Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

(Zea Mays Saccharata Sturt.) :, Department of Agrotechnology Faculty of Agriculture, University of Riau, Pekanbaru

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 15

PENGARUH PEMBERIAN LIMBAH SERASAH JAGUNG TERHADAP

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS


(Zea mays saccharata Sturt.)

EFFECT OF WASTE LITTER CORN ON THE GROWTH AND


PRODUCTION OF SWEET CORN (Zea mays saccharata Sturt).

Ester Juni Ernita1, Husna Yetti2, Ardian2


Department of Agrotechnology
Faculty of Agriculture, University Of Riau, Pekanbaru
Esterjuni8@gmail.com

ABSTRACT

The research aimed to examinethe effect of waste litter corn and obtain the
best to the growth and yield ofs weet corn (Zea mays saccharata Sturt). This
study has been conducted in Jl.kartama, RT. 04 RW. 07 subdistrict Marpoyan
Damai, Pekanbaru from November 2016 to Februari 2017. The research
experiment use complete design random (CDR) consisting of 4 treatment and 5
replication then obtained 20 experiment units. The treatment tested was giving is
:K0 = without waste litter corn, K1 = 10 ton/ha (6 kg/plot) of waste litter corn, K2
= 20 ton/ha (6 kg/plot) of waste litter corn, K3 = 30 ton/ha (6 kg/plot) of waste
litter corn, K4 = 40 ton/ha (6 kg/plot) of waste litter corn. The observed used is
plant height, male flowers appear, female flowers appear, harvesting age, the
production per plot, weight per seed of husk, diameter corncob without husk, cob
lenght, and the number of seed lines. Waste litter of corn dosage of 24 kg / plot is
the best treatment on plant height parameters, male flowers appear, the number of
seed lines, and production per plot. Corn waste litter dosage at 18 kg / plot is the
best treatment on the parameters of female flowers appear, harvesting age, weight
per seed of husk, cob length, and the diameter corncob.

Keywords : Waste litter corn, Sweet corn

PENDAHULUAN karbohidrat, 3 mg kalsium, 111 mg


fosfor, 0,7 mg besi, 400 Si vitamin
Jagung manis (Zea mays A, 0,15 mg Vitamin B, 12 mg
saccharata Sturt.) merupakan Vitamin C, dan 72,7 g air. Iskandar
komoditas pertanian yang disukai (2003).
oleh masyarakat karena rasanya yang Menurut Badan Pusat Statistik
lebih manis dari jagung Riau (2015) produktivitas jagung
biasa.Tanaman jagung manis manis di Riau mengalami penurunan
memiliki kandungan yang lengkap dimana pada tahun 2013 sebesar
yaitu untuk setiap 100 g biji 2.388 ton/han sebesar 0.48% Salah
mengandung 96 kalori energi, 3,5 g satu penyebab turunnya produksi
protein, 1,0 g lemak, 22,8 g jagung manis yaitu menurunnya

