Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

261 487 1 SM

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

PENA Akuatika Volume 2 N0.

1 September 2010

PENGARUH PERBEDAAN JENIS PAKAN ALAMI


DAPHNIA, JENTIK NYAMUK DAN CACING SUTERA
TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN CUPANG HIAS ( Betta splendens )
The Effect of Different Types Of Natural Food
Daphnia, Mosquito Larvae and Silk Worms to
Growth of Ornamental Fish Betta ( Betta splendens )

Muhamad Agus*, tri Yusufi M*, Bisrul Nafi


*staf Pengajar Fak. Perikana Unikal ** Mahasiswa Fak. Perikana Unikal

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of different natural feeding of Betta fish growth and to
know what types of natural food that provides growth Betta fish is best. Research was conducted
that the Laboratory of Aquaculture Faculty of Fisheries University of Pekalongan on the date of
12 June to 12 July 2010. This study used a complete randomized desaign with 3 treatments and
each treatment is repeated 3 times. The treatment applied are different types of natural food is
Daphnia sp, mosquito larva an silk Worm. Results of analysis of variance showed that differences
in types of natural food which is given a very real effect on the growth of Betta fish. Tukey’s test
further showed that the treatment using silk Worms were significantly different to the treatment
using mosquito larva and treatment using Daphnia sp. The range of water quality during the
study are still eligible for the maintenance of Betta fish. namely the water temperature tranges
between 26 – 30oC, the pH of water range from 7-8 and DO ranged between 3.7 to 5.4 ppm

Key word : Ornamental cupang, Daphnia sp, mosquito larvae, silk worm

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pakan alami yang berbeda terhadap
pertumbuhan ikan cupang hias dan untuk mengetahui jenis pakan alami yang memberikan pertumbuhan
ikan cupang hias paling baik. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Budidaya Perairan Fakultas
Perikanan Universitas Pekalongan pada tanggal 12 Juni – 12 Juli 2010. Rancangan percobaan penelitian ini
menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan tiap perlakuan dilakukan
pengulangan sebanyak 3 kali. Perlakuan yang diterapkan adalah perbedaan jenis pakan alami yaitu
Daphnia sp, Jentik Nyamuk dan Cacing Sutera. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perbedaan jenis
pakan alami yang diberikan berpengaruh sangat nyata terhadap pertumbuhan ikan cupang hias. Uji lanjut
Tukey menunjukkan bahwa perlakuan menggunakan Cacing Sutera berbeda sangat nyata terhadap
perlakuan menggunakan Jentik Nyamuk dan perlakuan menggunakan Daphnia sp. Sedangkan perlakuan
menggunakan Jentik Nyamuk berbeda nyata terhadap perlakuan menggunakan Daphnia sp. Kisaran
kualitas air selama penelitian masih layak untuk pemeliharaan ikan cupang hias, yaitu suhu air berkisar
antara 26 – 300C, pH air berkisar antara 7 – 8 dan DO berkisar antara 3,7 – 5,4 ppm.

Kata kunci: Cupang Hias, Daphnia sp, Jentik Nyamuk, Cacing Sutera

PENDAHULUAN banyaknya penggemar ikan cupang hias


yang tidak hanya terbatas dari kelas
Ikan cupang hias adalah salah ekonomi tinggi, namun juga kaum
satu jenis ikan hias yang mempunyai nilai pinggiran, mulai anak-anak, remaja hingga
ekonomis tinggi. Hal ini didukung dengan orang dewasa (Arman 2001). Karena itu,

