ANCHOR
ASSESSMENT
Assesmen Praktis dalam Bimbingan dan Konseling Islam
Bidang Karir, Pendidikan dan Masyarakat
Tim Penulis
Katalog Dalam Terbitan (KDT)
© Tim Penulis
Anchor Assessment: Assesmen dalam Bimbingan dan Konseling Islam; /
Tim Penulis; - Yogyakarta: Lintas Nalar, 2018
ISBN: 978-602-51707-7-5
Cetakan 1 edisi 2, Juni 2018
Pengantar
: Dr. Nurjannah, M.Si.
Editor
: Moh. Khoerul Anwar, S.Pd., M.Pd
Desain Cover
: Rasyid Hidayat
Layout
: Beny Subagdja dan Shovia Syamsi Hadaria
Tata Aksara
: Siti Triyuwanti
Tim Penulis
: Nurhasanah, Siti Nurhikmah Fauziah, Ainis Nur M., Rafi'
Nur K, Sifak Adkhaning Fauziah, Okti Inayatur Rohmah, Novi Nurlaili, Arina Rijki
Aulia, Hani Lidyananda, Hani'ah Dwi Agustina, Arini K Effiah, Mahida Zahra, Citra
Ariyanti, Vera Maulida Rahmah, Syifa Dzikri Lestari, Rahmaika Hidayati, Eka
Susanti, Ulva Almunafisah, Ni'matul Hikmah, Novani Astri Rahayu, Rahmadyah
Dewi Pangesti, Umi Khulsum, Anisa Sari Yusrina, Dinie Muftihatur Rohmah, Vita
Almajati, Latifah Firdaus, Nadia Saphira, Hanny Fahiratunnisa, Fahri Nur Fauzi,
Neli Mahdalena, Astri Novi Anti, Bella Nur F, Denis Hartati, Umu Azizah
Pangestika, Arif Sholehudin, Anjorta Mutia Purry, Eko Pracoyo, Anggraini
Widyastuti, Afifah Wahyu Rahmawati, Khikmah Nur Fajriyah, Riningsih Reno Dwi
Marsha, Muhammad Handi Ananta, Suci Wulandari.
Diterbitkan oleh:
Lintas Nalar, CV
Jl. Ki Pemanahan - Kampung Jagangrejo
Pelemwulung - Kec. Banguntapan Bantul,
D.I. Yogyakarta
Email: lintasnalar@gmail.com
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur ke haribaan Allah SWT dan Rasul-Nya,
yang telah mengajarkan kita melalui qalam. Memberikan ilmu dan
pengetahuan, yang dengan itu kita mampu mengenal diri, alam dan
kejadian sebagai sarana ma’rifat kepada-Nya. Buku berjudul “Anchor
Assessment” yang merupakan kumpulan tulisan mahasiswa prodi
Bimbingan dan Konseling Islam (BKI) Fakultas Dakwah dan Komunikasi
UIN Sunan Kalijaga, adalah salah satu wujud hasil pengajaran Allah
melalui kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan para hamba-Nya,
dosen-dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga.
Hadirnya buku ini, tentulah sangat membahagiakan dan
membanggakan bagi pimpinan. Terlepas dari adanya kekurangan di sana
sini, setidaknya buku ini mencerminkan adanya kepercayaan diri dan
keberanian mahasiswa dalam berkarya, yang patut dihargai. Apalagi
mengingat bahwa buku tentang pengukuran dan asesmen termasuk
langka, maka buku ini dapat mengisi kekosongan, khususnya dalam hal
asesmen terhadap klien sebelum diberikan treatmen oleh konselor.
Konselor professional mesti melakukan asesmen yang cermat dan
akurat terhadap klien sebagai acuan melakukan tindakan, dan tidak boleh
hanya sekedar mengira-ngira atau berdasarkan perasaan. Hasil asesmen
yang valid, akan menuntun konselor menentukan treatmen yang tepat,
meski masih menyimpan kemungkinan adanya kesalahan. Apabila hasil
asesmen tidak valid atau salah, dampaknya pasti salah dalam menentukan
treatmen atau tindakan, dan bisa berakibat fatal terutama bagi klien.
Oleh sebab itu buku ini sangat penting menjadi salah satu
instrument yang bisa digunakan oleh para praktisi di bidang bimbingan
dan konseling dalam melakukan asesmen. Di samping itu instrument ini
juga bisa menjadi bahan kajian bagi akademisi ilmu Bimbingan dan
Konseling (Islam) untuk dikritisi dan disempurnakan sehingga mewujud
instrument-instrumen asesmen yang terstandarisasi.
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
iii
Semoga buku ini memberi manfaat bagi semua pihak terkait,
khususnya akademisi dan praktisi Bimbingan dan Konseling (Islam).
Semoga menjadi amal jariyah bagi para mahasiswa yang berkonstribusi
menulis, juga para dosen yang membimbing. Terimakasih kepada
civitas akademika yang telah berkontribusi membesarkan nama dan
eksistensi Fak. Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga.
Yogyakarta, 31 Mei 2018
Dekan,
Dr. Nurjannah, M.Si.
iv | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
PENDAHULUAN
Pembahasan assesmen telah didiskusikan selama kurang lebih
25 tahun terakhir, seiring perkembangan zaman. Kini assesmen
dikembangkan di pelbagai aspek baik meliputi Bidang Karir, Pendidikan
dan Masyarakat. Munculnya buku “Anchor Assesment: Assesmen Praktis
dalam Bimbingan dan Konseling Islam” diharapkan mampu menjawab
perkembangan dan permasalahan era saat ini, era millennial.
Masalah merupakan adanya perbedaaan antara ideal dan
kenyataan. Salah satu upaya untuk mendeteksi dan mengetahui sebuah
masalah maka diperlukan sebuah alat ukur yang dapat digunakan
sebagaimana mestinya. Pengembangan sebuah assesmen didasarkan
pada proses yang berkelanjutan, dimulai dari penjabaran tentang definisi
operasional hingga uji lapangan sampai uji validitas serta reliabilitas.
Anchor Assesmen secara harfiah adalah assesmen jangkar, secara
filosofis istilah nama tersebut diambil dari beragam masalah kadang sulit
diselesaikan karena masalah yang dialami tidak terdeteksi dengan baik dan
masalah yang muncul tidak teridentifikasi. Oleh karenanya, bilamana kita
dapat menggunakan dan mengembangkan assesmen diharapkan mampu
menngurai masalah dan mampu mengetahui indikasi-indikasi dari masalah
yang dialami. Selain itu, ibarat kapal laut bilamana jangkar diangkat maka
kapalpun akan berlayar. Sama halnya dengan hal tersebut, ketika masalah
individu sudah terdeteksi maka masalah tersebut akan lebih mudah
alternative penyelesaiannya.
Selanjutnya, upaya ini dilakukan dalam rangka memperkaya dan
memperbanyak alat assesmen dilingkungan bimbingan dan konseling
islam baik di lingkungan institusi pendidikan maupun masyarakat.
Semoga karya ini dapat bermanfaat dan berguna secara praktis dan
efektif bagi semua pihak yang membutuhkan.
Yogyakarta, 27 Mei 2018
Dosen Pengampu Mata Kuliah Assesmen
BKI
Moh Khoerul Anwar, M. Pd
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
v
Daftar Isi
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
PENDAHULUAN ...........................................................................................
v
Daftar Isi ........................................................................................................
vi
1.
Istrumen Skala Layanan Bimbingan Konseling Islam di Man lll Sleman 1
2.
Instrumen Skala Kepuasan Siswa Terhadap Layanan BK di Sekolah ..... 8
3.
Instrumen Skala Perencanaan Karir Pada Siswa SMP......................... 17
4.
Instrumen Skala Kecemasan Kelulusan Pada Mahasiswa .................... 22
5.
Instrumen Tingkat Prokrastinasi Akademik Mahasiswa Akhir .......... 30
6.
Instrumen Skala Kemandirian Belajar pada Mahasiswa Rantau ........ 36
7.
Instrumen Skala Tingkat Kepercayaan Diri (Self Confidence) Siswa Kelas
XII SMK Dalam Memasuki Dunia Kerja............................................... 42
8.
Instrumen Skala Tingkat Burnout pada Siswa SMA ............................ 49
9.
Instrumen Skala Keterbukaan Diri (Self Disclosure) ............................ 55
10. Pengembangan Instrumen Kemandirian Belajar Mahasiswa Difabel 62
11. Instrumen Skala Tingkat Integritas Akademik Mahasiswa UIN Sunan
Kalijaga...................................................................................................... 70
12. Instrumen Skala Penyesuaian Diri Smp Negri 1 Kokap kelas .............. 77
13. Instrumen Skala Kedisiplinan Mahasiswa Pengguna Sepeda .............. 84
14. Pengembangan Instrumen Skala Kepercayaan Diri (Self-Confidence) Pada
Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ........................................ 92
15. Skala Keterampilan Konseling Bagi Calon Konselor Pada Mahasiswa
Semester 6 Bki Uin Sunan Kalijaga ........................................................ 97
16. Instrumen Skala Kepercayaan Diri Siswa Kelas XI dalam Mengikuti
Organisasi Di MA WI Karangduwur ................................................... 106
17. Instrumen Skala Kenakalan Remaja Akhir Pada Mahasiswa ........... 113
vi | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
Kenakalan remaja akhir pada mahasiswa.............................................. 113
18. Instrument Skala Keterampilan Komunikasi Calon Konselor Islam .....121
19. Instrumen Skala Perilaku Agresif Siswa Pemain Game Online ......... 127
20. Instrumentasi Skala Komunikasi Sosial Mahasiswa Gamer ............... 134
21. Instrumen skala efikasi diri mahasiswa Bidikmisi ............................... 140
22. Instrumen Skala Kedisiplinan Siswa Boarding School........................ 147
23. Instrumen Skala Perencanan Karier pada Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga
............................................................................................................ 153
24. Instrumen Skala Tingkat Self Efficacy (Penilaian diri) Mahawiswa
Bimbingan Konseling Islam ................................................................... 160
25. Instrument Skala Konformitas Mahasiswa Dalam Mengerjakan Tugas
.................................................................................................................. 169
26. Instrumen Skala Penyesuaian Diri Pada Mahasiswa Rantau ............. 175
27. Instrumen Skala Kemampuan Coping Stress pada Mahasiswa BKI UIN
Sunan Kalijaga ........................................................................................ 181
28. Instrumen Skala Kemandirian Siswa SMA Berbasis Pesantren ........ 188
29. Instrumen Skala Tingkat Kematangan Karir bagi Mahasiswa Akhir196
30. Instrumen Skala Kemampuan Asertivitas Pada Mahasiswa Yang Bertempat
Tinggal Di AMKT Yogyakarta.............................................................. 206
31. Instrumen Skala Kecemasan Kerja Bagi Calon Alumni UIN Sunan Kalijaga
............................................................................................................ 214
32. Instrumen Skala Kemampuan Dasar Konseling pada Mahasiswa BKI
Semester 4-6 ............................................................................................ 225
33. Instrumen Skala Kepuasan Layanan Informasi Karir Bimbingan Konseling
di SMAN 1 Kasihan Bantul.................................................................... 235
34. Instrumen Skala Konsep Diri Mahasiswa Perantau di Yogyakarta ....... 243
35. Instrumen Skala Keterbukaan Diri (Self Disclosure) Pada Siswa Yang tidak
Berkeinginan Melanjutkan ke Studi Lanjutan .................................... 250
36. Instrumen Skala Minat Wirausaha Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta .............................................................................................. 256
37. Instrumen Skala Motivasi Berprestasi Pada Mahasiswa Yang Bekerja..264
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
vii
38. Instrumen Skala Pengambilan Keputusan Karier Pada Siswa SMK.269
39. Instrumen Skala Kepercayaan Diri Mahasiswa Difabel dalam Menghadapi
Dunia Kerja ............................................................................................. 276
40. Instrumen Skala Kepuasan Pelayanan Akademik Pada Mahasiswa UIN
Sunan Kalijaga ........................................................................................ 282
41. Instrumen Skala Kecemasan Pasca Kelulusan Mahasiswa S1 ........... 291
viii | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
1. Istrumen Skala Layanan Bimbingan Konseling Islam di Man
lll Sleman
Oleh: Anjorta Mutia Purry (Anjortamutia@gmail.com)
Profesional Judgement: Slamet, S.Ag., M.Si.
A. Pengantar
Pengumpulan suatu data ada berbagai macam bentuknya,
untuk mendapatkan informasi atau data dari sebuah penelitian maka
kita perlu alat untuk mengumpulkan informasi yang kita inginkan.
Instrumen adalah salah satu bentuk untuk mendapatkan informasi atau
data. Alasannya, instrumen skala layanan bimbingan konseling islam
ini digunakan untuk mengetahui sampai mana layanan bimbingan
konseling islam ini digunakan atau diterapkan pada Man III Sleman.
Bimbingan konseling islam merupakan usaha membantu peserta didik
dalam pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kegiatan belajar,
serta perencanaan dan pengembangan karier. Bimbingan dan konseling islam
juga memfasilitasi pengembangan peserta didik secara individual, kelompok,
dan atau klasikal, sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat,
perkembangan, kondisi, serta peluang-peluang yang dimiliki. Selain itu
bimbingan konseling islam juga membantu mengatasi kelemahan dan
hambatan serta mengatasi masalah yang dihadapi peserta didik.
Adapun aspek-aspek yang terdapat pada instrumen skala layanan
bimbingan konseling islam disekolah yaitu meliputi tiga aspek menurut
Dewa Ketut Sukardi, 2008: 44-45); perkembangan aspek pribadi sosial,
perkembangan aspek belajar, dan perkembangan aspek karir. Dari ketiga
aspek tersebut kemudian dikembangkan dalam berbagai indicator,
kemudian menjadi indicator, dan kemudia menjadi item-item pernyataan.
Sebelum instrumen ini di uji cobakan kepada responden maka perlu diteliti
terlebih dahulu oleh profesional judgement. Jika dirasa sudah layak maka
instrumen siap untuk diujikan kepada para siswa-siswi di Man III Sleman.
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
1
B. Pengembangan Instrumen Skala Psikologis
Skala tingkat layanan bimbingan konseling islam merupakan upaya
untuk mengukur seberapa jauh layanan bimbingan islam digunakan di Man
III Sleman. Menurut Dewa Ketut Sukardi, 2008: 44-45 aspek yang terdapat
pada instrumen skala layanan bimbingan konseling islam disekolah yaitu ada
tiga, yang pertama perkembangan aspek pribadi sosial, yang kedua
perkembangan aspek belajar, dan yang ketiga perkembangan aspek karir.
Variabel
Skala
Layanan
Bimbinga
n
Konseling
Islam di
Man III
Sleman
Aspek
Indikator
Mengenal
diri
sendiri
dan
lingkunga
n
Aspek
Pribad
i
Sosial
Deskriptor
Mengenal
diri sendiri
No Item
Favor Unfavor
able
able
Jml
1,2,3,4
5
5
6,7,8,9
,10
11
6
12,13,17
6
Menerima
diri
sendiri
dan
lingkunga
n secara
positif
Mengenal
lingkungan
Interaksi
Berinteraksi
14,15,
Sosial
dengan orang
lain
16
2 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
Kognitif
18,20
19
3
21,22,
24,26
23,25
6
Psikomot
orik
Kemampuan
yang
menyangkut
kegiatan otot
dan fisik
27,28
29,30
4
Memiliki
pemaham
an diri
Mengetahui
kemampuan,
minat dan
kepribadian
yang terkait
dengan
pekerjaan
31,33
32
3
Aspek
Belaja
r
Afektif
Aspek
Karir
Kemampuan
intelektual
siswa-siswi
dalam
berpikir,
mengetahui
dan
memecahkan
masalah
Mengenai
sikap, minat,
emosi, dan
nilai hidup
siswa-siswi
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
3
Memiliki
kemampu
an
merencan
akan
masa
depan
Merancang
kehidupan
secara
rasional
untuk
memperoleh
peran-peran
yang sesuai
dengan
minat,
kemampuan,
dan
kondisi
kehidupan
sosial
ekonomi
Jumlah
34,35,
36,37,
40
38,39
7
27
13
40
C. Item Pernyataan dan Kategorisasi
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Pernyataan
Saya percaya dengan kemampuan
yang saya miliki
Saya selalu mengevaluasi kelebihan
dan kekurangan pada diri saya
Saya sulit mengubah perilaku saya
meskipun itu perilaku jelek
Saya tidak peduli dengan perkataan
orang lain
Saya sering sakit hati jika saya
tersinggung dengan perkataan teman
saya
Saya sangat
nyaman
dengan
lingkungan rumah
Saya sangat
nyaman
dengan
lingkungan sekolah
Jawaban
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
4 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
Saya tidak mudah terpengaruh oleh
pergaulan yang rusak
Saya berteman tidak memandang
harta maupun derajat
Saya selalu mengikuti kegiatan bakti
sosial
Saya sangat tidak suka kepada guruguru yang ada di sekolah
Saya seringkali menyakiti hati teman
saya
Saya sangat malas jika harus
menolong teman saya yang sedang
kesusahan
Saya senang jika saya terlibat dalam
acara-acara sosial
Saya selalu membantu teman atau
tetangga yang sedang
terkena
musibah
Saya sangat antusias jika dimintai
tolong
untuk menjadi
aktivis
dikampung
Saya tidak senang berorganisasi
karena menurut saya itu tidak penting
Saya bisa menyelesaikan masalah
saya sendiri
Saya selalu menutup diri jika sedang
mempunyai masalah
Saya percaya setiap masalah pasti
ada jalan keluarnya
Saya selalu membantu orang tua saya
setiap hari
Saya tidak pernah membantah apa
yang diperintahkan oleh orang tua
Saya selalu melampiaskan amarah
saya di sekolah ketika sedang ada
masalah di rumah
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
|5
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
Saya selalu
sekolah
mematuhi peraturan
Saya tidak menyukai guru yang
sering memberi tugas terlalu banyak
Saya sangat antusias jika guru BK
masuk ke
dalam kelas dan
memberikan penyuluhan
Saya sangat senang saat pelajaran
olahraga
Saya sempat bercita-cita menjadi atlit
yang dapat membanggakan bangsa
Saya tidak suka dan sangat malas jika
saya harus membawa nama baik
sekolah
Saya malas untuk menjaga kesehatan
Saya mengetahui bakat yang akan
saya asah
Saya mudah sekali untuk menyerah
Saya akan
bekerja
dibidang
pekerjaan yang saya sukai
Saya tau betul dengan diri saya
pekerjaan apa yang nantinya cocok
dengan diri saya
Saya ingin menjadi orang sukses
Saya senang karena BK saya menjadi
tau apa kemampuan yang harus saya
kembangkan
Saya akan bekerja semaksimal
mungkin agar masa depan saya
terjamin
Saya ingin menjadi orang yang biasabiasa saja
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
6 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
39.
40.
Saya merasa tertekan jika saya
dipanggil guru bk
Saya bertekad pantang menyerah
sebelum sukses
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Alpha Cronbach : 0,702; Sampel : 30 orang.
D. Klasifikasi Item Shohih dan Item Gugur
Melalui analisis SPSS.20 dapat diklasifikasikan bahwa sebaran
item shohih dan gugur sebagai berikut:
Item Shohih
1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 14, 15,
Item
Item Gugur
5, 11, 12, 13, 17, 19, 23,
Pernyataan
16, 18, 20, 21, 22, 25, 26, 27,
28, 31, 33, 34, 35, 36, 37, 40.
25, 29, 30, 32, 38, 39.
Jumlah
27
13
E. Penutup
Bimbingan konseling islam merupakan usaha membantu peserta didik
dalam pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kegiatan belajar,
serta perencanaan dan pengembangan karier. Bimbingan dan konseling islam
juga memfasilitasi pengembangan peserta didik secara individual, kelompok,
dan atau klasikal, sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat,
perkembangan, kondisi, serta peluang-peluang yang dimiliki. Selain itu
bimbingan konseling islam juga membantu mengatasi kelemahan dan
hambatan serta mengatasi masalah yang dihadapi peserta didik.
