Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Makalah Konsep Strategi Dan Upaya Pemberantasan Korupsi

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 17

JMKSP

Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Volume 2, No. 2, Juli-Desember 2017


Pendidikan

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA SEBAGAI PENDUKUNG TUMBUH


KEMBANG WAWASAN KEBANGSAAN PADA MATA PELAJARAN PPKn
DI SMP NEGERI 7 PALEMBANG

Rahma Danniarti
Guru SMP Negeri 7 Palembang
e-mail: rahmadanniarti28@gmail.com

Abstract: This study aimed at describing the implementation of Pancasila as the values which
supported the improvement and development of national insight on PPKn subject in SMP
Negeri 7 of Palembang. This research was a descriptive research using qualitative approach.
It was conducted in SMP Negeri 7 Palembang involving the teachers and the students as the
object of the research. The data were collected through observation, interviews, and
documentation. The validity of the data was measured through triangulation technique. The
results showed that students in SMP Negeri 7 began to show the attitude of nationalism, such
as: respect for the dignity of human beings as the creation of the Almighty God by reading
the holy verses of the Qur'an and Dhuha prayer at zero hour (06:40) ; helped a needy friend,
dared to respond to what the teacher had taught. From this study, it is clear that Pancasila is
really the foundation and the principal of life of the Indonesian nation. Through Pancasila
and PPKn subject, the education in Indonesia is hoped to be able to create the generation
whose attitudes and actions really reflect the identity of the Indonesian nation which is based
on the values of Pancasila. It is also taught abou how to defend the country. If one region in
Indonesia is threatened then the threat applies to all Indonesian citizens.

Keywords: The Value of Pancasila, National Insight, PPKn Subject

PENDAHULUAN perjalanannya bingkai tersebut menemui


jalan terjal dan kerikil serta ancaman yang
Indonesia sebagai negara yang
dapat mengoyaknya. Perlu upaya serius untuk
berdaulat memiliki wilayah yang sangat luas.
menjaga bingkai persatuan dan kesatuan itu
Jumlah penduduknya yang besar dari
dari pengaruh ideologi (radikalisme) yang
beragam etnis dengan tradisi yang berbeda
mengancam baik dari dalam maupun luar
dan aneka adat istiadat, menambah kekayaan
negeri. Penguatan nilai-nilai Pancasila
nusantara, keragaman budaya dan adat
sebagai bingkai persatuan dan kesatuan di
istiadat menjadi ciri khas perbedaan itu. Juga
implementasi pada mata pelajaran Pendidikan
keragaman keyakinan dan agama pun
Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)
menambah mozaik keindahan bumi
dalam rangka tumbuh kembang wawasan
nusantara. Nilai-nilai nasionalisme yang
kebangsaan (Nuhrison M.Nuh, dkk, : 2015).
terkandung dalam konsep Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI), Pancasila, UUD Dari pengalaman sejarah, sejak Budi
1945 dan Bhinneka Tunggal Ika menjadi Utomo 1908 yang kita peringati sebagai Hari
bingkai persatuan dan kesatuan. Dalam

187
JMKSP
Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Volume 2, No. 2, Juli-Desember 2017
Pendidikan

Kebangkitan Nasional dan Ikrar Sumpah yang tidak hapal Pancasila. Karena timbulnya
Pemuda 1928, Proklamasi Kemerdekaan hal-hal tersebut membuat penulis
1945 sampai dengan saat ini, kita telah mengadakan penelitian di SMP Negeri 7
mengalami pasang surut dan dinamika dalam Palembang.
kehidupan berbangsa dan bernegara. Saat ini Kecenderungan semakin memudarnya
kita telah masuk pada era globalisasi, Wawasan Kebangsaan tercermin dari perilaku
transparansi dan reformasi yang sedang hidup yang semakin memprihatinkan.
menguji keberadaan bangsa Indonesia, tanpa Sentimen dan fanatisme suku, ras dan
disadari keadaan tersebut telah mampu antargolongan semakin menonjol sehingga
menggeser nilai-nilai bangsa yang selama ini seringkali rentan terhadap terjadinya gesekan-
terpatri kuat dan menjiwai kehidupan gesekan dan konfflik bernuansa SARA
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. diberbagai daerah. Kondisi tersebut
Nilai-nilai kebangsaan yang terkandung diperparah oleh perbuatan sebagian kelompok
dalam Pancasila tidak lagi menjadi bagian masyarakat yang secara sadar menjual
yang harus dimengerti, dipahami dan bangsanya sendiri kepada bangsa asing
diamalkan dalam kehidupan bermasyarakat. dengan menguasai isu-isu HAM,
Sebaliknya telah menjurus kearah kehidupan Demokratisasi dan lingkungan hidup untuk
individualistik dan materialistik yang kepentingan bangsa yang lebih besar. Sulit
mengakibatkan semakin jauh dari nilai-nilai rasanya bagi bangsa Indonesia untuk kembali
jati diri, kepribadian dan keimanan bangsa bangkit dari keterpurukan saat ini ditengah
Indonesia. deras masuknya faham asing yang
bertentangan dengan paham Pancasila
Siswa SMP Negeri 7 Palembang pada
sehingga ancaman terjadinya disintegrasi
pergaulan sehari-hari dilingkungan sekolah
bangsa tanpa disadari telah mengancam
sudah menunjukkan hal-hal tersebut, yaitu
sendi-sendi kehidupan bangsa Indonesia.
individualistik, kepribadian dan keimanan
Rasa kebangsaan warga negara
semakin jauh. Contohnya: siswa banyak yang
Indonesia saat ini hanya muncul bila ada
tidak bisa sholat dan mengaji; tidak peduli
suatu faktor pendorong, seperti kasus
kalau melihat temannya sedang mengalami
pengklaiman beberapa kebudayaan dan
kesulitan dan kesusahan, malahan mereka
pulau-pulau kecil Indonesia seperti Sipadan,
senang melihat hal itu; tidak peduli dengan
Ligitan, serta Ambalat oleh Malaysia
kebersihan lingkungan, kurang sopan kalau
beberapa waktu yang lalu. Namun rasa
berbicara dengan guru dan teman; banyak

