J. Pijar MIPA, Vol. XI No.2, September 2016: 131-134
ISSN 1907-1744 (Cetak)
ISSN 2410-1500 (Online)
DESALINASI BERBASIS TENAGA SURYA DI KECAMATAN BAYAN LOMBOK UTARA
Nurul Ismillayli, Dhony Hermanto, Siti Raudhatul Kamali, Fahrurazi
Program Studi Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Mataram
Email: nurulismillayli12@gmail.com
Abstrak: Minimnya ketersediaan air bersih dan keterbatasan sarana untuk mendapatkannya membuat masyarakat
Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara (KLU) rentan terhadap krisis air. Secara geografis sebagian besar
wilayahnya merupakan pesisir pantai yang kaya akan cahaya matahari, mengingat dalam setahun bulan basah hanya
terjadi 3-4 bulan. Air laut dapat menjadi bahan baku air bersih melalui teknologi desalinasi dengan menggunakan
sinar matahari sebagai sumber panas. Melalui kegiatan Ipteks bagi masyarakat, alih teknologi pembuatan alat
desalinasi berbasis tenaga surya di Kec. Bayan, KLU dilakukan. Kegiatan meliputi sosialisasi pada beberapa
kelompok tani Kec. Bayan tentang prinsip kerja alat yang telah diuji coba di laboratorium kimia Universitas
Mataram. Praktik kerja pembuatan alat juga dilakukan agar kelompok tani dapat membuat alat sekaligus dapat
menyalurkan pengetahuan dan keterampilan kepada anggota masyarakat lainnya. Produk kegiatan diharapkan
menjadi salah satu alternatif solusi untuk mengatasi krisis air walaupun masih diperlukan peningkatan
produktivitasnya.
Kata kunci: desalinasi, air laut, air bersih, tenaga surya.
Abstrac: The lack of clean water and limited access to get it made public of Bayan District, North Lombok (KLU)
were vulnerable to the water crisis. Geographically, most of KLU is coastal region that rich in sunshine, considering
the wet months of the year only occur 3-4 months. Sea water can be the raw material of fresh water through
desalination technology using sunlight as source of heat. Through IbM activity, transfer technology by producing
and setting desalinator based on solar power in the Bayan district, KLU has been done. The activity included
socialization on some farmer groups of Bayan district about basic principle of the desalinator that has been tested in
the Chemistry Laboratory at Mataram University.
Practicing on production of desalinator also has conducted,
hence they can produce and share their knowledge and skills to other community. Product activity is expected to be
an alternative solution to overcome the water crisis despite still needed some refinement for increasing its
productivity.
Keyword: desalination, seawater, fresh water, solar energy.
PENDAHULUAN
Pengaturan dan penyediaan air bersih sebagai
kebutuhan vital manusia merupakan tantangan besar
saat ini mengingat permasalahan krisis air bersih terjadi
di beberapa daerah di Nusa Tenggara Barat. Dilaporkan
bahwa krisis air bersih merupakan salah satu masalah
utama yang rutin terjadi setiap tahun terutama di
Kabupaten Lombok Utara [1]. Kecamatan Bayan yang
memiliki wilayah terluas mencapai 40,65% dari total
luas wilayah mengalami krisis air terparah. Minimnya
ketersediaan air bersih dan keterbatasan sarana untuk
mendapatkan-nya membuat masyarakat tidak dapat
memenuhi kebutuhan air bersih.
Masyarakat memanfaatkan air sumber mata air
terdekat yang dialirkan dengan menggunakan pipa atau
selang kecil karena jaringan pipa air bersih belum
merata dibangun pemerintah setempat. Sedangkan
masyarakat yang tinggal jauh dari sumber mata air
harus mengebor hingga kedalaman 100 meter lebih atau
berjalan hingga 3 km lebih untuk mendapatkan air
bersih [2]. Bila dibandingkan dengan jumlah penduduk,
ketersediaan air bersih tersebut tidak dapat mencukupi
kebutuhan masyarakat.
Ketersediaan air di Lombok Utara juga
dipengaruhi oleh kondisi iklim setempat. Berdasarkan
klasifikasi iklim yang dilakukan oleh SchimidtFerguson dengan pemutakhiran data menggunakan
Sistem Informasi Geografi terindikasi bahwa dalam
setahun jumlah bulan kering lebih banyak dibanding
bulan basah [3].
