Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Academia.eduAcademia.edu

SUPERVISI PENDIDIKAN MANAJEMEN

2023, ARDINA

TUGAS KULIAH

SUPERVISI PENDIDIKAN Kelompok 10 Ni’matul Zumaina 1 La Aco2 Nurul Fauzia3 Ardina4 ABSTRAK Supervisi pendidikan adalah segala usaha pejabat sekolah dalam memimpinguru-guru dan tenaga kependidikan lainnya, untuk memperbaiki pengajaran termasukmenstimulasi, menyeleksi pertumbuhan dan perkembangan jabatan guru-guru, menyeleksidan merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan pengajaran, dan metode-metode mengajar serta evaluasi pengajaran.Beberapa instrumen yang terkait dengan supervisi pendidikansekolah dasar yaitu:(1) instrumen monitoring penerimaan dan orientasi siswa baru,(2) instrumen pengendali jadwal pelajaran, (3) instrumen pemantauan pelaksanaan ulanganumum bersama,(4) instrumen pemantauan pelaksanaan Ujian Nasional (UN) (5) instrumensupervisi administrasi sekolah, (6) instrumen supervisi administrasi kelas, dan(7) instrumen observasi kelas. Kata kunci :supervisi pendidikan, peningkatan kualitas, guru, instrument Ni’matul Zumaina La Aco 3 Nurul Fauzia 4 Ardina 1 2 A. PENDAHULUAN Dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999, dinyatakan bahwa esensi otonomi daerahadalah mendekatkan masyarakat pada akses perumusan kebijakan pengambilan keputusan dan perencanaanpembangunan di daerahnya. Berlandaskan otonomi daerah, pemerintah daerah, DPRD,dan masyarakat mempunyai kewenangan yang lebih besar dalam menyejahterakan dan menyiapkanmasyarakatnya untuk bersaing dalam perdagangan global (Djam’an,1999). Dalam otonomidaerah dapat dikatakan bahwa ada kebebasan daerah untuk mengatur dan menyusun anggaran rumah tangganya.Hal ini juga berlaku dalam lembaga pendidikan. Dalam lembaga pendidikan, seorang kepala sekolah mempunyai kewenangan yang luasdalam mengambil kebijakan.Melalui kebijakan yang didasarioleh kebutuhandaerah itu, makadapatmeningkatkan mutu pendidikan Meningkatkan mutu pendidikan sesuai dengan kebutuhan daerah; istilah ini biasanya disebutdengan muatan lokal. Muatan lokal merupakan suatu kebijakan kurikulum dalam pendidikan yangmemasukkan pelajaran sesuai dengan kebutuhan daerah setempat (Pidarta,1997). Selain itu, kepala sekolah mempunyai peran sebagai supervisor.Kepala sekolah sebagaisupervisor amat berperan dalam menentukan pelaksanaan supervisi di sekolah. Supervisi adalah suatu proses pembimbingan dari pihak atasan kepada guru-guru dan para personel sekolah lainnyayang langsung menangani belajar para siswa, untuk memperbaiki situasi belajar mengajar agar parasiswa dapat belajar secara efektif sehingga prestasi belajar semakin meningkat (Pidarta, 1992). Melalui supervisi, diharapkan seorang guru dapat: bekerja keras dan demokratis, ramah dansuka mendengarkan orang lain, sabar, luas pandangan dan menaruh perhatian kepada oranglain, penampilan pribadi yang menyenangkan dan sopan santun, jujur, suka humor, kemampuan kerja yang baik dan konsisten, menaruh perhatian pada problem siswa, fleksibeldalam cara mengajar, bisa menggunakan pujian dan mau memperbaiki, pandai dalammengajar pada bidang studi (Sahertian, 1994). Oleh karena itu supervisi dalam pendidikan sangat besar pengaruhnya terhadap peningkatankinerja guru yang pada gilirannya dapat meningkatkan mutu pendidikan.5 B. PEMBAHASAN 1. Pengertian Supervisi Pendidikan Istilah supervisi berasal dari dua kata, yaitu “super” dan “vision”. Dalam Webster’s New World Dictionary istilah super berarti “higher in rank or position than, superior to (superintendent), a greater or