Instrumen ini diuji cobakan hanya kepada siswa sekolah saja
dan instrumen ini digunakan untuk mengetahui tingkat skala
layanan bimbingan konseling islam disekolah.
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
7
2. Instrumen Skala Kepuasan Siswa Terhadap Layanan BK di Sekolah
Oleh: Denis Hartati (hartatidenis@ gmail.com)
Profesional Judgement: SlametS,Ag. M.Si
A. Pengantar
Pendidikan merupakan sasaran utama tercapainya manusia
Indonesia yang bermutu. Pendidikan yang bermutu tidak hanya
dilihat dari pencapaian secara akademis saja, sebagaimana yang
banyak terjadi di sekolah dan masyarakat, ketika seorang anak
mendapatkan nilai buruk maka dianggap bodoh dan tidak akan
menjadi orang yang sukses di masa depan.
Pendidikan harus mengarahkan siswa pada pencapaian
aspek perkembangan akademik, pribadi, sosial, kematangan
intelektual, serta perkembangan karir.
Manusia tidak sama satu dengan yang lainnya baik dari sifat maupun
kemampuannya, ada manusia yang sanggup mengatasi persoalannya sendiri
dan ada juga yang harus dibantu orang lain dalam mengatasi persoalannya,
maka di sini lah bimbingan konseling dibutuhkan. Berdasarkan pernyataan di
atas dapat dipahami bahwa proses pendidikan di sekolah termasuk SMA /
SMK / Madrasah tidakakan berhasil secara baik apabila tidak di dukung oleh
penyelenggaraan bimbingan secara baik. Adakalanya siswa menghadapi
berbagai kesulitan atau hambatan.
Kesulitan atau hambatan itu dapat dikelompokkan dalam
beberapa gejala masalah, seperti prestasi belajar rendah,
kurangnya motivasi belajar, belajar lambat, kebiasaan kurang baik
dalam belajar, dan sikap yang kurang baik. Untuk itu sekolah
hendaknya memberikan bantuan kepada siswa untuk mengatasi
masalah-masalah yang timbul dalam kegiatan belajar siswa.
Layanan bimbingan konseling sering diartikan hanya untuk menangani
anak-anak yang bermasalah saja (bandel), lebih dari itu bimbingan konseling
berfungsi untuk membantu siswa yang kesulitan baik dalam belajar, Maupun
masalah kepribadiannya guna memelihara hal yang positif dan mencegah hal
yang negatif. Oleh karena itu, layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah
dan Madrasah (Berbasis Intergrasi), (Jakarta; PT. Raja Grafindo Persada,
2007), h. 12 4 bimbingan dan konseling dianggap
8 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
perlu dalam sebuah sekolah untuk mencegah dan mengatasi
permasalahan di atas.
B. Pengembangan Instrumen Skala Psikologis
Pendidikan di sekolah harus mengutamakan kepuasan layanan
kepada siswa. Karena kepuasan layanan sebuah lembaga sekolah atau
madrasah akan menentukan perkembangan lembaga tersebut. Secara
umum, kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa yang muncul setelah
membandingkan kinerja (hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja (atau
hasil) yang diharapkan (Philip Kotler, 2009). Sebagaimana yang menjadi
dasar
pemikiran
penyelengaraan
bimbingan
dan
konseling
di
sekolah/madrasah adalah menyangkut upaya memfasilitasi dan mendidik
siswa dalam mengembangkan minat bakat dan kemampuannya. Angket ini
disusun berdasarkan tiga aspek yang dianggap mewakili tingkat kepuasan
subjek sasaranya itu siswa dan siswi. Menurut Tohirin, layanan Bimbingan
dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Intergrasi) ketiga aspek
tersebut, antara lain pelayanan BK, fasilitas BK, dan kapasitas guru BK.
No Item
Variabel
Kepuasan
layanan
BK
Aspek
Pelaya
nan
BK
Indikator
Deskriptor
Layanan
orientasi
Mengenalk
an
lingkungan
baru,
kewajiban
dan hak
sebagai
siswa,
membantu
meningkatk
an serta
mengemba
ngkan
hubungan
social
Favora
ble
Unfavo
rable
1, 2, 3,
5, 7, 8
4, 6, 9
Jml
9
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
|9
Layanan
informasi
Layanan
pembelaja
ran
dalam
berorganisa
si,
mengenalk
an ekstra
kurikuler di
sekolah,
mengenalk
an
pendidikan,
mengenalk
an akhlak
dan etika
sebagai
pelajar
Memberi
informasi
dalam
belajar,
informasi
khusus
dalam
bersosial
atau
berorganisa
si
Mengemba
ngkan sikap
dan
kebiasaan
belajar,
memberi
wawasan
pemahama
n
akademik,
kemandiria
n belajar,
11, 12,
13
10
4
14, 17,
18, 21
15, 16,
19, 20
8
10 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
masalah
belajar,
kondisi
belajar
Sarana
Fasilit
as BK
Prasarana
Kapasi
tas
guru
BK
Tugas
guru BK
Memberika
n
perlengkap
an
administras
i,
memberika
n jadwal
kegiatan
BK, papan
pengumum
an, Media
BK,
perlengkap
an
penunjang
Memberika
n ruang
BK,
perlengkap
an ruang
BK,
anggaranda
na
Membantu
siswa
dalam
memahami,
menilai
bakat dan
minat,
mengemba
ngkan
22, 24,
25, 29
23, 26,
27, 28
8
30, 31,
32, 34
33, 35
6
36, 38,
40, 42
37, 39,
41
7
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
11
Profesion
alisme
guru BK
Jumlah
kemampua
n hubungan
sosial dan
berorganisa
si,
mengemba
ngkan
kemampua
n belajar
untuk
mengikuti
pendidikan
sekolah /
madrasah
secara
mandiri,
memotivasi
siswa,
memberika
n wawasan
atau
Mampu
menjalanka
n tugasnya
sesuai kode
etik BK,
guru BK
yang
mencukupi,
guru BK
yang
bertanggun
gjawab
43, 47
44, 45,
46, 48,
49, 50
8
27
23
50
12 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
C. Item dan Kategorisasi
No
Pernyataan
Jawaban
1.
Saya senang adanya layanan BK disekolah SS
S TS
STS
2.
Layanan BK membantu saya menyesuaikan
SS
diri dengan lingkungan baru
S TS
STS
3.
Saya perlu diberikan informasi tentang
pergaulan bebas
SS
S TS
STS
4.
Layanan BK tidak mengenalkan saya dengan
SS
organisasi di sekolah
S TS
STS
5.
Saya paham hak dan kewajiban sebagai siswa SS
S TS
STS
6.
Layanan BK tidak membantu saya dalam
berhubungan sosial
SS
S TS
STS
7.
Saya perlu diberikan informasi mengenai
kejadian-kejadian social dalam masyarakat SS
yang aktual
S TS
STS
8.
Saya menjadi siswa yang beretika dan
bermoral
SS
S TS
STS
9.
Saya tidak suka dengan kegiatan
ekstrakurikuler
SS
S TS
STS
10.
Saya tidak perlu diberikan informasi mengenai
SS
bimbingan pribadi
S TS
STS
11.
Saya perlu diberikan informasi mengenai
bimbingan belajar
SS
S TS
STS
12.
Saya perlu mendapatkan informasi mengenai
SS
program belajar berikutnya atau study lanjut
S TS
STS
13.
Layanan BK mempermudah saya
mendapatkan informasi tentang kegiatan di SS
sekolah
S TS
STS
14.
Layanan BK sangat memotivasi saya dalam
SS
segala hal
S TS
STS
15.
Layanan BK tidak meningkatkan aktivitas
belajar saya
SS
S TS
STS
16.
Layanan BK tidak mempermudah proses
belajar
SS
S TS
STS
17.
Layanan BK meningkatkan prestasi akademik SS
S TS
STS
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
13
saya
18.
Saya merasa pengetahuan dan wawasan saya
SS
bertambah
S TS
STS
SS
S TS
STS
20.
Saya tidak suka dengan adanya bimbingan
SS
belajar secara kelompok
S TS
STS
21.
Kesulitan belajar saya selalu saya selesai kan
SS
melalui layanan BK
S TS
STS
22.
Saya senang adanya fasilitas BK yang
memadai
SS
S TS
STS
23.
Fasilitas BK tidak menjamin terselenggaranya
SS
proses BK yang baik
S TS
STS
24.
Fasilitas BK menyediakan alat tulis guna
membantu proses belajar mengajar
SS
S TS
STS
25.
Perlengkapan administrasi BK tersedia dalam
layanan BK
SS
S TS
STS
26.
Saya tidak suka membaca papan pengumuman
SS
BK
S TS
STS
19. Saya acuh terhadap masalah belajar
27. Saya acuh terhadap jadwal kegiatan BK
SS
S TS
STS
28. Evaluasi program BK tidak perlu diadakan
SS
S TS
STS
29.
Saya senang fasilitas BK selalu menyediakan
SS
perlengkapan penunjang
S TS
STS
30.
Saya suka dengan ruang BK yang nyaman dan
SS
menyenangkan
S TS
STS
31.
Proses bimbingan sangat terjangkau jauh dari
SS
keributan
S TS
STS
32.
Ruang BK sangat memadai karena adanya
SS
penerangan atau sinar yang cukup
S TS
STS
33.
Saya tidak suka dengan ruang BK yang
sederhana
SS
S TS
STS
34.
Segala perlengkapan BK tersusun rapi dan
SS
bersih
S TS
STS
35. Anggaran dan tidak mencukupi layanan BK SS
S TS
STS
S TS
STS
36.
Kegiatan siswa selalu dipantau melalui
layanan BK
SS
14 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
37. Saya tidak suka mematuhi aturan layanan BK
SS
S TS
STS
38.
Guru BK membantu saya menyalurkan minat
dan bakat
SS
S TS
STS
39.
BK tidak berpengaruh terhadap kemandirian
belajar saya
SS
S TS
STS
40. Guru BK sangat memotivasi masa depansaya
SS
S TS
STS
41. Saya tidak perlu mendapatkan materi BK
SS
S TS
STS
42. Guru BK menyusun program BK dengan baik
SS
S TS
STS
43. Guru BK di sekolah sangat menyenangkan SS
S TS
STS
44. Guru BK disekolah sangat acuh
SS
S TS
STS
45.
Bimbingan BK yang diberikan sangat
membosankan
SS
S TS
STS
46.
Guru BK tidak menjalankan tugasnya sesuai
SS
kode etik BK
S TS
STS
47.
Guru BK melaksanakan program BK dengan
baik
SS
S TS
STS
48.
Guru BK tidak menyelenggarakan pelayanan
sesuai kewenangan
SS
S TS
STS
49. Guru BK disekolah tidak berkecukupan
SS
S TS
STS
50. Guru BK disekolah tidak bertanggungjawab
SS
S TS
STS
Alpha Cronbach’s = 0,929; Sampel = 50
D. Klasifikasi Item Gugur dan Iitem Shahih
Melalui analisis SPSS.20 dapat diklasifikasikan bahwa
sebaran item gugur dan item shahih sebagai berikut :
Item gugur
Item shahih
Item pernyataan
Jumlah
1, 2, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 12, 14,
15, 16, 17, 18, 19, 20, 21,
3, 4, 7, 11, 13, 22, 24, 25, 26, 27, 28, 29,
23, 31, 35, 43 30, 32, 33, 34, 36, 37, 38,
39, 40, 41, 42, 44, 45, 46,
47, 48, 49, 50
9
41
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
15
E. Penutup
Berdasarkan uji coba yang dilakukan penulis dapat disimpulkan
bahwa:
1. Instrumen Skala Tingkat Kepuasan Terhadap Layanan BK di
Sekolah dapat digunakan untuk mengetahui seberapa tinggi
tingkat kepuasan siswa terhadap layanan BK di sekolah.
2. Instrumen dapat digunakan untuk pengukuran dalam rangka
pengumpulan data karna realiabilitas instrumen >
0,7 yaitu
0,929.
16 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
3. Instrumen Skala Perencanaan Karir Pada Siswa SMP
Oleh: Muhammad Handi Ananta (Muhammadhandi31@gmail.com)
Profesional Judgement: Slamet, S.Ag., M.Si.
A. Pengantar
Untuk melakukan suatu penelitian, berarti seseorang tersebut akan
mengumpulkan informasi suatu data. Pengumpulan suatu data tersebut
ada berbagai macam bentuknya, untuk mendapatkan informasi atau data
dari sebuah penelitian maka kita perlu alat untuk mengumpulkan informasi
yang kita inginkan. Instrumen adalah salah satu bentuk untuk
mendapatkan informasi atau data. Alasannya instrument skala
perencanaan karir pada siswa SMP yang teruji secara teoritis maupun
praktis, pola pikir yang mengarah pada penelusuran karir seharusnya
diawali lebih dini, dilalui sepanjang usia sebab setiap orang akan
berkepentingan pada masa depan. Orang tidak bisa menyerahkan diri
pada nasib semata atau berpangku tangan menyerahkan keputusan masa
depan pada keadaan. Oleh karena itu masa depan perlu di pahami,
dihayati, dan direncanakan secara terencana, sadar dan nalar.
Adapun aspek-aspek yang terdapat pada instrument skala
perencanaan karir pada siswa SMP yaitu aspek menurut Jordan (Yusuf,
2009:27) aspek-aspek perencanaan karir meliputi Pemahaman karir
adalah membantu pribadi untuk mengembangkan kesatuan dan gambaran
diri serta peran dalam dunia kerja, mencari informasi siswa yang yang
memiliki perencanaan karir akan memanfaatkan informasi yang telah
didapat dari berbagai sumber untuk di pelajari sehingga siswa memiliki
pemahaman tentang karir, Perencanaan dan pengambilan keputusan
merupakan suatu proses untuk menentukan langkah-langkah yang akan
dilakukan dalam karir untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan. Dari
beberapa aspek-aspek tersebut kemudian dikembangkan dalam berbagai
indikator, kemudian menjadi deskriptor, dan kemudian menjadi item-item
pertanyaan. Sebelum instrument diujicobakan kepada responden maka
perlu di teliti terlebih dahulu oleh professional judgement. Jika sudah
layak, maka instrument siap diujicobakan kepada para siswa SMP.
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
17
B. PerkembanganInstrumenSkalaPsikologis
Skala perencanaan karir pada siswa SMP merupakan upaya
untuk mengukur seberapa tinggi kesadaran siswa SMP dalam
merencanakan aspek-aspek perencanaan karir yang meliputi:
1. Pemahaman karrir
2. Mencari informasi
3. Pengambilan keputusan
Variabel
Perencana
an karir
pada
siswa
SMP
Aspek
Pemah
aman
karir
Menca
ri
inform
asi
Penga
mbilan
keputu
san
Deskriptor
Pengembanga
n diri
No Item
Unfavoura
Favourable
ble
2, 5, 7, 9, 10,
3, 13, 20,
14, 16, 17,
22, 23, 25,
21, 34
26, 28
Jml
18
Memiliki
peran dalam
dunia kerja
4, 37, 38, 39
6, 40
6
Memanfaatkan
8, 35,
31, 36,
4
19,
24,
2
Menentukan
target
1, 29,
12, 18,
4
Menentukan
langkahlangkah
11, 15, 27,
32,
30, 33,
6
23
17
40
informasi
Mempelajari
informasi
Jumlah
C. Item pernyataandankategorisasi
No
1
2
3
Pernyataan
Saya sudah mempunyai perencanaan karir
SS
studi setelah lulus
Saya siap mengambil resiko dengan pilihan
SS
saya
Saya merasa kesulitan dalam mengambil SS
18 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
Jawaban
S
TS
STS
S
TS
STS
S
TS
STS
4
5
6
7
8
keputusan
Saya yakin kemampuan saya dibutuhkan
dalam dunia kerja
Saya memiliki rasa optimis dengan pilihan
yang saya pilih
Yang penting mendapat pekerjaan tidak perlu
ijazah atau kemampuan
Saya selalu berusaha untuk melakukan
sesuatu dengan baik sehingga yang saya
harapkan bias tercapai
Saya selalu mencari informasi dengan
bertanya pada orang yang lebih banyak
pengalaman
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
Memahami keadaan dan kemampuan yang
dimiliki
Saya bersikap santai dalam mengambil
keputusan
Tidak perlu pusing memikirkan karir di masa
depan
Susah menemukan kelebihan diri sendiri
Saya dapat mengetahui kekurangan yang ada
pada diri saya
Mempesiapkan perencanan karir sebelum
lulus sekolah
Saya merasa kelebihan yang dimiliki
membuat saya percaya diri
Saya selalu mengasah bakat yang telah
muncul
Menemukan minat yag mendukng
keberhasilan di masa depan itu sangat sulit
Saya selalu meganalisis informasi pekerjaan
tentang benar dan tidaknya
Saya tidak bisa menerima ketika saya gagal
dalam usaha
Berusaha menutupi kekurangan yang saya
miliki
Merasa gugup ketka mendapatkesulitan
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
19
23 Susah mengembangka bakat yang dimiliki
Saya selalu percaya tentang informasi yang
24
ada
Saya kadang kurang bisa membuat suatu hal
25
menjadi menarik
Merasa sedih ketika mengetahui kekurangan
26
saya
Saya memiliki rancangan tujuan sekolah
27
setelah lulus dari SMP ini
Kelebihan yang saya miiki terkadang
28
membuat sombong
29 Menyusun karir yang tepat sesuai keinginan
Saya membiarkan tujuan saya mengalir apa
30
adanya
Susah menerima rekomendasi perencanan
31
karir dari orang tua
Tidak ada kata takut mencoba lagi ketika
32
gagal dalam suatu perecanaan
Saya terkadang merasa kebingunggan
33 menentukan langkah langkah untuk mencapai
tujuan
Saya sadar minat ini murni dari keinginan
34
saya
Selalu bersungguh-sungguh dalam mencari
35 informasi tentang sekolah yang mendukung
minat saya setelah lulus SMP
Saya merasa ragu tentang penawaran
36
perencnaan karir dari teman
Dalam pemilihan karir harus sesuai dengan
37
latarbelakang pendidikan
Dalam pemilihan pekerjaan harus sesuai
38
minat dan kemampuan
Selalu giat belajar mempelajari materi untuk
39
masuk dunia kerja.
Dalam karir bidang industri cukup
40
pengetahuan yang diperlukan
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Alpha Cronbach’s = 0,819; Sampel = 30 orang
20 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
D. Klarisifikasi Item Shahih dan Item Gugur
Melalui analisis SPSS.20 dapat di klarifikasikan bahwa
sebaran item sahih dan item gugur adalah sebagai berikut :
Item
pernyataan
Jumlah
Item Shahih
7, 8, 10, 15, 16, 18, 19, 20,
22, 23, 26, 27, 28, 31, 33,
35, 36, 37, 38, 39, 40
21
Item Gugur
1, 2, 3, 4, 5, 6, 9, 11,
12, 13, 14, 17, 21, 24,
25, 29, 30, 32, 34
19
E. Penutup
Berdasarkan ujicoba yang dilakukan penulis dapat di peroleh
kesimpulan sebagai berikut:
1. Instrumen Skala Perencanaan Karir Pada Siswa SMP dapat
digunakan untuk khalayak umum guna mengetahui seberapa
tinggi tingkat perencanaan karir pada siswa SMP.
2. Instrumen ini dapat digunakan untuk pengukuran dalam rangka
pengumpulan data karena rehabilitas instrument > 0,7 yaitu
sebesar 0,819.
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
21
4. Instrumen Skala Kecemasan Kelulusan Pada Mahasiswa
Oleh : Hanny Fahiratunnisa (hannyfahiratunnisa@gmail.com)
Professional Judgement : Slamet, S.Ag., M.Si.
A. Pengantar
Penyusunan instrumen skala kecemasan kelulusan merupakan
sebuah langkah awal untuk mengukur dan mengetahui individu yang
mengalami kecemasan kelulusan. Karena tidak sedikit mahasiswa mengalami
kecemasan, bahkan gangguan kejiwaan lainnya. Skala kecemasan kelulusan
pada mahasiswa BKI ini disusun berdasarkan aspek-aspek mengenai
kekhawatiran, kecemasan pasca mengalami kelulusan.
