Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Dwi Listiani - Artikel 2020

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 17

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK

MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN BARIS DAN


DERET PADA SISWA KELAS X TKRO B SMK AL – MUBAAROK REMBANG
2020

Oleh
Dwi Listiani

E-mail : dwi.listiani21@gmail.com1

Abstract

This research was about the implementation of Problem Based Learning Model which was
aimed to increase X TKROB students of SMK Al – Mubaarok Rembang’s active learning in
mathematic subject. This research was a classroom action research which purpose was to
increase the confident of the students and the students’ activeness. The research subject was 25
students of X TKROB. The research was conducted in two cycles and in the end of each cycle,
there was a reflection to the activity been done. The technique of collecting the data was the
using of observation sheet (Google form), questionnaire (Google form) and documentation. The
result of the research showed that learning using Problem Based Learning Model can increase
the students’ activeness in mathematic class. It could be seen on the result of each cycle. The
students’ activeness on the first cycle was 65, 26% and the second cycle was 75, 54%. The result
showed that the result from first cycle increased on the second cycled. Based on the result, it
proved that Problem Based Learning Model can increase the students’ activeness in learning
mathematic.

Key word: Problem Based Learning Model, Students’ Learning Activeness

Abstrak

Penelitian ini berisi tentang penerapan model Pembelajaran Based Learning yang bertujuan
untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas X TKROB SMK Al – Mubaarok Rembang
Pada Mata Pelajaran Matematika. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas
(Classroom Action Research) yang bertujuan untuk menumbuhkan sikap percaya diri serta
meningkatkan keaktifan belajar siswa. Subjek penelitian adalah siswa kelas X TKROB yang
berjumlah 25 anak. Penelitian dilakukan dalam dua siklus dan setiap akhir siklus dilakukan
refleksi terhadap tindakan yang diberikan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian
menggunakan lembar observasi (google form), angket (google form), dan dokumentasi. Hasil
Penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model
Pembelajaran Based Learning pada mata pelajaran Matematika dapat meningkatkan keaktifan
siswa. Hal ini dapat dilihat dari keaktifan siswa dari siklus I sebesar 65,26% meningkat pada
siklus II sebesar 75,54%.Terbukti bahwa model Pembelajaran Based Learning dapat
meningkatkan keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran matematika.
Kata kunci : Model Pembelajaran Based Learning, Keaktifan Belajar Siswa,

PENDAHULUAN
Matematika adalah ilmu yang universal mendasari teknologi modern dan berperan
penting dalam berbagai disiplin ilmu. Perkembangan pesat teknologi informasi dan komunikasi
dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika. Matematika sangat bermanfaat bagi
siswaagar memiliki kemampuan untuk memperoleh, mengelola dan memanfaatkan informasi
untuk memecahkan berbagai masalah dalam kehidupan sehari-hari.

Tetapi dalam kenyataanya pelajaran matematika dianggap ilmu yang sulit, rumit dan
membingungkan, bahkan banyak siswa yang kesulitan dengan mata pelajaran tersebut.
Matematika merupakan ilmu yang deduktif, oksiomatik, formal, hirarkis, abstrak dan bahasa
simbolnya yang padat arti.

Berdasarkan kenyataan yang ada terdapat fakta bahwa hampir sebagaian siswa waktu
kegiatan belajar mengajar (KBM) mata pelajaran matematika banyak yang pasif sekitar 90%.
Tidak mengherankan apabila pembelajaran matematika sudah kondisi siswa pasrah, diam,
pikiran tidak fokus. Seperti yang dialami peneliti, setiap KBM matematika sebagian besar 90%
siswa pasif dan diam pada SMK AL – MUBAAROK REMBANG. Hasil ini masih jauh dari
harapan, karena sebagian besar masih pasif.