21
PENA Akuatika Volume 2 N0. 1 September 2010

yang menjadi ciri khas ikan cupang hias waktu yang relatif lama. Hal tersebut
adalah saat memamerkan keindahan membuat pendapatan pembudidaya
ekornya. Karena keindahannya itulah menjadi menurun.
harga seekor ikan cupang hias pun bisa Pendekatan yang bisa digunakan
mencapai ratusan ribu rupiah bahkan untuk meningkatkan pertumbuhan
jutaan rupiah. Tetapi ada yang harganya diantaranya melalui pendekatan nutrisi
hanya ribuan saja, tergantung pada pakan yang sesuai dengan pertumbuhan
kualitas, warna, jenis dan ukurannya. ikan cupang hias. Menurut Atmadjaja &
Masyarakat awam biasanya Sitanggang (2008) bahwa ikan cupang
menganggap kalau ikan cupang merupakan hias sebagai ikan karnivora sangat
ikan aduan. Padahal sebenarnya pendapat menyukai pakan alami. Pakan alami sangat
tersebut tidak seluruhnya benar. Ikan baik untuk ikan cupang karena kandungan
cupang hias memiliki tubuh, sirip, dan gizi yang terdapat di dalamnya lengkap,
warna yang lebih indah dibandingkan meliputi protein, lemak, karbohidrat,
dengan ikan cupang aduan. Secara umum, vitamin dan mineral (Anonim 2008).
ikan cupang hias unggul memiliki ciri Pakan alami umumnya selalu
berupa tubuh dan sirip yang tidak cacat, bergerak di dalam air, sehingga menarik
bentuk tubuh proporsional, sirip-siripnya perhatian ikan untuk memangsanya.
lebar dan panjangnya maksimal, serta Setidaknya ada tiga jenis pakan alami yang
warna tubuhnya cemerlang (Iskandar biasanya diberikan untuk ikan cupang hias
2004). dalam suatu pemeliharaan (pembesaran)
Ikan cupang hias mempunyai yaitu daphnia, jentik nyamuk dan cacing
nama latin Betta splendens, termasuk sutera. Pada hal, ketiga jenis pakan alami
dalam famili Anabantidae (Labirynth tersebut diduga mempunyai kandungan
Fisher). Karena itu, ikan ini mempunyai nutrisi (gizi) yang berbeda. Menurut
kemampuan yang dapat bernapas dengan Makmur (2004) bahwa kandungan nutrisi
mengambil oksigen langsung dari udara. yang terdapat dalam pakan sangat
Di alam, ikan cupang sering dijumpai pada berpengaruh terhadap hasil panen, yang
genangan-genangan air yang dangkal dan merupakan tujuan akhir dari proses
berlumpur dengan kadar oksigen terlarut budidaya. Nutrisi yang baik, tentunya akan
yang rendah (Atmadjaja & Sitanggang memacu pertumbuhan yang baik pula.
2008). Terkait hal itu, perlu adanya sebuah
Popularitas ikan cupang hias pun penelitian tentang jenis pakan alami yang
ditopang oleh adanya berbagai ajang berbeda sehingga bisa diketahui jenis
kontes di kota - kota besar. Kemenangan pakan alami mana, yang sesuai dengan
dalam sebuah ajang kontes membuat pertumbuhan ikan cupang hias (Betta
pengaruh terhadap nilai jual ikan cupang splendens).
hias yang menjadi juara ( Arman 2001 ).
Tidak hanya itu, keturunannya pun juga BAHAN DAN METODE
bakal laku di pasaran, berarti keuntungan
sudah di depan mata. Keuntungan tidak Penelitian ini dilaksanakan pada
bisa diraih dengan hanya membalik telapak tanggal 12 Juni – 12 Juli 2010 di
tangan saja. Tentunya harus dilakukan Laboratorium Budidaya Perairan Fakultas
budidaya secara intensif. Dalam budidaya Perikanan Universitas Pekalongan.
masih ditemui banyak masalah, salah satu Ikan uji yang digunakan dalam
masalah adalah pertumbuhan ikan cupang penelitian ini adalah ikan cupang hias jenis
hias yang relatif lambat, karena untuk halfmoon dengan ukuran panjang tubuh 1-
mencapai ukuran pasar membutuhkan
1,5 cm yang diperoleh dari pembudidaya