B. Pengembangan Instrumen Skala Psikologis
Kecemasan adalah ketegangan, rasa tidak aman dan kekawatiran
yang timbul karena dirasakan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan
tetapi sumbernya sebagian besar tidak diketahui dan berasal dari dalam.
Kecemasan dapat didefininisikan suatu keadaan perasaan
keprihatinan, rasa gelisah, ketidak tentuan, atau takut dari
kenyataan atau persepsi ancaman sumber aktual yang tidak
diketahui atau dikenal (Stuart and Sundeens, 1998).
Kisi-kisi skala disusun berdasarkan Aspek–aspek Kecemasan
Greenberger dan Padesky (dalam Emjifari, 2012) menyatakan bahwa
kecemasan berasal dari dua aspek, yakni aspek kognitif dan aspek
kepanikan yang terjadi pada seseorang, diantaranya adalah:
Variabel
Aspek
Indikator
Kecemas
an
Kelulusa
n
Kecemasan
dengan
persepsi
Aspek
bahwa
Kognit seseorang
sedang
berada
Deskriptor
No Item
Unfa
Favor
vora
able
ble
Merasa malu
jika di ditanya 3,4,8,
orang lain
Takut jika
tidak lulus
tepat waktu
15
22 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
Jml
1,2,5,
6
10,11,
4
dalam
bahaya
Ancaman
bersifat
mental dan
sosial
Pengalama
n
bisa
terancam
dengan
begitu
mudahnya
dan akan
lebih
sering
cemas
Kepani
kan
Perasaan
cemas atau
takut yang
ekstrem
Menderita
gangguan
panik
Merasa
Frustasi
7,20,22 16,17
5
Mendapatkan
cibiran dari 9,25,26 6,24
orang lain
5
Merasa cemas
ketika
13,18,
mendekati
28,29
kelulusan
7
Merasa
gugup ketika
sedang
melakukan
sidang
munaqosah
Takut jika
bertemu
dosen
pembimbing
Menggunaka
n
jasa bantuan
pembuatan
skripsi
Gangguan
tidur
Merasakan
bingung
ketika
belum
mendapatkan
pekerjaan
Kehilangan
kontrol tanpa
ada-
21,32
14,19,
30,31
4
34,35,36 33,37,
6
44,23
41,42
4
38,40
39
3
43,50
45,46
4
48,49
51,63
4
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
23
nya peringatan
Pemikiran
yang
menimbulk
an
ketakutan
dan
kecemasan
Pemikiran
tentang
kecemasan
berorientasi
pada masa
depan dan
mempredik
si
malapetaka
Pemikiran
yang
katastrofik
dan reaksi
fisik dan
emosional
yang lebih
intens
Ketakutan
akan nilai
yang rendah
60,69
57
3
52,55,
4
54
59,58
3
61,64,
66,67
62,65,
7
36
33
69
Takut jika
tidak
mendapatkan
pekerjaan 53,56
yang
sesuai dengan
harapan
Merasa
bersalah
ketika nilai
kurang
maksimal
Takut jika
menjadi
penganggura
n
Jumlah
C. Item pernyataan dan Kategorisasi
No
1.
Pernyataan
Saya merasa malu ketika ditanya orang lain
tentang kapan akan lulus
Jawaban
SS
24 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
S
TS STS
2.
Saya merasa malu ketika ditanya orang lain habis
lulus mau kerja dimana
Saya merasa senang melihat teman seangkatan
3.
yang lulus dengan cepat
Saya sudah menentukan pilihan akan bekerja
4.
dimana setelah lulus kuliah
Saya belum mampu menjawab ketika seseorang
5.
bertanya tujuan saya setelah lulus kuliah
Saya sering menghindari obrolan mengenai hal6. hal yang menyangkut tentang lulus kuliah mau
kemana
Saya mampu mengatasi diri saya sendiri menjadi
7.
tenang ketika menghadapi kelulusan
Saya merasa rilex meskipun saya diharuskan
8. untuk segera menyelesaikan kelulusan kuliah saya
Saya merasa segar bersemangat ketika
9.
membicarakan tentang kelulusan
10. Saya merasa takut jika tidak lulus tepat waktu
SS
S
TS STS
SS
S
TS STS
SS
S
TS STS
SS
S
TS STS
SS
S
TS STS
SS
S
TS STS
SS
S
TS STS
SS
S
TS STS
SS
S
TS STS
11. Saya merasa khawatir ketika saya gagal dalam ujia SS
Skripsi
Saya merasakan sesak nafas ketika membayangka
12. bahwa saya dinyatakan tidak lulus ujian
SS
Saya merasa semakin mendekati kelulusan saya
13. semakin semangat
SS
S
TS STS
S
TS STS
S
TS STS
14. Saya mudah emosi karena khawatir jika mendekat
Kelulusan
15. Saya yakin lulus dengan tepat waktu
16. Saya merasa frustasi jika mengingat kelulusan
17. Saya merasa bingung ketika belum mendapatkan
pekerjaan setelah lulus
SS
S
TS STS
SS
SS
SS
S
S
S
TS STS
TS STS
TS STS
18. Saya siap jika mengingat setelah lulus nanti harus SS
mencari pekerjaan
19. Saya gugup ketika menghadapi kelulusan nanti SS
S
TS STS
S
TS STS
20. saya sering berfikiran mengenai sulitnya mencari SS
pekerjaan setelah lulus kuliah
Saya optimis ketika akan menghadapi keluusan
21. nanti
SS
22. Saya yakin pada diri saya sendiri bahwa setelah SS
S
TS STS
S
S
TS STS
TS STS
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
25
lulus nanti akan mendapatkan pekerjaan
23. Saya menyelesaikan masalah kelulusan dengan SS
berusaha menyelesaikan sendiri
Saya mengabaikan kata-kata orang lain yang
24. membuat saya down mengenai kelulusan saya SS
Saya bersikap santai dengan ucapan orang lain
25. mengenai sulitnya lulus kuliah saat ini
SS
S
TS STS
S
TS STS
S
TS STS
26. Saya merasa tenang menjawab ketika orang lain SS
bertanya mengenai tujuan setelah lulus kuliah
Saya merasa cepat khawatir saat memikirkan
27. kelulusan yang semakin dekat dibandingkan SS
teman-teman yang lain
S
TS STS
S
TS STS
28. Saya merasa tenang dengan kelulusan yang semak SS
dekat
Saya bersemangat ketika teman-teman yang lain
29. berdiskusi tentang kelulusan yang semakin dekat SS
S
TS STS
S
TS STS
30. Saya merasakan jantung yang berdebar-debar SS
lebih cepat saat melakukan sidang skripsi
S
TS STS
31. Saya merasakan keringat bercucuran, tangan SS
gemetar ketika melakukan proses siang skripsi
Saya tetap tenang meskipun sedang melakukan
32. sidang Skripsi
SS
Saya merasakan denyut jantung meningkat saat
membayangkan saat tidak dapat menjawab
33. pertanyaan yang diajukan tim dosen penguji SS
dalam ujian skripsi
S
TS STS
S
TS STS
S
TS STS
34. Saya siap dengan dosen pembimbing siapapun SS
yang akan membimbing nanti
35. Saya hanya mampu dibimbing oleh dosen tertentu SS
S
TS STS
S
TS STS
36. Saya merasakan nyaman dengan dosen ketika
berdiskusi tentang kelulusan
Saya merasa takut jika bertemu dengan dosen
37. pembimbing
Saya tidur sesuai dengan jadwal biasanya
38. meskipun memikirkan setelah lulus mau kemana
Saya tidur lebih malam karena memikirkan
39. sulitnya mendapatkan pekerjaan setelah lulus
nanti
SS
S
TS STS
SS
S
TS STS
SS
S
TS STS
SS
S
TS STS
26 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
Saya dapat tidur nyenyak meskipun tidak ada
40. gambaran setelah kelulusan
SS
Saya sudah mantap setelah lulus kuliah nanti saya
41. akan langsung bekerja
SS
S
TS STS
S
TS STS
SS
S
TS STS
SS
SS
S
S
TS STS
TS STS
SS
S
TS STS
SS
S
TS STS
SS
S
TS STS
48. Saya lebih senang memikirkan kelulusan dari SS
pada aktifitas lain
Saya akan nyaman dimanapun tempat kerjanya
49. setelah lulus nanti
SS
Saya merasa saya bisa mendaptkan pekerjaan
50. yang saya inginkan
SS
S
TS STS
S
TS STS
S
TS STS
51. Saya belum memiliki rencana untuk mengantisipasi keadaan yang tidak menentu setelah lulus
Saya tidak begitu merasa pusing memikirkan
52. pekerjaan apa yang akan saya dapati nanti setelah
lulus kuliah
Saya merasa tenang terhadap masa depan saya
53. terutama dalam hal pekerjaan setelah lulus nanti
Saya merasa santai melihat banyaknya persyara54. tan kerjaan yang harus saya miliki nanti setelah
lulus kuliah
Saya takut jika mendapatkan pekerjaan yang ti55. dak sesuai dengan keinginan
Saya yakin pekerjaan yang akan saya peroleh
56. nanti sesuai dengan kemampuan yang saya miliki
SS
S
TS STS
SS
S
TS STS
SS
S
TS STS
SS
S
TS STS
SS
S
TS STS
SS
S
TS STS
57. Saya kurang bersemangat ketika nilaiku kurang SS
dari target
58. Saya bingung akan bekerja dimana setelah lulus SS
S
TS STS
S
TS STS
42. Saya sudah yakin setelah lulus kuliah nanti saya
akan melanjutkan S2
Saya yakin setelah lulus kuliah nanti saya akan
43. diterima di pekerjaan yang saya inginkan
44. Saya sanggup mengerjakan skripsi sendiri
Saya merasa berat jika setelah lulus nanti saya
45. mencari pekerjaan sendiri
Saya merasa sedih jika setelah lulus belum
46. mendapatkan pekerjaan
Saya susah tidur ketika teman-teman membahas
47. setelah lulus nanti pekerjaan apa yang diambil
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
27
nanti melihat jurusan kuliah yang saya geluti saat
59. Saya merasa kurang percaya diri bersaing dengan SS
para lulusan universitas lain yang lebih populer
Saya yakin kelulusan nanti nilai IPK saya sesuai
60. dengan target
SS
Saya tidak takut menghadapi tantangan kelulusan
61. yang berliku-liku
SS
S
TS STS
S
TS STS
S
TS STS
62. Saya takut menjadi pengangguran setelah lulus
kuliah nanti
Saya belum memutuskan bekerja dimana setelah
63. lulus kuliah
Saya siap menghadapi persaingan para pekerja
64. yang perkembanganya semakin pesat
Saya tidak begitu merasa pusing memikirkan
65. pekerjaan apa yang akan saya dapati nanti setelah
lulus kuliah
Saya tetap mengerjakan tugas dengan baik
66. meskipun memikirkan susahnya mendapatkan
pekerjaan setelah lulus
Saya merasakan jantung rilex ketika melihat
67. berita semakin banyak pengangguran di Indonesia
SS
S
TS STS
SS
S
TS STS
SS
S
TS STS
SS
S
TS STS
SS
S
TS STS
SS
S
TS STS
68. Saya gemetar mengetahui banyak lulusan
mahasiswa yang belum mendapatkan pekerjaan
Saya memahami apa saja yang saya lakukan sete69. Lah kelulusan ini, jadi saya merasa rilex
Saya jenuh ketika orang tua saya berbicara ten70. tang kelulusan dan pekerjaan saya yang akan
digeluti dikemudian hari
Saya mengalami jantung yang berdebar-debar ke71. tika memikirkan hal apa yang dilakukan setelah
lulus kuliah
Saya merasakan kepala saya pusing ketika ditun72. tut orangtua agar segera menyelesaikan tugas
akhir dan bekerja
SS
S
TS STS
SS
S
TS STS
SS
S
TS STS
SS
S
TS STS
SS
S
TS STS
73. Saya merasakan keluarga saya membicarakan SS
perihal masa depan dan pekerjaan
74. Saya merasa tenang ketika orangtua saya
SS
S
TS STS
S
TS STS
28 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
menanyakan perkembangan tugas akhir dan
tujuan setelah lulus kuliah
Alpha Cronbach’s = 0,652; Sampel = 47 orang
D. Klarisifikasi Item Shahih dan Item Gugur
Melalui analisis SPSS.20 dapat di klarifikasikan bahwa
sebaran item sahih dan item gugur adalah sebagai berikut :
Item Shohih
Item Gugur
1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14,
3, 16, 21 ,27,
15, 17, 18, 19, 20, 22, 23, 24, 25, 26,
Item
33, 35, 38,
18, 29, 30, 31, 32, 34, 36, 37, 39, 41,
Pernyataan
40, 46, 47,
42, 43, 44, 45, 48, 49, 50, 51, 52, 53,
55, 56, 58,
54, 55, 56, 57, 60, 61, 63, 64, 65, 66,
59, 62, 68.
67.
Jumlah
16
54
E. Penutup
Demikianlah penyusunan instrumen skala kecemasan kelulusan
pada mahasiswa. Besar harapan penyusunan adalah semoga
instrumen skala ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat
digunakan untuk mengukur tinggi rendahnya kecemasan kelulusan
yang dialami mahasiswa. Dalam penyusunan instrumen skala ini
penulis juga menyadari banyak sekali kekurangan, maka dari itu kritik
dan saran sangat kami harapkan guna menyempurnakan instrumen
skala tingkat kecemasan kelulusan pada mahasiswa.
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
29
5. Instrumen Tingkat Prokrastinasi Akademik Mahasiswa
Akhir Oleh: Novi Nurlaili ( novinurlaili0211@gmail.com )
Professional Judgement : Zaen Musyrifin, S.Sos.I., M.Pd.I.
A. Pengantar
Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastinare,
dari kata proyang artinya maju, ke depan, bergerak maju, dan
crastinus yang berarti besok atau menjadi hari esok. Jadi dari awal
katanya prokrastinasi adalah menunda hingga esok atau lebih suka
melakukan pekerjaannya besok. Orang yang melakukan
prokrastinasi dapat disebut sebagai procrastinator.
Steel mengatakan bahwa prokrastinasi adalah “to voluntarity
delay an intered course of action despite expecting to be worse-off for the
delay”, artinya prokrastinasi adalah menunda dengan sengaja
kegiatan
yang diinginkan
walaupun mengetahui bahwa
penundaannya dapat menghasilkan dampak buruk
Menurut Solomon dan Rothblum prokrastinasi adalah penundaan
mulai mengerjakan atau penyelesaian tugas yang disengaja.
Dari berbagai pendapat yang dikemukakan para ahli tentang
prokrastinasi, dapat disimpulkan bahwa prokrastinasi merupakan
kecenderungan seseorang untuk menunda-nunda mengerjakan atau
menyelesaikan tugas yang sedang ia hadapi yang pada akhirnya
akan mengakibatkan kecemasan, karena pada akhirnya dia tidak
dapat menyelesaikan tugas dengan tepat waktu dan maksimal atau
bahkan gagal menyelesaikannya.
B. Pengembangan Instumen Skala Psikologis
Prokrastinasi merupakan kecenderungan seseorang untuk
menunda-nunda mengerjakan atau menyelesaikan tugas yang sedang
ia hadapi yang pada akhirnya akan mengakibatkan kecemasan, karena
pada akhirnya dia tidak dapat menyelesaikan tugas dengan tepat
waktu dan maksimal atau bahkan gagal menyelesaikannya.
Terdapat tiga aspek untuk mengukur skala Prokrastinasi
Mahasiswa, aspek tersebut meliputi aspek fisik, aspek emosionaal dan
30 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
aspek kogitif. Sehingga kisi-kisi skala disusun berdasarkan ketiga aspek
tersebut yang akan dijabarkan menjadi eberapa indikator dan diskriptor.
No Item
Jumla
Variabel
Aspek
Indikator Deskriptor Favo Unfav
h
rabel orable
Tugas yang
menggangg
u
1,2,3
Tugas yang
sulit
5,6
Perasaan
tidak
menyenang
kan
8
7
Takut gagal
11,1
2,13,
Ragu-ragu
21,2
2,
9,10,1
4,15,
16,17,
18,19,
20
Magnitud
e (tingkat
kesulitan
tugas)
Penentuan
tindakan
berdasar
tingkat
kesulitan
tugas
23,2
4,25,
26,
28,29,
6
Gagal
menepati
deadline
Gagal
menyelesai
kan tugas
27
30
2
Perasaan
tidak
nyaman
terhadap
tugas
4
4
2
Emosiona
l
Rasa
tertekan
saat
menunda
tugas
Prokrastin
asi
Mahasisw
a
Kognitif
2
7
7
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
31
Gagal
mempredik
si waktu
34,3
5
32,33
4
C. Item Pernyataan dan Realibilitas
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Pernyataan
Terlalu banyak kegiatan praktikum,
sehingga mengganggu waktu
berkumpul dengan teman
Saya merasa jenuh mengerjakan tugas
merangkum yang tenggang waktu
pengumpulannya terbatas
Saya kurang suka terhadap materi
presentasi, sehingga saya malas
mengikuti kuliah
Meskipun banyak menyita waktu, saya
tetap mengikuti kegiatan praktikum
Meskipun merasa jenuh dan terpaksa,
tugas mereview jurnal tetap saya
kerjakan
Mengerjakan tugas-tugas kuliah
adalah hal yang menyenangkan bagi
saya
Saya kurang percaya diri untuk
berbicara di depan umum, sehingga
saya menolak untuk presentasi di
depan kelas
Saya kurang menguasai teknik
penulisan, sehingga sering terlambat
mengumpulkan makalah.
Saya cepat pusing membaca banyak
tulisan, sehingga tugas merangkum
tidak saya kerjakan
Menghadapi tugas-tugas yang sulit,
adalah tantangan bagi saya
Alternatif Jawaban
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
32 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
Mencari tambahan referensi, adalah
cara saya untuk mengerjakan soalsoal
yang belum saya pahami
Mengerjakan tugas secara bertahap,
adalah cara saya untuk mengerjakan
tugas yang sulit
Saya takut dosen tidak bersedia
membimbing lagi bila saya tidak tepat
waktu mengumpulkan revisi
Saya merasa cemas bila belum
menemukan buku yang disarankan
oleh pembimbing
Saya merasa malu untuk meminjam
buku referensi ke perpustakaan karena
saya selalu terlambat untuk
mengembalikan
Pada saaat bimbingan, saya merasa
gugup dan sulit berkonsentrasi saat
berkomunikasi dengan dosen
Sebelum menguasai materi secara jelas
, saya merasa enggan untuk bimbingan
Saya merasa kesulitan untuk
menuliskan gagasan ke dalam skripsi,
sehingga penyusunan skripsi butuh
waktu lama
Saya merasa kurang mampu
menentukan judul skripsi, sehingga
sampai sekarang belum bimbingan
Dalam menyusun skripsi, saya
mengkomunikasikan kesulitan yang
saya hadapi, pada pembimbing
Koreksi dan revisi adalah hal biasa
bagi saya
Untuk mempercepat penyusunan
skripsi, saya segera menuliskan setiap
gagasan yang muncul ke dalam skripsi
Saya terlebih dahulu mendiskusikan
tema yang akan saya teliti dengan
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
| 33
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
dosen
Saya mengerjakan soal ujian mulai
dari yang mudah terlebih dahulu
Dengan banyak membaca buku
literatur, saya dapat menguasai materi
yang sulit
Saya menyimak dan mencatat materi
yang disampaikan dosen, untuk
memudahkan belajar
Saya merasa kurang mampu
menyelesaikan lugas, sehingga copy
paste pekerjaan teman
Saya sering tidak masuk kuliah dan
menitip absen ke teman, karena belum
selesai mengerjakan tugas
Saya membatasi jumlah SKS yang
saya ambil, karena tkut kesulitan
dalam menyelesaikan tugas
Adanya jejaring sosial seperti twitter
dan facebook, membuat skripsi saya
terbengkalai
Saya membutuhkan waktu lama untuk
menyelesaikan revisi
Saya sering mendapat teguran dari
dosen karena terlambat mengumpulkan
revisi
Saya memilih untuk mengutamakan
skripsi yang menjaditanggungjawab
saya, meskipun harus melawan rasa
malas untuk mengerjakan
saya manfaatkan waktu luang untuk
mengerjakan skripsi sehingga revisi
selesai tepat pada waktunya
Revisi dari dosen, segera saya kerjakan
agar cepat selesai
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
Alpha Cronbach’s =0,915 ; Sampel = 35 Orang
D. Klasifikasi Item Shahih dan Item Gugur
34 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
Melalui analisis SPSS.20 dapat diklasifikasikan bahwa
sebaran item gugur dan item shahih sebagai berikut:
Item
Pernyataan
Jumlah
Item Shahih
2,4,5,6,7,8,9,10,11,12,15
,16,20,21,22,23,25,26,27
,28,29,30,31,32,33,34,35
28
Item gugur
1,3,13,14,17,18,19
7
E. Penutup
Berdasarkan uji coba yang dilakukan penulis dapat diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
1. Instrumen Tingkat Prokrastinasi Akademik Mahasiswa Akhir
dapat digunakan untuk khalayak umum untuk mengetahui
seberapa tinggi tingkat prokastinasi pada mahasiswa akhir.
