191 – 204 (Juni 2021) 201
Narila Mutia Nasir, Ibnu Susanto Joyosemito, Baequni Boerman, Ismaniah

call_center.pdf
Kemenkes RI. (2021). Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19 di Indonesia Membutuhkan Waktu 15
Bulan - Sehat Negeriku. https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-
media/20210103/2536122/pelaksanaan-vaksinasi-covid-19-indonesia-membutuhkan-
waktu-15-bulan/
Kompas.com. (2021). Jokowi Disuntik Vaksin Pertama Ini Cara Kerja Vaksin Sinovac Cegah
Covid-19. 13 Januari, 1–9.
https://www.kompas.com/tren/read/2021/01/13/134500065/jokowi-disuntik-vaksin-
pertama-ini-cara-kerja-vaksin-sinovac-cegah-covid-19?page=all
Kriss, J. L., Reynolds, L. E., Wang, A., Stokley, S., Cole, M. M., Harris, L. T. Q., Shaw, L. K.,
Black, C. L., Singleton, J. A., Fitter, D. L., Rose, D. A., Ritchey, M. D., & Toblin, R. L.
(2021). COVID-19 Vaccine Second-Dose Completion and Interval Between First and
Second Doses Among Vaccinated Persons — United States, December 14,2020-February
14, 2021. In MMWR Recommendations and Reports (Vol. 70, Issue 11).
https://doi.org/10.15585/mmwr.mm7011e2
Kyriakidis, N. C., López-Cortés, A., González, E. V., Grimaldos, A. B., & Prado, E. O. (2021).
SARS-CoV-2 vaccines strategies: a comprehensive review of phase 3 candidates. Npj
Vaccines, 6(1). https://doi.org/10.1038/s41541-021-00292-w
Mahase, E. (2020). Covid-19: UK government asks regulator to assess Oxford vaccine as
questions are raised over interim data. BMJ (Clinical Research Ed.), 371(December),
m4670. https://doi.org/10.1136/bmj.m4670
Media Indonesia. (2021). Antisipasi Lonjakan Kasus.
https://mediaindonesia.com/editorials/detail_editorials/2331-antisipasi-lonjakan-kasus
Mortellaro, A., & Ricciardi-Castagnoli, P. (2011). From vaccine practice to vaccine science: The
contribution of human immunology to the prevention of infectious disease. Immunology
and Cell Biology, 89(3), 332–339. https://doi.org/10.1038/icb.2010.152
Nam, A., Ximenes, R., Yeung, M. W., Mishra, S., Wu, J., Tunis, M., & Sander, B. (2021).
Modelling the impact of extending dose intervals for COVID-19 vaccines in Canada.
MedRxiv. https://www.medrxiv.org/content/10.1101/2021.04.07.21255094v1
Nouvellet, P., Bhatia, S., Cori, A., Ainslie, K. E. C., Baguelin, M., Bhatt, S., Boonyasiri, A.,
Brazeau, N. F., Cattarino, L., Cooper, L. V., Coupland, H., Cucunuba, Z. M., Cuomo-
Dannenburg, G., Dighe, A., Djaafara, B. A., Dorigatti, I., Eales, O. D., van Elsland, S. L.,
Nascimento, F. F., … Donnelly, C. A. (2021). Reduction in mobility and COVID-19
transmission. Nature Communications, 12(1), 1–9. https://doi.org/10.1038/s41467-021-
21358-2
Pemprov DKI Jakarta. (2020). Kebijakan Rem Darurat, Pemprov DKI Jakarta Tetapkan Kembali
Pembatasan Sosial Berskala Besar (Siaran Pers 9 September 2021).
Polack, F. P., Thomas, S. J., Kitchin, N., Absalon, J., Gurtman, A., Lockhart, S., Perez, J. L.,
Pérez Marc, G., Moreira, E. D., Zerbini, C., Bailey, R., Swanson, K. A., Roychoudhury, S.,

202 Jurnal ABDIMAS 4(2): 191 – 204 (Juni 2021)


Kebijakan Vaksinasi COVID-19: Pendekatan Pemodelan Matematika Dinamis Pada
Efektivitas Dan Dampak Vaksin Di Indonesia