1. Mahasiswa Fakultas Pertanian, Univeritas Riau


2. Dosen Fakultas Pertanian, Universitas Riau
JOM FAPERTA Vol. 4 No. 2 Oktober 2017 1
kualtias tanah. Upaya untuk produksi pertanian baik kualitas
meningkatkan produksi dapat maupun kuantitas, mengurangi
dilakukan melalui pemupukan. pencemaran lingkungan dan
Menurut Marvelia dkk. (2006) meningkatkan kualitas lahan secara
pemupukan bertujuan untuk berkelanjutan.Penggunaan pupuk
memelihara atau memperbaiki organik dalam jangka panjang dapat
kesuburan tanah sehingga tanaman meningkatkan produktifitas lahan
dapat tumbuh lebih cepat, subur dan dapat mencegah degradasi lahan.
dan sehat. Pupuk yang diberikan Sumber bahan untuk pupuk organik
bisa berupa organik maupun sangat beraneka ragam, dengan
anorganik.Sejauh ini pemakaian karakteristik fisik dan kandungan
pupuk anorganik sebagai pupuk kimia atauhara yang sangat beraneka
berimbang lebih banyak digunakan ragam sehingga pengaruh dari
dari pada organik, sedangkan penggunaan pupuk organik terhadap
pemakaian anorganik dalam jumlah lahan dan tanaman dapat bervariasi
berlebihan dapat merusak kondisi Salah satu bahan organik
tanah akibat komposisi kimia yaitu limbah serasah jagung, limbah
didalamnya. Menurut Hairiah dkk. serasah jagung dapat dimanfaatkan
(2000) bahwa pemupukan secara sebagai pupuk untuk meningkatkan
kimia sintetis mempunyai beberapa pertumbuhan dan produksi tanaman
kelemahan yaitu harganya mahal, jagung, selain itu tanaman jagung
tidak dapat menyelesaikan masalah mempunyai bahan kering berkisar
kerusakan fisik dan biologi tanah, 39,8%, hemiselulosa 6,0%, lignin,
serta pemupukan yang tidak tepat 12,8%, silika, 20,4%. Hal ini
dan berlebihan menyebabkan disebabkan oleh karena sebagian zat-
pencemaran lingkungan. Dalam zat makanan yang terkandung dalam
pertanian berkelanjutan disarankan hijauan tanaman ini telah berpindah
untuk menjaga kualitas lingkungan, ke dalam biji-bijiannya (Lubis,1992).
yaitu dengan cara mengurangi Pemanfaatan limbah tanaman
ketergantungan pada masukan energi jagung pada saat ini umumnya
maupun bahan-bahan kimia sintesis digunakan sebagai pakan ternak atau
(Winarso, 2005). pun media untuk budidaya jamur.
Untuk mencapai hasil yang Untuk mengurangi limbah pertanian
optimum tanaman jagung manis tanaman jagung dapat dilakukan
memerlukan input hara yang dengan memanfaatkan limbah
memadai. Input hara diperoleh dari tersebut sebagai bahan organik.
pemupukan yang biasanya melalui Bagian tanaman jagung yang
pemberian pupuk anorganik N, P, digunakan sebagai bahan organik
dan K. Adapun pupuk anorganik adalah daun, batang, dan tongkol
yang direkomendasikan untuk yang biasanya dibuang atau
tanaman jagung manis adalah Urea = ditinggalkan dilokasi tanam padahal
435 kg/ha, TSP = 335 kg/ha (SP 36 = bahan organik tersebut mengandung
428 kg/ha) dan KCl = 250 kg/ha, hara penting seperti nitrogen, posfor
sedangkan untuk pupuk organik dan kalium. Bahan organik limbah
adalah 10 ton/ha (Palungkun dan jagung merupakan bahan pembentuk
Budiarti, 2004). granulasi dalam tanah dan sangat
Pupuk organik sangat penting dalam pembentukan agregat
bermanfaat bagi peningkatan tanah (Nuraida dan Muchtar, 2006).
1. Mahasiswa Fakultas Pertanian, Univeritas Riau
2. Dosen Fakultas Pertanian, Universitas Riau
JOM FAPERTA Vol. 4 No. 2 Oktober 2017 2
Laporan penelitian Jamilah dari 5 perlakuan. Setiap perlakuan
dkk. (2009) menyatakan bahwa diulang 4 ulangan sehingga didapat
pemberian limbah serasah jagung 10 20 unit percobaan. Perlakuan yang
ton/ha, dapat meningkatkan digunakan adalah: K0 = tanpa
pertumbuhan tanaman jagung manis pemberian limbah serasah jagung, K1
dibandingkan dengan tanpa = Pemberian Limbah serasah jagung
pemberian limbah serasah jagung. 10 ton/ha (6 kg/plot), K2 =
Menurut Suwahyono (2014), limbah Pemberian Limbah serasah jagung
serasah jagung mengandung 0,81% 20 ton/ha (12 kg/plot), K3 =
N; 0,16% Pdan 1,33% K atau setara Pemberian Limbah serasah jagung
dengan menggunakan 81 kg Urea; 30 ton/ha (18 kg/plot), K4 =
36,64 kg TSP dan160,20 kg KCl. Pemberian Limbah serasah jagung
40 ton/ha (24 kg/plot)
BAHAN DAN METODE Parameter yang diamati
Penelitian ini telah adalah tinggi tanaman, waktu muncul
dilaksanakan di jalan Kartama, bunga jantan, waktu muncul bunga
Kelurahan Maharatu, Kecamatan betina, umur panen, produksi per
Marpoyan Damai, Kota Pekanbaru. plot, berat pertongkol berkelobot,
Penelitian ini dilaksanakan selama 4 diameter tongkol tanpa kelobot,
bulan yang dimulai dari bulan panjang tongkol, dan jumlah baris
November 2016 sampai Februari biji per tongkol. Hasil yang diperoleh
2017. dianalisis secara statistik
Bahan yang digunakan dalam menggunakan analisis ragam dan
penelitian ini adalah benih jagung dilanjutkan dengan uji lanjut
manis varietas Bonanza,limbah DNMRT taraf 5%.
serasah jagung (tongkol,batang,dan
daun), Furadan 3G, pupuk anorganik. HASIL DAN PEMBAHASAN
Alat yang digunakan dalam
penelitian ini adalah cangkul, parang, TINGGI TANAMAN
garu, ajir, label, gembor, timbangan,
Hasil analisis ragam
gunting, pisau, mistar, meteran,
menunjukkan bahwa peningkatan
ember, tali rafia, neraca digital dan
dosis pemberian limbah serasah
alat-alat tulis.
jagung berpengaruh nyata terhadap
Penelitian ini dilaksanakan
tinggi tanaman jagung manis. Hasil
secara eksperimen di lapangan
uji lanjut DNMRT pada taraf 5%
dengan menggunakan Rancangan
dapat dilihat pada Tabel 1.
Acak Lengkap (RAL) yang terdiri

1. Mahasiswa Fakultas Pertanian, Univeritas Riau


2. Dosen Fakultas Pertanian, Universitas Riau
JOM FAPERTA Vol. 4 No. 2 Oktober 2017 3
Tabel 1. Rerata tinggi tanaman jagung manis dengan peningkatan dosis pemberian
Limbah Serasah Jagung.
Perlakuan Tinggi Tanaman
Kg/plot (cm)
24 218,50 a
18 207,30 b
12 198,70 c
6 194,40 d
0 192,65 d
KK= 1,09 %
Ket: Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama menunjukkan tidak
berbeda nyata menurut uji lanjut DNMRT pada taraf 5%.
Tabel 1 menunjukkan bahwa unsur nitrogen akan tumbuh lambat
peningkatan dosis pemberian limbah dan kerdil. Dengan demikian, jika
serasah jagung dapat meningkatkan tanaman mengalami kekurangan
tinggi tanaman. Pemberian limbah unsur hara nitrogen maka akan
serasah jagung dengan dosis menghambat proses pembentukan
24 kg/plot menunjukan tinggi bagian-bagian vegetatif tanaman
tanaman tertinggi berbeda nyata seperti batang, akar dan daun.
dengan pemberian limbah serasah Purwono, (2007) menyatakan bahwa
jagung dosis yang lainnya, jumlah unsur hara yang cukup
sedangkan pada dosis 6 kg/plot dan tersedia bagi tanaman akan
0 kg/plot menunjukan hasil berbeda menghasilkan pertumbuhan yang
tidak nyata yang merupakan baik. Penambahan bahan organik
perlakuan dengan tinggi tanaman yang mengandung N akan
terendah. Pada dosis 24 kg/plot mempengaruhi kadar N total yang
menghasilkan tinggi tanaman dapat diserap oleh tanaman. Hal ini
218,50 cm, hal ini disebabkan karena didukung oleh pendapat Havlin dkk.,
pemberian limbah serasah jagung (1999) menyatakan apabila N cukup
telah mencukupi kebutuhan unsur dan kondisi pertumbuhan baik, maka
hara terutama N yang berperan protein akan terbentuk.
dalam pertumbuhan tanaman.
Pemberian limbah serasah Waktu Muncul Bunga Jantan
jagung pada tanah meningkatkan Hasil analisis ragam
ketersediaan unsur hara N yang menunjukkan bahwa peningkatan
merupakan unsur hara utama bagi dosis pemberian limbah serasah
tanaman yang berperan dalam jagung memberikan pengaruh nyata
pertambahan tinggi tanaman terhadap waktu muncul bunga jantan
(Lingga, 2003). Hal ini juga jagung manis. Hasil uji lanjut
didukung oleh pendapatnya DNMRT pada taraf 5% disajikan
Marschner (1986) menyatakan pada Tabel 2
bahwa tanaman yang kekurangan

