Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Pengaruh Jumlah Koloni Rumput Teki

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

PENGARUH JUMLAH KOLONI RUMPUT TEKI (Cyperus Rotundus L.

) pada
MEDIA PASIR TERHADAP PENURUNAN KONSENTRASI BOD dan COD
(Studi Kasus TPA Jatibarang – Semarang)
Rininta Kurnia P*); Badrus Zaman**) ; Mochtar Hadiwidodo**)

Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Uversitas Diponegoro


Jl. Prof. H. Sudarto, S.H Tembalang - Semarang, Kode Pos 50275 Telp. (024)76480678, Fax (024) 76918157
Website : http://enveng.undip.ac.id - Email: enveng@undip.ac.id

Abstract
Leachate is wastewater that arising from the entry of external water into landfill, dissolves,
and rinse the dissolved materials, as well as organic materials from the result of biological
decomposition process [1]. In general, the leachate from landfill has high value of BOD and
COD that are toxic. The condition also occurs in Jati Barang landfill average concentration
of BOD and COD which far exceed the quality standard i.e. BOD value at 722 mg/L and
COD value at 1037mg/L [2]. Phytoremediation is the process of contaminated soil
restoration using plants media [3]. Nut-grass (Cyperus Rotundus L.) is one of the plants that
can be used as an adsorbent of pollutants and point of attachment of aerobic microbes in
phytoremediation processing method because Cyperus Rotundus L. has several advantages
including numerous fibrous root and nut-grass is a weed that has ability to absorb large
nutrients compare with another plant, in addition nut-grass can easily grow anywhere, easy
to maintain, and resistant to outside influences [4]. The research was conducted for 15 days
after acclimatization. There are 5 reactors consisting of a reactor with 2 colonies of nut-
grass, 4 colonies of nut-grass, 6 colonies of nut-grass, 8 colonies of nut-grass and control
reactor without nut-grass. Each reactor is filled with as much as 2 liters of leachate from Jati
Barang landfill. Sampling was conducted every 3 days and measured the concentrations of
COD and BOD. The amount of removal efficiency in each reactor is as follows: reactor with
2 colonies of nut-grass experienced a decreased in removal efficiency by 59,06% to 53,38%
for COD and BOD, reactor with 4 colonies decreased by 65,55% to 61,27% for COD and
BOD, reactor with 6 colonies decreased by 70,74% to 68,14% for COD and BOD, and
reactors with 8 colonies decreased by 71,39% to 75,69% for COD and BOD.

Keyword: Leachate, Phytoremediation , Cyperus rotundus L.

