Tubular Scaffolding Assembling Method PDF
Tubular Scaffolding Assembling Method PDF
Tubular Scaffolding Assembling Method PDF
TECHNICAL PROPOSAL
A. UMUM
1. Tujuan
Tujuan dari metode ini adalah sebagai acuan pemasangan perancah pipa (tubular
scaffolding) untuk pekerjaan struktur yang tingginya >1.8 meter.
2. Deskripsi Proyek
B. REFERENSI
Australian/New Zealand Standard. (1991). Scaffolding Part 2: Couplers and accessories (Standard
No. AS/NZS 1576.2:1991).
Australian/New Zealand Standard. (2000). Scaffolding Part 6: Metal Tube and Coupler Scaffolding
– Deemed to comply with AS/NZS 1576.3 (Standard No. AS/NZS 1576.6:2000).
1
METHOD SHEET
Title:
TUBULAR SCAFFOLDING ASSEMBLING METHOD
Project: JAKARTA – BANDUNG HIGH SPEED RAILWAY PROJECT Rev : 01
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk. JAKARTA Date : April 9, 2020
C. PERALATAN
1. Sole Board
2. Baseplate
2
METHOD SHEET
Title:
TUBULAR SCAFFOLDING ASSEMBLING METHOD
Project: JAKARTA – BANDUNG HIGH SPEED RAILWAY PROJECT Rev : 01
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk. JAKARTA Date : April 9, 2020
4. Standard/Post
5. Ledger
Ledger merupakan struktur horizontal memanjang perancah. Ledger diikatkan pada post
menggunakan fix clamp. Posisi ledger berada di sisi dalam post. Material ledger berupa black steel
tube berdiameter 2 in dengan tebal 4.mm. Kuat tariknya (fy) tidak boleh kurang dari 200 MPa
(AS/NZS 1576.3:1995).
6. Transom
Transom merupakan struktur horizontal melintang perancah. Transom diikatkan pada ledger
menggunakan fix clamp. Posisi transom berada di atas ledger pada tiap-tiap perpotongan ledger
dan post. Material transom berupa black steel tube berdiameter 2 in dengan tebal 4.mm. Kuat
tariknya (fy) tidak boleh kurang dari 200 MPa (AS/NZS 1576.3:1995).
7. Putlog
Putlog merupakan struktur horizontal melintang tambahan. Putlog diletakkan di antara dua
transom sebagai penyangga platform dengan jarak 1m – 1,5m. Putlog diikatkan pada ledger
menggunakan putlog fitting ataupun fix clamp. Material putlog berupa black steel tube berdiameter
2 in dengan tebal 4.mm. Kuat tariknya (fy) tidak boleh kurang dari 200 MPa (AS/NZS 1576.3:1995).
3
METHOD SHEET
Title:
TUBULAR SCAFFOLDING ASSEMBLING METHOD
Project: JAKARTA – BANDUNG HIGH SPEED RAILWAY PROJECT Rev : 01
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk. JAKARTA Date : April 9, 2020
8. Support
Support merupakan penyanggah struktur perancah yang dipasang miring. Support dipasang
untuk menyanggah struktur perancah agar tidak runtuh. Support diikatkan pada post menggunakan
swivel clamp. Material support berupa black steel tube berdiameter 2 in dengan tebal 4.mm. Kuat
tariknya (fy) tidak boleh kurang dari 200 MPa (AS/NZS 1576.3:1995).
9. Bracing
Bracing merupakan struktur diagonal perancah. Bracing diikatkan pada dua buah post
secara diagonal menggunakan swivel clamp. Posisi bracing berada di sisi luar post. Material bracing
berupa black steel tube berdiameter 2 in dengan tebal 4.mm. Kuat tariknya (fy) tidak boleh kurang
dari 200 MPa (AS/NZS 1576.3:1995).
10. Platform
Platform merupakan papan jalan untuk pekerja berlalu lalang di atas perancah. Platform
dipasang memanjang perancah, diikatkan pada transom dan putlog menggunakan plank clamp.
Material platform berupa papan kayu berukuran lebar 25cm dan tebal 4cm.
