Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Academia.eduAcademia.edu
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN PADA PT. TOYOTA ASTRA MOTOR FARHAN RAHMAT RAMADAN 8215163861 Laporan Praktik Kerja Lapangan ini ditulis untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan Gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2019 INTERNSHIP REPORT AT PT. TOYOTA ASTRA MOTOR FARHAN RAHMAT RAMADAN 8215163861 This internship report was written to fulfill one of the requirements to get a bachelor’s degree of Economics at Faculty of Economics State University of Jakarta BACHELOR’S DEGREE OF MANAGEMENT FACULTY OF ECONOMICS STATE UNIVERSITY OF JAKARTA 2019 ABSTRAK Farhan Rahmat Ramadan. Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) pada PT Toyota Astra Motor, Jalan Laksda Yos Sudarso, Sunter II Jakarta Utara 14330, 08 Juli – 07 Oktober 2019. Program Studi S1 Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Jakarta. Tujuan Praktik Kerja Lapangan (PKL) bagi praktikan adalah untuk menambah pengalaman dan wawasan terhadap dunia kerja, menerapkan ilmu yang selama ini diperoleh praktikan dalam menjalani perkuliahan, serta meningkatkan pengetahuan dan keterampilan praktikan dalam rangka mempersiapkan diri untuk turun ke dunia kerja yang sesungguhnya kelak nanti. Praktikan ditempatkan di bagian General Accounting & Asset Management Section pada PT Toyota Astra Motor. Pekerjaan yang menjadi tanggung jawab praktikan adalah melakukan registrasi aset atas permintaan untuk pengadaan aset baru yang akan dilakukan oleh setiap divisi yang ada di perusahaan dan permintaan untuk pemindahan aset dari satu divisi ke divisi lain dengan menggunakan aplikasi SAP, selain itu praktikan juga bertugas untuk melakukan rekonsiliasi rekening bank yang dimiliki perusahaan. Setelah melakukan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) pada divisi Keuangan dan Akuntansi, dibawah seksi Akuntansi Umum dan Pengelolaan Aset praktikan mendapatkan pengalaman dan pengetahuan baru tentang dunia kerja terutama pada bagian akuntansi dan keuangan, serta mendapat pengalaman dalam menggunakan perangkat khusus yang dapat memudahkan pekerjaan seperti aplikasi SAP yang tidak diajarkan dalam kegiatan perkuliahan. Selain itu kegiatan PKL mengajarkan bahwa selain kemampuan akademik, kemampuan komunikasi, ketelitian, adaptasi, dan memiliki sikap bertanggungjawab memiliki peran yang penting didalam dunia kerja profesional. Kata Kunci: Praktik Kerja Lapangan, General Accounting, Aset, Rekonsiliasi Bank, Aplikasi SAP iii ABSTRACT Farhan Rahmat Ramadan. Internship report at PT. Toyota Astra Motor, Laksda Yos Sudarso street, Sunter II, North Jakarta, 08th July – 07th October 2019. Bachelor Degree of Management, Faculty of Economics, Universitas Negeri Jakarta, 2019. The purpose of internship program is to gain experience and insight of work environment, applying the knowledge that has been obtained during the lectures, also to increase the knowledge and skills of the practitioner in order to prepare to face the real work environment later. The practitioner is placed in the General Accounting & Asset Control Section at PT. Toyota Astra Motor. Practitioner have the responsibility to register the assets number for the procurement of new assets to be carried out by each division in the company and managed assets transfer request from one division to another using the SAP software, besides that the practitioner also has the duty to doing bank reconciliation of company’s accounts. After doing internship program in the Finance and Accounting division, under the General Accounting and Asset Management section practitioner gain experience and new knowledge about work environment, especially in accounting and finance. Practitioner also gain experience in using special tools that can facilitate jobs such as SAP applications that are not taught during lecture activities. In addition, internship program teach that besides academic ability, communication skills, accuracy, adaptation, and having responsibility have an important role in the world of professional work. Keywords: Software Internship, General Accounting, Asset, Bank Reconciliation, SAP iv LEMBAR PERSETUJUAN SEMINAR v LEMBAR PENGESAHAN vi KATA PENGANTAR Puji dan syukur praktikan panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Allah SWT atas berkat dan rahmat yang telah dilimpahkan-Nya sehingga praktikan dapat menyelesaikan penulisan laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang telah dilakukan praktikan di PT. Toyota Astra Motor. Laporan PKL ini disusun berdasarkan ilmu dan pengalaman yang telah didapatkan oleh praktikan selama melaksanakan PKL di PT. Toyota Astra Motor yang dilaksanakan mulai tanggal 08 Juli 2019 hingga 07 Oktober 2019 pada departemen accounting, bagian akuntansi umum dan manajemen aset. Laporan PKL ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada program studi S1 Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Jakarta. Penulis juga tidak lupa ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang selama proses penyusunan laporan ini telah memberikan dukungan dan bantuan baik materi dan moral sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan baik, maka dari itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa. 2. Orang tua dan keluarga yang selalu memberikan dukungan, doa, dan kasih sayang di setiap langkah hidup praktikan. 3. Dekan dan Wakil Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta. vii 4. Bapak Dr. Suherman, S.E., M. Si. selaku koordinator program studi S1 Manajemen dan dosen pembimbing PKL. 5. Seluruh jajaran dosen yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat kepada praktikan selama menempuh bangku perkuliahan. 6. Ibu Mardiana selaku Section Head dari General Accounting Section atas kesempatan yang diberikan kepada praktikan untuk melaksanakan kegiatan PKL di PT Toyota Astra Motor. 7. Mba Marsellia, Mba Fitridya, dan Mba Della atas bimbingan, arahan, serta perlakuan baik yang diberikan kepada praktikan selama melaksanakan PKL. 8. Keluarga besar divisi Finance & Accounting yang telah membantu kelancaran praktikan dalam melaksanakan PKL. 9. Teman-teman S1 Manajemen A 2016 terutama Gadis, Karina, dan Erwin atas bantuan dan dukungannya dalam menyusun laporan PKL ini. Penulis menyadari dengan keterbatasan yang dimiliki, masih ada kekurangan dalam penulisan laporan Praktik Kerja Lapangan ini. Maka dari itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian agar dapat berguna utnuk perbaikan di masa mendatang. Semoga laporan Praktik Kerja Lapangana (PKL) ini dapat bermanfaat dapat bermanfaat khususnya bagi praktikan dan para pembaca pada umumnya. Jakarta, Desember 2019 Farhan Rahmat Ramadan viii DAFTAR ISI ABSTRAK .................................................................................................................. iii ABSTRACT ................................................................................................................ iv LEMBAR PERSETUJUAN SEMINAR ................................................................... v LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................... vi KATA PENGANTAR ............................................................................................... vii DAFTAR ISI ............................................................................................................... ix DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. xi DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xii BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1 A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan .............................................................. 1 B. Maksud dan Tujuan Praktik Kerja Lapangan ....................................................... 3 C. Kegunaan Praktik Kerja Lapangan ....................................................................... 4 D. Tempat Praktik Kerja Lapangan ........................................................................... 7 E. Jadwal Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan........................................................ 7 BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN ....................................................... 10 A. Sejarah Umum Perusahaan ................................................................................. 10 B. Logo Perusahaan ................................................................................................. 14 ix C. Struktur Organisasi ............................................................................................. 15 D. Kegiatan Umum Perusahaan .............................................................................. 17 BAB III PELAKSANAAN PKL ............................................................................. 29 A. Bidang Pekerjaan ................................................................................................ 29 B. Pelaksanaan Kerja ............................................................................................... 29 C. Kendala yang Dihadapi....................................................................................... 47 D. Cara Mengatasi Kendala ..................................................................................... 48 BAB IV PENUTUP ................................................................................................... 50 A. Kesimpulan ......................................................................................................... 50 B. Saran ................................................................................................................... 51 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 54 DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. 55 x DAFTAR GAMBAR Gambar II.1 Logo PT. Toyota Astra Motor ................................................................ 14 Gambar II.2 Logo Toyota Motor Corporation ............................................................ 15 Gambar II.3 Struktur Organisasi Finance & Accounting Division ............................. 