1. Mahasiswa Fakultas Pertanian, Univeritas Riau


2. Dosen Fakultas Pertanian, Universitas Riau
JOM FAPERTA Vol. 4 No. 2 Oktober 2017 4
Tabel 2. Rerata waktu muncul bunga jantan dengan penambahan dosis pemberian
Limbah Serasah Jagung.
Perlakuan Bunga Jantan
Kg/plot (HST)
24 46,00 e
18 46,75 d
12 48,00 c
6 49,00 b
0 50,00 a
KK= 0,46%
Ket : Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama menunjukkan tidak
berbeda nyata menurut uji lanjut DNMRT pada taraf 5%.
Tabel 2 menunjukkan bahwa N, P, K dan Mg yang telah tersedia
peningkatan dosis pemberian limbah bagi tanaman sehingga dapat
serasah jagung berbeda nyata dapat memacu pembungaan dan
mempercepat muncul bunga jantan pembuahan pada tanaman tersebut
pada tanaman jagung manis dan mampu mendukung proses
dibandingkan dengan tanpa fisiologis tanaman seperti
pemberian limbah serasah jagung. fotosintesis sehingga pemanfaatan
Pemberian limbah serasah jagung unsur hara lebih efisien.
dosis 24 kg/plot dapat mempercepat Pembungaan jagung manis
muncul bunga jantan yaitu 46 HST terjadi pada fase generatif dan dalam
dibandingkan dengan tanpa hal ini unsur makro yang lebih
pemberian limbah serasah jagung berperan ialah N dan P. Unsur N
cenderung lebih lama yaitu 50 HST. hanya dibutuhkan dalam jumlah
Pemberian limbah serasah jagung sedikit, sedangkan unsur P lebih
dapat memperbaiki struktur fisik, dibutuhkan banyak untuk
kimia dan biologi tanah. Karame pembentukan bunga. Peran P dalam
(1990), menjelaskan bahwa pupuk pembentukan bunga mempengaruhi
organik berfungsi secara fisik pembentukan dan ukuran tongkol,
memperbaiki agregasi, gramulasi dan karena tongkol merupakan
permiabilitas tanah secara kimia perkembangan dari bunga betina.
meningkatkan ketersedia hara Menurut Sutejo (2002), untuk
terutama P, secara biologi pupuk mendorong pembentukan bunga dan
organik adalah sumber utama energi buah sangat diperlukan unsur P.
bagi aktivitas jasad renik tanah untuk
menambah bahan organik menjadi Waktu Muncul Bunga Betina
unsur tersedia bagi tanaman.
Hasil analisis ragam
Perlakuan pemberian limbah
menunjukkan bahwa peningkatan
serasah jagung dosis 24 kg/plot
dosis pemberian limbah serasah
berbeda nyata dengan 0 kg/plot. Hal
jagung dan berpengaruh nyata
ini disebabkan karena pemberian
terhadap parameter waktu muncul
limbah serasah jagung sudah
bunga betina jagung manis. Hasil uji
mencukupi ketersedian nya unsur
lanjut DNMRT rerata muncul bunga
hara yang dibutuhkan olah tanaman,
betina pada taraf 5% disajikan pada
pada limbah serasah jagung terdapat
Tabel 3.
didalamnya unsur hara makro seperti
1. Mahasiswa Fakultas Pertanian, Univeritas Riau
2. Dosen Fakultas Pertanian, Universitas Riau
JOM FAPERTA Vol. 4 No. 2 Oktober 2017 5
Tabel 3. Rerata waktu muncul bunga betina jagung manis dengan penambahan
dosis pemberian limbah serasah jagung.
Perlakuan Bunga Betina
Kg/plot (HST)
24 49,00 d
18 49,25 d
12 50,00 c
6 51,00 b
0 52,00 a
KK= 0,44%
Ket: Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama menunjukkan tidak
berbeda nyata menurut uji lanjut DNMRT pada taraf 5%.