Terlepas dari keterbatasan sarana untuk
mengakses air bersih, sebenarnya keberadaan air bersih
di bumi ini tidaklah banyak. Air laut menjadi potensi
yang sangat besar jika dapat dimanfaatkan untuk bahan
baku air bersih. Secara geografis sebagian besar
Lombok Utara merupakan pesisir pantai. Selain itu
Lombok Utara kaya akan cahaya matahari, mengingat
dalam setahun bulan basah hanya terjadi 3-4 bulan. Air
laut mengandung kadar garam 3-4,5% [4] dan TDS
(Total Dissolve Solid) tinggi sehingga tidak dapat
dimanfaatkan langsung [5]. Akan tetapi, dengan adanya
inovasi teknologi, proses produksi air bersih dan layak
minum yang berasal dari air laut dapat dilakukan
dengan memanfaatkan teknologi desalinasi air laut.
Masyarakat pedesaan di lahan kering Bayan
umumnya merupakan masyarakat miskin baik secara
ekonomi maupun tingkat pendidikan. Angka
131
J. Pijar MIPA, Vol. XI No.2, September 2016: 131-134
kemiskinan Lombok Utara pada Tahun 2012 sebesar
35,97
%
dan
angka
partisipasi
kasar
SMA/SMK/MA/Sederajat sebesar 75,8% [6]. Dengan
permasalahan seperti ini maka strategi pengolahan air
laut menjadi air bersih menggunakan peralatan yang
murah dan mudah dioperasionalkan.
Pemanfaatan radiasi matahari sebagai sumber
panas dapat mengurangi biaya yang dikeluarkan jika
dibandingkan menggunakan alat desalinasi termal yang
menggunakan listrik atau bahan bakar sebagai sumber
panas [7]. Desain alat desalinasi pada kegiatan ini
menggunakan plastik/kaca transparan dengan struktur
tenda sehingga radiasi panas yang di terima dapat
maksimal dan mudah menampung uap air yang
terbentuk pada permukaannya. Sebuah baki berwarna
hitam digunakan sebagai wadah air laut sekaligus
mempercepat penguapan. Uap air yang terkondensasi
pada permukaan plastik/kaca akan mengalir turun,
terkumpul di dasar sistem. Secara teoritis alat ini dapat
menghasilkan 2-4 liter air bersih perhari [8].
Solusi yang akan diterapkan dalam kegiatan ini
adalah sosialisasi dan penyuluhan yang diikuti oleh
praktek tentang aplikasi alat desalinasi berbasis tenaga
surya yang relatif murah dan mudah pada beberapa
kelompok tani di Kec. Bayan. Diharapkan kelompok
tani tersebut dapat meneruskan pengetahuan
pemanfaatan peralatan yang mudah dan relatif murah
dalam penerapan alat desalinasi berbasis tenaga surya
pada masyarakat sekitar sehingga kebutuhan air bersih
setiap KK dapat terpenuhi.
METODE KEGIATAN
Program pengabdian bagi masyarakat ini
bekerjasama dengan dua mitra, yaitu kelompok tani
“SPB 212” dan UPTD Dinas Pertanian Perkebunan
Kelautan Kehutanan dan Perikanan (DPPKKP)
Kecamatan Bayan. Peran mitra kelompok tani sebagai
pelaksana kegiatan sedangkan UPTD Dinas Pertanian
Perkebunan Kelautan Kehutanan dan Perikanan
(DPPKKP) Kecamatan Bayan berperan sebagai
penghubung antara penyuluh dengan beberapa
kelompok tani di Kec. Bayan dan membantu
pemanfaatan dan sosialisasi hasil kerja praktek ini.
Penerapan ipteks dalam kegiatan ini dilakukan
melalui beberapa tahap yaitu: 1) sosialisasi dan
pertemuan dengan anggota dalam rangka pemantapan
kelompok dan pembahasan rencana kegiatan. Kegiatan
dilakukan dengan pendekatan melalui upaya pemberian
pemahaman dan pengetahuan tentang aplikasi alat
desalinasi berbasis tenaga surya yang relatif murah dan
mudah serta prinsip kerja alat desalinasi yang telah
dioptimasi dan diuji sifat fisik, kimia dan mikrobiologi
air kondensatnya, 2) pelatihan praktek kerja oleh
kelompok tani di lahan kelompok tani “SPB 212”.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kegiatan
sosialisasi
dilakukan
dengan
mengundang beberapa perwakilan kelompok-kelompok
tani di Kecamatan Bayan dan beberapa tokoh
ISSN 1907-1744 (Cetak)
ISSN 2410-1500 (Online)
masyarakat setempat seperti kepala desa dan guru.
