Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

3N For Depresi

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 17

ANALYSIS OF NANDA (NORTH AMERICAN NURSING

DIAGNOSIS ASSOCIATION), NOC (NURSING OUTCOME


CLASSIFICATION), NIC (NURSING INTERVENTION
CLASSIFICATION) IMPLEMENTATION FOR DEPRESSED
PATIENTS AT Prof. dr. SOEROYO MENTAL HOSPITAL
MAGELANG

ANALISIS PENGGUNAAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN NANDA,NOC DAN PELAKSANAAN NIC
PADA KASUS PASIEN DENGAN DEPRESI
DI RSJ PROF.dr.SOEROYO MAGELANG
NASKAH PUBLIKASI

Wafika Rahmawati
03/172244/EIK/00337

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2004

ANALISIS PENGGUNAAN DIAGNOSA KEPERAWATAN NANDA, NOC DAN


PELAKSANAAN NIC PADA KASUS PASIEN DENGAN DEPRESI DI RSJ
PROF. dr. SOEROYO MAGELANG
ANALYSIS OF NANDA (NORTH AMERICAN NURSING DIAGNOSIS
ASSOCIATION), NOC (NURSING OUTCOME CLASSIFICATION), NIC
(NURSING INTERVENTION CLASSIFICATION) IMPLEMENTATION FOR
DEPRESSED PATIENTS AT Prof. dr. SOEROYO MENTAL HOSPITAL
MAGELANG
Wafika1, Ibrahim Rahmat2, Khudazi Aulawi2
ABSTRACT
Background: Depression is a feeling of sadness generally
followed by the slowing down of body movement and function.
Nursing care for depressed patients may use NANDA, NIC and NOC
because these are standards of nursing care which can be applied
to all areas of nursing including mental care.
Objectives: The study was intended to describe the
NOC nursing diagnosis and the implementation
depressed patients and to know nursing diagnosis
NANDA, NOC and NIC used in the nursing care
patients.

use of NANDA,
of NIC for
according to
of depressed

Methods: The study was a descriptive type which used a case


study approach. There were 14 samples of patients purposively
selected. Data were collected through documentation, observation
and interview with staff assigned for nursing care of depressed
patients.
Results: The result of the study showed that nursing diagnosis
relevant with NANDA was 2.7%, objective relevant with NOC was
5.8% and implementation relevant with NIC was 75.7%.
Conclusion: Nursing care applied to depressed patients had low
(bad)
relevance
with
NANDA
nursing
diagnosis,
medium
(sufficient)
relevance
with
NOC
objective
and
medium
(sufficient) relevance with NIC implementation.
Keywords: NANDA, NOC, NIC, diagnosis, depressed patients
1.
2.

Nursing Program, Faculty of Medicine, Gadjah Mada University

ANALISIS PENGGUNAAN DIAGNOSA KEPERAWATAN NANDA,NOC


DAN PELAKSANAAN NIC PADA KASUS PASIEN DENGAN
DEPRESI DI RSJ PROF.dr.SOEROYO MAGELANG
Wafika,Ibrahim Rahmat, Khudazi Aulawi

INTISARI

Latar belakang. Depresi merupakan suatu perasaan sendu atau


sedih yang biasanya disertai dengan diperlambatnya gerak dan
fungsi tubuh. Asuhan keperawatan pada pasien dengan depresi
dapat menggunakan NANDA (North American Nursing Diagnosis
Association), NIC (Nursing Intervention Classification) dan
NOC(Nursing Outcomes Classification), karena NANDA, NIC dan NOC,
merupakan standar bahasa keperawatan dapat diterapkan pada semua
area keperawatan termasuk keperawatan jiwa.
Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran
tentang
penggunaan
diagnosa
keperawatan
NANDA,
NOC
dan
pelaksanaan NIC pada kasus Pasien dengan Depresi meliputi
mengetahui diagnosa keperawatan menurut NANDA, NOC dan NIC yang
digunakan dalam asuhan keperawatan pasien dengan depresi.
Metodologi. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan
pendekatan study case. Pengambilan sampel dilakukan secara
purposive dengan jumlah sampel 14 pasien. Pengumpulan data
dilakukan secara studi dokumentasi, observasi dan wawancara
terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien depresi.
Hasil Penelitian. Dari penelitian diperoleh Diagnosa keperawatan
yang sesuai dengan NANDA sebesar 2,7%,Tujuan yang sesuai dengan
NOC 5.8% dan Implementasi yang sesuai dengan NIC sebesar 75,7%.
Kesimpulan. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa asuhan
keperawatan yang dilakukan pada pasien depresi untuk diagnosa
keperawatan kesesuaiannya dengan NANDA termasuk kategori tidak
baik, tujuan kesesuaiannya dengan NOC termasuk kategori cukup
dan implementasi kesesuaiannya dengan NIC termasuk kategori
cukup.
Kata kunci: Diagnosa NANDA, NOC, NIC, Pasien Depresi.