Tabel 3 menunjukkan pemberian limbah serasah jagung


peningkatan dosis pemberian limbah dengan dosis 24 kg/plot berbeda
serasah jagung berbeda nyata tidak nyata dengan pemberian
mempercepat waktu muncul bunga limbah serasah jagung dengan dosis
betina. Pada pemberian dosis 24 18 kg/plot. Hal ini di duga pada
kg/plot dan 18 kg/plot berbeda tidak perlakuan 0 kg/plot, unsur hara yang
nyata. Pemberian limbah serasah tersedia hanya berasal dari dalam
jagung pada dosis 24 kg/plot tanah saja dan berjumlah sedikit
memberikan respon paling cepat terutama unsur P untuk
terhadap mucul bunga betina yaitu pembentukan bunga betina.
49,00 HST diikuti dengan dosis 18 Ketersediaan unsur hara yang rendah
kg/plot, dosis 12 kg/plot, dosis mengakibatkan proses fotosintesis
6 kg/plot dan 0 kg/plot. Hal ini di yang berlangsung juga rendah
duga dengan pemberian limbah sehingga dapat memperlambat proses
serasah jagung dosis 24 kg/plot munculnya bunga. Menurut Lingga
sudah mencukupi unsur hara yang (1999) setiap tanaman terjadi
dibutuhkan tanaman untuk pembentukan bunga, proses yang
pembungaan dan limbah serasah paling penting dipengaruhi oleh
jagung juga berpengaruh terhadap pemupukan yang berfungsi untuk
kesuburan tanah, menjadikan unsur tahap pertumbuhan vegetatif ketahap
hara khususnya P tersedia pada pertumbuhan generative.
tanah, sehingga dapat dimanfaatkan
tanaman secara optimal untuk Umur Panen
mendorong munculnya bunga betina.
Hasil analisis ragam
Pembungaan jagung manis terjadi
menunjukkan bahwa peningkatan
pada fase generatif dan dalam hal ini
dosis pemberian limbah serasah
unsur makro yang lebih berperan
jagung berpengaruh nyata terhadap
ialah P.
parameter umur panen jagung manis.
Waktu muncul bunga betina
Hasil uji lanjut DNMRT rerata umur
dengan dosis 0 kg/plot lebih lama
panen pada taraf 5% disajikan pada
yaitu 52,00 HST berbeda nyata
Tabel 4.
dengan dosis yang lainnya,

1. Mahasiswa Fakultas Pertanian, Univeritas Riau


2. Dosen Fakultas Pertanian, Universitas Riau
JOM FAPERTA Vol. 4 No. 2 Oktober 2017 6
Tabel 4. Rerata umur panen jagung manis dengan peningkatan dosis pemberian
Limbah Serasah Jagung
Perlakuan Umur Panen
Kg/plot (HST)
24 72,00 d
18 72,25 d
12 73,00 c
6 74,00 b
0 75,00 a
KK= 0,30%
Ket: Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama menunjukkan
tidakberbeda nyata menurut uji lanjut DNMRT pada taraf 5%.

Tabel 4 menunjukkan bahwa pertumbuhan dan perkembangan


peningkatan dosis pemberian limbah tanaman jagung manis. Terciptanya
serasah jagung menunjukkan hasil lingkungan yang seimbang akar
yang berbeda nyata pada pengamatan tanaman dapat berkembang dengan
umur panen, kecuali pada pemberian baik dan mampu menebus lapisan
dosis 24 kg/plot dan dosis 18 kg/plot tanah untuk mendapat unsur hara.
yang menunjukkan berbeda tidak Ketersediaan unsur hara yang
nyata. Pada pemberian dosis 24 optimal dan seimbang didaerah
kg/plot merupakan hasil umur panen perakaran khususnya unsur P dapat
tercepat yaitu 72,00 hari dan diikuti dimanfaatkan tanaman serta mampu
oleh pemberian dosis 18 kg/plot mendukung pertumbuhan tanaman
yaitu 72,25 hari. serta mampu mempercepat umur
Pemberian limbah serasah panen. Menurut Sarief (1986), unsur
jagung dapat mempercepat umur P berperan dalam proses respirasi,
panen. Hal ini karena pemberian fotosintesis dan metabolisme
limbah serasah jagung mempunyai tanaman sehingga mendorong laju
fungsi memperbaiki struktur tanah pertumbuhan tanaman termasuk
dapat meningkatkan daya serap tanah umur panen
terhadap air serta sebagai zat hara
bagi tanah sehingga tanaman dapat Produksi per Plot
tumbuh dan pronduksi dengan baik Hasil analisis ragam
serta terpenuhinya kriteria layak menunjukkan bahwa peningkatan
panen, maka pemanenan dapat dosis pemberian limbah serasah
segera dilakukan (Yuwono, 2005). jagung berpengaruh nyata terhadap
Cepatnya pemanenan disebabkan parameter produksi per plot jagung
oleh pemberian limbah serasah manis. Hasil uji lanjut DNMRT
jagung yang dapat memperbaiki rerata produksi per plot pada taraf
lingkungan fisik, kimia, dan biologi 5% disajikan pada Tabel 5.
tanah yang lebih baik bagi