2. Instrumen dapat digunakan untuk pengukuran dalam rangka
pengumpulan data realibilitas instrumen >
0,7 yaitu 0,915.
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
35
6. Instrumen Skala Kemandirian Belajar pada Mahasiswa Rantau
Oleh : Rahmaika Hidayati ( rahmaikahidayati2@gmail.com )
Professional Judgment : Slamet, S.Ag., M.Si.
A. Pengantar
Untuk mengetahui tingkat kemandirian belajar pada mahsiswa
rantau setiap orang pastilah memiliki kemauan untuk merantau
meninggalkan keluarga untuk mencari ilmu. Dalam merantau untuk
mencari ilmu pastilah butuh belajar secara mandiri. untuk mengetahui
informasi dari kemandirian mahasiswa rantau maka perlu alat untuk
mengumpulkan informasi yang kita inginkan. Instrumen adalah salah satu
cara untuk mendapatkan data atau informasi. Alasannya, instrumen skala
kemandirian pada anak rantau ini di gunakan untuk mengetahui tingkat
kemandirian belajar pada mahasiswa rantau tersebut.Song and Hill (2007)
mentebutkan bahwa kemandirian terdiri dari beberapa aspek, yaitu :
1. Personal attributes
Merupakan aspek yang berkenaan dengan motivasi dari pembelajar,
penggunaan sumber belajar, dan strategi belajar. Motivasi belajar
merupakan keinginan yang terdapat pada diri seseorang yang
merangsang pembelajar untuk melakukan kegiatan belajar.
2. Processes
Processes merupakan aspek yang berkenaan dengan otonomi
proses pembelajaran yang dilakukan oleh pembelajar meliputi
perencanaan, monitoring, serta evaluasi pembelajaran.
3. Learning context
Fokus dari learning context adalah faktor lingkungan, dan bagaimana
faktor tersebut mempengaruhi tingkat kemandirian pembelajar.
B. Pengembangan Instrumen Skala Psikologis
Kemandirian belajar pada mahasiswa rantau adalah suatu
keadaan dimana mahasiswa meninggalkan keluarga untuk mencari ilmu,
dalam mencari ilmu pastilah ada pembelajaran yang dilakukan secara
mandiri.. Kisi-kisi skala disusun berdasarkan aspek-aspek kemandirian
belajar antara lain aspek personal atrributes, processes dan learning context.
36 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
No aitem
Variabel
Aspek
Person
al
atrribu
tes
Indikator
Deskriptor
Motivasi
pembelaja
r
Keinginan
dari diri
sendiri untuk
belajar
Pengguna
an sumber
belajar
Kemandir
ian
belajar
Strategi
belajar
Proces
ses
otonomi
proses
pembelaja
ran yang
dilakukan
oleh
pebelajar
Favor
abel
unfav
orabel
Jml
1,2,5
3,4,
5
8,9
6,7
4
10,11,
13
12
4
14,15,
16
17
4
Merencanaka
n belajar
18
19,20
3
Memantau
pelaksanaan
belajar
dirinya
sendiri
21,22,
24
23
4
Memanfaatk
an
perpustakaan
untuk belajar
Menambah
pengetahuan
melalui
diskusi di
organisasi
Melakukan
pembelajaran
untuk
mencapai
tujuan
(mengetahui
hal baru,
yang belum
diketahui)
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
37
.
Learni
ng
contex
t
Faktor
lingkunga
n
Mengevaluas
i
pembelajaran
yang selama
ini dilakukan
Pengaruh
lingkungan
terhadap
kemandirian
belajar
mahasiswa
27,26
25
3
28,30,
31
29
4
Lingkungan
yang
kondusif
32,34,
33,35,
36
5
Memilih
pergaulan
dengan
teman
,37,
39,40
38
4
25
15
40
Jumlah
C. Item Pernyataan Dan Kategorisasi
No
1
2
3
4
5
6
Pernyataan
Saya mempunyai keinginan untuk
SS
belajar secara mandiri
Saya niat belajar untuk mendapat pahala
SS
dunia dan akhirat
Kemauan saya untuk belajar timbul saat
SS
ada tugas saja
saya belajar ketika mood saya baik
Saya lebih suka belajar di perantauan
dari pada belajar di rumah
Saya tidak pernah berkunjung ke
perpustakaan untuk mengerjakan
tugas/belajar
Jawaban
S
TS
STS
S
TS
STS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
38 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
Keinginan belajar saya masih rendah
SS
S
TS
STS
S
TS
STS
S
TS
STS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Saya mencari referensi buku di
SS
perpustakaan
Ketika di perpustakaan saya membaca
SS
buku
Saya suka mengikuti diskusi di
organisasi untuk menambah
SS
pengetahuan saya
Saat berdiskusi saya aktif bertanya
Saat berdiskusi saya tidak pernah
memperhatikan materi
Apa yaang saya peroleh dalam diskusi
saya terapkan dalam kelas
Saya selalu membuat jadwal belajar
Ketika ada tugas mandiri, saya
mengerjakannya hari-hari sebelum tugas
di kumpulkan
Saya membuat deadline penyelesaian
tugas
ketika mengerjakan tugas tidak sesuai
dengan deadline
Saya selalu belajar secara kelompok
dengan teman
Saat sudah merencanakan belajar,
kadang tidak jadi belajar karena ada
kegiatan di kampus
Saya membuat jadwal belajar tetapi
tidak melaksanakannya
Saya selalu memantau perkembangan
hasil belajar saya
Ketika hasilnya bagus, saya
mempertahankan belajar
Ketika prestasi menurun/jelek saya tidak
lagi belajar
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
| 39
24
Ketika hasil belajar saya bagus, saya
membeli barang kesukaan saya
Tolak ukur evaluasi belajar saya ketika
ujian
Jika hasil ujian baik, saya anggap cara
belajar saya sukses
Ketika saya mengetahui cara belajar
saya salah, saya tidak mengubah cara
belajar saya
Lingkungan tinggal saya mendukung
untuk belajar
Lingkungan tinggal saat ini sangat tidak
di inginkan oleh diri sendiri
Di perantauan membuat saya lebih
mandiri, khususnya dalam hal belajar
Di perantauan saya menjadi lebih kreatif
dalam belajar
Saya merasa nyaman belajar di
lingkungan saya saat ini
Saat belajar saya merasa terganggu
dengan lingkungan tinggal saya saat ini
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
37 Saya bergaul dengan yang rajin belajar SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34 Saat belajar saya mendengarkan musik
Ketika di perantauan saya tidak bisa
35 membagi waktu antara bermain dan
belajar
Saya tidak bisa konsentrasi belajar saat
36
keadaan sekitar ramai
Saya belajar tergantung dengan teman
saya
Saya tidak suka berteman dengan teman
39 yang banyak main, karena mengurangi
jam belajar saya
Banyak teman yang mengajak saya
40 bermain, tetapi saya lebih memilih
belajar.
38
40 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
Alpha cronbach’s =0,713 ; sampel = 40 Orang
D. Klarifikasi Item Shahih dan Item Gugur
Melalui analisis SPSS.20 dapat di klarifikasikan bahwa
sebaran item gugur dan item shahih sebagai berikut :
Item shahih
Item Gugur
6, 7, 8, 11, 12, 13, 14,
1, 2, 3, 4, 5, 9, 10, 15,
Item pernyataan
16, 20, 21, 22, 23, 32,
17, 18, 19, 24, 25, 26,
33, 35, 37, 38, 39, 40
27, 28, 29, 30, 31, 24,
36
19
21
Jumlah
E. Penutup
Instrumen skala kemandirian belajar mahasiswa rantau ini di susun
untuk mengetahui seberapa besar tingkat kemandirian mahaasiswa/i
terutama dalam kemandirian belajar. Berdasarkan uji coba yang di
lakukan penulis dapat di ketahui hasilnya yaitu 0,713 dengan responden
40 orang istrumen dapat digunakan untuk pengukuran dalam rangka
pengumpulan data karena reabilitas instrumen > 0.7 yaitu 0.713
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
41
7. Instrumen Skala Tingkat Kepercayaan Diri (Self Confidence) Siswa
Kelas XII SMK Dalam Memasuki Dunia Kerja
Oleh : Sifak Adkhaning Fauziah (Sifakadhka@gmail.com)
Professional Judgement : Zaen Musyrifin, S.Sos. M.Pd.
A. Pengantar
Untuk mendapatkan sebuah informasi data yang valid, perlu dilakukan
adanya penelitian secara detail terkait dengan subyek yang akan di teliti. Ada
banyak metode penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan hasil suatu
data yang valid. Salah satunya dngan instrumen. Instrumen ini digunakan
untuk meneliti seberapa tinggi tingkat kepercayaan diri Siswa kelas XII SMK
ketika akan memasuki dunia kerja, yang mana kita ketahui bahwa mayoritas
orientasi dari siswa SMK setelah lulus adalah untuk bekerja. Kepercayaan diri
akan sangat berpengaruh terhadap kesiapan dan maksimal atau tidaknya
seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan.
Menurut Kumara (dalam Isaningrum: 2007) individu yang
mempunyai rasa percaya diri akan merasa yakin dengan
kemampuannya sehingga bisa menyelesaikan masalahnya karena
tahu apa yang dibutuhkan dalam hidupnya, serta mempunyai sikap
positif yang didasari keyakinan akan kemampuannya. Individu tersebut
bertanggung jawab akan keputusan yang diambil serta mampu
menatap fakta dan realita secara obyektif yang didasari ketrampilan.
B. Pengembangan Instrumen Skala Psikologis
Skala Kepercayaan Diri (Self Confidence) Siswa Kelas XII SMK
Ketika Akan Memasuki Dunia Kerja merupakan suatu alat ukur untuk
mengetahui seberapa tinggi kepercayaan diri siswa kelas XII SMK ketika
akan memasuki dunia kerja yang merupakan suatu hal yang baru bagi
mereka. Skala ini dibuat berdasarkan teori menurut Lauster (1992) yang
mendefinisikan kepercayaan diri diperoleh dari pengalaman hidup.
Kepercayaan diri merupakan salah satu aspek keprbadian yang
berupa keyakinan akan kemampuan diri seseorang sehingga tidak
terpengaruh oleh orang lain dan dapat bertindak sesuai kehendak, gembira,
optimis,cukup toleran dn tanggung jawab. Berdasarkan teori yang di
kemukakan oleh Lauster, kepercayaan diri tersusun dari tiga aspek yakni :
42 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
1) Aspek Kemampuan Pribadi
2) Aspek Interaksi Sosial
3) Aspek Konsep Diri
Kepercayaan diri siswa inilah yang dapat berpengaruh besar
terhadap kelanjutan karir siswa sesuai dengan minat dan kenyataan
yang akan diperoleh siswa.
Variabel
Aspek
Indikator
Mengenal
kemampua
n diri
sendiri
Kemam
puan
Pribadi
Tingkat
Kepercay
aan diri
Siswa
Kelas XII
SMK
Ketika
Akan
Memasuk
i Dunia
Kerja
Kemampua
n untuk
mengemba
ngkan diri
Mandiri,
tidak
bergantung
pada orang
lain
Mampu
menjalin
hubungan
Interaksi
Sosial
Konsep
Diri
yang baik
dengan
orang lain
Cara
individu
Deskriptor
Berpotensi
dan
berkemam
puan yang
baik
Memiliki
kemauan
yang baik
dan selalu
berusaha
Mandiri
Tidak
Mudah
menyerah
Mampu
beradaptasi
dan
berkomuni
kasi dalam
berbagai
situasi
No. Item
Unfa
Favor
vora
able
ble
Juml
ah
1,2
4,26
4
5,23,
44,
45,50,
49
7,11,
51,5
8,59
11
8,12
9,40
4
10,34,
6,15,
37
5
16,17,
20,2
1,
48,
53
57,
22
8
Menerima
pendapat
orang lain
18
19
2
Memahami
kelebihan
3,52
25,5
5
4
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
43
memandan
g diri
diri
Mengetahu
i
kekurangan
diri
Memanfaat
kan
kelebihan
Menghada
pi
permasalah
an dengan
selalu
bersikap
positif
28,29
31,3
0,
27
5
41,42,
43,47,
54
21,5
6,
61,
60
9
32,33,
35,46,
34
13,1
4,
36,
38,3
9
10
31
31
62
Jumlah
C. Item Pernyataan
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Pernyataan
Saya mengetahui bakat saya
Saya menguasai beberapa keterampilan
Saya memiliki fisik yang kuat untuk bekerja
Saya tidak memahami bakat saya
Saya memiliki fisik yang kuat untuk bekerja
Saya mempunyai target dalam
setiap
tindakan/pekerjaan yang saya lakukan
Saya jarang belajar karena saya menerima hasil
apa adanya
Saya mengerjakan sesuatu mengalir saja, tanpa
target
Selama saya mampu, saya tidak akan
merepotkan orang lain
44 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
S
S
S
S
S
Jawaban
SS TS
SS TS
SS TS
SS TS
SS TS
STS
STS
STS
STS
STS
S
SS
TS
STS
S
SS
TS
STS
S
SS
TS
STS
S
SS
TS
STS
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Saya merasa kemampuan saya lemah, jadi
selalu membutuhkan bantuan orang lain
Saya tidak takut gagal
Saya berani menghadapi resiko
Saya berusaha untuk selalu belajar dari
kegagalan
Saya selalu takut dalam mengambil langkah
Saya mudah ragu dalam mengambil keputusan
Saya sangat takut dengan kegagalan
Saya berusaha untuk menjalin komunikasi yang
baik dengan orang
Saya mudah
beradaptasi tata
dengan
lingkungan dan tata tertib baru
Saya menerima pendapat orang lain sebagai
masukan untuk perbaikan diri
Saya tidak suka dengan orang yang mengkritik
apa yang saya lakukan
Di lingkungan yang baru, saya tidak akan
menyapa orang sebelum disapa
Saya sulit menjalin hubungan yang baik kepada
orang yang baru saya kenal
Saya menerima perbedaan pendapat dengan
lapang dada
Saya berusaha mengmbangkan bakat yang saya
miliki
Saya merasa kelebihan saya dibutuhkan orang
lain
Saya merasa orang lain lebih mampu daripada
saya
Saya merasa kesulitan mengembangkan
kelebihan yang saya miliki
Jika memiliki kemauan yang kuat saya selalu
mengupayakannya dengan baik agar
dapat
tercapai
Saya mengenal dan memahami kekurangan diri
saya
Saya selalu berusaha menjadikan kekurangan
sebagai kelebihan saya
S
SS
TS
STS
S
S
SS
SS
TS
TS
STS
STS
S
SS
TS
STS
S
S
S
SS
SS
SS
TS
TS
TS
STS
STS
STS
S
SS
TS
STS
S
SS
TS
STS
S
SS
TS
STS
S
SS
TS
STS
S
SS
TS
STS
S
SS
TS
STS
S
SS
TS
STS
S
SS
TS
STS
S
SS
TS
STS
S
SS
TS
STS
S
SS
TS
STS
S
SS
TS
STS
S
SS
TS
STS
S
SS
TS
STS
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
| 45
31 Saya malu dengan kekurangan yang saya miliki
Saya merasa tidak mampu mengubah
32
kekurangan menjadi kelebihan
Saya selalu berusaha tenang dalam menghadapi
33
masalah
Saya menganggap masalah sebagai tantangan
34
dalam mengejar kesuksesan
35 Saya menyukai tantangan
Saya selalu berusaha menyelesaikan masalah
36
saya sendiri
Saya
menganggap masalah
sebagai
37
penghambat kesuksesan saya
38 Saya tidak menyukai tantangan
Saya langsung panik dalam menghadapi
49
masalah
Saya kehilangan fokus ketika timbul suatu
40
masalah
41 Saya merasa sealu bergantung pada orang lain
Dalam
memilih
pekerjaan,
saya
42 mempertimbangkan kemampuan yang saya
miliki
Dengan pengetahuan dan keterampilan yang
43 saya peroleh akan memudahkan saya dalam
menyelesaikan pekerjaan.
Saya yakin mengikuti pendidikan di SMK akan
44 lebih memudahkan dalam mencari pekerjaan
Saya tertarik dengan pekerjaan yang
45 membutuhkan ketelitian dan konsentrasi yang
tinggi.
Konsentrasi merupakan syarat untuk dapat
46
bekerja dengan baik.
Jika saya melakukan kesalahan
dalam
47
pekerjaan, saya akan langsung memperbaikinya
Dengan bekal yang didapat di SMK saya siap
48 bekerja dimanapun ditempatkan baik di luar
kantor maupun di dalam kantor
49 Pengetahuan dan keterampilan yang saya miliki
46 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
S
SS
TS
STS
S
SS
TS
STS
S
SS
TS
STS
S
SS
TS
STS
S
SS
TS
STS
S
SS
TS
STS
S
SS
TS
STS
S
SS
TS
STS
S
SS
TS
STS
S
SS
TS
STS
S
SS
TS
STS
S
SS
TS
STS
S
SS
TS
STS
S
SS
TS
STS
S
SS
TS
STS
S
SS
TS
STS
S
SS
TS
STS
S
SS
TS
STS
S
SS
TS
STS
dapat mempermudah dalam menyesuaikan diri
dengan situasi kerja.
Agar dapat bekerja dengan optimal saya selalu
50 meningkatkan pengetahuan dan keterampilan S
saya.
Saya menambah pengetahuan saya selain di
51 sekolah
S
Saya mengikuti praktik kerja industri hanya
52 karena kegiatan tersebut merupakan salah satu
kegiatan wajib yang harus saya ikuti di SMK
Pelaksanaan praktik kerja industri membuat
saya lebih mengerti tentang tugas dan
53
tanggungjawab profesi keahlian yang saya
pilih.
Dengan mengikuti praktik industri pengetahuan
54
dan keterampilan saya menjadi bertambah
Pelaksanaan praktik kerja industri membuat
55
saya lebih mantap untuk memasuki dunia kerja
Kegiatan ketrampilan di SMK
tidak
56
mendukung bakat dan minat saya
Saya hanya melakukan pekerjaan sesuai
57 kemampuan saya saja dan tidak ingin mencoba
pekerjaan yang lebih sulit
58 Saya tidak suka bekerja dengan berkelmpok
Saya menerima hasil pekerjaan saya apa
59
adanya
Saya
tidak
pernah belajar
untuk
60 mengembangkan kemampuan saya di luar jam
sekolah
Saya tidak suka berteman dengan orang yang
61
tidak sepaham dengan saya
Ketika gagal dalam suatu hal, saya tidak akan
62
melakukannya kembali
SS
TS
STS
SS
TS
STS
S
SS
TS
STS
S
SS
TS
STS
S
SS
TS
STS
S
SS
TS
STS
S
SS
TS
STS
S
SS
TS
STS
S
SS
TS
STS
S
SS
TS
STS
S
SS
TS
STS
S
SS
TS
STS
S
SS
TS
STS
Alpha Cronbach’s = 0,939; Sampel = 30 orang
D. Klasifikasi Item Shahih Dan Item Gugur
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
47
Berdasarkan analisis SPSS terhadap Instrumen Skala
Kepercayaan Diri Siswa Kelas XII Dalam Memasuki Dunia Kerja
dengan Item pernyataan sejumlah 62 butir, dihasilkan item shahih
dan item gugur sebagai berikut:
Item Shahih
Item Gugur
1, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10,
11, 12, 13, 14, 15, 17,
18, 22, 23, 24, 26, 27,
Item
2, 7, 8, 16, 19, 20, 21, 25, 28, 29, 31, 32, 33, 34,
Pernyataan
30, 35, 51, 58, 61.