16 Gambar II.4 Jaringan Penjualan PT. Toyota Astra Motor .......................................... 19 Gambar II.5 Lini Produk Multi Purpose Vehicle (MPV) ........................................... 22 Gambar II.6 Lini produk Sport & Sedan ..................................................................... 23 Gambar II.7 Lini Produk Hatchback ........................................................................... 24 Gambar II.8 Lini Produk Sport Utility Vehicle (SUV) ............................................... 26 Gambar II.9 Lini Produk Commercial ........................................................................ 27 Gambar II.10 Lini Produk Lexus Indonesia ................................................................ 28 Gambar III.1 Lembar Asset Master Form (AMF) ...................................................... 33 Gambar III.2 Tampilan Nomor Aset Yang Telah Teregistrasi di SAP ....................... 38 Gambar III.3 Tampilan SAP Perubahan Nomor Aset ................................................. 40 Gambar III.4 Lembar AMF Transfer Aset .................................................................. 41 xi DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Surat Permohonan Izin PKL .................................................................... 55 Lampiran 2 Surat Penerimaan Peserta PKL ................................................................ 56 Lampiran 3 Lembar Penilaian PKL ............................................................................ 57 Lampiran 4 Daftar Hadir PKL .................................................................................... 58 Lampiran 5 Daftar Kegiatan Harian PKL ................................................................... 63 Lampiran 6 Daftar Penggolongan Kelas Aset ............................................................. 67 Lampiran 7 Registrasi Nomor Aset Pada Microsoft Excel ......................................... 68 Lampiran 8 Tampilan Halaman Muka Aplikasi SAP ................................................. 68 Lampiran 9 Pengisian Cost Center dan Location pada aplikasi SAP ......................... 69 Lampiran 10 Pengisian Evaluation Group pada aplikasi SAP .................................... 69 Lampiran 11 Pengisian Nilai Depresiasi Aset Pada Aplikasi SAP ............................. 70 Lampiran 12 Rekonsiliasi Rekening Bank Permata 401............................................. 70 Lampiran 13 Rekonsiliasi Rekening Bank Permata 320............................................. 71 Lampiran 14 Rekonsiliasi Rekening Bank SMBC IDR .............................................. 71 Lampiran 15 Rekonsiliasi Rekening Bank BOT IDR ................................................. 72 Lampiran 16 Mengunduh GL Account Pada Aplikasi SAP ....................................... 72 Lampiran 17 Tampilan Nomor Jurnal Pada GL Account ........................................... 73 Lampiran 18 Pemberkasan Lembar AMF Kedalam Bantex ....................................... 73 Lampiran 19 Tanda Terima Pemberkasan Asset Master Form (AMF) ...................... 74 Lampiran 20 Kartu Konsultasi Bimbingan Penulisan Laporan PKL .......................... 75 xii Lampiran 21 Surat Persetujuan Sidang PKL .............................................................. 76 xiii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang sangat cepat pada kurun waktu beberapa tahun terakhir membawa dampak yang cukup signifikan pada hampir seluruh sektor kehidupan manusia, banyak berbagai penemuanpenemuan yang lahir diciptakan dengan tujuan untuk meningkatkan produktifitas dan mempermudah berbagai aspek kehidupan manusia. Pesatnya kemajuan teknologi terutama teknologi digital juga memiliki dampak yang signifikan dalam kegiatan perekonomian, sehingga memunculkan sebuah istilah baru dalam dunia industri yaitu Revolusi Industri 4.0 dimana merupakan sebuah era baru yang menggambarkan bagaimana dengan munculnya berbagai inovasi-inovasi dan teknologi di dalam dunia industri yang dapat mendorong peningkatan efektivitas dan efisiensi pada suatu siklus kegiatan ekonomi yang pada muaranya akan meningkatkan taraf perekonomian suatu negara atau wilayah. Berkembangnya kemajuan teknologi yang ada di dalam suatu industri tentunya juga mendorong hadirnya kebutuhan akan sumber daya manusia yang dapat dengan selaras menyesuaikan dan mengendalikan berbagai inovasi dan kemajuan teknologi, dikarenakan dengan hadirnya era revolusi industri 4.0 apabila tidak di iringi dengan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan menyesuaikan diri 1 2 dengan kemajuan yang ada maka manfaat yang ingin dicapai dari munculnya berbagai kemajuan teknologi tersebut tidak akan maksimal. Dalam rangka untuk dapat menciptakan sumber daya manusia yang dapat bersaing tidak hanya dalam cakupan domestik melainkan dapat bersaing dalam level internasional, berbagai macam langkah telah dilakukan pemerintah untuk dapat menciptakan generasi-generasi muda yang dapat bersaing di dunia kerja, salah satunya dengan melalui lembaga pendidikan perguruan tinggi. Universitas Negeri Jakarta (UNJ) sebagai salah satu perguruan tinggi negeri memiliki kewajiban untuk menghasilkan lulusan yang dapat memenuhi kebutuhan dunia kerja di masa sekarang dengan menyesuaikan perkembangan zaman yang ada. Untuk dapat menghasilkan lulusan yang memiliki keseimbangan dalam kemampuan teoritis dan keterampilan lainnya yang dibutuhkan dunia kerja, UNJ khususnya Fakultas Ekonomi menerapkan program Praktik Kerja Lapangan (PKL) bagi para mahasiswanaya sebagai salah satu syarat untuk dapat mendapatkan gelar sarjana. Dengan diterapkannya program PKL diharapkan akan menghasilkan lulusanlulusan yang siap bersaing di dunia kerja dan menjadi jembatan untuk membangun hubungan antara lembaga pendidikan dan dunia industri. Pada kegiatan praktik kerja lapangan kali ini praktikan melakukan praktik kerja lapangan di PT. Toyota Astra Motor, praktikan ditempatkan pada bagian akuntansi umum dan manajemen aset sesuai dengan konsentrasi perkuliahan praktikan yaitu manajemen keuangan. Bagian tersebut dinilai selaras dengan 3 konsentrasi kuliah yang dijalani praktikan karena didalam kegiatannya terdapat beberapa aspek-aspek pekerjaan yang selaras dengan apa yang sudah dipelajari selama ini, seperti rekonsiliasi bank dan penerapan dalam mengetahui berbagai jenis asset perusahaan. Selain itu praktikan ingin mengetahui bagaimana jalannya proses pencatatan keuangan dan akuntansi pada PT Toyota Astra Motor dimana merupakan salah satu perusahaan pemimpin pasar manufaktur otomotif di Indonesia. B. Maksud dan Tujuan Praktik Kerja Lapangan 1. Maksud Praktik Kerja Lapangan Adapun maksud dari pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Lapangan adalah sebagai berikut: a. Memenuhi salah satu syarat kelulusan pada Program Studi S1 Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Jakarta. b. Menerapkan pengetahuan yang selama ini di dapat di bangku kuliah. c. Mendapatkan pengalaman kerja di bidang yang sesuai dengan konsentrasi perkuliahan praktikan yaitu manajemen keuangan dan akuntansi. d. Memberikan kontribusi dalam membantu kegiatan operasional pada divisi Keuangan dan Akuntansi PT Toyota Astra Motor. e. Mengetahui bagaimana pelaksanaan proses kerja, karakteristik tenaga kerja, serta etika dan budaya yang berlaku pada divisi Keuangan dan Akuntansi PT Toyota Astra Motor. 4 f. Mengembangkan pengetahuan dan wawasan mengenai perusahaan dan industri manufaktur otomotif. 2. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Adapun tujuan dari pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Lapangan adalah sebagai berikut: a. Menerapkan ilmu pengetahuan yang telah di pelajari selama mengikuti perkuliahan untuk dapat diterapkan pada bidang kerja General Accounting & Asset Management di PT Toyota Astra Motor. b. Mengetahui bagaimana proses kegiatan pencatatan dalam bidang akuntansi umum dan pengelolaan aset dari PT Toyota Astra Motor. c. Mengetahui bagaimana proses pencatatan nomor aset dan pengelolaan aset perusahaan. d. Mempelajari bagaimana memastikan setiap transaksi yang dilakukan oleh perusahaan tercatat dan diproses dengan benar. e. Mengetahui dan mempelajari perangkat-perangkat yang dapat memudahkan kegiatan pekerjaan di divisi Akuntansi dan Keuangan yang tidak diajarkan ketika menjalani perkuliahan. C. Kegunaan Praktik Kerja Lapangan Adapun kegunaan dari pelaksanaan program Praktik Kerja Lapangan adalah sebagai berikut: 5 1. Bagi Praktikan a. Menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajari selama mengikuti perkuliah di Program Studi S1 Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Jakarta. b. Mempersiapkan diri praktikan baik secara ilmu, fisik, dan mental untuk dapat turun ke dunia kerja yang sesungguhnya saat kelak telah menyelesaikan perkuliahan. c. Mengembangkan potensi diri atas kemampuan dan keterampilan yang akan sangat berguna di dalam dunia kerja seperti kemampuan komunikasi, kemampuan memecahkan masalah, berpikir kritis, dan rasa tanggung jawab. d. Memenuhi salah satu syarat kelulusan bagi mahasiswa Program Studi S1 Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Jakarta. e. Mengetahui bagaimana pelaksanaan pengelolaan keuangan dan aset suatu perusahaan. f. Mengetahui bagaimana penerapan budaya dan etos kerja pada suatu perusahaan. 2. Bagi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta a. Menciptakan lulusan-lulusan yang dapat bersaing dalam dunia kerja profesional sesuai dengan perkembangan kebutuhan industri terhadap tenaga kerja. 6 b. Menjalin hubungan kerja sama yang baik antara lembaga perguruan tinggi dengan perusahaan atau instansi terkait. c. Membangun citra yang baik bagi Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Jakarta sebagai lembaga yang dapat menghasilkan calon lulusan yang berkualitas. d. Mendapatkan umpan balik dari hasil pelaksanaan program Praktik Kerja Lapangan untuk dapat dijadikan bahan evaluasi dalam menyempurnakan kurikulum dan metode pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan industri atau perusahaan terkait. 