Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Percentage Carcass and Abdominal Fat Content of Broilers Fed Dietary Prebiotic Inulin of Dahlia Tuber Powder (Dahlia Variabillis)

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

PERSENTASE KARKAS DAN LEMAK ABDOMINAL BROILER YANG DIBERI

PREBIOTIK INULIN UMBI BUNGA DAHLIA (Dahlia variabillis)

Percentage Carcass and Abdominal Fat Content Of Broilers Fed Dietary Prebiotic Inulin
Of Dahlia Tuber Powder (Dahlia variabillis)

Rita Massolo *, A. Mujnisa**, Laily agustina**

*) Mahasiswa Program Studi Strata 1 Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin. Makassar


**) Staf Pengajar Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar
E-mail : ritamassolo1804@gmail.com

ABSTRACT

This research is to study about the optimal level of Dahlia variabillis leaf meal (DVLM) on
percentage carcass, abdominal fat content, and commercial cut carcass of broiler. A total of
160 day old chicks (DOC) of broiler strain Lohmann were used and kept for 35 days and in
completely randomized design with 4 replications and 5 treatments. The treatments were the
addition of various level of DVLM to basal feed (respectively: 0%., 0,8%., 1,0%, and 1,2 %).
The data were analyzed by analysis of variance (Annova) and when there are real differences
continued with Duncan Range Test (Steel and Torrie, 1993). The results showed that the
dahlia tuber starch in the use at the level of 1.2% significantly (P <0.05) on carcass
percentage, the percentage of chest, thigh percentage, percentage wings and no real effect (P>
0.05) on percentage abdominal fat, but the use of dahlia tuber starch in the use at a level of
0.8% has shown better results. Based on the results of this study concluded that the addition
of dahlia tuber flour up to the level of 1.2% were able to fix the value perentase carcass,
percentage chest, thigh and lower percentage of abdominal fat content of broilers.

Key Word: Inulin, a prebiotic, carcass percentage, abdominal fat, commercial pieces.

ABSTRAK

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui level optimal penggunaan tepung
umbi bunga terhadap persentase karkas, lemak abdominal, dan potongan komersil karkas
broiler. Sebanyak 160 ekor ayam ras pedaging strain lohmann dipelihara sampai umur 35 hari.
Perlakuan berupa penambahan tepung umbi bunga dahlia dalam pakan basal dengan level
yang berbeda (masing-masing 0%, 0,8% 1,0% dan 1,2%). Rancangan yang digunakan
Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan. Data yang diperoleh dianalisis
dengan sidik ragam (ANNOVA) dan bila terdapat perbedaan nyata dilanjutkan dengan Uji
Jarak Duncan (Steel dan Torrie,1993). Hasil menunjukkan bahwa pemberian tepung umbi
bunga dahlia dalam pakan hingga level 1,2 % berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap persentase
karkas, persentase dada, persentase paha, persentase sayap dan tidak pengaruh nyata (P>0,05)
terhadap persentase lemak abdominal, namun penggunaan tepung umbi bunga dahlia dalam
pakan pada level 0,8% sudah menunjukan hasil yang lebih baik. Berdasarkan hasil penelitian
dapat disimpulkan bahwa penambahan tepung umbi bunga dahlia hingga level 1,2% mampu
memperbaiki nilai perentase karkas, persentase dada, persentase paha dan menurunkan
kandungan lemak abdominal broiler.

