LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN PADA PT. TOYOTA
ASTRA MOTOR
FARHAN RAHMAT RAMADAN
8215163861
Laporan Praktik Kerja Lapangan ini ditulis untuk memenuhi salah satu
persyaratan mendapatkan Gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Jakarta
PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2019
INTERNSHIP REPORT AT PT. TOYOTA ASTRA MOTOR
FARHAN RAHMAT RAMADAN
8215163861
This internship report was written to fulfill one of the requirements to get a
bachelor’s degree of Economics at Faculty of Economics State University of
Jakarta
BACHELOR’S DEGREE OF MANAGEMENT
FACULTY OF ECONOMICS
STATE UNIVERSITY OF JAKARTA
2019
ABSTRAK
Farhan Rahmat Ramadan. Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) pada PT Toyota
Astra Motor, Jalan Laksda Yos Sudarso, Sunter II Jakarta Utara 14330, 08 Juli – 07
Oktober 2019. Program Studi S1 Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri
Jakarta.
Tujuan Praktik Kerja Lapangan (PKL) bagi praktikan adalah untuk menambah
pengalaman dan wawasan terhadap dunia kerja, menerapkan ilmu yang selama ini
diperoleh praktikan dalam menjalani perkuliahan, serta meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan praktikan dalam rangka mempersiapkan diri untuk turun ke dunia
kerja yang sesungguhnya kelak nanti. Praktikan ditempatkan di bagian General
Accounting & Asset Management Section pada PT Toyota Astra Motor.
Pekerjaan yang menjadi tanggung jawab praktikan adalah melakukan registrasi aset
atas permintaan untuk pengadaan aset baru yang akan dilakukan oleh setiap divisi
yang ada di perusahaan dan permintaan untuk pemindahan aset dari satu divisi ke
divisi lain dengan menggunakan aplikasi SAP, selain itu praktikan juga bertugas
untuk melakukan rekonsiliasi rekening bank yang dimiliki perusahaan.
Setelah melakukan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) pada divisi Keuangan dan
Akuntansi, dibawah seksi Akuntansi Umum dan Pengelolaan Aset praktikan
mendapatkan pengalaman dan pengetahuan baru tentang dunia kerja terutama pada
bagian akuntansi dan keuangan, serta mendapat pengalaman dalam menggunakan
perangkat khusus yang dapat memudahkan pekerjaan seperti aplikasi SAP yang tidak
diajarkan dalam kegiatan perkuliahan. Selain itu kegiatan PKL mengajarkan bahwa
selain kemampuan akademik, kemampuan komunikasi, ketelitian, adaptasi, dan
memiliki sikap bertanggungjawab memiliki peran yang penting didalam dunia kerja
profesional.
Kata Kunci: Praktik Kerja Lapangan, General Accounting, Aset, Rekonsiliasi Bank,
Aplikasi SAP
iii
ABSTRACT
Farhan Rahmat Ramadan. Internship report at PT. Toyota Astra Motor, Laksda
Yos Sudarso street, Sunter II, North Jakarta, 08th July – 07th October 2019.
Bachelor Degree of Management, Faculty of Economics, Universitas Negeri Jakarta,
2019.
The purpose of internship program is to gain experience and insight of work
environment, applying the knowledge that has been obtained during the lectures, also
to increase the knowledge and skills of the practitioner in order to prepare to face the
real work environment later. The practitioner is placed in the General Accounting &
Asset Control Section at PT. Toyota Astra Motor.
Practitioner have the responsibility to register the assets number for the
procurement of new assets to be carried out by each division in the company and
managed assets transfer request from one division to another using the SAP software,
besides that the practitioner also has the duty to doing bank reconciliation of
company’s accounts.
After doing internship program in the Finance and Accounting division, under the
General Accounting and Asset Management section practitioner gain experience and
new knowledge about work environment, especially in accounting and finance.
Practitioner also gain experience in using special tools that can facilitate jobs such
as SAP applications that are not taught during lecture activities. In addition,
internship program teach that besides academic ability, communication skills,
accuracy, adaptation, and having responsibility have an important role in the world
of professional work.
Keywords:
Software
Internship, General Accounting, Asset, Bank Reconciliation, SAP
iv
LEMBAR PERSETUJUAN SEMINAR
v
LEMBAR PENGESAHAN
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur praktikan panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
Allah SWT atas berkat dan rahmat yang telah dilimpahkan-Nya sehingga praktikan
dapat menyelesaikan penulisan laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang telah
dilakukan praktikan di PT. Toyota Astra Motor.
Laporan PKL ini disusun berdasarkan ilmu dan pengalaman yang telah
didapatkan oleh praktikan selama melaksanakan PKL di PT. Toyota Astra Motor
yang dilaksanakan mulai tanggal 08 Juli 2019 hingga 07 Oktober 2019 pada
departemen accounting, bagian akuntansi umum dan manajemen aset. Laporan PKL
ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada program studi S1 Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas
Negeri Jakarta.
Penulis juga tidak lupa ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
yang selama proses penyusunan laporan ini telah memberikan dukungan dan bantuan
baik materi dan moral sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan baik, maka
dari itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa.
2. Orang tua dan keluarga yang selalu memberikan dukungan, doa, dan kasih
sayang di setiap langkah hidup praktikan.
3. Dekan dan Wakil Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta.
vii
4. Bapak Dr. Suherman, S.E., M. Si. selaku koordinator program studi S1
Manajemen dan dosen pembimbing PKL.
5. Seluruh jajaran dosen yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat kepada
praktikan selama menempuh bangku perkuliahan.
6. Ibu Mardiana selaku Section Head dari General Accounting Section atas
kesempatan yang diberikan kepada praktikan untuk melaksanakan kegiatan
PKL di PT Toyota Astra Motor.
7. Mba Marsellia, Mba Fitridya, dan Mba Della atas bimbingan, arahan, serta
perlakuan baik yang diberikan kepada praktikan selama melaksanakan PKL.
8. Keluarga besar divisi Finance & Accounting yang telah membantu kelancaran
praktikan dalam melaksanakan PKL.
9. Teman-teman S1 Manajemen A 2016 terutama Gadis, Karina, dan Erwin atas
bantuan dan dukungannya dalam menyusun laporan PKL ini.
Penulis menyadari dengan keterbatasan yang dimiliki, masih ada kekurangan
dalam penulisan laporan Praktik Kerja Lapangan ini. Maka dari itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian agar
dapat berguna utnuk perbaikan di masa mendatang. Semoga laporan Praktik Kerja
Lapangana (PKL) ini dapat bermanfaat dapat bermanfaat khususnya bagi
praktikan dan para pembaca pada umumnya.
Jakarta, Desember 2019
Farhan Rahmat Ramadan
viii
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................................................. iii
ABSTRACT ................................................................................................................ iv
LEMBAR PERSETUJUAN SEMINAR ................................................................... v
LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ............................................................................................... vii
DAFTAR ISI ............................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan .............................................................. 1
B. Maksud dan Tujuan Praktik Kerja Lapangan ....................................................... 3
C. Kegunaan Praktik Kerja Lapangan ....................................................................... 4
D. Tempat Praktik Kerja Lapangan ........................................................................... 7
E. Jadwal Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan........................................................ 7
BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN ....................................................... 10
A. Sejarah Umum Perusahaan ................................................................................. 10
B. Logo Perusahaan ................................................................................................. 14
ix
C. Struktur Organisasi ............................................................................................. 15
D. Kegiatan Umum Perusahaan .............................................................................. 17
BAB III PELAKSANAAN PKL ............................................................................. 29
A. Bidang Pekerjaan ................................................................................................ 29
B. Pelaksanaan Kerja ............................................................................................... 29
C. Kendala yang Dihadapi....................................................................................... 47
D. Cara Mengatasi Kendala ..................................................................................... 48
BAB IV PENUTUP ................................................................................................... 50
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 50
B. Saran ................................................................................................................... 51
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 54
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. 55
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar II.1 Logo PT. Toyota Astra Motor ................................................................ 14
Gambar II.2 Logo Toyota Motor Corporation ............................................................ 15
Gambar II.3 Struktur Organisasi Finance & Accounting Division ............................. 16
Gambar II.4 Jaringan Penjualan PT. Toyota Astra Motor .......................................... 19
Gambar II.5 Lini Produk Multi Purpose Vehicle (MPV) ........................................... 22
Gambar II.6 Lini produk Sport & Sedan ..................................................................... 23
Gambar II.7 Lini Produk Hatchback ........................................................................... 24
Gambar II.8 Lini Produk Sport Utility Vehicle (SUV) ............................................... 26
Gambar II.9 Lini Produk Commercial ........................................................................ 27
Gambar II.10 Lini Produk Lexus Indonesia ................................................................ 28
Gambar III.1 Lembar Asset Master Form (AMF) ...................................................... 33
Gambar III.2 Tampilan Nomor Aset Yang Telah Teregistrasi di SAP ....................... 38
Gambar III.3 Tampilan SAP Perubahan Nomor Aset ................................................. 40
Gambar III.4 Lembar AMF Transfer Aset .................................................................. 41
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Permohonan Izin PKL .................................................................... 55
Lampiran 2 Surat Penerimaan Peserta PKL ................................................................ 56
Lampiran 3 Lembar Penilaian PKL ............................................................................ 57
Lampiran 4 Daftar Hadir PKL .................................................................................... 58
Lampiran 5 Daftar Kegiatan Harian PKL ................................................................... 63
Lampiran 6 Daftar Penggolongan Kelas Aset ............................................................. 67
Lampiran 7 Registrasi Nomor Aset Pada Microsoft Excel ......................................... 68
Lampiran 8 Tampilan Halaman Muka Aplikasi SAP ................................................. 68
Lampiran 9 Pengisian Cost Center dan Location pada aplikasi SAP ......................... 69
Lampiran 10 Pengisian Evaluation Group pada aplikasi SAP .................................... 69
Lampiran 11 Pengisian Nilai Depresiasi Aset Pada Aplikasi SAP ............................. 70
Lampiran 12 Rekonsiliasi Rekening Bank Permata 401............................................. 70
Lampiran 13 Rekonsiliasi Rekening Bank Permata 320............................................. 71
Lampiran 14 Rekonsiliasi Rekening Bank SMBC IDR .............................................. 71
Lampiran 15 Rekonsiliasi Rekening Bank BOT IDR ................................................. 72
Lampiran 16 Mengunduh GL Account Pada Aplikasi SAP ....................................... 72
Lampiran 17 Tampilan Nomor Jurnal Pada GL Account ........................................... 73
Lampiran 18 Pemberkasan Lembar AMF Kedalam Bantex ....................................... 73
Lampiran 19 Tanda Terima Pemberkasan Asset Master Form (AMF) ...................... 74
Lampiran 20 Kartu Konsultasi Bimbingan Penulisan Laporan PKL .......................... 75
xii
Lampiran 21 Surat Persetujuan Sidang PKL .............................................................. 76
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang sangat cepat
pada kurun waktu beberapa tahun terakhir membawa dampak yang cukup signifikan
pada hampir seluruh sektor kehidupan manusia, banyak berbagai penemuanpenemuan yang lahir diciptakan dengan tujuan untuk meningkatkan produktifitas dan
mempermudah berbagai aspek kehidupan manusia.