3. Bagi PT Toyota Astra Motor a. Mengisi kebutuhan akan kekurangan sumber daya manusia dalam hal ini bagian praktikan di tempatkan yaitu bagian Akuntansi Umum dan Manajemen Aset. b. Meningkatkan produktivitas dari kegiatan operasional perusahaan dengan hadirnya dukungan sumber daya manusia tambahan. c. Membangun citra yang baik bagi perusahaan sebagai perusahaan yang peduli terhadap pengembangan sumber daya manusia dalam menciptakan tenaga kerja yang berkualitas dan dapat memenuhi kebutuhan industri. d. Menjalin hubungan yang baik antara PT. Toyota Astra Motor dengan Universitas Negeri Jakarta. 7 D. Tempat Praktik Kerja Lapangan Dalam melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapangan, praktikan melakukan kegiatan PKL pada PT. Toyota Astra Motor yang bergerak di industri manufaktur dan penjual kendaraan roda empat baik untuk pasar domestik maupun internasional. Berikut info mengenai perusahaan tempat praktikan melaksanakan kegiatan PKL: Nama Perusahaan : PT Toyota Astra Motor Alamat : Jl. Yos Sudarso, Sunter II, Jakarta 14330 Telepon : (021) 6515551 Fax : (021) 6515360 Website : https://toyota.astra.co.id E. Jadwal Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Dalam melaksanakan kegiatan PKL, praktikan melakukan beberapa tahapan kegiatan yang terdiri dari tahapan persiapan, pelaksanaan, dan pelaporan. Rangkaian dari tahapan tersebut antara lain: 1. Tahap Persiapan praktikan menyiapkan berkas-berkas yang diperlukan untuk dapat melakukan PKL, diantaranya adalah surat pengajuan permohonan untuk melakukan PKL dari universitas. Praktikan mendatangi loket bagian kemahasiswaan gedung R, Fakultas Ekonomi untuk mengajukan formulir pembuatan surat permohonan PKL untuk selanjutnya melakukan pengisian 8 formulir di website bakh.unj.ac.id. Setelah surat pengajuan untuk melakukan PKL dari universitas telah dikeluarkan oleh BAAK, praktikan melakukan wawancara dengan bagian HRD dari PT Toyota Astra Motor terkait rencana PKL yang ingin dilakukan. Langkah selanjutnya setelah wawancara dengan bagian HRD adalah wawancara dengan user atau kepala bagian dimana praktikan akan ditempatkan untuk membahas tentang bagaimana pelaksanaan PKL dan kapan praktikan akan memulai kegiatan PKL, praktikan memulai kegiatan PKL pada tanggal 08 Juli 2019. 2. Tahap Pelaksanaan Pada tahap ini, praktikan melaksanakan kegiatan PKL di PT Toyota Astra Motor pada bagian Akuntansi Umum dan Manajemen Aset selama kurang lebih 12 (dua belas) minggu atau selama 66 (enam puluh enam) hari kerja. Ketentuan tentang pakaian yang digunakan oleh praktikan selama melakukan PKL adalah pakaian yang sopan dan formal. Untuk jadwal kerja dilaksanakan pada hari senin sampai dengan jumat dengan ketentuan jam kerja dari pukul 08.00 – 16.45 pada hari senin sampai dengan kamis dan pukul 08.00 – 17.00 pada hari jumat. 3. Tahap Pelaporan Pada tahap ini, praktikan diwajibkan untuk menyusun laporan kegiatan Praktik Kerja Lapangan yang dijadikan sebagai salah satu bukti yang menunjukkan bahwa praktikan telah melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapangan dan juga merupakan sebagai salah satu syarat kelulusan. Laporan 9 ini berisi pengalaman praktikan selama melakukan kegiatan PKL di PT Toyota Astra Motor. Data yang diperoleh praktikan didapat langsung dari PT Toyota Astra Motor pada divisi keuangan dan akuntansi umum. Untuk pengerjaan laporan PKL ini dilakukan dari bulan September 2019 sampai dengan Desember 2019 dibawah bimbingan Bapak Suherman. 10 BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Umum Perusahaan 1. Riwayat Perusahaan Toyota sebagai salah satu produsen mobil terbesar di dunia yang telah bediri sejak tahun 1933, pertama kali memasuki pasar Indonesia pada tahun 1971 yang ditandai dengan berdirinya PT. Toyota Astra Motor pada tanggal 12 April 1971 dengan porsi kepemilikan saham sebesar 49 persen dimiliki oleh Toyota Motor Corporation dan 51 persen oleh Astra Internasional. Saat itu PT. Toyota Astra Motor berlaku sebagai importir dan distributor kendaraan merek Toyota, serta turut mengembangkan jaringan penjualan di Indonesia. Pada tahun 1973, dikarenakan semakin tingginya produksi dan keinginan untuk dapat menghasilkan produk yang berkualitas sesuai dengan standar dan keinginan pasar, lalu berdiri PT. Multi-Astra pada tanggal 21 Agustus 1973 yang berlaku sebagai pabrik perakitan untuk kendaraan Toyota yang dipasarkan di Indonesia, dengan porsi kepemilikan sebesar 50 persen oleh Astra International dan 50 persen oleh Multivest. Pada tahun 1976, dengan keadaan dunia industri yang terus berkembang, Menteri Perindustrian mengeluarkan SK yang menyatakan bahwa setiap industri kendaraan bermotor dalam melakukan kegiatan 11 produksi dari produknya harus menggunakan komponen buatan dalam negeri, dengan munculnya peraturan tersebut ditanggapi oleh Toyota dengan mendirikan PT. Toyota Mobilindo dengan porsi kepemilikan sebesar 57,3 persen oleh Toyota Motor Corporation dan 43, persen oleh astra yang berperan dalam membuat komponen bodi untuk kendaraan niaga. Pada tahun 1982, pemerintah Indonesia mengeluarkan program berupa Deletion Program atau Program Penanggalan yaitu program yang mewajibkan industri kendaraan bermotor untuk melokalkan pembuatan komponen mobil yang diimpor dalam bentuk Completely Knock Down (CKD) yaitu dengan merakit kembali komponen yang diimpor dengan campuran kandungan komponen lokal. Dengan hadirnya program tersebut, lalu muncul pendirian dari PT. Toyota-Engine Ind dengan komposisi kepemilikan sebesar 51 persen oleh Toyota Motor Corporation 49 persen oleh Astra Internasioanal yang berperan sebagai pabrik perakitan mesin. Pada tahun 1989, dalam rangka mencapai optimalisasi kinerja, efisiensi, dan penggabungan rantai komando, terjadinya penggabungan dari empat perusahaan yang dimiliki Toyota di Indonesia yaitu Toyota Astra Motor, Multi Astra, Toyota Mobilindo, dan Toyota Engine menjadi berada dibawah satu naungan PT. Toyota Astra Motor sehingga peran manufaktur dan pendistribusian berada disatu kesatuan perusahaan. Dalam menanggapi perkembangan pasar global, pada tahun 2003 terjadi re-organisasi pada Toyota Indonesia dimana PT. Toyota Astra Motor 12 berganti nama menjadi PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia dimana menjadi perusahaan yang memfokuskan pada kegiatan produksi dan ekspor kendaraan merek Toyota, lalu didirikan PT. Toyota Astra Motor yang baru dimana menjadi perusahaan yang memfokuskan pada distribusi dan impor kendaraan merek Toyota di Indonesia. 2. Visi dan Misi PT. Toyota Astra Motor a. Visi To maintain the position of no. 1 distributor in Indonesia with significant market leadership and best-in-town dealership as well as to reach the best business process and the best people among all Toyota distributors in the world. b. Misi To contribute to the nation by providing suitable mobility which excites and delights as well as a sense of sustainable business with commitment to continuous improvement, respect for people, and good corporate governance. 3. Nilai-nilai pada PT. Toyota Astra Motor Nilai-nilai adalah seperangkat prinsip yang disepakati bersama yang setelah disepakati harus dilaksanakan bersama-sama dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Prinsip-prinsip tersebut menjadi sebuah pedoman bagi orang-orang yang berada didalam organisasi untuk menerapkan perilaku dan 13 etika yang sesuai dengan standar moral yang berlaku serta bekerja sesuai dengan tujuan organisasi. PT. Toyota Astra Motor menganut dua prinsip utama dalam menerapkan budaya organisasinya yaitu Continuous Improvement dan Respect for People, dimana kedua nilai utama tersebut merupakan penerapan dari pinsip utama nilai Toyota secara global yang dinamakan Toyota Way. Toyota Way merupakan sebuah pedoman bagi setiap orang yang berada didalam Toyota secara global untuk dapat berkinerja dan berperilaku yang sesuai dengan harapan setiap pemangku kepentingan. terdapat beberapa komponen yang harus dilaksanakan dan dilestarikan oleh setiap orang yang menjadi bagian dari perusahaan, antara lain adalah sebagai berikut: a. Continuous Improvement 1) Challenge: Dalam rangka mencapai tujuan jangka panjang, menghadapi setiap tantangan dengan keberanian dan kreativitas untuk mewujudkan impian dari organisasi. 2) Kaizen: Meningkatkan operasi bisnis secara terus menerus dengan selalu mendorong kepada inovasi dan evolusi. 3) Genchi Genbutsu: Menelusuri sampai ke sumber masalah untuk menemukan fakta-fakta yang ada dalam rangka memutuskan keputusan yang tepat, membangun konsensus, dan mencapai tujuan dalam kecepatan terbaik. 14 b. Respect For People 1) Respect: Menghormati orang lain, berusaha melakukan segala upaya untuk dapat saling memahami satu sama lain, bertanggung jawab dan melakukan yang terbaik untuk membangun rasa saling percaya. 2) Teamwork: Mendorong pertumbuhan pribadi dan profesional, saling berbagi kesempatan untuk mengembangkan dan memaksimalkan kinerja individu dan tim. B. Logo Perusahaan Logo PT. Toyota Astra Motor diadaptasi dari logo kedua Toyota Motor Corporation yang digunakan dari tahun 1936 sampai 1989. Logo Toyota Motor Corporation tersebut merupakan logo yang dibuat setelah Toyota memutuskan untuk memproduksi mobil setelah sebelumnya hanya memproduksi mesin tenun dan masih menggunakan nama dari penemunya yaitu Sakichi Toyoda. Gambar II.1 Logo PT. Toyota Astra Motor Sumber: Database Perusahaan 15 Gambar II.2 Logo Toyota Motor Corporation Sumber: www.global.toyota.com Pergantian logo tersebut merubah sebutan dari Toyoda menjadi Toyota yang menandakan keseriusan Toyota Motor Corporation dalam persaingan usaha global. Penulisan logo Toyota Motor Corporation digunakan dengan salah satu metode penulisan dalam huruf Jepang yaitu Katakana, dalam penulisan Toyota terdapat delapan langkah dalamt penulisan garis-garisnya yang disebut jikaku yang menurut budaya Jepang melambangkan keberuntungan dan kemakmuran. C. Struktur Organisasi Struktur organisasi pada bagian Finance & Administration Division dari PT Toyota Astra Motor dikepalai oleh seorang division head yang membawahi setiap departemen yang didalamnya terdapat unit-unit kerja yang terdiri dari beberapa section sesuai dengan fungsi-fungsi dari tiap departemen. 