Menghadapi hal tersebut diatas, peneliti merasa tertarik untuk mendalami dan melakukan
tindakan perbaikan pembelajaran matematika, khususnya keaktifan siswa SMK Al – Mubaarok
Rembang dalam pembelajaran matematika dengan melalui tindakan kelas. Perbaikan yang
peneliti coba mencakup penerapan model pembelajaran Based Learning (PBL). Harapan peneliti
adalah terjadinya keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika

Setelah melakukan pembelajaran matematika materi baris dan deret, hasilnya dari 25
siswa hanya 5 siswa yang aktif, 20 siswa yang pasif. Hal ini menunjukan siswa dalam
pembelajaran matematika pada materi baris dan deret amat sangat pasif. Apabila masalah ini
dibiarkan peneliti khawatir siswa akan bodoh dalam berhitung apalagi materi baris dan deret
pada umumnya digunakan untuk tes psikotes melamar pekerjaan disebuah perusahaan apalagi
siswa SMK Al – Mubaarok Rembang setelah lulus bekerja dan menginginkan masuk
diperusahaan ternama di Indonesia.

Dalam porses pembelajaran matematika berlangsung siswa mengikuti dengan tenang dan
memperhatikan guru (peneliti). Tetapi pada saat ditanya pada diam lama beberapa menit baru
mau menjawab itu saja yang menjawab hanya 3 siswa, diberi soal latihan, siswa tidak ada yang
merespon. Baru setelah ditunjuk guru pada yang merespon, walaupun hasilnya belum sesuai
dengan harapan. Pada waktu pembelajaran sebagian besar peserta siswa pasif. Hanya ada siswa d
yang aktif.

Berdasarkan hal tersebut, peneliti melakukan identifikasi kekurangan dari pelajaran yang
sudah peneliti lakukan. Dari hasil terungkap beberapa masalah dalam pembelajaran tersebut
antara lain: " siswa masih momok dalam pemikiran belajar matematika itu tidak menyenangkan,
kurangnya bertanya baik pada teman maupun gurunya jika merasa kesulitan dalam menghadapi
soal ".

Permasalahan di atas menuntut adanya proses pembelajaran Matematika yang dapat lebih
meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. Kondisi itu memerlukan adanya tindakan kelas
yang merupakan bentuk kajian oleh pelaku tindakan untuk meningkatkan kemampuan guru
dalam melaksanakan tugas serta memperbaiki kondisi praktik pembelajaran yang telah
dilakukan. Tindakan kelas tersebut dapat menggunakan model pembelajaran yang
menyenangkan, meningkatkan keaktifan belajar siswa. Hal ini dapat diperoleh melalui
pembelajaran berbasis masalah ( Problem Based Learning ). Pembelajaran berbasis masalah
merupakan suatu model pembelajaran yang membantu siswa untuk menemukan masalah dari
suatu peristiwa yang nyata, mengumpulkan informasi melalui strategi yang telah ditentukan,
mendiskusikan permasalahan tersebut dengan kelompok untuk mengambil satu keputusan
pemecahan masalah yang kemudian akan dipresentasikan dalam bentuk unjuk kerja.

TINJAUAN PUSTAKA / KAJIAN TEORITIS

1. Model Pembelajaran
Istilah model pembelajaran meliputi pendekatan suatu model pembelajaran yang luas dan
menyeluruh. Salah satu contoh model pembelajaran adalah model pembelajaran berdasarkan
masalah, dimaan kelompok-kelompok siswa bekerjasama dalammemecahkan suatu masalah
yang telah disepakati besama dan disepakati guru. Ketika guru menerapkan model tersebut,
maka siswa harus mampu berpikir kritis dan mampu menggali ketrampilan yang ada dalam
dirinya untuk meemcahkan suatu masalah. Model pembelajaran dapat diklasifikasikan
berdasarkan tujuan pembelajarannya.
2. Model Pembelajaran Based learning

Model pembelajaran adalah salah satu komponen penting dalam kegiatan pembelajaran.
Model Problem Based Learning (PBL) merupakan salah satu model yang dapat diterapkan
dalam proses pembelajaran. Bidang pengalaman adalah sebuah sektor pada budaya manusia
dimana guru dan siswa dapat mengenal serta mempertimbangkan sebagai satu kesatuan.
Bidang pengalaman dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran baik oleh guru maupun oleh
siswa (Bottino dan Ciappini, 2002: 764).