22
PENA Akuatika Volume 2 N0. 1 September 2010

ikan cupang hias di Pekalongan. Padat Tahap Adaptasi


tebar dalam penelitian ini adalah 8 ekor Ikan yang akan digunakan
ikan/akuarium. Padat tebar tersebut sebagai ikan uji diadaptasikan terlebih
disesuaikan dengan ukuran ikan dan dahulu dengan lingkungan penelitian dan
volume air dalam wadah penelitian. pakan uji selama 3 hari, sehingga ikan uji
terbiasa dengan kondisi lingkungan dan
pakan uji yang diberikan
Pakan uji yang digunakan dalam
penelitian ini adalah jenis pakan alami Tahap Pengamatan
yang berbeda yaitu :: Daphnia sp, Jentik
Ikan uji yang sebelumnya telah
Nyamuk (Culex sp) dan Cacing Sutera diadaptasikan terhadap lingkungan dan
(Tubifex sp) pakan uji. Kemudian dimasukkan ke dalam
Jumlah pakan yang diberikan akuarium dengan kepadatan 8 ekor
pada ikan uji ini dilakukan secara ad ikan/akuarium. Pakan yang diberikan pada
libitum dan diberikan 3 kali sehari pada ikan uji sesuai dengan jenis perlakuan. Hal
waktu pagi, siang dan sore hari. Sebelum yang diamati dalam penelitian ini adalah
pakan alami diberikan pada ikan,, pertumbuhan biomassa ikan uji dengan
dibersihkan dulu dan diberi larutan cara melakukan penimbangan tiap satu
Methylen Blue sebanyak satu tetes untuk 6 minggu sekali. Pengukuran biomassa ikan
- 8 liter air. Perlakuan tersebut dilakukan uji dilakukan menggunakan timbangan
untuk membunuh bakteri yang mungkin single pan merk Dial-O-Gram OHAUSS
terbawa bersama dengan pakan alami FLORHAM berkapasitas 310 g dengan
(Atmadjaja 2008). ketelitian 0,01 g.
Untuk mengetahui kondisi media
Wadah yang digunakan dalam
pemeliharaan, dilakukan pengukuran
penelitian ini adalah akuarium dengan
peubah kualitas air meliputi suhu, pH dan
ukuran 30 x 25 x 25 cm yang berjumlah 9
DO air. Pengukuran suhu, pH dan DO air
buah, dengan padat tebar 8 ekor
masing-masing dilakukan 3 kali sehari
ikan/akuarium dan volume air sebanyak 16
pada jam 08.00, 13.00 dan 17.00 WIB
L . Air yang digunakan dalam media
menggunakan thermometer Hg (untuk
penelitian adalah air sumur yang diberi
pengukuran suhu air), menggunakan kertas
daun ketapang kering. Perlakuan tersebut
indikator universal (pengukuran pH) dan
dilakukan agar kondisi ikan uji terjaga
DO meter ( pengukuran oksigen terlarut
kesehatannya. Kemudian air diendapkan
dalam air).
satu hari sebelumnya. Untuk setiap
akuarium tidak dilengkapi dengan Pengumpulan Data Pertumbuhan
perlengkapan aerasi karena ikan cupang Pertumbuhan biomassa ikan
termasuk labirint fisher yang mampu cupang hias dapat dihitung dengan
hidup pada kadar oksigen terlarut yang menggunakan rumus Effendi (1997) yaitu :
rendah. W = Wt – Wo
Rancangan percobaan penelitian Keterangan :
ini menggunakan rancangan acak lengkap W = Pertambahan biomassa ikan (g).
(RAL) dengan 3 perlakuan dan tiap Wt = Berat rata-rata ikan uji pada akhir
perlakuan dilakukan pengulangan penelitian (g).
sebanyak 3 kali. Perlakuan yang diterapkan Wo = Berat rata-rata ikan uji pada awal
adalah perbedaan jenis pakan alami yaitu penelitian (g).
Daphnia sp, Jentik Nyamuk dan Cacing Hipotesis yang diajukan dalam
Sutera.
penelitian ini adalah :