better than others” (1991:1343) sedangkan kata vision berarti “the ability to perceive something not actually visible, as through mental acuteness or keen foresight (1991:1492). Perumusan atau pengertian supervisi dapat dijelaskan dari berbagai sudut baik menurut asal-usul (etimologi), bentuk perkataannya, maupun isi yang terkandung di dalam perkataanya itu (semantic). Secara etimologis, supervisi menurut S. Wajowasito dan W.J.S. Poerwadarminta yang dikutip oleh Ametembun (1993:1) adalah: “supervisi dialihbahasakan dari perkataan Inggris “supervision” artinya pengawasan.” Pengertian supervisi secara etimologis masih menurut Ametembun (1993:2), menyebutkan bahwa dilihat dari bentuk perkataannya, supervisi terdiri dari dua buah kata super + vision:super=atas, lebih, vision=lihat, tilik, awasi. Makna yang terkandung dari pengertian tersebut, bahwa seorang supervisor mempunyai kedudukan atau posisi lebih dari orang yang disupervisi, tugasnya adalah melihat, menilik atau mengawasi orang-orang yang disupervisi. Supervisor adalah seorang yang profesional. Dalam menjalankan tugasnya, ia bertindak atas dasar kaidah-kaidah ilmiah untuk meningkatkan mutu pendidikan. Untuk melakukan supervisI diperlukan kelebihan yang dapat melihat dengan tajam terhadap permasalahan peningkatan mutu pendidikan, menggunakan kepekaan untuk memahaminya dan tidak hanya sekedar Muhammad Kristiawan, Yuyun Yuniarsih, Happy Fitria, Nola Refrika. “Supervisi Pendidikan”. (Bandung: ALFABETA, cv), hlm 1- 4. 5 menggunakan penglihatan mata biasa. Ia membina peningkatan mutu akademik melalui penciptaan situasi belajar yang lebih baik, baik dalam hal fisik maupun lingkungan non fisik. Dalam konteks pengawasan mutu pendidikan, maka supervisi oleh pengawas satuan pendidikan antara lain kegiatannya berupa pengamatan secara intensif terhadap proses pembelajaran pada lembaga pendidikan, kemudian ditindaklanjuti dengan pemberian feed back. (Razik, 1995:559). Supervisi pada dasarnya diarahkan pada dua aspek, yakni: a. supervisi akademis Supervisi akademis menitikberatkan pada pengamatan supervisor terhadap kegiatan akademis, berupa pembelajaran, baik di dalam maupun di luar kelas. b. Supervisi manajerial Supervisi manajerial menitikberatkan pada pengamatan pada aspek-aspek pengelolaan dan administrasi sekolah yang berfungsi sebagai pendukung (supporting) terlaksananya pembelajaran. Oliva (1984:19-20) menjelaskan ada empat macam peran seorang pengawas atau supervisor pendidikan, yaitu sebagai: coordinator, consultant, group leader dan evaluator. Supervisor harus mampu mengkoordinasikan programs, goups, materials, and reports yang berkaitan dengan sekolah dan para guru. Supervisor juga harus mampu berperan sebagai konsultan dalam manajemen sekolah, pengembangan kurikulum, teknologi pembelajaran, dan pengembangan staf.Ia harus melayani kepala sekolah dan guru, baik secara kelompok maupun individual. Selain itu, Adakalanya supervisor harus berperan sebagai pemimpin kelompok, dalam pertemuan-pertemuan yang berkaitan dengan pengembangan kurikulum, pembelajaran atau manajemen sekolah secara umum. Gregorio (1966) mengemukakan bahwa ada lima fungsi utama supervisi, yaitu: 1. Fungsi inspeksi antara lain berperan dalam mempelajari keadaan dan kondisi sekolah, dan pada lembaga terkait, maka tugas seorang supervisor antara lain berperan dalam melakukan penelitian mengenai keadaan sekolah secara keseluruhan baik pada guru, siswa, kurikulum tujuan belajar maupun metode mengajar, dan sasaran inspeksi adalah menemukan permasalahan dengan cara melakukan observasi, interview, angket, pertemuan-pertemuan dan daftar isian. 