36, 37, 38, 39, 40, 41,
42, 43, 44, 45, 46, 47,
48, 49, 50, 52, 53, 54,
55, 56, 57, 59, 60, 62.
13
49
Jumlah
E. Penutup
Pada dasarnya siswa sekolah menengah kejuruan (SMK)
dipersiapkan oleh pemerintah untuk lebih fokus untuk langsung terjun
ke dunia kerja, terlepas dari tujuan lain yakni melanjutkan pendidikan
ke jenjang perguruan tinggi. Maka dari itu untuk mengetahui tingkat
kesiapan dan kepercayaan diri siswa dalam menghadapi dunia kerja
disusunlah instrumen ini untuk memudahkan khususnya bagi guru BK
di SMK untuk dapat mengukur seberapa tinggi tingkat kepercayaan diri
siswanya dalam memasuki dunia kerja.
Berdasarkan uji reliabilitas menggunakan SPSS diperoleh hasil
Alpha Cronbach’s sebesar 0,939 yang berarti instrumen ini sudah reliabel
dan dapat digunakan untuk pengukuran dalam rangka pengumpulan data.
48 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
8. Instrumen Skala Tingkat Burnout pada Siswa SMA
Oleh : Ulva Almunafisah ( munafisah.ulva@gmail.com )
Professional Judgement : Zaen Musyrifin, S. Sos.I., M.Pd.I.
A. Pengantar
Siswa di SMA saat ini banyak mendapatkan tugas-tugas yang
diberikan guru di sekolah. Yang menurut mereka cukup berat, apalagi ada
sekolah yang fullday sehingga siswa sudah kelelahan di sekolah seharian dan
masih diberi tugas untuk dikerjakan dirumah. Siswa dituntun untuk bisa
mengerjakan sehingga siswa merasa terbebani dengan banyaknya tugas
yang diberikan. Perasaan kelelahan dan dituntut yang dialami siswa bisa
disebut sebagai burnout. Burnout adalah istilah psikologi yang digunakan
untuk menggambarkan perasaan kegagalan dan kelesuan akibat tuntutan
yang terlalu membebankan tenaga dan kemampuan seseorang. Istilah ini
pertama kali diperkenalkan oleh Freudenberger pada tahun 1974.
B. Pengembangan Instrumen Skala Psikologis
Menurut Pines dan Aronson (1989), burnout merupakan
kelelahan secara fisik, emosional, dan mental yang disebabkan
keterlibatan jangka panjang dalam situasi yang penuh dengan tuntutan
emosional. Schaufelli (1993) mendefenisikan burnout sebagai sindrom
psikologis yang terdiri atas tiga dimensi yaitu kelelahan emosional,
depersonalisasi, dan penurunan pencapaian prestasi pribadi.
Dapat disimpulkan bahwa burnout adalah sindrom psikologis
yang disebabkan adanya rasa kelelahan yang luar biasa baik secara
fisik, mental, maupun emosional, yang menyebabkan seseorang
terganggu dan terjadi penurunan pencapaian prestasi pribadi.
Menurut Maslach dan Jackson (dalam Enzmann ,Schaufeli,
dan Girault, 1993) membagi aspek burnout menjadi 3 aspek yaitu ;
1. Emotional exhausted (kelelahan emosi)
2. Depersonalization (depersonalisasi)
3. Reduced personal accomplishment (penurunan prestasi pribadi).
V ar iabel
Aspek
Indikator
No. Item
Favor Unfav
Juml
ah
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
49
able
Emotional
exhausted
(kelelahan
emosi)
Tingkat
Burnout
pada Siswa
SMA
Depersonaliz
ation
(depersonalis
asi)
Reduced
personal
accomplish
ment
(penurunan
prestasi
pribadi)
Jumlah
Perasaan
Frustasi
orable
1, 2, 5,
6, 9,
10
3, 4, 7,
8
10
Putus Asa
Hampa
Tertekan
19, 20,
21, 25,
28, 29,
30, 31
34, 35,
36
Sikap
Negatif
Menjaga
jarak dengan 39, 40
orang lain
Kurangnya
rasa percaya
44
diri
Kurang
perhatian
47, 48
terhadap
orang lain
24
22, 23,
24, 26,
27
13
32, 33,
37, 38
7
41, 42,
43
5
45, 46
3
49, 50
4
26
50
C. Item Pernyataan dan Reliabilitas
No
1
2
3
4
5
6
Pernyataan
Saya sering merasa lelah ketika pulang
sekolah
Saya merasa frustasi dengan tugas
sekolah
Saya merasa senang ketika bangun
pagi karena harus berangkat ke
sekolah
Saya selalu mengerjakan tugas dengan
sungguh-sungguh
Saya merasa jenuh dengan tugas-tugas
yang diberikan guru
Saya merasa emosi saya terkuras
Jawaban
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
50 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
karena tugas sekolah
Dalam mengerjakan tugas saya tidak
pernah melakukan kesalahan
Saya mampu menyelesaikan tugas
dengan baik
Menghadapi tugas dan berada di
sekolah seharian membuat saya jenuh
Saya merasa sudah kehabisan energi
untuk mengerjakan tugas-tugas
sekolah
Saya merasa prestasi saya akan
berubah
Prodiktivitas saya akan semakin
meningkat
Keluarga kurang memberikan
dukungan terhadap tugas sekolah saya
Saya merasa putus asa dengan tugas
sekolah saat ini
Motivasi saya untuk sekolah saat ini
sudah menurun
Saya berusaha untuk bisa mengerjakan
tugas dengan baik
Saya senang mengerjakan tugas
sampai selesai
Saya pernah berfikir untuk tidak
sekolah saja
Waktu libur saya digunakan untuk
mengerjakan tugas sekolah
Saya merasa senang apabila guru
mengoreksi tugas yang saya kerjakan
Tuntutan tugas sesuai dengan
kemampuan saya
Tugas sekolah menyita waktu saya
Guru di sekolah menuntut saya untuk
cepat menyelesaikan tugas
Tuntutan tugas terlalu tinggi hingga
memberatkan saya
Saya memahami tugas yang diberikan
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
51
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
secara tiba-tiba
Saya mendapatkan tugas yang selalu
dikejar untuk cepat diselesaikan
Saya merasa guru selalu memberatkan
karena memberikan tugas yang banyak
Saya sanggup mengerjakan tugas
secara mendadak
Saya mampu mengerjakan tugas
sesuai dengan waktu yang ditentukan
Saya merasa senang apabila guru
menerima tugas yang sudah saya
kerjakan
Saya merasa gembira bila bisa
mengerjakan tugas dengan cepat
Saya tidak selalu memperlakukan
orang dengan baik
Saya benar-benar tidak peduli pada
apa yang terjadi dengan tugas-tugas
saya
Saya tidak merasa tersinggung bila ada
teman yang menegur saya
Saya menjaga hubungan yang
harmonis diantara teman
Saya mengerjakan tugas walaupun
masih lama pengumpulnnya
Saya merasa resah apabila terdapat
persaingan yang tidak sehat antar
teman saya
Saya mengerjakan tugas saat waktu
sudah mendekati deadline
Saya bekerjasama dengan teman untuk
mengerjakan
Saya tidak membeda-bedakan dalam
berteman
Tuntutan tugas membuat saya tidak
ada waktu untuk kehidupan
bermasyarakat
Saya menjaga jarak dengan teman-
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
52 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
43
44
45
46
47
48
49
50
teman saya
Saya merasa teman-teman saya kurang
peduli dengan saya
Saya percaya diri untuk menghadapi
guru yang sudah memberikan tugas
Saya kurang percaya diri dengan tugas
yang sudah saya kerjakan
Saya kurang percya diri untuk
mempresentasikan hasil dari tugas
saya
Saya memperhatikan teman-teman di
sekitar saya
Saya membantu teman dalam
mengerjakan tugas
Saya kurang percaya dengan tugas
yang dikerjakan teman saya
Saya kurang memperhatikan orang
lain di sekitar saya
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Alpha Cronbach’s = 0,802 ; Sampel = 39 Orang
D. Klasifikasi Item Shahih dan Item Gugur
Melalui analisis SPSS.20 dapat diklasifikasikan bahwa sebaran
aitem gugur dan aitem shahih sebagai berikut:
Item
Pernyataan
Jumlah
Item Shahih
3, 4, 5, 8, 9, 10, 15, 16,
17, 18, 20, 24, 27, 29,
30, 32, 33, 38, 40, 42,
43, 46, 49, 50
24
Item Gugur
1, 2, 6, 7, 11, 12, 13, 14,
19, 21, 22, 23, 25, 26, 28,
31, 34, 35, 36, 37, 39, 41,
44, 45, 47, 48
26
E. Penutup
Berdasarkan uji coba yang dilakukan penulis dapat diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
1. Instrumen Skala Tingkat Burnout pada Siswa SMA dapat
digunakan untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat burnout
yang dialami siswa SMA.
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
53
2. Instrumen dapat digunakan untuk pengukuran dalam rangka
pengumpulan data karena reliabilitas 0,802. Semakin mendekati
satu menjadi sangat reliabel.
54 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
9. Instrumen Skala Keterbukaan Diri (Self Disclosure) Oleh:
Umu Azizah Pangestika ( Muhazizah16@gmail.com )
Profesional Judgement: Nailul Falah, S.Ag., M.Si.
A. Pengantar
Keterbukaan diri (Self Disclousure) yaitu tindakan seseorang dalam
memberikan informasi yang bersifat pribadi pada orang lain secara
sukarela dan disengaja untuk maksud memberi informasi yang akurat
tentang dirinya ( Person dalam Karina dan Suryanto, 2012). Skala ini
dimaksudkan untuk mengungkap keterbukaan diri siswa boarding school
.Keterbukaan diri (self disclosure) ditunjukkan dengan skor total yang
diperoleh dari skala keterbukaan diri (self disclosure). Makin tinggi skor
yang dimiliki subyek maka makin tinggi keterbukaan dirinya.
B. Pengembangan Instrumen Skala Psikologis
Keterbukaan diri adalah upaya untuk mengungkapkan informasi
diri terhadap orang lain yang bertujuan untuk mencapai hubungan yang
akrab (Altman dan Taylor dalam Setiawati, 2012). Skala keterbukaan
diri disusun berdasarkan aspek-aspek keterbukaan diri yang
dikemukakan oleh Devito. Aspek-aspek keterbukaan diri adalah,
valensi keterbukaan diri, kecermatan dan kejujuran, maksud dan tujuan
(Devito, 2010). Kisi-kisi skala keterbukaan diri adalah sebagai berikut:
Variabel
Aspek
Seberapa
dalam dan
luas
informasi
yang
Keterbuk
aan diri
(self
disclosure
)
Indikator
Keakrab
an
disampaikan
serta
seberapa
besar
kepercayaannya
Deskri
ptor
No. Item
Favor Unfav
able orable
Juml
ah
Inform
asi
Pribad
i
2
1, 3, 4
4
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
55
mengenai
kerahasiaan
terjaga.
Inform
asi
Umum
Besarn
ya
keperc
ayaan
rahasia
inform
asi
yang
disam
paikan
.
Ukuran
atau
jumlah
keterbuk
aan diri
Banyaknya
jumlah
informasi
yang
diungkapkan
, serta lama
waktu yang
digunakan.
Banya
knya
topic
yang
dibicar
a-kan.
Laman
ya
waktu
yang
diguna
kandal
am
berceri
ta
9, 7
8
3
6
5
2
17, 21
11, 12,
13
5
20
10, 14
3
56 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
Valensi
keterbuk
aan diri
Individu
dapat
mengungkap
kan diri
mengenai
hal-hal yang
menyenangk
an atau tidak
menyenangk
an mengenai
dirinya
Kecerm
atan dan
kejujura
n
Seberapa
besar
kesadaran
individu
untuk
mengontrol
informasiinformasi
yang akan
dikatakan
pada orang
lain serta
kesesuaian
informasi
diri yang
disampaikan
Intensi
fi-tas
waktu
berceri
ta
(jarang
/sering
/kadan
gkadan
g)
Konte
n
inform
asi diri
yang
disam
paikan
(pujian
/ejekan)
Inform
asi
yang
disam
paikan
bernila
i
positif
atau
negati
ve.
15, 19,
22
16, 18,
23
6
42, 43,
44
40, 41
5
25, 27,
31, 32
24, 26,
30
7
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
57
Maksud
dan
tujuan
Keinginan
atau tujuan
seseorang
dalam
mengungkap
kan dirinya
Jumlah
Keses
uaian
fakta
dan
cerita
28
yang
disam
paikan
.
Maksu
d atau
tujuan
33, 34,
nya
36
dalam
berceri
ta.
21
29
2
35, 37,
38, 39
7
23
44
C. Item Pernyataan dan Kategorisasi
No
Pernyataan
Jawaban
1
Menceritakan masalah priba di pada orang
lain adalah aib bagi saya.
SS
TS
S
STS
2
Orang tua perlu tau pergaulan saya di luar
rumah.
SS
TS
S
STS
3
Saya tidak pernah bercerita soal ekonomi
dan keluarga saya pada teman.
SS
TS
S
STS
4
Saya malu menceritakan teman lawan
jenis pada orang tua.
SS
TS
S
STS
5
Saya takut curhatan saya disebarluaskan
oleh teman.
SS
TS
S
STS
6
Saya merasa lebih aman bercerita pada
orang tua .
SS
TS
S
STS
7
Saya menceritakan hobi saya pada teman.
SS
TS
S
STS
8
Saya hanya menceritakan sekolah saya
SS
TS
S
STS
58 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
pada orang tua.
9
Semua teman di kelas tau cita-cita saya. SS
TS
S
STS
10
Saya takut lawan bicara saya bosan jika
SS
cerita saya terlalu panjang.
TS
S
STS
11
Informasi yang saya sampaikan langsung
pada intinya.
SS
TS
S
STS
12
Saya tidak akan memberikan inform asi
kepada teman jika saya merasa teman
SS
saya tidak membutuhkan informasi
tersebut.
TS
S
STS
13
Saya takut lawan bicara bingung jika
banyak pokok bahasan yang dibicarakan.
SS
TS
S
STS
14
Saya merasa menceritakan permasalahan
pada orang lain hanya membuang-buang SS
waktu.
TS
S
STS
15
Sayaselalu meluangkan waktu untuk
berbincang dengan orang tua melalui
telepon.
SS
TS
S
STS
16
Saya bercerita kepada orang tua hanya
SS
ketika saya pulang.
TS
S
STS
17
Kegiatan yang saya lakukan seharian saya
SS
ceritakan kepada teman.
TS
S
STS
18
Saya jarang memulai pembicaraan
terlebih dahulu.
SS
TS
S
STS
19
Saya selalu berdiskusi dengan orang tua
SS
dalam mengambil keputusan.
TS
S
STS
20
Saya sering lupa waktu jika berbincang
SS
dengan teman.
TS
S
STS
21
Saya menggabungkan banyak topik
dalambercerita.
SS
TS
S
STS
22
Saya dan teman memiliki hari khusus
untuk curhat.
SS
TS
S
STS
23
Saya tidak akan curhat kepada siapa pun
SS
kecuali benar-benar tertekan.
TS
S
STS
24
Saya suka bergosip dengan teman.
SS
TS
S
STS
25
Saya tidak bercerita hal yang mengandung SS
TS
S
STS
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
59
pornografi dengan teman.
26
Saya tidak peduli orang lain sakit hati atau
SS
tidak dengan perkataan saya.
TS
S
STS
27
Saya tidak pernah menjelekkan guru atau
SS
teman pada teman yang lain.
TS
S
STS
28
Meski berisiko dimarahi saya tetap akan
SS
berkata jujur pada orang tua.
TS
S
STS
29
Saya akan berkata bohong jika kejujuran
SS
itu membuat saya dijauhi teman.
TS
S
STS
30
Saya gengsi mengatakan bahwa saya
salah.
SS
TS
S
STS
31
Sayatidakakanmemberikaninformasi yang
SS
belumjelaskebenarannya .
TS
S
STS
32
Menyebarberitabohongakanmerugikan
orang lain.
SS
TS
S
STS
33
Saya senang jika informasi yang saya
SS
sampaikan dapat membantu orang lain.
TS
S
STS
Saya merasa dapat mengekspresikan
34 perasaan saya dengan bercerita kepada SS
teman.
TS
S
STS
35
Saya tidak mendapatkan solusi dari
permasalahan yang saya ceritakan.
SS
TS
S
STS
36
Saya menjadi lebih mengenal diri saya
dari penilaian teman.
SS
TS
S
STS
Saya tidak berharap pertemanan menjadi
37 lebih akrab dengan saling menceritakan SS
permasalahan.
TS
S
STS
38
Stress saya tidak berkurang setelah curhat
SS
pada teman.
TS
S
STS
39
Saya tidak akan meminta pendapat teman
SS
dalam mengambil keputusan.
TS
S
STS
40
Saya merasa malu menceritakan
kegagalan saya pada orang lain.
SS
TS
S
STS
41
Saya merasa bahwa menceritakan
kejelekan diri sendiri adalah tabu.
SS
TS
S
STS
60 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
42 Saya merasa bangga menceritakan
kesuksesan saya pada orang lain.
SS
TS
S
STS
Saya tidak suka memuji diri sendiri
43 dihadapan teman karena menurut saya itu
sombong.
SS
TS
S
STS
Saya berharap teman saya termotivasi
setelah mendengar prestasi saya.
SS
TS
S
STS
44
Alpha Cronbach’s = 0,532; Sampel = 30 orang
D. Klasifikasi Aitem Shahih dan Aitem Gugur
Melalui analisis SPSS 20 dapat diklasifikasikan bahwa
sebaran item gugur dan aitem shahih sebagai berikut:
Item Shohih
Item Gugur
1, 2, 3, 4, 5, 6, 9, 10, 11, 12,
Item
Pernyataan
7, 8, 13, 15, 23, 30, 35,
36, 40, 41
Jumlah
10
13, 14, 16, 17, 18, 19, 20, 21,
22, 24, 26, 27, 28,29, 30,
31,32, 33, 34, 37, 38, 39, 42,
43, 44.
34
E. Penutup
Berdasar uji coba yang dilakukan penulis dapat diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
1. Instrumen Skala Tingkat Keterbukaan Diri Siswa Boarding
School tidak dapat digunakan untuk mengetahui seberapa tinggi
tingkat keterbukaan diri siswa boarding school.
2. Instrumen tidak dapat digunakan untuk pengukuran dalam rangka
pengumpulan data karena realiabilitas menjauhi angka 1 yaitu 0,532.
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
61
10. Pengembangan Instrumen Kemandirian Belajar Mahasiswa Difabel
Oleh : Ainis Nur Masikhah (ainis.nur.masikhah@ gmail.com)
Profesional Judgement : Zaen Musrifin, S.sos.I.M.Pd.I
A. Pengantar
Kemandirian belajar merupakan kesiapan diri dari individu
yang mau dan mampu untuk belajar dengan inisiatif sendiri, dengan
atau tanpa bantuan pihak lain dalam hal penentuan tujuan belajar,
metode belajar dan evaluasi hasil belajar. Berkaitan dengan hal
tersebut, Sugilar (2000) merangkum pendapat Guglielmino, West
dan Bently menyatakan bahwa karakteristik individu yang memiliki
kesiapan belajar mandiri adalah sebagai berikut: (1). Kecintaan
terhadap belajar. (2). Kepercayaan diri sebagai mahasiwa. (3).