Program Studi Ilmu Keperawatan, FK UGM Yogyakarta

PENDAHULUAN
Depresi
prevalensi

merupakan
yang

cukup

gangguan
tinggi

jiwa

yakni

yang

10

mempunyai
dari

total

populasi, tetapi sering tidak terdeteksi dan tidak diobati.


Keluhan

yang

muncul

berdebar-debar,

akibat

keluhan

depresi

bisa

pernafasan,

sakit

hilang

kepala,

semangat,

keluhan sakit pencernaan, perasaan sedih sampai keinginan


bunuh diri karena putus asa1.
Jika

dihitung

diantara

pasien

yang

datang

ke

pelayanan kesehatan, maka jumlah penderita depresi sebesar


10,3%, ansietas 12,8% dan campuran ansietas dan depresi
12,8 %2. Berdasarkan data pasien masuk rawat inap di

RSJP

Prof Dr Soeroyo Magelang di ruang Unit Perawatan Intensif


mulai

tangal

didapatkan

19

September

data

sebanyak

2003
734

sampai

pasien

diantaranya memperlihatkan perilaku


menarik

diri

dari

lingkungan,

27

maret

masuk,

60

2004
pasien

depresi antara lain

murung,

melamun,

kurang

menjaga kebersihan diri, mengalami gangguan tidur.


Penanganan depresi di Rumah Sakit Jiwa

memerlukan

kerjasama dari beberapa petugas kesehatan, baik perawat,


dokter, psikiater, ahli gizi, pekerja soaial. Perawat dalam
menangani

pasien

keperawatan
meliputi

dengan

dengan

depresi

pendekatan

pengkajian,

dapat

proses

melakukan

asuhan

keperawatan,

diagnosa

yang

keperawatan,

intervensi/rencana tindakan, implementasi dan evaluasi.


Pelaksanaan

asuhan

keperawatan

di

RSJ

Prof

dr.

Soeroyo Magelang di bangsal MPKP (Model Praktek Keperawatan


Profesional) juga menggunakan metode proses keperawatan.
Standar yang digunakan belum menggunakan NANDA, NIC dan
NOC.

Penggunaan

standar

bahasa

dapat

diterima

untuk

mempermudah administrasi dan pengambilan keputusan3. Sistem


NANDA,

NOC

dan

NIC

dapat

diterima

dan

mendukung

semua

bagian proses keperawatan, kecuali pengkajian. NANDA, NOC


dan

NIC

didukung

oleh

penelitian

dan

menfasilitasi

perawatan lanjutan pada semua area keperawatan.


Dengan melihat uraian diatas bahwa depresi merupakan
gangguan

jiwa

yang

memerlukan

asuhan

keperawatan,

dan

apabila tidak ditangani dengan baik akan terjadi penurunan


kualitas

hidup.