Setiap model pembelajaran memiliki tujuan yang ingin dicapai. Seperti yang
diungkapkan Rusman (2011: 233) bahwa tujuan model PBL adalah sebagai berikut:

1) Penguasaan isi pengetahuan yang bersifat multidisipliner.

2) Penguasaan ketrampilan proses dan disiplin heuristic.

3) Belajar ketrampilan pemecahan masalah.

4) Belajar ketrampilan kolaboratif.

5) Belajar ketrampilan kehidupan yang luas.

PBL dirancang terutama untuk membantu siswa mengembangkan ketrampilan berpikir,


ketrampilan menyelesaikan masalah dan ketrampilan intelektualnya, mempelajari peram-
peran orang dewasa dengan mengalaminya melalui berbagai situasi riil atau situasi yang
disimulasikan, dan menjadi pelajar

langkah-langkah dalam pembelajaran menggunakan model PBL yang akan


dilaksanakan adalah sebagai berikut:

FASE INDIKATOR TINGKAH LAKU GURU

1 Mengorientasi siswa kepada masalah Guru mengonfirmasikan tujuan-tujuan


pembelajaran, mendeskripsikan kebutuhan
- kebutuhan logistik penting, dan
memotivasi siswa agar terlibat dalam
kegiatan pemecahan masalah yang mereka
pilih sendiri

2 Mengorganisasikan siswa untuk Guru membantu siswa dalam menentukan


belajar dan mengatur tugas-tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah itu

3 Membantu penyelidikan mandiri Guru mendorong siswa untuk


dalam kelompok mengumpulkan informasi yang sesuai,
melaksanakan eksperimen, mencari
penjelasan, dan solusi

4 Mengembangkan dan Guru membantu siswa dalam


mempresentasikan hasil karya serta merencanakan dan menyiapkan hasil karya
pameran yang sesuai seperti laporan, rekaman
video, dan model, serta membantu mereka
berbagi karya mereka.

5 Menganalisis dan mengevaluasi Guru membantu siswa melakukan refleksi


proses pemecahan masalah atas penyelidikan mereka dan proses-
proses yang mereka gunakan
Prosedur pembelajaran PBL dapat digambarkan sebagai berikut:

PENDAHULUAN
a) Memberi motivasi
b) Pembagian kelompok
c) Informasi tujuan pembelajaran

PENYAJIAN
a) Mengorientasikan siswa kepada masalah
b) Mengorganisasikan siswa untuk belajar
c) Membantu penyelidikan mandiri dan kelompok
d) Mengembangkan dan mempresentasikan hasil karya dan
pameran
e) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

PENUTUP
a) Merakum materi yang telah dipelajari
b) Melaksanakan evaluasi dan pemberian tugas dirumah

3. Keaktifan Siswa

Keaktifan siswa yang tinggi dalam pembelajaran akan menghasilkan proses


pembelajaran yang dinamis, karena adanya interaksi yang terjadi dalam banyak arah.
Keaktifan siswa akan mendorong untuk belajar dengan aktivitas yang lebih banyak dalam
memahami materi.

