Makalah Konsep Strategi Dan Upaya Pemberantasan Korupsi
Makalah Konsep Strategi Dan Upaya Pemberantasan Korupsi
Makalah Konsep Strategi Dan Upaya Pemberantasan Korupsi
Rahma Danniarti
Guru SMP Negeri 7 Palembang
e-mail: rahmadanniarti28@gmail.com
Abstract: This study aimed at describing the implementation of Pancasila as the values which
supported the improvement and development of national insight on PPKn subject in SMP
Negeri 7 of Palembang. This research was a descriptive research using qualitative approach.
It was conducted in SMP Negeri 7 Palembang involving the teachers and the students as the
object of the research. The data were collected through observation, interviews, and
documentation. The validity of the data was measured through triangulation technique. The
results showed that students in SMP Negeri 7 began to show the attitude of nationalism, such
as: respect for the dignity of human beings as the creation of the Almighty God by reading
the holy verses of the Qur'an and Dhuha prayer at zero hour (06:40) ; helped a needy friend,
dared to respond to what the teacher had taught. From this study, it is clear that Pancasila is
really the foundation and the principal of life of the Indonesian nation. Through Pancasila
and PPKn subject, the education in Indonesia is hoped to be able to create the generation
whose attitudes and actions really reflect the identity of the Indonesian nation which is based
on the values of Pancasila. It is also taught abou how to defend the country. If one region in
Indonesia is threatened then the threat applies to all Indonesian citizens.
187
JMKSP
Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Volume 2, No. 2, Juli-Desember 2017
Pendidikan
Kebangkitan Nasional dan Ikrar Sumpah yang tidak hapal Pancasila. Karena timbulnya
Pemuda 1928, Proklamasi Kemerdekaan hal-hal tersebut membuat penulis
1945 sampai dengan saat ini, kita telah mengadakan penelitian di SMP Negeri 7
mengalami pasang surut dan dinamika dalam Palembang.
kehidupan berbangsa dan bernegara. Saat ini Kecenderungan semakin memudarnya
kita telah masuk pada era globalisasi, Wawasan Kebangsaan tercermin dari perilaku
transparansi dan reformasi yang sedang hidup yang semakin memprihatinkan.
menguji keberadaan bangsa Indonesia, tanpa Sentimen dan fanatisme suku, ras dan
disadari keadaan tersebut telah mampu antargolongan semakin menonjol sehingga
menggeser nilai-nilai bangsa yang selama ini seringkali rentan terhadap terjadinya gesekan-
terpatri kuat dan menjiwai kehidupan gesekan dan konfflik bernuansa SARA
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. diberbagai daerah. Kondisi tersebut
Nilai-nilai kebangsaan yang terkandung diperparah oleh perbuatan sebagian kelompok
dalam Pancasila tidak lagi menjadi bagian masyarakat yang secara sadar menjual
yang harus dimengerti, dipahami dan bangsanya sendiri kepada bangsa asing
diamalkan dalam kehidupan bermasyarakat. dengan menguasai isu-isu HAM,
Sebaliknya telah menjurus kearah kehidupan Demokratisasi dan lingkungan hidup untuk
individualistik dan materialistik yang kepentingan bangsa yang lebih besar. Sulit
mengakibatkan semakin jauh dari nilai-nilai rasanya bagi bangsa Indonesia untuk kembali
jati diri, kepribadian dan keimanan bangsa bangkit dari keterpurukan saat ini ditengah
Indonesia. deras masuknya faham asing yang
bertentangan dengan paham Pancasila
Siswa SMP Negeri 7 Palembang pada
sehingga ancaman terjadinya disintegrasi
pergaulan sehari-hari dilingkungan sekolah
bangsa tanpa disadari telah mengancam
sudah menunjukkan hal-hal tersebut, yaitu
sendi-sendi kehidupan bangsa Indonesia.