Kata kunci: Inulin, prebiotik, persentase karkas, lemak abdominal, potongan komersil.
Massolo dkk./Buletin Nutrisi dan makanan Ternak 12(2) : 50- 58

PENDAHULUAN

Peningkatan jumlah penduduk Indonesia dari tahun ke tahun berdampak


pada peningkatan konsumsi produk peternakan (daging) yang secara tidak
langsung memberikan peluang usaha dalam memajukan industri peternakan
Indonesia. Ternak unggas memberikan kontribusi yang besar terhadap pemenuhan
gizi khususnya protein asal hewani. Berdasarkan data Dirjen Peternakan dan
Kesehatan Hewan (2014) ternak unggas memberi sumbangan daging untuk
kebutuhan nasional sebesar 66,27 persen dan dari jumlah tersebut ayam ras
pedaging menyumbang 77,17 persen. Ayam ras pedaging atau lebih sering dikenal
broiler adalah salah satu jenis ternak ayam yang mudah dipelihara,
pertumbuhannya cepat, dan murah biaya pemeliharaannya. Output akhir dari
broiler adalah daging yang merupakan sumber protein asal hewani yang banyak
dikonsumsi oleh masyarakat, dan harganya relatif terjangkau.
Keberhasilan dalam pemeliharaan broiler salah satunya ditentukan oleh
pakan. Pakan menghabiskan kurang lebih 60-70% dari biaya produksi. Dalam
pengembangan usaha broiler, umumnya peternak menggunakan pakan komersil
yang telah disesuaikan dengan kebutuhan nutrisi broiler. Meski harga pakan
komersil relatif mahal, namun pakan ini banyak tersedia di pasaran dan mudah
didapat. Didalamnya telah ditambahkan imbuhan pakan (feed additive) yang dapat
memacu pertumbuhan broiler. Salah satu imbuhan pakan yang digunakan untuk
meningkatkan performa broiler dalam pakan komersil adalah antibiotik.
Penggunaan antibiotik sebagai imbuhan pakan dapat meninggalkan residu
dalam karkas broiler sehingga dikhawatirkan dapat menyebabkan efek resistensi
antibiotik apabila dikonsumsi oleh manusia. Van Den Boogard et al. (2000) telah
membuktikan resisten antibiotika pada ternak dapat mentransfer gen resisten ke
manusia melalui rantai makanan. Hal ini tentunya sangat merugikan konsumen,
karena manusia yang terinfeksi dengan bakteri yang resisten tersebut tidak dapat
lagi diobati dengan dosis pemberian antibiotik yang sama.
Selain penggunaan antibiotik sebagai imbuhan pakan, masalah lain yang
merugikan konsumen adalah daging broiler sebagai sumber protein hewani
ternyata mengandung kolestrol yang sangat tinggi. Menurut Setiawan dan Sujana
(2009) kandungan kolesterol yang terdapat pada daging broiler sekitar 200 mg,
lebih tinggi dibandingkan dengan kandungan kolesterol yang terdapat pada ayam
kampung yang berkisar antara 100 mg sampai 120 mg. Tingginya kandungan
kolesterol akan menimbulkan berbagai macam penyakit seperti jantung koroner,
stroke,dan lain-lain, sehingga hal ini sangat merugikan konsumen.
Berkaitan dengan asumsi sebagian masyarakat terhadap bahaya
penggunaan antibiotik dalam pakan imbuahn dan bahaya kolesterol, maka perlu
dilakukan upaya-upaya untuk mengatasi hal tersebut. Salah satu upaya yang
dapat dilakukan adalah manipulasi pakan dengan menggunakan prebiotik alami
sebagai imbuhan pakan. Prebiotik merupakan bahan pakan yang memberikan
keuntungan dan tidak dapat tercerna hewan inang, serta secara selektif
menstimulasi pertumbuhan dan aktivitas bakteri non patogen saluran pencernaan
(Roberfroid,2007). Salah satu jenis imbuhan pakan yang dapat digunakan pada
ternak unggas adalah inulin. Umbi bunga dahlia merupakan salah satu sumber
inulin. Kadar inulinnya yaitu 69,50 sampai 75,48% (Saryono dkk., 1998).