Dengan demikian keaktifan yang dimiliki oleh siswa sangat berpengaruh terhadap
penguasaan konsep dan ketrampilan mereka. Mengingat pentingnya keaktifan dalam
pembelajaran, keaktifan siswa seharusnya ada dalam setiap proses pembelajaran. Beberapa
hal yang menjadi latar belakang dalam penelitian ini keaktifan siswa yang masih rendah
menjadi salah satu permasalahan yang ditemui oleh guru di kelas. Saat proses belajar, siswa
kurang berpartisipasi dalam mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan bahkan banyak
siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru. Selain itu juga materi yang disampaikan
oleh guru terbatas, materi yang mereka dapatkan hanya dari apa yang dijelaskan oleh guru di
depan kelas dan mereka tidak ada inisiatif untuk mencari sumber informasi lain sebagai usaha
dalam memahami materi yang ada.

Permasalahan lain yang muncul yaitu, pemilihan model pembelajaran yang digunakan
oleh guru belum tepat. Guru lebih sering medominasinasi dalam pembelajaran (teacher
centered). Hal ini yang menyebabkan siswa belum menunjukkan rasa keingintahuannya
terhadap materi pelajaran yang dijelaskan dan mereka menganggap proses pembelajarannya
kurang menarik. Salah satu jenis model pembelajaran yaitu model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL). PBL merupakan suatu model pembelajaran yang memerlukan
kemampuan berpikir dalam pemecahan masalah. Masalah tersebut digunakan sebagai bahan
untuk belajar dan memahami konsep tertentu. Melalui masalah-masalah ini para siswa dapat
menerapkan pengetahuan yang dimilikinya dan berusaha mengetahui pengetahuan yang
diperlukannya. PBL digunakan untuk melibatkan siswa dalam mengkaji materi serta untuk
mengetahui pemahaman mereka akan sebuah konsep.

METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, dengan pendekatan
campuran (kualitatif kuantitatif). Subjek penelitian merupakan siswa X TKROB SMK
AL – MUBAAROK REMBANG yang berjumlah 25 siswa. Prosedur penelitian, sesuai
dengan prosedur dan tahapan PTK, terdiri dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari
tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan dan releksi. Data aktivitas belajar siswa yang
dikumpulkan pada penelitian ini meliputi hasil diskusi, hasil pengamatan selama proses
pembelajaran berlangsung (yang dimaksud hasil pengamatan disini berupa keaktifan
siswa selama proses pembelajaran), hasil pengisian Lembar Observasi keaktifan siswa
dan Lembar Observasi Kegiatan Guru serta hasil catatan lapangan. Data yang didapat
berupa hasil diskusi, kata-kata atau pernyataan yang diperoleh dari pengamatan, dan
catatan lapangan oleh 2 orang observer. Analisis data menggunakan statistika deskriptif
berupa perhitungan rata-rata keaktifan siswa, didukung dengan catatan lapangan.
Catatan lapangan kemudian di analisis dengan pendekatan kualitatif, berupa reduksi
data, penyajian data serta penarikan kesimpulan. Indikator keberhasilan dari kegiatan
PTK ini adalah 70% siswa yang hadir pada kelas aktif dalam belajar.
HASIL PENELITIAN
Hasil observasi awal menunjukkan bahwa diketahui bahwa penyampaian materi
dalam proses pembelajaran matematika menggunakan metode pembelajaran yang lebih
dominan diisi oleh guru (teacher centered) yang menyebabkan siswa pasif. Siswa kurang
memperhatikan materi yang disampaikan, beberapa siswa berbincang dengan teman
sebangku, mengantuk, melamun dan melakukan pekerjaan di luar kegiatan belajar. Intensitas
bertanya siswa masih rendah. Terbatasnya materi juga membuat siswa kurang mampu dalam
menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti dapat diketahui bahwa
tingkat keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran di kelas masih rendah. Perlu adanya
perhatian untuk meningkatkan keaktifan siswa. Keaktifan siswa yang rendah akan berdampak
pada pencapaian hasil belajar yang rendah. Guru dan peneliti sebagai kolaborator berusaha
meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa dengan meminta siswa terlibat secara aktif
dalam kegiatan pembelajaran. Selain peran siswa dalam kegiatan belajar mengajar,
pembelajaran juga harus disajikan agar lebih menyenangkan dan efektif yaitu melalui model
pembelajaran PBL.

