Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Klasifikasi PPDGJ III

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 43

Classification of mental disorders.

Psikotik
Depresi
Adiksi Zat

Anak,
Remaja,
Lansia
Ansietas
Psikosis dan Kedaruratan Modifikasi Perilaku,
Psikiatrik Motivational Terapi
anti-psikotik
Anti depresi

Anti Ansietas Intervensi


Keluarga,
Terapi G.jiwa
Classification of mental Disorders.
• All systems of mental disorders and diagnosis
stem from the work of Kraepelin.
• He claimed certain groups of symptoms occur
together often, thus allowing us to call them
diseases or syndromes.
• He regarded each mental illness as distinct from
all others with its own origins, symptoms, course
and outcomes.
Classification cont…
• He originally classified two major groups:
– Dementia praecox (Schizophrenia)
– Manic-depressive psychosis (faulty metabolism).

• This helped to establish the organic nature of


mental disorders and formed the basis of the
Diagnostic statistical manual of mental disorders
(DSM).
Classification cont..
• This helped to establish the organic nature
of mental disorders and formed the basis
of the:
– Diagnostic statistical manual of mental
disorders (DSM). The APA’s official classification system
– The International classification Of Diseases
(ICD). Published by the World Health Organisation (WHO)
DSM-IV-TR & ICD-10.
• DSM-IV-TR • ICD-10
• Larger no. of discrete • More general
categories. categories.
• Uses a multi-axial • Generally single axis.
system. But uses broad aetiology.
• Uses term psychotic. Uses term neurotic.
DSM-IV-TR
• The inclusion of the axes reflect the
assumption that most disorders are
caused by the interaction of:
– Biological
– Sociological
– Psychological factors.
– The patient is assessed more broadly giving a
more global in depth picture.
DSM-IV-TR (1994)
DSM IV (1994):
• Effort to develop a consistent worldwide system
of classification that would be compatible with
the ICD-10.
• Huge review of all research on psychopathology
to update the classification system.
• Distinction between organically based disorders
and psychologically based disorders was
eliminated.
• Increased considerations of cultural factors.
Diagnostic assessment: Clinical History

• Educational history
• Onset, duration and • Marital and
severity of current relationship history
symptoms
• Family history
• Previous mental
illness • Religion
• Medical history • Psychosexual
• Childhood history history
• Occupational • Current living
functioning situation
Assessment Procedures

Mental Status Examination


• Projective tests e.g. Rorschach
• Objective tests e.g. MMPI
• Organic tests e.g. Blood tests,
• Collateral information
DSM-IV Classification.
1. Disorders usually first diagnosed in infancy,
childhood or adolescence (MR,
2. Delirium, Dementia & amnestic, & other
cognitive disorders
3. Mental disorders due to a general medical
condition
4. Substance related disorders
5. Schizophrenia & other psychotic disorders
6. Mood disorders
7. Anxiety disorders
DSM-IV Classification.
9. Somatoform disorders
10.Factitious disorders
11.Dissociative disorders
12.Sexual & Gender identity disorders
13.Eating disorders
14.Sleep disorders
15.Impulse control disorders not elsewhere classified
16.Adjustment disorders
17.Personality disorders
18.Other conditions that may be a focus of clinical
attention
DSM-IV-TR
The five axes of the DSM-IV-TR .
• Axis I Clinical syndromes. (All mental disorders & criteria for rating
them except personality disorders/mental retardation, also
abuse/neglect)

• Axis II Personality disorders, Mental retardation. (Life long deeply


ingrained, inflexible & maladaptive)

• Axis III General medical condition. (Any medical condition that could
effect the patients mental state.)

• Axis IV Psychosocial & environmental problems. (Stressful events


that have occurred within the previous year)

• Axis V global assessment functioning. (How well the patient


performed during the previous year)
ICD-10
• It was agreed whilst being constructed that because of the
incomplete and often controversial state of knowledge about the
aetiology of most psychiatric disorders, the classification would be
worked out on a descriptive basis.

• Implying that disorders should be grouped according to similarities


and differences of symptoms and signs so that a particular disorder
should occur in only one place.

