Graha Et Al SIMPANAN KARBON PADANG LAMUN DI KAWASAN PANTAI SANUR
Graha Et Al SIMPANAN KARBON PADANG LAMUN DI KAWASAN PANTAI SANUR
Graha Et Al SIMPANAN KARBON PADANG LAMUN DI KAWASAN PANTAI SANUR
Yoga Ibnu Graha1*), I Wayan Arthana 2), I Wayan Gede Astawa Karang 2)
1)
Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir Dan Laut Denpasar
2)
Fakultas Kelautan dan Perikanan, Universitas Udayana
*)Email :yogamelvoin@gmail.com
ABSTRACT
Seagrass is one of the marine resources that considerably potential as a CO2 absorbent and functioned as
carbon sinks in the oceans known as blue carbon. The result of carbon sequestration from the process of
photosynthesis is stored as carbon stocks on seagrass tissue, or streamed to multiple compartments, such as
sediment, herbivores and other ecosystems. This study aims to assess the potential for carbon stock storage
in biomass on a tissue of seagrass in Sanur Beach coastal area. The observations of seagrass are included
the seagrass type, seagrass stands, and measurement of environmental parameters. Then the sampling was
conducted to obtain the value of seagrass biomass. The carbon stocks obtained through the conversion of
biomass by using carbon concentration analysis of seagrass tissue and then carried a spatial distribution of
carbon stocks. Types of seagrass found in Sanur Beach coastal area consist of eight species that are Enhalus
acroides, Thalassia hemprichii, Halophila ovalis, Syringodium isoetifolium, Cymodocea serrulata,
Cymodocea rotundata, Halodule uninervis and Halodule pinifolia. The result of the carbon stock seagrass
in the bottom substrate is 60% greater than the carbon stock in the top substrate which is 40%. Seagrass
covering 322 ha of Sanur Beach coastal area with a total potential carbon storage of 66.60 tons or 0.21 tons
/ ha. Seagrass key role as a carbon storage is on the bottom substrate tissue, and Enhalus acroides is a
seagrass species that contributes the most to the carbon storage.
2. METODOLOGI
47
ECOTROPHIC • VOLUME 10 NOMOR 1 TAHUN 2016 ISSN : 1907-5626
Penghitungan nilai kandungan karbon lamun nilai karbon yang terkandung dalam lamun yang
perjaringan (daun, rhizoma dan akar) dianalisis diamati. Untuk total stok karbon lamun di kawasan
dengan menggunakan metode Walkley dan Black Pantai Sanur dianalisis dengan menggunakan
(Sulaeman et al. 2005) dan metode pengabuan konversi data biomassa menjadi kandungan karbon
(Helrick, 1990) yang dilakukan di Laborarorium yang didapatkan pada awal penelitian. Data hasil
Tanah Fakultas Peternakan Universitas Udayana. konversi ke karbon keseluruhan kemudian dirata-
Ilustrasi penghitungan nilai kandungan karbon dan rata dengan satuan gbk/m2. Setelah mendapatkan
konversi pada titik pengamatan lamun dapat dilihat nilai rata-rata karbon per meter persegi kemudian
pada Gambar 2. dikalikan dengan luas lamun yang ada di kawasan
Pantai Sanur.
2.3. Total Stok Karbon Lamun
Hasil analisis kandungan karbon lamun
perjaringan (akar, rhizoma dan akar) dibagi menjadi 3. HASIL
stok karbon lamun bagian atas subtrat (daun) dan
bagian bawah substrat (akar dan rhizoma). 3.1. Kondisi Umum Lamun
Kemudian di petakan sebaran stok karbon lamun Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh
dengan membagi lima kelas untuk mempermudah dari 24 titik pengamatan didapatkan delapan jenis
analisis dan setiap kelas stok karbon dihitung spesies lamun di wilayah perairan Pantai Sanur yaitu
luasnya kemudian dijumlahkan dengan kelas-kelas E. acoroides, T. hemprichii, H. ovalis (famili
lainnya sehingga didapatkan peta sebaran total stok Hydrocharitaceae), C. rotundata, C. serulata, H.