Sebelum melakukan tindakan, peneliti mempersiapkan rencana tindakan yang akan


dilakukan agar pelaksanaan penelitian dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Kegiatan ini dilakukan dengan merumuskan rencana tindakan yaitu dengan kegiatan sebagai
berikut:

a. Menentukan materi dalam pembelajaran PBL

Materi yang akan disampaikan selama penelitian adalah kompetensi dasar:


Menggeneralisasi pola bilangan dan jumlah pada Barisan Aritmatika dan Geometri. Setelah
materi ditentukan selanjutnya menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai
dengan pengimplementasian model pembelajaran PBL.
b. Menyusun Instrumen

Instrumen digunakan oleh peneliti sebagai alat untuk melakukan pengamatan dalam
penelitian tindakan. Peneliti menyusun lembar observasi sesuai dengan indikator yang telah
ditetapkan.

c. Membuat daftar kelompok

Daftar pembagian kelompok digunakan untuk memudahkan pelaksanaan dan


efisiensi waktu dalam penelitian.

Berdasarkan hasil observasi terhadap keaktifan siswa pada siklus I, menunjukkan


bahwa siswa sudah menunjukkan respon positif walaupun masih ada sebagian siswa yang
belum terlibat aktif. Tidak semua siswa melakukan aktivitas belajar sesuai dengan indikator
yang akan dicapai. Hal ini dapat dilihat dari data yang menunjukkan sebagian besar indikator
belum mencapai indikator keberhasilan.

Hasil observasi keaktifan siswa pada siklus I menunjukkan bahwa nilai rata - rata
keaktifan siswa pada pertemuan pertama yaitu 65,26%.

N Indikator Siklus 1
NO Keaktifan Siswa Observasi
Memperhatikan
1 penjelasan 68,94 %
1
Mengajukan
2 pertanyaan 62,12%
2
Menjawab
3 pertanyaan 59,09%
3
Berdiskusi
4 dalam 69,70%
4 kelompok
Menyelesaikan
5 masalah 70,45%
5
Memperhatikan
6 presentasi 65,91%
6 teman
Mencatat
7 rangkuman 60,61%
7 materi pelajaran
Rata-rata 65,26%
Berdasarkan Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa sudah mulai berperan aktif
dalam pembelajaran dengan model PBL. Siswa masih malu menanyakan kesulitan yang
dihadapi saat mengerjakan tugas.

Berdasarkan hasil observasi terhadap keaktifan siswa pada siklus II, menunjukkan
bahwa siswa sudah menunjukkan respon positif dan terlibat aktif dibandingkan siklus I.

Hasil observasi keaktifan siswa pada siklus II menunjukkan bahwa nilai rata - rata
keaktifan siswa pada pertemuan pertama yaitu 75,54%.

NO Indikator Keaktifan Siswa Siklus II


Observasi
1 Memperhatikan penjelasan 77,27%

2 Mengajukan pertanyaan 75,76%

3 Menjawab pertanyaan 72,73%

4 Berdiskusi dalam kelompok 76,52%

5 Menyelesaikan masalah 75,76%

6 Memperhatikan presentasi 75,00%


teman
7 Mencatat rangkuman materi 75,76%
pelajaran
Rata-rata 75,54%
Berdasarkan Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa sudah mulai berperan aktif
dalam pembelajaran dengan model PBL. Indikator keaktifan siswa sudah mencapai indikator
keberhasilan yang diharapkan yaitu 75,54%.