23
PENA Akuatika Volume 2 N0. 1 September 2010

Ho : Pemberian pakan alami dengan 1 1,83 3,47 7,52


jenis yang berbeda diduga tidak 2 1,58 3,98 6,21
berpengaruh terhadap 3 2,05 2,96 5,14
pertumbuhan ikan cupang hias Total 5,46 10,41 18,87
(Betta splendens). Rata-rata 1,82 3,47 6,29
H1 : Pemberian pakan alami dengan Keterangan :
jenis yang berbeda diduga A = Daphnia sp
berpengaruh terhadap B = Jentik Nyamuk (Culex sp)
pertumbuhan ikan cupang hias C = Cacing Sutera (Tubifex sp)
(Betta splendens).
Berdasarkan tabel di atas,
Analisis Data diketahui rata-rata pertumbuhan biomassa
Untuk mengetahui ada tidaknya ikan cupang hias tertinggi dicapai pada
pengaruh perlakuan terhadap pertumbuhan perlakuan menggunakan cacing sutera
ikan cupang hias dilakukan analisis ragam (Tubifex sp) sebesar 6,29 g, kemudian di
(Srigandono, 1983). Sebelum dilakukan susul perlakuan menggunakan jentik
analisis ragam, terlebih dahulu dilakukan nyamuk (Culex sp) sebesar 3,47 g dan
uji normalitas dan homogenitas ragam data terendah perlakuan menggunakan Dahnia
pertumbuhan. uji normalitas menggunakan sp. sebesar 1,82 g. Histogram rata- rata
Uji Liℓiefors (Nasoetion dan Barizi 1983) pertumbuhan biomassa ikan cupang hias,
dan uji homogenitas menggunakan Uji disajikan pada Gambar 1
Bartlett (Sudjana 1996).
7,00
Apabila dari analisis ragam
Pertumbuhan (gram)

6,00
diketahui adanya perbedaan pengaruh antar
5,00
perlakuan, maka untuk mengetahui lebih
4,00
lanjut perbedaan pengaruh antar perlakuan 3,00 6,29
dilakukan uji beda nilai tengah dari Tukey 2,00 3,47
(Srigandono, 1983). Sedangkan data 1,00 1,82
kualitas air dianalisis secara deskriptif. 0,00
A B C

HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis Pakan Alami

Gambar 1. Histogram Rata-rata


Hasil Penelitian
Pertumbuhan Biomassa Ikan
Selama penelitian telah diperoleh Cupang Hias pada Masing-masing
data pertumbuhan biomassa ikan cupang Perlakuan.
hias seperti yang disajikan pada lampiran Keterangan :
1. Berdasarkan data pada lampiran A = Daphnia sp
tersebut, data pertumbuhan biomassa ikan B = Jentik Nyamuk (Culex sp)
cupang hias dapat ditabulasikan pada C = Cacing Sutera (Tubifex sp)
masing-masing perlakuan dan ulangan
Hasil uji kenormalan dengan
sebagaimana yang tersaji pada Tabel 1
metode Liliefors terhadap data
Tabel 1. Pertumbuhan Biomassa (g) pertumbuhan biomassa ikan cupang hias
Ikan Cupang Hias Selama Penelitian menunjukkan bahwa data yang diperoleh
pada Masing-masing Perlakuan dan menyebar normal (Lampiran 2) dan dari
Ulangan hasil uji keragaman dengan uji Barlett pada
Perlakuan lampiran 3 juga menunjukkan bahwa data
Ulangan
A B C bersifat homogen, sehingga menurut

24
PENA Akuatika Volume 2 N0. 1 September 2010

Srigandono (1987) maka data tersebut yang menggunakan sumber pakan yang
dapat diuji dengan uji F. Dari hasil analisis tersedia, faktor kualitas air, umur dan
ragam diketahui bahwa perbedaan jenis ukuran ikan serta kematangan gonad.
pakan alami yang diberikan berpengaruh Selanjutnya Djajasewaka (1990)
sangat nyata terhadap pertumbuhan menyatakan bahwa dalam upaya
biomassa ikan cupang hias (Lampiran 4). meningkatkan hasil atau produksi ikan
Uji lanjutan menggunakan uji secara optimal perlu sekali diberikan pakan
Tukey menunjukkan bahwa perlakuan ikan yang berkualitas tinggi, yaitu pakan
menggunakan cacing sutera berbeda sangat yang memenuhi kebutuhan nutrisi (gizi)
nyata terhadap perlakuan menggunakan ikan.
jentik nyamuk dan perlakuan Kualitas pakan ditentukan oleh
menggunakan Daphnia sp. Sedangkan kandungan nutrisi dari pakan tersebut.
perlakuan menggunakan jentik nyamuk Jenis pakan yang mengandung nutrisi
berbeda nyata terhadap perlakuan tinggi dan sesuai dengan kebutuhan ikan
menggunakan Daphnia sp (Lampiran 5). akan menghasilkan pertumbuhan yang
tinggi pula, demikian pula sebaliknya.
Kualitas Air
Perlakuan yang menggunakan cacing
Air media penelitian terlihat sutera menghasilkan pertumbuhan paling
berwarna kuning kecoklatan karena tinggi dibandingkan perlakuan lainnya. Hal
pengaruh pemberian daun ketapang kering. itu dikarenakan kandungan nutrisi yang
Hal itu dilakukan agar ikan cupang hias uji terdapat pada cacing sutera (Tubifex sp)
terjaga kesehatannya. lebih tinggi dibandingkan kandungan
Pengukuran terhadap kualitas nutrisi yang terdapat pada jentik nyamuk
media pemeliharaan dalam penelitian dan Daphnia sp. Sebagaimana yang tersaji
menunjukkan hasil sebagai berikut : suhu pada Tabel 2 di bawah ini.
air berkisar antara 26 – 300C, pH air
berkisar antara 7 – 8 dan DO berkisar Tabel 2. Kandungan Nutrisi Pakan
antara 3,7 – 5,4 ppm. Alami