• However it soon became clear this would not appeal to clinicians


(they like to make aetiology very important!!) This therefore makes
the ICD-10 impure from a taxonomic point of view, but still more
likely to be used by clinicians than the DSM-IV-TR
The use of diagnostic criteria
• Both systems have introduced explicit operational criteria
for diagnosis. That is:

• For each disorder there is a specified list of symptoms,


all of which must be present , for a specified period
of time, in relation to age and gender, stipulation as
to what other diagnoses mustn’t be present and the
personal and social consequences of the disorder.

• The aim is to make diagnosis more reliable and valid by


laying down rules for the inclusion or exclusion of cases.
Example of Diagnosis:
• Patient: Johnnie Walker

– Axis I: Major depressive Disorder


– Axis II: Narcissistic Personality Disorder
– some features only
– Axis III: Poor liver functioning, frequent
migraines.
– Axis IV: Economic problem
– Axis V: 65
JENIS-JENIS GANGGUAN JIWA
DALAM ICD 10 dan PPDGJ III
F00-F09
Gangguan Mental Organik termasuk Gangguan Mental Simtomatik

• F00 Demensia pada penyakit Alzheimer


– F00.0 Demensia pada penyakit Alzheimer dengan onset dini
– F00.1 Demensia pada penyakit Alzheimer dengan onset Lambat
– F00.2 Demensia pada penyakit Alzheimer tipe tak khas atau tipe campuran

• F01 Demensia vascular


– F01.0 Demensia vascular onset akut
– F01.1 Demensia multi-infark
– F01.2 Demensia vascular subkortikal
– F01.3 Demensia vascular campuran kortikal dan subkortikal
F02 Demensia pada penyakit lain

F02.0 Demensia pada penyakit Pick


F02.1 Demensia pada penyakit Creutzfeldt-Jakob
F02.2 Demensia pada penyakit Huntington
F02.3 Demensia pada penyakit Parkinson
F02.4 Demensia pada penyakit Human Immunodeficiency Virus (HIV)

F06 Gangguan mental lainnya akibat kerusakan dan disfungsi


otak dan penyakit fisik

F06.0 Halusinosis Organik


F06.2 Gangguan waham organik (lir-skizofrenia)
F06.3 Gangguan suasana perasaan (mood / afektif) organik
F06.4 Gangguan anxietas organik
F07 Gangguan kepribadian dan perilaku akibat
penyakit, kerusakan dan disfungsi otak

F07.0 Gangguan kepribadian organik


F07.1 Sindrom pasca ensefalitis
F07.2 Sindrom pasca kontusio
F07.8 Gangguan kepribadian dan perilaku
organik akibat penyakit, kerusakan dan
disfungsi otak lainnya
F10-F19
Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Zat
Psikoaktif

F10 Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan alkohol


F11 Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan opioida
F12 Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan kanabinoida
F13 Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan sedativa
atau hipnotika
F14 Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan kokain
F15 Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan stimulansia lain
termasuk kafein
F16 Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan halusinogenika
F17 Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan tembakau
F20-F29
Skizofrenia, Gangguan Skizotipal dan
Gangguan Waham

F20. Skizofrenia
F21. Gangguan skizotipal
F22. Gangguan waham menetap
F23 Gangguan psikotik akut dan sementara
F30-F39
Gangguan Suasana Perasaan
F30. Episode manik (Hipomania, Mania dengan dan tanpa
gejala psikotik)

F31 Gangguan afektif bipolar


F32. Episode Depresif ( ringan, sedang, berat dengan dan
tanpa gejala psikotik)
F33. Gangguan depresif berulang

F34. Gangguan suasana perasaan (mood) menetap


F34.0 Siklotimia
F34.1 Distimia
F40-F48
Gangguan Neurotik, Gangguan Somatoform
dan Gangguan yang berkaitan dengan stres
F40. Gangguan anxietas fobik (Agorafobia, Fobia social, Fobia khas /
terisolasi
F41. Gangguan anxietas lainnya

F41.0 Gangguan panik (anxietas paroksismal episodik)


F41.1 Gangguan anxietas menyeluruh
F41.2 Gangguan campuran anxietas dan depresif

F42. Gangguan obsesif – kompulsif


F43. Reaksi terhadap stress berat dan gangguan penyesuaian

F43.0 Reaksi stres akut


F43.1 Gangguan stress pasca-trauma
F43.2 Gangguan penyesuaian
F44. Gangguan disosiatif (konversi)