Pesatnya kemajuan teknologi terutama teknologi digital juga memiliki
dampak yang signifikan dalam kegiatan perekonomian, sehingga memunculkan
sebuah istilah baru dalam dunia industri yaitu Revolusi Industri 4.0 dimana
merupakan sebuah era baru yang menggambarkan bagaimana dengan munculnya
berbagai inovasi-inovasi dan teknologi di dalam dunia industri yang dapat mendorong
peningkatan efektivitas dan efisiensi pada suatu siklus kegiatan ekonomi yang pada
muaranya akan meningkatkan taraf perekonomian suatu negara atau wilayah.
Berkembangnya kemajuan teknologi yang ada di dalam suatu industri
tentunya juga mendorong hadirnya kebutuhan akan sumber daya manusia yang dapat
dengan selaras menyesuaikan dan mengendalikan berbagai inovasi dan kemajuan
teknologi, dikarenakan dengan hadirnya era revolusi industri 4.0 apabila tidak di
iringi dengan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan menyesuaikan diri
1
2
dengan kemajuan yang ada maka manfaat yang ingin dicapai dari munculnya
berbagai kemajuan teknologi tersebut tidak akan maksimal.
Dalam rangka untuk dapat menciptakan sumber daya manusia yang dapat
bersaing tidak hanya dalam cakupan domestik melainkan dapat bersaing dalam level
internasional, berbagai macam langkah telah dilakukan pemerintah untuk dapat
menciptakan generasi-generasi muda yang dapat bersaing di dunia kerja, salah
satunya dengan melalui lembaga pendidikan perguruan tinggi. Universitas Negeri
Jakarta (UNJ) sebagai salah satu perguruan tinggi negeri memiliki kewajiban untuk
menghasilkan lulusan yang dapat memenuhi kebutuhan dunia kerja di masa sekarang
dengan menyesuaikan perkembangan zaman yang ada.
Untuk dapat menghasilkan lulusan yang memiliki keseimbangan dalam
kemampuan teoritis dan keterampilan lainnya yang dibutuhkan dunia kerja, UNJ
khususnya Fakultas Ekonomi menerapkan program Praktik Kerja Lapangan (PKL)
bagi para mahasiswanaya sebagai salah satu syarat untuk dapat mendapatkan gelar
sarjana. Dengan diterapkannya program PKL diharapkan akan menghasilkan lulusanlulusan yang siap bersaing di dunia kerja dan menjadi jembatan untuk membangun
hubungan antara lembaga pendidikan dan dunia industri.
Pada kegiatan praktik kerja lapangan kali ini praktikan melakukan praktik
kerja lapangan di PT. Toyota Astra Motor, praktikan ditempatkan pada bagian
akuntansi umum dan manajemen aset sesuai dengan konsentrasi perkuliahan
praktikan yaitu manajemen keuangan. Bagian tersebut dinilai selaras dengan
3
konsentrasi kuliah yang dijalani praktikan karena didalam kegiatannya terdapat
beberapa aspek-aspek pekerjaan yang selaras dengan apa yang sudah dipelajari
selama ini, seperti rekonsiliasi bank dan penerapan dalam mengetahui berbagai jenis
asset perusahaan. Selain itu praktikan ingin mengetahui bagaimana jalannya proses
pencatatan keuangan dan akuntansi pada PT Toyota Astra Motor dimana merupakan
salah satu perusahaan pemimpin pasar manufaktur otomotif di Indonesia.
B. Maksud dan Tujuan Praktik Kerja Lapangan
1. Maksud Praktik Kerja Lapangan
Adapun maksud dari pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Lapangan
adalah sebagai berikut:
a. Memenuhi salah satu syarat kelulusan pada Program Studi S1
Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Jakarta.
b. Menerapkan pengetahuan yang selama ini di dapat di bangku kuliah.
c. Mendapatkan pengalaman kerja di bidang yang sesuai dengan
konsentrasi perkuliahan praktikan yaitu manajemen keuangan dan
akuntansi.
d. Memberikan kontribusi dalam membantu kegiatan operasional pada
divisi Keuangan dan Akuntansi PT Toyota Astra Motor.
e. Mengetahui bagaimana pelaksanaan proses kerja, karakteristik tenaga
kerja, serta etika dan budaya yang berlaku pada divisi Keuangan dan
Akuntansi PT Toyota Astra Motor.
4
f. Mengembangkan pengetahuan dan wawasan mengenai perusahaan dan
industri manufaktur otomotif.
2. Tujuan Praktik Kerja Lapangan
Adapun tujuan dari pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Lapangan
adalah sebagai berikut:
a. Menerapkan ilmu pengetahuan yang telah di pelajari selama mengikuti
perkuliahan untuk dapat diterapkan pada bidang kerja General
Accounting & Asset Management di PT Toyota Astra Motor.
b. Mengetahui bagaimana proses kegiatan pencatatan dalam bidang
akuntansi umum dan pengelolaan aset dari PT Toyota Astra Motor.
c. Mengetahui bagaimana proses pencatatan nomor aset dan pengelolaan
aset perusahaan.
d. Mempelajari bagaimana memastikan setiap transaksi yang dilakukan
oleh perusahaan tercatat dan diproses dengan benar.
e. Mengetahui dan mempelajari perangkat-perangkat
yang dapat
memudahkan kegiatan pekerjaan di divisi Akuntansi dan Keuangan
yang tidak diajarkan ketika menjalani perkuliahan.
C. Kegunaan Praktik Kerja Lapangan
Adapun kegunaan dari pelaksanaan program Praktik Kerja Lapangan adalah
sebagai berikut:
5
1. Bagi Praktikan
a. Menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajari
selama mengikuti perkuliah di Program Studi S1 Manajemen, Fakultas
Ekonomi, Universitas Negeri Jakarta.
b. Mempersiapkan diri praktikan baik secara ilmu, fisik, dan mental
untuk dapat turun ke dunia kerja yang sesungguhnya saat kelak telah
menyelesaikan perkuliahan.
c. Mengembangkan potensi diri atas kemampuan dan keterampilan yang
akan sangat berguna di dalam dunia kerja seperti kemampuan
komunikasi, kemampuan memecahkan masalah, berpikir kritis, dan
rasa tanggung jawab.
d. Memenuhi salah satu syarat kelulusan bagi mahasiswa Program Studi
S1 Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Jakarta.
e. Mengetahui bagaimana pelaksanaan pengelolaan keuangan dan aset
suatu perusahaan.
f. Mengetahui bagaimana penerapan budaya dan etos kerja pada suatu
perusahaan.
2. Bagi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta
a. Menciptakan lulusan-lulusan yang dapat bersaing dalam dunia kerja
profesional sesuai dengan perkembangan kebutuhan industri terhadap
tenaga kerja.
6
b. Menjalin hubungan kerja sama yang baik antara lembaga perguruan
tinggi dengan perusahaan atau instansi terkait.
c. Membangun citra yang baik bagi Fakultas Ekonomi, Universitas
Negeri Jakarta sebagai lembaga yang dapat menghasilkan calon
lulusan yang berkualitas.
d. Mendapatkan umpan balik dari hasil pelaksanaan program Praktik
Kerja Lapangan untuk dapat dijadikan bahan evaluasi dalam
menyempurnakan kurikulum dan metode pengajaran yang sesuai
dengan kebutuhan industri atau perusahaan terkait.
3. Bagi PT Toyota Astra Motor
a. Mengisi kebutuhan akan kekurangan sumber daya manusia dalam hal
ini bagian praktikan di tempatkan yaitu bagian Akuntansi Umum dan
Manajemen Aset.
b. Meningkatkan produktivitas dari kegiatan operasional perusahaan
dengan hadirnya dukungan sumber daya manusia tambahan.
c. Membangun citra yang baik bagi perusahaan sebagai perusahaan yang
peduli terhadap pengembangan sumber daya manusia dalam
menciptakan tenaga kerja yang berkualitas dan dapat memenuhi
kebutuhan industri.
d. Menjalin hubungan yang baik antara PT. Toyota Astra Motor dengan
Universitas Negeri Jakarta.
7
D. Tempat Praktik Kerja Lapangan
Dalam melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapangan, praktikan melakukan
kegiatan PKL pada PT. Toyota Astra Motor yang bergerak di industri manufaktur dan
penjual kendaraan roda empat baik untuk pasar domestik maupun internasional.
Berikut info mengenai perusahaan tempat praktikan melaksanakan kegiatan PKL:
Nama Perusahaan
: PT Toyota Astra Motor
Alamat
: Jl. Yos Sudarso, Sunter II, Jakarta 14330
Telepon
: (021) 6515551
Fax
: (021) 6515360
Website
: https://toyota.astra.co.id
E. Jadwal Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan
Dalam melaksanakan kegiatan PKL, praktikan melakukan beberapa tahapan kegiatan
yang terdiri dari tahapan persiapan, pelaksanaan, dan pelaporan. Rangkaian dari
tahapan tersebut antara lain:
1. Tahap Persiapan
praktikan menyiapkan berkas-berkas yang diperlukan untuk dapat
melakukan PKL, diantaranya adalah surat pengajuan permohonan untuk
melakukan PKL dari universitas. Praktikan mendatangi loket bagian
kemahasiswaan gedung R, Fakultas Ekonomi untuk mengajukan formulir
pembuatan surat permohonan PKL untuk selanjutnya melakukan pengisian
8
formulir di website bakh.unj.ac.id. Setelah surat pengajuan untuk melakukan
PKL dari universitas telah dikeluarkan oleh BAAK, praktikan melakukan
wawancara dengan bagian HRD dari PT Toyota Astra Motor terkait rencana
PKL yang ingin dilakukan. Langkah selanjutnya setelah wawancara dengan
bagian HRD adalah wawancara dengan user atau kepala bagian dimana
praktikan akan ditempatkan untuk membahas tentang bagaimana pelaksanaan
PKL dan kapan praktikan akan memulai kegiatan PKL, praktikan memulai
kegiatan PKL pada tanggal 08 Juli 2019.
2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini, praktikan melaksanakan kegiatan PKL di PT Toyota
Astra Motor pada bagian Akuntansi Umum dan Manajemen Aset selama
kurang lebih 12 (dua belas) minggu atau selama 66 (enam puluh enam) hari
kerja. Ketentuan tentang pakaian yang digunakan oleh praktikan selama
melakukan PKL adalah pakaian yang sopan dan formal. Untuk jadwal kerja
dilaksanakan pada hari senin sampai dengan jumat dengan ketentuan jam
kerja dari pukul 08.00 – 16.45 pada hari senin sampai dengan kamis dan
pukul 08.00 – 17.00 pada hari jumat.
3. Tahap Pelaporan
Pada tahap ini, praktikan diwajibkan untuk menyusun laporan kegiatan
Praktik Kerja Lapangan yang dijadikan sebagai salah satu bukti yang
menunjukkan bahwa praktikan telah melaksanakan kegiatan Praktik Kerja
Lapangan dan juga merupakan sebagai salah satu syarat kelulusan. Laporan
9
ini berisi pengalaman praktikan selama melakukan kegiatan PKL di PT
Toyota Astra Motor. Data yang diperoleh praktikan didapat langsung dari PT
Toyota Astra Motor pada divisi keuangan dan akuntansi umum. Untuk
pengerjaan laporan PKL ini dilakukan dari bulan September 2019 sampai
dengan Desember 2019 dibawah bimbingan Bapak Suherman.