1. Mahasiswa Fakultas Pertanian, Univeritas Riau


2. Dosen Fakultas Pertanian, Universitas Riau
JOM FAPERTA Vol. 4 No. 2 Oktober 2017 7
Tabel 5. Rerata produksi per plot jagung manis dengan peningkatan dosis
pemberian Limbah Serasah Jagung
Perlakuan Produksi Per Plot
Kg/plot (kg)
24 6,30 a
18 6,07 b
12 5,92 b
6 5,60 c
0 5,15 d
KK= 2,02%
Ket: Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama menunjukkan tidak
berbeda nyata menurut uji lanjut DNMRT pada taraf 5%.
Pada Tabel 5 menunjukkan Dosis 0 kg/plot menghasilkan
bahwa peningkatan dosis pemberian produksi lebih rendah dibandingkan
limbah serasah jagung berbeda nyata perlakuan lainnya yaitu 5,15 Kg. Hal
meningkatkan jumlah produksi per ini di duga kurang tersedianya unsur
plot bila dibandingkan dengandosis 0 hara P pada tanaman tidak diberi
kg/plot. Pemberian limbah serasah perlakuan yang dibutuhkan tanaman
jagung dengan dosis 24 kg/plot dalam pembentukan tongkol. Hal ini
memperlihatkan jumlah produksi per sejalan menurut Dwidjoseputrno,
plot lebih tinggi yaitu 6,30 kg diikuti (1985) mengatakan suatu tanaman
dengan dosis 18 kg/plot yaitu 6,07 akan tumbuh dengan baik bila hara
kg, dosis 12 kg/plot yaitu 5,92 kg, yang dibutuhkan cukup tersedia
dan dengan dosis 6 kg/plot yaitu 5,60 dalam bentuk yang mudah diserap
kg bila dibandingkan dengan oleh perakaran tanaman. Semakin
0 kg/plot dengan berat 5,15 kg. Hal membaiknya pertumbuhan tanaman
ini disebabkan karena limbah serasah akan meningkatkan bobot tanaman.
jagung mampu menyediakan unsur Produksi tanaman diperoleh dari
hara khususnya N yang berperan jumlah suatu proses fotosintesis.
dalam mempercepat masa vegetatif, Peningkatan produksi sebanding
P dalam memperbaiki kualitas bobot dengan peningkatan relatif dari hasil
tongkol dan K dalam mempercepat bersih fotosintesis.
reaksi laju fotosintesis dan Menurut Doni (2008), bahwa
translokasi dalam meningkatkan apabila pertumbuhan tanaman
bobot tongkol. terhambat, maka kelancaran
Limbah serasah jagung translokasi unsur hara dan fotosintat
mengandung beberapa jenis bahan kebagian tongkol juga akan
organik yang dibutuhkan oleh terhambat. Akibatnya, berat tongkol
tanaman sehingga ketersedian unsur tanaman jagung akan ringan
hara yang dibutuhkan oleh tanaman sehingga produksinya akan sedikit. K
untuk tumbuh dan berkembang berfungsi membantu proses
dalam jumlah yang cukup, dengan fotosintesis untuk pembentukan
tersedianya unsur hara yang senyawa organik baru yang diangkut
dibutuhkan oleh tanaman akan ke organ tempat penimbunan, dalam
meningkatkan laju fotosintesis dan hal ini adalah tongkol dan sekaligus
meningkatkan hasil asimilasi yang memperbaiki kualitas tongkol
akan ditumpuk pada buah dan biji.
1. Mahasiswa Fakultas Pertanian, Univeritas Riau
2. Dosen Fakultas Pertanian, Universitas Riau
JOM FAPERTA Vol. 4 No. 2 Oktober 2017 8
tersebut (Samadi dan Cahyono jagung berpengaruh nyata terhadap
1996). parameter berat tongkol berkelobot
pada tanaman sampel jagung manis.
Berat Tongkol Berkelobot pada Hasil uji lanjut DNMRT rerata berat
Tanaman Sampel per tongkol berkelobot pada tanaman
Hasil analisis ragam sampel taraf 5% disajikan pada Tabel
menunjukkan bahwa peningkatan 6.
dosis pemberian limbah serasah

Tabel 6. Rerata berat tongkol berkelobot jagung manis dengan peningkatan dosis
pemberian Limbah Serasah Jagung.
Perlakuan Berat Tongkol Berkelobot
Kg/plot (kg)
24 314,50 a
18 311,30 a
12 301,40 b
6 290,75 c
0 275,75 d
KK= 1,42%
Ket: Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama menunjukkan tidak
berbeda nyata menurut uji lanjut DNMRT pada taraf 5%.

Tabel 6 menunjukkan bahwa bahan organiknya akan memperoleh


peningkatan dosis pemberian limbah air yang cukup dan mampu
serasah jagung dapat meningkatkan menyerap hara yang terdapat di
berat tongkol berkelobot pada dalam tanah terutama hara P.
tanaman jagung. Dosis 24 kg/plot Berat tongkol berkelobot
menunjukan berat tongkol berkelobot dengan dosis 0 kg/plot lebih rendah
tertinggi yang berbeda tidak nyata yaitu 275,75 g berbeda nyata dengan
dengan dosis 18 kg/plot namun perlakuan dosis yang lainnya. Hal ini
berbeda nyata dengan dosis 12 di duga pada tanah tanpa limbah
kg/plot, 6 kg/plot dan 0 kg/plot. serasah jagung unsur hara tidak
Pemberian limbah serasah jagung mencukupi terutama unsur P untuk
dosis 24 kg/plot dan dosis 18 kg/plot meningkatkan produksi jagung
tidak berbeda nyata, karena pada manis. Unsur hara P dan K yang
pemberian dosis 18 kg/plot sudah terkandung dalam limbah serasah
memenuhi kebutuhan unsur hara jagung memberikan peranan dalam
sehingga dosis ditambahkan menjadi berat tongkol jagung. Khususnya
24 kg/plot tidak memberikan unsur P yang mempengaruhi
pengaruh. Hal ini karena adanya perkembangan ukuran tongkol dan
peranan limbah serasah jagung biji serta K yang berperan dalam
dalam meningkatkan kemampuan mempercepat translokasi unsur hara
tanah menahan air, sehingga dalam memperbesar kualitas tongkol
kemampuan tanah untuk jagung, adanya P tersedia maka
menyediakan air menjadi lebih perkembangan tongkol jagung akan
banyak, dengan demikian tanaman menjadi baik. Menurut Hakim dkk.
yang ditanam pada tanah yang cukup (1986) bahwa gejala kekurangan