188
JMKSP
Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Volume 2, No. 2, Juli-Desember 2017
Pendidikan

kebangsaan itu kembali berkurang seiring kebangsaan anak bangsa tersebut. Padahal
dengan meredanya konflik tersebut. kita masih mampu dan dapat mengatasi
Pada kasus GAM, jarang dari permasalahan-permasalahan yang terjadi di
masyarakat Indonesia yang bersedia menjadi dalam negeri. Baik masalah Poso, masalah
sukarelawan untuk membantu menumpas Aceh, masalah Ambon, masalah Papua dan
pemberontakan GAM. Tetapi manakala masalah lainnya di Indonesia ini.
rakyat Irak diserang oleh Amerika Serikat, Begitu juga masyarakat dalam
banyak orang menangis dan mengumpulkan menyampaikan aspirasinya terlihat betapa
dana serta menjadi relawan untuk membantu lunturnya nilai-nilai luhur bangsa ini yang
rakyat Irak. Namun, ketika rakyat Aceh tercermin baik dalam orasinya,
disakiti, disiksa, diperas dan dibunuh oleh spanduk/poster yang dibentangkan maupun
GAM, tidak terlihat adanya kelompok orang tingkah laku yang tidak santun. Pernah terjadi
menangis dan berusaha untuk menjadi pada suatu peristiwa demonstrasi, mereka
relawan dalam membantu menyelesaikan menginjak-injak dan membakar gambar/foto
masalah Aceh. Hal tersebut merupakan presiden yang nota bene sebagai lambang
cerminan betapa lunturnya rasa kebangsaan negara dan harus dihormati oleh seluruh anak
yang dimiliki bangsa ini. bangsa.
Sebagai perbandingan, dahulu kala Perilaku lain yang sangat
ketika presiden Soekarno mencanangkan mengkuatirkan generasi tua atau para prang
Trikora untuk membebaskan Irian Barat dari tua adalah adanya kebiasaan atau budaya
tangan penjajah Belanda, orang berbondong- yang banyak melanggar norma-norma agama
bondong mendaftarkan diri untuk menjadi dan sosial pada generasi muda. Pergaulan
sukarelawan dalam mengusir Belanda dari bebas, seks pranikah, penggunaan narkoba
Irian Barat. Hal ini sangat ironis sekali adalah sebagian contoh yang dapat dilihat
dengan kondisi saat ini. dari lingkungan generasi muda kita saat ini.
Hal ini ironis dengan fenomena yang Dengan memudarnya rasa kebangsaan
ada di negra kita saat ini dimana anak bangsa dapat mengancam dan menghancurkan
yang meminta adanya campur tangan pasukan bangsa Indonesia. Hal ini terjadi karena nilai-
dari negara asing untuk mengatasi masalah nilai Pancasila sebagai tumbuh kembang
dalam negeri baik di Poso maupun di Maluku. wawasan kebangsaan menjadi lemah dan
Peristiwa tersebut menunjukkan betapa dapat dengan mudah ditembus oleh pihak
rendahnya rasa nasionalisme atau semangat luar. Sekarang bukan dijajah dalam bentuk

189
JMKSP
Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Volume 2, No. 2, Juli-Desember 2017
Pendidikan

fisik, namun dijajah secara mental dan nilai-nilai Pancasila terutama paham
ideologi. kebangsaan; (2) tidak terlaksananya
Banyak sekali kebudayaan dan paham pemahaman terhadap nilai-nilai Pancasila
barat yang masuk ke dalam bangsa Indonesia terutama rasa kebangsaan; (3) tidak
yang berpengaruh negatif dapat dengan terlaksananya pemahaman terhadap nilai-nilai
mudah masuk dan diterima oleh bangsa Pancasila terutama semangat kebangsaan.
Indonesia. Dengan terjadinya hal itu, maka Kesadaran bangsa Indonesia tentang
akan terjadi akulturasi, bahkan Pancasila, Kewarganegaraan, serta Wawasan
menghilangnya kebudayaan dan kepribadian Kebangsaan sangat rendah. Hal ini dapat kita
bangsa yang seharusnya menjadi jati diri lihat dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya,
bangsa. banyak terjadi konflik antargolongan,
Dalam aspek perekonomian negara, demonstrasi anarkhis, dan pelanggaran Hak
dengan memudarnya rasa kebangsaan Asasi Manusia. Sehingga kesadaran bangsa
mengakibatkan perekonomian bangsa Indonesia mengenai hal tersebut ditumbuhkan
Indonesia jauh tertinggal dari negara-negara melalui mata pelajaran Pendidikan Pancasila
tertangga. Saat ini masyarakat hanya dan Kewarganegaraan yang diajarkan sejak
memikirkan apa yang negara berikan untuk tingkat dasar sampai perguruan tinggi.
mereka, bukan memikirkan apa yang mereka Revolusi mental harus dimulai dari
dapat berikan pada negara. Dengan keegoisan pendidikan, mengingat peran pendidikan
inilah, masyarakat lebih menuntut hak sangat strategis dalam membentuk mental
daripada kewajibannya sebagai warga negara. anak bangsa. Pengembangan kebudayaan
Sikap individual yang lebih mementingkan maupun karakter bangsa diwujudkan melalui
diri sendiri dan hanya memperkaya diri ranah pendidikan. Menurut Suprapto (2014)
sendiri tanpa memberikan kontribusi pada pendidikan pengembangan karakter adalah
negara, mengakibatkan perekonomian negara sebuah proses berkelanjutan dan tidak pernah
semakin lemah. berakhir (never ending process). Selama
Melihat perkembangan Wawasan sebuah bangsa ada dan ingin tetap eksis,
Kebangsaan yang dimiliki komponen bangsa pendidikan karakter harus menjadi bagian
saat ini, apabila dibiarkan dapat dipastikan terpadu dari pendidikan alih generasi
NKRI yang sangat kita cintai ini akan (Kristiawan, 2016).
berimplikasi terhadap hal-hal sebagai berikut: Mata pelajaran Pendidikan Pancasila
(1) tidak terlaksananya pemahaman terhadap dan Kewarganegaraan (PPKn) merupakan