individualistik, kepribadian dan keimanan
Rasa kebangsaan warga negara
semakin jauh. Contohnya: siswa banyak yang
Indonesia saat ini hanya muncul bila ada
tidak bisa sholat dan mengaji; tidak peduli
suatu faktor pendorong, seperti kasus
kalau melihat temannya sedang mengalami
pengklaiman beberapa kebudayaan dan
kesulitan dan kesusahan, malahan mereka
pulau-pulau kecil Indonesia seperti Sipadan,
senang melihat hal itu; tidak peduli dengan
Ligitan, serta Ambalat oleh Malaysia
kebersihan lingkungan, kurang sopan kalau
beberapa waktu yang lalu. Namun rasa
berbicara dengan guru dan teman; banyak
188
JMKSP
Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Volume 2, No. 2, Juli-Desember 2017
Pendidikan
kebangsaan itu kembali berkurang seiring kebangsaan anak bangsa tersebut. Padahal
dengan meredanya konflik tersebut. kita masih mampu dan dapat mengatasi
Pada kasus GAM, jarang dari permasalahan-permasalahan yang terjadi di
masyarakat Indonesia yang bersedia menjadi dalam negeri. Baik masalah Poso, masalah
sukarelawan untuk membantu menumpas Aceh, masalah Ambon, masalah Papua dan
pemberontakan GAM. Tetapi manakala masalah lainnya di Indonesia ini.
rakyat Irak diserang oleh Amerika Serikat, Begitu juga masyarakat dalam
banyak orang menangis dan mengumpulkan menyampaikan aspirasinya terlihat betapa
dana serta menjadi relawan untuk membantu lunturnya nilai-nilai luhur bangsa ini yang
rakyat Irak. Namun, ketika rakyat Aceh tercermin baik dalam orasinya,
disakiti, disiksa, diperas dan dibunuh oleh spanduk/poster yang dibentangkan maupun
GAM, tidak terlihat adanya kelompok orang tingkah laku yang tidak santun. Pernah terjadi
menangis dan berusaha untuk menjadi pada suatu peristiwa demonstrasi, mereka
relawan dalam membantu menyelesaikan menginjak-injak dan membakar gambar/foto
masalah Aceh. Hal tersebut merupakan presiden yang nota bene sebagai lambang
cerminan betapa lunturnya rasa kebangsaan negara dan harus dihormati oleh seluruh anak
yang dimiliki bangsa ini. bangsa.
Sebagai perbandingan, dahulu kala Perilaku lain yang sangat
ketika presiden Soekarno mencanangkan mengkuatirkan generasi tua atau para prang
Trikora untuk membebaskan Irian Barat dari tua adalah adanya kebiasaan atau budaya
tangan penjajah Belanda, orang berbondong- yang banyak melanggar norma-norma agama
bondong mendaftarkan diri untuk menjadi dan sosial pada generasi muda. Pergaulan
sukarelawan dalam mengusir Belanda dari bebas, seks pranikah, penggunaan narkoba
Irian Barat. Hal ini sangat ironis sekali adalah sebagian contoh yang dapat dilihat
dengan kondisi saat ini. dari lingkungan generasi muda kita saat ini.
Hal ini ironis dengan fenomena yang Dengan memudarnya rasa kebangsaan
ada di negra kita saat ini dimana anak bangsa dapat mengancam dan menghancurkan
yang meminta adanya campur tangan pasukan bangsa Indonesia. Hal ini terjadi karena nilai-
dari negara asing untuk mengatasi masalah nilai Pancasila sebagai tumbuh kembang
dalam negeri baik di Poso maupun di Maluku. wawasan kebangsaan menjadi lemah dan
Peristiwa tersebut menunjukkan betapa dapat dengan mudah ditembus oleh pihak
rendahnya rasa nasionalisme atau semangat luar. Sekarang bukan dijajah dalam bentuk
189
JMKSP
Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Volume 2, No. 2, Juli-Desember 2017
Pendidikan
fisik, namun dijajah secara mental dan nilai-nilai Pancasila terutama paham
ideologi. kebangsaan; (2) tidak terlaksananya
Banyak sekali kebudayaan dan paham pemahaman terhadap nilai-nilai Pancasila
barat yang masuk ke dalam bangsa Indonesia terutama rasa kebangsaan; (3) tidak
yang berpengaruh negatif dapat dengan terlaksananya pemahaman terhadap nilai-nilai
mudah masuk dan diterima oleh bangsa Pancasila terutama semangat kebangsaan.