F44.0 Amnesia disosiatif


F44.1 Fugue disosiatif
F44.2 Stupor disosiatif
F44.3 Gangguan trans dan kesurupan
F44.4 Gangguan motorik disosiatif
F44.5 Konvulsi disosiatif
F45.6 Anestesia dan kehilangan sensorik disosiatif
F45.7 Gangguan disosiatif (konversi) campuran

F45. Gangguan somatoform

F45.0 Gangguan somatisasi


F45.2 Gangguan hipokondrik
F45.4 Gangguan nyeri somatoform menetap
F48. Gangguan neurotik lainnya

F48.0 Neurastenia
F48.1 Sindrom depersonalisasi-
derealisasi
F50-F59
Sindrom perilaku yang berhubungan dengan gangguan
fisiologis dan faktor fisik

F50. Gangguan makan


F50.0 Anoreksia nervosa
F50.1 Anoreksia nervosa tak khas
F50.2 Bulimia nervosa
F50.4 Makan berlebih yg berhub dg ggn psikologis lainnya
F50.5 Muntah yg berhub dg ggn psikologis lainnya

F51. Gangguan tidur non organik


F51.0 Insomnia non organik
F51.1 Hipersomnia non organik
F51.2 Gangguan jadual tidur non organik
F51.3 Somnambulisme (berjalan sambil tidur/ ngelindur)
F51.4 Teror tidur (terror malam)
F51.5 Mimpi buruk
F52. Disfungsi seksual bukan disebabkan
oleh gangguan atau penyakit organik

F52.0 Kurang atau hilangnya nafsu seksual


F52.1 Tidak menyukai dan tidak menikmati seks
F52.2 Kegagalan dari respons genital
F52.3 Disfungsi orgasme
F52.4 Ejakulasi dini
F52.5 Vaginismus non organik
F52.6 Dispareunia non organik
F52.7 Dorongan seksual yang berlebihan

F53. Gangguan jiwa dan perilaku yang


berhubungan dengan masa nifas
(ringan, berat)
F60-F69
Gangguan Kepribadian dan Perilaku
Masa Dewasa

F60. Gangguan kepribadian khas


F60.0 Gangguan kepribadian paranoid
F60.1 Gangguan kepribadian skizoid
F60.2 Gangguan kepribadian dissosial
F60.3 Gangguan kepribadian emosional tak stabil
F60.4 Gangguan kepribadian histrionik
F60.5 Gangguan kepribadian anankastik
F60.6 Gangguan kepribadian cemas / menghindar
F60.7 Gangguan kepribadian dependen
F61. Gangguan kepribadian campuran dan
Lainnya
F61.0 Gangguan kepribadian campuran
F61.1 Perubahan kepribadian yang bermasalah

F62. Perubahan kepribadian yang berlangsung


lama yang tidak diakibatkan oleh kerusakan
atau penyakit otak

F63. Gangguan kebiasaan dan impuls


F63.0 Judi patologis
F63.1 Bakar patologis (piromania)
F63.2 Curi patologis (kleptomania)
F63.3 Trikotilomania
F64. Gangguan identitas jenis kelamin
F64.0 Transseksualisme
F64.1 Transvestisme peran ganda
F64.2 Gangguan identitas jenis kelamin masa kanak

F65. Gangguan preferensi seksual

F65.0 Fetishisme
F65.1 Transvestisme fetishistik
F65.2 Ekshibisionisme
F65.3 Voyeurisme
F65.4 Pedofilia
F65.5 Sadomasokisme
F65.6 Gangguan preferensi seksual multipel
F70-F79
Retardasi Mental
F70 Retardasi mental ringan
F71 Retardasi mental sedang
F72 Retardasi mental berat
F73 Retardasi mental sangat
berat
F78 Retardasi mental lainnya
F80-F89
Gangguan Perkembangan Psikologis