51
Massolo dkk./Buletin Nutrisi dan makanan Ternak 12(2) : 50- 58

Penggunaan prebiotik inulin pada broiler diharapkan mampu merangsang


mikroba asam laktat dalam usus sehingga komposisi bakteri asam laktat (BAL)
dapat mempengaruhi fungsi usus. Proses penyerapan makanan kedalam tubuh
akan menjadi optimal, dan berdampak pada bertambahnya bobot badan yang akan
berkaitan terhadap persentase karkas. Persentase karkas broiler bervariasi antara
65 – 75% dari bobot badan, semakin berat ayam yang dipotong, maka karkasnya
semakin tinggi pula (North dan Bell, 1992 ). Namun demikian pengaruh
penggunaan inulin umbi bunga (Dahlia variabillis) terhadap persentase karkas,
lemak abdominal, dan potongan komersil broiler belum diketahui, sehingga peran
inulin yang terkandung dalam umbi bunga dahlia sebagai prebiotik alami untuk
imbuhan pakan broiler perlu dikaji lebih lanjut.
Penelitian ini diharapkan sebagai sumber informasi bagi masyarakat
khususnya peternak tentang manfaat pemberian inulin umbi bunga dahlia sebagai
prebiotik dalam pakan untuk meningkatkan kualitas karkas (persentase karkas,
potongan komersil karkas), dan menurunkan lemak abdominal

MATERI DAN METODE

Penelitian telah dilakukan pada bulan Maret sampai dengan Mei 2016,
bertempat di Laboratorium Produksi Ternak Unggas, Jurusan Produksi Ternak
Universitas Hasanuddin, Makassar sebagai tempat pemeliharaan.
Bahan-bahan yang digunakan antara lain: ayam ras pedaging strain
Lohmann MB 202, tepung umbi bunga dahlia, pakan basal starter dan finisher, air
minum, vaksin, kertas koran, sekam kayu, plastik dan kertas label.
Alat yang digunakan antara lain: kandang percobaan sebanyak 20 petak,
tempat pakan dan tempat minum, timbangan, lampu pijar sebanyak 20 buah,
peralatan sanitasi, timbangan, wadah penyimpanan, peralatan bedah, sarung
tangan, meja processing, panci, dan kompor.
Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL)
dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan sehingga terdapat 20 unit percobaan yang
terdiri dari 8 ekor per unitnya. Ayam dibagi secara acak ke dalam 20 unit
kandang, tanpa pemisahan jenis kelamin (straigt run), dan setiap kandang diberi
label untuk memudahkan pencatatan. Perlakuan yang akan diterapkan ada 4
dengan susunan ransum yang sebagai berikut :
P0: Pakan basal (Kontrol)
P1: Pakan basal + 10,0 g / kg pakan (0,8% Inulin umbi bunga dahlia)
P2 : Pakan basal + 12,5 g / kg pakan (1,0% Inulin umbi bunga dahlia)
P3 : Pakan basal + 15,0 g / kg pakan (1,2% Inulin umbi dahlia)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Persentase Karkas dan Lemak Abdominal

Karkas broiler adalah bagian tubuh ayam yang disembelih lalu dikeluarkan
isi perut, kaki, leher, kepala, bulu, dan darah. Sedangkan Lemak Abdominal
adalah Lemak abdominal adalah lapisan lemak yang terdapat disekitar gizzard dan
lapisan antara otot abdominal dan usus (Salam dkk., 2013). Hasil persentasi

52
Massolo dkk./Buletin Nutrisi dan makanan Ternak 12(2) : 50- 58

karkas dan lemak abdominal yang diberi tepung umbi bunga dahlia pada umur 35
hari dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Persentase Karkas Broiler dan Lemak Abdominal Yang Diberi Tepung
Umbi Bunga Dahlia Pada Umur 35 Hari.
Perlakuan Persentase Karkas Persentase Lemak Abdominal
a
P0 66,37 ± 2,96 2,15 ± 0,52
b
P1 73,2 9± 6,54 1,99 ± 0,65
P2 70,36± 2,46ab 2,04 ± 0,96
ab
P3 70,36 ±3,37 2,08 ± 0,98
Keterangan: Superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan signifikan
(P<0,05)
Persentase Karkas