2. Fungsi penelitian adalah mencari jalan keluar dari permasalahan yang sedang dihadapi. Penelitian ini dilakukan sesuai dengan prosedur ilmiah, yakni merumuskan masalah yang akan diteliti, mengumpulkan data, mengolah data, dan melakukan analisa guna menarik suatu kesimpulan atas apa yang berkembang dalam menyusun strategi keluar dari permasalahan di muka. 3. Fungsi pelatihan merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan keterampilan guru/kepala sekolah dalam suatu bidang. Dalam pelatihan diperkenalkan kepada guru cara-cara baru yang lebih sesuai dalam melaksanakan suatu proses pembelajaran. Jenis pelatihan yang dapat dipergunakan antara lain melalui demonstrasi mengajar, workshop, seminar, observasi, individual dan group conference, serta kunjungan supervisi. 4. Fungsi bimbingan sendiri diartikan sebagai usaha untuk mendorong guru baik secara perorangan maupun kelompok agar mereka mau melakukan berbagai perbaikan dalam menjalankan tugasnya. Kegiatan bimbingan dilakukan dengan cara membangkitkan kemauan, memberi semangat, mengarahkan dan merangsang untuk melakukan percobaan, serta membantumenerapkan sebuah prosedur mengajar yang baru. 5. Fungsi penilaian adalah untuk mengukur tingkat kemajuan yang diinginkan, seberapa besar telah dicapai.Penilaian ini dilakukan dengan berbagai cara seperti tes, penetapan standar, penilaian kemajuan belajar siswa, melihat perkembangan hasil penilaian sekolahserta prosedur lain yang berorientasi pada peningkatan mutu pendidikan.6 Jaka Waluya. “Supervisi Pendidikan Pada Sekolah Dasar”. Universitas Islam 45 Bekasi,2013 hlm 32-28 6 2. Fungsi dan Tujuan Supervisi Pendidikan a. Fungsi Supervisi Pendidikan Secara umum fungsi supevisi pendidikan dapat diperinci sebagai berikut: 1. Mengadakan penilaian terhadap pelaksanaan kurikulum dengan segala sarana dan prasarana. 2. Membantu serta membina guru dengan cara memberikan petunjuk sehingga keterampilan dan kemampuannya meningkat. 3. Membantu kepala sekolah/guru untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah. b. Tujuan Supervisi Pendidikan 1. Tujuan Umum Tujuan supervisi adalah memberikan bantuan teknis dan bimbingan kepada guru (dan staf sekolah yang lain) agar personil tersebut mampu meningkatkan kualitas kinerjanya, terutama dalam melaksanakan tugas, yaitu melaksanakan proses pembelajaran. 2. Tujuan khusus supervisi meliputi : a. Meningkatkan kinerja siswa sekolah dalam perananya sebagai peserta didik yang belajar dengan semangat tinggi, agar dapat mencapai prestasi belajar secara optimal. b. Meningkatkan mutu kinerja guru sehingga berhasil membantu dan membimbing siswa mencapai prestasi belajar yang diharapkan. c. Meningkatkan keefektifan kurikulum sehingga berdaya guna dan terlaksana dengan baik didalam proses pembelajaran disekolah serta mendukung dimilikinya kemampuan pada diri lulusan sesuai dengan lulusan tujuan lembaga. d. Meningkatkan keefektifan dan keefesienan sarana dan prasarana yang ada untuk dikelola dan dimanfaatkan dengan baik sehingga mampu mengoptimalkan keberhasilan belajar siswa. e. Meningkatkan kualitas pengelola sekolah, khususnya dalam mendukung terciptanya suasana kinerja yang optimal, yang selanjutnya siswa dapat mencapai prestasi sebagiamana yang diharapkan. f. Meningkatkan kualitas situasi umum sekolah sedemikian rupa sehingga tercipta situasi yang tenang dan tentram serta kondusif bagi kehidupan sekolah pada umumnya, khususnya pada kualitas pembelajaran yang menunjukan keberhasilan lulusan.7 