Koury, K., Li, P., Kalina, W. V., Cooper, D., Frenck, R. W., Hammitt, L. L., … Gruber, W. C.
(2020). Safety and Efficacy of the BNT162b2 mRNA Covid-19 Vaccine. New England
Journal of Medicine, 383(27), 2603–2615. https://doi.org/10.1056/nejmoa2034577
Pritchard, E., Matthews, P. C., Stoesser, N., Eyre, D. W., Gethings, O., Vihta, K.-D., Jones, J.,
House, T., Vansteenhouse, H., Bell, I., Bell, J. I., Newton, J. N., Farrar, J., Diamond, I.,
Rourke, E., Studley, R., Crook, D., Peto, T., Walker#, A. S., & Pouwels#, K. B. (2021).
Impact of vaccination on SARS-CoV-2 cases in the community: a population-based study
using the UK’s COVID-19 Infection Survey. MedRxiv.
https://doi.org/10.1101/2021.04.22.21255913
Satuan Tugas Penanganan COVID-19. (2021a). Lonjakan Kasus Dampak Abaikan Protokol
Kesehatan. https://covid19.go.id/p/berita/lonjakan-kasus-dampak-abaikan-protokol-
kesehatan
Satuan Tugas Penanganan COVID-19. (2021b). Data Vaksinasi COVID-19 ( Update per 11
Maret 2021 ). https://covid19.go.id/p/berita/data-vaksinasi-covid-19-update-11-maret-2021
Satuan Tugas Penanganan COVID-19. (2021c). Berita Terkini Data Vaksinasi COVID-19 (
Update per 1 Mei 2021 ). https://covid19.go.id/p/berita/data-vaksinasi-covid-19-update-1-
mei-2021
Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. (2021). Vaksinasi Segera Dimulai, Presiden: 329,5 Juta
Dosis Vaksin COVID-19 Telah Dipesan. https://setkab.go.id/vaksinasi-segera-dimulai-
presiden-3295-juta-dosis-vaksin-covid-19-telah-dipesan/
Silberner, J. (2021). Why You Should Still Wear A Mask And Avoid Crowds After Getting The
COVID-19 Vaccine. Npr. https://www.npr.org/sections/health-
shots/2021/01/12/956051995/why-you-should-still-wear-a-mask-and-avoid-crowds-after-
getting-the-covid-19-vac
Wise, J. (2021). CoviD-19: New data on oxford AstraZeneca vaccine backs 12 week dosing
interval. The BMJ, 372(February), 2021. https://doi.org/10.1136/bmj.n326
World Health Organization. (2020a). Tanya Jawab: Lockdown dan herd immunity.
https://www.who.int/indonesia/news/novel-coronavirus/qa/qa-lockdown-and-herd-immunity
World Health Organization. (2020b). Archived: WHO Timeline - COVID-19. Wold Health
Organization. https://www.who.int/news-room/detail/27-04-2020-who-timeline---covid-19
World Health Organization. (2021a). Global Situation March 11, 2021. https://covid19.who.int
World Health Organization. (2021b). Evaluation of COVID-19 vaccine effectiveness.
https://www.who.int/publications/i/item/WHO-2019-nCoV-vaccine_effectiveness-
measurement-2021.1
World Health Organization. (2021c). COVID-19 advice for the public: Getting vaccinated. In
Coronavirus disease (COVID-19) (Issue June).
https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/covid-19-
vaccines/advice

Copyright © 2021 Jurnal ABDIMAS 4(2): 191 – 204 (Juni 2021) 203
Narila Mutia Nasir, Ibnu Susanto Joyosemito, Baequni Boerman, Ismaniah

World Health Organization, e Strategic Advisory Group of Experts on Immunization (SAGE),


SAGE Working Group, & on COVID-19 Vaccines. (2021). Interim recommendations for
use of the inactivated COVID-19 vaccine, CoronaVac, developed by Sinovac (Issue May).
https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/338484/WHO-2019-nCoV-vaccines-
SAGE_recommendation-BNT162b2-2021.1-eng.pdf?sequence=1&isAllowed=y

204 Jurnal ABDIMAS 4(2): 191 – 204 (Juni 2021)

You might also like