16 Gambar II.3 Struktur Organisasi Finance & Accounting Division Sumber: Data Diolah Oleh Praktikan Berikut gambaran tugas dan peran dari tiap departemen yang terdapat pada bagian Finance & Accounting Division: 1. Accounting Department: Bertugas dalam mengelola sistem akuntansi yang meliputi penyusunan laporan keuangan yang menyangkut laba, kas, dan persediaan, mengelola administrasi dan laporan perpajakan, melakukan pencatatan atas setiap perubahan aset perusahaan, serta memastikan setiap pembukuan laporan keuangan perusahaan terlaksana dan tersampaikan kepada manajemen perusahaan dengan baik. 2. Financial Planning & Control Department: Memiliki peranan dalam mengelola anggaran operasional perusahaan, mengevaluasi kinerja keuangan 17 perusahaan dalam statistik informasi keuangan, bertanggung jawab dalam perencanaan dan kebijakan bidang keuangan, pelaksanaan sistem akuntansi, dan pelaporan kepada jajaran manajemen perusahaan. 3. Finance Department: Departemen yang memiliki tugas dan peran dalam mengelola proses penerimaan dan pengeluaran dana perusahaan seperti mencatat dan mengarsip seluruh transaksi penjualan dengan benar, melakukan sistem penagihan yang efektif dan efisien, mengelola laporan piutang dan tanda terima tagihan, mengelola transaksi-transaksi yang berkaitan dengan kewajiban perusahaan yang berhubungan dengan penjualan, pemasaran, persediaan, vendor, memastikan segala transaksi pembelian perusahaan tercatat dengan baik, serta memastikan setiap laporan pembelian secara periodik dapat dipertanggungjawabkan. 4. Import Department: Departemen yang bertanggungjawab dalam melakukan impor atas produk yang tidak diproduksi di dalam negeri, menyiapkan segala dokumen yang diperlukan dalam kegiatan impor, mengawasi aktivitas pelaksanaan pengiriman barang, serta menciptakan sistem pengiriman barang yang efektif dan efisien D. Kegiatan Umum Perusahaan PT. Toyota Astra Motor merupakan perusahaan yang berperan sebagai Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) dari kendaraan merek Toyota di Indonesia. PT. Toyota Astra Motor memiliki peran untuk mendistribusikan dan memasarkan 18 kendaraan Toyota di Indonesia melalui berbagai jaringan penjualan yang dimiliki oleh perusahaan. Dalam rangka mendistribusikan dan memasarkan kendaraan merek Toyota di Indonesia, PT. Toyota Astra Motor memiliki total jarigan penjualan sebanyak 292 outlet penjualan berupa sales outlet dan workshop yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia yang dianungi oleh 5 dealer utama yang mengatur penjualan kendaraan Toyota di setiap penjuru Indonesia, diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Auto 2000: merupakan jaringan penjualan kendaraan Toyota terbesar di Indonesia dengan total outler sebanyak 124 outlet dan kedepannya akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan bisnis dan dalam rangka memenuhi kebutuhan seluruh pelanggan dan calon pembeli dari kendaraan Toyota di Indonesia. Cakupan wilayah dari outlet Auto 2000 diantara lain adalah: Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Lampung, seluruh wilayah Jawa kecuali Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, Kalimantan, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. 2. Agung Toyota: ditunjuk menjadi jaringan penjualan kendaraan Toyota oleh PT. Toyota Astra Motor sejak tahun 1972, lalu pada tahun 1992 mendirikan Agung Automall untuk sepenuhnya mengelola kegiatan penjualan kendaraan Toyota di wilayah Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Bengkulu, dan Bali. 3. Nasmoco: Merupakan jaringan penjualan kendaraan Toyota yang ditunjuk oleh PT. Toyota Astra Motor sejak tahun 1972 sebagai dealer utama PT. 19 Toyota Astra Motor untuk wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. 4. Kalla Toyota: PT. Hadji Kalla telah memiliki outlet sebanyak 21 Cabang yang tersebar diseluruh area Sulsel, Sultra, Sulteng, dan Sulbar. Pada tahun 2009, PT. Hadji Kalla membangun outlet di daerah Kolaka, Sultra, yang merupakan Small Outlet pertama di Toyota dan Pre Delivery Centre (PDC) Makassar yang merupakan PDC terbesar diseluruh Main Dealer Toyota 5. Hasjrat Abadi: Merupakan perusahaan yang menjadi rekanan dari PT Toyota Astra Motor dalam melakukan penjualan kendaraan Toyota diwilayah Sulawesi Utara, Maluku, Ambon, Papua Barat, Papua Tengah, dan Papua. Hasjrat Abadi melayanin penjualan kendaraan Toyota dengan fasilitas penjualan dan layanan purna jual dengan teknologi dan keterampilan yang sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh PT Toyota Astra Motor. Gambar II.4 Jaringan Penjualan PT. Toyota Astra Motor Sumber: Database Perusahaan 20 Sebagai Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) kendaraan roda empat nomor satu di Indonesia, PT. Toyota Astra Motor sejak berdirinya di tahun 1971 telah menghadirkan berbagai macam tipe produk kendaraan yang dapat memenuhi kebutuhan dan selera masyarakat Indonesia. Dimana Toyota menghadirkan berbagai varian kendaraan yang sesuai dengan topografi wilayah Indonesia, kemampuan mengakomodir kebutuhan mobilitas dari wilayah pedesaan hingga perkotaan, kenikmatan dalam berkendara yang menjadikan berkendara dari satu tempat ke tempat lain bukan hanya suatu kegiatan berpindah tempat namun dapat merasakan sensasi berkendara yang seutuhnya, serta menghadirkan kendaraan yang tidak diragukan durabilitasnya sehingaa dapat diandalkan kapan saja ketika dibutuhkan serta perawatan yang praktis dan terjangkau. PT. Toyota Astra Motor memasarkan produk kendaraan Toyota di Indonesia sesuai dengan kebutuhan dan selera masyarakat Indonesia dalam berbagai lini produk sesuai dengan segmen pasar yang dituju, diantaranya terbagi dalam segmen Multi Purpose Vehicle (MPV), Sedan & Sport, Hatchback, Sport Utility Vehicle (SUV), dan Commercial. Berikut adalah varian-varian mobil Toyota yang dipasarkan oleh PT. Toyota Astra Motor di Indonesia: 1. Multi Purpose Vehicle (MPV) Merupakan segmen mobil yang dapat memenuhi kebutuhaan berbagai lapisan masyarakat, dengan kemampuan akomodasi baik untuk membawa 21 penumpang dan barang yang cukup mumpuni, serta kemapuan melintasi sebagian besar kontur jalan di Indonesia. Toyota menghadirkan berbagai macam kendaraan MPV sesuai dengan kebutuhan dan segmen pasar, yakni dari varian Low Cost Green Car (LCGC) yaitu kendaraan yang memiliki tingkat emisi yang rendah dan biaya perawatan yang rendah berupa Calya, lalu varian MPV untuk konsumen yang menginginkan kendaraan yang fleksibel dan dapat mudah digunakan disegala situasi perkotaan namun masih memiliki kemampuan akomodasi kabin yang mumpuni yaitu Avanza dan Sienta, kemudian Toyota juga menawarkan MPV yang dapat memenuhi kebutuhan akomodasi kabin dan penumpang yang lebih besar serta memenuhi keinginan konsumen yang mengingkan performa yang lebih besar dari Avanza dan Sienta yaitu Kijang Innova dengan dua varian mesin yaitu mesin bensin 2.000 CC dan mesin diesel 2.500 CC. Toyota juga menawarkan varian MPV untuk konsumen yang menginginkan sebuah kendaraan MPV yang lebih eksklusif dengan berbagai fitur dan kenyamanan berkendara yang mengaplikasikan teknologi terbaru dan mutakhir dalam perkembangan industri otomotif, yaitu Nav1 yang kini dilanjutkan oleh penerusnya Voxy dengan dimensi yang tidak jauh berbeda dari MPV dibawahnya namun dengan kecanggihan teknologi dan kemampuan akomodasi interior yang lapang dengan konfigurasi 7 penumpang. Jika Nav1 atau Voxy dirasa masih dirasa kurang mengakomodir keinginan akan sebuah MPV yang eksklusif, Toyota menghadirkan varian 22 MPV yang paling tinggi dijajaran produknya yakni Alphard dan Vellfire, yaitu kendaraan yang memiliki kecanggihan dan kenyamanan berkendara sekelas sedan eksklusif kelas atas namun dengan kemampuan akomodasi baik barang dan penumpang yang sangat mumpuni. Gambar II.5 Lini Produk Multi Purpose Vehicle (MPV) Sumber: Database Perusahaan 2. Sedan & Sport Merupakan segmen mobil yang memiliki kemampuan dalam menghadirkan kenyamanan berkendara di dalam perkotaan dan mampu dipacu dalam kecepatan yang cukup tinggi. Toyota menghadirkan varian sedan mulai dari kelas yang paling kecil yaitu Vios, yang dapat menghadirkan tingkat kenyamanan ala sedan namun masih memiliki dimensi yang relatif kecil sehingga mudah digunakan diberbagai situasi perkotaan dengan kubikasi mesin 1.500 CC. Sementara Toyota juga menghadirkan varian sedan untuk yang membutuhkan akomodasi kabin yang lebih lapang serta tenaga yang lebih 23 mumpuni dari Vios yaitu Corolla Altis dengan mesin 1.800 CC dan berbagai fitur tambahan yang tidak disematkan di Vios. Toyota juga menawarkan varian sedan eksklusif untuk yang menginginkan kenikmatan berkendara dan kenyamanan berkendara dari sebuah sedan dengan teknologi dan fitur yang terkini, yaitu Camry dengan kubikasi mesin 2.500 CC dan juga tersedia varian hybrid dimana sebagian tenaga mesin dihasilkan dari motor listrik yang akan menghasilkan konsumsi bahan bakar yang irit dan ramah lingkungan. Bagi yang ingin merasakan sensasi berkendara dalam sebuah mobil yang memiliki tenaga besar, desain yang sporty, dan tidak mementingkan kemampuan akomodasi penumpang dan barang, Toyota menghadirkan produknya di Indonesia yaitu 86 yang merupakan mobil sport coupe dengan konfigurasi dua pintu dengan kubikasi mesin 2.000 CC dengan konfigurasi mesin empat silinder boxer. Gambar II.6 Lini produk Sport & Sedan Sumber: Database Perusahaan 24 3. Hatchback Merupakan varian kendaraan turunan dari sedan namun dengan bagian bagasi yang dibuat terintegrasi dengan kabin sehingga berbentuk seperti MPV, namun dengan rasa berkendara yang tidak jauh berbeda dengan sedan serta dimensi kendaraan yang relatif kecil. Toyota dalam segmen kendaraan hatchbacknya memiliki varian Yaris yang memiliki basis konstruksi sama dengan vios yaitu memiliki kubikasi mesin sebesar 1.600 CC dengan konfigurasi mesin empat silinder. Varian lain dari hatchback Toyota adalah Agya, yaitu kendaraan yang juga memiliki satu basis konstruksi yang sama dengan Calya yang merupakan kendaraan yang berkonsep Low Cost Green Car (LCGC) dengan pilihan mesin 1.000 CC dengan konfigurasi mesin tiga silinder dan 1.300 CC dengan konfigurasi mesin empat silinder. Gambar II.7 Lini Produk Hatchback Sumber: Database Perusahaan 25 4. Sport Utility Vehicle (SUV) Segmen kendaraan yang pada umumnya memiliki tenaga besar dan dapat melintasi berbagai kontur jalan dikarenakan didukung oleh konstruksi kaki-kaki yang kuat dan desain bodi yang mendukung untuk melintasi berbagai medan jalan. Toyota menghadirkan berbagai varian SUV mulai dari segmen low-SUV yaitu Rush yang memiliki satu basis konstruksi dengan MPV Avanza namun memiliki kemampuan melintasi medan diluar perkotaan yang lebih baik dari kendaraan kelas MPV. Dalam varian SUV kelas menengah, Toyota menghadirkan Fortuner yang dapat mengakomodir berbagai kebutuhan konsumen akan SUV. Dimulai dari tersedianya varian dengan mesin bensin 2.700 CC dan mesin diesel 2.400 CC, serta terdapat varian penggerak dua roda dan penggerak empat roda untuk konsumen yang ingin menempuh medan jalan off-road. Untuk konsumen yang menginginkan mobil SUV yang dapat tangguh melibas segala medan jalan namun juga ingin merasakan sensasi berkendara ala sedan kelas atas, Toyota menghadirkan Land Cruiser sebagai SUV premium yang dari kemunculannya di dunia sejak tahun 1960 telah terkenal di dunia menjadi kendaraan yang dapat menghadirkan kenyamanan berkendara ala sedan sekaligus ketangguhan dalam melahap berbagai medan jalan. Land Cruiser memiliki kubikasi mesin sebesar 4.500 CC dengan konfigurasi mesin V8 diesel dan dilengkapi dengan penggerak empat roda yang memiliki kecanggihan dalam menyesuaikan dengan berbagai kontur jalan yang dilalui. 