karbon. uninervis, H. pinifolia dan S. isoetifolium (famili
Pemetaan sebaran stok karbon lamun tersebut Potamogetonaceae). Dari delapan jenis lamun yang
dengan menggunakan interpolasi yakni metode invers ditemukan dari 8 stasiun (24 titik pengamatan), jenis
distance. Inti dari model ini adalah menganalisis titik lamun E. acroides yang paling sering ditemukan
pengamatan dalam suatu ruang ketetanggaan yang pada enam stasiun yakni pada stasiun 1 (pantai
menggambarkan kemiripan diantara titik-titik Mertasari), stasiun 2 (pantai Semawang I), stasiun
tersebut. Proses interpolasi perlu dilaksanakan 3 (pantai Semawang II), stasiun 4 (pantai Indah),
untuk mengestimasi dan memetakan potensi stasiun 5 (pantai Sindhu) dan stasiun 7 (pantai
penyerapan karbon lamun dengan mudah dan cepat Sanur II). Kerapatan jenis lamun di lokasi penelitian
yakni mendapatkan nilai diantara titik sampel yaitu secara keseluruhan disajikan pada Tabel 1.
1 A - - - - 238 - - - 238
B 21 - - - 158 - - - 179
C - - - - 196 - - - 196
2 A 78 - - - - - - - 78
B - 236 - - - - - - 236
C 128 - - - - - - - 128
3 A 62 - - - - - - - 62
B 85 - - - - - - - 85
C 87 - - - - - - - 87
4 A 65 10 - 15 30 - - - 120
B 96 - - 12 - - - - 108
C 77 - - 8 - - - - 85
5 A - - - - 306 - 309 - 615
B 27 169 - - 5 - - 15 216
C - - - - 232 - - 456 688
6 A - - 158 - - 272 535 - 965
B - - 6 - 463 11 29 - 509
C - - 305 - 299 294 - - 898
7 A 101 - 50 - - 30 - - 181
B - - 197 - - 356 - - 553
C - - 16 - - - 438 - 454
8 A - - - - 109 - 10 445 564
B - - 71 - 33 - 545 649
C - - - - 120 - 150 199 469
48
Simpanan Karbon Padang Lamun Di Kawasan Pantai Sanur, Kota Denpasar [Yoga Ibnu Graha, dkk.]
Perbedaan jenis lamun dan kerapatan pada stasiun 2 di kuadran C sebesar 205,8 gbk/ m2 yang
masing-masing titik pengamatan ini diduga hanya didominasi oleh jenis E. acroides. Sedangkan
berkaitan dengan kemampuan adaptasi jenis lamun nilai total biomassa terkecil ditemukan pada stasiun
tersebut terhadap kondisi lingkungan yang berbeda. 6 di kudran A sebesar 26,33 gbk/ m2 yang didominasi
Berdasarkan hasil pengamatan didapatkan nilai oleh jenis H. ovalis dan H. pinifolia diikuti oleh
kerapatan jenis lamun S. isoetifolium mempunyai stasiun 1 Kuadran B sebesar 42,92 gbk/ m2 yang
nilai paling tinggi di semua stasiun pengamatan didominasi oleh jenis H. uninervis. Sebaran biomassa
yaitu berkisar pada 15 – 545 individu/ m2. Jenis lamun bagian atas dan bagian bawah substrat pada
lamun H. ovalis mempunyai nilai kerapatan sebesar masing-masing transek dapat disajikan pada
10 – 535 individu/ m2. Jenis lamun H. uninervis Gambar 3.