190
JMKSP
Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Volume 2, No. 2, Juli-Desember 2017
Pendidikan

salah satu muatan kurikulum Pendidikan Wawancara merupakan percakapan dengan


Dasar dan Menengah sebagaimana maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan
diamanatkan dalam Pasal 2, Pasal 3, dan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
Pasal 37 Undang-Undang Nomor 20 Tahun (interviewer) yang mengajukan pertanyaan
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan dan yang diwawancarai yang memberikan
Penjelasan Pasal 37 “...dimaksudkan untuk jawaban atas pertanyaan itu (Moleong,
membentuk siswa menjadi manusia yang 2007:135). Wawancara digunakan untuk
memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah menjaring data atau informasi yang berkaitan
air”. Berdasarkan rumusan tersebut, telah dengan pengaruh nilai-nilai Pancasila yang di
dikembangkan Mata pelajaran Pendidikan integrasikan dalam mata pelajaran PPKn
Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) yang sebagai pendukung tumbuh kembang
diharapkan dapat menjadi wahana edukatif wawasan kebangsaan.
dalam mengembangkan siswa menjadi Observasi yang digunakan untuk
manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan menggali data dari sumber data yang berupa
cinta tanah air yang dijiwai oleh nilai-nilai peristiwa, tempat atau lokasi dan benda serta
Pancasila, Undang Undang Dasar Negara rekaman gambar (Sutopo, 2002: 64).
Republik Indonesia Tahun 1945, semangat Observasi dilakukan untuk melihat muatan
Bhinneka Tunggal Ika dan komitmen Negara materi nilai-nilai Pancasila pada mata
Kesatuan Republik Indonesia. pelajaran PPKn sebagai pendukung tumbuh
kembang wawasan kebangsaan.
METODE PENELITIAN Dokumentasi digunakan untuk
Penelitian ini merupakan penelitian memperoleh data. Studi dokumen dilakukan
deskriptif dengan menggunakan pendekatan untuk memperoleh data tentang implementasi
kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk nilai-nilai Pancasila sebagai pendukung
mendeskripsikan bagaimana implementasi tumbuh kembang wawasan kebangsaan pada
nilai-nilai Pancasila sebagai pendukung mata pelajaran PPKn.
tumbuh kembang wawasan kebangsaan pada Keabsahan data yang digunakan adalah
mata pelajaran PPKn di SMP Negeri 7 teknik triangulasi. triangulasi sebagai teknik
Palembang. pengumpulan data yang bersifat
Teknik pengumpulan data yang menggabungkan dari berbagai teknik
digunakan dalam penelitian ini adalah pengumpulan data dan sumber data yang
wawancara, observasi, dan dokumentasi. telah ada. Bila peneliti melakukan

191
JMKSP
Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Volume 2, No. 2, Juli-Desember 2017
Pendidikan

pengumpulan data dengan triangulasi, maka maka dengan otomotis bangsa Indonesia akan
sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang kehilangan jati dirinya. Sehingga bangsa
sekaligus menguji kredibilitas data. Pengujian Indonesia dengan mudah dipengaruhi oleh
itu dilakukan dengan mengecek kredibilitas budaya-budaya bangsa lain yang belum tentu
data dengan berbagai teknik pengumpulan sesuai untuk diterapkan. Dalam hal ini
data dan sumber data (Sugiyono, 2007: 83). Pancasila berperan untuk mem-filter atau
menyaring budaya-budaya asing yang masuk
HASIL PENELITIAN DAN ke Indonesia. Jika budaya yang masuk tidak
PEMBAHASAN bertentangan dengan jati diri asli bangsa
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang Indonesia, maka kebudayaan tersebut
terdiri dari bermacam-macam suku, adat, diperbolehkan masuk ke dalam wilayah
serta budaya. Dari keragaman inilah muncul Indonesia dengan tidak meninggalkan
adanya semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” kebudayaan asli Indonesia yang telah ada
yang artinya “Berbeda-beda namun tetap satu sejak dahulu dan dikembangkan oleh warga
jua”. Semboyan inilah yang menjadi alat Indonesia.
pemersatu bangsa Indonesia. Bukan hanya Warga Negara Indonesia adalah
suku, adat serta budaya saja yang berbeda. sekumpulan orang yang menempati wilayah
Namun, karakteristik manusia dan pola Indonesia dan harus tunduk dan patuh pada
pemikirannya sangat jauh berbeda antara satu aturan serta norma-norma yang berlaku.
orang atau satu wilayah dengan lainnya. Oleh Warga Negara Indonesia mempunyai hak dan
karena itu dibutuhkan suatu pendidikan yang kewajiban. Hak dan kewajiban tersebut harus
dapat menumbuhkan sikap kebangsaan antar dilaksanakan secara seimbang karena akan
warga negara Indonesia, sehingga tidak lagi mempengaruhi kelangsungan hidup mereka
ditemukan adanya perpecahan-perpecahan dalam berbangsa dan bernegara. Hal ini perlu
yang akan mengakibatkan lunturnya diajarkan kepada setiap Warga Negara
persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Indonesia sejak usia dini melalui Pendidikan
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) agar
berideologi Pancasila yang merupakan suatu mereka dapat mengetahu, memahami dan
tujuan dan identitas bangsa. Sila-sila dalam mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-
Pancasila mengandung makna yang sangat hari. Bukan hanya tentang hak dan kewajiban
luas. Makna-makna ini jika tidak dikaji dan saja yang diajarkan. Namun, juga meliputi
diajarkan kepada generasi penerus bangsa wawasan kebangsaan (Santoso: 2005).