3. Prinsip-prinsip Supervisi Pendidikan Dalam melaksanakan tugasnya kepala sekolah yang berfungsi sebagai supervisor hendaknyamemahami dan mengimplementasikan prinsip-prinsip supervisi. Prinsip-prinsip supervisimenurut Hariwung (1989) dan Sahertian (1994) adalah: a. Supervisi hendaknya bersifat ilmiahyang mencakup unsur-unsur: 1. Sistematis, berarti dilaksanakan secara teratur, berencana dan kontinu; 2. Objektif, artinya data yang didapat berdasarkan pada observasi nyata, bukan tafsiran pribadi; 3. Menggunakan alat (instrumen) yang dapat memberi informasi sebagai umpan balik untukmengadakan penilaian terhadap proses belajar mengajar; 4. Supervisi dilakukan berdasarkan prinsipdemokratis, bukan karena takut atau karena intimidasi atasan,tetapi dilakukan atas dasar kekeluargaan,melalui musyawarah, saling memberi dan menerima; 5. Supervisi dilakukan dengan carabekerja sama atau kooperatif dan selalu mengarahkan kegiatannya untuk mencapai tujuan bersamadengan menciptakan situasi belajar mengajar yang lebih baik; Ahmad Rifai. “ Administrasi dan Supervisi Pendidikan”. Universitas Negeri Padang, 2019 hlm 2-3 7 6. Supervisi dilakukan atas dasarkreativitas dan inisiatif guru sendiri dimana supervisor hanya memberikan contoh dan doronganagar tercipta situasi belajar mengajar yang lebih baik; 7. Supervisi dilakukan secara terbuka, tidaksembunyi- sembunyi, melainkan dengan cara terusterang melalui pemberitahuan resmi atau tidakresmi sehingga guru yang akan disupervisi tahu bahwa dirinya akan disupervisi; 8. Supervisi hendaknyadilakukan secara profesional, berkesinambungan, dan teratur sehingga diharapkan terciptaself supervision. b. Memperhatikan beberapa prinsip supervisi,sehingga dalam pelaksanaan supervisihendaknya menghindari kesan sebagai berikut: 1. Mencari-cari kesalahan dalam melaksanakan supervisi; 2. Pelaksanaan supervisi yang sekedar formalitas; 3. Tidak adanya rencana yang rincisecara sistematis; 4. Supervisi hanya diperuntukkan pada guru-guru tertentu saja (tidak menyeluruh)dan tidak kontinu; 5. Tidak memberikan solusi dan tindak lanjut bila ditemukan kekurangan- kekuranganatau kesalahan yang dilakukan oleh guru; 6. Hubungan bersifat birokratif atau sebaliknyamembebaskan terhadap guru-guru yang disupervisi; 7. Menakut-nakuti dengan memberikanbeberapa bentuk sanksi yang akan diberikan; 8. Tidak menghargai dan tidak memahami terhadapkemampuan, martabat, dan keunikan yang dimiliki tiap-tiap guru; 9. Bersifat sombong menonjolkandiri bahwa dialah yang paling pandai; 10. Memberikan nasehat diluar tugasnya tanpa dimintaoleh guru yang disupervisi. 4. Tipe Supervisi Pendidikan Regulasi pendidikan mengemukakan bahwa pemerintah dalam menjalankan supervisi pada tingkatan satuan pendidikan mempunyai dua objek sasaran, yaitu secara personal dan institusional. Secara personal, hal itu terlihat pada model supervisi yang menyebutkan bahwa pengawas bertugas membimbing dan melatih profesionalisme pendidikan dan tenaga kependidikan lainnya di satuan pendidikan binaannya. Sedangkan secara institusional menyebutkan bahwa pengawas bertugas meningkatkan kualitas 8 standar nasional pendidikan pada satuan pendidikan. Sehubungan dengan hal itu, menurut supardi ada lima tipe supervisi, yaitu: 1. Tipe Inspeksi. Tipe ini merupakan tipe supervisi yang mewajibkan supervisor turun melihat langsung hal-hal yang dikerjakan targer supervisi. 2. Tipe Laisses Faire. Tipe ini target supervisi diberikan kebebasan dalam menjalankan aktifitasnya. Sebab yang dutamakan dalam supervisi model ini adalah hasil akhir sehingga supervisor tidak begitu intens daslam memfokuskan proses kerja yang dilaksanakan target supervisi. 