Gree Hotel
Gree Hotel
Gree Hotel
dibandingkan dari tahun sebelumnya. Bangunan distribusi sampah dalam jumlah besar tentu memberi
hotel dan fasilitas-fasilitas pendukungnya dampak negatif meliputi : program pengurangan
berkontribusi menimbulkan dampak negatif ke sampah (waste reduction), menggunakan sampah
lingkungan sekitar. Oleh sebab itu, mulailah muncul yang masih dapat digunakan untuk fungsi yang sama
gerakan-gerakan yang memperhatikan isu-isu ataupun fungsi lainnya (reuse), mengolah kembali
lingkungan. atau daur ulang sampah menjadi barang atau produk
baru yang bermanfaat (recycling), pemisahan sampah
KAJIAN PUSTAKA (waste separation) dan pengomposan (composting).
Upaya untuk menghemat energi dengan
Kajian Baku dan Prinsip Green Hotel menggunakan instalasi dan peralatan hemat energi,
Asean Tourism Standard fungsinya menentukan pengelolaan suplai air bersih yang cenderung
standar dan kriteria-kriteria sebagai acuan dan mengurangi atau mengutamakan efisiensi serta
ukuran baku pelayanan bisnis akomodasi telah perawatan berkala peralatan. Pengkondisian udara
mengeluarkan sertifikat bagi pelaksana-pelaksana bersih dapat dilakukan dengan membedakan ruangan
industri perhotelan se-Asia Tenggara. Dalam ke- bebas asap rokok (non-smoking area) dan ruangan
enam kriteria yang ditentukan terdapat point green untuk orang bisa merokok (smoking area). Selain itu
hotel. Green hotel disini yang dimaksudkan adalah perlu diperhitungkan baik-baik mengenai pemilihan
hotel yang ramah lingkungan, memperhatikan air conditioning system (AC) agar efisien atau mudah
lingkungan sekitar dan terdapat upaya efisiensi, dalam operasionalnya dan perawatannya.
konservasi, serta pengelolaan energi. Hotel sebagai bangunan komersil yang
Adapun kriteria utama yang termasuk dalam mengutamakan kenyamanan bagi tamu tentu harus
green hotel antara lain: 1) Peraturan tentang memperhatikan faktor kebisingan dan polusi yang
lingkungan dan implikasinya untuk operasional ho- terjadi di sekitar hotel. Hal yang tidak kalah penting
tel 2) Penggunaan produk-produk 'hijau' 3) diperhatikan yaitu pengelolaan limbah cair dan
Kerjasama dengan masyarakat dan organisasi lokal limbah padat serta proses pengolahan kembali (re-
4) Pengembangan Sumber Daya Manusia 5) Sistem cycle) agar bisa dimanfaatkan kembali.
pengelolaan sampah. 6) Efisiensi penggunaan energi LEED (Leadership in Energy and Environmen-
7) Efisiensi penggunaan air 8) Pengaturan sistem tal Design) merupakan program pemberian award
penghawaan yang baik 9) Pengaturan kebisingan dan atau penghargaan berupa sertifikat berkaitan dengan
polusi 10) Pengadaan dan pengelolaan sistem arsitektur berkelanjutan yang dikembangkan oleh
pembuangan air kotor 11) Pengelolaan racun dan USGBC (United States Green Building Council).
sampah bahan-bahan kimia. LEED berisi penilaian tentang strategi-strategi desain
Pengenalan tentang prinsip ramah lingkungan ini berkelanjutan (sustainable design) bangunan
diterjemahkan berupa aktivitas-aktivitas yang meliputi upaya efisiensi, konservasi dan pengelolaan
didukung oleh staf hotel, para tamu hotel maupun di semua unsur seperti lahan, energi, air, material,
pihak-pihak lain yang berkaitan dengan hotel. udara dan kesehatan dalam ruang, serta manajemen
Pelatihan-pelatihan diberikan bagi staf hotel dan lingkungan sekitar.
perlu disusun perencanaan tentang pengelolaan serta Strategi-strategi tersebut dapat diukur dan
pengawasan program hotel yang berwawasan diberikan penilaian pada bangunan baru (new con-
lingkungan. Perlengkapan dan furnitur struction), bangunan renovasi dan bangunan
menggunakan material lokal yang ramah eksisting. Khusus bagi bangunan baru/new construc-
lingkungan, kerajinan tangan termasuk makanan tion terdapat kerangka atau framework dalam
lokal. merancang desain yang berwawasan lingkungan. Bila
Pengadaan program-program seperti kegiatan sebelumnya Asean Tourism Standard muncul sebagai
budaya untuk meningkatkan kualitas hidup upaya untuk menyamakan standarisasi pelayanan
masyarakat sekitar dengan ikut melestarikan seni sekaligus meningkatkan kerjasama negara-negara di
budaya tradisional setempat juga sangat diperlukan. Asia Tenggara dalam industri perhotelan, LEED for
Setiap hotel hendaknya memiliki divisi pengelolaan hotel lebih sebagai acuan atau sebuah guideline
lingkungan. Pengenalan program dalam mengelola bagaimana strategi-strategi mendesain bangunan
sampah hotel menjadi sangat penting mengingat yang berbasis green hotel.