Indonesia. Dengan terjadinya hal itu, maka Kesadaran bangsa Indonesia tentang
akan terjadi akulturasi, bahkan Pancasila, Kewarganegaraan, serta Wawasan
menghilangnya kebudayaan dan kepribadian Kebangsaan sangat rendah. Hal ini dapat kita
bangsa yang seharusnya menjadi jati diri lihat dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya,
bangsa. banyak terjadi konflik antargolongan,
Dalam aspek perekonomian negara, demonstrasi anarkhis, dan pelanggaran Hak
dengan memudarnya rasa kebangsaan Asasi Manusia. Sehingga kesadaran bangsa
mengakibatkan perekonomian bangsa Indonesia mengenai hal tersebut ditumbuhkan
Indonesia jauh tertinggal dari negara-negara melalui mata pelajaran Pendidikan Pancasila
tertangga. Saat ini masyarakat hanya dan Kewarganegaraan yang diajarkan sejak
memikirkan apa yang negara berikan untuk tingkat dasar sampai perguruan tinggi.
mereka, bukan memikirkan apa yang mereka Revolusi mental harus dimulai dari
dapat berikan pada negara. Dengan keegoisan pendidikan, mengingat peran pendidikan
inilah, masyarakat lebih menuntut hak sangat strategis dalam membentuk mental
daripada kewajibannya sebagai warga negara. anak bangsa. Pengembangan kebudayaan
Sikap individual yang lebih mementingkan maupun karakter bangsa diwujudkan melalui
diri sendiri dan hanya memperkaya diri ranah pendidikan. Menurut Suprapto (2014)
sendiri tanpa memberikan kontribusi pada pendidikan pengembangan karakter adalah
negara, mengakibatkan perekonomian negara sebuah proses berkelanjutan dan tidak pernah
semakin lemah. berakhir (never ending process). Selama
Melihat perkembangan Wawasan sebuah bangsa ada dan ingin tetap eksis,
Kebangsaan yang dimiliki komponen bangsa pendidikan karakter harus menjadi bagian
saat ini, apabila dibiarkan dapat dipastikan terpadu dari pendidikan alih generasi
NKRI yang sangat kita cintai ini akan (Kristiawan, 2016).
berimplikasi terhadap hal-hal sebagai berikut: Mata pelajaran Pendidikan Pancasila
(1) tidak terlaksananya pemahaman terhadap dan Kewarganegaraan (PPKn) merupakan
190
JMKSP
Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Volume 2, No. 2, Juli-Desember 2017
Pendidikan
191
JMKSP
Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Volume 2, No. 2, Juli-Desember 2017
Pendidikan
pengumpulan data dengan triangulasi, maka maka dengan otomotis bangsa Indonesia akan
sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang kehilangan jati dirinya. Sehingga bangsa
sekaligus menguji kredibilitas data. Pengujian Indonesia dengan mudah dipengaruhi oleh
itu dilakukan dengan mengecek kredibilitas budaya-budaya bangsa lain yang belum tentu
data dengan berbagai teknik pengumpulan sesuai untuk diterapkan. Dalam hal ini
data dan sumber data (Sugiyono, 2007: 83). Pancasila berperan untuk mem-filter atau
menyaring budaya-budaya asing yang masuk
HASIL PENELITIAN DAN ke Indonesia. Jika budaya yang masuk tidak
PEMBAHASAN bertentangan dengan jati diri asli bangsa
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang Indonesia, maka kebudayaan tersebut
terdiri dari bermacam-macam suku, adat, diperbolehkan masuk ke dalam wilayah
serta budaya. Dari keragaman inilah muncul Indonesia dengan tidak meninggalkan
adanya semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” kebudayaan asli Indonesia yang telah ada
yang artinya “Berbeda-beda namun tetap satu sejak dahulu dan dikembangkan oleh warga
jua”. Semboyan inilah yang menjadi alat Indonesia.
pemersatu bangsa Indonesia. Bukan hanya Warga Negara Indonesia adalah
suku, adat serta budaya saja yang berbeda. sekumpulan orang yang menempati wilayah
Namun, karakteristik manusia dan pola Indonesia dan harus tunduk dan patuh pada
pemikirannya sangat jauh berbeda antara satu aturan serta norma-norma yang berlaku.
orang atau satu wilayah dengan lainnya. Oleh Warga Negara Indonesia mempunyai hak dan
karena itu dibutuhkan suatu pendidikan yang kewajiban. Hak dan kewajiban tersebut harus
dapat menumbuhkan sikap kebangsaan antar dilaksanakan secara seimbang karena akan
warga negara Indonesia, sehingga tidak lagi mempengaruhi kelangsungan hidup mereka
ditemukan adanya perpecahan-perpecahan dalam berbangsa dan bernegara. Hal ini perlu
yang akan mengakibatkan lunturnya diajarkan kepada setiap Warga Negara
persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Indonesia sejak usia dini melalui Pendidikan
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) agar
berideologi Pancasila yang merupakan suatu mereka dapat mengetahu, memahami dan
tujuan dan identitas bangsa. Sila-sila dalam mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-
Pancasila mengandung makna yang sangat hari. Bukan hanya tentang hak dan kewajiban
luas. Makna-makna ini jika tidak dikaji dan saja yang diajarkan. Namun, juga meliputi
diajarkan kepada generasi penerus bangsa wawasan kebangsaan (Santoso: 2005).