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian tepung umbi


bunga dahlia dalam pakan berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap persentase
karkas. Rata-rata persentase karkas yang diperoleh dalam penelitian ini berkisar
66,37% sampai 73,29%. Hal ini sesuai dengan pendapat North dan Bell (1992)
bahwa persentase karkas broiler bervariasi antara 65 – 75% dari bobot badan,
semakin berat ayam yang dipotong, maka karkasnya semakin tinggi pula.
Persentase karkas broiler berkisar 65,35% sampai 66,56% (Daud., dkk, 2007).
Penambahan tepung umbi bunga dahlia pada penelitian ini memperlihatkan bahwa
penggunaan tepung umbi bunga dahlia level 0,8% sampai 1,2% mampu
memperbaiki persentase karkas dibanding dengan tanpa penambahan umbi dahlia
(kontrol), hal ini dapat disebabkan karena adanya kandungan inulin yang tinggi.
Berdasarkan anlisis yang telah dilakukan di PT. SIG Saraswati Bogor diperoleh
bahwa dalam 100 g tepung umbi bunga dahlia terdapat inulin sebanyak 79,58 %
(Agustina, 2016). Inulin dimanfaatkan sebagai prebiotik yang dapat merangsang
pertumbuhan BAL dalam usus, sehingga penyerapan makanan menjadi lebih
efisien, dan berdampak pada pertambahan bobot badan yang secara tidak langsung
akan berpengaruh terhadap persentase karkas. Hal ini sesuai dengan Fanani dkk.
(2014) menyatakan penggunaan inulin umbi bunga dahlia ternyata dapat
mempengaruhi pertambahan bobot badan (PBB). Jull (1972) bahwa produksi
karkas yang dinyatakan dengan persentase karkas dipengaruhi oleh bobot badan
akhir dan bobot karkas.
Persentase karkas yang baik menunjukan mekanisme kerja prebiotik inulin
berjalan dengan baik, sehingga proses penyerapan makanan menjadi optimal. Hal
ini di dukung oleh Fanani dkk (2014), Herminiati dkk (2015), dan Widodo dkk
(2015) menyatakan mekanisme kerja prebiotik inulin terhadap persentase karkas
yaitu inulin difermentasi oleh mikroflora kolon atau usus besar sehingga
menghasilkan short chain fatty acids (SCFA) dan asam laktat yang mampu
menurunkan pH usus menjadi asam. Kondisi asam meningkatkan bakteri non
patogen, sehingga terjadi proses eliminasi bakteri patogen yang menempel pada
vili-vili usus. Proses eliminasi bakteri patogen akan memperluas permukaan vili-
vili usus, sehingga penyerapan makanan menjadi lebih efisien dan berdampak
pada performa yang berkaitan dengan persentase karkas.