A. Pendahuluan garam-garam klorin organik dan anorganik


Lindi adalah limbah cair yang [5]
timbul akibat masuknya air eksternal ke Sampai saat ini lindi masih
dalam timbunan sampah, melarutkan, dan menjadi permasalahan lingkungan yang
membilas materi-materi terlarut, termasuk penting karena lindi merupakan salah satu
juga materi organik hasil proses sumber pencemaran air tanah dan air
dekomposisi biologis [1]. Lindi permukaan yang bersifat merugikan bagi
mengandung berbagai polutan seperti lingkungan. Secara umum lindi dari TPA
sejumlah besar material organik (karbon mempunyai nilai BOD dan COD yang
biodegradabel dan non biodegradabel), tinggi sehingga bersifat toksik. Kondisi
ammonia-nitrogen, berbagai logam berat, tersebut juga terjadi di TPA Jatibarang.
Konsentrasi rata-rata BOD5 dan COD yang
jauh melebihi baku mutu yaitu nilai BOD5 Genus : Cyperus
sebesar 722 mg/L dan nilai COD sebesar Spesies : Cyperus rotundus L.
1037 mg/L [2].
Perlu adanya pengolahan lindi yang
bertujuan untuk mengurangi dan mencegah
dampak negatifnya pada lingkungan.
Fitoremediasi merupakan suatu proses
pemulihan lahan tercemar dengan
menggunakan media tumbuhan [3].
Pengolahan limbah lindi dengan
menggunakan prinsip fitoremediasi
melalui tanaman rumput teki (Cyperus Gambar 1. Rumput teki (Cyperus
Rotundus L.), dengan media tanam pasir Rotundus L.)
menjadi pilihan dalam upaya pengolahan
limbah cair dan fokus penelitian ini. B. Metodologi
(Cyperus Rotundus L.) memiliki beberapa
Secara keseluruhan pelaksanaan penelitian
keunggulan. Beberapa keunggulan
dibagi dalam tiga tahapan, meliputi :
tanaman ini antara lain ; tanaman ini
1. Tahap Persiapan
memiliki akar serabut yang banyak dan
Mencari dan mempelajari literatur,
teki merupakan gulma yang memiliki
jurnal, buku terkait pengolahan limbah
kemampuan menyerap unsur hara yang
lindi dengan fitoremediasi untuk dijadikan
besar dibandingkan dengan tanaman yang
pedoman. Kemudian melakukan persiapan
lain, selain itu teki dapat mudah tumbuh
alat dan bahan yang akan digunakan.
dimana saja, mudah perawatannya, dan
Aklimatisasi tanaman Cyperus
tahan terhadap berbagai pengaruh luar [4].
Rotundus L dilakukan selama 1 minggu
Sedangkan untuk media tanam dipilih
dengan menanam rumput teki pada media
pasir. Hal ini dikarenakan media tanam ini
pasir dan reaktor penelitian terbuat dari
memiliki kemampuan aerasi yang tinggi
ember plastik dengan volume 9,5 liter dan
karena memiliki porositas yang besar.
diameter 23 cm. Kemudian
Sehingga memudahkan tanaman dalam
mempersiapkan polibag dengan ukuran
proses penyerapan lindi [6]. Maka media
12,5 x 26 cm.
pasir menjadi pilihan dalam penelitian ini.
Rumput teki yang dikenal sebagai
tanaman gulma golongan teki, di dalam
taksonomi tumbuhan menempati
sistematik sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida Gambar 2. Reaktor Penelitian
Sub Kelas : Commelinidae 2. Tahap Pelaksanaan
Ordo : Cyperales Pengkondisian lokasi sampling
Famili : Cyperaceae dilakukan dengan cara memasang
beberapa alat pemantauan untuk mempunyai fungsi sebagai pembanding.
mendapatkan data - data yang dibutuhkan Kontrol digunakan untuk membandingkan
seperti pemasangan termometer di penurunan konsentrasi COD maupun BOD
greenhouse, pengukuran kelembaban dengan masing-masing reaktor uji. Untuk
greenhouse dilakukan dengan mengetahui berapa persen perbedaan
menggunakan lutron LM-8100, efisiensi penyisihan yang dilakukan oleh
pengukuran intensitas cahaya di rumput teki, hal ini dapat diketahui dengan
greenhouse dilakukan dengan melihat selisih efisiensi penyisihan COD
menggunakan lutron LX-107. Pengukuran dan BOD pada reaktor kontrol dan pada
kondisi fisik lingkungan dilakukan setiap reaktor uji. Selama Running pengambilan
hari selama proses aklimatisasi dan pada sampel dilakukan 3 hari sekali.
saat penelitian sedang berlangsung. Pengukuran pH, suhu, kosentrasi COD dan
Pengukuran dilakukan 3 kali dalam sehari BOD5 dilakukan di laboratorium Teknik
yaitu pada pagi hari sebelum pukul 09.00, Lingkungan Universitas Diponegoro.
siang hari sebelum pukul 14.00, dan sore
hari sebelum pukul 16.00. Pengukuran 3. Tahap Analisis Data
evapotranspirasi dilakukan dengan Analisis data dilakukan dengan
mengukur tinggi permukaan lindi menggunakan program microsoft excel.
menggunakan penggaris. Pengukuran lindi Metode yang digunakan dalam
dilakukan selama penelitian dalam waktu 3 menganalisis relasi antarvariabel adalah
hari sekali. dengan membuat diagram pencar (scatter
Running dilakukan selama 15 hari diagram). Analisis data dilakukan dengan
setelah aklimatisasi, Reaktor yang telah menganalisis data yang telah diperoleh
dipersiapkan kemudian diberi polibag dari kegiatan sampling, yaitu data
kemudian ember plastik diisi dengan air konsentrasi COD dan BOD, serta data pH
limbah lindi sebanyak 2 liter yang berasal dan suhu pada lindi. Analisa akan meliputi
dari TPA Jati Barang, hal tersebut analisis dengan diagram pencar untuk
dilakukan agar permukaan lindi tidak hubungan konsentrasi konsentrasi COD
langsung mengenai akar tanaman sehingga dan BOD terhadap waktu dan hubungan
lindi hanya akan memenuhi maksimal 2/3 efisiensi penyisihan COD dan BOD
dari tinggi ember. Rumput teki ditanam terhadap waktu. Penyajian data juga
dalam polibag, kemudian polibag dengan dilakukan dalam grafik untuk
tanaman diletakkan didalam ember lalu menunjukkan hubungan konsentrasi COD
ember diisi dengan lindi. dan BOD terhadap, dan juga dapat
Reaktor penelitian sebanyak 5 reaktor mengetahui hubungan efisiensi penyisihan
dimana masing-masing reaktor terdapat COD dan BOD terhadap waktu.
rumput teki dengan jumlah koloni yang Sedangkan untuk menganalisa
berbeda. Reaktor 1 terdapat 2 koloni hubungan antara jumlah koloni rumput
rumput teki, reaktor 2 terdapat 4 koloni teki dengan penurunan COD dan BOD
rumput teki, reaktor 3 terdapat 6 koloni didapatkan dengan menggunakan analisa
rumput teki, reaktor 4 terdapat 8 koloni bivariat dengan analisis korelasi pearson
rumput teki, dan reaktor 5 merupakan (Pearson Bivariate Correlation)
reaktor kontrol yang tidak terdapat menggunakan bantuan software SPSS
tanaman rumput teki. Reaktor kontrol untuk mengetahui ada tidaknya hubungan
antara banyaknya jumlah koloni rumput
teki dengan penurunan konsentrasi COD
dan BOD pada lindi TPA Jatibarang
Semarang. Dari data konsentrasi COD dan
BOD serta waktu tinggal dan jumlah
koloni rumput teki yang telah didapatkan
akan dibobotkan kemudian di input ke
dalam software SPSS.