Hal tersebut karena siswa sudah mulai bisa beradaptasi dengan model
pembelajaran PBL, sehingga siswa sudah tidak kebingungan untuk melaksanakan proses
pembelajaran di kelas. Siswa sudah mulai aktif dalam kegiatan diskusi kelompok, beberapa
siswa juga terlihat dapat mengkoordinir teman kelompok untuk melakukan diskusi. Siswa
sudah terlihat aktif dalam bertanya dan mengemukakan pendapatnya, mereka sangat antusias
dengan tugas yang diberikan, bahkan sebagian dari mereka menemukan informasi baru terkait
materi yang dipelajari. Selama presentasi berlangsung sebagian besar siswa sudah aktif dalam
memperhatikan maupun memberi tanggapan dari presentasi teman.

PEMBAHASAN
Dilakukan terhadap siswa kelas X TKRO B SMK AL – MUBAAROK Rembang
pada mata pelajaran Matematika, dapat diketahui bahwa pada siklus I, dan siklus II telah
terjadi peningkatan keaktifan belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran Based
Learning (PBL). Berikut adalah pembahasan dari hasil penelitian yang telah dilakukan.
Penerapan model pembelajaran Based Learning (PBL) untuk meningkatkan keaktifan siswa.

Dalam penerapan model pembelajaran Based Learning (PBL) salah satu hal yang
dapat diamati adalah aspek keaktifan. Rata-rata persentase keaktifan siswa pada siklus I
berdasarkan observasi adalah 65,26 %. Siklus dilanjutkan agar berjalan dengan lebih baik dan
optimal, hal ini merupakan upaya agar terdapat perbaikan dari hasil refleksi pada siklus I.
Rata- rata persentase keaktifan siswa pada siklus II berdasarkan observasi adalah 75,54 % .

NO Indikator Keaktifan Siswa Siklus 1 Siklus II


Observasi Observasi
1 Memperhatikan penjelasan 68,94 % 77,27%

2 Mengajukan pertanyaan 62,12% 75,76%

3 Menjawab pertanyaan 59,09% 72,73%

4 Berdiskusi dalam kelompok 69,70% 76,52%

5 Menyelesaikan masalah 70,45% 75,76%

6 Memperhatikan presentasi 65,91% 75,00%


teman
7 Mencatat rangkuman materi 60,61% 75,76%
pelajaran
Rata-rata 65,26% 75,54%
Keaktifan siswa juga terlihat saat siswa memperhatikan atau menyimak penjelasan
guru saat sinkron, siswa sudah mulai berani untuk bertanya dan mengeluarkan pendapatnya
ketika diberikan pertanyaan. Dalam penyelesaian masalah yang diberikan antusias siswa
meningkat pada setiap pertemuan.

Peningkatan keaktifan siswa pada setiap pertemuan yang terbagi dalam dua siklus
membuktikan bahwa penerapan model pembelajaran PBL dapat digunakan sebagai alternatif
variasi model pembelajaran yang bisa digunakan, dengan tujuan agar bisa mendorong siswa
berperan aktif dalam pembelajaran.

KESIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dengan diterapkannya model Pembelajaran
Based Learning dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Perencanaan pembelajaran dengan model Pembelajaran Based learning untuk


meningkatkan keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran Matematika materi Baris
dan Deret, siswa kelas X TKROB SMK AL – MUBAAROK REMBANG Tahun
2021/2022. Perencanaan pembelajaran dapat dibuat secara optimal sesuai dengan
tahapan model Pembelajaran Based learning.

Adapun Langkah- Langkah model Pembelajaran Based learning sebagai berikut:

a. Guru mengupload materi pembelajaran, tugas-tugas pada aplikasi google


Classroom,

b. Guru menginformasikan kepada siswa untuk mempelajari materi yang sudah di-
upload, baik secara langsung maupun tidak (melalui aplikasi google classroom),

c. Guru mengecek kehadiran siswa,

d. Guru menjelaskan materi ajaran dengan memaparkan tujuan pembelajaran yang


akan dicapai siswa dalam materi,
e. Guru memotivasi dan membimbing siswa untuk mendapatkan informasi tambahan,
serta memberikan jawaban dari masalah yang sulit dimengerti siswa,

f. Guru mengapresiasikan keberhasilan siswa dalam mengerjakan tugas,

g. Guru memberikan evaluasi melalui aplikasi google classroom dalam membentuk


kuis maupun essay yang telah dipersiapkan.