Asuhan

keperawatan

pada

pasien

dengan

depresi dapat menggunakan NANDA, NIC dan NOC, karena NANDA,


NIC dan NOC, merupakan standar bahasa keperawatan dapat
diterapkan pada semua area keperawatan termasuk keperawatan
jiwa

maka

peneliti

tertarik

untuk

meneliti

tentang

penggunaan Diagnosa NANDA, NOC dan NIC pada kasus pasien


dengan Depresi di RSJP Prof.dr Soeroyo Magelang.
Tujuan
gambaran
menurut

dari

tentang
NANDA,

penelitian

ini

penggunaan:

2)NOC

dan

adalah
1)

NIC

untuk

diagnosa

pada

kasus

memperoleh
keperawatan

Pasien

dengan

Depresi di RSJP Prof.dr.Soeroyo Magelang.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif menggunakan
pendekatan
dilakukan

studi
dengan

kasus

(case

mengamati

study)4.

pelaksanaan

Penelitian
kegiatan

ini

perawat

dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan


depresi

dan

keperawatan.Sampel

melihat
penelitian

hasil
ini

dari
adalah

dokumentasi
pasien

depresi

yang dilakukan asuhan keperawatan oleh perawat di Rumah


Sakit Jiwa Pusat Prof.dr.Soeroyo Magelang yang ditentukan

atau

dipilih

secara

purposive

dengan

criteria

inklusi:

pasien dengan diagnosa medis depresi,pasien depresi pada


tahap penanganan akut dan krisis, menjalani rawat inap di
RSJ

Prof.Dr.Soeroyo

Magelang

selama

periode

penelitian.

Sampel berjumlah 14 orang dan semua dilakukan penelitian


selama periode waktu penelitian. Pengumpulan data dilakukan
dengan observasi, studi dokumentasi dan wawancara.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Penelitian ini dilaksanakan di tiga ruang Model Praktek
Keperawatan

Profesional

(MPKP)

Rumah

Sakit

Jiwa

Prof.dr.Soeroyo Magelang dari tanggal 6 September sampai


dengan 20 Oktober 2004. Jumlah sampel sebanyak 14 pasien
depresi yang dilakukan asuhan keperawatan. Dari 14 pasien
tersebut 8 pasien termasuk dalam tahap penanganan krisis
dan 6 pasien termasuk dalam tahap penanganan akut. Adapun
hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Rumusan diagnosa keperawatan
Data ini diperoleh dari studi dokumentasi.
a. Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien depresi
Tabel 1: Distribusi diagnosa keperawatan yang muncul
pada pasien depresi.
NO
1
2
3
4
5
6

Diagnosa Keperawatan yang Jumlah


muncul
Perilaku kekerasan
5
Kerusakan interaksi sosial:
13
menarik diri
Harga diri rendah
11
Koping individu tidak
1
efektif
Defisit perawatan diri
5
Halusinasi
2
Jumlah
37

Presentase
13,5 %
35,1 %
29,7 %
2,7 %
13,5 %
5,4 %
100 %

Tabel

menunjukkan

bahwa

dari

37

diagnosa

keperawatan yang dirumuskankan oleh perawat pada 14


pasien

depresi

keperawatan
presentase

menggambarkan

kerusakan
paling

interaksi

besar

yaitu

bahwa

diagnosa

sosial

mempunyai

35,1

%.

Hal

ini

didukung oleh teori bahwa pasien depresi menunjukkan


penarikan
Diagnosa
standar

dari

keluarga,

keperawatan
tetapi

teman

halusinasi

muncul

pada

dan

aktivitas5.

tidak

pasien

ada

depresi

dalam
di

RSJ

Prof. dr. Soeroyo Magelang sejumlah 5,4 %, hal ini


bisa

terjadi,

dimana

episode

depresif

berat

dengan

ciri psikotik dapat mengalami waham atau halusinasi4.

b. Label diagnosa keperawatan yang sesuai dengan NANDA


Tabel

Distribusi label diagnosa keperawatan


dibandingkan dengan label diagnosa NANDA

NO
Kriteria
Jumlah
Prosentase
2,7 %
1
Sesuai
dengan
label
1
diagnosa NANDA
91,8 %
34
Tidak
sesuai
dengan
2
label diagnosa NANDA
5,4 %
2
Tidak sesuai standar
3
Jumlah
37
100 %
Dari 91,8% label diagnosa keperawatan yang
tidak sesuai dengan NANDA sebenarnya label diagnosa
tersebut

mempunyai

kesamaan

arti

dengan

label

diagnosa NANDA, hanya redaksi yang ada pada standar


yang

digunakan

menggunakan
kondisi

diagnosa

pasien

spesifik.

di

dengan

Penulisan

RSJ
NANDA

Prof.dr.Soeroyo
yang

gangguan
diagnosa

Magelang

disesuaikan
jiwa

dengan

sehingga

keperawatan

di

lebih
RSJ

Prof.dr.