F80 Gangguan perkembangan khas berbicara dan


berbahasa

F80.0 Gangguan artikulasi berbicara khas


F80.1 Gangguan berbahasa ekspresif
F80.2 Gangguan berbahasa reseptif
F80.3 Afasia yang didapat dengan epilepsi
(Sindrom Landau-Kleffner)
F80.8 Gangguan perkembangan berbicara dan
berbahasa lainnya
F66. Gangguan psikologia dan perilaku yang
berhubungan dengan perkembangan dan
orientasi seksual

F66.0 Gangguan maturitas seksual


F66.1 Orientasi seksual egodistonik
F66.2 Gangguan hubungan seksual
F66.8 Gangguan perkembangan psikoseksual lainnya
F66.9 Gangguan perkembangan psikoseksual YTT

F68. Gangguan kepribadian dan perilaku masa


dewasa lainnya

F68.0 Elaborasi gejala fisik karena alas an psikologis


F68.1 Kesengajaan atau berpura-pura membuat gejala atau
disabilitas, baik fisik maupun psikologis (gangguan
buatan)
F68.8 Gangguan kepribadian dan perilaku masa dewasa
lainnya YDT
F80-F89
Gangguan Perkembangan Psikologis

F80 Gangguan perkembangan khas berbicara dan


berbahasa

F80.0 Gangguan artikulasi berbicara khas


F80.1 Gangguan berbahasa ekspresif
F80.2 Gangguan berbahasa reseptif
F80.3 Afasia yang didapat dengan epilepsi (Sindrom
Landau-Kleffner)
F80.8 Gangguan perkembangan berbicara dan berbahasa
lainnya
F81. Gangguan perkembangan belajar khas

F81.0 Gangguan membaca khas


F81.1 Gangguan mengeja khas
F81.2 Gangguan berhitung khas
F81.3 Gangguan belajar campuran

F82. Gangguan perkembangan motorik khas

F83 Gangguan perkembangan khas campuran


F84 Gangguan perkembangan pervasif

F84.0 Autisme masa kanak


F84.1 Autisme tak khas
F84.2 Sindrom Rett
F84.3 Gangguan desintegratif masa kanak
lainnya
F84.4 Gangguan aktivitas berlebih yang
berhubungan dengan retardasi mental
dan gerakan stereotipik
F84.5 Sindrom Asperger
F90-F98
Gangguan Perilaku dan Emosional
dengan Onset
Biasanya pada masa kanak dan remaja
F90. Gangguan hiperkinetik

F90.0 Gangguan aktivitas dan perhatian


F90.1 Gangguan tingkah laku hiperkinetik

F91. Gangguan tingkah laku

F91.0 Gangguan tingkah laku yang terbatas pada


lingkungan keluarga
F91.1 Gangguan tingkah laku tak berkelompok
F91.2 Gangguan tingkah laku berkelompok
F91.3 Gangguan sikap menentang (membangkang)
F92. Gangguan campuran tingkah laku dan
emosi

F92.0 Gangguan tingkah laku depresif


F92.8 Gangguan campuran tingkah laku dan
emosi lainnya

F93. Gangguan emosional dengan onset khas


pada masa kanak

F93.0 Gangguan anxietas perpisahan masa


kanak
F93.1 Gangguan anxietas fobik masa kanak
F93.2 Gangguan anxietas sosial masa kanak
F93.3 Gangguan persaingan antar saudara
F94. Gangguan fungsi sosial dengan onset khas
pada masa kanak dan remaja

F94.0 Mutisme elektif


F94.1 Gangguan kelekatan reaktif masa kanak
F94.2 Gangguan kelekatan tak terkendali masa kanak

F95. Gangguan “tic”

F95.0 Gangguan “tic” sementara


F95.1 Gangguan “tic” motorik atau vokal kronik
F95.2 Gangguan campuran “tic” vokal dan motorik
multipel
F95.8 Gangguan “tic” lainnya
F98. Gangguan perilaku dan emosional
lainnya dengan onset biasanya
pada masa kanak dan remaja

F98.0 Enuresis non organik


F98.1 Enkopresis non organik
F98.2 Gangguan makan masa bayi dan kanak
F98.3 Pika masa bayi dan kanak
F98.4 Gangguan gerakan stereotipik
F98.5 Gagap
F98.6 “Cluttering”

You might also like