sebesar 5 – 463 individu/ m2, jenis lamun H. pinifolia Persentase keseluruhan biomassa di atas
sebesar 11 – 356 individu/ m 2, jenis lamun C. substrat pada semua titik pengamatan sebesar
rotundata sebesar 6 – 305 individu/ m2, jenis lamun 39,84% sedangkan biomassa di bawah substrat
T. hemprichii sebesar 10 – 236 individu/ m2, jenis berkisar sebesar 60,16%. Secara umum pada
lamun E. acroides sebesar 21 – 128 individu/ m2. penelitian ini nilai biomassa bawah substrat lebih
Sedangkan jenis lamun C. serrulata hanya tinggi dibandingkan nilai biomassa atas substrat.
ditemukan pada stasiun 4 dengan nilai kerapatan
sebesar 8 – 15 individu/ m2. 3.3. Karbon Lamun
Nilai total frekuensi kemunculan jenis lamun Tumbuhan lamun memiliki kandungan karbon
di seluruh titik pengamatan didapatkan jenis H. yang menggambarkan seberapa besar lamun tersebut
uninervis yang memiliki nilai frekuensi tertinggi dapat mengikat CO2 dari udara. Kandungan karbon
sebesar 50 % dari keseluruhan transek diikuti oleh dapat diartikan yaitu banyaknya karbon yang
jenis E. acroides sebesar 46%, C. rotundata sebesar mampu diserap oleh tumbuhan lamun dalam bentuk
29%, H. ovalis sebesar 25%, H. pinifolia sebesar 21%, biomassa. Hasil analisis menghasilkan nilai
S. isoetifolium sebesar 21% dan nilai frekuensi kandungan karbon perjaringan dan telah dikonversi
kemunculan yang terkecil yakni jenis C. serrulata menjadi bagian atas substrat dan bawah substrat
sebesar 12,5%. Kehadiran lamun di suatu lokasi yang disajikan pada Tabel 2.
sangat berkaitan dengan ruang dan tipe substrat Setelah diketahui nilai hasil konversi kandungan
dasar. Kebanyakan spesies lamun sangat cocok karbon dengan metode Walkley and Black dan metode
dengan tipe substrat berpasir sampai berlumpur pengabuan ke dalam satu meter persegi pada masing-
(Duarte et al, 2012). masing jaringan lamun pada setiap titik pengamatan,
kemudian dilakukan rata-rata kandungan karbon
3.2. Biomassa Lamun lamun dari dua metode tersebut yang terdiri dari
Nilai total biomassa lamun (m2) yang diperoleh kandungan karbon lamun bagian atas substrat dan
berkisar 26,33 – 235 gram berat kering (gbk)/ m2 kandungan karbon lamun bagian bawah substrat.
yang terdiri dari total biomassa diatas substrat Hasil rata-rata inilah yang digunakan sebagai nilai
sebesar 16,08 – 97,17 gbk/ m2 dan total biomassa di stok kandungan karbon lamun.
bawah substrat sebesar 9,92 – 145,67 gbk/ m2. Nilai kandungan karbon di bawah substrat
Nilai total biomassa yang tertinggi di temukan berkisar antara 1,62– 29,54 gC/m2. Nilai tertinggi
pada stasiun 4 di kuadran C sebesar 235 gbk/ m2 ditemukan di stasiun 2C (kuadran c) yakni di Pantai
didominasi oleh jenis E. acroides dan diikuti oleh Semawang I sebesar 29,54 gC/m2 yang didominasi
49
ECOTROPHIC • VOLUME 10 NOMOR 1 TAHUN 2016 ISSN : 1907-5626
Metode Walkley &Black Metode Pengabuan Rerata dari metodeWalkley & Black
Stasiun (gC/m2) (gC/m2) Dan Pengabuan (gC/m2)
Bawah Atas Bawah Atas Bawah Atas Rerata
Substrat Substrat Substrat Substrat Substrat Substrat Total
oleh jenis E.acroides. Nilai kandungan karbon di 3.4. Total Penyimpanan Stok Karbon