10
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Umum Perusahaan
1. Riwayat Perusahaan
Toyota sebagai salah satu produsen mobil terbesar di dunia yang telah
bediri sejak tahun 1933, pertama kali memasuki pasar Indonesia pada tahun
1971 yang ditandai dengan berdirinya PT. Toyota Astra Motor pada tanggal
12 April 1971 dengan porsi kepemilikan saham sebesar 49 persen dimiliki
oleh Toyota Motor Corporation dan 51 persen oleh Astra Internasional.
Saat itu PT. Toyota Astra Motor berlaku sebagai importir dan
distributor kendaraan merek Toyota, serta turut mengembangkan jaringan
penjualan di Indonesia. Pada tahun 1973, dikarenakan semakin tingginya
produksi dan keinginan untuk dapat menghasilkan produk yang berkualitas
sesuai dengan standar dan keinginan pasar, lalu berdiri PT. Multi-Astra pada
tanggal 21 Agustus 1973 yang berlaku sebagai pabrik perakitan untuk
kendaraan Toyota yang dipasarkan di Indonesia, dengan porsi kepemilikan
sebesar 50 persen oleh Astra International dan 50 persen oleh Multivest.
Pada tahun 1976, dengan keadaan dunia industri yang terus
berkembang,
Menteri Perindustrian mengeluarkan SK yang menyatakan
bahwa setiap industri kendaraan bermotor dalam melakukan kegiatan
11
produksi dari produknya harus menggunakan komponen buatan dalam negeri,
dengan munculnya peraturan tersebut ditanggapi oleh Toyota dengan
mendirikan PT. Toyota Mobilindo dengan porsi kepemilikan sebesar 57,3
persen oleh Toyota Motor Corporation dan 43, persen oleh astra yang
berperan dalam membuat komponen bodi untuk kendaraan niaga.
Pada tahun 1982, pemerintah Indonesia mengeluarkan program berupa
Deletion Program atau Program Penanggalan yaitu program yang mewajibkan
industri kendaraan bermotor untuk melokalkan pembuatan komponen mobil
yang diimpor dalam bentuk Completely Knock Down (CKD) yaitu dengan
merakit kembali komponen yang diimpor dengan campuran kandungan
komponen lokal. Dengan hadirnya program tersebut, lalu muncul pendirian
dari PT. Toyota-Engine Ind dengan komposisi kepemilikan sebesar 51 persen
oleh Toyota Motor Corporation 49 persen oleh Astra Internasioanal yang
berperan sebagai pabrik perakitan mesin.
Pada tahun 1989, dalam rangka mencapai optimalisasi kinerja,
efisiensi, dan penggabungan rantai komando, terjadinya penggabungan dari
empat perusahaan yang dimiliki Toyota di Indonesia yaitu Toyota Astra
Motor, Multi Astra, Toyota Mobilindo, dan Toyota Engine menjadi berada
dibawah satu naungan PT. Toyota Astra Motor sehingga peran manufaktur
dan pendistribusian berada disatu kesatuan perusahaan.
Dalam menanggapi perkembangan pasar global, pada tahun 2003
terjadi re-organisasi pada Toyota Indonesia dimana PT. Toyota Astra Motor
12
berganti nama menjadi PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia dimana
menjadi perusahaan yang memfokuskan pada kegiatan produksi dan ekspor
kendaraan merek Toyota, lalu didirikan PT. Toyota Astra Motor yang baru
dimana menjadi perusahaan yang memfokuskan pada distribusi dan impor
kendaraan merek Toyota di Indonesia.
2. Visi dan Misi PT. Toyota Astra Motor
a. Visi
To maintain the position of no. 1 distributor in Indonesia with
significant market leadership and best-in-town dealership as well as to
reach the best business process and the best people among all Toyota
distributors in the world.
b.
Misi
To contribute to the nation by providing suitable mobility which
excites and delights as well as a sense of sustainable business with
commitment to continuous improvement, respect for people, and good
corporate governance.
3. Nilai-nilai pada PT. Toyota Astra Motor
Nilai-nilai adalah seperangkat prinsip yang disepakati bersama yang
setelah disepakati harus dilaksanakan bersama-sama dalam rangka mencapai
tujuan organisasi. Prinsip-prinsip tersebut menjadi sebuah pedoman bagi
orang-orang yang berada didalam organisasi untuk menerapkan perilaku dan
13
etika yang sesuai dengan standar moral yang berlaku serta bekerja sesuai
dengan tujuan organisasi.
PT. Toyota Astra Motor menganut dua prinsip utama dalam
menerapkan budaya organisasinya yaitu Continuous Improvement dan
Respect for People, dimana kedua nilai utama tersebut merupakan penerapan
dari pinsip utama nilai Toyota secara global yang dinamakan Toyota Way.
Toyota Way merupakan sebuah pedoman bagi setiap orang yang berada
didalam Toyota secara global untuk dapat berkinerja dan berperilaku yang
sesuai dengan harapan setiap pemangku kepentingan. terdapat beberapa
komponen yang harus dilaksanakan dan dilestarikan oleh setiap orang yang
menjadi bagian dari perusahaan, antara lain adalah sebagai berikut:
a. Continuous Improvement
1) Challenge: Dalam rangka mencapai tujuan jangka panjang,
menghadapi
setiap
tantangan
dengan
keberanian
dan
kreativitas untuk mewujudkan impian dari organisasi.
2) Kaizen: Meningkatkan operasi bisnis secara terus menerus
dengan selalu mendorong kepada inovasi dan evolusi.
3) Genchi Genbutsu: Menelusuri sampai ke sumber masalah
untuk menemukan fakta-fakta yang ada dalam rangka
memutuskan keputusan yang tepat, membangun konsensus,
dan mencapai tujuan dalam kecepatan terbaik.
14
b. Respect For People
1) Respect: Menghormati orang lain, berusaha melakukan segala
upaya untuk dapat saling memahami satu sama lain,
bertanggung jawab dan melakukan yang terbaik untuk
membangun rasa saling percaya.
2) Teamwork: Mendorong pertumbuhan pribadi dan profesional,
saling berbagi kesempatan untuk mengembangkan dan
memaksimalkan kinerja individu dan tim.
B. Logo Perusahaan
Logo PT. Toyota Astra Motor diadaptasi dari logo kedua Toyota Motor
Corporation yang digunakan dari tahun 1936 sampai 1989. Logo Toyota Motor
Corporation tersebut merupakan logo yang dibuat setelah Toyota memutuskan untuk
memproduksi mobil setelah sebelumnya hanya memproduksi mesin tenun dan masih
menggunakan nama dari penemunya yaitu Sakichi Toyoda.
Gambar II.1 Logo PT. Toyota Astra Motor
Sumber: Database Perusahaan
15
Gambar II.2 Logo Toyota Motor Corporation
Sumber: www.global.toyota.com
Pergantian logo tersebut merubah sebutan dari Toyoda menjadi Toyota yang
menandakan keseriusan Toyota Motor Corporation dalam persaingan usaha global.
Penulisan logo Toyota Motor Corporation digunakan dengan salah satu metode
penulisan dalam huruf Jepang yaitu Katakana, dalam penulisan Toyota terdapat
delapan langkah dalamt penulisan garis-garisnya yang disebut jikaku yang menurut
budaya Jepang melambangkan keberuntungan dan kemakmuran.
C. Struktur Organisasi
Struktur organisasi pada bagian Finance & Administration Division dari PT
Toyota Astra Motor dikepalai oleh seorang division head yang membawahi setiap
departemen yang didalamnya terdapat unit-unit kerja yang terdiri dari beberapa
section sesuai dengan fungsi-fungsi dari tiap departemen.
16
Gambar II.3 Struktur Organisasi Finance & Accounting Division
Sumber: Data Diolah Oleh Praktikan
Berikut gambaran tugas dan peran dari tiap departemen yang terdapat pada
bagian Finance & Accounting Division:
1. Accounting Department: Bertugas dalam mengelola sistem akuntansi yang
meliputi penyusunan laporan keuangan yang menyangkut laba, kas, dan
persediaan, mengelola administrasi dan laporan perpajakan, melakukan
pencatatan atas setiap perubahan aset perusahaan, serta memastikan setiap
pembukuan laporan keuangan perusahaan terlaksana dan tersampaikan kepada
manajemen perusahaan dengan baik.
2. Financial Planning & Control Department: Memiliki peranan dalam
mengelola anggaran operasional perusahaan, mengevaluasi kinerja keuangan
17
perusahaan dalam statistik informasi keuangan, bertanggung jawab dalam
perencanaan dan kebijakan bidang keuangan, pelaksanaan sistem akuntansi,
dan pelaporan kepada jajaran manajemen perusahaan.
3. Finance Department: Departemen yang memiliki tugas dan peran dalam
mengelola proses penerimaan dan pengeluaran dana perusahaan seperti
mencatat dan mengarsip seluruh transaksi penjualan dengan benar, melakukan
sistem penagihan yang efektif dan efisien, mengelola laporan piutang dan
tanda terima tagihan, mengelola transaksi-transaksi yang berkaitan dengan
kewajiban perusahaan yang berhubungan dengan penjualan, pemasaran,
persediaan, vendor, memastikan segala transaksi pembelian perusahaan
tercatat dengan baik, serta memastikan setiap laporan pembelian secara
periodik dapat dipertanggungjawabkan.
4. Import Department: Departemen yang bertanggungjawab dalam melakukan
impor atas produk yang tidak diproduksi di dalam negeri, menyiapkan segala
dokumen yang diperlukan dalam kegiatan impor, mengawasi aktivitas
pelaksanaan pengiriman barang, serta menciptakan sistem pengiriman barang
yang efektif dan efisien
D. Kegiatan Umum Perusahaan
PT. Toyota Astra Motor merupakan perusahaan yang berperan sebagai Agen
Tunggal Pemegang Merek (ATPM) dari kendaraan merek Toyota di Indonesia. PT.
Toyota Astra Motor memiliki peran untuk mendistribusikan dan memasarkan
18
kendaraan Toyota di Indonesia melalui berbagai jaringan penjualan yang dimiliki
oleh perusahaan.
Dalam rangka mendistribusikan dan memasarkan kendaraan merek Toyota di
Indonesia, PT. Toyota Astra Motor memiliki total jarigan penjualan sebanyak 292
outlet penjualan berupa sales outlet dan workshop yang tersebar diseluruh wilayah
Indonesia yang dianungi oleh 5 dealer utama yang mengatur penjualan kendaraan
Toyota di setiap penjuru Indonesia, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Auto 2000: merupakan jaringan penjualan kendaraan Toyota terbesar di
Indonesia dengan total outler sebanyak 124 outlet dan kedepannya akan terus
meningkat seiring dengan pertumbuhan bisnis dan dalam rangka memenuhi
kebutuhan seluruh pelanggan dan calon pembeli dari kendaraan Toyota di
Indonesia. Cakupan wilayah dari outlet Auto 2000 diantara lain adalah: Aceh,
Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Lampung, seluruh
wilayah Jawa kecuali Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta,
Kalimantan, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
2. Agung Toyota: ditunjuk menjadi jaringan penjualan kendaraan Toyota oleh
PT. Toyota Astra Motor sejak tahun 1972, lalu pada tahun 1992 mendirikan
Agung Automall untuk sepenuhnya mengelola kegiatan penjualan kendaraan
Toyota di wilayah Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Bengkulu, dan Bali.
3. Nasmoco: Merupakan jaringan penjualan kendaraan Toyota yang ditunjuk
oleh PT. Toyota Astra Motor sejak tahun 1972 sebagai dealer utama PT.