1. Mahasiswa Fakultas Pertanian, Univeritas Riau


2. Dosen Fakultas Pertanian, Universitas Riau
JOM FAPERTA Vol. 4 No. 2 Oktober 2017 9
unsur P akan menyebabkan maka semakin besar produksi jagung
perkembangan tongkol dan stigma tersebut.
tidak lengkap, akibatnya
penyerbukan tidak sempurna Panjang Tongkol
sehingga dihasilkan biji yang tidak Hasil sidik ragam
merata dan tidak bernas. Selain unsur menunjukkan bahwa peningkatan
P, tersedianya K juga sangat penting dosis pemberian limbah serasah
dalam meningkatkan kualitas jagung dan berpengaruh nyata
tongkol. Peningkatan berat tongkol terhadap parameter panjang tongkol
berkelobot akan diikuti dengan tanpa kelobot jagung manis. Hasil uji
peningkatan produksi per plot.
lanjut DNMRT rerata panjang
Pratikta dkk. (2013) menyatakan tongkol tanpa kelobot pada taraf 5%
berat tongkol mempengaruhi disajikan pada Tabel 7.
produksi jagung karena semakin
besar berat tongkol yang dimiliki,

Tabel 7. Rerata panjang tongkol tanpa kelobot jagung manis dengan peningkatan
dosis pemberian Limbah Serasah Jagung.
Perlakuan Panjang Tongkol
Kg/plot (cm)
24 20,80 a
18 20,55 a
12 20,15 b
6 19,50 c
0 18,40 d
KK= 1,11%
Ket: Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama menunjukkan berbeda
tidak nyata menurut uji lanjut DNMRT pada taraf 5%.

Tabel 7 menunjukkan (2000) semakin baik medium


peningkatan dosis pemberian limbah tumbuh dengan semakin banyaknya
serasah jagung berbeda nyata bahan organik yang ditambahkan
meningkatkan panjang tongkol akan memberikan efek fisiologis
berkelobot. Pemberian limbah seperti penyerapan hara oleh
serasah jagung memperlihatkan perakaran tanaman, dimana unsur
panjang tongkol berkelobot tertinggi tersebut akan berangsur-angsur
dengan panjang yaitu 20,80 cm. Pada menjadi bebas dan tersedia bagi
dosis 18 kg/plot panjang tongkol tanaman.
berkelobot yaitu 20,55 cm tidak Pemberian limbah serasah
berbeda nyata pada pemberian dosis jagung dosis 24 kg/plot berbeda
24 kg/plot yaitu 20,80 cm nyata dengan dosis 0 kg/plot
dikarenakan pada dosis 18 kg/plot dikarenakan tanaman jagung manis
sudah memenuhi kebutuhan unsur pertumbuhannya kurang baik karena
hara yang dibutuhkan oleh tanaman. kondisi tanah kurang
Kebutuhan hara tanaman tercukupi menguntungkan bagi tanaman.
dan mendukung terbentuknya Sedangkan antara pemberian dosis
panjang tongkol. Menurut Lakitan 24 kg/plot dengan 18 kg/plot terlihat

1. Mahasiswa Fakultas Pertanian, Univeritas Riau


2. Dosen Fakultas Pertanian, Universitas Riau
JOM FAPERTA Vol. 4 No. 2 Oktober 2017 10
berbeda tidak nyata. Hal ini karena dalam limbah serasah jagung 1,09%.
pada dosis 18 kg/plot sudah cukup Menurut Mimbar (1990),
memiliki kandungan unsur hara yang mengatakan bahwa pemupukan N
mampu mendukung proses fisiologis mengakibatkan meningkatnya
tanaman seperti fotosintesis dan panjang tongkol dan diameter
transpirasi sehingga pemanfaatan tongkol jagung.
unsur hara oleh tanaman lebih
efisien. Proses fotosintesis yang Diameter Tongkol Tanpa Kelobot
terjadi dapat menghasilkan fotosintat
Hasil analisis ragam
untuk ditranslokasikan ke bagian
menunjukan bahwa peningkatan
tongkol tanaman. Menurut Lakitan
dosis pemberian limbah serasah
(2000), fotosintat yang dihasilkan
jagung berpengaruh tidak nyata
pada daun dan sel-sel fotosintetik
terhadap parameter diameter tongkol
lainnya harus diangkut ke organ atau
jagung manis. Hasil uji lanjut
jaringan lain agar dapat
DNMRT rerata diameter tongkol
dimanfaatkan oleh organ atau
pada taraf 5% disajikan pada Tabel
jaringan tersebut untuk pertumbuhan
8.
atau ditimbun sebagai bahan
cadangan. Analisis kandungan N di

Tabel 8. Rerata diameter tongkol tanpa kelobot jagung manis dengan peningkatan
dosis pemberian Limbah Serasah Jagung
Perlakuan Diameter tongkol
Kg/plot (cm)
24 4,78 a
18 4,72 ab
12 4,65 b
6 4,52 c
0 4,29 d
KK= 1,01 %
Ket: Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama menunjukkan tidak
berbeda nyata menurut uji lanjut DNMRT pada taraf 5%.