bawah substrat terkecil ditemukan di stasiun 6A Rata-rata total stok karbon lamun bagian atas
(Pantai Ina Grand Bali) sebesar 1,61 gC/m2 yang dan bawah substrat dari semua titik pengamatan
didominasi oleh jenis H. ovalis dan H. pinifolia. yakni sebesar 20,05 gC/m2 dengan kisaran antara
Nilai kandungan karbon di atas substrat 4.82 - 46.89 gC/m2. Stok karbon tertinggi ditemukan
berkisar antara 3,21 – 18,10 gC/m2. Nilai tertinggi pada stasiun 4C (Pantai Indah) sebesar 46.89 gC/m2
ditemukan di stasiun 4C (Pantai Indah) sebesar 18,10 yang didominasi oleh jenis lamun E. acroides dan
gC/m yang didominasi oleh jenis E. acroides. Nilai terkecil ditemukan di stasiun 6A (Pantai Inna Grand
kandungan karbon di atas substrat terkecil Bali) sebesar 4.82 gC/m2 yang didominasi oleh
ditemukan di stasiun 6A (Pantai Ina Grand Bali) jenis lamun H. ovalis. Grafik total stok karbon
sebesar 3,21 gC/m2 yang didominasi oleh H. ovalis lamun dapat dilihat pada Gambar 4 dan Peta
dan H. pinifolia. Secara umum kandungan karbon distribusi total stok karbon lamun dapat dilihat pada
di bawah substrat lebih tinggi dibandingkan dengan Gambar 5.
kandungan karbon di atas substrat. .
50
Simpanan Karbon Padang Lamun Di Kawasan Pantai Sanur, Kota Denpasar [Yoga Ibnu Graha, dkk.]
4. PEMBAHASAN
51
ECOTROPHIC • VOLUME 10 NOMOR 1 TAHUN 2016 ISSN : 1907-5626
lebih besar dibandingkan transek lain yang tekanan lingkungan seperti faktor alam dan
ditemukan jenis lamun selain E. acroides. Sehingga terutama oleh aktivitas manusia yang mempengaruhi
jenis lamun ini mempunyai konstribusi terbesar keberadaan lamun tersebut sehingga mempengaruhi
sebagai penyimpan karbon di kawasan Pantai kemampuannya dalam menyimpan karbon. Menurut
Sanur. Secara umum hasil penelitian ini Sudiarta dan Sudiarta (2011), kerusakan padang
menunjukkan bahwa rata-rata stok karbon lamun lamun di Pantai Sanur sebesar 15 %, tergolong pada
sebesar 20,68 gC/m2 dengan total stok penyimpanan tingkat kerusakan rendah. Dengan demikian
karbon keseluruhan luas area sebesar 66,60 ton diperlukan upaya pengelolaan ekosistem pesisir dan
dengan luas area padang lamun di Pantai Sanur laut secara terpadu khususnya ekosistem lamun.
sebesar 322 Ha, dimana sekitar 60 % disimpan Padang lamun di Pantai Sanur harus dapat
sebagai stok karbon bagian bawah substrat dan 40 mengimbangi antara fungsi ekologis dan biologisnya
% disimpan sebagai stok karbon bagian atas substrat. dengan lokasi Pantai Sanur sebagai peruntukkan
Menurut penelitian Supriadi (2012) yang dilakukan kawasan wisata. Selain itu, pengelolaan ekosistem
di Pulau Baranglompo Makassar menyebutkan pesisir dan laut secara terpadu tersebut untuk
bahwa total stok karbon lamun sebesar 73,86 ton mempertahankan keberadaan lamun agar
dengan luas area sebesar 64,3 ha. Dari hasil tersebut konstribusi terhadap ekosistem di sekitarnya
terlihat bahwa stok karbon lamun di pantai Sanur semakin besar serta mengoptimalkan peran lamun
lebih kecil dan dengan luasan lima kali jauh lebih sebagai carbon sink sebagai upaya untuk perbaikan
besar daripada stok karbon lamun di pantai lingkungan.