C. Hasil dan Pembahasan


C1. Hasil Pengukuran Konsentrasi
COD

Dari penelitian yang dilakukan, Gambar 3. Hubungan Konsentrasi COD


didapatkan data penurunan COD untuk Terhadap Waktu
masing-masing reaktor yaitu 2R1, 2R2,
4R1, 4R2, 6R1, 6R2, 8R1, 8R2, dan Tabel 2. Hubungan Effisiensi
kontrol 1 dan 2. Data penyisihan COD Penyisihan COD Terhadap Waktu
dapat dilihat pada tabel 1 dan tabel 2 serta Penyisihan COD (%)
gambar 1 dan gambar 2 Waktu 2 4 6 8
kontrol
koloni koloni koloni koloni
0 hari 0 0 0 0 0
Tabel 1. Hubungan Konsentrasi COD 3 hari 45,43 48,68 49,97 50,62 38,94
Terhadap Waktu 6 hari 55,17 60,36 63,60 65,55 48,68
Konsentrasi COD (mg/l) 9 hari 55,17 59,06 64,90 69,44 45,43
Waktu 2 4 6 8 12 hari 59,06 65,55 70,74 72,69 51,27
Kontrol
koloni koloni koloni koloni
15 hari 57,11 61,66 68,80 71,39 49,97
0 hari 1261,60 1261,60 1261,60 1261,60 1261,60
3 hari 688,44 647,50 631,13 622,94 770,32
6 hari 565,63 500,12 459,18 434,62 647,50
9 hari 565,63 516,50 442,81 385,49 688,44
12 hari 516,50 434,62 369,12 344,55 614,75
15 hari 541,06 483,75 393,68 360,93 631,13

