261 487 1 SM
261 487 1 SM
261 487 1 SM
1 September 2010
ABSTRACT
This study aims to determine the effect of different natural feeding of Betta fish growth and to
know what types of natural food that provides growth Betta fish is best. Research was conducted
that the Laboratory of Aquaculture Faculty of Fisheries University of Pekalongan on the date of
12 June to 12 July 2010. This study used a complete randomized desaign with 3 treatments and
each treatment is repeated 3 times. The treatment applied are different types of natural food is
Daphnia sp, mosquito larva an silk Worm. Results of analysis of variance showed that differences
in types of natural food which is given a very real effect on the growth of Betta fish. Tukey’s test
further showed that the treatment using silk Worms were significantly different to the treatment
using mosquito larva and treatment using Daphnia sp. The range of water quality during the
study are still eligible for the maintenance of Betta fish. namely the water temperature tranges
between 26 – 30oC, the pH of water range from 7-8 and DO ranged between 3.7 to 5.4 ppm
Key word : Ornamental cupang, Daphnia sp, mosquito larvae, silk worm
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pakan alami yang berbeda terhadap
pertumbuhan ikan cupang hias dan untuk mengetahui jenis pakan alami yang memberikan pertumbuhan
ikan cupang hias paling baik. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Budidaya Perairan Fakultas
Perikanan Universitas Pekalongan pada tanggal 12 Juni – 12 Juli 2010. Rancangan percobaan penelitian ini
menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan tiap perlakuan dilakukan
pengulangan sebanyak 3 kali. Perlakuan yang diterapkan adalah perbedaan jenis pakan alami yaitu
Daphnia sp, Jentik Nyamuk dan Cacing Sutera. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perbedaan jenis
pakan alami yang diberikan berpengaruh sangat nyata terhadap pertumbuhan ikan cupang hias. Uji lanjut
Tukey menunjukkan bahwa perlakuan menggunakan Cacing Sutera berbeda sangat nyata terhadap
perlakuan menggunakan Jentik Nyamuk dan perlakuan menggunakan Daphnia sp. Sedangkan perlakuan
menggunakan Jentik Nyamuk berbeda nyata terhadap perlakuan menggunakan Daphnia sp. Kisaran
kualitas air selama penelitian masih layak untuk pemeliharaan ikan cupang hias, yaitu suhu air berkisar
antara 26 – 300C, pH air berkisar antara 7 – 8 dan DO berkisar antara 3,7 – 5,4 ppm.
Kata kunci: Cupang Hias, Daphnia sp, Jentik Nyamuk, Cacing Sutera
21
PENA Akuatika Volume 2 N0. 1 September 2010
yang menjadi ciri khas ikan cupang hias waktu yang relatif lama. Hal tersebut
adalah saat memamerkan keindahan membuat pendapatan pembudidaya
ekornya. Karena keindahannya itulah menjadi menurun.
harga seekor ikan cupang hias pun bisa Pendekatan yang bisa digunakan
mencapai ratusan ribu rupiah bahkan untuk meningkatkan pertumbuhan
jutaan rupiah. Tetapi ada yang harganya diantaranya melalui pendekatan nutrisi
hanya ribuan saja, tergantung pada pakan yang sesuai dengan pertumbuhan
kualitas, warna, jenis dan ukurannya. ikan cupang hias. Menurut Atmadjaja &
Masyarakat awam biasanya Sitanggang (2008) bahwa ikan cupang
menganggap kalau ikan cupang merupakan hias sebagai ikan karnivora sangat
ikan aduan. Padahal sebenarnya pendapat menyukai pakan alami. Pakan alami sangat
tersebut tidak seluruhnya benar. Ikan baik untuk ikan cupang karena kandungan
cupang hias memiliki tubuh, sirip, dan gizi yang terdapat di dalamnya lengkap,
warna yang lebih indah dibandingkan meliputi protein, lemak, karbohidrat,
dengan ikan cupang aduan. Secara umum, vitamin dan mineral (Anonim 2008).
ikan cupang hias unggul memiliki ciri Pakan alami umumnya selalu
berupa tubuh dan sirip yang tidak cacat, bergerak di dalam air, sehingga menarik
bentuk tubuh proporsional, sirip-siripnya perhatian ikan untuk memangsanya.