53
Massolo dkk./Buletin Nutrisi dan makanan Ternak 12(2) : 50- 58

Persentase Lemak Abdominal


Berdasarkan hasil analisis ragam, penggunaan tepung umbi bunga dalam
pakan tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap persentase lemak abdominal
broiler. Rata-rata persentase lemak abdominal yang diperoleh dalam penelitian
(Tabel 7) masih termasuk dalam kisaran normal yaitu sebesar 1,99 sampai 2,15%.
Hal ini sesuai dengan pendapat Salam (2013) bahwa persentase lemak abdominal
karkas broiler berkisar antara 0,73% sampai 3,78%.
Persentase lemak abdominal pada level 0,8% sampai 1,2% cenderung
menurun dibandingkan dengan perlakuan tanpa tepung umbi bunga dahlia
(kontrol). Hal ini kemungkinan disebabkan karena adanya kandungan serat kasar
dalam tepung umbi bunga dahlia sebesar 8,06% (Mangunwidjaja dkk. 2014).
Kandungan serat kasar yang tinggi dapat mempengaruhi lemak abdominal broiler.
Menurut Zuprizal dan Kamal (2005) bahwa batasan serat kasar dalam
pakan ayam broiler tidak boleh lebih dari 4 sampai 4,5%.
Menurut Poendjiadi (2005) bahwa serat kasar yang berasal dari pakan
setelah dikonsumsi akan mengikat asam empedu sesampainya di saluran
pencernaan, sehingga menyebabkan fungsi empedu untuk membantu penyerapan
lemak akan terhambat. Selanjutnya asam empedu yang sudah terikat oleh serat
kasar akan dikeluarkan dari tubuh dalam bentuk feses sehingga mengakibatkan
penurunan deposisi lemak abdominal. Hal ini sejalan dengan Sutardi (1992)
bahwa serat dapat mengurangi absorsi lemak sehingga deposisi lemak ke dalam
tubuh ayam dapat di tekan. Selanjutnya, Mahfudz dkk (2000) menambahkan
untuk mencerna serat kasar dibutuhkan energi yang banyak sehingga ayam tidak
memiliki energi yang berlebih untuk di simpan dalam bentuk lemak.
Rendahnya persentase lemak abdominal yang dihasilkan menunjukkan
bahwa kondisi perlemakan yang dihasilkan cenderung lebih baik. Sebagaimana
yang telah diketahui bahwa lemak abdominal merupakan hasil ikutan yang dapat
mempengaruhi kualitas karkas. Oleh karena itu semakin rendah persentasi lemak
abdominal maka semakin baik karkas yang diperoleh. Hal ini sesuai dengan
Yuniastuti (2002) bahwa tinggi rendahnya kualitas karkas broiler ditentukan dari
jumlah lemak abdominal yang terdapat dari broiler.

Persentase Potongan Komersil Karkas (Dada, Paha, dan Sayap)


Bagian-bagian karkas yang termasuk dalam potongan komersil adalah
potongan dada, paha dan sayap. Persentase bagian-bagian karkas (g) diperoleh
dengan membandingkan bobot bagian-bagian karkas dengan bobot karkas (g)
dikalikan 100% (Zaenab dkk.,2005). Rataan persentase bagian-bagian karkas
dalam penelitian ini disajikan kedalam Tabel 2.

Tabel 2. Persentase Potongan Komersil Karkas (Paha, Sayap, Dan Dada) Broiler
Yang Diberi Tepung Umbi Bunga Dahlia Pada Umur 35 Hari.
Perlakuan Dada(%) Paha(%) Sayap(%)
a a
P0 25,05 ± 1,53 24,40 ± 1,24 12, 06 ± 0,51b
P1 29,73 ± 0,43 b 25,13 ± 1,38 a 11,79 ± 0,43 b
b a
P2 28, 54 ± 0,94 25,63 ± 1,06 11,43 ± 0,43 b
P3 29,51 ± 2,07 b 27,57 ± 0,93 b 10, 34 ± 0,6 a
Keterangan : Superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan signifikan
(P<0,05)