Gambar 4. Hubungan Efisiensi


Penyisihan COD Terhadap Waktu
Berdasarkan Tabel 4.2 dan 4.3 sebesar 0,725, dan nilai Asym.Sig (2-
terlihat bahwa pada pengamatan awal tailed) jumlah koloni sebesar 0,621, dan
tampak bahwa presentase penyisihan COD juga untuk data konsentrasi COD
pada masing-masing reaktor terjadi dihasilkan nilai Asym.Sig.(2-tailed)
kenaikan secara signifikan. Hal ini sebesar 0,992. Berdasarkan hal ini bisa
disebabkan pada awal pengamatan, akar dinyatakan bahwa nilai dari ketiga variabel
Cyperus Rotundus L telah tumbuh dan tersebut adalah distribusi data normal [8].
menyebar secara baik karena telah Untuk mengetahui analisa hubungan dan
dilakukan aklimatisasi yang cukup. seberapa besar pengaruh waktu (hari) dan
Sehingga akar sudah menyebar kesemua jumlah koloni terhadap kosentrasi COD
arah pada permukaan tanah yang dapat pada lindi, dapat dilihat pada tabel output
memberikan tempat hidup lebih banyak SPSS 16.0 berikut :
bagi mikroorganisme [7], sehingga
efisiensi penyisihan COD pada semua Tabel 4. Analisis SPSS Uji Auto
reaktor uji mengalami kenaikan cukup Correlation Regresi dengan Pearson
besar . Untuk pengamatan selanjutnya Corelation
terlihat bahwa masing-masing reaktor
masih mengalami kenaikan, dimana
reaktor dengan 2 koloni rumput teki
mencapai 59%, reaktor dengan 4 koloni
rumput teki mencapai 65%, reaktor dengan
6 koloni rumput teki mencapai 70%,
reaktor dengan 8 koloni rumput teki
mencapai 72%, dan kontrol juga Dapat diketahui bahwa
menunjukkan efisiensi penyisihan yang signifikansi kurang dari 0,05 (0,001<0,05)
semakin bagus yaitu 51%. Untuk melihat dan (0,011<0,05) maka Ho diterima [8].
apakah dalam model regresi variabel Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
terikat dan variabel bebas keduanya yang signifikan antara lamanya hari dan
mempunyai distribusi normal ataukah banyaknya jumlah tanaman dengan
tidak dapat dilihat pada tabel 3. konsentrasi COD. Sedangkan untuk
mengetahui seberapa besar kedua variabel
Tabel 3. Analisis SPSS Uji Normalitas independen memberikan pengaruh pada
dengan One-Sample Kolmogorov- konsentrasi COD akan terlihat pada tabel 5
Smirnov Test dibawah ini :
Tabel 5.Analisa SPSS Uji Regresi
Model Summaryb

Tabel 5 di atas menjelaskan


Dari analisa menggunakan SPSS
besarnya pengaruh waktu (hari) dan
16.0, dapat diketahui bahwa data waktu
jumlah koloni terhadap variabel terikatnya
(hari) diperoleh nilai Asym.Sig.(2-tailed)
yaitu konsentrasi COD hasil pengujian
menggunakan regresi dengan software
SPSS 16.0. Koefisien determinasinya
adalah 0,770 yang mengandung arti bahwa
kedua faktor ini yaitu pengaruh waktu
(hari) dan jumlah koloni terhadap
konsentrasi COD adalah sebesar 77%.
Sedangkan 23% lainnya dipengaruhi oleh
variabel lain seperti jarak antara satu
koloni dengan koloni lainnya, banyaknya
daun dan tunas dalam satu reaktor, atau
bisa berasal dari besar dan kecilnya Gambar 5. Hubungan Konsentrasi BOD
tanaman. Terhadap Waktu
C2. Hasil Pengukuran Konsentrasi BOD

Dari penelitian diperoleh data-


data hasil penurunan BOD untuk masing-
masing reaktor dapat dilihat pada Tabel 6
dan 7 serta Gambar 3 dan 4, sebagai
berikut :

Tabel 6. Hubungan Konsentrasi BOD


Terhadap Waktu
Konsentrasi BOD (mg/l)
Waktu 2 4 6 8
kontrol
koloni koloni koloni koloni
Gambar 6. Hubungan Efisiensi
0 hari 349,71 349,71 349,71 349,71 349,71
Penyisihan BOD Terhadap Waktu
3 hari 199,63 171,43 167,23 149,83 201,43
6 hari 189,43 146,23 127,03 109,63 182,23
Dari data-data diatas terlihat bahwa hampir
9 hari 168,43 152,23 117,43 101,23 197,23
pada setiap reaktor uji maupun kontrol
12 hari 163,03 135,43 111,43 85,03 179,83
mengalami kenaikan efisiensi penyisihan
15 hari 176,23 146,23 129,43 91,03 191,83
BOD, seperti halnya pada reaktor dengan 2
koloni terjadi kenaikan penyisihan BOD
Tabel 7. Hubungan Efisiensi Penyisihan dari 42%-49%. Pada reaktor dengan 4
BOD Terhadap Waktu koloni terjadi kenaikan penyisihan BOD
Penyisihan BOD (%)
dari 50%-58%. Reaktor dengan 6 dan 8
Waktu 2 4 6 8
koloni terlihat kenaikan untuk masing-
koloni koloni koloni koloni kontrol
masing yaitu 52%-62% dan 57%-73%.
0 hari 0 0 0 0 0
Pada reaktor kontrol terjadi kenaikan 42%-
3 hari 42,92 50,98 52,18 57,16 42,40
45%. Untuk melihat apakah dalam model
6 hari 45,83 58,19 63,68 68,65 47,89
regresi variabel terikat dan variabel bebas
9 hari 51,84 56,47 66,42 71,05 43,60
keduanya mempunyai distribusi normal
12 hari 53,38 61,27 68,14 75,69 48,58
ataukah tidak dapat dilihat pada tabel 8.
15 hari 49,61 58,19 62,99 73,97 45,15
Tabel 8. Analisis SPSS Uji Normalitas BOD akan terlihat pada tabel 10 dibawah
dengan One-Sample Kolmogorov- ini :
Smirnov Test Tabel 10. Analisa SPSS Uji Regresi
Model Summaryb