19
Toyota Astra Motor untuk wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa
Yogyakarta.
4. Kalla Toyota: PT. Hadji Kalla telah memiliki outlet sebanyak 21 Cabang yang
tersebar diseluruh area Sulsel, Sultra, Sulteng, dan Sulbar. Pada tahun 2009,
PT. Hadji Kalla membangun outlet di daerah Kolaka, Sultra, yang merupakan
Small Outlet pertama di Toyota dan Pre Delivery Centre (PDC) Makassar
yang merupakan PDC terbesar diseluruh Main Dealer Toyota
5. Hasjrat Abadi: Merupakan perusahaan yang menjadi rekanan dari PT Toyota
Astra Motor dalam melakukan penjualan kendaraan Toyota diwilayah
Sulawesi Utara, Maluku, Ambon, Papua Barat, Papua Tengah, dan Papua.
Hasjrat Abadi melayanin penjualan kendaraan Toyota dengan fasilitas
penjualan dan layanan purna jual dengan teknologi dan keterampilan yang
sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh PT Toyota Astra Motor.
Gambar II.4 Jaringan Penjualan PT. Toyota Astra Motor
Sumber: Database Perusahaan
20
Sebagai Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) kendaraan roda empat
nomor satu di Indonesia, PT. Toyota Astra Motor sejak berdirinya di tahun 1971 telah
menghadirkan berbagai macam tipe produk kendaraan yang dapat memenuhi
kebutuhan dan selera masyarakat Indonesia. Dimana Toyota menghadirkan berbagai
varian kendaraan yang sesuai dengan topografi wilayah Indonesia, kemampuan
mengakomodir kebutuhan mobilitas dari wilayah pedesaan hingga perkotaan,
kenikmatan dalam berkendara yang menjadikan berkendara dari satu tempat ke
tempat lain bukan hanya suatu kegiatan berpindah tempat namun dapat merasakan
sensasi berkendara yang seutuhnya, serta menghadirkan kendaraan yang tidak
diragukan durabilitasnya sehingaa dapat diandalkan kapan saja ketika dibutuhkan
serta perawatan yang praktis dan terjangkau.
PT. Toyota Astra Motor memasarkan produk kendaraan Toyota di Indonesia
sesuai dengan kebutuhan dan selera masyarakat Indonesia dalam berbagai lini produk
sesuai dengan segmen pasar yang dituju, diantaranya terbagi dalam segmen Multi
Purpose Vehicle (MPV), Sedan & Sport, Hatchback, Sport Utility Vehicle (SUV),
dan Commercial. Berikut adalah varian-varian mobil Toyota yang dipasarkan oleh
PT. Toyota Astra Motor di Indonesia:
1. Multi Purpose Vehicle (MPV)
Merupakan segmen mobil yang dapat memenuhi kebutuhaan berbagai
lapisan masyarakat, dengan kemampuan akomodasi baik untuk membawa
21
penumpang dan barang yang cukup mumpuni, serta kemapuan melintasi
sebagian besar kontur jalan di Indonesia.
Toyota menghadirkan berbagai macam kendaraan MPV sesuai dengan
kebutuhan dan segmen pasar, yakni dari varian Low Cost Green Car (LCGC)
yaitu kendaraan yang memiliki tingkat emisi yang rendah dan biaya
perawatan yang rendah berupa Calya, lalu varian MPV untuk konsumen yang
menginginkan kendaraan yang fleksibel dan dapat mudah digunakan disegala
situasi perkotaan namun masih memiliki kemampuan akomodasi kabin yang
mumpuni yaitu Avanza dan Sienta, kemudian Toyota juga menawarkan MPV
yang dapat memenuhi kebutuhan akomodasi kabin dan penumpang yang lebih
besar serta memenuhi keinginan konsumen yang mengingkan performa yang
lebih besar dari Avanza dan Sienta yaitu Kijang Innova dengan dua varian
mesin yaitu mesin bensin 2.000 CC dan mesin diesel 2.500 CC.
Toyota juga menawarkan varian MPV untuk konsumen yang
menginginkan sebuah kendaraan MPV yang lebih eksklusif dengan berbagai
fitur dan kenyamanan berkendara yang mengaplikasikan teknologi terbaru dan
mutakhir dalam perkembangan industri otomotif, yaitu Nav1 yang kini
dilanjutkan oleh penerusnya Voxy dengan dimensi yang tidak jauh berbeda
dari MPV dibawahnya namun dengan kecanggihan teknologi dan kemampuan
akomodasi interior yang lapang dengan konfigurasi 7 penumpang.
Jika Nav1 atau Voxy dirasa masih dirasa kurang mengakomodir
keinginan akan sebuah MPV yang eksklusif, Toyota menghadirkan varian
22
MPV yang paling tinggi dijajaran produknya yakni Alphard dan Vellfire,
yaitu kendaraan yang memiliki kecanggihan dan kenyamanan berkendara
sekelas sedan eksklusif kelas atas namun dengan kemampuan akomodasi baik
barang dan penumpang yang sangat mumpuni.
Gambar II.5 Lini Produk Multi Purpose Vehicle (MPV)
Sumber: Database Perusahaan
2. Sedan & Sport
Merupakan segmen mobil yang memiliki kemampuan dalam
menghadirkan kenyamanan berkendara
di dalam perkotaan dan mampu
dipacu dalam kecepatan yang cukup tinggi. Toyota menghadirkan varian
sedan mulai dari kelas yang paling kecil yaitu Vios, yang dapat menghadirkan
tingkat kenyamanan ala sedan namun masih memiliki dimensi yang relatif
kecil sehingga mudah digunakan diberbagai situasi perkotaan dengan kubikasi
mesin 1.500 CC.
Sementara Toyota juga menghadirkan varian sedan untuk yang
membutuhkan akomodasi kabin yang lebih lapang serta tenaga yang lebih
23
mumpuni dari Vios yaitu Corolla Altis dengan mesin 1.800 CC dan berbagai
fitur tambahan yang tidak disematkan di Vios.
Toyota juga menawarkan varian sedan eksklusif untuk yang
menginginkan kenikmatan berkendara dan kenyamanan berkendara dari
sebuah sedan dengan teknologi dan fitur yang terkini, yaitu Camry dengan
kubikasi mesin 2.500 CC dan juga tersedia varian hybrid dimana sebagian
tenaga mesin dihasilkan dari motor listrik yang akan menghasilkan konsumsi
bahan bakar yang irit dan ramah lingkungan.
Bagi yang ingin merasakan sensasi berkendara dalam sebuah mobil
yang memiliki tenaga besar, desain yang sporty, dan tidak mementingkan
kemampuan akomodasi penumpang dan barang, Toyota menghadirkan
produknya di Indonesia yaitu 86 yang merupakan mobil sport coupe dengan
konfigurasi dua pintu dengan kubikasi mesin 2.000 CC dengan konfigurasi
mesin empat silinder boxer.
Gambar II.6 Lini produk Sport & Sedan
Sumber: Database Perusahaan
24
3. Hatchback
Merupakan varian kendaraan turunan dari sedan namun dengan bagian
bagasi yang dibuat terintegrasi dengan kabin sehingga berbentuk seperti
MPV, namun dengan rasa berkendara yang tidak jauh berbeda dengan sedan
serta dimensi kendaraan yang relatif kecil.
Toyota dalam segmen kendaraan hatchbacknya memiliki varian Yaris
yang memiliki basis konstruksi sama dengan vios yaitu memiliki kubikasi
mesin sebesar 1.600 CC dengan konfigurasi mesin empat silinder. Varian lain
dari hatchback Toyota adalah Agya, yaitu kendaraan yang juga memiliki satu
basis konstruksi yang sama dengan Calya yang merupakan kendaraan yang
berkonsep Low Cost Green Car (LCGC) dengan pilihan mesin 1.000 CC
dengan konfigurasi mesin tiga silinder dan 1.300 CC dengan konfigurasi
mesin empat silinder.
Gambar II.7 Lini Produk Hatchback
Sumber: Database Perusahaan
25
4. Sport Utility Vehicle (SUV)
Segmen kendaraan yang pada umumnya memiliki tenaga besar dan
dapat melintasi berbagai kontur jalan dikarenakan didukung oleh konstruksi
kaki-kaki yang kuat dan desain bodi yang mendukung untuk melintasi
berbagai medan jalan. Toyota menghadirkan berbagai varian SUV mulai dari
segmen low-SUV yaitu Rush yang memiliki satu basis konstruksi dengan
MPV Avanza namun memiliki kemampuan melintasi medan diluar perkotaan
yang lebih baik dari kendaraan kelas MPV.
Dalam varian SUV kelas menengah, Toyota menghadirkan Fortuner
yang dapat mengakomodir berbagai kebutuhan konsumen akan SUV. Dimulai
dari tersedianya varian dengan mesin bensin 2.700 CC dan mesin diesel 2.400
CC, serta terdapat varian penggerak dua roda dan penggerak empat roda untuk
konsumen yang ingin menempuh medan jalan off-road.
Untuk konsumen yang menginginkan mobil SUV yang dapat tangguh
melibas segala medan jalan namun juga ingin merasakan sensasi berkendara
ala sedan kelas atas, Toyota menghadirkan Land Cruiser sebagai SUV
premium yang dari kemunculannya di dunia sejak tahun 1960 telah terkenal di
dunia menjadi kendaraan yang dapat menghadirkan kenyamanan berkendara
ala sedan sekaligus ketangguhan dalam melahap berbagai medan jalan. Land
Cruiser memiliki kubikasi mesin sebesar 4.500 CC dengan konfigurasi mesin
V8 diesel dan dilengkapi dengan penggerak empat roda yang memiliki
kecanggihan dalam menyesuaikan dengan berbagai kontur jalan yang dilalui.
26
Gambar II.8 Lini Produk Sport Utility Vehicle (SUV)
Sumber: Database Perusahaan
5. Commercial
Selain mengakomodir kebutuhan akan kendaraan penumpang untuk
kegiatan sehari-hari, Toyota di Indonesia juga menghadirkan lini kendaraan
yang diperuntukan untuk berbagai macam aktivitas pekerjaan dan niaga. Dari
mulai Hilux double cabin, yaitu kendaraan yang masih memiliki basis yang
sama dengan fortuner namun dilengkapi dengan bak belakang yang dapat
mengakomodir kebutuhan mengangkut barang yang lebih banyak di medan
jalan yang rusak, Hilux juga terdapat dalam versi single cabin untuk yang
membutuhkan kemampuan mengangkut barang yang lebih besar di bak
belakangnya serta memiliki varian penggerak dua roda dan empat roda
dimana untuk Hilux double cabin semua variannya dilengkapi penggerak
empat roda.
Sementara untuk varian minibus yang digunakan untuk mengangkut
orang banyak, Toyota mengeluarkan Hiace untuk pasar Indonesia yang dapat
27
mengangkut sebanyak 12 penumpang yang ditenagai dengan mesin 2.800 CC
empat silinder turbo diesel. Untuk varian truk Toyota mempunyai Dyna yang
ditenagai dengan mesin 4.000 CC turbo diesel yang dapat dikonversikan
kedalam berbagai bentuk truk yang dapat disesuaikan dengan berbagai
kebutuhan niaga yang dibutuhkan oleh konsumen seperti truk box, flat deck,
dump truk, tank, mixer, dan berbagai konfigurasi lainnya.