54
Massolo dkk./Buletin Nutrisi dan makanan Ternak 12(2) : 50- 58

Persentase Potongan Dada


Hasil analisis ragam (Tabel 2) menunjukkan bahwa pemberian tepung
umbi bunga dahlia dalam pakan berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap persentase
potongan dada. Nilai rata-rata persentase potongan dada yang diperoleh dalam
penelitian ini berkisar 25,05 % sampai 29,51 %. Hasil rata-rata persentase
potongan dada yang dihasilkan dalam penelitian ini lebih tinggi dibanding dengan
hasil penelitian Resnawati (2004) yaitu persentase karkas dada sekitar 24,13%
sampai 26,79%. Penggunaan tepung umbi bunga dahlia hingga level 1,2% dapat
memperbaiki persentase potongan dada, namun secara statistik penambahan
tepung umbi bunga dahlia pada level 0,8% sudah menunjukan hasil yang lebih
baik (29,73%) dibanding dengan level 1% (28,54%), dan 1,2% (29,51%). Hal ini
disebabkan adanya kandungan inulin yang cukup tinggi yaitu sebanyak 79,58%
dalam ransum perlakuan. Inulin dimanfaatkan sebagai prebiotik yang dapat
merangsang pertumbuhan BAL dalam usus, sehingga penyerapan makanan
menjadi lebih efisien, dan berdampak pada pertambahan bobot badan yang secara
tidak langsung akan berpengaruh terhadap persentase karkas. Hal ini sesuai
dengan pendapat Fanani dkk., (2014) menyatakan penggunaan inulin umbi bunga
dahlia ternyata dapat mempengaruhi pertambahan bobot badan (PBB). Persentase
karkas yang tinggi akan mempengaruhi bobot dada dan persentase potongan dada
yang dihasilkan. Hal ini sejalan dengan Hadiwiyoto, (1992) persentase karkas
yang tinggi memungkinkan bobot dada yang dihasilkan juga tinggi. Jull (1972)
menambahkan besarnya potongan dan bobot dada dijadikan ukuran menilai
kualitas perdagingan karena sebagian besar otot yang merupakan komponen
karkas paling besar terdapat disekitar dada.

Persentase Potongan Paha


Hasil analisis ragam (Tabel 2) menunjukkan bahwa pemberian tepung
umbi bunga dahlia dalam pakan berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap persentase
potongan paha. Nilai rata-rata persentase potongan paha yang diperoleh dalam
penelitian ini berkisar antara 24, 40% sampai 27, 57%. Menurut Sari, dkk (2014)
bahwa nilai rataan persentase karkas broiler yang dipelihara selama 35 hari yaitu
berkisar 27,14% sampai 28, 48%. Penggunaan tepung umbi bunga dahlia dalam
pakan hingga level 1,2% cenderung meningkatkan persentase potongan paha.
Semakin meningkatnya persentase karkas, maka semakin tinggi persentase
potongan paha yang dihasilkan. Besarnya persentase paha dalam penelitian ini
kemungkinan dapat disebabkan karena besarnya tulang. Muryanto dkk, (2002)
menyatakan bahwa kecilnya deposit daging pada bagian-bagian karkas sangat
dipengaruhi oleh besarnya persentase tulang. Hal ini didukung pendapat
Herminiati dkk., (2015) bahwa inulin sebagai prebiotik dapat menghasilkan short
chain fatty acids (SCFA) yang meliputi propionat, butirat, asetat, dan laktat. Asam
laktat dapat membuat pH usus menjadi asam, kondisi ini menyebabkan ion
kalsium menjadi lebih mudah larut, sehingga meningkatkan penyerapan kalsium.
Tingginya persentase karkas yang dihasilkan akan mempengaruhi
persentase bagian-bagian karkas lainnya. Hal ini sesuai dengan pendapat
Suswono, dkk (1992) menyatakan persentase bagian-bagian karkas berhubungan
erat dengan bobot karkas, sedangkan bobot karkas dipengaruhi oleh bobot hidup.
Oluyemi and Robert (1980) bahwa persentase bobot paha ditentukan oleh
besarnya bobot karkas dan bagian-bagian karkas lainnya.