26 Gambar II.8 Lini Produk Sport Utility Vehicle (SUV) Sumber: Database Perusahaan 5. Commercial Selain mengakomodir kebutuhan akan kendaraan penumpang untuk kegiatan sehari-hari, Toyota di Indonesia juga menghadirkan lini kendaraan yang diperuntukan untuk berbagai macam aktivitas pekerjaan dan niaga. Dari mulai Hilux double cabin, yaitu kendaraan yang masih memiliki basis yang sama dengan fortuner namun dilengkapi dengan bak belakang yang dapat mengakomodir kebutuhan mengangkut barang yang lebih banyak di medan jalan yang rusak, Hilux juga terdapat dalam versi single cabin untuk yang membutuhkan kemampuan mengangkut barang yang lebih besar di bak belakangnya serta memiliki varian penggerak dua roda dan empat roda dimana untuk Hilux double cabin semua variannya dilengkapi penggerak empat roda. Sementara untuk varian minibus yang digunakan untuk mengangkut orang banyak, Toyota mengeluarkan Hiace untuk pasar Indonesia yang dapat 27 mengangkut sebanyak 12 penumpang yang ditenagai dengan mesin 2.800 CC empat silinder turbo diesel. Untuk varian truk Toyota mempunyai Dyna yang ditenagai dengan mesin 4.000 CC turbo diesel yang dapat dikonversikan kedalam berbagai bentuk truk yang dapat disesuaikan dengan berbagai kebutuhan niaga yang dibutuhkan oleh konsumen seperti truk box, flat deck, dump truk, tank, mixer, dan berbagai konfigurasi lainnya. Gambar II.9 Lini Produk Commercial Sumber: Database Perusahaan Selain melakukan penjualan atas produk-produk yang telah dijabarkan diatas, PT Toyota Astra Motor juga bertindak sebagai Agen Tunggal Pemegang Merk (ATPM) untuk merk kendaraan Lexus di Indonesia, dimana Lexus merupakan sebuah merek mobil premium yang diciptakan oleh Toyota Motor Corporation untuk bersaing dengan merek-merek mobil premium yang lainnya dengan tidak membawa nama Toyota namun kendaraan yang diproduksi sebagian besar memiliki basis yang sama dengan beberapa varian Toyota dengan diberikan sentuhan teknologi dan kemewahan nomor satu 28 dengan tetap mengedepankan durabilitas kendaraan yang mumpuni yang selalu dihadirkan di setiap varian kendaraan Toyota, berikut varian-varian kendaraan Lexus yang dihadirkan di Indonesia: Gambar II.10 Lini Produk Lexus Indonesia Sumber: Database Perusahaan 29 BAB III PELAKSANAAN PKL A. Bidang Pekerjaan Dalam menjalankan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PT Toyota Astra Motor, praktikan ditempatkan pada departemen Akuntansi Umum yang berada di bawah naungan divisi Akuntansi dan Keuangan. Tugas yang diamanatkan kepada praktikan di departemen Akuntansi adalah sebagai berikut: 1. Melakukan registrasi untuk nomor aset berdasarkan pengajuan Asset Master Form dari tiap-tiap divisi yang ada di perusahaan. 2. Melakukan rekonsiliasi rekening bank milik perusahaan. 3. Melakukan filing atau pengarsipan atas tiap-tiap Asset Master Form yang telah selesai diproses. B. Pelaksanaan Kerja Praktikan melaksanakan kegiatan PKL selama 66 hari yang dimulai dari tanggal 08 Juli 2019 hingga 07 Oktober 2019. Kegiatan PKL dilakukan selama hari senin s.d kamis yang dimulai dari pukul 08.00 – 16.45 dengan waktu istirahat pada pukul 12.00 – 12.45 dan pada hari jumat dimulai dari pukul 08.00 – 17.00 dengan waktu istirahat pada pukul 12.00 – 13.00. 30 Hari pertama praktikan melakukan kegiatan PKL dimulai dengan sebuah kegiatan induksi yang dilakukan oleh bagian Human Resource and General Affair (HRGA) yang merupakan kegiatan pengenalan tentang pengenalan gambaran umum perusahaan berupa deskripsi umum perusahaan, capaian perusahaan, struktur perusahaan, budaya kerja perusahaan, yang diakhiri dengan menandatangani kontrak kegiatan internship. Setelah melakukan kegiatan pengenalan dengan bagian sumber daya manusia, praktikan diarahkan menuju ruangan kerja untuk melakukan perkenalan dengan stafstaf yang akan bekerja bersama dengan praktikan dan mendapatkan pengarahan dan bimbingan atas apa yang akan menjadi tugas praktikan selama melakukan kegiatan PKL. Berikut uraian atas tugas-tugas yang diberikan kepada praktikan selama melakukan kegiatan PKL: 1. Melakukan registrasi untuk nomor aset berdasarkan pengajuan Asset Master Form dari tiap-tiap divisi yang ada di perusahaan. Untuk menunjang aktivitas operasional dan produktivitas perusahaan, setiap bagian dari perusahaan membutuhkan berbagai perangkat dan alat penunjang baik yang sifatnya fisik maupun non fisik, setiap harta yang dimiliki perusahaan yang memiliki nilai ekonomis lebih dari 2,5 juta rupiah dan umur ekonomis lebih dari satu tahun dapat dikategorikan menjadi aset tetap perusahaan dan harus didaftarkan nomor asetnya. 31 Hal tersebut harus dilakukan karena selain untuk menentukan nilai harta yang dimiliki perusahaan, terdapat perbedaan penentuan anggaran pada sistem pengeluaran anggaran perusahaan dimana untuk pembelian aset tetap dikategorikan kedalam investment expense sementara untuk pengeluaran selain aset dikategorikan pada budget expense dikarenakan pengeluaran yang memiliki nilai dibawah 2,5 juta Rupiah dan memiliki nilai ekonomis kurang dari satu tahun termsuk kedalam pengeluaran operasional perusahaan. Berikut tahapan-tahapan yang dilakukan dalam melakukan pengajuan atas aset baru dan perpindahan aset: A. Creation (Pengajuan Aset Baru) Setiap divisi yang ingin melakukan pengadaan aset tetap baru untuk menunjang kegiatan operasional diharuskan untuk melakukan pengajuan pengadaan aset dengan mengisi Asset Master Form dimana tahapan pengisian formulir tersebut adalah sebagai berikut: 1) Applicant atau pihak yang mengajukan aset mengisi kolom nama dan divisi dari pihak yang ingin mengajukan aset baru. 2) Pihak pengaju mengisi deskripsi dari aset yang diajukan yang dilampirkan dengan proposal pengadaan aset dan quotation atau lembar penawaran dari pihak ketiga atau pihak yang melakukan pengadaan atas pembelian aset yang berisikan rincian dari pengadaan aset yang diajukan. 32 3) Pihak pengaju mengisi kode cost center pada form AMF dimana kode tersebut merupakan kode yang terintegrasi pada software SAP yang berguna untuk mengidentifikasi sumber dana yang berasal dari divisi pengaju aset yang bersangkutan. 4) Pihak Pengaju aset selanjutnya menyertakan nomor EOA, yaitu sebuah nomor yang muncul apabila permohonan anggaran untuk pengadaan aset yang akan diajukan sudah disetujui dan terdaftar di sistem anggaran perusahaan yang bernama Budget Management System. 5) Setelah semua persyaratan dan ketentuan yang harus dipenuhi diisi pada form AMF, form tersebut ditandatangani oleh PIC yang bersangkutan dalam pengadaan aset tersebut dan ditandatangani oleh division asset PIC dimana merupakan orang yang bertanggung jawab dalam mengelola aset yang ada di setiap divisi di perusahaan. 6) Form AMF yang telah ditandatangani oleh PIC aset dan division asset PIC kemudian diserahkan kepada Asset Controller untuk mendapat persetujuan. Asset Controller merupakan pihak yang bertanggung jawab dalam mengelola aset yang dimiliki perusahaan baik dalam proses pengadaan, perpindahan hak guna aset dari satu bagian ke bagian lain, serta dalam proses penghapusan atau penjualan aset ketika aset sudah tidak lagi dibutuhkan atau tidak memiliki nilai guna. 33 7) AMF yang telah mendapat persetujuan dari Asset Controller diserahkan kepada departemen accounting untuk selanjutnya di registrasi nomor asetnya. Gambar III.1 Lembar Asset Master Form (AMF) Sumber: Data Diolah Oleh Praktikan Pada saat AMF diserahkan kepada departemen accounting selanjutnya diserahkan kepada praktikan untuk didaftarkan nomor asetnya, berikut 34 merupakan langkah-langkah yang praktikan lakukan dalam mendaftarkan nomor aset: 1) Form AMF yang telah diterima oleh praktikan sebelum didaftarakan nomor asetnya diperiksa kembali apakah ada persyaratan yang harus diisi atau disertakan pada form AMF sudah terpenuhi atau belum. Apabila ada bagian yang belum dipenuhi oleh pengaju aset yang bersangkutan, praktikan bertugas untuk menghubungi pihak yang terkait untuk memberitahu atau mengkonfirmasi kepada PIC aset yang bersangkutan terkait kekurangan dari form AMF yang disertakan ataupun terdapat kesalahan prosedur dalam pengajuan form AMF melalui telepon atau e-mail. 2) Form AMF yang sudah lengkap dan terpenuhi persyaratannya, selanjutnya di cap oleh praktikan sesuai tanggal pada saat praktikan hendak memproses form AMF tersebut sebagai bukti bahwa form AMF telah sampai dan akan di proses oleh departemen accounting. 3) Setelah form AMF menerima cap penerimaan oleh departemen accounting, praktikan mendaftarkan form AMF pada sebuah file Microsoft Excel yang berjudul list penomoran aset, yang didalamnya berisi tanggal form AMF didaftarkan, jenis AMF yang didaftarkan, tanggal form AMF diterima oleh departemen accounting, kode asset class, deskripsi aset yang diajukan, PIC yang mengajukan aset, nomor 35 aset, dan nomor AMF. File excel list penomoran aset tersebut merupakan database aset yang dimiliki departemen accounting yang dapat berguna untuk memonitor aset-aset yang dimiliki perusahaan. 