Toe board merupakan papan yang dipasang pada ujung bawah tiap bay untuk mencegah
material jatuh dari platform. Toe board diikat pada post menggunakan toe board clip. Material toe
board berupa papan kayu berukuran lebar 25cm dan tebal 4cm.
12. Guardrail
Guardrail merupakan batang memanjang pada lift teratas perancah. Guardrail berfungsi
sebagai pengaman lift teratas dan sebagai tempat mengaitkan body harness. Guardrail terdiri dari
dua bagian yakni mid rail yang dipasang 50cm di atas platform dan top rail yang dipasang 100cm
di atas platform. Guardrail diikatkan pada post menggunakan fix clamp. Guardrail dipasang pada
sisi dalam post. Material guardrail berupa black steel tube berdiameter 2 in dengan tebal 4.mm.
Kuat tariknya (fy) tidak boleh kurang dari 200 MPa.
4
METHOD SHEET
Title:
TUBULAR SCAFFOLDING ASSEMBLING METHOD
Project: JAKARTA – BANDUNG HIGH SPEED RAILWAY PROJECT Rev : 01
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk. JAKARTA Date : April 9, 2020
13. Ladder
Gambar 5 Ladder
Gambar 6 Fix Clamp kurang dari 11mm (pas dengan baut), serta cincin baut
dengan tebal tidak kurang dari 1.6mm (AS/NZS
1576.2:1991).
5
METHOD SHEET
Title:
TUBULAR SCAFFOLDING ASSEMBLING METHOD
Project: JAKARTA – BANDUNG HIGH SPEED RAILWAY PROJECT Rev : 01
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk. JAKARTA Date : April 9, 2020
6
METHOD SHEET
Title:
TUBULAR SCAFFOLDING ASSEMBLING METHOD
Project: JAKARTA – BANDUNG HIGH SPEED RAILWAY PROJECT Rev : 01
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk. JAKARTA Date : April 9, 2020
7
METHOD SHEET
Title:
TUBULAR SCAFFOLDING ASSEMBLING METHOD
Project: JAKARTA – BANDUNG HIGH SPEED RAILWAY PROJECT Rev : 01
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk. JAKARTA Date : April 9, 2020
D. METODE PELAKSANAAN
1. Perencanaan
Buat layout penempatan baseplate perancah. Panjang bay antara 1,8m – 2,4m dan lebar
antara 1,0m – 1,8m. Sesuaikan layout-nya agar jarak antara body pier dan perancah tidak terlalu
jauh.
Marking titik-titik penempatan baseplate. Jika landasannya tidak rata (tanah bergelombang)
usahakan untuk meratakannya terlebih dahulu. Jika area kerja merupakan tanah berlereng, maka
lereng tersebut harus dibuat berundak-undak agar perancah dapat berdiri dengan kokoh.
Jika perancah ditempatkan pada landasan yang lunak seperti tanah maka perlu menempatkan
sole board di bawah baseplate. Tempatkan Baseplate pada markingan baseplate. Pastikan sole
board berada pada as baseplate.
8
METHOD SHEET
Title:
TUBULAR SCAFFOLDING ASSEMBLING METHOD
Project: JAKARTA – BANDUNG HIGH SPEED RAILWAY PROJECT Rev : 01
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk. JAKARTA Date : April 9, 2020
Letakkan baseplate di atas sole board lalu pakukan agar tidak bergerak. Pastikan jarak
antar baseplate sesuai dengan rencana kerja sebelum dipakukan pada sole board.
5. Pasang Post
Pasang post pada tiap baseplate. Pastikan ketegakan post menggunakan waterpas. Jika
ketegakannya belum pas, maka ratakan kembali permukaan landasannya.
Ikatkan ledger pada satu post pada sisi dalam post menggunakan fix clamp. Ledger harus
dilebihkan 15cm sampai 25 cm keluar post pada kedua ujungnya. Pastikan kedataran ledger
menggunakan waterpas. Jika sudah datar, ikatkan ledger pada post lainnya menggunakan fix clamp.
Lakukan langkah tersebut untuk kedua sisi memanjang bay.
Ikatkan transom pada satu post pada sisi dalam post di atas kedua batang ledger
menggunakan fix clamp. Transom harus dilebihkan 10cm keluar ledger pada kedua ujungnya. Pastikan
kedataran transom menggunakan waterpas. Jika sudah datar, ikatkan transom pada post lainnya
menggunakan fix clamp. Lakukan langkah tersebut untuk kedua sisi melintang bay.