Pembahasan Kandungan gizi (%)


Kandungan Daph Jentik Cacin
Hasil penelitian menunjukkan zat pakan nia sp nyamu g
bahwa perbedaan jens pakan alami k sutera
(Daphnia sp, jentik nyamuk dan cacing Protein 5 15,58 48
sutera) berpengaruh sangat nyata terhadap Kelembapan 89 68,18 -
pertumbuhan ikan cupang hias. Hasil ini Lemak 5 7,81 21
disebabkan karena adanya perbedaan Serat - 3,46 -
nutrisi yang terkandung dalam ketiga jenis Abu 9 1,4 -
pakan alami tersebut. Glikogen - - 7
Menurut Huet (1971),
Lemak asam - - 1
pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh faktor
organik
internal dan eksternal. Faktor internal
Asam - - 1
antara lain jenis kelamin dan genetis,
nucleic
sedangkan faktor eksternal yaitu pakan dan
Sumber : Atmadjaja (2008) /
lingkungan yang meliputi suhu, kandungan
www.indobettas.com (2010)
oksigen terlarut dan pH. Sedangkan
menurut Effendie (1997), faktor – faktor Menurut Tiana (2010), protein
yang mempengaruhi pertumbuhan adalah merupakan unsur yang paling penting
jumlah dan ukuran pakan, jumlah ikan dalam pakan dan sangat diperlukan untuk