55
Massolo dkk./Buletin Nutrisi dan makanan Ternak 12(2) : 50- 58

Persentase Potongan Sayap


Hasil analisis ragam (Tabel 2) menunjukkan bahwa pemberian tepung
umbi bunga dahlia dalam pakan berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap persentase
potongan sayap. Rata-rata persentase potongan sayap yang diperoleh dalam
penelitian ini masih lebih tinggi berkisar 10,34% sampai 12,06%, dibandingkan
dengan hasil penelitian Yulia (2004) bahwa sayap sebesar 7,54% untuk broiler
yang berumur 6 minggu, dan Helena (2011) berkisar antara 10,52-13,75%.
Persentase potongan sayap pada penelitian ini lebih kecil dibandingkan
dengan persentase potongan dada dan paha, kemungkinana hal ini dapat
disebabkan besarnya persentase tulang pada sayap. Muryanto dkk, (2002)
menyatakan bahwa kecilnya deposit daging pada bagian-bagian karkas sangat
dipengaruhi oleh besarnya persentase tulang. Sari dkk (2014) mengatakan bahwa
persentase daging dada berkisar dari 78,66- 83,24% dengan persentase tulang
berkisar dari 14,19- 17,25%. Pada persentase daging paha berkisar dari 77,24-
82,07% dan persentase tulang berkisar dari 14,69- 19,81%, sedangkan untuk
persentase daging sayap berkisar dari 62,67- 70,96% dan persentase tulangnya
berkisar dari 24,15- 31,94%.

KESIMPULAN

Pemberian tepung umbi bunga dahlia (dahlia variabillis) dalam pakan


sampai level 1,2% mampu memperbaiki perentase karkas, persentase potongan
dada, persentase potongan paha serta mampu menurunkan kandungan lemak
abdominal broiler dan persentase potongan sayap. Penggunaan tepung umbi
bunga dahlia dalam pakan yang paling efektif yaitu pada level 0,8%.

DAFTAR PUSTAKA

Agustina,L. 2016. Kajian Manfaat Umbi Bunga Dahlia (Dahlia pinnata) Sumber
Inulin sebagai Prebiotik pada Unggas. Laporan Penelitian Mandiri. Fakultas
Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar.

Daud, M., W. G. Piliang dan P. Kompiang. 2007. Persentase dan kualitas karkas
ayam pedaging yang diberi probiotik dan prebiotik dalam ransum. JITV, 12
(3): 167-174.

Fanani. A.F., N. Suthama., dan B. Sukamto. 2014. Retensi nitrogen dan konversi
pakan.ayam lokal persilangan yang diberi ekstrak umbi dahlia (Dahlia
variabilis) sebagai sumber inulin. Jurnal Sains Peternakan, 12 (2): 35-37.

Hadiwiyoto, S. 1992. Kimia dan Teknologi Daging Unggas. Pusat Antar


Universitas Pangan dan Gizi. Universitas Gajah Mada.Yogyakarta.

Helena, M. D. 2011. Persentase Karkas dan Potongan Komersial Ayam Broiler


yang diberi Pakan Nabati dan Komersial. Skripsi. Fakultas Peternakan
Institut Pertanian. Bogor.

56
Massolo dkk./Buletin Nutrisi dan makanan Ternak 12(2) : 50- 58

Herminiati, A, Rimbawan., B. Setiawan., D. A. Astuti dan L. Z. Udin. 2015.


Karakteristik yoghurt kering yang diperkaya difructose anhydride III dari
umbi dahlia sebagai minuman fungsional. AGRITECH, 35 (2); 135-145.

Jull, M. A. 1972. Poultry Husbandry. 2 nd Ed. Tata McGraw Hill Book Publishing
Co.Ltd., New Delhi.

Mahfudz, L. D., W. Sarengat dan B. Srigandono. 2000. Penggunaan ampas tahu


sebagai bahan penyususn ransum broiler. Prosiding Seminar Nasional
Pengembangan Peternakan Lokal, Universitas Jendral Sudirman,
Purwokerto.

Mangunwidjaja, D., M. Rahayuningsih dan R. Suparwati. 2014. Pengaruh


konsentrasi enzim dan waktu hidrolisis enzimatis terhadap mutu frukto-
oligosakarida dari inulin umbi dahlia (Dahlia pinnata). E-Jurnal
Agroindustri Indonesia, 3 (1): 2252 – 3324.