9
METHOD SHEET
Title:
TUBULAR SCAFFOLDING ASSEMBLING METHOD
Project: JAKARTA – BANDUNG HIGH SPEED RAILWAY PROJECT Rev : 01
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk. JAKARTA Date : April 9, 2020
Jika tinggi lift dinilai tidak mampu dicapai oleh tangan pekerja, maka dipasang ledger dan
transom sementara sebagai akses untuk memudahkan pemasangan ledger dan transom atas. Papan
platform sementara dapat dipasang memanjang perancah. Lift sementara dapat dipasang 1m di atas
lift yang telah terpasang. Ledger sementara ini juga berfungsi sebagai guard rail untuk pengaman
pekerja dari bahaya terjatuh.
9. Pasang Bracing
Ikatkan bracing pada ujung bawah post yang satu dan ujung atas post lainnya dalam satu
lift menggunakan fix clamp sehingga terpasang secara melintang. Bracing dipasang pada sisi luar
post.
10
METHOD SHEET
Title:
TUBULAR SCAFFOLDING ASSEMBLING METHOD
Project: JAKARTA – BANDUNG HIGH SPEED RAILWAY PROJECT Rev : 01
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk. JAKARTA Date : April 9, 2020
Ukur tinggi lift (1,5m – 2,0m), kemudian ikatkan ledger pada satu post, menggunakan fix
clamp. Ledger harus dilebihkan 10cm keluar post pada kedua ujungnya. Pastikan kedataran ledger
menggunakan waterpas. Jika sudah datar ikatkan ledger pada post lainnya menggunakan fix clamp.
Lakukan langkah tersebut untuk kedua sisi memanjang bay.
Ikatkan transom pada sisi dalam satu post di atas kedua batang ledger atas menggunakan
fix clamp. Ledger harus dilebihkan 10cm keluar ledger pada kedua ujungnya. Pastikan kedataran
transom menggunakan waterpas. Jika sudah datar ikatkan transom pada post lainnya menggunakan
fix clamp. Lakukan langkah tersebut untuk kedua sisi melintang bay.
Gunakan tangga sebagai akses ke lift diatasnya untuk memasang putlog. Pasang putlog
pada pertengahan bay menggunakan putlog fitting maupun fix clamp. Putlog harus dilebihkan 10cm
keluar ledger pada kedua ujungnya. Pastikan kedua ujung terikat dengan baik.
Letakkan papan memanjang bay di atas transom dan putlog dengan melebihkan papan 10cm
keluar tepi luar bay. Papan pertama dipasang mepet pada kedua post pada sisi memanjang bay.
Ikatkan platform pada tiap transom dan putlog menggunakan plank clip. Letakkan papan selanjutnya
11
METHOD SHEET
Title:
TUBULAR SCAFFOLDING ASSEMBLING METHOD
Project: JAKARTA – BANDUNG HIGH SPEED RAILWAY PROJECT Rev : 01
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk. JAKARTA Date : April 9, 2020
di samping papan yang telah terpasang sebelumnya kemudian ikatkan pada tiap transom dan putlog.
Pasang papan platform hingga seluruh lantai bay tertutup seluruhnya. Celah antar papan diizinkan
maksimum 2cm. Jika papan paling ujung tidak cukup untuk dipasangkan pada permukaan bay maka
papan tersebut dapat ditumpuk di atas papan disampingnya dengan memakukannya pada papan
tersebut.
Kaitkan tangga pada transom bawah dan atas secara diagonal atau miring. Kemiringan
tangga tidak boleh kurang dari 4:1. Pastikan kembali apakah tangga telah terpasang dengan benar
dan tidak mudah terlepas sebelum menaiki tangga.
Setelah platform terpasang semua maka di tepi terluar bay harus dipasang toe board
sebagai pengaman. Toe board dipasang berdiri kemudian diikatkan pada post menggunakan toe
board clip.
Lift sementara yang telah dipasang dibongkar untuk digunakan pada pemasangan lift
selanjutnya.