4) Selanjutnya praktikan mengisi tanggal AMF diproses, yaitu tanggal dimana praktikan mendaftarkan form AMF pada file Ms. Excel list penomoran aset. Dilanjut dengan mengisi kolom yang menentukan apakah aset yang diajukan termasuk dalam Creation: yang artinya pengadaan aset baru yang akan berkodekan C pada nomor AMF, Transfer: yang artinya perpindahan aset dari satu divisi ke divisi lain di perusahaan yang akan berkodekan T pada nomor AMF, dan Asset Under Contruction (AUC) yang berkodekan A dimana merupakan pengadaan aset yang sifatnya sementara atau jangka pendek terhadap aset yang sudah ada, seperti pengerjaan perbaikan gedung, peningkatan sistem informasi, dan sebagainya. 5) Setelah mengisi kategori dari form AMF, dilanjut dengan mengisi tanggal penerimaan dari form AMF, yaitu tanggal yang tertera pada cap yang dicap oleh praktikan setelah form AMF diterima dan terpenuhi persayaratannya. 6) Selanjutnya praktikan menggolongkan jenis-jenis aset yang diajukan kedalam beberapa asset class yang berguna untuk memetakan asetaset sesuai dengan jenis aset dan nilai depresiasinya, diantaranya asset class adalah sebagai berikut: 201 dan 202 untuk aset berupa bangunan, 36 205 untuk barang-barang kantor bukan elektronik, 206 untuk barangbarang kantor yang berjenis elektronik, 402 untuk aset berbentuk projek Asset Under Construction (AUC), 602 untuk aset yang bersifat tidak berwujud. Penggolongan kelas aset selengkapnya terdapat pada Lampiran 6. 7) Setelah mengisi kolom kategori Asset Class, praktikan mengisi kolom deskripsi aset yaitu deskripsi dari aset yang diajukan sesuai dengan proposal atau quotation dari pengadan aset yang disertakan pada form AMF, dilanjut dengan mengisi kolom nama dan divisi dari PIC aset yang bersangkutan dalam pengadaan asset tersebut. 8) Setelah kolom nama dan divisi dari PIC aset yang bersangkutan, terdapat quantity atau jumlah dari aset yang diajukan. Quantity selalu di isi oleh angka 1 dikarenakan setiap satu baris dari pendafataran aset pada file Ms. Excel hanya berlaku untuk satu unit aset. 9) Disebelah kolom quantity terdapat nomor AMF yang telah terisi secara otomatis oleh rumus Ms. Excel dari pengisian kolom jenis AMF yang berkode C, T, dan A dan setelahnya terdapat kode sesuai dengan tanggal AMF diproses dan tiga digit kode terakhir pada nomor AMF yaitu sesuai dengan urutan nomor-nomor AMF yang telah didaftarkan sebelumnya. 10) Pada kolom nomor aset terlebih dahulu dikosongkan karena nomor aset baru akan bisa diisi setelah diregistrasi pada software SAP, di 37 sebelah kolom nomor aset terdapat lokasi yaitu yang berisikan divisi dimana aset tersebut diajukan atau aset tersebut akan digunakan, serta lokasi aktual aset tersebut ditempatkan dikarenakan divisi-divisi yang ada di PT Toyota Astra Motor memiliki lokasi yang berbeda-beda. Tampilan registrasi nomor aset pada Microsoft Excel dapat dilihat pada Lampiran 7. 11) AMF yang telah didaftarkan pada file excel list penomoran aset selanjutnya di daftarkan pada software SAP untuk mendapatkan nomor aset, untu melakukan proses registrasi nomor aset baru menggunakan T-code AS01 pada halaman utama saat login aplikasi SAP yang dapat dilihat pada lampiran 8. Pengisian pada halaman pertama SAP tidak jauh berbeda dengan pendaftaran pada excel list penomoran AMF dimana praktikan mengisi kolom deskripsi aset, PIC aset dan divisi yang bersangkutan. 12) Pada halaman kedua mengisi kolom cost center, dilanjut dengan location yaitu tempat dimana aset tersebut berada, tampilan pada aplikasi SAP dapat dilihat pada Lampiran 9. 13) Pada halaman ketiga yang berisi tentang evaluation group diisi sesuai dengan asset controller yang menandatangani AMF, dimana kategori GOOD berlaku untuk semua jenis aset sementara CAPI berlaku untuk aset berbentuk sistem informasi dan teknologi, tampilan pada aplikasi SAP dapat dilihat pada Lampiran 10. 38 14) Pada halaman keempat dilewati dan tidak diisi oleh praktikan, dilanjutkan dengan halaman kelima untuk mengisi jangka waktu depresiasi dari aset yang diajukan, tampilan pada aplikasi SAP dapat dilihat pada Lampiran 11. 15) Setelah kolom-kolom pada software SAP yang harus diisi terpenuhi, menuju ke pilihan save lalu akan muncul nomor aset baru yang sudah terdaftar di SAP, yang selanjutnya nomor aset tersebut disimpan di file excel master data aset. Gambar III.2 Tampilan Nomor Aset Yang Telah Teregistrasi di SAP Sumber: Data Diolah Oleh Praktikan. (2019) 39 16) Setelah nomor aset disimpan di file master data aset, nomor aset baru yang telah terdaftar dicantumkan pada lembar Asset Master Form (AMF) dan ditandatangani oleh applicant selaku PIC Accountant untuk selanjutnya diserahkan kepada Section Head General Accounting untuk mendapat persetujuan apakah nomor aset yang didaftarkan sudah sesuai dengan jenis aset atau proposal aset yang diajukan. 17) Apabila AMF sudah ditandatangani oleh Section Head General Accounting, nomor aset yang sudah terdaftar dapat dikirimkan kepada Applicant melalui email dengan menyertakan screenshot dari detil nomor aset yang didaftarkan pada software SAP. Email ditujukan kepada pihak pengaju aset, asset controller, serta PIC aset pada divisi yang bersangkutan, dan Section Head General Accounting. B. Transfer Aset (Perpindahan Aset) Transfer Aset dilakukan ketika suatu aset dari perusahaan ingin dipindahkan hak gunanya dari satu divisi didalam perusahaan ke divisi lain. Pada transfer aset, setiap aset yang akan dipindahkan sudah memiliki nomor aset, sehingga tugas dari tim accounting hanya merubah keterangan yang ada didalam nomor aset atas kepindahan aset yang bersangkutan. Proses transfer aset tidak memiliki perbedaan yang signfikan dengan creation atau pengajuan aset, hanya terdapat perbedaan pada form AMF 40 dimana pihak pengaju harus mengisi kolom Receiver atau pihak penerima aset yang akan dipindahkan. Perbedaan pencatatan pada file excel asset master data hanya terdapat pada location, dimana pada location diisi dengan lokasi dan divisi dimana tujuan aset yang akan dipindahkan. Setelah form AMF dicatat pada file excel asset master data, praktikan merubah detil nomor aset yang diajukan untuk dipindahkan pada software SAP. Pada aplikasi SAP perubahan detil nomor aset menggunakan T-Code AS02, perubahan yang dilakukan terletak pada nama dan divisi pengguna aset, cost center, serta location dari aset yang bersangkutan. Gambar III.3 Tampilan SAP Perubahan Nomor Aset Sumber: Data Diolah Oleh Praktikan 41 Gambar III.4 Lembar AMF Transfer Aset Sumber: Data Diolah Oleh Praktikan 2. Melakukan rekonsiliasi rekening bank milik perusahaan Rekonsiliasi bank adalah sebuah proses untuk menyesuaikan arus kas perusahaan yang terdapat pada rekening bank dengan pencatatan arus kas yang dilakukan oleh perusahaan. Kegiatan ini diperlukan untuk memastikan 42 bahwa tidak ada arus kas yang terlewat oleh pencatatan yang dikarenakan terjadinya kesalahan teknis pada bank ataupun terjadinya transaksi-transaksi yang luput dari pencatatan kas perusahaan. Tugas praktikan adalah melakukan rekonsiliasi dari rekening bank perusahaan secara periodik dalam periode setiap satu hari kerja. Praktikan melakukan rekonsiliasi rekening bank pada rekening bank perusahaan, yang diantaranya adalah: Bank Permata, Sumitomo Mitsui Bank Corporation (SMBC), MUFG Bank Of Tokyo (BOT), Mandiri, BCA, dan Mizuho. Rekening koran yang setiap hari dirilis oleh bank, setiap harinya diunduh dari situs resmi tiap bank. Rekening koran berupa file Ms. Excel yang diunduh dari situs resmi tiap bank kemudian diolah kembali formatnya agar sesuai dengan format pencatatan milik perusahaan, dimana setiap transaksi yang tadinya tercatat sesuai dengan tanggal transaksinya diurutkan menjadi dari transaksi keluar yang nominalnya paling besar menjadi transaksi masuk yang nominalnya paling besar, hal ini dilakukan untuk mempermudah dalam proses pencatatan nomor jurnal dari tiap-tiap transaksi yang terjadi kemudian. Rekening koran yang sudah disesuaikan formatnya dengan format pencatatan perusahaan, selanjutnya dipindahkan kedalam sebuah file Ms. Excel yang berjudul Working Paper (WP) All Bank yang berisi pencatatan rekening koran milik perusahaan, file ini terdiri dari beberapa sheet sesuai dengan masing-masing rekening bank. Rekening koran yang sudah dipindahkan kedalam file WP All Bank selanjutnya digolongkan jenis- 43 jenisnya transaksinya kedalam beberapa tipe yang berguna untuk memudahkan dalam mengidentifikasi transaksi-transaksi apa saja yang terjadi pada rekening perusahaan dan untuk proses pencatatan selanjutnya. Dalam menggolongkan tipe dari transaksi-transaksi yang ada pada rekening Koran, secara umum untuk transaksi yang merupakan pengeluaran uang dari rekening digolongkan kepada Account Payable (AP), sedangkan untuk transaksi pemasukan uang kedalam rekening digolongkan kedalam Account Receivable (AR). Serta biaya administrasi bank dikategorikan ke dalam Bank Charge (CHG). Selain itu transaksi yang umum terjadi pada rekening bank perusahaan adalah perpindahan kas perusahaan dari satu rekening perusahaan ke rekening lainnya yang dimiliki perusahaan. Dikarenakan setiap rekening bank memiliki tujuan untuk transaksi yang berbeda, maka ada beberapa perbedaan yang terjadi pada penggolongan transaksi yang terjadi pada setiap rekening bank, diantaranya adalah sebagai berikut: a. Permata 401 Pada rekening bank Permata 401 terdapat beberapa transaksi yang digolongkan menjadi sebagai berikut: − SRUT/TAX/PIB: Pelunasan kewajiban perusahan terhadap negara dalam bentuk pembayaran pajak, pengeluaran surat Pemberitahuan 44 Impor Barang (PIB), dan Sertifikasi Registrasi Uji Tipe (SRUT) kendaraan bermotor. − Income Division: Pengembalian kelebihan penggunaan dana perusahaan atas tiap-tiap kegiatan operasional yang dilakukan tiap bagian perusahaan. − HRD: Transaksi yang berhubungan dengan kegiatan yang dilakukan oleh bagian Human Resource Department (HRD) seperti pembayaran gaji, tunjangan karyawan, pembayaran pesangon, dan lainnya. − HP#1, TELP, PAM, PLN: Transaksi untuk pelunasan tagihan biaya operasional kantor berupa telepon, air, dan listrik. Rekonsiliasi pada rekening bank Permata 401 dapat dilihat pada lampiran 12. b. Permata 320 Pada rekening bank Permata 320 terdapat beberapa transaksi yang digolongkan menjadi sebagai berikut: − STAMP: Transaksi dalam pengeluaran biaya materai − LOAN: pelunasan pinjaman karyawan ke perusahan Rekonsiliasi pada rekening bank Permata 320 dapat dilihat pada lampiran 13. c. Sumitomo Mitsui Bank Corporation (SMBC) 45 Pada rekening bank SMBC terdapat beberapa transaksi yang digolongkan menjadi sebagai berikut: − TMMIN: Transaksi pembayaran ke PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia atas pembelian mobil yang telah diproduksi. − TD: kelebihan kas yang tidak dimanfaatkan (idle money) lali disimpan dalam bentuk deposito. − LAMP: Transaksi pembayaran kepada pihak-pihak vendor yang bekerjasama dengan perusahaan dalam bentuk batching. − MATURE: Transaksi pencairan dan pembayaran bunga dari idle money perusahaan yang didepositokan. Rekonsiliasi pada rekening bank SMBC IDR dapat dilihat pada lampiran 14. d. MUFG Bank Of Tokyo (BOT) IDR Pada rekening BOT terdapat beberapa transaksi yang digolongkan menjadi sebagai berikut: − STAMP: Transaksi dalam pengeluaran biaya materai − FOREX: Pembelian mata uang asing dalam rangka melakukan transaksi dengan Toyota Motor Asia Pacific (TMAPS) dalam rangka kegiatan impor dan keperluan perusahaan lainnya. Rekonsiliasi pada rekening bank BOT IDR dapat dilihat pada lampiran 15. 