Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Academia.eduAcademia.edu

KAUM MU'TAZILAH

2020, Vezza Zie

ilmu, kalam, filsafat

MAKALAH (KAUM MU’TAZILAH) Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah : ILMU KALAM Disusun oleh: M. Ikhwan Mufti : E01219031 Rahmad Veza Zildan : E01219033 Dosen Pengampu: Prof. Dr. H. Makhsum, M.Ag. FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT ISLAM PROGRAM PRODI ILMU KALAM UIN SUNAN AMPEL SURABAYA SURABAYA 2020 BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Islam adalah agama yang penuh dengan pendapat yang berbeda beda, .dari banyaknya pendapat pendapat yang berbeda. Ada dua kelompok yaitu Munazihah dan Mujasimah, Munazihah adalah kelompok yang menyucikan alloh dari menyerupai makluk, jumhur muslimin (mayoritas muslim) . Termasuk didalam golongan munasihah adalah As aryah, Maturidyah, Mukhtazilah, Syi ah. Lawan dari munazihah disebbut dengan mujasimah yang artinya karna menjasmanikan alloh dan juga disebut musabihah dikarnakan menyerupakan Alloh dengan makhluk. Maka dari sekian banyak aliran dan golongan yang ada, kami akan membahas aliran Mukhtazilah, dimana Mukhtazilah ini adalah salah satu aliran yang melenceng dari ajaran nabi dan rosul. Rumusan Makalah Dari pembahasan aliran Muktazilah ini, terumuskan beberapa pertanyaan sebagai berikut: Apa itu aliran Mukhtazilah? Siapakah tokoh yang menganut mu’tazilah? Bagaimana perbedaan antara aliran as aryah ( mayoritas muslim ) Dengan mukhtazilah? Tujuan Makalah Makalah ini bertujuan untuk: Memahami apa itu Mukhtazilah. Mengetahui tokoh kekhalifahan yang menganut faham mukhtazilah. Mengetahui perbedaan kaum mayoritas muslim dengan kaum mukhtazilah.. BAB II PEMBAHASAN Pengertian dari mukhtazilah Aliran Muhtazilah berawal dari pendirinya yaitu Wasil bin attok yang tidak mau terlibat konflik antara kaum Hawarij ( yaitu kaum yang terlalu kaku dan mudah mengkafirkan oranglain ) dengan kaum Murji ah yaitu kaum yang terlalu bertolerannsi terhadap pelanggaran syariat islam. Muktazila sendiri berasal dari akar kata I’tazala – ya’tazilu yang artinya memisahkan diri, Mu’tazila berarti orang orang yang memisahkan diri. Pada awalnya penamaan pada kelompok imi adalah penamaan yang biasa saja tidak mengandung celaan ataupun pujian, tetapi semenjak mereka mengeluarkan pemikiran pemikirannya dalam hal qodo’ dan qodar serta menyatakan Al qur’an adalah makluk, masyarakat menjadi tidak menyukai kaum tersebut dan menjadikan Mu’tazilah sebagai nama celaan. Aliran ini muncul dibasroh pada abad ke 8 m atau 2 H. Bermula dari Wasil bin attok yang memisahkan diri dari majelis gurunya yakni Hasan Al Basri yang berada di masjid raya basroh. Hal ini dikarnakan wasil bin attok memiliki pendapat yang berbeda dengan gurunya yang berkaitan dengan masalah orang mukmin yang memiliki dosa besar . Menurut Wasil bin attok mukmin yang memiliki dosa besar dan tidak bertobat, maka bukan mukmin lagi dan juga tidak kafit, tetapi ditengah tengahnya yaitu fasik. Setelah memisahkan diri, Wasil bin attok membentuk sendiri dimasjid yang sama, jama’ah yang Bersama wasil bin watok inilah yang disebut mu’tazilah. Pada priode berikutnya, aliran Mu’tazilah bercampur dengan filsafat Yunani yang sangat mengandalkan akal oleh karna itu ulama’ slaf menyebut aliran ini sebagai aliran yang menyimpang. Tokoh yang menganut aliran muktazilah Wasil bin attok Seperti yang telah kita ketahui, Wasil bin attok adalah orang pertama yang memisahkan diri dati majelis dan mengumpulkan orang orang yang sepemikiran dengannya. Khalifah Al Makmun Singkatnya aliran mu’tazilah berkembang dengan pesat ke berbagai wilayah, puncaknya Ketika kalifah Al Makmun dari dinasti Habbasyah menjadikannya sebagai mashab resmi negara. Al Makmun adalah pecinta berat filsafat Yunani. Pada masa pemerintahannya penterjemahan buku buku Bahasa asing ke Bahasa arab menjadi puncaknya. Di ba’dad ia mendirikan Bait al hikmah yang menjadi pusat penterjemahan. Namun peristiwa yang paling berpengaruh dalam sejarah Al Makmun adalah stetmennya yang mengatakan bahwa Al qur an adalah makluk, stetmen ini lebih dikenal para ulama dengan Al Miknah atau fitnah kholakul qur an yang menyeruak pada tahun 212 H. Menurut Mu’tazilah Al qur an adalah makluk yang sama dengan ciptaan Alloh, berarti Al qur an bisa berubah dari baik ke buruk dan sebaliknya seperti sifat makluk atau manusia, sedangkan menurut ahli sunah Al qur an adalah firman Alloh. Fitnah ini memuncak Ketika Makmun memberi intruksi pada penasihatnya untuk mengumpulkan dan mengetes para ulama, bagaimana sikap mereka terhadap pernyataan holakul qur an ini. Akhirnya dengan terpaksa dibawah ancaman pedang Makmun semua ulama mengakui Al qur an itu adalah makluk kecuali dua orang ulama saja yaitu Muhammad bin Nuh dan Ahmad bin Hambal, namun dalam perjalanan menuju ba’dad, Muhammad bin Nuh wafat dan hanya tersisa Ahmad bin Hambal. Saat hampil sampai di ba’dad, qodarulloh Klolifah ma’mun meninggal, kemudian Ahmad bin Hambalpun di bebaskan. Kholifah Al Mu’tasim Kalifa berikutnya yakni Al Mu’tasim tetap menganut faham Mu’tazilah dan bereaksi sangat keras kepada Ulama yang tidak mengakui Al ur an sebagai makluk, ada ulama yang disiksa, dibunuh bahkan dipenggal. Saat itu, hanya tinggal tersisa satu ulama yang menentangnya yaitu Ahmad bin Hambal. Yang kemudian dipenjara dan disiksa terus menerus selama dua tahun empat bulan. Khalifah Al Basi’ Pada saat pemerintahannya, khalifa Al Basi’ cenderung lebih lunak kepada ulama ulama yang menentangnya. Mereka hanya dikenakan hukuman tahanan didalam rumah. Khalifah Al Mutawakil Barulah disaat kepemimpinannya pemahaman mu’tazilah dihapuskan, petinggi petinggi negara yang masih berpaham mu’tazila ditangkap dan dipenjara. Dan pemahaman Kembali kepada ahli sunah. Perbedaan pemahaman mayoritas muslim dan Mu’tazilah Apabila ahli sunah mengutamakan Al qur an daripada akal, mu’tazilah justru sebaliknya, mereka lebih mengutamakan akal dari pada Al qur an Mu’tazilah mengatakan bahwa Al qur an adalah mahluk sedangkan ahli sunah berstetmen Al qur an adalah Firman Alloh. BAB III PENUTUP Sekian makalah dari kami, mohon maaf atas segala kekurangan dan kelebihan didalam makalah ini, semoga bermanfa’at.