Adapun enam kategori yang dinilai dari bangunan
254
Ni Luh Putu Eka Pebriyanti, Strategi Desain Berkelanjutan pada Bangunan Hotel Berbasis Konsep Green Hotel
Sumber: www.usgbc.org
255
Jurnal Arsitektur KOMPOSISI, Volume 11, Nomor 6, Oktober 2017
256
Ni Luh Putu Eka Pebriyanti, Strategi Desain Berkelanjutan pada Bangunan Hotel Berbasis Konsep Green Hotel
sampah, 2) GP sebagai anggota tim proyek, 3) konsumsi energi di gedung baseline dan gedung
Polusi dari aktivitas konstruksi, 4) Sistem designed. Selisih konsumsi energi dari gedung
komisioning yang baik dan benar, 5) Penyerahan baseline dan designed merupakan penghematan.
data green building, 6) Kesepakatan dalam Untuk setiap penghematan sebesar 2,5%, yang
memasukkan aktifitas Fit out, 7) Survey pengguna dimulai dari penurunan energi sebesar 5% dari
bangunan. gedung baseline, mendapat nilai 1 nilai (wajib untuk
Tolok ukur area dasar hijau antara lain : adanya platinum). Menggunakan perhitungan worksheet,
area lansekap berupa vegetasi yang bebas dari setiap penghematan 2% dari selisih antara gedung
struktur bangunan dan struktur sederhana bangunan designed dan baseline mendapat nilai 1 nilai.
taman di atas permukaan tanah atau dibawah tanah. Penghematan mulai dihitung dari penurunan energi
Untuk konstruksi baru, luas areanya adalah minimal sebesar 5% dari gedung baseline. Worksheet yang
10 % dari luas total lahan. Untuk renovasi utama dimaksud disediakan oleh atau GBCI, menggunakan
luas areanya adalah minimal 50 % dari ruang terbuka perhitungan per komponen secara terpisah.
yang bebas basement dalam tapak. Area ini memiliki Pencahayaan Buatan menggunakan lampu
vegetasi mengikuti Permendagri No.1 tahun 2007 dengan daya pencahayaan lebih hemat sebesar 15%
pasal 13 (2a) dengan komposisi 50 % lahan tertutupi daripada daya pencahayaan yang tercantum dalam
luasan pohon ukuran kecil, ukuran sedang, ukuran SNI 03 6197-2011 atau SNI edisi terbaru tentang
besar, perdu, semak dalam ukuran dewasa, dengan Konservasi Energi pada Sistem Pencahayaan.
jenis tanaman mempertimbangkan Peraturan Menteri Menggunakan 100% ballast frekuensi tinggi
PU No.5/PRT/M/2008 mengenai ruang terbuka hijau (elektronik) untuk ruang kerja. Zonasi pencahayaan
pasal 2,3,1 tentang kriteria vegetasi untuk untuk seluruh ruang kerja yang dikaitkan dengan
pekarangan. sensor gerak (motion sensor). Penempatan tombol
Pemilihan tapak minimal memilih daerah lampu dalam jarak pencapaian tangan pada saat buka
pembangunan yang dilengkapi minimal 12 prasarana pintu.
sarana kota dengan ketentuan KLB>3. Pemilihan Transportasi Vertikal Lift menggunakan traffic
tapak dapat melakukan revitalisasi dan pembangunan management system yang sudah lulus traffic analy-
di atas lahan yang bernilai negatif dan tak terpakai sis atau menggunakan regenerative drive system.
karena bekas pembangunan atau dampak negatif Menggunakan fitur hemat energi pada lift,
pembangunan. Iklim mikro dapat diatur dengan menggunakan sensor gerak, atau sleep mode pada
menggunakan berbagai material untuk menghindari eskalator. Sistem Pengkondisian Udara
efek heat island pada area atap gedung sehingga nilai Menggunakan peralatan AC dengan COP minimum
daya refleksi panas matahari minimum 0,3 sesuai 10% lebih besar dari SNI 03-6390-2011 atau SNI
dengan perhitungan. menggunakan green roof edisi terbaru tentang Konservasi Energi pada Sistem
sebesar 50% dari luas atap yang tidak digunakan Tata Udara Bangunan Gedung.