25
PENA Akuatika Volume 2 N0. 1 September 2010

pertumbuhan ikan. Selanjutnya Atmadjaja jenis pakan yang sesuai dengan bukaan
& Sitanggang (2008) menyatakan bahwa mulut ikan dengan aktivitas makan yang
ikan cupang sebagai ikan karnivora sama. (Isnansetyo dan Kurniastuty 1995)
membutuhkan lebih banyak protein yakni Perlakuan cacing sutera
sebesar 50% untuk pertumbuhan menghasilkan pertumbuhan paling tinggi.
badannya. Hal ini sangat relevan dengan Hal itu juga dikarenakan ukuran cacing
kandungan protein yang terdapat pada sutera yang relatif sesuai dengan bukaan
cacing sutera sebesar 48%. Dengan mulut ikan uji. Sebaliknya perlakuan
kandungan protein tersebut perlakuan menggunakan Daphnia sp menghasilkan
menggunakan cacing sutera menghasilkan pertumbuhan paling rendah dibandingkan
pertumbuhan ikan cupang hias yang paling dengan perlakuan jentik nyamuk dan
tinggi dibandingkan perlakuan lainnya. cacing sutera. Hal ini berhubungan dengan
Tidak hanya protein yang ukuran Daphnia sp yang kecil, yang
diperlukan untuk pertumbuhan ikan, tetapi menjadikan tingkat konsumsi ikan cupang
lemak. Lemak merupakan salah satu hias menjadi rendah, sehingga energi yang
sumber energi yang harus tersedia dalam diperoleh untuk pertumbuhan juga rendah.
pakan. Jika lemak dalam pakan tidak Hasil uji Tukey menunjukkan
mencukupi kebutuhan ikan, maka energi bahwa perlakuan menggunakan cacing
untuk beraktivitas diambil dari protein sutera berbeda sangat nyata terhadap
sehingga pertumbuhan menjadi terhambat perlakuan menggunakan jentik nyamuk
(Mokoginta dkk, 2000). dan perlakuan menggunakan Daphnia sp.
Berdasarkan Tabel 2 di atas Hal tersebut disebabkan karena nutrisi
kandungan lemak pada cacing sutera yang terkadung di dalam cacing sutera
sebesar 21 %. Nilai kadungan lemak memiliki kandungan nutrisi yang lebih
tersebut lebih besar dibandingkan dengan tinggi dibandingkan perlakuan lainnya.
kandungan lemak yang terdapat pada Sedangkan perlakuan menggunakan jentik
jentik nyamuk dan Daphnia sp. Hal nyamuk berbeda nyata terhadap perlakuan
tersebut membuat petumbuhan ikan menggunakan Daphnia sp, tetapi tidak
cupang hias dengan perlakuan berbeda sangat nyata. Hal tersebut
menggunakan cacing sutera menghasilkan dikarenakan kandungan nutrisi antar
pertumbuhan paling tinggi karena keduanya, selisihnya tidak terlalu besar
kandungan protein dan lemaknya lebih sehingga pertumbuhan yang dihasilkan
besar dibandingkan perlakuan lainnya. antar keduanya pun selisihnya juga tidak
Pertumbuhan ikan tidak hanya terlalu besar.
dipengaruhi oleh nutrisi pakan. Menurut
Kualitas Air
Effendie (1997), pertumbuhan ikan
dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah Air yang jernih bukan berarti air
satunya adalah jumlah dan ukuran pakan. yang baik bagi ikan, karena jernih bukan
Faktor ukuran tubuh pakan alami ini satu-satunya syarat air berkualitas bagi
menjadi faktor penting. Bila ditinjau dari ikan. Sering dijumpai ikan hidup dan
segi ukurannya; cacing sutera (Tubifex sp) berkembang dengan subur, justru pada air
berukuran 1-2 cm, jentik nyamuk (Culex yang bagi manusia menimbulkan kesan
sp) berukuran 10 – 25 mm dan Daphnia jorok. Pada media penelitian ini, kondisi
sp500 – 1000 µ. Ukuran jenis pakan yang air secara fisik terlihat berwarna kuning
lebih kecil dari bukaan mulut ikan akan kecoklatan karena pengaruh pemberian
berpengaruh terhadap jumlah biomassa daun ketapang. Menurut Anonim (2009)
pakan yang dimakan, sehingga ikan tidak yang dikutip dari situs
kenyang bila dibandingkan dengan ukuran www.tukangcupang.com bahwa ikan