192
JMKSP
Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Volume 2, No. 2, Juli-Desember 2017
Pendidikan

Menurut Kristiawan (2015) Indonesia penyelenggaraan negara Indonesia


needs a great quantity and quality of human (Kemendikbud, 2016).
resources as the main supporter of the Pancasila berisi lima sila yang
development (Ikhsan, 2014). Large hakikatnya berisi lima nilai dasar yang
population is the most important for the fundamental. Nilai-nilai Pancasila tersebut
progress and setbacks of a nation depends on adalah sebagai berikut :
human factors. The problems of politic, 1. Nilai Ketuhanan
economic, social can also be completed by Nilai Ketuhanan mengandung arti
human resources. However, to solve the adanya pengakuan dan keyakinan bangsa
problems and deal with the high civilization Indonesia terhadap adanya Tuhan sebagai
competition become more advanced, pencipta alam semesta. Nilai ini
Indonesia needs revitalization and menyatakan bangsa Indonesia adalah
strengthening strong character of human bangsa yang religius bukan bangsa yang
resources. One aspect that can be done to ateis. Contoh nilai Ketuhanan: saling
prepare for the strong human character is menghormati dan toleransi antara
through education (Suprapto, 2014). pemeluk agama yang berbeda-beda:
Education is the only key that can achieve kebebasan menjalankan ibadah sesuai
strong human resources (Suyatno, 2010). dengan agama dan kepercayaan-Nya.
Pancasila sebagai dasar negara dan 2. Nilai Kemanusiaan
pandangan hidup bangsa terdapat kandungan Nilai Kemanusiaan mengandung arti
akan nilai-nilai. Pancasila sebagai dasar kesadaran sikap dan perilaku yang sesuai
negara dan ideologi nasional adalah nilai-nilai dengan nilai-nilai moral dalam hidup
yang bersifat tetap. Namun, pada bersama atas dasar tuntutan hati nurani
penjabarannya dilakukan secara dinamis dan dengan memperlakukan sesuatu hal
kreatif yang sesuai dengan kebutuhan sebagaimana mestinya, dan adanya
perkembangan masyarakat Indonesia. pengakuan terhadap hak asasi manusia.
Diterimanya Pancasila sebagai dasar negara Contoh nilai Kemanusiaan: pengakuan
dan ideologi nasional (pandangan hidup terhadap adanya harkat dan martabat
bangsa) membawa dampak bahwa nilai-nilai manusia; mengembangkan sikap
Pancasila dijadikan landasan pokok, dan tenggang rasa agar tidak berbuat semena-
landasan fundamental bagi setiap mena terhadap orang lain.
3. Nilai Persatuan

193
JMKSP
Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Volume 2, No. 2, Juli-Desember 2017
Pendidikan

Nilai Persatuan Indonesia batiniah. Keadilan adalah nilai yang amat


mengandung makna usaha ke arah mendasar yang diharapkan oleh seluruh
bersatu dalam kebulatan atau kesadaran bangsa. Contoh nilai Keadilan: bersikap
rakyat untuk membina rasa nasionalisme adil dan suka memberi pertolongan
dalam Negara Kesatuan Republik kepada orang lain; cinta akan kemajuan
Indonesia. Kesadaran bersatu itu tercipta dan pembangunan bangsa baik material
dengan baik jika sungguh-sungguh maupun spiritual.
menghayati semboyan Bhinneka Tunggal Kelima nilai-nilai Pancasila dijabarkan
Ika. Contoh nilai Persatuan: memiliki dalam berbagai peraturan perundangan,
rasa cinta tanah aor dan bangsa serta rela ketetapan, keputusan, kebijakan pemerintah,
berkorban untuk kepentingan bangsa dan program-program pembangunan dan
negara; pengakuan terhadap keragaman peraturan-peraturan. Penjabaran nilai-nilai itu
suku bangsa dan budaya bangsa yang disebut nilai instrumental. Hal ini disebabkan
sekaligus mendorong ke arah pembinaan nilai-nilai dasar dari Pancasila merupakan
persatuan dan kesatuan bangsa. satu kesatuan yang saling berhubungan dan
4. Nilai Kerakyatan menjiwai satu sama lain. Selain itu, semua
Nilai Kerakyatan mengandung makna nilai dasar dari sila-sila Pancasila tersebut
suatu pemerintahan dari rakyat, oleh harus menjadi acuan dalam penyelenggaraan
rakyat, dan untuk rakyat dengan cara bernegara.
musyawarah mufakat melalui lembaga- Bangsa Indonesia adalah bangsa yang
lembaga perwakilan. Nilai ini menganut dipandang dari aspek sosial budaya adalah
paham demokrasi. Contoh nilai bangsa yang beragam yang dari segi
Kerakyatan: mengutamakan musyawarah kewilayahannya bercorak nusantara, sehingga
dalam setiap mengambil keputusan; kita memandang sebagai satu kesatuan yang
mengutamakan kepentingan negara dan utuh. Dalam GBHN telah disebutkan bahwa
masyarakat daripada kepentingan pribadi hakikat Wawasan Kebangsaan diwujudkan
atau golongan. dengan menyatakan kepulauan nusantara
5. Nilai Keadilan sebagai satu kesatuan politik, ekonomi, sosial
Nilai Keadilan mengandung makna budaya, dan pertahanan keamanan. Selain itu
sebagai dasar sekaligus tujuan, yaitu dapat disebutkan pula bahwa hakikat
tercapainya masyarakat Indonesia yang Wawasan Kebangsaan adalah keutuhan
adil dan makmur secara lahiriah ataupun bangsa dan kesatuan wilayah nasional.