3. Tipe Coersive (paksaan) supervisor dalam melaksanakan tugasnya turut campur dalam mengembangkan pendidiknya. Tipe supervisi seperti ini diperuntukan bagi para pendidik dan tenaga kependidikan yang masih lemah daslam memahami tugas dan tanggung jawabnya. 4. Tipe Training and Guidance (pelatihan dan pendampingan) merupakan tipe supervisi yang menekankan keefektifan target supervisi. Kegiatan supervisi dilaksanakan dengan berbasis kepada pengembangan minat dan bakat target supervisi. Agar tipe training and guidance ini dapat dijalankan secara efektif, maka supervisor hendaknya juga menyiapkan berbagai macam sikap yang bersinergi dengan tugasnya. Teori Kiyosaki, maka beberapa sikap yang dibutuhkan supervisor tersebut antara lain: a. Supervisor hendaknya bersikap positif terhadap segala macam persepsi baik yang positif maupun negatif kepada dirinya. b. Supervisor dituntut untuk dapat memimpin organisasi profesi pengawas untuk dapat meningkatkan kinerjanya dalam hal pengawasan dan pemantauan baik secara institusional (satuan pendidikan) maupun personal hendaknya memiliki (pendidikan dan tenaga superl dalam kependidikan). c. Supervisor sikap yang berkomunikasi kepada segenap stakeholders pendidikan. Sikap yang aktif, efektif dan menyenangkan dalam berkomunikasi akan memperlancar tugas supervisi. Sehinggak pencapaian target akan terealisasi dengan tepat. d. Supervisor harus bersikap berani terhadap usaha intimidasi atau tekanan dari pihak lain dalam menjalankan tugas pengawasan dan pembinaan e. Supervisor dituntut bertanggung jawab atas hasil supervisi terhadap satuan pendidikan yang dibinanya. 5. Tipe Demokratis Keterlibatan target supervisi sangat diandalkan dalam tipe supervisi demokratis. Hal utama yang ingin dituju adalah adanya kerjasama pembinaan antara supervisor dan target supervisor dan target supervisor. Langkah ini dilakukan agar target supervisi ikut merasakan sendiri terhadap program supervisi yang dijalankan kepadanya. Untuk itu, supervisor tidak boleh boleh bersifat otoriter dalam menjalankan kegiatan supervise. Keseluruhan tipe supervisi demokratis ini difokuskan ke dalam satuan pendidikan meliputi manajemen kurikulum pembelajaran; kesiswaan; sarana prasarana; ketenagaan; keuangan; hubungan sekolah dengan masyarakat dan layanan khusus.8 Mila Sari, Lias Hasibuan, Kasful Anwar Us, Hakmi Wahyudi. “ prinsip-prinsip supervise, tipe/ gaya supervise komunikasi dalam supervisi pendidikan islam”. Universitas islam negeri sultan thaha saifuddin, hlm 48-52. 8 5. Model Penerapan Supervisi Pendidikan Dalam supervisi pendidikan Ada beberapa model yang berkembang dalam supervisi pendidikan antara lain (Sahertian, 2000 : 34 – 44) : a. Model Konvensional atau Tradisional. Model ini merupakan model yang mula-mula dilakukan dalam pelaksanaan supervisi pendidikan karena dilatar belakangi oleh kondisi masyarakat dalam suasana kekuasaan yang otoriter dan feodalistik. Model ini menjadikan kegiatan supervisi sebagai cara mencari-cari kesalahan dan memata-matai bawahan, perilaku ini disebut dengan snoopervision. Supervisi yang dilakukan dengan model ini menimbulkan perilaku guru yang acuh tak acuh untuk mencari solusi dan inovasi kemajuan pendidikan atau malah melawan supervisornya. b. Model Ilmiah Supervisi model ini dilaksanakan berdasarkan data yang dikumpulkan sebelumnya secara obyektif, misalnya data hasil pengamatan proses pembelajaran di kelas, data hasil prestasi belajar peserta didik, data kinerja