Keterbukaan terhadap tantangan belajar. (4). Sifat ingin tahu yang
besar. (5). Pemahaman diri. (6). Menerima tanggung jawab
untukkegiatan belajarnya.
Dalam kemandirian, inisiatif merupakan indikator yang sangat
mendasar (knowles), dalam pengertianya yang lebih luas,
kemandirian belajar mendeskripsikan sebuah proses dimana
individu mengambil inisiatif sendiri tanpa bantuan orang lain.
Kemandirian belajar menuntut tanggung jawab yang besar pada diri
peserta ajar sehingga peserta ajar berusaha melakukan berbagai
kegiatan untuk tercapainya tujuan belajar.
B. Pengembangan Instrumen Skala Psikologis
Kemandirian atau perilaku mandiri adalah kecenderungan
untuk menentukn sendiri tindakan (aktivitas) yang dilakukan dan
tidak ditenyukan oleh orang lin. Aktivitas yang dimaksud adalah
dapat meliputi : berpikir, membuat keputusan, memecahkan
masalah, melaksanakan tugas dan tanggung jawab. Kemandirian
dapat juga disebut kebergantunganseseorang terhadap diri sendiri,
bukan bergantung pada orang lain dai dalam berfikir dan bertindak.
Belajar mandiri memanglah sangat dibutuhkan apalagi pada
mahasiswa difabel. Difabel sendiri merupakan seseorang yang
memiliki kemampuan dalam menjalankan aktivitas berbeda bila
62 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
dibandingan dengan orang lain. kebanyakan orang menyebut
dengan istilah cacat atau disabled. Yang mempunyai istilah seorang
yang belum mampu berakomodasi dengan lingkungan sekitarnya.
Deskript
Variabel
Aspek
Indikator
Mengelola
strategi
belajar
or
Strategi
belajar
No item
Favori
Unvaf
abel
orabel
1, 2
18, 39
Jum
Lah
4
Mengatasi
kesulitan
dalam
Aspek
belajar
kognitif
mandiri
Kesulitan
12, 27,
belajar
40
Membagi
Kebiasaa
Kemandir
waktu agar
n
ian
belajar bisa
memanfa
belajar
diatur
atkan
mahasisw
dengan
waktu
a difabel
baik.
belajar.
9, 14
3, 13,
28, 31,
8
33
6, 29
4
Mengetahui
minat
belajar
Aspek
afektif
mahasiswa
difabel
untuk
pengarahan
Minat
belajar
7, 25,
mahasisw
32
26
a difabel
pemebalaja
ran.
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
63
Menunjuka
n sikap
percaya diri
dan
bertanggun
g jawab
atas
perilaku,
perbuatan
dan
Sikap
percaya
diri pada
perbuatan
dalam
4. 30,
8, 16,
37, 40
36
7
pekerjaan
ya
pekerjaany
a.
Meningkat
kan
Motivasi
10, 21,
motivasi
belajar
24
11, 20
5
15
4
belajar.
Tujuan
yang ingin
dicapai
dalam
Aspek
pelaksanaa
psikomo
n
torik
penyususn
perangkat
Menyusu
n
5, 34,
penilaian
38
motorik.
penilaian
psikomotor
ik
64 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
Menyusun
Kegiatan
rencana
belajar
kegiatan
apa saja
pembelajar
yang
an yang
diakukan
akan
mahasiwa
dilakukan
.
Perlu
memperhati
dilakukan
23, 41
4
19
35
2
23
19
42
Tindakan
yang
kan hal-hal
yang akan
17, 22
harus
dilakukan
sebelum
belajar.
sebelum
belajar.
Jumlah
C. Item Pernyataan dan Kategorisasi
No
1
2
3
4
5
Pernyataan
Saya merencanakan sendiri kegiatan
saya sehari-hari meski tidak ada
orang yang menyuruh.
Tanpa perintah orang tua saya akan
melaksanakan
pekerjaan
yang
menjadi tanggung jawab saya.
Saya
tidak
mampu
mengatasi
masalah
yang
berat,
dengan
mengerjakan sendiri.
Saya
merasa
puas
jika saya
memecahkan masalah sendiri
Hasil
karya
sendiri
lebih
membanggakan meskipun
hasilnya
tidak seberapa.
Jawaban
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
| 65
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
Ketika mata kulih kosong saya
lebih
memilih bermain game daripada
ke
perpustakaan.
Saya dapat merasa bahagia atas apa
yang saya buat sendiri.
Saya membersihkan kamar
saya
selalu menyuruh orang tua.
Saya
membagi
waktu
antara
melaksanakan tugas belajar, bermain,
dan
kepentingan
keluarga
atas
kesadaran sendiri.
Saya berusaha meraih cita-cita saya
semaksimal mungkin.
Saya tidak pernah mengerjakan tugas
yang sangat sulit.
Bagi
saya
kesulitan
tidak
menghambat cita-cita saya.
Saya
sering merasakan adanya
gangguan
yang
menghambat
kelancaran belajar di kelas.
Ketika teman mengajak pergi, saya
menolak karena waktunya belajar.
Saya membersihkan tempat
tidur
ketika di suruh orang tua.
Saya selalu gagal dalam memecahkan
masalah.
Tanpa dianjurkan orang tua saya akan
menyisihkan uang saku saya untuk
ditabung.
Saya tidak pernah belajar jika orang
tua saya tidak menyuruh.
Saya
selalu menyusun
rencana
belajar.
Saya tidak terlalu memikirkan hasil
prestasi belajar saya, baik atau buruk
sama saja.
Saya
memiliki
keimanan
dan
ketaqwaan terhadap
Tuhan Yang
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
66 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
22
\ 23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
Maha Esa sesuai ajaran agama.
Saya selalu menyendiri ketika saya
mengerjakan
tugas
ataupun
sejenisnya.
Ketika dosen memberi tugas, saya
tidak pernah mengerjakan.
Saya selalu memberi motivasi kepada
teman saya yang sedang menghadapi
masalah.
Saya memiliki tujuan yang ingin saya
capai untuk masa yang akan datang.
Saya tidak tahu apakah saya memiliki
bakat dan minat belajar atau tidak.
Saya selalu mengingatkan teman saya
untuk mengerjakan tugas.
Saya
mudah putus
asa
bila
menghadapi hal yang sulit untuk
dilakukan.
Saya tidak pernah mengatur waktu
belajar.
Saya merasa puas karena sudah
mecoba
memecahkan
masalah
sendiri.
Saya masih
membutuhkan arahan
dari orang lain untuk
diri saya
sendiri.
Saya tetap belajar dengan semangat
meskipun
banyak
mengalami
kesulitan.
Saya tidak suka teman mengganggu
belalajar saya.
Selalu merapikan buku ketika sudah
selesai digunakan.
Saya selalu
keluar
kelas untuk
menghindari pelajaran
yang tidak
saya minati.
Saya senang bergantung
dengan
orang lain.
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
67
37
38
39
40
41
42
Saya tahu apa yang tebaik buat diri
saya.
Meski dapat minta tolong orang lain,
tetapi
saya
melakukan
sendiri
aktivitas sehari-hari.
Saya tidak memiliki strategi belajar
mandiri.
Saya bangga karena saya memiliki
cara
sendiri
untuk
mengatasi
kejenuhan belajar.
Saya tidak pernah mentaati peraturan
dikampus.
Saya kesulitan dalam bersosialisasi.
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Alpha Cronbach’s= 0,918 ; Sampel = 30 orang
D. Klasifikasi Item Shohih dan Item Gugur
Melalui analisis SPSS.20 dapat diklasifikasikan bahwa
sebaran item gugur dan item shohih sebagai berikut :
Item Shohih
Item Gugur
1, 2, 5, 7, 8, 9, 10, 11,
12, 16, 17, 18, 19, 20,
3, 4, 6, 13, 14, 15, 22,
Item Pernyataan
21, 23, 24, 26, 27, 28,
25, 31, 33, 36, 37
29, 30, 32, 34, 35, 38,
39, 40, 41, 42
Jumlah
30
12
68 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
E. Penutup
Instrumen skala kemandirian belajar dapat mengukur
bagaimana mahasiswa difabel melaksanakan belajar dengan
mandiri. Pada instrumen tersebut yang berisi peryataan dalam
bentuk angket yang jumlah sampel kurang lebih 30 orang.
Berdasarkan uji coba yang dilakukan penulis dapat diperoleh
kesimpulan sebagai berikut :
1. Instrumen Skala Pengembangan Instrumen Kemandirian Belajar
Mahasiswa Difabel dapat digunakan oleh khalayak umum untuk
mengetahui seberapa tinggi tingkat kemandirian belajar pada
mahasiswa difabel.
2. Instrumen dapat digunakan untuk pengukuran dalam rangka
pengumpulan data karena realibilitas instrumen yaitu 0,918
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
69
11. Instrumen Skala Tingkat Integritas Akademik Mahasiswa UIN Sunan
Kalijaga
Oleh: Arina Rijki Aulia (arina.rijki18@
gmail.com)
Professional Judgement: Zaen Musyrifin, S.Sos.I.,M.Pd.I.
A. Pengantar
Integritas akademik merupakan inti moralitas perguruan
tinggi. Sebagai sikap moral, integritas akademik menempati posisi
yang terhormat dan menunjuk pada integritas keutuhan manusia.
Integritas akademik merupakan tanggung jawab keilmuan bagi staf
pengajar (dosen) dan mahasiswa untuk secara bersama mencari
ilmu dan kebenaran secara jujur, adil, saling menghargai, saling
percaya dan bertanggung jawab terhadap akibat tindakan masingmasing.
Misi penting pendidikan tinggi sebagai komunitas akademik
adalah antara lain menyadarkan dan menuntun mahasiswa bahwa
mereka mempunyai tanggung jawab untuk menegakkan lima nilai
di atas sebagai sebuah fondasi pendidikan tinggi dan masyarakat
secara keseluruhan. Mengintegrasikan lima nilai fundamental di
atas dalam struktur komunitas akademik dan tuntutan kepada
mahasiswa untuk konsisten terhadapnya merupakan hal yang maha
penting dalam rangka mensinkronisasikan standar moralitas perilaku
terkait dengan integritas akademik dalam institusi akademik.
Integritas akademik dapat disederhanakan sebagai sebuah prinsip
kejujuran yang memberikan nafas bagi semua proses kegiatan
akademik. Segala bentuk perilaku yang menyerang prinsip kejujuran
tersebut dinilai sebagai academic misconduct.
B. Pengembangan Skala Psikologis
Tricia dan Patrick (2008: 27) mengungkapkan Secara bahasa
integritas akademik mengarah pada persoalan kejujuran akademik.
Kata ‚integritas itu sendiri bermakna koherensi
(coherence),
kemenyeluruhan
(wholeness),
dan
kearifan
(discernment). Karena itu integritas akademik mempunyai makna
yang cukup luas. Semua penyelewengan dan pelanggaran yang
70 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
terjadi di kampus merupakan bentuk pelanggaran terhadap
integritas akademik yang termasuk penyimpangan terhadap
integritas akademik adalah ketika tidak adanya relasi dan integrasi
antara riset dan misi pengajaran, atau tidak adanya hubungan
antara dunia akademik kampus dengan realitas yang berkembang di
masyarakat.
Integritas akademik adalah
sikap
individu
dalam
mempertahankan nilai yang benar secara konsisten di dalam
lingkungan dan kegiatan akademik dengan mengedepankan aspek
kejujuran, kepercayaan, kesetaraan/ keadilan, penghargaan,
tanggung jawab dan keberanian. (ICAI, 2007)
Maka dengan itu, diantara aspek-aspek integritas akademik
ialah, Aspek Kejujuran, Aspek Penghargaan, Aspek Kepercayaan
dan Aspek Tanggungjawab.
Variabel
Tingkat
Integritas
Akademi
k
Mahasisw
a
perantaua
n di UIN
Sunan
Kalijaga
Aspek
Aspek
Kejujura
n
Indikator
Deskriptor
No Item
Favor Unfav
able
orable
Jujur dalam
melakukan
aktifitas
belajar
Tidak titip
absen
14,18,
29, 22.
7, 1,
50
7
24, 31,
12,
8, 2,
15, 44
7
38,30,
39
16,26,
35, 43,
32
8
48,27,
37
45, 9
5
Jujur dalam
pemenuhan
tugas
Jujur dalam
proses
ujian.
Aspek
Penghar
gaan
Mengharga
i Pendapat
oranglain
Tidak
plagiat
dalam
pembuatan
makalah
atau karya
ilmiah
Tidak
mencontek/
curang saat
UTS/UAS
Tidak
merasa
benar
sendiri
Juml
ah
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat | 71
Aspek
Keperca
yaan
Aspek
Tanggu
ngjawab
Mengharga
i waktu
dalam
belajar
Percaya
terhadap
kemampua
n yang
dimiliki
Bertanggun
gjawab
dalam
mengerjaka
n tugas
Jumlah
Memiliki
kemampua
n berfikir
terbuka
Tepat
waktu saat
masuk
kelas
17, 25
34, 3
4
36, 10,
13, 20,
21
42, 4
7
23, 46,
47, 5,
6
33, 51,
11
8
Tugasnya
Tidak
19, 40,
Dikerjakan
49,
Teman
41, 28
5
23
51
Mengerjaka
n tugas
individu
28
C. Item Pernyataan dan Reliabilitas
No
1
2
3
4
5
5
6
Pernyataan
Saya termasuk orang
yang sering
bolos kuliah
Saya pernah
menyalin karangan
oranglain
Saya lebih
suka diam
daripada
memberi pendapat
Saya selalu terlambat masuk kelas
Saya lebih
suka tugas
individu
daripada tugas kelompok
Saya pernah memberi izin kepada
teman untuk melihat tugas saya
Saya tidak
peduli dengan batas
minimal kehadiran
72 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
Jawaban
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Saya tidak suka jika ada teman yang
SS
menyalin tulisan dari internet
Saat berdiskusi saya selalu merasa
8
SS
yang paling benar
Saya tidak pernah terlambat masuk
9
SS
kelas
Saya tidak pernah mengerjakan tugas
10
SS
sendiri
Saya mengerjakan karya tulis ilmiah
11
SS
tanpa plagiat
Saya tidak suka jika ada teman yang
12
SS
terlambat masuk kelas
Saya tidak suka jika ada teman yang
13
SS
titip absen
Ketika ada tugas yang sulit, saya
14
SS
sering menyalin tulisan dari internet
Dimata saya mencontek merupakan
15
SS
hal yang biasa bagi mahasiswa
16 Saya bersikap terbuka saat diskusi
SS
17 Saya tidak pernah bolos kuliah
SS
Saya tidak
pernah bekerja sama
18 dengan
teman dalam
mengerjakan SS
tugas.
Saya termasuk orang yang disiplin
19
SS
dalam waktu
Saya tidak suka menyia-nyiakan waktu
20 untuk
menunggu dosen
ataupun SS
mahasiswa
21 Saya tidak pernah titip absen
SS
Saya tidak suka mengerjakan tugas secara
22
SS S
berkelompok
Saya menghindari tulisan dari tindakan
23
SS S
plagiarisme
24 Diskusi merupakan hal yang saya senangi SS S
25 Saya sering bekerja sama dengan teman
SS S
7
S
TS
STS
S
TS
STS
S
TS
STS
S
TS
STS
S
TS
STS
S
TS
STS
S
TS
STS
S
TS
STS
S
TS
STS
S
S
TS
TS
STS
STS
S
TS
STS
S
TS
STS
S
TS
STS
S
TS
STS
TS
STS
TS
STS
TS
TS
STS
STS
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
73
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
pada saat ujian
Saya akan menerima pendapat oranglain
yang berbeda dengan saya
Saya tidak suka jika ada teman yang
bertanya tentang tugas kuliah
Bagi saya titip absen merupakan hal yang
tidak baik
Saya mengerjakan ujian tanpa bertanya dan
mencontek
Plagiarisme merupakan hal yang tidak baik
dimata saya
Saya merasa ragu jika mengisi soal ujian
tanpa mencontek
Saya sering meminta bantuan teman dalam
mengerjakan tugas kuliah
Saya suka jika ada teman yang sependapat
dengan saya
Jika teman saya mencontek terkadang saya
juga ikutan mencontek
Saya menyukai dosen yang masuknya tepat
waktu
Bagi saya semua orang berhak untuk
berpendapat
Saya tidak suka jika melihat teman saya
yang sedang mencontek
Saya tidak pernah mencontek pada saat
ujian
Saya tidak suka jika ada teman yang
menyalin tugas saya
Saya lebih suka bekerjasama dalam
mengerjakan tugas
Saya suka jika ada dosen yang masuknya
terlambat
Terkadang saya mencontek jika ada soal
ujian yang sulit
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
74 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
43 Saya pernah menyalin karangan oranglain
Saya tidak suka jika ada teman yang
44
membantah argumen saya
Saya selalu mengerjakan tugas individu
45
dengan maksimal
Saya termasuk orang yang santai dalam
46
mengerjakan tugas
Saya senang jika mendapat koreksi
47
argumen yang tidak baik dari oranglain
Saya akan selalu membantu teman yang
48
belum mengerjakan tugas
Jika saya malas kuliah terkadang saya cari
49
teman yang bisa dititipkan absen
saya tidak bisa mengerjakan tugas individu
50
jika sendiri
Saya bersedia jika ada teman yang
51
meminta bantuan untuk mengerjakan tugas
Alpha Cronbach’s = 0,853 ; Sampel
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
= 64 Orang
D. Klasifikasi Item Shahih dan Item Gugur
Melalui analisis SPSS.15 dapat diklasifikasikan bahwa
sebaran item gugur dan item shohih sebagai berikut :
Item Pernyataan
Jumlah
Item Shohih
1, 2, 5, 8, 10, 12, 14,
16, 18, 21, 22, 24,
26, 29, 31, 32, 35,
37, 38, 39, 42, 43,
48, 50, 51.
29
15,
25,
36,
46,
Item Gugur
3,4,6,7,9,
11,
17,
19,20,
27,28, 30, 33,
40, 41, 44, 45,
49.
22
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
13,
23,
34,
47,
75
E. Penutup
Berdasarkan uji coba yang dilakukan penulis dapat diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
1. Instumen skala tingkat integritas akademik mahasiswa uin
sunan kalijaga dapat digunakan untuk khalayak umum untuk
mengetahui seberapa tinggi tingkat integritas akademik
mahasiswa yang ada di uin sunan kalijaga.
2. Instrumen dapat digunakan untuk pengukuran dalam rangka
pengumpulan data karena reliabilitas instrumen mendekati
angka 1. Maaka insttrumen ini dapat digunakan karena memeilii
reliabelitas instrumen yaitu 0,853.
76 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
12. Instrumen Skala Penyesuaian Diri Smp Negri 1 Kokap kelas
Oleh : Astri Novi Anti
Professional Judgement : Nailul Falah, S. Ag. M. Si.
A. Pengantar
Schneider (1964) mengemukakan bahwa penyesuaian diri
merupakan satu proses yang mencakup respon-respon mental dan
tingkah laku, yang merupakan usaha individu agar berhasil
mengatasi kebutuhan, ketegangan, konflik dan frustasi yang
dialamai di dalam dirinya. Usaha individu tesebut bertujuan untuk
memperoleh keselarasan dan keharmonisan antar tuntutan dalam
diri dengan apa yang diharapkan oleh lingkungan. Schneider juga
mengatakan bahwa orang yang dapat menyesuaikan diri
dengan baik adalah orang yang dengan keterbatasan yang ada pada
dirinya, belajar untuk bereaksi tehadap dirinya dan lingkungan
dengan cara yang matang, bermanfaat, efisien, dan memuaskan,
serta dapat menyelesaikan konflik, frustasi, maupun kesulitankesulitan pribadi dan sosial tanpa mengalami gangguan tingkah
laku. Tidak ada individu yang melakukan penyesuaian diri dengan
sempurna. Penyesuaian yang dianggap baik pada suatu tahapan
usia mungkin saja dianggap kurang baik pada tahapan usia lainnya.