Gambar II.9 Lini Produk Commercial
Sumber: Database Perusahaan
Selain melakukan penjualan atas produk-produk yang telah dijabarkan
diatas, PT Toyota Astra Motor juga bertindak sebagai Agen Tunggal
Pemegang Merk (ATPM) untuk merk kendaraan Lexus di Indonesia, dimana
Lexus merupakan sebuah merek mobil premium yang diciptakan oleh Toyota
Motor Corporation untuk bersaing dengan merek-merek mobil premium yang
lainnya dengan tidak membawa nama Toyota namun kendaraan yang
diproduksi sebagian besar memiliki basis yang sama dengan beberapa varian
Toyota dengan diberikan sentuhan teknologi dan kemewahan nomor satu
28
dengan tetap mengedepankan durabilitas kendaraan yang mumpuni yang
selalu dihadirkan di setiap varian kendaraan Toyota, berikut varian-varian
kendaraan Lexus yang dihadirkan di Indonesia:
Gambar II.10 Lini Produk Lexus Indonesia
Sumber: Database Perusahaan
29
BAB III
PELAKSANAAN PKL
A. Bidang Pekerjaan
Dalam menjalankan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PT Toyota
Astra Motor, praktikan ditempatkan pada departemen Akuntansi Umum yang berada
di bawah naungan divisi Akuntansi dan Keuangan. Tugas yang diamanatkan kepada
praktikan di departemen Akuntansi adalah sebagai berikut:
1. Melakukan registrasi untuk nomor aset berdasarkan pengajuan Asset Master
Form dari tiap-tiap divisi yang ada di perusahaan.
2. Melakukan rekonsiliasi rekening bank milik perusahaan.
3. Melakukan filing atau pengarsipan atas tiap-tiap Asset Master Form yang
telah selesai diproses.
B. Pelaksanaan Kerja
Praktikan melaksanakan kegiatan PKL selama 66 hari yang dimulai dari
tanggal 08 Juli 2019 hingga 07 Oktober 2019. Kegiatan PKL dilakukan selama hari
senin s.d kamis yang dimulai dari pukul 08.00 – 16.45 dengan waktu istirahat pada
pukul 12.00 – 12.45 dan pada hari jumat dimulai dari pukul 08.00 – 17.00 dengan
waktu istirahat pada pukul 12.00 – 13.00.
30
Hari pertama praktikan melakukan kegiatan PKL dimulai dengan sebuah
kegiatan induksi yang dilakukan oleh bagian Human Resource and General Affair
(HRGA) yang merupakan kegiatan pengenalan tentang pengenalan gambaran umum
perusahaan berupa deskripsi umum perusahaan, capaian perusahaan, struktur
perusahaan, budaya kerja perusahaan, yang diakhiri dengan menandatangani kontrak
kegiatan internship.
Setelah melakukan kegiatan pengenalan dengan bagian sumber daya manusia,
praktikan diarahkan menuju ruangan kerja untuk melakukan perkenalan dengan stafstaf yang akan bekerja bersama dengan praktikan dan mendapatkan pengarahan dan
bimbingan atas apa yang akan menjadi tugas praktikan selama melakukan kegiatan
PKL. Berikut uraian atas tugas-tugas yang diberikan kepada praktikan selama
melakukan kegiatan PKL:
1. Melakukan registrasi untuk nomor aset berdasarkan pengajuan Asset Master
Form dari tiap-tiap divisi yang ada di perusahaan.
Untuk menunjang aktivitas operasional dan produktivitas perusahaan,
setiap bagian dari perusahaan membutuhkan berbagai perangkat dan alat
penunjang baik yang sifatnya fisik maupun non fisik, setiap harta yang
dimiliki perusahaan yang memiliki nilai ekonomis lebih dari 2,5 juta rupiah
dan umur ekonomis lebih dari satu tahun dapat dikategorikan menjadi aset
tetap perusahaan dan harus didaftarkan nomor asetnya.
31
Hal tersebut harus dilakukan karena selain untuk menentukan nilai
harta yang dimiliki perusahaan, terdapat perbedaan penentuan anggaran pada
sistem pengeluaran anggaran perusahaan dimana untuk pembelian aset tetap
dikategorikan kedalam investment expense sementara untuk pengeluaran
selain aset dikategorikan pada budget expense dikarenakan pengeluaran yang
memiliki nilai dibawah 2,5 juta Rupiah dan memiliki nilai ekonomis kurang
dari satu tahun termsuk kedalam pengeluaran operasional perusahaan. Berikut
tahapan-tahapan yang dilakukan dalam melakukan pengajuan atas aset baru
dan perpindahan aset:
A. Creation (Pengajuan Aset Baru)
Setiap divisi yang ingin melakukan pengadaan aset tetap baru untuk
menunjang kegiatan operasional diharuskan untuk melakukan pengajuan
pengadaan aset dengan mengisi Asset Master Form dimana tahapan pengisian
formulir tersebut adalah sebagai berikut:
1) Applicant atau pihak yang mengajukan aset mengisi kolom nama dan
divisi dari pihak yang ingin mengajukan aset baru.
2) Pihak pengaju mengisi deskripsi dari aset yang diajukan yang
dilampirkan dengan proposal pengadaan aset dan quotation atau
lembar penawaran dari pihak ketiga atau pihak yang melakukan
pengadaan atas pembelian aset yang berisikan rincian dari pengadaan
aset yang diajukan.
32
3) Pihak pengaju mengisi kode cost center pada form AMF dimana kode
tersebut merupakan kode yang terintegrasi pada software SAP yang
berguna untuk mengidentifikasi sumber dana yang berasal dari divisi
pengaju aset yang bersangkutan.
4) Pihak Pengaju aset selanjutnya menyertakan nomor EOA, yaitu
sebuah nomor yang muncul apabila permohonan anggaran untuk
pengadaan aset yang akan diajukan sudah disetujui dan terdaftar di
sistem anggaran perusahaan yang bernama Budget Management
System.
5) Setelah semua persyaratan dan ketentuan yang harus dipenuhi diisi
pada form AMF, form tersebut ditandatangani oleh PIC yang
bersangkutan dalam pengadaan aset tersebut dan ditandatangani oleh
division asset PIC dimana merupakan orang yang bertanggung jawab
dalam mengelola aset yang ada di setiap divisi di perusahaan.
6) Form AMF yang telah ditandatangani oleh PIC aset dan division asset
PIC kemudian diserahkan kepada Asset Controller untuk mendapat
persetujuan. Asset Controller merupakan pihak yang bertanggung
jawab dalam mengelola aset yang dimiliki perusahaan baik dalam
proses pengadaan, perpindahan hak guna aset dari satu bagian ke
bagian lain, serta dalam proses penghapusan atau penjualan aset ketika
aset sudah tidak lagi dibutuhkan atau tidak memiliki nilai guna.
33
7) AMF yang telah mendapat persetujuan dari Asset Controller
diserahkan kepada departemen accounting untuk selanjutnya di
registrasi nomor asetnya.
Gambar III.1 Lembar Asset Master Form (AMF)
Sumber: Data Diolah Oleh Praktikan
Pada saat AMF diserahkan kepada departemen accounting selanjutnya
diserahkan kepada praktikan untuk didaftarkan nomor asetnya, berikut
34
merupakan langkah-langkah yang praktikan lakukan dalam mendaftarkan
nomor aset:
1) Form AMF yang telah diterima oleh praktikan sebelum didaftarakan
nomor asetnya diperiksa kembali apakah ada persyaratan yang harus
diisi atau disertakan pada form AMF sudah terpenuhi atau belum.
Apabila ada bagian yang belum dipenuhi oleh pengaju aset yang
bersangkutan, praktikan bertugas untuk menghubungi pihak yang
terkait untuk memberitahu atau mengkonfirmasi kepada PIC aset yang
bersangkutan terkait kekurangan dari form AMF yang disertakan
ataupun terdapat kesalahan prosedur dalam pengajuan form AMF
melalui telepon atau e-mail.
2) Form AMF yang sudah lengkap dan terpenuhi persyaratannya,
selanjutnya di cap oleh praktikan sesuai tanggal pada saat praktikan
hendak memproses form AMF tersebut sebagai bukti bahwa form
AMF telah sampai dan akan di proses oleh departemen accounting.
3) Setelah form AMF menerima cap penerimaan oleh departemen
accounting, praktikan mendaftarkan form AMF pada sebuah file
Microsoft Excel yang berjudul list penomoran aset, yang didalamnya
berisi tanggal form AMF didaftarkan, jenis AMF yang didaftarkan,
tanggal form AMF diterima oleh departemen accounting, kode asset
class, deskripsi aset yang diajukan, PIC yang mengajukan aset, nomor
35
aset, dan nomor AMF. File excel list penomoran aset tersebut
merupakan database aset yang dimiliki departemen accounting yang
dapat berguna untuk memonitor aset-aset yang dimiliki perusahaan.
4) Selanjutnya praktikan mengisi tanggal AMF diproses, yaitu tanggal
dimana praktikan mendaftarkan form AMF pada file Ms. Excel list
penomoran aset. Dilanjut dengan mengisi kolom yang menentukan
apakah aset yang diajukan termasuk dalam Creation: yang artinya
pengadaan aset baru yang akan berkodekan C pada nomor AMF,
Transfer: yang artinya perpindahan aset dari satu divisi ke divisi lain
di perusahaan yang akan berkodekan T pada nomor AMF, dan Asset
Under Contruction (AUC) yang berkodekan A dimana merupakan
pengadaan aset yang sifatnya sementara atau jangka pendek terhadap
aset yang sudah ada, seperti pengerjaan perbaikan gedung,
peningkatan sistem informasi, dan sebagainya.
5) Setelah mengisi kategori dari form AMF, dilanjut dengan mengisi
tanggal penerimaan dari form AMF, yaitu tanggal yang tertera pada
cap yang dicap oleh praktikan setelah form AMF diterima dan
terpenuhi persayaratannya.
6) Selanjutnya praktikan menggolongkan jenis-jenis aset yang diajukan
kedalam beberapa asset class yang berguna untuk memetakan asetaset sesuai dengan jenis aset dan nilai depresiasinya, diantaranya asset
class adalah sebagai berikut: 201 dan 202 untuk aset berupa bangunan,
36
205 untuk barang-barang kantor bukan elektronik, 206 untuk barangbarang kantor yang berjenis elektronik, 402 untuk aset berbentuk
projek Asset Under Construction (AUC), 602 untuk aset yang bersifat
tidak berwujud. Penggolongan kelas aset selengkapnya terdapat pada
Lampiran 6.
7) Setelah mengisi kolom kategori Asset Class, praktikan mengisi kolom
deskripsi aset yaitu deskripsi dari aset yang diajukan sesuai dengan
proposal atau quotation dari pengadan aset yang disertakan pada form
AMF, dilanjut dengan mengisi kolom nama dan divisi dari PIC aset
yang bersangkutan dalam pengadaan asset tersebut.
8) Setelah kolom nama dan divisi dari PIC aset yang bersangkutan,
terdapat quantity atau jumlah dari aset yang diajukan. Quantity selalu
di isi oleh angka 1 dikarenakan setiap satu baris dari pendafataran aset
pada file Ms. Excel hanya berlaku untuk satu unit aset.