personal guru, dan lain sebagainya.. Supervisi dilakukan berdasarkan perencanaan yang telah ditetapkan sebelumnya, memakai prosedur dan tehnik yang telah ditentukan. c. Model Klinis Yang dimaksud dengan supervisi klinis adalah model supervisi yang difokuskan untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran melalui siklus rutin, sistematis, dan terencana dengan pengamatan, analisis, dan evaluasi tindak lanjut. Sasaran kongkrit supervisi model ini adalah meningkatnya kualitas penampilan mengajar yang nyata dalam rangka memperkecil kesenjangan antara tingkah laku mengajar yang nyata dengan tingkah laku mengajar yang ideal. Supervisi klinis mempunyai ciri-ciri antara lain; inisiatif terhadap apa yang akan disupervisi timbul dari pihak guru bukan dari supervisor, supervisi dilakukan dengan penuh keakraban dan manusiawi, hubungan anatara supervisor dengan supervisee merupakan hubungan kemitraaan, dan lain sebagainya. d. Model Artistik Dalam supervisi pada hakekatnya menyangkut bekerja untuk orang lain (working for the others), bekerja dengan orang lain (working with the others), bekerja melalui orang lain (working through the others), dari sinilah disadari bahwa kegiatan supervisi adalah kegiatan menggerakkan orang lain, oleh karenanya dalam supervisi perlu kiat dan seni agar orang lain mau berbuat untuk berubah dari kebiasaan lama kepada kerja baru dalam upaya mencapai kemajuan, inilah yang disebut model artistik.9 Biner ambarita, paningkat siburian, sukarma purba. “ pengembangan disain model supervise akademik berbasis menajemen pendidikan” universitas negeri medan, hlm 568-576 9 C. KESIMPULAN Pada lembaga pendidikan sekolahdasar yang menjadi supervisor adalah kepala sekolah. Kepala sekolah mengarahkan dan membimbing guru dalam sekolah atau mensupervisi guru.Supervisi merupakan bantuan yang diberikan kepada seluruh staf dan guru untuk mengembangkan situasi belajar-mengajar yang baik. Tujuan supervisi ialah membantu memperbaiki dan meningkatkan pengelolaan sekolah sehingga tercapai kondisi belajar mengajar yang baik. Berlandaskantujuan supervisi tersebut diharapkan guru dapat bekerja keras, demokratis, ramah, sabar, luas pandangan,sopan-santun, jujur,suka humor, konsisten, fleksibel, dan lain-lain. Agar supervisi mendapatkan hasil yang baik, hendaknya supervisor bersikap bersahabat, mendengarkan pembicaraan,berusaha meningkatkan partisipasi, ikut menyumbang teknik menganalisis permasalahan, memberi saran-saran, mencatat rencana, membuat ringkasan dan membuat penilaian. Supervisor dalam melakukan supervisi perlu membuat instrumen yang meliputi: instrumen penerimaan dan orientasisiswa baru, instrumen pengendali jadwal pelajaran, instrumen pemantauan ulangan umum, instrument pemantauan ujian akhir, instrumen supervisi administrasi sekolah dan kelas, dan instrument observasi kelas DAFTAR PUSTAKA Muhammad Kristiawan, Yuyun Yuniarsih, Happy Fitria, Nola Refrika. “Supervisi Pendidikan”. (Bandung: ALFABETA, cv), hlm 1- 4. Jaka Waluya. “Supervisi Pendidikan Pada Sekolah Dasar”. Universitas Islam 45 Bekasi,2013 hlm 32-28 Ahmad Rifai. “ Administrasi dan Supervisi Pendidikan”. Universitas Negeri Padang, 2019 hlm 2-3 Mila Sari, Lias Hasibuan, Kasful Anwar Us, Hakmi Wahyudi. “ prinsip-prinsip supervise, tipe/ gaya supervise komunikasi dalam supervisi pendidikan islam”. Universitas islam negeri sultan thaha saifuddin, hlm 48-52. Biner ambarita, paningkat siburian, sukarma purba. “ pengembangan disain model supervise akademik berbasis menajemen pendidikan” universitas negeri medan, hlm 568-576