lebar dan panjangnya maksimal, serta Setidaknya ada tiga jenis pakan alami yang
warna tubuhnya cemerlang (Iskandar biasanya diberikan untuk ikan cupang hias
2004). dalam suatu pemeliharaan (pembesaran)
Ikan cupang hias mempunyai yaitu daphnia, jentik nyamuk dan cacing
nama latin Betta splendens, termasuk sutera. Pada hal, ketiga jenis pakan alami
dalam famili Anabantidae (Labirynth tersebut diduga mempunyai kandungan
Fisher). Karena itu, ikan ini mempunyai nutrisi (gizi) yang berbeda. Menurut
kemampuan yang dapat bernapas dengan Makmur (2004) bahwa kandungan nutrisi
mengambil oksigen langsung dari udara. yang terdapat dalam pakan sangat
Di alam, ikan cupang sering dijumpai pada berpengaruh terhadap hasil panen, yang
genangan-genangan air yang dangkal dan merupakan tujuan akhir dari proses
berlumpur dengan kadar oksigen terlarut budidaya. Nutrisi yang baik, tentunya akan
yang rendah (Atmadjaja & Sitanggang memacu pertumbuhan yang baik pula.
2008). Terkait hal itu, perlu adanya sebuah
Popularitas ikan cupang hias pun penelitian tentang jenis pakan alami yang
ditopang oleh adanya berbagai ajang berbeda sehingga bisa diketahui jenis
kontes di kota - kota besar. Kemenangan pakan alami mana, yang sesuai dengan
dalam sebuah ajang kontes membuat pertumbuhan ikan cupang hias (Betta
pengaruh terhadap nilai jual ikan cupang splendens).
hias yang menjadi juara ( Arman 2001 ).
Tidak hanya itu, keturunannya pun juga BAHAN DAN METODE
bakal laku di pasaran, berarti keuntungan
sudah di depan mata. Keuntungan tidak Penelitian ini dilaksanakan pada
bisa diraih dengan hanya membalik telapak tanggal 12 Juni – 12 Juli 2010 di
tangan saja. Tentunya harus dilakukan Laboratorium Budidaya Perairan Fakultas
budidaya secara intensif. Dalam budidaya Perikanan Universitas Pekalongan.
masih ditemui banyak masalah, salah satu Ikan uji yang digunakan dalam
masalah adalah pertumbuhan ikan cupang penelitian ini adalah ikan cupang hias jenis
hias yang relatif lambat, karena untuk halfmoon dengan ukuran panjang tubuh 1-
mencapai ukuran pasar membutuhkan
1,5 cm yang diperoleh dari pembudidaya
22
PENA Akuatika Volume 2 N0. 1 September 2010
23
PENA Akuatika Volume 2 N0. 1 September 2010
6,00
diketahui adanya perbedaan pengaruh antar
5,00
perlakuan, maka untuk mengetahui lebih
4,00
lanjut perbedaan pengaruh antar perlakuan 3,00 6,29
dilakukan uji beda nilai tengah dari Tukey 2,00 3,47
(Srigandono, 1983). Sedangkan data 1,00 1,82
kualitas air dianalisis secara deskriptif. 0,00
A B C
24
PENA Akuatika Volume 2 N0. 1 September 2010
Srigandono (1987) maka data tersebut yang menggunakan sumber pakan yang
dapat diuji dengan uji F. Dari hasil analisis tersedia, faktor kualitas air, umur dan
ragam diketahui bahwa perbedaan jenis ukuran ikan serta kematangan gonad.
pakan alami yang diberikan berpengaruh Selanjutnya Djajasewaka (1990)
sangat nyata terhadap pertumbuhan menyatakan bahwa dalam upaya
biomassa ikan cupang hias (Lampiran 4). meningkatkan hasil atau produksi ikan
Uji lanjutan menggunakan uji secara optimal perlu sekali diberikan pakan
Tukey menunjukkan bahwa perlakuan ikan yang berkualitas tinggi, yaitu pakan
menggunakan cacing sutera berbeda sangat yang memenuhi kebutuhan nutrisi (gizi)
nyata terhadap perlakuan menggunakan ikan.
jentik nyamuk dan perlakuan Kualitas pakan ditentukan oleh
menggunakan Daphnia sp. Sedangkan kandungan nutrisi dari pakan tersebut.
perlakuan menggunakan jentik nyamuk Jenis pakan yang mengandung nutrisi
berbeda nyata terhadap perlakuan tinggi dan sesuai dengan kebutuhan ikan
menggunakan Daphnia sp (Lampiran 5). akan menghasilkan pertumbuhan yang
tinggi pula, demikian pula sebaliknya.