9) Disebelah kolom quantity terdapat nomor AMF yang telah terisi
secara otomatis oleh rumus Ms. Excel dari pengisian kolom jenis AMF
yang berkode C, T, dan A dan setelahnya terdapat kode sesuai dengan
tanggal AMF diproses dan tiga digit kode terakhir pada nomor AMF
yaitu sesuai dengan urutan nomor-nomor AMF yang telah didaftarkan
sebelumnya.
10) Pada kolom nomor aset terlebih dahulu dikosongkan karena nomor
aset baru akan bisa diisi setelah diregistrasi pada software SAP, di
37
sebelah kolom nomor aset terdapat lokasi yaitu yang berisikan divisi
dimana aset tersebut diajukan atau aset tersebut akan digunakan, serta
lokasi aktual aset tersebut ditempatkan dikarenakan divisi-divisi yang
ada di PT Toyota Astra Motor memiliki lokasi yang berbeda-beda.
Tampilan registrasi nomor aset pada Microsoft Excel dapat dilihat
pada Lampiran 7.
11) AMF yang telah didaftarkan pada file excel list penomoran aset
selanjutnya di daftarkan pada software SAP untuk mendapatkan
nomor aset, untu melakukan proses registrasi nomor aset baru
menggunakan T-code AS01 pada halaman utama saat login aplikasi
SAP yang dapat dilihat pada lampiran 8. Pengisian pada halaman
pertama SAP tidak jauh berbeda dengan pendaftaran pada excel list
penomoran AMF dimana praktikan mengisi kolom deskripsi aset, PIC
aset dan divisi yang bersangkutan.
12) Pada halaman kedua mengisi kolom cost center, dilanjut dengan
location yaitu tempat dimana aset tersebut berada, tampilan pada
aplikasi SAP dapat dilihat pada Lampiran 9.
13) Pada halaman ketiga yang berisi tentang evaluation group diisi sesuai
dengan asset controller yang menandatangani AMF, dimana kategori
GOOD berlaku untuk semua jenis aset sementara CAPI berlaku untuk
aset berbentuk sistem informasi dan teknologi, tampilan pada aplikasi
SAP dapat dilihat pada Lampiran 10.
38
14) Pada halaman keempat dilewati dan tidak diisi oleh praktikan,
dilanjutkan dengan halaman kelima untuk mengisi jangka waktu
depresiasi dari aset yang diajukan, tampilan pada aplikasi SAP dapat
dilihat pada Lampiran 11.
15) Setelah kolom-kolom pada software SAP yang harus diisi terpenuhi,
menuju ke pilihan save lalu akan muncul nomor aset baru yang sudah
terdaftar di SAP, yang selanjutnya nomor aset tersebut disimpan di file
excel master data aset.
Gambar III.2 Tampilan Nomor Aset Yang Telah Teregistrasi di SAP
Sumber: Data Diolah Oleh Praktikan. (2019)
39
16) Setelah nomor aset disimpan di file master data aset, nomor aset baru
yang telah terdaftar dicantumkan pada lembar Asset Master Form
(AMF) dan ditandatangani oleh applicant selaku PIC Accountant
untuk
selanjutnya
diserahkan
kepada
Section
Head
General
Accounting untuk mendapat persetujuan apakah nomor aset yang
didaftarkan sudah sesuai dengan jenis aset atau proposal aset yang
diajukan.
17) Apabila AMF sudah ditandatangani oleh Section Head General
Accounting, nomor aset yang sudah terdaftar dapat dikirimkan kepada
Applicant melalui email dengan menyertakan screenshot dari detil
nomor aset yang didaftarkan pada software SAP. Email ditujukan
kepada pihak pengaju aset, asset controller, serta PIC aset pada divisi
yang bersangkutan, dan Section Head General Accounting.
B. Transfer Aset (Perpindahan Aset)
Transfer Aset dilakukan ketika suatu aset dari perusahaan ingin
dipindahkan hak gunanya dari satu divisi didalam perusahaan ke divisi lain.
Pada transfer aset, setiap aset yang akan dipindahkan sudah memiliki nomor
aset, sehingga tugas dari tim accounting hanya merubah keterangan yang ada
didalam nomor aset atas kepindahan aset yang bersangkutan.
Proses transfer aset tidak memiliki perbedaan yang signfikan dengan
creation atau pengajuan aset, hanya terdapat perbedaan pada form AMF
40
dimana pihak pengaju harus mengisi kolom Receiver atau pihak penerima aset
yang akan dipindahkan.
Perbedaan pencatatan pada file excel asset master data hanya terdapat
pada location, dimana pada location diisi dengan lokasi dan divisi dimana
tujuan aset yang akan dipindahkan. Setelah form AMF dicatat pada file excel
asset master data, praktikan merubah detil nomor aset yang diajukan untuk
dipindahkan pada software SAP. Pada aplikasi SAP perubahan detil nomor
aset menggunakan T-Code AS02, perubahan yang dilakukan terletak pada
nama dan divisi pengguna aset, cost center, serta location dari aset yang
bersangkutan.
Gambar III.3 Tampilan SAP Perubahan Nomor Aset
Sumber: Data Diolah Oleh Praktikan
41
Gambar III.4 Lembar AMF Transfer Aset
Sumber: Data Diolah Oleh Praktikan
2. Melakukan rekonsiliasi rekening bank milik perusahaan
Rekonsiliasi bank adalah sebuah proses untuk menyesuaikan arus kas
perusahaan yang terdapat pada rekening bank dengan pencatatan arus kas
yang dilakukan oleh perusahaan. Kegiatan ini diperlukan untuk memastikan
42
bahwa tidak ada arus kas yang terlewat oleh pencatatan yang dikarenakan
terjadinya kesalahan teknis pada bank ataupun terjadinya transaksi-transaksi
yang luput dari pencatatan kas perusahaan.
Tugas praktikan adalah melakukan rekonsiliasi dari rekening bank
perusahaan secara periodik dalam periode setiap satu hari kerja. Praktikan
melakukan rekonsiliasi rekening bank pada rekening bank perusahaan, yang
diantaranya adalah: Bank Permata, Sumitomo Mitsui Bank Corporation
(SMBC), MUFG Bank Of Tokyo (BOT), Mandiri, BCA, dan Mizuho.
Rekening koran yang setiap hari dirilis oleh bank, setiap harinya
diunduh dari situs resmi tiap bank. Rekening koran berupa file Ms. Excel yang
diunduh dari situs resmi tiap bank kemudian diolah kembali formatnya agar
sesuai dengan format pencatatan milik perusahaan, dimana setiap transaksi
yang tadinya tercatat sesuai dengan tanggal transaksinya diurutkan menjadi
dari transaksi keluar yang nominalnya paling besar menjadi transaksi masuk
yang nominalnya paling besar, hal ini dilakukan untuk mempermudah dalam
proses pencatatan nomor jurnal dari tiap-tiap transaksi yang terjadi kemudian.
Rekening koran yang sudah disesuaikan formatnya dengan format
pencatatan perusahaan, selanjutnya dipindahkan kedalam sebuah file Ms.
Excel yang berjudul Working Paper (WP) All Bank yang berisi pencatatan
rekening koran milik perusahaan, file ini terdiri dari beberapa sheet sesuai
dengan masing-masing rekening bank. Rekening koran yang sudah
dipindahkan kedalam file WP All Bank selanjutnya digolongkan jenis-
43
jenisnya
transaksinya
kedalam
beberapa
tipe
yang
berguna
untuk
memudahkan dalam mengidentifikasi transaksi-transaksi apa saja yang terjadi
pada rekening perusahaan dan untuk proses pencatatan selanjutnya.
Dalam menggolongkan tipe dari transaksi-transaksi yang ada pada
rekening Koran, secara umum untuk transaksi yang merupakan pengeluaran
uang dari rekening digolongkan kepada Account Payable (AP), sedangkan
untuk transaksi pemasukan uang kedalam rekening digolongkan kedalam
Account Receivable (AR). Serta biaya administrasi bank dikategorikan ke
dalam Bank Charge (CHG). Selain itu transaksi yang umum terjadi pada
rekening bank perusahaan adalah perpindahan kas perusahaan dari satu
rekening perusahaan ke rekening lainnya yang dimiliki perusahaan.
Dikarenakan setiap rekening bank memiliki tujuan untuk transaksi
yang berbeda, maka ada beberapa perbedaan yang terjadi pada penggolongan
transaksi yang terjadi pada setiap rekening bank, diantaranya adalah sebagai
berikut:
a. Permata 401
Pada rekening bank Permata 401 terdapat beberapa transaksi
yang digolongkan menjadi sebagai berikut:
−
SRUT/TAX/PIB: Pelunasan kewajiban perusahan terhadap negara
dalam bentuk pembayaran pajak, pengeluaran surat Pemberitahuan
44
Impor Barang (PIB), dan Sertifikasi Registrasi Uji Tipe (SRUT)
kendaraan bermotor.
−
Income
Division:
Pengembalian
kelebihan
penggunaan
dana
perusahaan atas tiap-tiap kegiatan operasional yang dilakukan tiap
bagian perusahaan.
−
HRD: Transaksi yang berhubungan dengan kegiatan yang dilakukan
oleh bagian Human Resource Department (HRD) seperti pembayaran
gaji, tunjangan karyawan, pembayaran pesangon, dan lainnya.
−
HP#1, TELP, PAM, PLN: Transaksi untuk pelunasan tagihan biaya
operasional kantor berupa telepon, air, dan listrik.
Rekonsiliasi pada rekening bank Permata 401 dapat dilihat
pada lampiran 12.
b. Permata 320
Pada rekening bank Permata 320 terdapat beberapa transaksi
yang digolongkan menjadi sebagai berikut:
− STAMP: Transaksi dalam pengeluaran biaya materai
− LOAN: pelunasan pinjaman karyawan ke perusahan
Rekonsiliasi pada rekening bank Permata 320 dapat dilihat
pada lampiran 13.
c. Sumitomo Mitsui Bank Corporation (SMBC)
45
Pada rekening bank SMBC terdapat beberapa transaksi yang
digolongkan menjadi sebagai berikut:
− TMMIN: Transaksi pembayaran ke PT. Toyota Motor Manufacturing
Indonesia atas pembelian mobil yang telah diproduksi.
− TD: kelebihan kas yang tidak dimanfaatkan (idle money) lali disimpan
dalam bentuk deposito.
− LAMP: Transaksi pembayaran kepada pihak-pihak vendor yang
bekerjasama dengan perusahaan dalam bentuk batching.
− MATURE: Transaksi pencairan dan pembayaran bunga dari idle
money perusahaan yang didepositokan.
Rekonsiliasi pada rekening bank SMBC IDR dapat dilihat pada
lampiran 14.
d. MUFG Bank Of Tokyo (BOT) IDR
Pada rekening BOT terdapat beberapa transaksi yang
digolongkan menjadi sebagai berikut:
− STAMP: Transaksi dalam pengeluaran biaya materai
− FOREX: Pembelian mata uang asing dalam rangka melakukan
transaksi dengan Toyota Motor Asia Pacific (TMAPS) dalam rangka
kegiatan impor dan keperluan perusahaan lainnya.
Rekonsiliasi pada rekening bank BOT IDR dapat dilihat pada
lampiran 15.
46
Setiap transaksi dalam rekening koran yang telah dipindahkan
kedalam pencatatan perusahaan, selanjutnya diberikan nomor jurnal yang
didapat dari software SAP. Setiap rekening bank mempunyai General Ledger
(GL) Account pada SAP yang merupakan sebuah kode untuk menandakan
nomor-nomor jurnal yang sesuai dengan setiap transaksi rekening bank.