Soeroyo

magelang

menggunakan

standar

yang

sudah diatur dalam SOP (Standar Operasional Prosedur)


dimana

susunan

diagnosa

terdiri

atas

problem

dan

etiologi. Pelaksanaan diruang MPKP penulisan diagnosa


langsung pada etiologi. Alasannya tindakan yang akan
dilakukan

oleh

perawat

untuk

menyelesaikan

etiologinya.
Sebagai

gambaran

diagnosa

keperawatan

di

RSJ

Prof.dr.Soeroyo Magelang adalah sebagai berikut:


Tabel 3: Perbandingan diagnosa keperawatan NANDA dan
diagnosa yang muncul di RSJ.
NO
1
2
3
4
5
6

Label diagnosa
keperawatan NANDA
Resiko
kekerasan
terhadap diri
Kerusakan
interaksi
sosial
Harga
diri
rendah
kronik
Koping individu tidak
efektif
Defisit perawatan diri:
mandi
Gangguan
persepsi
sensori

Diagnosa keperawatan di
RSJ
Perilaku kekerasan
Kerusakan
interaksi
sosial: menarik diri
Harga diri rendah
Koping individu tidak
efektif
Defisit perawatan diri
Gangguan
persepsi
sensori; halusinasi

1). Diagnosa keperawatan Perilaku Kekerasan.


Diagnosa
Resiko

ini

sebenarnya

mencederai

perilaku

diri

kekerasan.

di

dalam

SOP

sendiri/orang

Perawat

tertulis
lain

menuliskan

b.d

perilaku

kekerasan karena yang akan diatasi adalah perilaku


kekerasan
terjadi

sebagai
tindakan

etiologi

sehingga

tidak

akan

mencederai

diri

sendiri

atau

orang lain. Resiko mencederai diri sendiri adalah

suatu

tindakan

sendiri

yang

yang

beresiko

dilakukan

membahayakan

dengan

sengaja

diri
tanpa

bantuan orang lain6. Dalam NANDA taksonomi II di


bedakan antara risiko kekerasan terhadap diri dan
risiko

kekerasan

diagnosa

terhadap

keperawatan

yang

orang

lain.

Dimana

tepat

untuk

pasien

depresi adalah Risiko kekerasan terhadap diri.


2). Diagnosa keperawatan Kerusakan Interaksi Sosial;
menarik diri.
Kerusakan

Interaksi

sosial

merupakan

label

diagnosa NANDA taksonomi II tanpa ada spesifikasi


menarik

diri.

Menarik

diri

merupakan

batasan

karakteristik dari diagnosa Isolasi Sosial. Pada


pasien depresi diagnosa keperawatan yang muncul
adalah

kerusakan

sosial7,

interaksi

namun

pada

literatur lain bisa muncul keduanya baik kerusakan


interaksi sosial maupun isolasi sosial8.
3). Diagnosa keperawatan Harga diri Rendah
Diagnosa

keperawatan

Harga

diri

rendah

tidak

sesuai dengan label NANDA. Dalam NANDA taksonomi


II

dibedakan

Situasional.

Harga
Harga

diri
diri

rendah

Kronis

rendah;kronis

dan

adalah

keadaan dimana individu mengalami evaluasi diri


negatif yang mengenai diri atau kemampuan dalam
waktu

yang

lama,

sedangkan

harga

diri

rendah

situasional adalah berkembangnya persepsi negatif


terhadap

harga

sekarang

ini9.

diri
Pada

berespon
pasien

untuk

depresi

situasi
mengalami

perasaan tidak berharga. Mereka dapat merasa tidak


berharga untuk mendapatkan simpati atau bantuan

atas kesulitan mereka, dan banyak orang depresi


yang cenderung kehilangan rasa respek/hormat pada
diri

sendiri.