Tabel 8 menunjukkan bahwa dibutuhkan untuk pertumbuhan


peningkatan dosis pemberian limbah tanaman terutama pada fase
serasah jagung berbeda nyata generatif. Sedangkan pada doss 0
meningkatkan besar diameter kg/plot diameter tongkol lebih kecil
tongkol. Pada dosis 24 kg/plot karena unsur yang terdapat belum
berbeda tidak nyata dengan memenuhi kebutuhan tanaman.
pemberian dosis 18 kg/plot. Marsono dan Sigit (2004)
Pertambahan diameter tongkol tanpa menyatakan bahwa Unsur P didalam
kelobot yang diberikan pada dosis 24 limbah serasah jagung berperan
kg/plot cenderung meningkatkan dalam mempercepat proses
diameter jagung paling besar yaitu pemasakan biji dan buah.
4,78 cm dibandingkan dengan dosis Pemberian limbah serasah
0 kg/plot. Hal ini disebabkan jagung, memberikan pengaruh yang
penambahan bahan organik sangat berbeda nyata. Kondisi ini

1. Mahasiswa Fakultas Pertanian, Univeritas Riau


2. Dosen Fakultas Pertanian, Universitas Riau
JOM FAPERTA Vol. 4 No. 2 Oktober 2017 11
disebabkan tanaman mampu dalam tanah menjadi penyebab
menyerap P dalam jumlah besar dari kecilnya ukuran diameter tongkol.
setiap dosis tersebut sehingga Hal ini juga diungkapkan Anonim
mampu menghasilkan besar diameter (1992), bahwa kekurangan P
sebesar 4,78 cm- 4,29 cm. Hal ini menyebabkan ukuran tongkol
menunjukkan bahwa peningkatan mengecil. Sidar (2010) bahwa unsur
dosis pemberian limbah serasah P sangat dibutuhkan tanaman jagung
jagung dapat membantu dalam pada fase generatif dalam
penyediaan hara untuk pembesaran pembentukan tongkol.
diameter tongkol jagung. Unsur P
merupakan unsur penting bagi Jumlah Baris Biji Per Tongkol
tanaman, yang berfungsi sebagai zat Hasil analisis ragam
pembangun yang terikat dalam menunjukkan bahwa peningkatan
bentuk senyawa organik yang dosis pemberian Limbah Serasah
terdapat dalam tubuh tanaman seperti Jagung berpengaruh nyata terhadap
pada inti sel, sitoplasma, membran parameter jumlah baris biji per
sel dan bagian tanaman yang tongkol tanaman jagung manis.
berhubungan dengan perkembangan Hasil uji lanjut DNMRT pada taraf
generatif, seperti bunga, tangkai sari, 5% disajikan pada Tabel 9.
kepala putik, butir tepung sari dan
bakal biji. Kurang tersedianya P di

Tabel 9. Rerata jumlah baris biji per tongkol jagung manis dengan peningkatan
dosis pemberian Limbah Serasah Jagung
Perlakuan Jumlah Baris Biji
Kg/plot (baris)
24 18,25 a
18 17,15 b
12 16,35 c
6 15,75 d
0 15,05 e
KK= 2,02%
Ket: Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama menunjukkan berbeda
tidak nyata menurut uji lanjut DNMRT pada taraf 5%.

Pada Tabel 9 menunjukkan per tongkol yang dihasilkan tanaman


bahwa peningkatan dosis pemberian jagung manis selain dipengaruhi oleh
limbah serasah jagung berbeda nyata faktor genetik dipengaruhi juga oleh
meningkatkan jumlah baris biji per diameter tongkol, hal ini disebabkan
tongkol pada tanaman jagung manis. barisan biji jagung tersebut tumbuh
Pada dosis 24 kg/plot memberikan melingkari tongkol jagung sehingga
hasil rerata 18,25 baris, dosis 18 semakin besar diameter tongkol
kg/plot menjadi 17,15 baris, dosis 12 maka semakin besar pula peluang
kg/plot menjadi 16,35 baris, dosis terbentuknya barisan biji pada
6 kg/plot menjadi 15,75 baris dan 0 tongkol. Tetapi jumlah biji per baris
kg/plot menjadi 15,05 baris. Menurut juga harus diperhatikan karena tidak
Marschner (1986) jumlah baris biji

1. Mahasiswa Fakultas Pertanian, Univeritas Riau


2. Dosen Fakultas Pertanian, Universitas Riau
JOM FAPERTA Vol. 4 No. 2 Oktober 2017 12
semua baris per tongkol terisi penuh terhadap semua parameter
oleh biji. tanaman jagung manis.
Pertumbuhan tanaman jagung 2. Pemberian limbah serasah jagung
manis tanpa pemberian limbah dengan dosis 24 kg/plot
serasah jagung akan tertekan merupakan perlakuan yang
dikarenakan tidak adanya terbaik pada parameter tinggi
penambahan bahan organik di dalam tanaman, waktu muncul bunga
tanah sehingga ketersediaan unsur jantan, jumlah baris biji per
hara tidak mencukupi kebutuhan tongkol, dan produksi per plot.
tanaman, sehingga meningkatkan Pemberian limbah serasah jagung
jumlah biji terlalu optimal, dimana dengan dosis 18 kg/plot
kandungan hara yang relatif rendah merupakam perlakuan yang
dan lambat tersedia bagi tanaman. terbaik pada parameter muncul
Hal ini sesuai dengan pendapat bunga betina, umur panen, berat
Dwijosaputro (1997) tanaman tongkol berkelobot, panjang
tumbuh subur apabila unsur hara tongkol berkelobot, dan diameter
yang diperlukan cukup tersedia tongkol tanpa kelobot.
untuk diserap sehingga memberikan
hasil yang baik bagi tanaman. 5.2. Saran
Harjadi (1993) menyatakan Berdasarkan hasil penelitian
bahwa pembentukan dan pengisian yang telah dilakukan untuk
buah sangat dipengaruhi oleh unsur mendapatkan pertumbuhan dan
hara N, P, K yang akan digunakan produksi tanaman jagung manis lebih
dalam proses fotosintesis penyusun baik disarankan memberi perlakuan
karbohidrat, lemak, protein, mineral, limbah serasah jagung dengan dosis
dan vitamin yang akan 18 kg/plot, dengan luas plot
ditranslokasikan kebagian penyusun 3 meter x 2 meter .
buah. Suprapto (1994) juga
mengatakan bahwa unsur N diserap
DAFTAR PUSTAKA
tanaman selama masa pertumbuhan
sampai pematangan biji, tetapi Badan Pusat Statistik Riau. 2015.
pangambilan unsur N tidak sama
Riau Dalam
pada setiap fase pertumbuhan, Angka.Riau.bps.go.id.
sehingga dengan demikian tanaman Diakses pada tanggal 5
jagung menghendaki tersedianya Agustus 2017.
unsur N secara terus menerus pada Dwidjosaputro. 2003. Pengantar
semua stadia pertumbuhan sampai Fisiologi Tumbuhan. PT.
pada saat pematangan biji. Gramedia. Jakarta. Hal 232
Hakim, N. , M. Nyakpa, A. M.
KESIMPULAN DAN SARAN Lubis. S. G. Nugroho, M. A.
Kesimpulan Diha. G. H. B. Hang, H. dan
H. Bailey. 1986. Dasar-
Dari hasil penelitian yang
dasar Ilmu Tanah. Jakarta.
dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
Universitas Lampung.
1. Pemberian limbah serasah jagung Hardjadi, S.S. 1993. Pengantar
memperlihatkan peningkatan Agronomi. PT. Gramedia.