Muryanto, P.S. Hardjosworo, R. Herman, H dan H. Setijanto. 2002. Evaluasi


Karkas Hasil Persilangan Antara Ayam Kampung Jantan dengan Ayam Ras
Petelur. Animal Production. 4( 2) : 71-76.

North, M.O and D.D. Bell. 1992. Commercial Chicken Production Manual.2 nd Ed.
The Avi Publishing Co. Inc. Wesport, Conecticut, New York.
Oluyemi, J.A. and F. A. Roberts. 1980. Poultry Production in Warm Wet
Climates. The Mac Millan Press, Ltd. London.

Poendjiadi A. 2005. Dasar-dasar biokimia. UI Press. Jakarta.

Roberfroid, M. B. 2007. Prebiotic: the concept revisited. The Journal of Nutrition,


137 : 830-837.

Salam, S., A. Fatahilah., D. Sunarti dan Isroli. 2013. Bobot karkas dan lemak
abdominal broiler yang diberi tepung jintan hitam (Nigella sativa) dalam
ransum selama musim panas. Jurnal Sains Peternakan, 11 (2): 84-89.

Sari, M. L., F. N. L. Lubis dan L. D. Jaya. 2014. Pengaruh Pemberian Asap Cair
Melalui Air Minum Terhadap Kualitas Karkas Ayam Broiler. Agripet 1
(14), 71-75.

Saryono, A., M. Chainulfiffah, D. S. Silvera, H. S. Monalisa dan Dasli. 1998.


Pemanfaatan Umbi Dahlia (Dahlia variabilis) untuk Produksi Sirup
Fruktosa (HFS) dan Fruktooligosakarida. Seminar Nasional PBBMI XIV.
Bandung.

57
Massolo dkk./Buletin Nutrisi dan makanan Ternak 12(2) : 50- 58

Setiawan, I dan E. Sujana. 2009. Bobot akhir, persentase karkas dan lemak
abdominal ayam broiler yang dipanen pada umur yang berbeda. seminar
nasional fakultas peternakan unpad “Pengembangan Sistem Produksi dan
Pemanfaatan Sumberdaya Lokal untuk Kemandirian Pangan Asal Ternak”.
Bandung. ISBN : 978 – 602 – 95808 – 0 – 8.

Sutardi. 1992. Pengawetan Pangan: Pendinginan dan Pengeringan. PAU Pangan


dan Gizi. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Van Den Bogaard, A.E., N. Bruinsm and E.E. Stobberingh. 2000. The effect of
banning avopracin on VRE carriage in the Netherlands (five abattoirs) and
Sweden. J. Antimicrob. Chemother. 46 (1): 146-148.

Widodo, T. S., B. Sulistiyanto dan C. S. Utama. 2015. Jumlah bakteri asam laktat
(bal) dalam digesta usus halus dan sekum ayam broiler yang diberi pakan
ceceran pabrik pakan yang difermentasi. Fakultas Peternakan dan Pertanian
Universitas Diponegoro Semarang. AGRIPET, 15 (2) : 98-103.

Yulia. 2004. Pengaruh suplementasi kolin klorida terhadap potongan karkas


komersil ayam broiler umur 6 minggu. Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut
Pertanian Bogor, Bogor.

Yuniastuti, A., 2002. Efek pakan berserat pada ransum ayam terhadap kadar
lemak dan kolesterol daging broiler. JITV, 9 (3) : 175 - 183.

Zaenab, A, B. Bakrie., T. Ramadhan dan Nasrullah. 2005. Pengaruh Pemberian


Jamu Ayam terhadap Kualitas Karkas Ayam Buras Potong. Laporan
Penelitian Balai Pengkajian Tekhnologi Pertanian DKI Jakarta, Jakarta.

Zuprizal dan M. Kamal. 2005. Nutrisi dan Pakan Unggas. Jurusan Nutrisi dan
Makanan Ternak Fakultas Peternakan UGM.Yogyakarta.

58

You might also like