Diagnosa

yang

muncul

pada

pasien

adalah harga diri rendah kronis7.

depresi

4). Diagnosa keperawatan Defisit perawatan diri


Dalam NANDA taksonomi II penulisan label diagnosa
defisit

perawatan

diri

dispesifikasi,

yaitu

defisit perawatan diri; mandi, berhias, makan dan


toileting. Sedangkan di RSJ tidak ada spesifikasi,
semua

bentuk

perawatan

ketidakmampuan

diri,

dalam

menggunakan

melaksanakan

label

defisit

perawatan diri.
5). Koping individu tidak efektif
Penulisan diagnosa koping individu tidak efektif
di

RSJ

Prof.dr.Soeroyo

Magelang

sudah

sesuai

dengan label diagnosa NANDA taksonomi II.


6). Gangguan persepsi sensori: Halusinasi
Gangguan

persepsi

sensori

merupakan

label

diagnosa NANDA taksonomi II tanpa ada spesifikasi


halusinasi

tetapi

pendengaran,

kinestetik,

penciuman.

Halusinasi

karakteristik
sensori.
standar
studi

dari

Diagnosa
yang

perabaan,

merupakan

batasan

tersebut
oleh

penglihatan,

pengecapan,

diagnosa

dibuat

kepustakaan

spesifik

gangguan

tidak
peneliti

berbagai

persepsi

sesuai
karena

literature

dengan
hasil

diagnosa

gangguan persepsi sensori tidak muncul pada pasien


depresi.

c. Gambaran diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien


depresi fase akut dan krisis di RSJ.Prof.dr Soeroyo
Magelang.
Tabel 4 : Distribusi diagnosa keperawatan yang muncul
pada pasien depresi fase akut dan krisis di
RSJ.Prof.dr Soeroyo Magelang.
Krisis
Akut
NO Diagnosa Keperawatan
Jml Prosentase Jml Prosentase
13,5 %
0
O,0 %
5
1 Perilaku kekerasan
21,6 %
5
13,5 %
8
2 Kerusakan interaksi
sosial: menarik diri
13,5 %
6
16,2 %
5
3 Harga diri rendah
2,7 %
0
0,0 %
1
4 Koping individu
tidak efektif
8,1 %
2
5,4 %
3
5 Defisit perawatan
diri
0,0 %
2
5,4 %
0
6 Halusinasi

Dari tabel 4 menunjukan bahwa diagnosa keperawatan


kerusakan
banyak
pada

interaksi

muncul
fase

(21,6

akut

sosial:
%)

pada

diagnosa

menarik
fase

perilaku

diri

krisis

paling

sedangkan

kekerasan

tidak

muncul (0 %).

2. Nursing Outcome Clasifications (NOC)


Data

ini

diperoleh

dari

studi

dokumentasi,adapun

hasilnya adalah sebagai berikut:

10

Tabel 5:
NO

1
2
3
4
5

Distribusi tujuan dibandingkan dengan NOC

Diagnosa
Keperawatan

Risiko kekerasan
terhadap diri
Kerusakan
interaksi sosial
Harga diri
rendah kronik
Koping individu
tidak efektif
Defisit
perawatan diri
Jumlah total

Frek
tujuan yg
ditetapkan
prwt
45

Jml

30

66,7 %

15

33,3 %

76

38

50 %

38

50 %

64

44

68,7 %

20

31,3 %

40 %

60 %

22

10

45.4 %

12

54.5 %

212

124

58.4 %

88

41.6%

Sesuai NOC

Dari 58,4% tujuan yang


pasien

depresi

jika

Tidak
sesuai NOC
Jml
%

sesuai dengan NOC pada

ditafsirkan

secara

kualitatif

10

termasuk kategori cukup . Di RSJ Prof. dr. Soeroyo


Magelang
dan

perumusan

tujuan

tujuan

khusus.

dalam

Tujuan

bentuk

umum

tujuan

umum

berfokus

pada

penyelesaian dari diagnosa tertentu, sedangkan tujuan


khusus

berfokus

pada

penyelesaian

merupakan kemampuan klien


dimiliki

klien.

Adapun

etiologi

yang

yang perlu dicapai atau

tujuan

khusus

terbagi

dalam

tiga aspek yakni kemampuan kognitif yang diperlukan


untuk
yang

menyelesaikan
diperlukan

kemampuan

etiologi,

agar

afektif

yang

kemampuan

etiologi
perlu

dapat

dimiliki

psikomotor
selesai
klien

dan
agar

klien percaya akan kemampuan meyelesaikan masalah6.