peserta diberian pemahaman dan pengetahuan tentang
pentingnya air bersih dan bagaimana mendapatkan air
bersih dengan mengolah air laut yang semula tidak
layak dikonsumsi menjadi air tawar yang layak
konsumsi melalui teknologi sederhana seperti
desalinasi berbasis tenaga surya.
Pemaparan materi tentang prinsip dasar alat
desalinasi dan bagaimana cara membuat alat dengan
memanfaatkan bahan-bahan yang tersedia dan
terjangkau harganya menjadi materi inti yang
disampaikan pada sosialisasi ini.
Prinsip dasar alat desalinasi adalah ketika alat
desalinasi terpapar sinar matahari, radiasi matahari
masuk melalui kaca penutup transparan menuju ke
dalam wadah air laut. Sifat konduktivitas panas yang
baik dari wadah aluminium menyebabkan temperatur
pada alat desalinasi, baik itu berupa suhu kaca,
ruangan, suhu air meningkat seiring dengan
meningkatnya intensitas matahari. Suhu di dalam
ruangan lebih besar daripada suhu lingkungan, hal ini
disebabkan oleh adanya transmisi panas dan
terperangkap di dalam alat desalinasi. Air laut
kemudian menguap dan menempel pada kaca penutup
bagian dalam. Proses kondensasi dipengaruhi oleh suhu
kaca penutup ruang evaporasi. Uap yang terbentuk akan
terkondensasi apabila mengenai kaca penutup yang
suhunya lebih rendah. Hasil kondensasi menempel pada
kaca penutup bagian dalam dan mengalir ke bawah
mengikuti kemiringan kaca penutup. Hasil kondensasi
ditampung dan menghasilkan air tawar.
Hal-hal perlu disampaikan terkait dengan seting
alat adalah
a. Alat desalinasi secara garis besar terdiri dari 3
komponen utama yaitu wadah air laut, penutup
sebagai tempat terjadinya kondensasi dan
penampung air tawar. Ketiga komponen tersebut
terbuat dari bahan yang mudah diperoleh, tahan
lama dan harganya relatif terjangkau oleh
masyarakat luas.
b. Wadah air laut yang digunakan harus tahan korosi
dan memiliki sifat konduktivitas panas yang baik.
c. Geometri dan kemiringan kaca penutup berpengaruh
terhadap produktivitas alat. Bentuk kedua prototype
yang telah diuji ditampilkan pada Gambar 1.
Prototipe A mampu menghasilkan air kondensat
428-470 mL tergantung pada intensitas matahari
yang diterima. Sedangkan prototipe B mampu
menghasilkan air kondensat 350-428 mL. Prototipe
A memiliki sudut kemiringan lebih landai
memungkinkan intensitas sinar matahari yang
diterima wadah aluminium lebih banyak dibanding
prototipe B sehingga prototipe A lebih cepat
mengalami peningkatan suhu dan air laut pada
prototipe A lebih cepat menguap. Proses penguapan
akan semakin baik apabila suhu air laut dalam
wadah aluminium semakin tinggi. Sedangkan proses
pengembunan akan semakin cepat terjadi bila suhu
kaca penutup semakin rendah.
132
J. Pijar MIPA, Vol. XI No.2, September 2016: 131-134
A
A
ISSN 1907-1744 (Cetak)
ISSN 2410-1500 (Online)
B
Gambar 1. (A) Prototipe bentuk prisma segitiga dan (B) Prototipe bentuk limas
d. Alat desalinasi harus rapat artinya tidak boleh ada
celah antara wadah air laut dengan kaca penutup
sehingga kebocoran uap air dapat diminimalisir.
e. Ketinggian air yang ada di dalam alat desalinasi ±
2 cm dari dasar wadah. Semakin banyak air di
dalam wadah maka proses penguapan air semakin
lama. Tetapi, jika air dalam alat desalinasi terlalu
sedikit maka alat dapat rusak karena terlalu panas
mengakibatkan kaca penutup menjadi retak.
f. Air hasil kondensasi alat desalinasi berbasis
tenaga surya merupakan air dengan kualitas low
minerals dan aman dikonsumsi.