Dalam memasukan nomor jurnal kedalam setiap transaksi yang ada
pada rekening Koran, praktikan menggunakan software SAP dengan
memasukan T-Code FBL3N lalu memasukan nomor GL Account dari setiap
rekening bank milik perusahaan. Setelah muncul lembar GL Account, data
dari SAP di unduh menjadi sebuah data excel, lalu data GL Account
dipindahkan kedalam sebuah file excel yang berisi GL Account setiap hari
transaksi berjalan dalam satu bulan periodik. Untuk tampilan SAP pada saat
penarikan GL account dan tampilan excel dari GL account yang sudah
diundut dapat dilihat pada lampiran 16 dan lampiran 17.
Dari data GL Account yang sudah di unduh dari software SAP,
praktikan menginput nomor jurnal yang ada pada file tersebut kedalam file
WP Rekening Koran sesuai dengan transaksi yang ada. Proses pemasukan
nomor jurnal dilakukan setiap hari seiring dengan munculnya transaksitransaksi yang muncul pada rekening koran perusahaan.
3. Melakukan filing atau pengarsipan Asset Master Form
Setiap lembar Asset Master Form (AMF) yang telah diregistrasi
nomor asetnya diarsipkan dalam tiga bagian, dimana lembar AMF terdiri dari
47
lembar asli yang akan dikembalkan kembali kepada pihak pengaju aset,
lembar kedua dengan kertas berwarna kuning kuning yang akan diarsipkan
oleh departemen accounting sebagai database bagi departemen accounting
disertai dengan salinan dari lembar asli AMF serta lampiran yang ada dan
disimpan
dalam
bantex
milik
departemen
accounting,
wujud
dari
pemberkasan lembar AMF warna kuning dapat dilihat pada lampiran 18.
Lembar ketiga yaitu lembar berwarna merah akan dikirimkan kepada
asset controller yang dilengkapi dengan salinan dari lampiran yang disertakan
pada AMF sebagai arsip milik asset controller. Lembar AMF yang dikirim
kembali ke pihak pengaju aset dan asset controller dibuatkan tanda terima
sebagai bukti jika pihak penerima arsip lembar AMF telah menerima lembar
AMF yang dikirimkan, tanda terima dari pengiriman AMF yang telah
diproses dapat dilihat pada lampiran 19.
C. Kendala yang Dihadapi
Dalam melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PT Toyota
Astra Motor, praktikan tentunya tidak terlepas dari mengalami beberapa kendala yang
terjadi saat melakukan pekerjaan. Adapun beberapa kendala yang praktikan alami
saat melakukan kegiatan PKL adalah sebagai berikut:
1. Dikarenakan jenis dari aset-aset yang didaftarkan nomor asetnya beragam
jenis dan tipenya, sehingga praktikan sering mengalami kendala dalam
menentukan Asset Class dari nomor aset yang didaftarkan pada saat
48
permulaan melakukan kegiatan PKL, sehingga pada saat permulaan
melakukan kegiatan PKL memerlukan sedikit waktu untuk praktikan
memahami tipe-tipe aset yang ada.
2. Pihak pengaju aset terkadang tidak mengisi lembar form AMF secara lengkap
serta tidak menyertakan syarat-syarat akan berkas yang dibutuhkan dalam
pengajuan
nomor
aset
secara
lengkap,
sehingga
praktikan
harus
mengonfirmasi ulang kepada pihak pengaju aset tentang aset yang diajukan
atau kelengkapan berkas yang belum terpenuhi. Dengan kegiatan konfirmasi
ulang ini membuat proses registrasi nomor aset menjadi lebih lama dari
seharusnya.
3. Kendala dalam teknis yaitu email yang digunakan oleh praktikan dalam
mengirimkan nomor aset yang sudah diregistrasi kepada pihak pengaju masih
menggunakan identitas nama dari karyawan magang sebelumnya, sehingga
terkadang terjadi miskomunikasi ketika berkomunikasi via email.
D. Cara Mengatasi Kendala
Untuk mengatasi kendala-kendala yang terjadi selama kegiatan pekerjaan, praktikan
melakukan langkah-langkah berikut untuk mengatasi kendala yang terjadi:
1. Dalam memahami kategori-kategori dari setiap jenis aset yang ada di
perusahaan, praktikan selalu memahami setiap detil dari aset-aset yang
didaftarkan pada saat pengajuan Asset Master Form (AMF) melalui proposal
dan detil dari pengajuan aset yang dilampirkan agar kedepannya ketika
49
menerima pengajuan aset yang serupa dapat dengan cepat memahami kategori
dari asetnya.
2. Jika ada form Asset Master Form (AMF) yang tidak terpenuhi dengan
lengkap, praktikan melakukan konfirmasi kepada pihak pengaju tentang
persyaratan yang belum terpenuhi dengan segera untuk mencegah proses
registrasi nomor aset yang menumpuk.
3. Rutin menginformasikan identitas praktikan ketika mengirim email aga tidak
terjadi miskomunikasi yang disebabkan alamat email praktikan yang masih
menggunakan
nama
karyawan
magang
sebelumnya.
50
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan kegiatan Praktik Kerja Lapangan pada PT Toyota Astra
Motor, praktikan telah mendapatkan berbagai macam pengetahuan dan pengalaman
yang sangat berguna bagi seorang mahasiswa dalam mempersiapkan diri untuk
memasuki dunia kerja jika kelak telah menyelesaikan perkuliahan. Selain itu,
praktikan juga mendapatkan pengetahuan selain akademik dalam dunia kerja seperti
bagaimana bersikap profesional, beradaptasi didalam suatu lingkungan, dan
bekerjasama dengan orang-orang yang memiliki latar belakang yang berbeda-beda.
Selama melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PT Toyota
Astra Motor pada bagian General Accounting, kesimpulan yang dapat diambil oleh
praktikan adalah sebagai berikut:
1. Praktikan mendapat pengetahuan baru dan pengalaman dalam bekerja didalam
suatu lingkungan kerja profesional, terutama dalam bidang pengelolaan aset
dari perusahaan serta pencatatan rekening bank perusahaan. Dalam suatu
organisasi setiap pekerjaan membutuhkan kerjasama yang baik dari setiap
orang yang terlibat, oleh karena itu dibutuhkan komunikasi yang baik antar
setiap bagian agar setiap pekerjan yang dilakukan dapat terselesaikan sesuai
dengan target yang dicapai.
51
2. Praktikan mendapatkan kesempatan untuk meningkatkan kemampuan
komunikasi dan kemampuan mengelola waktu dikarenakan pekerjaan yang
menuntut
keakuratan
informasi
serta
ketepatan
waktu
dalam
menyelesaikannya.
3. Praktikan
mendapatkan
pengetahuan
dan
pengalaman
baru
dalam
menggunakan perangkat-perangkat yang dapat berguna untuk memudahkan
pekerjaan seperti software SAP yang digunakan untuk meregistrasi nomor
aset dan menginput nomor jurnal dari transaksi-transaksi yang ada pada
rekening bank perusahaan.
B. Saran
Adapun saran yang dapat praktikan berikan setelah melakukan kegiatan
Praktik Kerja Lapangan (PKL) pada PT Toyota Astra Motor agar kedepannya
kegiatan PKL dapat terselenggara dengan lebih baik lagi adalah sebagai berikut:
a. Bagi Mahasiswa
1. Untuk mahasiswa yang hendak melakukan kegiatan Praktik Kerja
Lapangan (PKL), agar mempersiapkan diri baik dari segi akademik
maupun keterampilan sebelum melakukan kegiatan PKL agar kegiatan
PKL dapat berjalan lebih baik.
2. Mahasiswa memiliki pengetahuan akan gambaran umum perusahaan
tempat melakukan kegiatan PKL dan mengetahui bagaimana budaya
52
organisasi yang ada diperusahaan agar dapat mempersiapkan diri dan
beradaptasi dengan baik.
3. Memiliki kemampuan adaptasi yang baik dan dapat menyesuaikan
dengan lingkungan kerja yang berbeda dari lingkungan perkuliahan
dikampus.
b. Bagi Pihak Universitas
1. Memberikan pengetahuan dan persiapan bagi para mahasiswanya
terkait informasi tentang kegiatan PKL, sehingga mahasiswa tidak
direpotkan jika ada kesalahan pada pengurusan administrasi kegiatan
PKL yang dikarenakan karena kurangnya informasi dari pihak
universitas, sehingga mahasiswa dapat fokus pada kegiatan pekerjaan
diperusahaan tempat melakukan kegiatan PKL.
2. Menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan perusahaan tempat
mahasiswa melakukan kegiatan PKL agar kedepannya kegiatan PKL
dapat terlaksanan semakin baik dan dapat membuka peluang hubungan
kerjasama dalam bidang kegiatan lain
c. Bagi Pihak PT Toyota Astra Motor
1. Diharapkan dapat membangun hubungan baik dan melakukan
kerjasama dengan pihak Universitas Negeri Jakarta, khususnya
Fakultas Ekonomi agar kedepannya dapat terlaksana kegiatan PKL
yang lebih baik pada divisi Finance & Accounting.
53
2. Dari sisi teknis agar memastikan sarana dan prasarana yang digunakan
oleh mahasiswa praktikan selama melakukan kegiatan PKL sudah
sesuai dengan standar dan kebutuhan pekerjaan agar bisa tetap
menjaga produktivitas kerja dan mendatangkan manfaat baik bagi
perusahaan maupun praktikan.
54
DAFTAR PUSTAKA
Auto 2000 (2019). Sekilas Auto 2000. https://auto2000.co.id/page/sekilas_auto2000#
(Diakses tanggal 13 November 2019)
Kalla Toyota. (2019). Tentang Kami. https://kallatoyota.co.id/tentang (Diakses
tanggal 15 November 2019)
Nasmoco. (2019). Profil Perusahaan, Kegiatan Usaha, Jaringan Bisnis, Kinerja.
https://baru.nasmoco.co.id/page.php?hal=companyprofile (Diakses tanggal 13
November 2019)
PT.
Agung Concern (2014). Portofolio Bisnis, Produk dan Layanan.
http://www.agungconcern.co.id/id/brand/agung-toyota-0 (Diakses tanggal 13
November 2019)
PT. Hasjrat Abadi. (2019). Tentang Perusahaan, Visi dan Misi, Gambaran Umum.
http://www.hasjrat.co.id/profil/2/tentang-perusahaan (Diakses tanggal 15
November 2019)
PT.
Toyota
Astra
Motor
(2016).