26
PENA Akuatika Volume 2 N0. 1 September 2010

cupang yang hidup dalam rendaman air ketidaksesuaian pH air dengan syarat
ketapang akan terlihat indah, sehat, dan hidup ikan cupang dapat mengakibatkan
atraktif. Hal tersebut dikarenakan perkembangan dan pertumbuhannya tidak
rendaman air ketapang mengandung asam optimal.
organik seperti humic dan tannic. Tannic Hubungan pH air dan kehidupan
dan humic berguna untuk membunuh ikan budidaya sebagaimana tersaji Tabel 3.
bakteri. Humic juga dapat mengkondisikan
Tabel 3. Hubungan pH Air dengan
kandungan logam yang berlebihan dan
Kondisi Kultur
berbahaya bagi ikan.
Pemberian daun ketapang ke pH Air Kondisi Kultur
dalam media penelitian juga membuktikan < 4,5 Air bersifat toksik
bahwa kelangsungan hidup ikan uji 5 – 6,5 Pertumbuhan ikan
mencapai 100% dan kondisi ikan uji pun terhambat, pengaruh pada
sehat. Apabila kondisi ikan uji tidak sehat, ketahanan tubuh
tentunya pertumbuhan ikan menjadi lambat 6,5 – 9,0 Pertumbuhan optimal
karena energi yang diperoleh dari pakan > 9,0 Pertumbuhan ikan
akan habis dipakai untuk pemeliharaan terhambat
tubuh saja. Sumber : SITH, ITB – VEDCA –
Beberapa faktor lingkungan di SEAMOLEC (2009)
dalam air yang berpengaruh terhadap
Dari hasil pengukuran pH air
kehidupan ikan antara lain suhu, derajat
selama penelitian yang berkisar antara 7 –
keasaman (pH), oksigen terlarut (DO) dan
8. Berdasarkan Tabel 3. di atas, kisaran pH
lain sebagainya.
air selama penelitian sangat mendukung
Suhu air selama penelitian
pertumbuhan ikan uji.
berkisar antara 26 – 300C. Hal itu
Selain kedua faktor suhu dan pH
menunjukkan bahwa media pemeliharaan
air di atas, oksigen merupakan unsur
sesuai dengan pendapat Sunari (2008),
terpenting dalam kehidupan organisme.
yang menyatakan suhu air yang baik
Pada saat bernapas, organisme
untuk pemeliharaan ikan cupang hias
memasukkan oksigen dan mengeluarkan
berkisar antara 24– 300C.
karbondioksida. Oksigen ada di udara dan
Hubungan antara suhu dengan
di dalam air. Oksigen yang ada di dalam
pertumbuhan ikan menurut Huet, (1971)
air disebut oksigen terlarut (DO). Selama
yaitu adanya pertumbuhan yang kecil atau
ini, ikan cupang dikenal memilki daya
tidak ada sama sekali di bawah suhu
tahan yang baik terhadap rendahnya
tertentu (200C). Selanjutnya pertumbuhan
oksigen terlarut dalam air. Artinya pada
meningkat seiring dengan meningkatnya
kondisi air yang memiliki oksigen terlarut
suhu sampai mencapai titik maksimum
3 ppm, ikan cupang hias bisa hidup dengan
(300C), dan menurun kembali atau bahkan
baik. Hal ini dimungkinkan karena ikan
menjadi negatif (letal) pada suhu di atas
cupang termasuk ikan labirin, yaitu mampu
titik maksimum (33 0C). Dengan demikian,
mengambil oksigen langsung dari udara.
kisaran suhu air pada media penelitian
(Arman 2001).
tersebut masih dalam batas yang layak
Dari hasil pengukuran nilai
dalam mendukung pertumbuhan ikan.
oksigen terlarut dalam media penelitian
Secara umum, besarnya pH air
berkisar antara 3,7 – 5,4 ppm. Naik
yang akan digunakan sebagai media
turunnya nilai oksigen telarut tersebut
pemeliharaan ikan cupang harus sesuai
berhubungan dengan nilai suhu air.
dengan habitat aslinya di alam liar, yaitu
Dimana suhu air meningkat, kadungan
antara 6,5 -7,2 (Atmadjaja 2008) .
oksigen terlarut menjadi menurun. Hal

27
PENA Akuatika Volume 2 N0. 1 September 2010

tersebut dikarenakan penggunaan oksigen Anonim. 2009. Teknologi Pengelolaan


terlarut dalam air meningkat dengan Kualitas Air, Progam Alih Jenjang
naiknya suhu air karena laju metabolisme D4 Bidang Akuakultur. SITH, ITB
ikan meningkat. Begitu pula sebaliknya. – VEDCA – SEAMOLEC
Kisaran oksigen terlarut di atas, Anonim.2010. Daphnia. http://www.o-
dalam media penelitian dianggap masih fish.com/PakanIkan/daphnia_1.php
layak dalam mendukung pertumbuhan ikan
uji. Menurut Arman (2001) bahwa Anonim. 2010. Jenis dan Kandungan Gizi
kandungan oksigen terlarut yang baik Cupang. www.indobettas.com
untuk pemeliharaan (perawatan) ikan
cupang hias di atas 4 ppm. Anonim. 2010. Nyamuk.
http://id.wikipedia.org/wiki/Nyamu
SIMPULAN DAN SARAN k.
Simpulan
Arman. 2001. Mempersipakan Cupang
Berdasarkan hasil penelitian yang Hias Untuk Kontes. Jakarta : Agro
telah dilakukan, maka dapat disimpulkan Media Pustaka
sebagai berikut :
1. Perbedaan jenis pakan alami Atmadjaja, Jotty. 2008. Panduan Lengkap
(Daphnia sp, jentik nyamuk dan Memelihara Cupang Hias dan
cacing sutera) berpengaruh sangat Cupang Adu. Jakarta : Penebar
nyata terhadap pertumbuhan ikan Swadaya.
cupang hias
2. Pertumbuhan biomassa ikan cupang Atmadjaja, J & Sitanggang, M. 2008.
hias paling tinggi pada perlakuan Panduan Lengkap Budidaya dan
cacing sutera, kemudian perlakuan Perawatan Cupang Hias. Jakarta :
jentik nyamuk dan paling rendah Agromedia (htt : // books.
perlakuan Daphnia sp. goole.co.Id//).
3. Kisaran kualitas air media selama
penelitian masih berada pada kisaran Departemen Pertanian. 1992. Pedoman
yang layak untuk pertumbuhan ikan Teknis Budidaya Pakan Alami Ikan
cupang hias dan Udang, Pusat Penelitian dan
Pengembangan Perikanan. Jakarta
Saran
: Badan Perikanan dan
Dalam budidaya ikan cupang hias Pengembangan Pertanian.
khususnya tahap pembesaran, untuk
memperoleh pertumbuhan ikan cupang Djajasewaka, H. 1985. Pakan Ikan
hias yang tinggi bisa digunakan pakan (Makanan Ikan), Cetakan I. Jakarta
alami berupa cacing sutera (Tubifex sp) : CV Yasaguna.