194
JMKSP
Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Volume 2, No. 2, Juli-Desember 2017
Pendidikan

Menurut Suhady dan Sinaga (2006), Dorongan yang melahirkan kebangsaan


Wawasan kebangsaan dapat diartikan sebagai kita bersumber dari perjuangan untuk
sudut pandang/cara memandang yang mewujudkan kemerdekaan, memulihkan
mengadung kemampuan seseorang atau martabat kita sebagai manusia. Wawasan
kelompok orang untuk memahami kebangsaan Indonesia menolak segala
keberadaan jati diri sebagai suatu bangsa diskriminasi suku, ras, asal-usul, keturunan,
dalam memandang dirinya dan bertingkah warna kulit, kedaerahan, golongan, agama
laku sesuai falsafah hidup bangsa dalam dan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha
lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Esa, kedudukan maupun status sosial. Konsep
Gubernur Lemhannas RI, mengatakan kebangsaan kita bertujuan membangun dan
bahwa wawasan kebangsaan adalah cara mengembangkan persatuan dan kesatuan.
pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan Wawasan kebangsaan Indonesia tidak
lingkungannya, mengutamakan kesatuan dan mengenal adanya warga negara kelas satu,
persatuan wilayah dalam penyelenggaraan kelas dua, mayoritas atau minoritas. Hal ini
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan dibuktikan dengan tidak dipergunakannya
bernegara. Kesatuan atau integrasi nasional bahasa Jawa misalnya sebagai bahasa
bersifat kultural dan tidak hanya bernuansa nasional tetapi justru bahasa melayu yang
struktural tetapi mengandung satu kesatuan kemudian berkembang menjaadi bahasa
ideologi, kesatuan politik, kesatuan ekonomi, Indonesia.
kesatuan sosial budaya, dan kesatuan Wawasan kebangsaan mengandung tiga
pertahanan keamanan (Lemhannas: 1994). unsur dasar, yaitu wadah (contour), isi
Konsep kebangsaan merupakan hal (content), dan tata laku (conduct). Wadah
yang sangat mendasar bagi bangsa Indonesia. (contour) meliputi seluruh wilayah Indonesia
Dalam kenyataannya konsep kebangsaan itu yang memiliki sifat serba nusantara dengan
telah dijadikan dasar negara dan ideologi kekayaan alam dan penduduk serta aneka
nasional yang tercantum di dalam Pancasila ragam budaya. Bangsa Indonesia memiliki
sebagaimana terdapat dalam Pembukaan sebuah organisasi kenegaraan yang
UUD NRI Tahun 1945 Alinea keempat. merupakan wadah berbagai kegiatan
Konsep kebangsaan itulah yang membedakan kenegaraan dalam wujud supra struktur
bangsa Indonesia dengan bangsa-bangsa lain politik, sedangkan wadah kehidupan
di dunia ini. bermasyarakat adalah berbagai kelembagaan
dalam wujud infra struktur politik.

195
JMKSP
Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Volume 2, No. 2, Juli-Desember 2017
Pendidikan

Isi (content) adalah aspirasi bangsa otonomi daerah harus dapat mencegah
yang berkembang di masyarakat dan cita-cita disintegrasi/pemecahan negara kesatuan,
serta tujuan nasional yang terdapat dalam mencegah merongrong wibawa pemerintah
Pembukan UUD NRI Tahun 1945. Untuk pusat, mencegah timbulnya pertentangan
mencapainya bangsa Indonesia harus mampu antara pemerintah pusat dengan pemerintah
menciptakan persatuan dan kesatuan dalam daerah. Melalui upaya tersebut diharapkan
keragaman yang ada pada Indonesia. dapat terwujud pemerintah pusat yang bersih
Tata laku (conduct) merupakan hasil dan akuntabel dan pemerintah daerah yang
interaksi antara wadah dan isi yang terdiri tumbuh dan berkemabng secara mandiri
dari tata laku batiniah dan lahiriah. Tata laku dengan daya saing yang sehat antar daerah
batiniah mencerminkan jiwa, semangat, dan dengan terwujudnya kesatuan ekonomi,
mentalitas yang baik dari bangsa Indonesia. kokohnya kesatuan politik, berkembangnya
Tata laku lahiriah tercermin dalam tindakan, kesatuan budaya yang memerlukan warga
perbuatan, dan perilaku. bangsa yang kompak dan bersatu dengan ciri
Menurut Winarno (2007), tujuan kebangsaan, netralitas birokrasi pemerintahan
wawasan kebangsaan dibedakan menjadi yang berwawasan kebangsaan, sistem
tujuan ke dalam dan tujuan ke luar. Tujuan ke pendidikan yang menghasilkan keder
dalam yaitu menjamin perwujudan persatuan pembangunan berwawasan kebangsaan.
dan kesatuan segenap aspek kehidupan Wawasan Kebangsaan merupakan
nasional yaitu politik, ekonomi, sosial prinsip yang sangat fundamental bagi bangsa
budaya, dan pertahanan keamanan. Indonesia dalam mencegah terjadinya
Sedangkan tujuan ke luar yaitu terjaminnya disuntegrasi bangsa. Hal ini sesuai dengan
kepentingan nasional dalam dunia yang serba teori Ernest Renan yang mengatakan bahwa
berubah dan ikut serta melaksanakan kebangsaan merupakan suatu kesatuan
ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, solidaritas, kesatuan yang terdiri dari orang-
perdamaian abadi dan keadilan sosial serta orang saling merasa setia kawan antara satu
mengembangkan suatu kerja sama dan saling sama lain. Kebangsaan tidak dapat disamakan
menghormati. dengan yang didasarkan atas kesamaan ras,
Wawasan kebangsaan Indonesia yang bahasa, agama, kepentingan bersama,
menjadi sumber perumusan kebijakan geografi atau batas-batas alamiah permukaan
desentralisasi pemerintahan dan bumi. Oleh karena itu, diperlukan kerja sama
pembangunan dalam rangka pengembangan yang bersinergi antara instansi satu dengan