Kualitas Air
Perlakuan yang menggunakan cacing
Air media penelitian terlihat sutera menghasilkan pertumbuhan paling
berwarna kuning kecoklatan karena tinggi dibandingkan perlakuan lainnya. Hal
pengaruh pemberian daun ketapang kering. itu dikarenakan kandungan nutrisi yang
Hal itu dilakukan agar ikan cupang hias uji terdapat pada cacing sutera (Tubifex sp)
terjaga kesehatannya. lebih tinggi dibandingkan kandungan
Pengukuran terhadap kualitas nutrisi yang terdapat pada jentik nyamuk
media pemeliharaan dalam penelitian dan Daphnia sp. Sebagaimana yang tersaji
menunjukkan hasil sebagai berikut : suhu pada Tabel 2 di bawah ini.
air berkisar antara 26 – 300C, pH air
berkisar antara 7 – 8 dan DO berkisar Tabel 2. Kandungan Nutrisi Pakan
antara 3,7 – 5,4 ppm. Alami
25
PENA Akuatika Volume 2 N0. 1 September 2010
pertumbuhan ikan. Selanjutnya Atmadjaja jenis pakan yang sesuai dengan bukaan
& Sitanggang (2008) menyatakan bahwa mulut ikan dengan aktivitas makan yang
ikan cupang sebagai ikan karnivora sama. (Isnansetyo dan Kurniastuty 1995)
membutuhkan lebih banyak protein yakni Perlakuan cacing sutera
sebesar 50% untuk pertumbuhan menghasilkan pertumbuhan paling tinggi.
badannya. Hal ini sangat relevan dengan Hal itu juga dikarenakan ukuran cacing
kandungan protein yang terdapat pada sutera yang relatif sesuai dengan bukaan
cacing sutera sebesar 48%. Dengan mulut ikan uji. Sebaliknya perlakuan
kandungan protein tersebut perlakuan menggunakan Daphnia sp menghasilkan
menggunakan cacing sutera menghasilkan pertumbuhan paling rendah dibandingkan
pertumbuhan ikan cupang hias yang paling dengan perlakuan jentik nyamuk dan
tinggi dibandingkan perlakuan lainnya. cacing sutera. Hal ini berhubungan dengan
Tidak hanya protein yang ukuran Daphnia sp yang kecil, yang
diperlukan untuk pertumbuhan ikan, tetapi menjadikan tingkat konsumsi ikan cupang
lemak. Lemak merupakan salah satu hias menjadi rendah, sehingga energi yang
sumber energi yang harus tersedia dalam diperoleh untuk pertumbuhan juga rendah.
pakan. Jika lemak dalam pakan tidak Hasil uji Tukey menunjukkan
mencukupi kebutuhan ikan, maka energi bahwa perlakuan menggunakan cacing
untuk beraktivitas diambil dari protein sutera berbeda sangat nyata terhadap
sehingga pertumbuhan menjadi terhambat perlakuan menggunakan jentik nyamuk
(Mokoginta dkk, 2000). dan perlakuan menggunakan Daphnia sp.
Berdasarkan Tabel 2 di atas Hal tersebut disebabkan karena nutrisi
kandungan lemak pada cacing sutera yang terkadung di dalam cacing sutera
sebesar 21 %. Nilai kadungan lemak memiliki kandungan nutrisi yang lebih
tersebut lebih besar dibandingkan dengan tinggi dibandingkan perlakuan lainnya.
kandungan lemak yang terdapat pada Sedangkan perlakuan menggunakan jentik
jentik nyamuk dan Daphnia sp. Hal nyamuk berbeda nyata terhadap perlakuan
tersebut membuat petumbuhan ikan menggunakan Daphnia sp, tetapi tidak
cupang hias dengan perlakuan berbeda sangat nyata. Hal tersebut
menggunakan cacing sutera menghasilkan dikarenakan kandungan nutrisi antar
pertumbuhan paling tinggi karena keduanya, selisihnya tidak terlalu besar
kandungan protein dan lemaknya lebih sehingga pertumbuhan yang dihasilkan
besar dibandingkan perlakuan lainnya. antar keduanya pun selisihnya juga tidak
Pertumbuhan ikan tidak hanya terlalu besar.
dipengaruhi oleh nutrisi pakan. Menurut
Kualitas Air
Effendie (1997), pertumbuhan ikan
dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah Air yang jernih bukan berarti air
satunya adalah jumlah dan ukuran pakan. yang baik bagi ikan, karena jernih bukan
Faktor ukuran tubuh pakan alami ini satu-satunya syarat air berkualitas bagi
menjadi faktor penting. Bila ditinjau dari ikan. Sering dijumpai ikan hidup dan
segi ukurannya; cacing sutera (Tubifex sp) berkembang dengan subur, justru pada air
berukuran 1-2 cm, jentik nyamuk (Culex yang bagi manusia menimbulkan kesan
sp) berukuran 10 – 25 mm dan Daphnia jorok. Pada media penelitian ini, kondisi
sp500 – 1000 µ. Ukuran jenis pakan yang air secara fisik terlihat berwarna kuning
lebih kecil dari bukaan mulut ikan akan kecoklatan karena pengaruh pemberian
berpengaruh terhadap jumlah biomassa daun ketapang. Menurut Anonim (2009)
pakan yang dimakan, sehingga ikan tidak yang dikutip dari situs
kenyang bila dibandingkan dengan ukuran www.tukangcupang.com bahwa ikan
26
PENA Akuatika Volume 2 N0. 1 September 2010
cupang yang hidup dalam rendaman air ketidaksesuaian pH air dengan syarat
ketapang akan terlihat indah, sehat, dan hidup ikan cupang dapat mengakibatkan
atraktif. Hal tersebut dikarenakan perkembangan dan pertumbuhannya tidak
rendaman air ketapang mengandung asam optimal.