NOC
pasien

adalah
yang

klasifikasi

komprehensif

dari

kriteria

terstandarisasi

hasil
untuk

mengevaluasi efek dari intervensi keperawatan. Dalam


NOC setiap kriteria hasil mempunyai definisi, daftar

11

indikator

yang

status

pasien

target,

letak

dapat

digunakan

hubungannya
untuk

untuk

dengan

mengevaluassi

hasil,

mengidentifikasi

rentang

sumber

data,

lima point skala likert untuk mengukur status pasien


dan

daftar

referensi

singkat

yang

digunakan

untuk

mengembangkan outcome11.
Dari ilustrasi tersebut secara konsep NOC dan
tujuan

memiliki

ataupun

respon

tindakan

makna
klien

yang
yang

keperawatan.

sama
perlu

Kesamaan

hasil penelitian dimana

yaitu

kemampuan

dicapai

terhadap

ini

tercermin

dalam

58,4% sesuai dengan kriteria

NOC. Sedangkan sebanyak 41.6% tujuan tidak sesuai hal


ini disebabkan oleh beberapa hal diantaranya:1) NOC
belum

diterapkan

Magelang,2)NOC
hasil

di

RSJ

merupakan

pasien

yang

berdasarkan

riset

demografi,

kultur,

berbeda dengan

di

Prof.

dr.

Soeroyo

klasifikasi

dari

kriteria

komprehensif
beberapa
kondisi

yang

Negara

dibuat

yang

pelayanan

secara

kesehatan

Indonesia, 3)NOC merupakan hal yang

baru khusus bagi perawat di Indonesia.


Hal

ini

juga

terjadi

pada

Michigan

School

of

Nursing, dimana pada tahun 1997 penggunaan NOC masih


0%, pada tahun 2001 diadakan survey bahwa dari 43
institusi pendidikan 58% sudah menggunakan NOC, hal
ini

dikarenakan

setelah

tahun

1997,

sekolah

keperawatan di Michigan sering mengadakan desiminasi


tentang manfaat penggunaan NANDA, NOC dan NIC kepada
mahasiswa,

sehingga

pada

peningkatan penggunaan NOC

12

tahun

2001

terjadi

12

3. Nursing Intervention Clasifications (NIC)


Data ini diperoleh dari studi dokumentasi, wawancara dan
observarsi
Tabel

5:

Distribusi

implementasi

dibandingkan

dengan

NIC.
NO

3
4
5

Diagnosa
Keperawatan

Frek
implement
tasi yg
dilaksana
kan prwt
78

Risiko
kekerasan
terhadap diri
Kerusakan
interaksi
sosial
Harga diri
rendah kronik
Koping individu
tidak efektif
Defisit
perawatan diri
Jumlah total

Sesuai NIC

Tidak
sesuai NIC
jml
%

jml

61

78.2 %

17

12.8 %

141

104

73.7 %

37

26.3 %

121

100

82.6 %

21

18.4 %

14

50 %

50 %

33

21

63.6 %

12

36.4 %

387

293

75.7 %

94

24.3 %

Dari data di atas implementasi yang dilakukan di RSJ


Prof.dr.Soeroyo Magelang dibandingkan

yaitu sejumlah 75,7%10.

kualitatif termasuk kategori cukup


Standar

tindakan

Soeroyo

Magelang

meliputi

tindakan

kesehatan,

keperawatan

yang

menggunakan
konseling/

perawatan

mandiri

dengan NIC secara

ada

di

RSJ

karakteristik

psikoterapeutik,
dan

aktivitas

Prof.dr.
tindakan

pendidikan

hidup

sehari

hari, terapi modalitas keperawatan, perawatan berkelanjutan


(continuity care) serta tindakan kolaborasi13.
NIC

merupakan

standar

klasifikasi

pertama

yang

komprehensif tentang kegiatan perawat. Klasifikasi tersebut

13

meliputi

intervensi

yang

dilakukan

terhadap

pasien

baik

tindakan mandiri maupun kolaboratif serta tindakan langsung


mapun tindakan tidak langsung. Intervensi dalam NIC juga
meliputi

fisiologi

dan

psikososial,

perawatan

penyakit,

peningkatan kesehatan, intervensi untuk individu, keluarga


maupun komunitas14. Alasan tersebut menurut penulis yang
menyebabkan kesesuian antara implementasi perawat di RSJ
Prof. dr Soeroyo Magelang dengan NIC.
Implementasi