192
JMKSP
Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Volume 2, No. 2, Juli-Desember 2017
Pendidikan
193
JMKSP
Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Volume 2, No. 2, Juli-Desember 2017
Pendidikan
194
JMKSP
Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Volume 2, No. 2, Juli-Desember 2017
Pendidikan
195
JMKSP
Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Volume 2, No. 2, Juli-Desember 2017
Pendidikan
Isi (content) adalah aspirasi bangsa otonomi daerah harus dapat mencegah
yang berkembang di masyarakat dan cita-cita disintegrasi/pemecahan negara kesatuan,
serta tujuan nasional yang terdapat dalam mencegah merongrong wibawa pemerintah
Pembukan UUD NRI Tahun 1945. Untuk pusat, mencegah timbulnya pertentangan
mencapainya bangsa Indonesia harus mampu antara pemerintah pusat dengan pemerintah
menciptakan persatuan dan kesatuan dalam daerah. Melalui upaya tersebut diharapkan
keragaman yang ada pada Indonesia. dapat terwujud pemerintah pusat yang bersih
Tata laku (conduct) merupakan hasil dan akuntabel dan pemerintah daerah yang
interaksi antara wadah dan isi yang terdiri tumbuh dan berkemabng secara mandiri
dari tata laku batiniah dan lahiriah. Tata laku dengan daya saing yang sehat antar daerah
batiniah mencerminkan jiwa, semangat, dan dengan terwujudnya kesatuan ekonomi,
mentalitas yang baik dari bangsa Indonesia. kokohnya kesatuan politik, berkembangnya
Tata laku lahiriah tercermin dalam tindakan, kesatuan budaya yang memerlukan warga
perbuatan, dan perilaku. bangsa yang kompak dan bersatu dengan ciri
Menurut Winarno (2007), tujuan kebangsaan, netralitas birokrasi pemerintahan
wawasan kebangsaan dibedakan menjadi yang berwawasan kebangsaan, sistem
tujuan ke dalam dan tujuan ke luar. Tujuan ke pendidikan yang menghasilkan keder
dalam yaitu menjamin perwujudan persatuan pembangunan berwawasan kebangsaan.
dan kesatuan segenap aspek kehidupan Wawasan Kebangsaan merupakan
nasional yaitu politik, ekonomi, sosial prinsip yang sangat fundamental bagi bangsa
budaya, dan pertahanan keamanan. Indonesia dalam mencegah terjadinya
Sedangkan tujuan ke luar yaitu terjaminnya disuntegrasi bangsa. Hal ini sesuai dengan
kepentingan nasional dalam dunia yang serba teori Ernest Renan yang mengatakan bahwa
berubah dan ikut serta melaksanakan kebangsaan merupakan suatu kesatuan
ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, solidaritas, kesatuan yang terdiri dari orang-
perdamaian abadi dan keadilan sosial serta orang saling merasa setia kawan antara satu
mengembangkan suatu kerja sama dan saling sama lain. Kebangsaan tidak dapat disamakan
menghormati. dengan yang didasarkan atas kesamaan ras,
Wawasan kebangsaan Indonesia yang bahasa, agama, kepentingan bersama,
menjadi sumber perumusan kebijakan geografi atau batas-batas alamiah permukaan
desentralisasi pemerintahan dan bumi. Oleh karena itu, diperlukan kerja sama
pembangunan dalam rangka pengembangan yang bersinergi antara instansi satu dengan
196
JMKSP
Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Volume 2, No. 2, Juli-Desember 2017
Pendidikan
yang lainnya untuk mewujudkan tujuan memberikan potensi sumber daya yang besar
bersama, sehingga perpecahan dapat dihindari bagi peningkatan kesejateraan rakyat,
seminimal mungkin. Hal ini sejalan dengan menghasilkan cara pendang tentang keutuhan
teori sinergitas yang apabila dengan kerja wilayah nusantara yang perlu dipertahankan
sama yang tinggi dan saling mempercayai oleh bangsa Indonesia, serta sebagai sarana
akan menghasilkan pola komunikasi yang integrasi Nasional.