12
METHOD SHEET
Title:
TUBULAR SCAFFOLDING ASSEMBLING METHOD
Project: JAKARTA – BANDUNG HIGH SPEED RAILWAY PROJECT Rev : 01
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk. JAKARTA Date : April 9, 2020
Lakukan langkah ke-6 hingga ke-16 untuk membangun lift selanjutnya. Untuk lift ketiga
diperlukan minimal 2 bay agar struktur perancah tidak mudah runtuh. Semakin tinggi lift yang akan
dibangun akan semakin rentan terjadi kegagalan. Untuk itu perlu membangun support untuk
menghindari keruntuhan perancah.
Jika post maupun ledger kurang panjang untuk lift dan bay selanjutnya, maka
penyambungannya harus menggunakan sleeve coupler dimana kedua ujung batang bertemu.
Penyambungan tidak boleh dilakukan secara overlap menggunakan clamp kecuali untuk guardrail.
Jika perancah yang dibangun sudah lebih dari 1,8m maka pekerja wajib menggunakan body
harness. Body harness harus dikaitkan pada ledger yang telah terikat dengan baik dan bay
tersebut telah terpasang transom-nya.
Lift paling atas haruslah diberi pengaman berupa guardrail. Top rail dipasang maksimal 1m
di atas platform. Mid rail dipasang pada pertengahan antara top rail dan platform. Guardrail
dipasang menggunakan fix clamp yang diikatkan dua buah post. Guardrail dipasang 10cm di bawah
ujung atas post.
13
METHOD SHEET
Title:
TUBULAR SCAFFOLDING ASSEMBLING METHOD
Project: JAKARTA – BANDUNG HIGH SPEED RAILWAY PROJECT Rev : 01
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk. JAKARTA Date : April 9, 2020
E. KETENTUAN-KETENTUAN
2. Pemasangan Bracing
• Scaffolding harus dilengkapi dengan bracing baik pada arah memanjang maupun melintang.
• Bracing harus dipasang hingga lift teratas.
• Bracing dapat dipasang paralel maupun zig-zag.
• Jumlah bay maksimum yang tidak di bracing adalah 3 bay.
14
METHOD SHEET
Title:
TUBULAR SCAFFOLDING ASSEMBLING METHOD
Project: JAKARTA – BANDUNG HIGH SPEED RAILWAY PROJECT Rev : 01
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk. JAKARTA Date : April 9, 2020
Perkiraan jumlah orang dan material tambahan yang diperbolehkan dalam 1 bay dapat dilihat
pada tabel 2.
15
METHOD SHEET
Title:
TUBULAR SCAFFOLDING ASSEMBLING METHOD
Project: JAKARTA – BANDUNG HIGH SPEED RAILWAY PROJECT Rev : 01
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk. JAKARTA Date : April 9, 2020
(buah) (zak) (buah) D10 D13 D16 D19 D22 D25 D32 (buah)
Ringan 1 31 3 1 17 10 7 5 3 3 2 1
225 kg/bay 2 6 1 0 3 2 1 1 1 1 0 0
Sedang 1 88 9 3 47 28 18 13 10 8 5 3
450 kg/bay 2 63 6 2 34 20 13 9 7 5 3 2
3 38 4 1 20 12 8 6 4 3 2 1
4 13 1 0 7 4 3 2 1 1 1 0
Berat 1 144 14 4 78 46 30 22 16 12 8 5
675 kg/bay 2 119 12 3 64 38 25 18 13 10 6 4
3 94 9 3 51 30 20 14 10 8 5 3
4 69 7 2 37 22 15 10 8 6 4 2
5 44 4 1 24 14 9 7 5 4 2 1
6 19 2 1 10 6 4 3 2 2 1 1
16
METHOD SHEET
Title:
TUBULAR SCAFFOLDING ASSEMBLING METHOD
Project: JAKARTA – BANDUNG HIGH SPEED RAILWAY PROJECT Rev : 01
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk. JAKARTA Date : April 9, 2020
4. Sambungan Pipa
17
METHOD SHEET
Title:
TUBULAR SCAFFOLDING ASSEMBLING METHOD
Project: JAKARTA – BANDUNG HIGH SPEED RAILWAY PROJECT Rev : 01
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk. JAKARTA Date : April 9, 2020
5. Tangga
18