196
JMKSP
Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Volume 2, No. 2, Juli-Desember 2017
Pendidikan

yang lainnya untuk mewujudkan tujuan memberikan potensi sumber daya yang besar
bersama, sehingga perpecahan dapat dihindari bagi peningkatan kesejateraan rakyat,
seminimal mungkin. Hal ini sejalan dengan menghasilkan cara pendang tentang keutuhan
teori sinergitas yang apabila dengan kerja wilayah nusantara yang perlu dipertahankan
sama yang tinggi dan saling mempercayai oleh bangsa Indonesia, serta sebagai sarana
akan menghasilkan pola komunikasi yang integrasi Nasional.
bersifat sinergitas yang bearti kerja sama Menurut Depdiknas (2003) mata
yang terjalin akan menghasilkan keluaran pelajaran Pendidikan Pancasila dan
yang lebih besar dari penjumlahan hasil Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran
keluaran masing-masing pihak atau manfaat penyempurnaan dari mata pelajaran
yang lebih baik. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang
Wawasan kebangsaan bagi bangsa dikenal dalam Kurikulum 2006.
Indonesia memiliki makna: (1) wawasan Penyempurnaan tersebut dilakukan atas dasar
kebangsaan mengamanatkan kepada seluruh pertimbangan: (1) Pancasila sebagai dasar
bangsa agar menempatkan persatuan, negara dan pandangan hidup bangsa
kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan diperankan dan dimaknai sebagai entitas inti
bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi yang menjadi sumber rujukan dan kriteria
atau golongan; (2) wawasan kebangsaan keberhasilan pencapaian tingkat kompetensi
mengembangkan persatuan Indonesia dan pengorganisasian dari keseluruhan ruang
sedemikan rupa sehingga asas Bhinneka lingkup mata pelajaran Pendidikan Pancasila
Tunggal Ika dipertahankan; (3) wawasan dan Kewarganegaraan; (2) substansi dan jiwa
kebangsaan tidak memberi tempat pada Undang-Undang Dasar Negara Republik
patriotisme yang licik; (4) NKRI yang Indonesia Tahun 1945, nilai dan semangat
merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur Bhinneka Tunggal Ika, dan komitmen Negara
bertekad untuk mewujudkan bangsa yang Kesatuan Republik Indonesia yang
maju dan mandiri serta sejahtera lahir batin, ditempatkan sebagai bagian integral dari
sejajar dengan bangsa lain yang sudah maju. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan,
Manfaat yang kita dapatkan dari dan menjadi wahana psikologis-pedagogis
konsepsi wawasan kebangsaan adalah pembangunan warganegara Indonesia yang
diterima dan diakuinya konsepsi Nusantara di berkarakter Pancasila (Kemendikbud : 2017).
forum internasional, pertambahan luas Selain itu, melalui penyempurnaan PKn
wilayah sebagai ruang hidup yang menjadi PPKn tersebut terkandung gagasan

197
JMKSP
Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Volume 2, No. 2, Juli-Desember 2017
Pendidikan

dan harapan untuk menjadikan PPKn sebagai melaksanakan hak-hak dan kewajibannya
salah satu mata pelajaran yang mampu untuk menjadi warga negara Indonesia yang
memberikan kontribusi serta solusi atas cerdas, terampil, dan berkarakter yang
berbagai krisis yang melanda Indonesia, diamanatkan oleh Pancasila dan UUD NRI
terutama krisis multidimensional. PPKn Tahun 1945.
sebagai mata pelajaran yang memiliki misi Menurut UU No. 20 Tahun 2003
mengembangkan keadaban Pancasila, indikator keberhasilan sistem pendidikan
diharapkan mampu membudayakan dan nasional khususnya Pendidikan Pancasila dan
memberdayakan siswa agar menjadi Kewarganegaraan (PPKn) bertujuan untuk
warganegara yang cerdas dan baik serta membentuk peserta didik menjadi manusia
menjadi pemimpin bangsa dan negara yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta
Indonesia di masa depan yang amanah, jujur, tanah air. Hal ini diperlukan untuk: (1)
cerdas, dan bertanggungjawab. menyatukan tekad menjadi bangsa yang kuat,
Dalam konteks kehidupan global dihormati dan disegani oleh bangsa lain; (2)
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan mempererat persatuan dan kesatuan, baik
selain harus meneguhkan keadaban Pancasila dalam spirit maupun geografi.
juga harus membekali siswa untuk hidup Mata pelajaran Pendidikan Pancasila
dalam kancah global sebagai warga dunia dan kewarganegaraan dimaksudkan untuk
(global citizenship). Oleh karena itu, membentuk siswa menjadi manusia yang
substansi dan pembelajaran PPKn perlu memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air
diorientasikan untuk membekali warga negara dalam konteks nilai dan moral Pancasila,
Indonesia agar mampu hidup dan kesadaran berkonstitusi Undang-Undang
berkontribusi secara optimal sesuai dinamika Dasar Negara Republik Indonesia 1945, nilai
kehidupan abad 21. Untuk itu, pembelajaran dan semangat Bhinneka Tunggal Ika, serta
PPKn selain mengembangkan nilai dan moral komitmen Negara Kesatuan Republik
Pancasila, juga mengembangkan semua visi Indonesia.
dan keterampilan abad ke-21 sebagaimana Secara umum tujuan mata pelajaran
telah menjadi komitmen global. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Visi misi mata pelajaran Pendidikan pada jenjang Pendidikan Dasar dan
Pancasila dan Kewarganegaraan adalah Menengah adalah mengembangkan potensi
memfokuskan pada pembentukan warga siswa dalam seluruh dimensi
negara yang memahami dan mampu kewarganegaraan, yakni: (1) sikap