bersifat sinergitas yang bearti kerja sama Menurut Depdiknas (2003) mata
yang terjalin akan menghasilkan keluaran pelajaran Pendidikan Pancasila dan
yang lebih besar dari penjumlahan hasil Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran
keluaran masing-masing pihak atau manfaat penyempurnaan dari mata pelajaran
yang lebih baik. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang
Wawasan kebangsaan bagi bangsa dikenal dalam Kurikulum 2006.
Indonesia memiliki makna: (1) wawasan Penyempurnaan tersebut dilakukan atas dasar
kebangsaan mengamanatkan kepada seluruh pertimbangan: (1) Pancasila sebagai dasar
bangsa agar menempatkan persatuan, negara dan pandangan hidup bangsa
kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan diperankan dan dimaknai sebagai entitas inti
bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi yang menjadi sumber rujukan dan kriteria
atau golongan; (2) wawasan kebangsaan keberhasilan pencapaian tingkat kompetensi
mengembangkan persatuan Indonesia dan pengorganisasian dari keseluruhan ruang
sedemikan rupa sehingga asas Bhinneka lingkup mata pelajaran Pendidikan Pancasila
Tunggal Ika dipertahankan; (3) wawasan dan Kewarganegaraan; (2) substansi dan jiwa
kebangsaan tidak memberi tempat pada Undang-Undang Dasar Negara Republik
patriotisme yang licik; (4) NKRI yang Indonesia Tahun 1945, nilai dan semangat
merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur Bhinneka Tunggal Ika, dan komitmen Negara
bertekad untuk mewujudkan bangsa yang Kesatuan Republik Indonesia yang
maju dan mandiri serta sejahtera lahir batin, ditempatkan sebagai bagian integral dari
sejajar dengan bangsa lain yang sudah maju. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan,
Manfaat yang kita dapatkan dari dan menjadi wahana psikologis-pedagogis
konsepsi wawasan kebangsaan adalah pembangunan warganegara Indonesia yang
diterima dan diakuinya konsepsi Nusantara di berkarakter Pancasila (Kemendikbud : 2017).
forum internasional, pertambahan luas Selain itu, melalui penyempurnaan PKn
wilayah sebagai ruang hidup yang menjadi PPKn tersebut terkandung gagasan
197
JMKSP
Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Volume 2, No. 2, Juli-Desember 2017
Pendidikan
dan harapan untuk menjadikan PPKn sebagai melaksanakan hak-hak dan kewajibannya
salah satu mata pelajaran yang mampu untuk menjadi warga negara Indonesia yang
memberikan kontribusi serta solusi atas cerdas, terampil, dan berkarakter yang
berbagai krisis yang melanda Indonesia, diamanatkan oleh Pancasila dan UUD NRI
terutama krisis multidimensional. PPKn Tahun 1945.
sebagai mata pelajaran yang memiliki misi Menurut UU No. 20 Tahun 2003
mengembangkan keadaban Pancasila, indikator keberhasilan sistem pendidikan
diharapkan mampu membudayakan dan nasional khususnya Pendidikan Pancasila dan
memberdayakan siswa agar menjadi Kewarganegaraan (PPKn) bertujuan untuk
warganegara yang cerdas dan baik serta membentuk peserta didik menjadi manusia
menjadi pemimpin bangsa dan negara yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta
Indonesia di masa depan yang amanah, jujur, tanah air. Hal ini diperlukan untuk: (1)
cerdas, dan bertanggungjawab. menyatukan tekad menjadi bangsa yang kuat,
Dalam konteks kehidupan global dihormati dan disegani oleh bangsa lain; (2)
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan mempererat persatuan dan kesatuan, baik
selain harus meneguhkan keadaban Pancasila dalam spirit maupun geografi.