untuk mechanical electrical (ME), dihitung dari luas Pencahayaan Alami penggunaaan cahaya alami
tajuk. secara optimal sehingga minimal 30% luas lantai
Desain lansekap berupa vegetasi (softscape) pada yang digunakan untuk bekerja mendapatkan
sirkulasi utama pejalan kaki menunjukkan adanya intensitas cahaya alami minimal sebesar 300 lux.
pelindung dari panas akibat radiasi matahari. Desain Perhitungan dapat dilakukan dengan cara manual
lansekap berupa vegetasi (softscape) pada sirkulasi atau dengan software. Ventilasi Tidak
utama pejalan kaki menunjukkan adanya pelindung mengkondisikan (tidak memberi AC) ruang WC,
dari terpaan angin kencang. Pengurangan beban vol- tangga, koridor, dan lobi lift, serta melengkapi
ume limpasan air hujan ke jaringan drainase kota ruangan tersebut dengan ventilasi alami ataupun
dari lokasi bangunan hingga 50%, yang dihitung mekanik.
menggunakan nilai intensitas curah hujan. Energi Terbarukan dalam Tapak Menggunakan
Menunjukkan adanya upaya penanganan sumber energi baru dan terbarukan. Setiap 0,5% daya
pengurangan beban banjir lingkungan dari luar lokasi listrik yang dibutuhkan gedung yang dapat dipenuhi
bangunan. Menggunakan teknologi-teknologi yang oleh sumber energi terbarukan. Pengurangan
dapat mengurangi debit limpasan air hujan. Penggunaan Air Konsumsi air bersih dengan jumlah
Efisiensi dan Konservasi Energi menggunakan tertinggi 80% dari sumber primer tanpa mengurangi
Energy modelling software untuk menghitung jumlah kebutuhan per orang sesuai dengan SNI 03-
257
Jurnal Arsitektur KOMPOSISI, Volume 11, Nomor 6, Oktober 2017
7065-2005 Setiap penurunan konsumsi air bersih 1.000 ppm, sensor diletakkan 1,5 m di atas lantai
dari sumber primer sebesar 5% sesuai dengan acuan dekat return air grille atau return air duct.
pada tolok ukur 1 akan mendapatkan 1 nilai dengan Kenyamanan Visual Menggunakan lampu
dengan nilai maksimum sebesar 7 nilai. dengan iluminansi (tingkat pencahayaan) ruangan
Daur Ulang Air Penggunaan seluruh air bekas sesuai dengan SNI 03-6197-2011 tentang Konservasi
pakai (grey water) yang telah di daur ulang untuk Energi pada Sistem Pencahayaan. Kenyamanan
kebutuhan sistem flushing atau cooling tower. Termal Menetapkan perencanaan kondisi termal
Penggunaan fitur air yang sesuai dengan kapasitas ruangan secara umum pada suhu 250C dan
buangan di bawah standar maksimum kemampuan kelembaban relatif 60%.
alat keluaran air sesuai dengan lampiran, sejumlah Tingkat Kebisingan Tingkat kebisingan pada
minimal 25% dari total pengadaan produk fitur air . 90% dari nett lettable area (NLA) tidak lebih dari
Sumber Air Alternatif menggunakan salah satu dari atau sesuai dengan SNI 03-6386-2000 tentang
tiga alternatif sebagai berikut: air kondensasi AC, Spesifikasi Tingkat Bunyi dan Waktu Dengung
air bekas wudhu, atau air hujan. Menggunakan dalam Bangunan Gedung dan Perumahan (kriteria
teknologi yang memanfaatkan air laut atau air danau desain yang direkomendasikan).
atau air sungai untuk keperluan air bersih sebagai Dasar Pengelolaan Sampah Adanya instalasi atau
sanitasi, irigasi dan kebutuhan lainnya. fasilitas untuk memilah dan mengumpulkan sampah
Penampungan Air Hujan disediakan instalasi tangki sejenis sampah rumah tangga (UU No. 18 Tahun
penampungan air hujan kapasitas 50% dari jumlah 2008) berdasarkan jenis organik, anorganik, dan B3.