yang

tidak

sesuai

dengan

makna

NIC

adalah 24,3% hal ini disebabkan karena faktor kondisi yakni


pengalaman

klinik,

menyebabkan NIC belum


dr

Soeroyo

pengetahuan

tentang

riset

yang

diaplikasikan khususnya di RSJ Prof.

Magelang.

Kondisi

seperti

ini

dapat

terjadi,dibuktikan oleh survey yang dilakukan oleh MNA pada


Michigan

School

of

Nursing,

dimana

pada

tahun

1997

penggunaan NIC masih 22%, pada tahun 2001 meningkat 58%,


karena setelah tahun 1997 sekolah keperawatan di Michigan
sering

mengadakan

desiminasi

tentang

manfaat

penggunaan

NANDA, NOC dan NIC kepada mahasiswa, sehingga pada tahun


2001 terjadi peningkatan penggunaan NIC12.

KESIMPULAN
1. Analisis penggunaan diagnosa keperawatan yang sesuai
dengan diagnosa NANDA pada pasien depresi menunjukkan
hasil yang tidak baik yaitu sebesar
2. Analisis kesesuaian
pasien

depresi

arti tujuan

menunjukkan

hasil

2,7%.
dengan
yang

NOC pada
cukup

yaitu

sebesar 58,4%.

14

3. Analisis
pasien

kesesuaian arti implementasi dengan


depresi

menunjukkan

hasil

yang

NIC pada

cukup

yaitu

sebesar 75,7%.
DAFTAR PUSTAKA

1.

__________,(2004). Sekilas tentang Depresi,Retrieved


March 1th. From http://www.geocities.com

2.

__________,(2000).Waspadai
http://www.kompas.com

3.

National Association of School Nurses.(2004).Position


Statement : Nurssing Classification: NANDA, NIC, and
NOC.Retrieved
March
10th
From
http://
www.nasn.org/positions/nanda.htm

4.

Nursalam
(2003).Konsep
&
Penerapan
Metodologi
Penelitian Ilmu Keperawatan; Pedoman Skripsi, tesis
dan
instrument
penelitian
keperawatan.
Salemba
Medika, Jakarta

5.

Kaplan I. Harold, Sadock P.Benjamin,(1997). Sinopsis


Psikiatri Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis,
Edisi ke 7, Jilid 2, Binarupa Aksara,Jakarta

6.

Stuart,Gail
Wiscarz.Sundeen,(1998),
Buku
saku
Keperawatan
Jiwa
,alih
bahasa,
Achir
Yani
S
Hamid,Editor Yasmin Asih, Ed 3, EGC,Jakarta

7.

Fortinash,
Katherine
M,
Patricia
A
Holoday
(1995),Pshychiatric Nursing Care Plans,Ed 2,Mosby

8.

Boyd,
Mary
Ann
Nihart,(1998).Psychiatric
Nursing
Contemporary Practice, Lippincott Raven Public Hers

9.

NANDA,2001,
Nursing
Diagnosis;
Definition
Classification (2001-2002) Philadelphia

10.

Suharsimi (2002).Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan


Praktik,PT Rineka Cipta, Jakarta

Gejala

Depresi.

From

and

15

11.

Center
for
Nursing
Classification,
www.nursing.uiowa.edu/cnc, 10 Maret 2004

12.

Keenan,Treder,Clingerman
(2001),
Survey
indicates
sharp increase in usage of NANDA, NOC and NIC,
www.minurses.org/prac/snl/snaNANDA_NOC_NIC.shtml

13.

Keliat Budi Anna (1999), Proses Keperawatan Kesehatan


Jiwa, editor Yasmin Asih, EGC, Jakarta

14.

McCloskey,J.C.
and
G.M.Bulechek
(1996).Nursing
Interventions Classification (NIC). St Louis,Mosby

16

You might also like