Skala ini dimaksudkan untuk mengukur seberapa paham
tingkat pengetahuan siswa tentang potensinya, minat dan
kemampuan berintraksi sosialnya dan seberapa tanggung jawabnya
kepada tugas dan kegiatannya.
B. Definisi Operasional
Masa remaja merupakan urgensi yang sangat penting dan
vital dalam pengembangan kehidupan manusia. Pada dasarnya
manusia adalah makhluk hidup yang selalu menjadi bagian dari
lingkungan tetentu. Di lingkungan manapun ia berada ia akan
berhadapan dengan harapan dan tuntutan dari lingkungan tertentu.
Menurut Scheiner aspek keberhasilan penyesuaian diri manusia
yaitu kematangan mereaksi dirinya, kematangan mereaksi
lingkungannya dan keberhasilan dalam menyelesaikan konflik.
Keberhasilan penyesuaian diri menurut Adler (1956) dan Rychlak
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
77
(1981) yaitu Inferiority, gaya hidup dan minat sosial. Menurut Neo
Freudian yaitu mengembangkan potensi diri dan kemampuan
interaksi sosial. Sedangkan menurut Prof. Dr Musthafa Fahmy yaitu
pemilihan teman sebaya, pemanfaatan waktu senggang, pekerjaan
dan pembinaan falsafah hidup. Tingkat penyesuaian diri pada siswi
smp 1 kokap kelas 7 ini di buat berdasarkan teori Schnaider dengan
aspek-aspek sebagai berikut :
1. Self development
2. Gaya hidup
3. Intraksi sosial
4. Problem solution
5. Pertahanan pecintaan
6. Kegiatan dan pekerjaa
Deskript
Variable
Aspek
Indikator
or
Mengemb
Mampu
angkan
mengetah
potensi
ui potensi
diri
diri
self
Mampu
develop
menyeim
ment
bangkang
Gaya
aya hidup
hidup
dengan
No Item
Juml
Favo
Unfav
able
orable
1,2,3
4,5
5
6,10
7,8,9
5
14,15
5
ah
keadaan
pribadiny
a
Interaks
i sosial
Kematang
Mampu
an
berintraks
mereaksi
i dengan
11,1
2,13
78 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
lingkunga
lingkunga
nnya
nnya
Mampu
mengetah
Minat
ui minat
16,1
sosial
yang ada
7,20
18,19
5
pada
dirinya
Kemampu
Mampu
an intraksi
berintraks
sosial
i sosial
dengan
21,2
23,24,
2
25
5
baik
Mampu
Kemampu
menghad
Problem
an
api
26,2
solution
menghada
masalah
7,28
pi masalah
dengan
29,30
5
tenang
Mekanism
Pertaha
nan
percinta
an
e
percintaan
pertahana
n dengan
situasi
percintaan
Kegiata
n dan
pekerjaa
n
Pemanfaat
an waktu
senggang
Tidak
mudah
tertarik
31,3
33,34,
terhadap
2
35
5
lawan
jenis
Mampu
memperg
36,3
unakan
7,40
38,39
5
waktu
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
79
senggang
dengan
baik
Mampu
Kemampu
mengontr
an
ol dirinya
menyelesa
agar tidak
ikan
memiliki
pekerjaan
sikap
41,4
2,45
43,44
5
21
45
malas
Jumlah
24
C. Item Pernyataan dan Reliabilitas
No
Pernyataan
mengetahui keahlian
Alternatif Jawaban
1
Saya merasa
saya miliki
SS
S
TS
STS
2
Saya merasa bersemangat saat melakukan SS
hobi
S
TS
STS
3
Saya
merasa
mampu
keahlian yang saya miliki
S
TS
STS
4
Saya
merasa
malas
mengerjakan tugas
5
6
yang
menyelesaikan SS
ketika
harus SS
S
TS
STS
Saya merasa tidak suka jika
keahlian dan hobi
Saya lebih suka tampil apa adanya
ditanya SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
di SS
S
TS
STS
yang SS
S
TS
STS
S
TS
STS
7
Saya selalu ingin
depan teman saya
kelihatan mewah
8
Saya selalu tergiur
dimiliki teman saya
9
Saya terlalu ingin terlihat cantik/tampan
hadapan teman-teman saya
dengan apa
80 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
di SS
Saya merasa tidak peduli dengan gaya SS
teman yang terlihat mewah
SS
11 Saya merasa mudah bergaul
S
TS
STS
S
TS
STS
12 Saya merasa nyaman dengan keramaian
SS
S
TS
STS
Ketika berpapasan dengan orang yang saya SS
kenal saya menyapanya
S
TS
STS
banding SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Saya suka mengikuti kegiatan sekolah yang SS
menyangkut bakti sosial
S
TS
STS
berbaur SS
S
TS
STS
19
Saya selalu acuh ketika ada teman yang SS
membutuhkan bantuan
S
TS
STS
20
Saya sering merasa
saya sedang kesusahan
teman SS
S
TS
STS
bersama SS
S
TS
STS
Saya
merasa
mampu
menyesuaikan SS
keadaan saat bersama teman-teman saya
S
TS
STS
23 Saya merasa risih jika ada teman yang SS
berbeda fikiran dengan saya
S
TS
STS
dengan SS
S
TS
STS
25 Saya harus selalu benar saat berkumpul SS
bersama teman-teman
S
TS
STS
26 Saya tidak mudah menyimpulkan
mengalami suatu kejadian
ketika SS
S
TS
STS
Ketika mendapat masalah saya
merasa tenang
selalu SS
S
TS
STS
28 Saya selalu memikirkan jalan keluar ketika SS
mendapatkan suatu masalah
29 Saya acuh terhadap masalah yang saya SS
S
TS
STS
S
TS
STS
10
13
Saya lebih suka menyendiri di
berkumpul bersama teman
15 Saya tidak suka keramaian
14
16 Saya suka berintraksi dengan orang banyak
17
18 Saya merasa enggan jika harus
dengan orang banyak
sedih ketika
21 Saya senang jika berkumpul
teman sekolah maupun rumah
22
24
27
Saya tidak suka
sembarang teman
berintraksi
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
81
alami
jika harus
30 Saya malas
masalah sendiri
menyelesaikan SS
S
TS
STS
Saya merasa belum tertarik kepada lawan SS
jenis
Saya lebih memilih fokus sekolah terlebih
32 dahulu di banding memikirkan masalah SS
pacaran
S
TS
STS
S
TS
STS
teman SS
S
TS
STS
ada SS
S
TS
STS
35 Saya merasa terganggu jika ada lawan jenis SS
mendekati saya
S
TS
STS
36
Saya selalu menggunakan waktu senggang SS
untuk belajar
S
TS
STS
37
Saya selalu menggunakan waktu senggang SS
untuk membantu orang tua
S
TS
STS
38 Saya selalu menggunakan waktu senggang SS
untuk bermain
S
TS
STS
Saya selalu memanfaatkan waktu senggang SS
saya untuk bermalas-malasan
S
TS
STS
31
33
Saya selalu merasa iri jika melihat
saya berpacaran
34
Saya mudah terbawa perasaan jika
teman lawan jenis mendekati saya
39
40
Saya memanfaatkan waktu senggang untuk SS S TS STS berdiskusi
bersama teman
41
Saya selalu membuat jadwal kegiatan SS S TS STS sehari-hari
Saya selalu mengerjakan hal yang
lebih
42 penting sebelum beralih ke pekerjaan yang SS
lain
SS
43 Saya selalu menunda pekerjaan
44
45
S
TS
STS
S
TS
STS
Saya merasa malas jika harus mengerjakan SS S TS STS pekerjaan
langsung
Saya selalu merasa bersalah jika ada
pekerjaan yang belum saya selesaikan
SS S TS STS
Alpha Cronbach ; 0,799 sampel ; 50 orang
82 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
D. Klasifikasi Aitem Sohih dan Aitem Gugur
Melalui analisis SPSS.20 dapat diklasifikasikan bahwa
sebaran aitem sohih dan aitem gugur sebagai berikut:
Item sohih
Item gugur
1, 2, 3, 5, 6, 7, 11, 14,
4, 8, 9, 10, 12, 13, 16,
15, 23, 25, 27, 28, 29,
Item Pernyataan
17, 18, 19, 20, 21, 22,
31, 32, 34, 35, 36, 37,
24, 26, 30, 33
38, 39, 40, 41, 42, 43,
44, 45
Jumlah
17
28
E. Penutup
Berdasarkan uji coba yang dilakukan penulis dapat diperoleh
kesimpulan sebagai berikut :
1. Instrument Penyesuaian Diri Pada Siswa Smp 1 Kokap Kelas 7
dapat digunakan untuk mengetahui seberapa paham tingkat
pengetahuan siswa tentang potensinya, minat dan kemampuan
berintraksi sosialnya dan seberapa tanggung jawabnya kepada
tugas dan kegiatannya.
2. Semakin mendekati angka 1 , semakin reliabel. Maka intrumen
ini dapat digunakan karena memiliki reliabelitas instrumen yaitu,
0,799
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
83
13. Instrumen Skala Kedisiplinan Mahasiswa Pengguna Sepeda
Oleh: Fahri Nur Fauzi ( fahrinurfauzi78@gmail.com )
Professional Judgement: Nailul Falah, S.Ag, M.Si.
A. Pengantar
Instrumen dalam sebuah penilitian merupakan sebuah alat
yang digunakan untuk mendapatkan informasi atau data yang
bermanfaat untuk mendukung proses penelitian itu sendiri. Di
zaman yang hingar bingar ini, tingkat mobilitas menjadi semakin
tinggi. Setiap orang memerlukan kendaraan yang dapat mendukung
aktifitasnya. Berbagai macam kendaraan pribadi maupun
transportasi umum seperti motor, mobil, dan bus menjadi pilihan
favorit bagi kalangan pelajar, mahasiswa, dan pekerja.
Melihat tingginya tingkat mobilitas yang dibutuhkan berbagai
kalangan untuk melakukan segala aktifitasnya khususnya
mahasiswa, memungkinkan perlu diadakan penelitian seberapa
tingkat kedisiplinan yang dimiliki mahasiswa dalam menjalani
aktifitasnya sehari-hari, khususnya pengguna sepeda. Instrument
skala kedisiplinan mahasiswa pengguna sepeda ini bermaksud
untuk mengetahui seberapa tingkat kedisiplinan yang dimiliki
mahasiswa pengguna sepeda dalam mengatur banyak hal dalam
hidupnya agar tercipta kehidupan yang teratur dan tertata rapi.
B. Pengembangan Instrumen Skala Psikologi
Menurut Soegeng Prijodarminto, SH. Dalam bukunya yang
berjudul “Disiplin Kiat Menuju Sukses” disiplin didefinisikan sebagai
suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari
serangkaian perilaku yang menunjukkan ketaatan, kepatuhan,
keteraturan, dan atau ketertiban. Nilai-nilai tersebut telah menjadi
bagian perilaku dalam kehidupannya. Perilaku itu tercipta melalui
proses binaan dari keluarga, pendidikan, dan pengalaman atau
pengenalan keteladanan dari lingkungannya. Disiplin akan membuat
dirinya tahu dan dapat membedakan hal-hal apa yang seharusnya
dilakukan, yang wajib dilakukan, yang boleh dilakukan, dan yang
tidak sepantasnya dilakukan.
84 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
Kedisiplinan juga telah diajarkan dalam Islam, seperti telah
difirmankan Allah Swt dalam QS. Al-Ashr yang berbunyi:
ّۙ َۙ
ۙ ۙ
ۙ
ۙ
َ
ّ
ۙ
ۙ
ۙ
ۙ
ۙ
ۙ ۙ
)۳(ربصالباوصاو تو
ۙ َّ ۙ
ۙ
ۙ
ۙ
ۙ
َۙ ۙ َۙ ( َۙ ۙ َۙ رسخَ يف لَناسن ال۲) َقحالباوص او توَ تحلصال اّٰولم عواونما َني ذال ال ا
ۙ
ۙ
ۙ
ۙ
َ ( َۙ ۙ َۙ رصعالو١) َ اَنا
Artinya: 1. Demi masa. 2. Sungguh, manusia berada dalam
kerugian, 3. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan
kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling
menasihati untuk kesabaran.
Isi kandungan dalam surat tersebut menjelaskan
bahwa
Allah memerintahkan umat manusia agar dapat memanfaatkan
waktu atau masa yang dimiliki sebaik mungkin untuk hal-hal yang
baik dan bermanfaat. Manusia yang tidak menggunakan waktu
sebaik-sebaiknya termasuk dalam golongan orang yang merugi.
Dengan berdisiplin kehidupan menjadi lebih teratur dan jelas, yang
akan membawanya kepada kehidupan yang bahagia sejahtera.
Seperti yang telah dijelaskan di
atas bahwa disiplin
merupakan suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses
dari serangkaian perilaku yang menunjukkan ketaatan, kepatuhan,
keteraturan, dan atau ketertiban. Maka dari itu dapat diambil
kesimpulan bahwa kedisiplinan mahasiswa pengguna sepeda ialah
perilaku disiplin dalam diri
mahasiswa yang kesehariannya
beraktifitas dengan berkendara menggunakan sepeda.
Kisi-kisi skala kedisiplinan mahasiswa pengguna sepeda
disusun berdasarkan teori Soegeng Prijodarminto dengan aspekaspek kedisiplinan. Aspek-aspek tersebut meliputi sikap mental,
pemahaman yang baik mengenai aturan perilaku, dan sikap
kelakuan yang menunjukkan kesugguhan hati untuk menaati aturan
yang ada.
Variabel
Aspek
Indikator
Deskript
or
No Item
Favo Unfav
rable orable
Juml
ah
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
85
Pengendali
an pikiran
Sikap
mental
Pengendali
an watak
Pengemban
gan latihan
Kedisipli
nan
Mahasisw
a
Pengguna
Sepeda
Pemaha
man
yang
baik
mengen
ai aturan
perilaku
Sikap
kelakua
n yang
menunju
kkan
kesuggu
han hati
Kepedulian
terhadap
lingkungan
Berfikir
positif
Bersabar
dan
menikmat
i
perjalana
n
Terbiasa
beraktifit
as/berken
dara
dengan
menggun
akan
sepeda
Menjaga
alam agar
tetap
sehat
1,
40,
43,
47,
50
3, 31
7
20,
35,
44
7, 28,
45
6
2, 9,
11,
32
10, 39,
46
7
13,
15,
48
24, 29
5
19,
27
18, 41
4
8,
14,
22,
49
21, 33
6
Tidak
suka/tida
Taat pada
aturan
Partisipasi
dalam
proses
belajar
mengajar
k terbiasa
melangga
r aturan
Selalu
datang di
setiap
kegiatan
tepat
pada
waktunya
86 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
untuk
menaati
aturan
yang
ada
Mengerja
kan tugas
dengan
baik dan
Aktif
dalam
proses
belajar
mengajar
Kepatuhan
menjauhi
larangan
Mematuh
i aturan
tanpa
adanya
paksaan
dan
dorongan
dari luar
dirinya
Jumlah
5,
17,
25,
34,
36
12, 16,
23, 30,
52
4,
38,
42,
53
6, 26,
37, 51
8
29
25
53
10
C. Item Pernyataan dan Kategorisasi
No
1
2
3
Pernyataan
Saya
dapat
memanfaatkan
kemampuan
dalam diri
saya SS
untuk hal-hal positif
Walaupun saya bersepeda, saya
tetap
dapat
mengoptimalkan SS
tenaga yang saya miliki
Saya minder dengan teman yang
SS
mengendarai kendaraan bermotor
Jawaban
S
TS
STS
S
TS
STS
S
TS
STS
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
87
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
Bagi saya peraturan dibuat untuk
kebaikan
bersama
dan orang
yang menaatinya
Saya selalu
ingin
memahami
ilmu yang disampaikan
Saya
mematuhi
rambu-rambu
lalu lintas karena ada petugas
Saya tidak sabar untuk sampai
tempat tujuan
Saya dapat
mengatur waktu
dengan baik
Dengan bersepeda dapat mengisi
waktu luang
Hanya rasa lelah yang saya
rasakan jika bersepeda
Dengan bersepeda membuat saya
dapat mengatur waktu
Merasa lelah setelah bersepeda
membuat saya malas belajar
Saya peduli terhadap kebersihan
lingkungan
Saya senang mengikuti berbagai
macam kegiatan
Saat bersepeda saya tidak pernah
merokok
Mengerjakan
tugas
membuat
saya tambah lelah
Saya
selalu
memprioritaskan
tugas dibandingkan hal lain
Pengguna sepeda tidak
perlu
mematuhi
rambu-rambu
lalu
lintas
Saya selalu
mematuhi
ramburambu lalu lintas
Saya
tidak
sungkan
untuk
menyapa orang di jalan
Bagi
saya
bersepeda hanya
membuang-buang waktu
dan
tenaga
Walaupun
hanya
berkendara
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
88 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
dengan
sepeda, saya
selalu
datang tepat waktu di setiap
kegiatan
Saya merasa bosan di saat belajar
Banyak/sedikitnya
pengguna
sepeda sama saja, tetap membuat
polusi udara
Saya
tidak
mengeluh
jika
memiliki tugas
Saya merasa terkekang oleh
adanya peraturan
Jika melanggar peraturan saya
merasa bersalah
Proses perjalanan tidak
begitu
penting,
yang
terpenting
hanyalah hasil dari perjalanan itu
sendiri
Sepeda
hanya
menyebabkan
kemacetan
Saya tidak peduli dengan hasil
yang telah saya capai
Mendapat hasil yang tidak sesuai
harapan membuat saya frustasi
Saya
merasa bahagia
saat
bersepeda
Karena hanya ada sepeda, saya
menjadi malas untuk beraktifitas
Dalam
setiap proses
belajar
mengajar saya selalu aktif
Saya selalu menikmati perjalanan
Saya dapat menyelesaikan tugas
sebaik mungkin dan tepat waktu
Saya tidak suka mengikuti aturan
yang ada
Saya mematuhi peraturan karena
saya butuh untuk mematuhinya
dan ikhlas tidak ada paksaan
Perjalanan yang
saya
lalui
dengan
menggunakan
sepeda
memberatkan diri saya sendiri
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
89
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
Setelah bersepeda saya
merasa
lebih bahagia
Saya tidak peduli dengan orang
yang melanggar peraturan
Bagi saya peraturan ada bukan
untuk dilanggar
Saya
selalu berfikir
postif
walaupun
banyak
godaan/musibah menimpa
diri
saya
Saya tidak
gegabah dalam
mengambil keputusan
Saya tidak dapat mengontrol diri
dalam
menanggapi
berbagai
macam peristiwa yang
terjadi
dalam hidup saya
Saya mengeluh jika melakukan
hal-hal yang saya rasa berat,
walaupun
sebenarnya
saya
mampu untuk melakukannya
Saya selalu memotivasi diri saya
untuk dapat menjadi yang lebih
baik dari sebelumnya
Jika saya melihat lingkungan
yang kurang bersih, saya akan
membersihkannya
Saya tidak suka menunda-nunda
pekerjaan
Saya
tidak
malu
hanya
berkendara dengan sepeda
Sebagai umat beragama, saya
tidak
berusaha
untuk
selalu
manjalankan perintah agama
Saya
tidak
selalu
memprioritaskan apa yang wajib
saya lakukan, meskipun masih
banyak hal penting lainnya
Saya memiliki
jadwal
rutin
harian dan melaksanakannya
Alpha Cronbach’s = 0,893 sampel
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
30 orang
90 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
D. Klasifikasi Item Shohih dan Item Gugur
Melalui analisiss SPSS.15 dapat diklasifikasikan bahwa
sebaran item gugur dan item shahih sebagai berikut :
Item Shohih
Item Gugur
3, 5, 6, 7, 8, 10, 12, 13,
14, 15, 16, 20, 21, 22,
Item
1, 2, 4, 9, 11, 17, 18,
23, 24, 25, 26, 27, 28,
Pernyataan
19, 29, 32, 33, 37, 41,
30, 31, 34, 35, 36, 38,
43, 45, 51
39, 40, 42, 44, 46, 47,
48, 49, 50, 52, 53
Jumlah
37
16
E. Penutup
Berdasarkan uji coba yang dilakukan penulis dapat diperoleh
kesimpulan sebagai berikut :
1. Instrumen Skala Kedisiplinan Mahasiswa Pengguna Sepeda
dapat digunakan oleh khalayak umum untuk mengetahui
seberapa tinggi tingkat kedisiplinan mahasiswa pengguna
sepeda dalam menjalani aktifitasnya sehari-hari.