2. Pelaksanaan pembelajaran pada mata pelajaran Matematika dengan menggunakan


model Pembelajaran Based learning (PBL) dapat meningkatkan keaktifan siswa. Hal
ini berdasarkan data pengamatan dari semua indikator yang telah ditentukan
mendapatkan hasil pada siklus I yaitu 65,26 % meningkat pada siklus II yaitu 75,
54%.

3. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan maka pembelajaran dengan


menggunakan model Pembelajaran Based learning (PBL) terbukti efektif dapat
meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran daring di kelas X TKROB
SMK AL – MUBAAROK REMBANG. Hal tersebut terbukti dari diperolehnya data
yang menunjukkan adanya peningkatan keaktifan belajar siswa pada setiap siklusnya.
Penerapan Model Pembelajaran Based learning (PBL) membuat siswa semakin
tertarik dan mampu berpikir kritis terhadap pembelajaran Matematika materi Baris
dan Deret. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan model
Pembelajaran Based learning (PBL)dapat meningkatkan keaktifan belajar pada mata
pelajaran Matematika Kelas X TKROB SMK AL – MUBAAROK REMBANG
Tahun 2021/2022. Oleh karena itu pembelajaran dengan menggunakan model
Pembelajaran Based learning (PBL) perlu diterapkan sebagai variasi pembelajaran
daring oleh guru.

A. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disampaikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi Sekolah

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai alternatif dalam memilih model pembelajaran
untuk diterapkan di kelas online atau pembelajaran jarak jauh (PJJ), dengan demikian
pembelajaran tidak terlihat monoton dan membosankan sehingga mampu
meningkatkan keaktifan belajar siswa.

2. Bagi Peneliti

selanjutnya Penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut sebagai masukan untuk
penelitian selanjutnya dalam melakukan penelitian, sehingga bisa menemukan atau
mencari tahu variabel-variabel lain yang mampu meningkatkan keaktifan belajar
siswa.

3. Bagi Siswa

Siswa hendaknya mampu memanfaatkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) ini dengan
model Pemeblajaran Based learning, untuk meningkatkan pemahamannya pada mata
pelajaran Matematika. Karena kegiatan pembelajarannya mampu meningkatkan
keaktifan belajar siswa.

4. Bagi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS)

Bagi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) sebagai bahan referensi tambahan


bagi Universisitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) dalam meningkatkan keaktifan
belajar mahasiswa, selain itu sebagai modal bagi pihak universitas khususnya untuk
mahasiswa FKIP dalam mempersiapkan dan mencetak para calon pendidik yang
profesional, cerdas, dan humanis.
DAFTAR PUSTAKA

Amir, M. Taufiq. (2009). Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning.


Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Yulia Rizki Ramadhani dkk, 2020, Metode dan Teknik Pembelajaran Inovatif,
Jakarta: Yayasan Kita Menulis.
Daryanto. 2012.Media pembelajaran. Bandung,CV .Yrama Widya.h.87.
Hamdani.2011.Strategi Belajar Mengajar.Bandung:Pustaka Setia,h.5.
Sanjaya, W. 2016. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Prenada Media Group.
Graaf & Kolmos,. (2003). “Characteristic of Problem Based Learning. The
International Journal of Engineering (Volume 19, No. 5), pp 657-662. Dublin
Institute of Technology.
N., N. R., & Anugraheni, I. (2017). Peningkatan Aktivitas Belajar
Matematika Melalui Pendektan Problem Based Learning Bagi Siswa Kelas 4
SD. Scholaria: Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, 7(3), 241–250.
Priansa, D. J. (2015). Manajemen Peserta Didik dan Model Pembelajaran.
Bandung:Alfabeta.

You might also like