air hujan yang jatuh di atas atap bangunan yang Memiliki rencana manajemen sampah konstruksi
dihitung menggunakan nilai intensitas curah hujan yang terdiri atas: limbah padat, dengan menyediakan
harian rata-rata 10 tahunan. area pengumpulan, pemisahan, dan sistem
Penggunaan gedung dan material menggunakan pencatatan. Pencatatan dibedakan berdasarkan
kembali material bekas, baik dari bangunan lama limbah padat yang dibuang ke TPA, digunakan
maupun tempat lain, berupa bahan struktur utama, kembali, dan didaur ulang oleh pihak ketiga. Limbah
fasad, plafon, lantai, partisi, kusen, dan dinding, cair, dengan menjaga kualitas seluruh buangan air
setara minimal 10% dari total biaya material. Mate- yang timbul dari aktivitas konstruksi agar tidak
rial ramah lingkungan menggunakan material yang mencemari drainase kota.
memiliki sertifikat sistem manajemen lingkungan Mengolah limbah organik gedung yang dilakukan
pada proses produksinya minimal bernilai 30% dari secara mandiri maupun bekerjasama dengan pihak
total biaya material. Sertifikat dinilai sah bila masih ketiga sehingga menambah nilai manfaat dan dapat
berlaku dalam rentang waktu proses pembelian mengurangi dampak lingkungan. Mengolah limbah
dalam konstruksi berjalan. Menggunakan material anorganik gedung yang dilakukan secara mandiri
yang merupakan hasil proses daur ulang minimal maupun bekerjasama dengan pihak ketiga sehingga
bernilai 5% dari total biaya material Menggunakan menambah nilai manfaat dan dapat mengurangi
material yang bahan baku utamanya berasal dari dampak lingkungan.
sumber daya (SD) terbarukan dengan masa panen
jangka pendek (<10 tahun) minimal bernilai 2% dari
total biaya material.
Kendali asap rokok di lingkungan memasang
tanda “Dilarang Merokok di Seluruh Area Gedung”
dan tidak menyediakan bangunan/area khusus untuk
merokok di dalam gedung. Apabila tersedia,
bangunan/area merokok di luar gedung, minimal
berada pada jarak 5 m dari pintu masuk, outdoor air
intake, dan bukaan jendela. Pemantauan Kadar CO2
Ruangan dengan kepadatan tinggi, yaitu < 2.3 m2
per orang dilengkapi dengan instalasi sensor gas
karbon dioksida (CO2) yang memiliki mekanisme
untuk mengatur jumlah ventilasi udara luar sehingga Gambar 2. Pemenang National Green Hotel Award
konsentrasi C02 di dalam ruangan tidak lebih dari tahun 2013 (Sumber : www.travel.kapanlagi.com)
258
Ni Luh Putu Eka Pebriyanti, Strategi Desain Berkelanjutan pada Bangunan Hotel Berbasis Konsep Green Hotel
Pembahasan kasus
lokal, konservasi air soaks & rain garden, terbuka untuk kamar tidur sehingga memaksimalkan
pengelolaan sistem pembuangan limbah cair, cross ventilation dan daylight penetration untuk
menggunakan tanaman lokal yang tumbuh di sekitar mengurangi pemakaian penerangan buatan,
hotel, menggunakan material yang didaur ulang, menggunakan insulation system pada atap dilengkapi
menjaga lingkungan yang alami dan pekerjaan tanaman untuk mengurangi penggunaan penghawaan
struktur yang efektif dan efisien. buatan (AC).
Hal-hal yang diperhatikan pihak Alila Villas
Uluwatu yaitu global warming dan efek rumah kaca 3. Maya Ubud-Bali
yang semakin meluas. Efiesiensi energi dan Sumber Maya Ubud-Bali dengan sustainability manage-
daya Alam pendukung serta pemanfaatan sumber air ment plan memiliki misi menciptakan hotel
bersih yang berkelanjutan. Mendukung berwawasan lingkungan, dan memberikan
berkembangnya budaya-budaya lokal dan kegiatan kemewahan menginap sesuai dengan ekspetasi tamu
sosial, dan masyarakat lokal. Hanya menggunakan yang menginginkan suasana lingkungan relax dan
barang-barang dan material yang ramah lingkungan segar. Sustainability management plan yang dimiliki
dan prioritas menggunakan bahan lokal. oleh Maya Ubud-bali terdiri dari empat kunci yaitu
Pengolahan limbah cair yang tepat dan tidak : 1) Lingkungan (environmental), 2) Sosial budaya
merusak lingkungan. Meminimalisasi sampah- (Social-cultural), 3) Kualitas (Quality), 4)
sampah plastik yang dapat meracuni tanah dengan Kesehatan dan keselamatan (Health & safety).