46 Setiap transaksi dalam rekening koran yang telah dipindahkan kedalam pencatatan perusahaan, selanjutnya diberikan nomor jurnal yang didapat dari software SAP. Setiap rekening bank mempunyai General Ledger (GL) Account pada SAP yang merupakan sebuah kode untuk menandakan nomor-nomor jurnal yang sesuai dengan setiap transaksi rekening bank. Dalam memasukan nomor jurnal kedalam setiap transaksi yang ada pada rekening Koran, praktikan menggunakan software SAP dengan memasukan T-Code FBL3N lalu memasukan nomor GL Account dari setiap rekening bank milik perusahaan. Setelah muncul lembar GL Account, data dari SAP di unduh menjadi sebuah data excel, lalu data GL Account dipindahkan kedalam sebuah file excel yang berisi GL Account setiap hari transaksi berjalan dalam satu bulan periodik. Untuk tampilan SAP pada saat penarikan GL account dan tampilan excel dari GL account yang sudah diundut dapat dilihat pada lampiran 16 dan lampiran 17. Dari data GL Account yang sudah di unduh dari software SAP, praktikan menginput nomor jurnal yang ada pada file tersebut kedalam file WP Rekening Koran sesuai dengan transaksi yang ada. Proses pemasukan nomor jurnal dilakukan setiap hari seiring dengan munculnya transaksitransaksi yang muncul pada rekening koran perusahaan. 3. Melakukan filing atau pengarsipan Asset Master Form Setiap lembar Asset Master Form (AMF) yang telah diregistrasi nomor asetnya diarsipkan dalam tiga bagian, dimana lembar AMF terdiri dari 47 lembar asli yang akan dikembalkan kembali kepada pihak pengaju aset, lembar kedua dengan kertas berwarna kuning kuning yang akan diarsipkan oleh departemen accounting sebagai database bagi departemen accounting disertai dengan salinan dari lembar asli AMF serta lampiran yang ada dan disimpan dalam bantex milik departemen accounting, wujud dari pemberkasan lembar AMF warna kuning dapat dilihat pada lampiran 18. Lembar ketiga yaitu lembar berwarna merah akan dikirimkan kepada asset controller yang dilengkapi dengan salinan dari lampiran yang disertakan pada AMF sebagai arsip milik asset controller. Lembar AMF yang dikirim kembali ke pihak pengaju aset dan asset controller dibuatkan tanda terima sebagai bukti jika pihak penerima arsip lembar AMF telah menerima lembar AMF yang dikirimkan, tanda terima dari pengiriman AMF yang telah diproses dapat dilihat pada lampiran 19. C. Kendala yang Dihadapi Dalam melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PT Toyota Astra Motor, praktikan tentunya tidak terlepas dari mengalami beberapa kendala yang terjadi saat melakukan pekerjaan. Adapun beberapa kendala yang praktikan alami saat melakukan kegiatan PKL adalah sebagai berikut: 1. Dikarenakan jenis dari aset-aset yang didaftarkan nomor asetnya beragam jenis dan tipenya, sehingga praktikan sering mengalami kendala dalam menentukan Asset Class dari nomor aset yang didaftarkan pada saat 48 permulaan melakukan kegiatan PKL, sehingga pada saat permulaan melakukan kegiatan PKL memerlukan sedikit waktu untuk praktikan memahami tipe-tipe aset yang ada. 2. Pihak pengaju aset terkadang tidak mengisi lembar form AMF secara lengkap serta tidak menyertakan syarat-syarat akan berkas yang dibutuhkan dalam pengajuan nomor aset secara lengkap, sehingga praktikan harus mengonfirmasi ulang kepada pihak pengaju aset tentang aset yang diajukan atau kelengkapan berkas yang belum terpenuhi. Dengan kegiatan konfirmasi ulang ini membuat proses registrasi nomor aset menjadi lebih lama dari seharusnya. 3. Kendala dalam teknis yaitu email yang digunakan oleh praktikan dalam mengirimkan nomor aset yang sudah diregistrasi kepada pihak pengaju masih menggunakan identitas nama dari karyawan magang sebelumnya, sehingga terkadang terjadi miskomunikasi ketika berkomunikasi via email. D. Cara Mengatasi Kendala Untuk mengatasi kendala-kendala yang terjadi selama kegiatan pekerjaan, praktikan melakukan langkah-langkah berikut untuk mengatasi kendala yang terjadi: 1. Dalam memahami kategori-kategori dari setiap jenis aset yang ada di perusahaan, praktikan selalu memahami setiap detil dari aset-aset yang didaftarkan pada saat pengajuan Asset Master Form (AMF) melalui proposal dan detil dari pengajuan aset yang dilampirkan agar kedepannya ketika 49 menerima pengajuan aset yang serupa dapat dengan cepat memahami kategori dari asetnya. 2. Jika ada form Asset Master Form (AMF) yang tidak terpenuhi dengan lengkap, praktikan melakukan konfirmasi kepada pihak pengaju tentang persyaratan yang belum terpenuhi dengan segera untuk mencegah proses registrasi nomor aset yang menumpuk. 3. Rutin menginformasikan identitas praktikan ketika mengirim email aga tidak terjadi miskomunikasi yang disebabkan alamat email praktikan yang masih menggunakan nama karyawan magang sebelumnya. 50 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Setelah melakukan kegiatan Praktik Kerja Lapangan pada PT Toyota Astra Motor, praktikan telah mendapatkan berbagai macam pengetahuan dan pengalaman yang sangat berguna bagi seorang mahasiswa dalam mempersiapkan diri untuk memasuki dunia kerja jika kelak telah menyelesaikan perkuliahan. Selain itu, praktikan juga mendapatkan pengetahuan selain akademik dalam dunia kerja seperti bagaimana bersikap profesional, beradaptasi didalam suatu lingkungan, dan bekerjasama dengan orang-orang yang memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Selama melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PT Toyota Astra Motor pada bagian General Accounting, kesimpulan yang dapat diambil oleh praktikan adalah sebagai berikut: 1. Praktikan mendapat pengetahuan baru dan pengalaman dalam bekerja didalam suatu lingkungan kerja profesional, terutama dalam bidang pengelolaan aset dari perusahaan serta pencatatan rekening bank perusahaan. Dalam suatu organisasi setiap pekerjaan membutuhkan kerjasama yang baik dari setiap orang yang terlibat, oleh karena itu dibutuhkan komunikasi yang baik antar setiap bagian agar setiap pekerjan yang dilakukan dapat terselesaikan sesuai dengan target yang dicapai. 51 2. Praktikan mendapatkan kesempatan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi dan kemampuan mengelola waktu dikarenakan pekerjaan yang menuntut keakuratan informasi serta ketepatan waktu dalam menyelesaikannya. 3. Praktikan mendapatkan pengetahuan dan pengalaman baru dalam menggunakan perangkat-perangkat yang dapat berguna untuk memudahkan pekerjaan seperti software SAP yang digunakan untuk meregistrasi nomor aset dan menginput nomor jurnal dari transaksi-transaksi yang ada pada rekening bank perusahaan. B. Saran Adapun saran yang dapat praktikan berikan setelah melakukan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) pada PT Toyota Astra Motor agar kedepannya kegiatan PKL dapat terselenggara dengan lebih baik lagi adalah sebagai berikut: a. Bagi Mahasiswa 1. Untuk mahasiswa yang hendak melakukan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL), agar mempersiapkan diri baik dari segi akademik maupun keterampilan sebelum melakukan kegiatan PKL agar kegiatan PKL dapat berjalan lebih baik. 2. Mahasiswa memiliki pengetahuan akan gambaran umum perusahaan tempat melakukan kegiatan PKL dan mengetahui bagaimana budaya 52 organisasi yang ada diperusahaan agar dapat mempersiapkan diri dan beradaptasi dengan baik. 3. Memiliki kemampuan adaptasi yang baik dan dapat menyesuaikan dengan lingkungan kerja yang berbeda dari lingkungan perkuliahan dikampus. b. Bagi Pihak Universitas 1. Memberikan pengetahuan dan persiapan bagi para mahasiswanya terkait informasi tentang kegiatan PKL, sehingga mahasiswa tidak direpotkan jika ada kesalahan pada pengurusan administrasi kegiatan PKL yang dikarenakan karena kurangnya informasi dari pihak universitas, sehingga mahasiswa dapat fokus pada kegiatan pekerjaan diperusahaan tempat melakukan kegiatan PKL. 2. Menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan perusahaan tempat mahasiswa melakukan kegiatan PKL agar kedepannya kegiatan PKL dapat terlaksanan semakin baik dan dapat membuka peluang hubungan kerjasama dalam bidang kegiatan lain c. Bagi Pihak PT Toyota Astra Motor 1. Diharapkan dapat membangun hubungan baik dan melakukan kerjasama dengan pihak Universitas Negeri Jakarta, khususnya Fakultas Ekonomi agar kedepannya dapat terlaksana kegiatan PKL yang lebih baik pada divisi Finance & Accounting. 53 2. Dari sisi teknis agar memastikan sarana dan prasarana yang digunakan oleh mahasiswa praktikan selama melakukan kegiatan PKL sudah sesuai dengan standar dan kebutuhan pekerjaan agar bisa tetap menjaga produktivitas kerja dan mendatangkan manfaat baik bagi perusahaan maupun praktikan. 