Tabel 10 di atas menjelaskan


Dari analisa menggunakan SPSS
besarnya pengaruh waktu (hari) dan
16.0, dapat diketahui bahwa data waktu
jumlah koloni terhadap variabel terikatnya
(hari) diperoleh nilai Asym.Sig.(2-tailed)
yaitu konsentrasi COD hasil pengujian
sebesar 0,725, dan nilai Asym.Sig (2-
menggunakan regresi dengan software
tailed) jumlah koloni sebesar 0,621, dan
SPSS 16.0. Koefisien determinasinya
juga untuk data konsentrasi BOD
adalah 0,933 yang mengandung arti bahwa
dihasilkan nilai Asym.Sig.(2-tailed)
kedua faktor ini yaitu pengaruh waktu
sebesar 1,000. Berdasarkan hal ini bisa
(hari) dan jumlah koloni terhadap
dinyatakan jika nilai dari ketiga variabel
konsentrasi COD adalah sebesar 93%.
tersebut adalah distribusi data adalah
Sedangkan 7% lainnya dipengaruhi oleh
normal [8]. Untuk mengetahui analisa
variabel lain seperti jarak antara satu
hubungan dan seberapa besar pengaruh
koloni dengan koloni lainnya, banyaknya
waktu (hari) dan jumlah koloni terhadap
daun dan tunas dalam satu reaktor, atau
kosentrasi BOD pada lindi, dapat dilihat
bisa berasal dari besar dan kecilnya
pada tabel 9. output SPSS 16.0 berikut :
tanaman.
Tabel 9. Analisis SPSS Uji Auto
Correlation Regresi dengan Pearson C3. pH dan Suhu
Corelation pH dan suhu merupakan
parameter penting yang mempengaruhi
pertumbuhan dan kinerja mikroorganisme
Data-data pH dan suhu dapat dilihat pada
Tabel 11 dan 12 dibawah ini.

Tabel 11. pH Masing-Masing Reaktor


Dapat diketahui bahwa signifikansi kurang
dari 0,05 (0,015<0,05) dan (0,000<0,05)
maka Ho diterima [8]. Dapat disimpulkan
bahwa ada hubungan yang signifikan
antara lamanya hari dan banyaknya jumlah
tanaman dengan konsentrasi BOD.
Sedangkan untuk mengetahui seberapa Tabel 12. Suhu Masing-Masing Reaktor
besar kedua variabel independen
memberikan pengaruh pada konsentrasi
dari proses mikrobial. Kenaikan ini
disebabkan oleh adanya aktivitas
fotosintesis oleh tanaman uji. Proses
fotosintesis merubah CO2 menjadi
C6H12O6 yang memerlukan hidrogen dan
energi. Hidrogen didapatkan dari H+ yang
didapatkan dari lindi (Air limbah) dan
udara. Sehingga pengambilan H+ akan
menaikkan pH [10]. Penurunan pH terjadi
karena proses degradasi zat organik akan
menghasilkan CO2 dan H2O. Sebagian
CO2 akan terlepas ke udara sedang
sebagian yang lain tertahan dalam sistem
dan terlarut menjadi H2CO3 (asam
karbonat). Asam karbonat terdisosiasi
Gambar 7. Perubahan pH Tiap Reaktor
menjadi bikarbonat (HCO3-) yang nantinya
diserap oleh tanaman dan H+. Karena pH
merupakan fungsi dari –log H+ maka
dengan semakin besar H+ nilai pH akan
turun [10].

C4. Uji Transpirasi Cyperus Rotundus L.