melakukan 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Dalam pelaksanaannya telah dibuat aturan-aturan
Berdasarkan komitmen tersebut diatas maka pihak tentang lingkungan (environmental policy), panduan
Alila Villas Uluwatu membentuk operational Envi- untuk para staf dan karyawan hotel (employee hand-
ronmental Management System (OEMS). Adapun book), serta arahan pelayanan tamu (guest service
program-program yang dilakukan antara lain : 1) directory). Sejak tahun 2001, Maya Ubud-Bali telah
Staff training, 2) Waste minimisation, 3) Resource memiliki prinsip-prinsip pariwisata berkelanjutan
Conservation, 4) Pollution reduction processes, 5) dan diterapkan pada operasionalnya. Sekitar 20 %
Greenhouse gas emmisions, 6) Green-buying policy, dari lahan seluas 10 hektar yang dibangun untuk
7) Social commitment, 8) Water use in operations, fasilitas akomodasi dan fasilitas pendukung lainnya.
9) Energy efficiency and management. A guest tree planting program yang dimulai sejak
Penghematan energi dilakukan dengan November 2007 dimaksudkan agar para tamu ikut
menggunakan utilitas dan peralatan yang dalam melestarikan lingkungan sekitar hotel. Setiap US$20
kondisi baik (energy-efficient equipment). Semua dari pembayaran para tamu didonasikan ke program
penerangan buatan di dalam ruangan menggunakan Friends Of National Park Foundation (FNPF) untuk
lampu yang hemat energi dan terjadwal dalam membantu kegiatan konservasi lingkungan dan
operasionalnya. Alila Villas Uluwatu menggunakan satwa yang dilindungi. Selain itu, Maya Ubud-bali
energy-efficient lighting (LED), dan low capacity juga ikut melestarikan pohon dan tanaman langka
conditioning system. Desain bangunan dalam seperti banyan maja, sentul (sandoricum koetjape),
menerapkan passive solar design yaitu desain rijasa (blueberry ash), boni (antidesma bunius),
kererek (sapirdus rarak), dan kapuk (ceiba
pentandra).
Inisiatif untuk menerapkan green hotel yang lain
yaitu : mendaur ulang limbah cair untuk menyiram
tanaman sekitar hotel, menggunakan produk bio-de-
gradable, mengurangi pemakaian dan
memperhatikan pembuangan bahan-bahan yang
menyebabkan korosi seperti baterai, oli dan lain-lain.
Sejak Juni 2010 Maya Ubud-Bali melakukan
efisiensi energi dengan penggunaan lampu-lampu
LED. Meminimalisasikan penggunaan plastik sebisa
mungkin (kecuali di dapur) dan mendaur ulang
plastik. Melakukan pemisahan sampah menjadi
Gambar 5. Alila Villas Uluwatu-Bali
(Sumber : www.alilahotels.com)
260
Ni Luh Putu Eka Pebriyanti, Strategi Desain Berkelanjutan pada Bangunan Hotel Berbasis Konsep Green Hotel
sampah makanan, kertas, plastik, kaleng. Sistem penghargaan seperti : Green Globe Certification
pembuangan sampah yang dikumpulkan di pusat 2011 - 2014 serta Asean Green Hotel Recognition
pengolahan sampah Temesi, Gianyar. award 2010 – 2011, Green Hotel.
Hotel menganjurkan kepada semua staf untuk
lebih banyak menggunakan email demi mengurangi
penggunaan kertas dan mengaktifkan teknik e-fill-
ing di semua departemen hotel sehingga mengurangi
aktivitas mencetak kertas. Maya Ubud-Bali
menyuplai produk-produk ramah lingkungan dan
menggunakan produk yang tidak mengandung racun
dan berbahaya bagi lingkungan. Mengajak para tamu
menggunakan kembali handuk/towels dan
perlengkapan tempat tidur seperti sprei atau selimut
dibandingkan harus diganti setiap hari. Selain itu
mengajak para tamu untuk menghemat pemakaian
air dan efisiensi energi listrik.
Upaya mewujudkan konsep green oleh Maya- Gambar 6. Maya Ubud Hotel-Bali
Ubud hotel diapresiasi dengan diberikannya beberapa (Sumber : www.mayaresorts.com)
Tabel 2. Tabel Kriteria & Penilaian National Green Hotel Award 2015
261
Jurnal Arsitektur KOMPOSISI, Volume 11, Nomor 6, Oktober 2017
262
Ni Luh Putu Eka Pebriyanti, Strategi Desain Berkelanjutan pada Bangunan Hotel Berbasis Konsep Green Hotel
Ucapan Terimakasih
DAFTAR PUSTAKA
263