198
JMKSP
Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Volume 2, No. 2, Juli-Desember 2017
Pendidikan

kewarganegaraan termasuk keteguhan, Esa yang hidup bersama dalam berbagai


komitmen dan tanggung jawab tatanan sosial kultural.
kewarganegaraan (civic confidence, civic Dengan demikian PPKn lebih memiliki
committment, and civic responsibility); (2) kedudukan dan fungsi sebagai berikut: (1)
pengetahuan kewarganegaraan (civic PPKn merupakan pendidikan nilai,
knowledge); (3) keterampilan moral/karakter, dan kewarganegaraan khas
kewarganegaraan termasuk kecakapan dan Indonesia yang tidak sama sebangun dengan
partisipasi kewarganegaraan (civic civic education di USA, citizenship education
competence and civic responsibility). di UK, talimatul muwatanah di negara-negara
Secara khusus Tujuan PPKn yang Timur Tengah, education civicas di Amerika
berisikan keseluruhan dimensi tersebut, Latin; (2) PPKn sebagai wahana pendidikan
sehingga siswa mampu: (1) menampilkan nilai, moral/karakter Pancasila dan
karakter yang mencerminkan penghayatan, pengembangan kapasitas psikososial
pemahaman, dan pengamalan nilai dan moral kewarganegaraan Indonesia sangat koheren
Pancasila secara personal dan sosial; (2) (runut dan terpadu) dengan komitmen
memiliki komitmen konstitusional yang pengembangan watak dan peradaban bangsa
ditopang oleh sikap positif dan pemahaman yang bermartabat dan perwujudan warga
utuh tentang Undang-Undang Dasar Negara negara yang demokratis dan bertanggung
Republik Indonesia Tahun 1945; (3) berpikir jawab sebagaimana termaktub dalam Pasal 3
secara kritis, rasional, dan kreatif serta UU No.20 Tahun 2003.
memiliki semangat kebangsaan dan cinta Ruang lingkup mata pelajaran
tanah air yang dijiwai oleh nilai-nilai Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Pancasila, Undang Undang Dasar Negara (PPKn), meliputi: (1) Pancasila, sebagai dasar
Republik Indonesia Tahun 1945, semangat negara, ideologi nasional, dan pandangan
Bhinneka Tunggal Ika, dan komitmen Negara hidup bangsa; (2) Undang-Undang Dasar
Kesatuan Republik Indonesia, dan (4) Negara Republik Indonesia Tahun 1945
berpartisipasi secara aktif, cerdas, dan sebagai hukum dasar tertulis yang menjadi
bertanggung jawab sebagai anggota landasan konstitusional kehidupan
masyarakat, tunas bangsa, dan warga bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara; (3)
negarasesuai dengan harkat dan martabatnya Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebagai
sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha kesepakatan final bentuk Negara Republik
Indonesia; (4) Bhinneka Tunggal Ika, sebagai

199
JMKSP
Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Volume 2, No. 2, Juli-Desember 2017
Pendidikan

wujud filosofi kesatuan yang melandasi dan mengalami musibah; menjenguk temannya
mewarnai keberagaman kehidupan yang sakit, saling menyayangi dengan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. temannya, sopan kalau berbicara guru dan
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan teman (3) implementasi nilai Persatuan:
implementasi nilai-nilai Pancasila sebagai upacara bendera yang dilaksanakan dengan
pendukung tumbuh kembang wawasan hikmat; kegiatan pramuka; lomba-lomba
kebangsaan pada mata pelajaran Pendidikan waktu class meeting; sudah banyak yang
Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), hapal Pancasila dengan diterapkannya
maka perlu ditentukan indikator-indikator membaca Pancasila sebelum pelajaran
yang digunakan untuk mengukur keberhasilan dimulai (4) implementasi nilai Kerakyatan:
tersebut. Indikator tersebut, antara lain: (1) siswa mempunyai keberanian untuk bertanya
penghargaan terhadap harkat dan martabat kepada guru tentang materi yang belum
manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan dipahaminya; siswa juga berani untuk
Yang Maha Esa; (2) Tekad bersama untuk menanggapi apa yang diajarkan oleh guru (5)
berkehidupan kebangsaan yang bebas, implementasi nilai Keadilan: dalam
merdeka, dan berdaulat; (3) cinta akan tanah penerimaan siswa baru sesuai dengan
air dan bangsa; (4) demokrasi atau kedaulatan persyaratan yang telah ditetapkan
rakyat; (5) kesetiakawanan sosial; (6) sebelumnya, bukan karena uang yang lebih
masyarakat adil dan makmur. besar dari yang lainnya seseorang siswa itu
Implementasi nilai-nilai Pancasila diterima; di ruang BK setiap siswa yang
sebagai pendukung tumbuh kembang bermasalah baik akademik, biaya atau lainnya
wawasan kebangsaan pada mata pelajaran boleh meminta bantuan kepada sekolah.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Hasil penelitian ini didukung oleh hasil
(PPKn) di SMP Negeri 7 Palembang sudah penelitian Ahmad dkk (2017) yang
terlihat antara lain: (1) implementasi nilai menyebutkan Guru-guru SMA Plus Negeri 2
Ketuhanan: setiap hari pada jam ke-nol Banyuasin III terlibat dalam proses
(06.40) siswa membaca ayat suci Al-Quran; pembelajaran, diskusi, dan mengambil
setiap pagi siswa mengerjakan sholat dhuha inisiatif sebagai upaya membangun
(2) implementasi nilai Kemanusiaan: peduli pendidikan karakter. SMA Plus Negeri 2
kalau melihat temannya sedang mengalami Banyuasin III mengimplementasikan
kesulitan dan kesusahan dengan menyumbang pembelajaran karakter adalah melalui
ataupun menjenguk temannya yang Pendekatan Holistik, yaitu mengintegrasikan