DAFTAR PUSTAKA Djajasewaka, H. 1990. Pakan Ikan


(Makanan Ikan), Cetakan 2.
Anonim. 2008. Buku Pintar Ikan Hias Jakarta : CV Yasaguna.
Populer. Jakarta : Agromedia (htt :
// books. goole.co.Id//). Djarijah, A.S.1995. Pakan Alami Ikan.
Anonim.2009. Mitos Daun Ketapang. Yogyakarta : Kanisius
(http://tukangcupang.bolgspot)

28
PENA Akuatika Volume 2 N0. 1 September 2010

Effendi, M. I. 1997. Biologi Perikanan. Nasoetion, A.H dan Barizi.1983. Metode


Yokyakarta : Yayasan Pustaka Statistika, Cetakan V. Jakarta : PT
Nusantara Gramedia.
Srigandono, B.1983. Rancangan
Percobaan (Experimental Design).
Hardiko, R. S. 2004. Aktivitas Antimikroba
Semarang : Fakultas Peternakan,
Ekstrak Etanol, Ekstrak Air Daun
Universitas Diponegoro.
yang Dipetik dan Daun Gugur
Pohon Ketapang (Terminalia
Sudjana. 1996. Metode Statistika, Edisi
catappa L.), Acta Pharm. Indon.,
Keenam. Bandung : Tarsito.
22(4), 129-133.
Heriyanto, E.1996. Rancangan Percobaan
Sudradjad. 2008. Pembenihan &
pada Bidang Pertanian, Cetakan II.
Pembesaran Cupang Hias. (htt : //
Ungaran : Trubus Agriwidya
books. goole.co.Id//).
Sugandy, I. 2002. Budidaya Cupang Hias.
Huet, M. 1971. Textbook of Fish Culture,
Jakarta: Argo Media Pustaka
Breeding and Cultivation of Fish.
London ; Fishing New (Books) Ltd
Sunari. 2008. Budi Daya Ikan Cupang. (htt
: // books. goole.co.Id//) : Ganeca.
Iskandar. 2004. Panduan Berbisnis Ikan
Hias dan Akuarium. Jakarta :
Tiana, Handrie Agoes. 2010. Memilih &
Agromedia
Membuat Pakan Tepat untuk Koi.
Jakarta : Agromedia (htt : // books.
Isnansetyo, A dan Kurniastuty. 1995.
goole.co.Id//).
Teknik Kultur Fitoplankton dan
Zooplankton (Pakan Alami Untuk
organisme Laut). Yogyakart ;
Kanisius

Makmur, Afran. 2004. Proses


Metabolisme Protein Pakan Pada
Ikan. Palembang : Balai Riset
Perikanan Umum

Mokoginta, I; D. Jusadi; M. Setiawati; dan


M. A. Suprayudi. 2000. Kebutuhan
Asam Lemak Esensial, Vitamin dan
Mineral dalam Pakan Induk
Pangasius suchi Untuk Reproduksi.
Institut Pertanian Bogor : Laporan
Akhir. Hibah Bersaing VII/1-2
Perguruan Tinggi/Tahun Anggaran
1998/2000.

Mudjiman, A.1985. Makanan Ikan,.


Cetakan VII. Jakarta : Penebar
Swadaya

29

You might also like