organik seperti humic dan tannic. Tannic Hubungan pH air dan kehidupan
dan humic berguna untuk membunuh ikan budidaya sebagaimana tersaji Tabel 3.
bakteri. Humic juga dapat mengkondisikan
Tabel 3. Hubungan pH Air dengan
kandungan logam yang berlebihan dan
Kondisi Kultur
berbahaya bagi ikan.
Pemberian daun ketapang ke pH Air Kondisi Kultur
dalam media penelitian juga membuktikan < 4,5 Air bersifat toksik
bahwa kelangsungan hidup ikan uji 5 – 6,5 Pertumbuhan ikan
mencapai 100% dan kondisi ikan uji pun terhambat, pengaruh pada
sehat. Apabila kondisi ikan uji tidak sehat, ketahanan tubuh
tentunya pertumbuhan ikan menjadi lambat 6,5 – 9,0 Pertumbuhan optimal
karena energi yang diperoleh dari pakan > 9,0 Pertumbuhan ikan
akan habis dipakai untuk pemeliharaan terhambat
tubuh saja. Sumber : SITH, ITB – VEDCA –
Beberapa faktor lingkungan di SEAMOLEC (2009)
dalam air yang berpengaruh terhadap
Dari hasil pengukuran pH air
kehidupan ikan antara lain suhu, derajat
selama penelitian yang berkisar antara 7 –
keasaman (pH), oksigen terlarut (DO) dan
8. Berdasarkan Tabel 3. di atas, kisaran pH
lain sebagainya.
air selama penelitian sangat mendukung
Suhu air selama penelitian
pertumbuhan ikan uji.
berkisar antara 26 – 300C. Hal itu
Selain kedua faktor suhu dan pH
menunjukkan bahwa media pemeliharaan
air di atas, oksigen merupakan unsur
sesuai dengan pendapat Sunari (2008),
terpenting dalam kehidupan organisme.
yang menyatakan suhu air yang baik
Pada saat bernapas, organisme
untuk pemeliharaan ikan cupang hias
memasukkan oksigen dan mengeluarkan
berkisar antara 24– 300C.
karbondioksida. Oksigen ada di udara dan
Hubungan antara suhu dengan
di dalam air. Oksigen yang ada di dalam
pertumbuhan ikan menurut Huet, (1971)
air disebut oksigen terlarut (DO). Selama
yaitu adanya pertumbuhan yang kecil atau
ini, ikan cupang dikenal memilki daya
tidak ada sama sekali di bawah suhu
tahan yang baik terhadap rendahnya
tertentu (200C). Selanjutnya pertumbuhan
oksigen terlarut dalam air. Artinya pada
meningkat seiring dengan meningkatnya
kondisi air yang memiliki oksigen terlarut
suhu sampai mencapai titik maksimum
3 ppm, ikan cupang hias bisa hidup dengan
(300C), dan menurun kembali atau bahkan
baik. Hal ini dimungkinkan karena ikan
menjadi negatif (letal) pada suhu di atas
cupang termasuk ikan labirin, yaitu mampu
titik maksimum (33 0C). Dengan demikian,
mengambil oksigen langsung dari udara.
kisaran suhu air pada media penelitian
(Arman 2001).
tersebut masih dalam batas yang layak
Dari hasil pengukuran nilai
dalam mendukung pertumbuhan ikan.
oksigen terlarut dalam media penelitian
Secara umum, besarnya pH air
berkisar antara 3,7 – 5,4 ppm. Naik
yang akan digunakan sebagai media
turunnya nilai oksigen telarut tersebut
pemeliharaan ikan cupang harus sesuai
berhubungan dengan nilai suhu air.
dengan habitat aslinya di alam liar, yaitu
Dimana suhu air meningkat, kadungan
antara 6,5 -7,2 (Atmadjaja 2008) .
oksigen terlarut menjadi menurun. Hal
27
PENA Akuatika Volume 2 N0. 1 September 2010
28
PENA Akuatika Volume 2 N0. 1 September 2010
29