54 DAFTAR PUSTAKA Auto 2000 (2019). Sekilas Auto 2000. https://auto2000.co.id/page/sekilas_auto2000# (Diakses tanggal 13 November 2019) Kalla Toyota. (2019). Tentang Kami. https://kallatoyota.co.id/tentang (Diakses tanggal 15 November 2019) Nasmoco. (2019). Profil Perusahaan, Kegiatan Usaha, Jaringan Bisnis, Kinerja. https://baru.nasmoco.co.id/page.php?hal=companyprofile (Diakses tanggal 13 November 2019) PT. Agung Concern (2014). Portofolio Bisnis, Produk dan Layanan. http://www.agungconcern.co.id/id/brand/agung-toyota-0 (Diakses tanggal 13 November 2019) PT. Hasjrat Abadi. (2019). Tentang Perusahaan, Visi dan Misi, Gambaran Umum. http://www.hasjrat.co.id/profil/2/tentang-perusahaan (Diakses tanggal 15 November 2019) PT. Toyota Astra Motor (2016). Corporate Information. https://www.toyota.astra.co.id/corporate-information/profile (Diakses tanggal 05 November 2019) 55 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Surat Permohonan Izin PKL 56 Lampiran 2 Surat Penerimaan Peserta PKL 57 Lampiran 3 Lembar Penilaian PKL 58 Lampiran 4 Daftar Hadir PKL 59 60 61 62 63 Lampiran 5 Daftar Kegiatan Harian PKL NO HARI/TANGGAL 1 Senin, 08 Juli 2019 2 Selasa, 09 Juli 2019 3 Rabu, 10 Juli 2019 4 Kamis, 11 Juli 2019 5 Jumat, 12 Juli 2019 6 Senin, 15 Juli 2019 7 Selasa, 16 Juli 2019 8 Rabu, 17 Juli 2019 9 Kamis, 18 Juli 2019 10 Jumat, 19 Juli 2019 11 Senin, 22 Juli 2019 12 Selasa, 23 Juli 2019 13 Rabu, 24 Juli 2019 14 Kamis, 25 Juli 2019 15 Jumat, 26 Juli 2019 TUGAS 1. Perkenalan gambaran umum PT. Toyota Astra Motor dan fasilitas kantor 2. Perkenalan dengan karyawan dan intern lainnya 3. Penjelasan tentang Asset Master Form (AMF) dan penomoran aset 1. Registrasi AMF di list penomoran aset 2. Registrasi nomor aset di software SAP 1. Registrasi AMF di list penomoran aset 2. Registrasi nomor aset di software SAP 1. Registrasi AMF di list penomoran aset 2. Registrasi nomor aset di software SAP 1. Registrasi nomor aset di software SAP 2. Penjelasan dan melakukan rekonsiliasi rekening Koran 1. Registrasi AMF di list penomoran aset 2. Registrasi nomor aset di software SAP 3. Rekonsiliasi rekening koran 1. Registrasi AMF di list penomoran aset 2. Registrasi nomor aset di software SAP 3. Rekonsiliasi rekening koran 1. Rekonsiliasi rekening koran 2. Pengarsipan Asset Master Form 1. Registrasi AMF di list penomoran aset 2. Registrasi nomor aset di software SAP 3. Rekonsiliasi rekening koran 1. Registrasi AMF di list penomoran aset 2. Registrasi nomor aset di software SAP 3. Rekonsiliasi rekening koran 1. Registrasi AMF di list penomoran aset 2. Registrasi nomor aset di software SAP 3. Rekonsiliasi rekening Koran 1. Rekonsiliasi rekening Koran 2. Pengarsipan Asset Master Form 1. Rekonsiliasi rekening koran 2. Pengarsipan Asset Master Form 1. Rekonsiliasi rekening koran 2. Pengarsipan Asset Master Form 1. Rekonsiliasi rekening koran 64 16 Senin, 29 Juli 2019 17 Selasa, 30 Juli 2019 18 Rabu, 31 Juli 2019 19 Kamis, 01 Agustus 2019 20 Jumat, 02 Agustus 2019 21 Senin, 05 Agustus 2019 22 Selasa, 06 Agustus 2019 23 Rabu, 07 Agustus 2019 24 Kamis, 08 Agustus 2019 25 Jumat, 09 Agustus 2019 26 Senin, 12 Agustus 2019 27 Selasa, 13 Agustus 2019 28 Rabu, 14 Agustus 2019 29 Kamis, 15 Agustus 2019 30 Jumat, 16 Agustus 2019 31 Senin, 19 Agustus 2019 2. Pengarsipan Asset Master Form 1. Rekonsiliasi rekening koran 2. Pengarsipan rekening koran untuk audit pajak 1. Rekonsiliasi rekening koran 2. Pengarsipan rekening koran untuk audit pajak 1. Rekonsiliasi rekening koran 2. Pengarsipan rekening koran untuk audit pajak 1. Registrasi AMF di list penomoran aset 2. Registrasi nomor aset di software SAP 3. Rekonsiliasi rekening koran 1. Registrasi AMF di list penomoran aset 2. Registrasi nomor aset di software SAP 3. Rekonsiliasi rekening koran 1. Rekonsiliasi rekening koran 2. Pengarsipan Asset Master Form 1. Rekonsiliasi rekening koran 2. Pengarsipan Asset Master Form 1. Registrasi AMF di list penomoran aset 2. Registrasi nomor aset di software SAP 3. Rekonsiliasi rekening koran 1. Registrasi AMF di list penomoran aset 2. Registrasi nomor aset di software SAP 3. Rekonsiliasi rekening koran 1. Registrasi AMF di list penomoran aset 2. Registrasi nomor aset di software SAP 3. Rekonsiliasi rekening Koran 1. Registrasi AMF di list penomoran aset 2. Registrasi nomor aset di software SAP 3. Rekonsiliasi rekening koran 1. Registrasi AMF di list penomoran aset 2. Registrasi nomor aset di software SAP 3. Rekonsiliasi rekening Koran 1. Registrasi AMF di list penomoran aset 2. Registrasi nomor aset di software SAP 3. Rekonsiliasi rekening koran 1. Rekonsiliasi rekening koran 2. Pengarsipan Asset Master Form 1. Registrasi AMF di list penomoran aset 2. Registrasi nomor aset di software SAP 3. Rekonsiliasi rekening koran 1. Registrasi AMF di list penomoran aset 2. Registrasi nomor aset di software SAP 65 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 3. Rekonsiliasi rekening koran 1. Registrasi AMF di list penomoran aset 2. Registrasi nomor aset di software SAP 3. Rekonsiliasi rekening koran Rabu, 21 Agustus 2019 1. Rekonsiliasi rekening koran 2. Pengarsipan Asset Master Form Kamis, 22 Agustus 2019 1. Registrasi AMF di list penomoran aset 2. Registrasi nomor aset di software SAP 3. Rekonsiliasi rekening koran Jumat, 23 Agustus 2019 1. Registrasi AMF di list penomoran aset 2. Registrasi nomor aset di software SAP 3. Rekonsiliasi rekening koran Senin, 26 Agustus 2019 1. Rekonsiliasi rekening koran 2. Pengarsipan Asset Master Form Selasa, 27 Agustus 2019 1. Registrasi AMF di list penomoran aset 2. Registrasi nomor aset di software SAP 3. Rekonsiliasi rekening koran Rabu, 28 Agustus 2019 1. Registrasi AMF di list penomoran aset 2. Registrasi nomor aset di software SAP 3. Rekonsiliasi rekening koran Kamis, 29 Agustus 2019 1. Registrasi AMF di list penomoran aset 2. Registrasi nomor aset di software SAP 3. Rekonsiliasi rekening koran Jumat, 30 Agustus 2019 1. Registrasi AMF di list penomoran aset 2. Registrasi nomor aset di software SAP 3. Rekonsiliasi rekening koran Senin, 02 September 2019 1. Registrasi AMF di list penomoran aset 2. Registrasi nomor aset di software SAP 3. Rekonsiliasi rekening koran Selasa, 03 September 2019 1. Registrasi AMF di list penomoran aset 2. Registrasi nomor aset di software SAP 3. Rekonsiliasi rekening koran Rabu, 04 September 2019 1. Registrasi AMF di list penomoran aset 2. Registrasi nomor aset di software SAP 3. Rekonsiliasi rekening koran Kamis, 05 September 2019 1. Rekonsiliasi rekening koran 2. Pengarsipan Asset Master Form Jumat, 06 September 2019 1. Registrasi AMF di list penomoran aset 2. Registrasi nomor aset di software SAP 3. Rekonsiliasi rekening koran Senin, 09 September 2019 1. Registrasi AMF di list penomoran aset 2. Registrasi nomor aset di software SAP Selasa, 20 Agustus 2019 66 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 3. Rekonsiliasi rekening koran Selasa, 10 September 2019 1. Registrasi AMF di list penomoran aset 2. Registrasi nomor aset di software SAP 3. Rekonsiliasi rekening koran Rabu, 11 September 2019 1. Registrasi AMF di list penomoran aset 2. Registrasi nomor aset di software SAP 3. Rekonsiliasi rekening koran Kamis, 12 September 2019 1. Rekonsiliasi rekening koran 2. Pengarsipan Asset Master Form Jumat, 13 September 2019 1. Registrasi AMF di list penomoran aset 2. Registrasi nomor aset di software SAP 3. Rekonsiliasi rekening koran Senin, 16 September 2019 1. Rekonsiliasi rekening koran 2. Pengarsipan Asset Master Form Selasa, 17 September 2019 1. Registrasi AMF di list penomoran aset 2. Registrasi nomor aset di software SAP 3. Rekonsiliasi rekening koran Rabu, 18 September 2019 1. Registrasi AMF di list penomoran aset 2. Registrasi nomor aset di software SAP 3. Rekonsiliasi rekening koran Kamis, 19 September 2019 1. Registrasi AMF di list penomoran aset 2. Registrasi nomor aset di software SAP 3. Rekonsiliasi rekening koran Jumat, 20 September 2019 1. Registrasi AMF di list penomoran aset 2. Registrasi nomor aset di software SAP 3. Rekonsiliasi rekening koran Senin, 23 September 2019 1. Rekonsiliasi rekening koran 2. Pengarsipan Asset Master Form Selasa, 24 September 2019 1. Registrasi AMF di list penomoran aset 2. Registrasi nomor aset di software SAP 3. Rekonsiliasi rekening koran Rabu, 25 September 2019 1. Registrasi AMF di list penomoran aset 2. Registrasi nomor aset di software SAP 3. Rekonsiliasi rekening koran Kamis, 26 September 2019 1. Rekonsiliasi rekening koran 2. Pengarsipan Asset Master Form Jumat, 27 September 2019 1. Rekonsiliasi rekening koran 2. Pengarsipan Asset Master Form Senin, 30 September 2019 1. Registrasi AMF di list penomoran aset 2. Registrasi nomor aset di software SAP 3. Rekonsiliasi rekening Koran Selasa, 01 Oktober 2019 1. Registrasi AMF di list penomoran aset 67 63 Rabu, 02 Oktober 2019 64 Kamis, 03 Oktober 2019 65 Jumat, 04 Oktober 2019 66 Senin, 07 Oktober 2019 2. Registrasi nomor aset di software SAP 3. Rekonsiliasi rekening Koran 1. Registrasi AMF di list penomoran aset 2. Registrasi nomor aset di software SAP 3. Rekonsiliasi rekening Koran 1. Rekonsiliasi rekening koran 2. Pengarsipan Asset Master Form 1. Registrasi AMF di list penomoran aset 2. Registrasi nomor aset di software SAP 3. Rekonsiliasi rekening Koran 1. Registrasi AMF di list penomoran aset 2. Registrasi nomor aset di software SAP 3. Rekonsiliasi rekening Koran Lampiran 6 Daftar Penggolongan Kelas Aset 68 Lampiran 7 Registrasi Nomor Aset Pada Microsoft Excel Lampiran 8 Tampilan Halaman Muka Aplikasi SAP 69 Lampiran 9 Pengisian Cost Center dan Location pada aplikasi SAP Lampiran 10 Pengisian Evaluation Group pada aplikasi SAP 70 Lampiran 11 Pengisian Nilai Depresiasi Aset Pada Aplikasi SAP Lampiran 12 Rekonsiliasi Rekening Bank Permata 401 71 Lampiran 13 Rekonsiliasi Rekening Bank Permata 320 Lampiran 14 Rekonsiliasi Rekening Bank SMBC IDR 72 Lampiran 15 Rekonsiliasi Rekening Bank BOT IDR Lampiran 16 Mengunduh GL Account Pada Aplikasi SAP 73 Lampiran 17 Tampilan Nomor Jurnal Pada GL Account Lampiran 18 Pemberkasan Lembar AMF Kedalam Bantex 74 Lampiran 19 Tanda Terima Pemberkasan Asset Master Form (AMF) 75 Lampiran 20 Kartu Konsultasi Bimbingan Penulisan Laporan PKL 76 Lampiran 21 Surat Persetujuan Sidang PKL