Baranglompo. Tingginya nilai stok karbon di
Baranglompo dibandingkan dengan di Pantai Sanur
dikarenakan pada penelitian di Baranglompo stok 5. SIMPULAN DAN SARAN
karbon lamun diperoleh tidak hanya dari tumbuhan
lamun saja namun diperoleh dari produktivitas 5.1. Simpulan
serasah dan herbivora (grazing bulu babi) sedangkan 1. Ditemukan delapan jenis spesies lamun di
penelitian di Pantai Sanur stok karbon lamun hanya kawasan Pantai Sanur yang tergolong dalam
diperoleh dari tumbuhan lamun saja. Sudiarta dan dua famili yaitu H. uninervis, S. isoetifolium,
Restu (2011) menyebutkan bahwa kondisi tutupan H. ovalis, H. pinifolia, E. acroides, C. rotundata,
lamun di pantai Sanur termasuk kategori tutupan T. hemprichii dan C. Serrulata.
rendah (miskin) sampai moderat; menurut Kepmen 2. Rata-rata nilai kandungan karbon jaringan
LH No. 200 Tahun 2004 tentang Kriteria Baku lamun pada akar sebesar 21,92 % dari total berat
Kerusakan dan Penentuan Status Padang Lamun. kering (biomassa), daun sebesar 18,69 dan
Sehingga kategori tutupan lamun yang rendah rizhoma sebesar 15,99 %.
sampai moderat di Pantai Sanur ini berkorelasi 3. Peran penting padang lamun sebagai penyimpan
dengan biomassa dan kandungan karbon yang karbon terdiri dari konstribusi stok karbon di
terkandung pada tumbuhan lamun tersebut. bawah substrat (akar dan rizhoma) sebesar 60
% atau 39,85 ton dan konstribusi stok karbon di
4.3. Peran Lamun Sebagai Carbon Sink atas substrat (daun) sebesar 40 % atau 26,75
Kemampuan ekosistem lamun sebagai ton.
penyimpan karbon pada bagian tubuh lamun 4. Total stok karbon padang lamun sebesar 66,60
maupun yang tersimpan di dalam sedimen membuat ton dengan rata-rata 0,21 ton/ ha. Jenis yang
ekosistem lamun berperan penting di wilayah pesisir. berperan penting sebagai penyimpan karbon
Kemampuan lamun mengendapkan bahan organik yakni E. acroides. Lamun jenis ini mempunyai
tersuspensi dengan kerapatan tunasnya menambah nilai biomassa yang tinggi dan mempunyai
peran lamun sebagai penimbun karbon (Kennedy et ukuran morfologi yang besar serta terdistribusi
al, 2004). dengan luas di kawasan Pantai Sanur.
Luas lamun yang terinventarisasi di pesisir Bali
sekitar 1.316 ha (Sudiarta dan Sudiarta, 2011). Jika 5.2. Saran
diperkirakan rata-rata kondisi lamun di Bali relatif 1. Penelitian ini baru menghitung potensi
sama dengan kondisi lamun di Pantai Sanur, maka penyerapan karbon lamun berdasarkan satu
total stok karbon lamun di Bali diestimasi mencapai periode pengambilan (pengukuran) sampel,
272,15 ton. Selanjutnya Duarte et al. (2012) sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut untuk
mengemukakan bahwa dengan luas yang kurang mengukur produktivitas tumbuhan lamun
dari 0.1% dari permukaan laut, padang lamun dapat untuk mengetahui fluktuasi yang terjadi antar
menimbun sekitar 20% dari total karbon yang periode (musim).
tertimbun di laut. Namun saat ini kerusakan vegetasi 2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai
pesisir khususnya ekosistem lamun relatif cepat. penyimpanan stok karbon melalui serasah
Kondisi padang lamun di seluruh lautan Indonesia lamun dan herbivora yang hidup di padang
sekitar 75-90% rusak (Sumadhiharga, 2009). lamun untuk melengkapi peran lamun sebagai
Padang lamun di kawasan Pantai Sanur carbon sink.
termasuk dalam kawasan pariwisata dan mengalami
52
Simpanan Karbon Padang Lamun Di Kawasan Pantai Sanur, Kota Denpasar [Yoga Ibnu Graha, dkk.]
53