juga harus membekali siswa untuk hidup Mata pelajaran Pendidikan Pancasila
dalam kancah global sebagai warga dunia dan kewarganegaraan dimaksudkan untuk
(global citizenship). Oleh karena itu, membentuk siswa menjadi manusia yang
substansi dan pembelajaran PPKn perlu memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air
diorientasikan untuk membekali warga negara dalam konteks nilai dan moral Pancasila,
Indonesia agar mampu hidup dan kesadaran berkonstitusi Undang-Undang
berkontribusi secara optimal sesuai dinamika Dasar Negara Republik Indonesia 1945, nilai
kehidupan abad 21. Untuk itu, pembelajaran dan semangat Bhinneka Tunggal Ika, serta
PPKn selain mengembangkan nilai dan moral komitmen Negara Kesatuan Republik
Pancasila, juga mengembangkan semua visi Indonesia.
dan keterampilan abad ke-21 sebagaimana Secara umum tujuan mata pelajaran
telah menjadi komitmen global. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Visi misi mata pelajaran Pendidikan pada jenjang Pendidikan Dasar dan
Pancasila dan Kewarganegaraan adalah Menengah adalah mengembangkan potensi
memfokuskan pada pembentukan warga siswa dalam seluruh dimensi
negara yang memahami dan mampu kewarganegaraan, yakni: (1) sikap
198
JMKSP
Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Volume 2, No. 2, Juli-Desember 2017
Pendidikan
199
JMKSP
Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Volume 2, No. 2, Juli-Desember 2017
Pendidikan
wujud filosofi kesatuan yang melandasi dan mengalami musibah; menjenguk temannya
mewarnai keberagaman kehidupan yang sakit, saling menyayangi dengan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. temannya, sopan kalau berbicara guru dan
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan teman (3) implementasi nilai Persatuan:
implementasi nilai-nilai Pancasila sebagai upacara bendera yang dilaksanakan dengan
pendukung tumbuh kembang wawasan hikmat; kegiatan pramuka; lomba-lomba
kebangsaan pada mata pelajaran Pendidikan waktu class meeting; sudah banyak yang
Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), hapal Pancasila dengan diterapkannya
maka perlu ditentukan indikator-indikator membaca Pancasila sebelum pelajaran
yang digunakan untuk mengukur keberhasilan dimulai (4) implementasi nilai Kerakyatan:
tersebut. Indikator tersebut, antara lain: (1) siswa mempunyai keberanian untuk bertanya
penghargaan terhadap harkat dan martabat kepada guru tentang materi yang belum
manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan dipahaminya; siswa juga berani untuk
Yang Maha Esa; (2) Tekad bersama untuk menanggapi apa yang diajarkan oleh guru (5)
berkehidupan kebangsaan yang bebas, implementasi nilai Keadilan: dalam
merdeka, dan berdaulat; (3) cinta akan tanah penerimaan siswa baru sesuai dengan
air dan bangsa; (4) demokrasi atau kedaulatan persyaratan yang telah ditetapkan
rakyat; (5) kesetiakawanan sosial; (6) sebelumnya, bukan karena uang yang lebih
masyarakat adil dan makmur. besar dari yang lainnya seseorang siswa itu
Implementasi nilai-nilai Pancasila diterima; di ruang BK setiap siswa yang
sebagai pendukung tumbuh kembang bermasalah baik akademik, biaya atau lainnya
wawasan kebangsaan pada mata pelajaran boleh meminta bantuan kepada sekolah.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Hasil penelitian ini didukung oleh hasil
(PPKn) di SMP Negeri 7 Palembang sudah penelitian Ahmad dkk (2017) yang
terlihat antara lain: (1) implementasi nilai menyebutkan Guru-guru SMA Plus Negeri 2
Ketuhanan: setiap hari pada jam ke-nol Banyuasin III terlibat dalam proses
(06.40) siswa membaca ayat suci Al-Quran; pembelajaran, diskusi, dan mengambil
setiap pagi siswa mengerjakan sholat dhuha inisiatif sebagai upaya membangun
(2) implementasi nilai Kemanusiaan: peduli pendidikan karakter. SMA Plus Negeri 2
kalau melihat temannya sedang mengalami Banyuasin III mengimplementasikan
kesulitan dan kesusahan dengan menyumbang pembelajaran karakter adalah melalui
ataupun menjenguk temannya yang Pendekatan Holistik, yaitu mengintegrasikan
200
JMKSP
Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Volume 2, No. 2, Juli-Desember 2017
Pendidikan
201
JMKSP
Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Volume 2, No. 2, Juli-Desember 2017
Pendidikan
202
JMKSP
Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Volume 2, No. 2, Juli-Desember 2017
Pendidikan
203