Corporate
Information.
https://www.toyota.astra.co.id/corporate-information/profile (Diakses tanggal
05 November 2019)
55
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Permohonan Izin PKL
56
Lampiran 2 Surat Penerimaan Peserta PKL
57
Lampiran 3 Lembar Penilaian PKL
58
Lampiran 4 Daftar Hadir PKL
59
60
61
62
63
Lampiran 5 Daftar Kegiatan Harian PKL
NO
HARI/TANGGAL
1
Senin, 08 Juli 2019
2
Selasa, 09 Juli 2019
3
Rabu, 10 Juli 2019
4
Kamis, 11 Juli 2019
5
Jumat, 12 Juli 2019
6
Senin, 15 Juli 2019
7
Selasa, 16 Juli 2019
8
Rabu, 17 Juli 2019
9
Kamis, 18 Juli 2019
10
Jumat, 19 Juli 2019
11
Senin, 22 Juli 2019
12
Selasa, 23 Juli 2019
13
Rabu, 24 Juli 2019
14
Kamis, 25 Juli 2019
15
Jumat, 26 Juli 2019
TUGAS
1. Perkenalan gambaran umum PT. Toyota
Astra Motor dan fasilitas kantor
2. Perkenalan dengan karyawan dan intern
lainnya
3. Penjelasan tentang Asset Master Form
(AMF) dan penomoran aset
1. Registrasi AMF di list penomoran aset
2. Registrasi nomor aset di software SAP
1. Registrasi AMF di list penomoran aset
2. Registrasi nomor aset di software SAP
1. Registrasi AMF di list penomoran aset
2. Registrasi nomor aset di software SAP
1. Registrasi nomor aset di software SAP
2. Penjelasan dan melakukan rekonsiliasi
rekening Koran
1. Registrasi AMF di list penomoran aset
2. Registrasi nomor aset di software SAP
3. Rekonsiliasi rekening koran
1. Registrasi AMF di list penomoran aset
2. Registrasi nomor aset di software SAP
3. Rekonsiliasi rekening koran
1. Rekonsiliasi rekening koran
2. Pengarsipan Asset Master Form
1. Registrasi AMF di list penomoran aset
2. Registrasi nomor aset di software SAP
3. Rekonsiliasi rekening koran
1. Registrasi AMF di list penomoran aset
2. Registrasi nomor aset di software SAP
3. Rekonsiliasi rekening koran
1. Registrasi AMF di list penomoran aset
2. Registrasi nomor aset di software SAP
3. Rekonsiliasi rekening Koran
1. Rekonsiliasi rekening Koran
2. Pengarsipan Asset Master Form
1. Rekonsiliasi rekening koran
2. Pengarsipan Asset Master Form
1. Rekonsiliasi rekening koran
2. Pengarsipan Asset Master Form
1. Rekonsiliasi rekening koran
64
16
Senin, 29 Juli 2019
17
Selasa, 30 Juli 2019
18
Rabu, 31 Juli 2019
19
Kamis, 01 Agustus 2019
20
Jumat, 02 Agustus 2019
21
Senin, 05 Agustus 2019
22
Selasa, 06 Agustus 2019
23
Rabu, 07 Agustus 2019
24
Kamis, 08 Agustus 2019
25
Jumat, 09 Agustus 2019
26
Senin, 12 Agustus 2019
27
Selasa, 13 Agustus 2019
28
Rabu, 14 Agustus 2019
29
Kamis, 15 Agustus 2019
30
Jumat, 16 Agustus 2019
31
Senin, 19 Agustus 2019
2. Pengarsipan Asset Master Form
1. Rekonsiliasi rekening koran
2. Pengarsipan rekening koran untuk audit pajak
1. Rekonsiliasi rekening koran
2. Pengarsipan rekening koran untuk audit pajak
1. Rekonsiliasi rekening koran
2. Pengarsipan rekening koran untuk audit pajak
1. Registrasi AMF di list penomoran aset
2. Registrasi nomor aset di software SAP
3. Rekonsiliasi rekening koran
1. Registrasi AMF di list penomoran aset
2. Registrasi nomor aset di software SAP
3. Rekonsiliasi rekening koran
1. Rekonsiliasi rekening koran
2. Pengarsipan Asset Master Form
1. Rekonsiliasi rekening koran
2. Pengarsipan Asset Master Form
1. Registrasi AMF di list penomoran aset
2. Registrasi nomor aset di software SAP
3. Rekonsiliasi rekening koran
1. Registrasi AMF di list penomoran aset
2. Registrasi nomor aset di software SAP
3. Rekonsiliasi rekening koran
1. Registrasi AMF di list penomoran aset
2. Registrasi nomor aset di software SAP
3. Rekonsiliasi rekening Koran
1. Registrasi AMF di list penomoran aset
2. Registrasi nomor aset di software SAP
3. Rekonsiliasi rekening koran
1. Registrasi AMF di list penomoran aset
2. Registrasi nomor aset di software SAP
3. Rekonsiliasi rekening Koran
1. Registrasi AMF di list penomoran aset
2. Registrasi nomor aset di software SAP
3. Rekonsiliasi rekening koran
1. Rekonsiliasi rekening koran
2. Pengarsipan Asset Master Form
1. Registrasi AMF di list penomoran aset
2. Registrasi nomor aset di software SAP
3. Rekonsiliasi rekening koran
1. Registrasi AMF di list penomoran aset
2. Registrasi nomor aset di software SAP
65
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
3. Rekonsiliasi rekening koran
1. Registrasi AMF di list penomoran aset
2. Registrasi nomor aset di software SAP
3. Rekonsiliasi rekening koran
Rabu, 21 Agustus 2019
1. Rekonsiliasi rekening koran
2. Pengarsipan Asset Master Form
Kamis, 22 Agustus 2019
1. Registrasi AMF di list penomoran aset
2. Registrasi nomor aset di software SAP
3. Rekonsiliasi rekening koran
Jumat, 23 Agustus 2019
1. Registrasi AMF di list penomoran aset
2. Registrasi nomor aset di software SAP
3. Rekonsiliasi rekening koran
Senin, 26 Agustus 2019
1. Rekonsiliasi rekening koran
2. Pengarsipan Asset Master Form
Selasa, 27 Agustus 2019
1. Registrasi AMF di list penomoran aset
2. Registrasi nomor aset di software SAP
3. Rekonsiliasi rekening koran
Rabu, 28 Agustus 2019
1. Registrasi AMF di list penomoran aset
2. Registrasi nomor aset di software SAP
3. Rekonsiliasi rekening koran
Kamis, 29 Agustus 2019
1. Registrasi AMF di list penomoran aset
2. Registrasi nomor aset di software SAP
3. Rekonsiliasi rekening koran
Jumat, 30 Agustus 2019
1. Registrasi AMF di list penomoran aset
2. Registrasi nomor aset di software SAP
3. Rekonsiliasi rekening koran
Senin, 02 September 2019 1. Registrasi AMF di list penomoran aset
2. Registrasi nomor aset di software SAP
3. Rekonsiliasi rekening koran
Selasa, 03 September 2019 1. Registrasi AMF di list penomoran aset
2. Registrasi nomor aset di software SAP
3. Rekonsiliasi rekening koran
Rabu, 04 September 2019 1. Registrasi AMF di list penomoran aset
2. Registrasi nomor aset di software SAP
3. Rekonsiliasi rekening koran
Kamis, 05 September 2019 1. Rekonsiliasi rekening koran
2. Pengarsipan Asset Master Form
Jumat, 06 September 2019 1. Registrasi AMF di list penomoran aset
2. Registrasi nomor aset di software SAP
3. Rekonsiliasi rekening koran
Senin, 09 September 2019 1. Registrasi AMF di list penomoran aset
2. Registrasi nomor aset di software SAP
Selasa, 20 Agustus 2019
66
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
3. Rekonsiliasi rekening koran
Selasa, 10 September 2019 1. Registrasi AMF di list penomoran aset
2. Registrasi nomor aset di software SAP
3. Rekonsiliasi rekening koran
Rabu, 11 September 2019 1. Registrasi AMF di list penomoran aset
2. Registrasi nomor aset di software SAP
3. Rekonsiliasi rekening koran
Kamis, 12 September 2019 1. Rekonsiliasi rekening koran
2. Pengarsipan Asset Master Form
Jumat, 13 September 2019 1. Registrasi AMF di list penomoran aset
2. Registrasi nomor aset di software SAP
3. Rekonsiliasi rekening koran
Senin, 16 September 2019 1. Rekonsiliasi rekening koran
2. Pengarsipan Asset Master Form
Selasa, 17 September 2019 1. Registrasi AMF di list penomoran aset
2. Registrasi nomor aset di software SAP
3. Rekonsiliasi rekening koran
Rabu, 18 September 2019 1. Registrasi AMF di list penomoran aset
2. Registrasi nomor aset di software SAP
3. Rekonsiliasi rekening koran
Kamis, 19 September 2019 1. Registrasi AMF di list penomoran aset
2. Registrasi nomor aset di software SAP
3. Rekonsiliasi rekening koran
Jumat, 20 September 2019 1. Registrasi AMF di list penomoran aset
2. Registrasi nomor aset di software SAP
3. Rekonsiliasi rekening koran
Senin, 23 September 2019 1. Rekonsiliasi rekening koran
2. Pengarsipan Asset Master Form
Selasa, 24 September 2019 1. Registrasi AMF di list penomoran aset
2. Registrasi nomor aset di software SAP
3. Rekonsiliasi rekening koran
Rabu, 25 September 2019 1. Registrasi AMF di list penomoran aset
2. Registrasi nomor aset di software SAP
3. Rekonsiliasi rekening koran
Kamis, 26 September 2019 1. Rekonsiliasi rekening koran
2. Pengarsipan Asset Master Form
Jumat, 27 September 2019 1. Rekonsiliasi rekening koran
2. Pengarsipan Asset Master Form
Senin, 30 September 2019 1. Registrasi AMF di list penomoran aset
2. Registrasi nomor aset di software SAP
3. Rekonsiliasi rekening Koran
Selasa, 01 Oktober 2019
1. Registrasi AMF di list penomoran aset
67
63
Rabu, 02 Oktober 2019
64
Kamis, 03 Oktober 2019
65
Jumat, 04 Oktober 2019
66
Senin, 07 Oktober 2019
2. Registrasi nomor aset di software SAP
3. Rekonsiliasi rekening Koran
1. Registrasi AMF di list penomoran aset
2. Registrasi nomor aset di software SAP
3. Rekonsiliasi rekening Koran
1. Rekonsiliasi rekening koran
2. Pengarsipan Asset Master Form
1. Registrasi AMF di list penomoran aset
2. Registrasi nomor aset di software SAP
3. Rekonsiliasi rekening Koran
1. Registrasi AMF di list penomoran aset
2. Registrasi nomor aset di software SAP
3. Rekonsiliasi rekening Koran
Lampiran 6 Daftar Penggolongan Kelas Aset
68
Lampiran 7 Registrasi Nomor Aset Pada Microsoft Excel
Lampiran 8 Tampilan Halaman Muka Aplikasi SAP
69
Lampiran 9 Pengisian Cost Center dan Location pada aplikasi SAP
Lampiran 10 Pengisian Evaluation Group pada aplikasi SAP
70
Lampiran 11 Pengisian Nilai Depresiasi Aset Pada Aplikasi SAP
Lampiran 12 Rekonsiliasi Rekening Bank Permata 401
71
Lampiran 13 Rekonsiliasi Rekening Bank Permata 320
Lampiran 14 Rekonsiliasi Rekening Bank SMBC IDR
72
Lampiran 15 Rekonsiliasi Rekening Bank BOT IDR
Lampiran 16 Mengunduh GL Account Pada Aplikasi SAP
73
Lampiran 17 Tampilan Nomor Jurnal Pada GL Account
Lampiran 18 Pemberkasan Lembar AMF Kedalam Bantex
74
Lampiran 19 Tanda Terima Pemberkasan Asset Master Form (AMF)
75
Lampiran 20 Kartu Konsultasi Bimbingan Penulisan Laporan PKL
76
Lampiran 21 Surat Persetujuan Sidang PKL