200
JMKSP
Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Volume 2, No. 2, Juli-Desember 2017
Pendidikan

perkembangan karakter ke dalam setiap aspek implementasi nilai Keadilan: dalam


kehidupan sekolah. penerimaan siswa baru sesuai dengan
persyaratan yang telah ditetapkan
KESIMPULAN sebelumnya, bukan karena uang yang lebih
Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa besar dari yang lainnya seseorang siswa itu
implementasi nilai-nilai Pancasila sebagai diterima; di ruang BK setiap siswa yang
pendukung tumbuh kembang wawasan bermasalah baik akademik, biaya atau lainnya
kebangsaan pada mata pelajaran Pendidikan boleh meminta bantuan kepada sekolah.
Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) di
SMP Negeri 7 Palembang sudah terlihat DAFTAR PUSTAKA
antara lain: (1) implementasi nilai Ketuhanan: Ahmad, S., Kristiawan, M., Tobari, T., &
Suhono, S. (2017). Desain Pembelajaran
setiap hari pada jam ke-nol (06.40) siswa
SMA Plus Negeri 2 Banyuasin III
membaca ayat suci Al-Quran; setiap pagi Berbasis Karakter Di Era Masyarakat
Ekonomi ASEAN. Iqra (Educational
siswa mengerjakan sholat dhuha (2)
Journal), 2(2), 403-432.
implementasi nilai Kemanusiaan: peduli
Depdiknas. (2003). Media pembelajaran.
kalau melihat temannya sedang mengalami
Jakarta: Direktorat Pendidikan Dasar dan
kesulitan dan kesusahan dengan menyumbang Menengah Direktorat Tenaga
Kependidikan.
ataupun menjenguk temannya yang
mengalami musibah; menjenguk temannya Ikhsan, A. (2014). Construct mental
revolution on education. Jambi:
yang sakit, saling menyayangi dengan
Jambiekspres.
temannya, sopan kalau berbicara guru dan http://www.jambiekspres.co.id/berita-
19248-mengkonstruksi-revolusi-mental-
teman (3) implementasi nilai Persatuan:
dalam-pendidikan.html
upacara bendera yang dilaksanakan dengan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
hikmat; kegiatan pramuka; lomba-lomba Republik Indonesia Edisi Revisi. (2016).
waktu class meeting; sudah banyak yang Buku Siswa Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan. Jakarta :
hapal Pancasila dengan diterapkannya Kementerian Pendidikan dan
membaca Pancasila sebelum pelajaran Kebudayaan Republik Indonesia
dimulai (4) implementasi nilai Kerakyatan: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
siswa mempunyai keberanian untuk bertanya Republik Indonesia. (2017). Inspirasi
Pembelajaran dan Penilaian Mata
kepada guru tentang materi yang belum Pelajaran Pendidikan Pancasila dan
dipahaminya; siswa juga berani untuk Kewarganegaraan (PPKn) SMP/MTs.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
menanggapi apa yang diajarkan oleh guru (5) Kebudayaan Republik Indonesia

201
JMKSP
Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Volume 2, No. 2, Juli-Desember 2017
Pendidikan

Kristiawan, M. (2015). A Model of Suyatno (2010). Developing cultural


Educational Character in High School education and national character. Article
Al-Istiqamah Simpang Empat, West presented on National Forum by Kopertis
Pasaman, West Sumatera. Research 3 Jakarta
Journal of Education, 1(2), 15-20.
Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang
Kristiawan, M. (2016). Telaah Revolusi Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: CV
Mental Dan Pendidikan Karakter Dalam Tamita Utama
Pembentukkan Sumber Daya Manusia
Indonesia Yang Pandai dan Berakhlak Winarno. (2007). Paradigma Baru:
Mulia. Ta'dib, 18(1), 13-25. Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung:
PT. Bumi Aksara
Lemhannas. (1994). Kewiraan Untuk
Mahasiswa. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama

Moleong, L.J. (2007). Metodologi Penelitian


Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda
Karya

Nuhrison M. Nuh, dkk. (2015). Mereka


Membicarakan Wawasan Kebangsaan.
Jakarta: Puslitbang Kehidupan
Keagamaan Badan Litbang dan Diklat
Agama RI

Santoso Budi, dkk. (2005). Pendidikan


Kewarganegaraan. Jakarta: Gramedia

Sugiyono. (2007). Memahami Penelitian


Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta

Suhady, Idup dan A.M. Sinaga. (2006).


Wawasan Kebangsaan Dalam Kerangka
NKRI. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara-Republik Indonesia

Suprapto (2014). Mental revolution from


education. Unika Darma Cendikia:
Surabaya.:
http://www.jawapos.com/baca/artikel/66
69/revolusi-mental-dimulai-dari-
pendidikan

Sutopo, HB. (2002). Metodologi Penelitian


Kualitatif. Surakarta: UNS Press

202
JMKSP
Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Volume 2, No. 2, Juli-Desember 2017
Pendidikan

203

You might also like