Hasil uji transpirasi Cyperus


Rotundus L disajikan dalam tabel 13 dan
Gambar 7.
Tabel 13. Transpirasi Cyperus Rotundus
pada Masing-Masing Reaktor

Gambar 8. Perubahan Suhu Tiap


Reaktor

Dalam penelitian ini terjadi kenaikan suhu


pada masing-masing reaktor seperti terlihat
pada gambar 4.13 diatas. Suhu dapat
mempengaruhi transpor elektron dan
fiksasi karbon pada reaksi fotosintesis dan
suhu lingkungan secara langsung
mempengaruhi proses evaporasi dan
evapotranspirasi. Suhu berbanding lurus
dengan evaporasi dan evapotranspirasi [9].
Berdasarkan Gambar 5 selain terjadinya
kenaikan pH, juga terjadi penurunan pH.
Kenaikan pH disebabkan karena
penyerapan proton oleh tanaman melebihi
0,011 untuk penuruan konsentrasi
COD, dan nilai Sig. (2-tailed) sebesar
0,000 untuk penurunan BOD. Dengan
nilai ini sehingga jumlah koloni teki
mempengaruhi penurunan konsentrasi
COD maupun BOD.

D2. Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut


Gambar 9. Grafik Uji Transpirasi dengan jumlah koloni yang lebih
Cyperus Rotundus L banyak, untuk mengetahui jumlah
koloni optimum yang bisa
Evapotranspirasi adalah dipergunakan untuk penurunan
kombinasi proses kehilangan air dari suatu konsentrasi COD dan BOD pada lindi
lahan bertanam melalui evaporasi dan TPA Jatibarang dengan melakukan
transpirasi [11]. Pada Gambar 7 dapat perbandingan luas lahan terhadap
diketahui bahwa semua reaktor jumlah koloni.
fitoremediasi dalam penelitian ini
mengalami penurunan muka air selama 15 D. Daftar Pustaka
hari. Hasil menunjukkan bahwa Cyperus
Rotundus L memiliki tingkat transpirasi [1]Damanhuri, E. 1996. Teknik
yang cukup tinggi, dan semakin terdapat Pembuangan Akhir. Jurusan Teknik
banyak tanaman Cyperus Rotundus L Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil
maka transpirasi yang terjadi akan semakin dan Perencanaan. ITB, Bandung.
besar. Dapat dilihat dari semakin banyak [2]Ika, Quriah. 2011. Studi Penurunan
lindi yang berkurang dengan semakin Nilai BOD dan COD pada Air
banyak tanaman di dalam reaktor uji. Lindi dengan Proses Biooksodasi .
Semarang : Universitas
Diponegoro.
D. KESIMPULAN DAN SARAN [3]Mangkoediharjo, Sarwoko dan
D1. Kesimpulan
Samudro, Ganjar. 2010.
1. Reaktor yang mengalami efisiensi Fitoteknologi Terapan. Yogyakarta
penyisihan terbesar berdasarkan tabel : Graha Ilmu
dan grafik pada microsoft exel adalah
reaktor dengan jumlah rumput teki
[4]Moenandir, Jody. 1988. Pengantar
sebanyak 8 koloni pada hari ke 12.
Ilmu dan Pengendalian Gulma
Dengan efisiensi penyisihan sebesar
(Ilmu Gulma-Buku 1). Jakarta :
72,69 % untuk COD dan 75,69 %
Citra Niaga Rajawali Press.
untuk BOD .
[5]Khan, Iqbal. 2000. Textbook of Solid
2. Berdasarkan analisis data secara
Wastes Management. New Delhi :
statistik (SPSS) hasil korelasi
CBS.
diperoreh nilai Sig. (2-tailed) sebesar
[6]Hidayah, Amaliyah.2009. Penyisihan
COD dan BOD dalam Greywater
dengan Free Water System
Constructed Wetland.
[7]Pinton, et,al.2001. The Rhizosphere
Biochemistry and Organic
Substances at the Soil-Plant
Interface. New York : Marcel
Dekker, Inc.
[8]Wijaya, Tony. 2012. Cepat Menguasai
SPSS 20 Untuk Olah dan
Interpretasi Data. Yogyakarta :
Cahaya Atma Pustaka.
[9]Pessarakli,Mohammad.2005. Handbook
of Photosysnthesis Second Edition.
LLC : Taylor & Francis Group.
[10]Gregory, Peter. 2006. Plant Roots,
Growth, Activity and Interaction
with Soils. Australia : Black Well.
[11]Vymazal, J . 2008. Waterwaste
Treatment in Constructed Wetlands
with Horizontal Sub-Surface Flow.
Czech Republic : Springer.

You might also like