1. Mahasiswa Fakultas Pertanian, Univeritas Riau


2. Dosen Fakultas Pertanian, Universitas Riau
JOM FAPERTA Vol. 4 No. 2 Oktober 2017 13
Pustaka Universitas Riau. 2. Jakarta:Pembangunan
Pekanbaru Press
Havlin, J. L., J. D. Beaton, S. L. Marschner H. 1986. Mineral
Tisdale and W. L. Nelson. Nutrition of Higher Plants.
1999. Soil Fertility and Academic Press. London
Fertilizer An Introduction Marvelia., Sri darmanti 2006.
to Nutrient Management. Produksi Tanaman Jagung
6st ed. Prentice hall, Uppee Manis (Zea mays L.
Saddle river, New Jersey. Saccharata) yang
Iskandar, D. 2003. Pengaruh Dosis Diperlakukan dengan
Pupuk N, P dan K Kompos Kascing dengan
terhadap Pertumbuhan Dosis yang Berbeda. Buletin
dan Produksi Jagung Anatomi dan Fisiologi Vol.
Manis di Lahan Kering. XIV, No. 2, Oktober 2006.
Di dalam Prosiding Seminar Yogyakarta
Teknologi untuk Negeri Mimbar, S.M. 1990. Pola
2003.http://www.iptek.net.i Pertumbuhan dan Hasil
d. Diakses pada tanggal 28 Jagung Kretek Karena
April 2016. Pengaruh Pupuk N.
Jamilah. R.Munir, dan Fatimah. Agrivita 13(3): 82-89.
2009. Upaya Nuraida dan Muchtar. 2006. Laju
Menggantikan Pupuk Komposisi Jerami Padi dan
Kimia Buatan dengan Serasah Jagung dengan
Kompos C. Odorata dan Pemberian Inokulum dan
Guano Untuk Tanaman Pupuk
Jagung (Zea mays L.) Hijau.http//www.puslintan.
Pada Pengelolaan Tanah net.index.
Marginal Secara Palungkun, R. dan A. Budiarti. 2004.
Berkelanjutan. Laporan Sweet Corn –Baby Corn.
Penelitian Hibah Bersaing. Penebar Swadaya. Jakarta.
Fakultas Pertanian 80 hlm.
UNITAS. Padang. Purwono, M. dan Hartono, R. 2007.
Karame, A.S. 1990. Penggunaan Bertanam Jagung Manis.
Pupuk Organik dalam Penebar SwadayaBogor. 68
Produksi Pertanian. hal
Makalah Seminar Sarief, E. S. 1986. Kesuburan dan
Penerbitan, Bogor. Pemupukan Tanah
Lakitan, B. 2000. Fisiologi Pertanian. Pustaka Buana.
Pertumbuhan dan Bandung.
Perkembangan Tanaman. Sutejo, M.M. 2002. Pupuk dan
Raja Grafindo Persada. Cara Pemupukan. Edisi
Jakarta. Revisi. Rineka Cipta, Jakarta.
Lingga, P., Marsono. 2003. Suwahyono, untung. 2014. Cara
Petunjuk Penggunaan Cepat Buat Kompos Dari
Pupuk. Penebar Swadaya. Limbah. Penebar Swadaya.
Jakarta. Jakarta.
Lubis, D.A. 1992. Ilmu Makanan
Ternak Umum Cetakan ke-
1. Mahasiswa Fakultas Pertanian, Univeritas Riau
2. Dosen Fakultas Pertanian, Universitas Riau
JOM FAPERTA Vol. 4 No. 2 Oktober 2017 14
Winarso, S. 2005. Kesuburan Sifat Kimia Tanah dan
Tanah; Dasar Kesehatan Hasil Tanaman Jagung
dan Kualitas Tanah. Gava Manis (Zeamays
Media: Yogyakarta Saccharata Sturt) Pada
Sidar.2010. Artilkel Ilmiah Fluventic Eutrupdepts asal
Pengaruh Kompos sampah Jatinangor kabupaten
Kota dan Pupuk Kandang Sumedang dalam http:search
Ayam Terhadap Beberapa Pdf.//kompos-sampah.

1. Mahasiswa Fakultas Pertanian, Univeritas Riau


2. Dosen Fakultas Pertanian, Universitas Riau
JOM FAPERTA Vol. 4 No. 2 Oktober 2017 15

You might also like