Metode sosialisasi yang digunakan adalah
ceramah dan dilanjutkan dengan diskusi/tanya jawab
untuk mengetahui sejauh mana pemahaman peserta
dalam menerima materi. Kegiatan sosialisasi
dilanjutkan dengan praktik pembuatan alat. Peserta
sangat antusias mengikuti kegiatan ini, diindiasikan
dengan banyaknya pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan terutama mengenai teknis pembuatan alat,
produktivitas alat desalinasi dan keamanan konsumsi
air kondensat yang dihasilkan alat desalinasi. Peserta
merespon positif terhadap alih teknologi ini karena
alat desalinasi dibuat dengan menggunakan bahan
yang tersedia dengan harga terjangkau dan teknik
produksinya relatif sederhana. Peserta berharap
produk kegiatan berupa informasi dan teknologi tepat
guna dapat menjadi salah satu alternatif solusi
mengatasi krisis air di daerah setempat.
KESIMPULAN
Telah dilakukan sosialisasi dan praktik
pembuatan alat desalinasi air laut menjadi air tawar
berbasis tenaga surya dengan menggunakan bahanbahan yang tersedia dan murah dengan teknik
pembuatan yang sederhana. Respon masyarakat
sangat baik dan aktif selama pelaksanaan kegiatan
dan berharap produk kegiatan ini merupakan
alternatif solusi untuk mengatasi krisis air walaupun
masih diperlukan beberapa penyempurnaan alat
desalinasi untuk meningkatkan produktivitasnya.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terimakasih disampaikan kepada
pihak DP2M KEMENRISTEK-DIKTI yang telah
memberikan dana kegiatan pengabdian kepada
masyarakat pada tahun 2016 melalui skim Ipteks
bagi Masyarakat (IbM). Ucapan yang sama
disampaikan kepada kelompok-kelompok tani Kec.
Bayan terutama kelompok tani “SPB 212” dan
UPTD Dinas Pertanian Perkebunan Kelautan
Kehutanan dan Perikanan (DPPKKP) Kecamatan
Bayan.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Suara Komunitas, 2011, Dusun Tebayak,
Lombok
Utara
Kesulitan
Air
Bersih,
http://suarakomunitas.net/
dusun-terbayak-lombok-utara-kesulitan-air-bersih/,
diakses
tanggal 30 Desember 2015.
[2] NTB terkini, 2012, 17 Dusun Di Lombok Utara
Kekurangan Air Bersih,http://ntbterkini.com/17dusun-di-lombok-utara-kekurangan-air-bersih/,
diakses tanggal 30 Desember 2015.
[3] As syakur A.R., 2005, Aplikasi Sistem Informasi
Geografi (SIG) untuk Pemutakhiran Peta
Agroklimat Pulau
Lombok Berdasarkan
Klasifikasi Oldeman dan Schimdt-Ferguson,
Skripsi, Universitas Udayana, Denpasar.
[4] Sasakura. 1995. Desalination Tech-nology and
Its Aplication, P.T. Sasakura Indonesia, Jakarta
[5] Said, N.I., 2010, Pengolahan Payau menjadi Air
Minum dengan Teknologi Reverse Osmosis,
http://www.kelair.bppt.go.id/Publikasi/BukuAir
Minum/BAB10RO.pdf
[6] Pemerintah Kabupaten Lombok Utara, 2014,
Laporan
Akuntabilitas
Kinerja
Instansi
Pemerintah,
http://lombokutarakab.go.id/2014/lakipklu2013.
pdf
133
J. Pijar MIPA, Vol. XI No.2, September 2016: 131-134
ISSN 1907-1744 (Cetak)
ISSN 2410-1500 (Online)
[7] Jitsuno, T. and Hamabe K. 2012. Vacuum
Distillation System Aiming to Use Solar-Heat
for Desalination. Journal of Arid Land Studies.
22(1): 153 -155.
[8] Bethel Jr. S.G., Dell'Accio, D.V., Haffenreffer,
M.F., Modest, Z.T., Wegma,M.B., 2012, LowCost
Solar
Desalination
Device,
http://www.mie.neu.edu/ME_2012_04_LowCost_.pdf
134