2. Semakin mendekati angka satu (1) maka semakin reliable
sebuah instrument, sehingga instrument tersebut sudah
termasuk reliable karena alpha cronbach’s = 0,893
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
91
14. Pengembangan Instrumen Skala Kepercayaan Diri (SelfConfidence) Pada Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Oleh : Hani Lidyananda (hanilidyananda@gmail.com)
Professional Judgement : Zaen Musyrifin, S.Sos.I M.Pd.I.
A. Pengantar
Menurut Neill (2005) dikutip oleh Leonni dan Hadi (2006)
kepercayaan diri (self-confidence) adalah sejauh mana individu
punya keyakinan terhadap penilaiannya atas kemampuan dirinya
dan sejauhmana individu bisa merasakan adanya kepantasan untuk
berhasil. Kepercayaan diri (self-confidance) diartikan sebagai perilaku
yang membuat individu memiliki pandangan positif dan realistis
mengenai diri mereka sendiri dan situasi di sekelilingnya (WHO,
2003).
Percaya diri didefinisikan juga sebagai sikap positif seorang
individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan
penilaian positif, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap
lingkungan atau situasi yang dihadapinya (Rini, 2002).
Skala ini dimaksudkan untuk melihat sejauh mana
kepercayaan diri (self-confidence) pada mahasiswa. Karena tidak
sedikit para mahasiswa kurang bahkan tidak mempunyai
kepercayaan diri. Skala kepercayaan diri disusun berdasarkan
aspek-aspek mengenai kekhawatiran karena tidak mempunyai
kepercayaan diri (self-confidence) yang disajikan dalam indikatorindikator yang disusun berdasarkan aspek-aspek kepercayaan diri
(self-confidence).
B. Pengembangan Instrumen Skala Psikologis
Kepercayaan diri (self-confidence) adalah meyakinkan pada
kemampuan dan penilaian diri sendiri dalam menghadapi segala
situasi dan kepercayaan atas keputusan atau pendapatnya. Menurut
Lauster (dalam Safitri, 2010:34-36) terdapat empat aspek dalam
kepercayaan diri yaitu aspek internal dan aspek eksternal.
Variable
Aspek
Indikat
Deskriptor
92 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
No. Item
Juml
or
Konsep
Diri
Harga
Diri
Aspek
Internal
Kepercay
aan diri
(selfconfidenc
e)
Aspek
Esternal
Keadaa
n dan
kesehat
an fisik
Kegagal
an dan
kesukse
san
Pengala
man
hidup
Peran
lingkun
gan
keluarg
a
Lingkun
gan dan
pengala
man
Pendidi
kan
Bekerja
Jumlah
Favor
able
Unfav
orable
ah
1,2,3
4,5,6
6
7,8
9,10
4
11,12
13
3
14
15
2
16
17
2
18
19
2
Pencapaian
diri sendiri
20
21
2
Pengalama
n masa lalu
22
23
2
Peran
keluarga
24,25
26,27
4
Keadaan
lingkungan
28,29,
30
31,32,
33
6
34,35
36,37
4
38
39
2
20
19
39
Konsep diri
positif
Konsep diri
negatif
Peniliaian
mengenai
diri sendiri
Penghargaa
n untuk diri
sendiri
Penampilan
fisik
Kondisi
kesehatan
Pencapaian
pendidikan
Motivasi
bekerja
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
93
C. Item Pernyataan dan Kategorisasi
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
Pernyataan
Saya merasa yakin akan kemampuan
dalam mengatasi masalah
Saya selalu menghargai orang lain
Saya tidak pernah lari dari masalah
Saya tidak peka terhadap orang lain
Saya tidak pernah intropeksi
diri
sebelum orang lain mengkritik saya
Saya sering meremehkan orang lain
Saya dapat menerima kritikan
dari
orang lain
Saya tidak bersikap egois dalam
mendengar pendapat orang lain
Saya sering bersikap pesimis saat
kompetisi lomba
Saya selalu mengeluh
Saya mengetahui
kelebihan
dan
kelemahan diri
Saya sering mengingat sikap
saya
yang negatif dari orang lain
Saya sering merasa
sulit
melihat
kebaikan diri sendiri
Saya menerima kondisi saya apa
adanya
Saya tidak suka menerima bantuan
orang lain
Saya mensyukuri keadaan fisik saya
Saya tidak pernah peduli dengan
penampilan saya
Saya
selalu
menjaga
kondisi
kesehatan saya
Saya tidak akan pergi ke dokter
sebelum penyakit saya
bertambah
parah
Saya merasa puas dengan kualitas diri
Jawaban
SS
S
TS
STS
SS
SS
SS
S
S
S
TS
TS
TS
STS
STS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
94 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
Saya pernah merasa kecewa pada diri
sendiri
Saya dapat belajar dari pengalaman
masa lalu
Saya membenci sesuatu
karena
pengalaman masa lalu
Orang tua saya selalu mendukung
minat saya
Orang tua saya selalu menasehati
saya ketika saya melakukan sebuah
kesalahan
Saya sering di ejek oleh saudara saya
dalam hal yang saya suka
Orang tua saya selalu mengatur saya
dalam banyak hal
Saya merasa lingkungan di sekitar
saya sesuai dengan kepribadian saya
saya sering mengikuti kegiatan sosial
yang ada di sekitar lingkungan saya
Saya mempunyai teman-teman yang
selalu mendukung apapun yang saya
lakukan
Saya
sering
merasa
kesulitan
beradaptasi
Saya pernah
dibully oleh temanteman saya sehingga menyebabkan
trauma
Saya tidak suka berbaur dengan orang
lain
Saya merasa nilai saya selalu bagus
Saya merasa pengalaman belajar yang
saya miliki sudah cukup untuk
menempuh masa depan saya
Saya merasa salah jurusan
Saya merasa tidak puas setiap kali
dosen memberikan saya nilai
Saya merasa jurusan yang saya pilih
dapat memberikan pekerjaan yang
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
95
baik
Saya merasa tidak membutuhkan
39. pekerjaan yang sesuai dengan jurusan SS
saya
S
TS STS
Alpha Cronbarch’s = 0,747 ; Sampel = 51 orang
D. Klasifikasi Aitem Shahih dan Item Gugur
Melalui analisiss SPSS.15 dapat diklasifikasikan bahwa sebaran
item gugur dan aitem shahih sebagai berikut :
Item Shahih
Item Gugur
Item Pernyataan
1, 3, 4, 5, 9, 10, 17,
18, 27, 31, 33, 36,
37
2, 6, 7, 8, 11, 12,
13, 14, 15, 16, 19,
20, 21, 22, 23, 24,
25, 26, 28, 29, 30,
32, 34, 35, 38, 39
Jumlah
13
26
E. Penutup
Berdasarkan uji coba yang dilakukan penulis dapat diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
1. Instrumen Skala Tingkat Kepercayaan Diri (Self-Confidance)
Pada Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dapat
digunakan untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat
kepercayaan diri (self-conifdent) pada mahasiswa UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta
2. Instrumen dapat digunakan untuk pengukuran dalam rangka
pengumpulan data karena hasil reliabel mendekati angka
satu, yaitu 0,747
96 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
15. Skala Keterampilan Konseling Bagi Calon Konselor Pada Mahasiswa
Semester 6 Bki Uin Sunan Kalijaga
Oleh : Indah Farih Ululi (indahululi@gmail.com)
Profesional Judgement : Nailul Falah S. Ag, M. Si
A. Pengantar
Ada beberapa istilah yang digunakan untuk menanamkan
teknik konseling, yaitu ketrampilan konseling, strategi konseling
dan teknik konseling.
Semua istilah tersebut mengandung
pengertian yang sama, yakni cara yang digunakan oleh seorang
konselor dalam hubungan konseling dalam membantu klien agar
berkembang potensinya serta mampu mengatasi masalah yang
dihadapi dengan mempertimbangkan kondisi lingkungan, yakni
nilai, social dan agama.
Bagi seorang konselor, mengatasi teknik konseling adalah hal
yang mutlak diperlukan. Sebab, dalam proses konseling, pengusaan
teknik merupakan kunci keberhasilan untuk mencapai tujuan
konseling.
B. Pengembangan Skala Keterampilan Konseling
Keterampilan konseling merupakan salah satu aspek penting
yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan proses konseling
yang dibangun oleh konselor. Dengan demikian, penguasaan
konselor terhadap keterampilan-keterampilan tersebut merupakan
jembatan menuju terbangunnya hubungan interpersonal efektif yang
diharapkan berujung pada terfasilitasinya perkembangan konseli
kearah perkembangan yang optimal. Keterampilan konseling dapat
dikuasai melalui berbagai pelatihan, baik pelatihan mandiri,
terbimbing, maupun pelatihan dengan memanfaatkan peer diantara
sesama konselor. Apapun model pelatihannya, yang terpenting
adalah termanfaatkannya umpan balik (feed back) guna
meningkatkan performance penguasaan keterampilan-keterampilan
tersebut. Suwarjo (2008) menambahkan bahwa keterampilanketerampilan yang dimaksud adalah Keterampilan Attending,
Keterampilan Empati, Keterampilan Bertanya, Perilaku Genuine,
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
97
Keterampilan
Konfrontasi, Keterampilan
Merangkum, dan
Keterampilan Pemecahan Masalah.
Capuzzy dan Gross (1997) membagi ketrampilan menjadi dua,
yakni ketrampilan dasar dan ketrampilan lanjutan. Ketrampilan dasar
terdiri atas a) ketrampilan penampilan yang meliputi kontak mata,
bahasa tubuh, jarak, tekanan suara, dan alur verbal; b) ketrampilan
mendengar dasar yang meliputi pengamatan terhadap konseli,
perilaku verbal, dorongan, paraphrase, dan pembuatan kesimpulan,
refleksi perasaan, serta pengajuan pertanyaan; c) self
attending skills yang meliputi kesadaran diri,
humor, sikap
nonjudgmental terhadap diri, sikap nonjudgmental terhadap orang
lain, genuine, dan concreteness. Sementara itu,
ketrampilan
lanjutan terdiri atas a) ketrampilan memahami dan menolak yang
meliputi advanced empaty, keterbukaan diri, konfrontasi, dan
immediacy; b) ketrampilan perilaku; dan c) ketrampilan terminasi
(pengakhiran).
Skala Keterampilan Konseling ini disusun berdasarkan teori
Suwarjo yang terdiri dari aspek attending, aspek empati, aspek
bertanya, aspek genuine, aspek konfrontasi, aspek merangkum, dan
aspek pemecahan masalah sesuai kisi-kisi berikut ini:
Variabel
Skala
Keteramp
ilan
Konselin
g
Aspek
Aspek
Attendin
g
Aspek
Empati
Indikator
Mampu
mengkomu
nikasikan
tingkah
laku
attending
nonverbal
yang
efektif
Mampu
mengidenti
fikasi
Deskript
or
No Item
Juml
Favou Unfavo
ah
rable
urable
Keterlibat
1,2,3,4
an postur
,8,9
tubuh
Kontak
10
mata
5,6,7
9
11
2
Lingkung
an yang
nyaman
12,13
14
3
Mencerm
ati bahasa
verbalnya
15,17
16
3
98 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
perasaanperasaan
orang lain
Aspek
Bertanya
Aspek
Genuin
Aspek
Konfron
tasi
Mampu
merespon
secara
empatik
perasaanperasaan
yang
diungkapka
n oleh
orang lain.
Dapat
menggunak
an
pertanyaan
pertanyaan
terbuka
dan
tertutup
secara
tepat
Memahami
perasaanperasaan
yang
secara
umum
muncul
dalam
respon
konseli.
Mengetahu
i kondisi
konfrontasi
dan dapat
Mengenal
emosiemosi
dasar
Mendeng
arkan
dengan
aktif
18
19
2
20
21
2
22
40
2
24,25
28,29
4
23,27
26,30
4
31,33
34
3
Mengenal
i perasaan
diri
32
35
2
Mendeskr
ipsikan
pesan
konseli
47
48
2
Menempa
tkan
dirinya
dalam diri
orang lain
Pertanyaa
n yang
terkait
dengan
topic
pembicara
an
Pertanyaa
n yang
baik dan
sesuai
Memanca
rkan
kejujuran
dan
keterbuka
an
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
99
Aspek
Merangk
um
Aspek
Pemecah
an
Masalah
menggunak
an
keterampil
an
konfrontasi
secara
efektif
Mampu
merangku
m inti
pembicaraa
n yang
disampaika
n oleh
konseli
Memahami
prosedurprosedur
pemecahan
masalah.
Jumlah
Mengobse
rvasi
tingkah
laku
konseli
Mendeng
arkan
secara
aktif
Mengiden
tifikasi
masalah
klien
Mengeksp
lorasi dan
memaham
i masalah
Menentuk
an dan
melaksan
akan
tujuan
tersebut
49
50
2
38
39
2
36,37
41
3
42,43
46
3
44
45
2
29
21
50
C. Pernyataan
No
1
2
3
Pernyataan
Saya
mengucapkan
salam dan
menanyakan kabar pada konseli SS
dahulu
Saya
menyambut
dan
SS
mempersilahkan konseli duduk
Cara duduk saya sbagai konselor
SS
yakni dengan condong ke depan ke
100 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
Jawaban
S
TS
STS
S
TS
STS
S
TS
STS
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
arah konseli
Pandangan saya harus
fokus
ke
arah konseli
Sbagai konselor
saya
tidak
menyilangkan kaki ataupun tangan
di depan konseli
Jarak antara saya dan konseli tidak
boleh terlalu jauh dan tidak boleh
terlalu dekat
Saya mendengarkan konseli tanpa
diikuti dengan gerakan tubuh
Saya terkadang menggerakan tubuh
dalam merespon klien yang sedang
berbicara kepada saya
Terkadang saya melakukan gerakan
yang terkait dengan
pembicaraan
konseli
Saya sering memandang jauh atau
membuang pandangan dari konseli
Saya tidak menghindari
tatapan
terhadap konseli
dan pandangan
saya tidak kosong
Saya selalu memilih lingkungan
yang
terhindar dari suara bising,
hiruk pikuk dan kacau dalam proses
konseling
Menurut saya radio, televise dapat
mengganggu proses konseling
Saya tidak menyalakan handphone
saat proses konseling
Saya memperhatikan raut wajah dan
isyarat tubuh konseli
Seharusnya saya
mendengarkan
konseli tanpa prasangka jelek
Saya merespon keluhan dari konseli
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
101
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
secara langsung
Terkadang
saya
harus
ikut
merasakan apa yang dirasakan oleh
konseli
Seringkali saya tidak ikut serta larut
dalam kepedihan yang
dirasakan
konseli
Saya
merespon
secara
tepat
kebutuhan konseli
Sbagai konselor seharusnya tidak
mengulangi pola tingkah laku yang
sama yang
tidak menyenangkan
orang lain
Saya
cenderung menyamaratakan
perasaan dan keinginan orang lain /
konseli
Saya
biasanya
menggunakan
komunikasi verbal dan non verbal
sesuai dengan kebutuhan
Saya
biasanya
memberikan
pertanyaan secara terus menerus
kepada konseli
Terkadang saya menanyakan halhal pribadi di luar permasalahan
yang sedang dibahas
Sbagai konselor saya tidak bertanya
dengan bahasa yang sulit dipahami
Saya menggunakan
pertanyaan
terbuka dan tertutup sesuai dengan
keadaan yang diinginkan
Saya tidak menanyakan
hal-hal
yang menyinggung perasaan konseli
pada saat proses konseling
Ketika
mendengarkan
konseli
berbicara, saya tidak ikut berbicara
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
102 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
Saya tidak
menerima
jawaban
konseli yang sekiranya tidak sesuai
Antara saya dan konseli harus
mengutarakan pesan dengan jujur
dan terbuka dalam proses konseling
Saya
menyadari perasaan-perasaan
yang ada di dalam diri saya
Saya harus melakukan respon yang
jujur
terhadap
apa
yang
disampaikan konseli
Saya tidak melakukan respon yang
responsive terhadap konseli
Saya tidak mementingkan perasaan
saya sendiri
Sebagai
konselor
saya
mengerucutkan permasalahan luas
yang diceritakan konseli
Saya mengambil inti permasalahan
yang terjadi pada konseli
Sebagai
konselor
saya
mendengarkan dengan fokus dan
konsentrasi apa yang disampaikan
konseli
Saya tidak mendengarkan
suarasuara lain di
sekitar
tempat
konseling
Terkadang saya pura-pura tidak
peduli dengan perasaan konseli
Seharusnya
saya
tidak
menambahkan
topik
permasalahan
pada konseli
Saya
menggunakan aspek-aspek
sebelumnya untuk
memecahkan
masalah konseli
Saya harus mengetahui penyebab
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
103
44
45
46
47
48
49
50
permasalahan konseli dahulu untuk
lanjut ke tahap lanjutan
Saya langsung memberikan solusi
atau saran pada
konseli untuk SS S TS
memecahkan masalahnya
Saya seharusnya tidak menentukan
tujuan pemecahan masalah dengan SS S TS
persetujuan sepihak
Saya
langsung
menyimpulkan
masalah
tanpa
mengetahui SS S TS
penyebab aslinya
Saya membandingkan
antara dua
SS S TS
pesan konseli yang bertentangan
Saya
seharusnya tidak
boleh
menuduh
dan
menyalahkan
SS S TS
konseli
dalam
sebuah
proses
pemecahan masalah
Saya dapat menyimpulkan pesan
yang
sekiranya
masih SS S TS
disembunyikan konseli
Saya
seharusnya
tidak
menimbulkan kemarahan
konseli
SS S TS
ketika menyampaikan pesan ganda
untuk konseli yang berlawanan
Alpha Cronbach’s = 0,068; Sampel = 20 orang
STS
STS
STS
STS
STS
STS
STS
D. Klasifikasi Item Shohih dan Item Gugur
Melalui analisis SPSS.15 dapat diklasifikasikan bahwa sebaran
item gugur dan item shohoh sebagai berikut :
Item Shohih
Item Gugur
5,6,7,10,11,12,13,14,15
,16,17,18,21,22,23,24,2
Item Pernyataan
1,2,3,4,5,8,9,19,20,2
5,26,28,29,30,31,32,33,
7,39
34,35,36,37,38,40,41,4
2,43,44,45,46,47,48,49,
104 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
50
Jumlah
11
39
E. Penutup
Berdasarkan uji coba yang dilakukan penulis dapat diperoleh
kesimpulan sbagai berikut :
1. Instrumen Skala Ketrampilan Konseling Bagi Calon Konselor
Pada Mahasiswa Semester 6 BKI UIN Sunan
Kalijaga
Yogyakarta masih belum dapat digunakan untuk khalayak
umum untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat kemampuan
pada calon konselor mahasiswa BKI yang sedang belajar di
2. Instrumen dapat digunakan untuk pengukuran dalam rangka
pengumpulan data ketika reliabilitas mendekati angka 0,1 maka
akan semakin kuat. Data di atas hanya mencapai angka
reliabilitas 0,068 jadi belum bisa digunakan untuk pengambilan
data.
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
105
16. Instrumen Skala Kepercayaan Diri Siswa Kelas XI dalam
Mengikuti Organisasi Di MA WI Karangduwur
Oleh: Khikmah Nur Fajriyah (khikmahnurf@gmail.com)
Profesional Judgement: Zaen Musyirifin,S.sos.I.M.Pd.I
A. Pengantar
Instrumen adalah sebuah alat ukur yang digunakan untuk
mengumpulkan data atau informasi yang bermanfaat untuk
menjawab permasalahan penelitian. Skala ini dimaksudkan untuk
mengungkap kepercayaan diri pada siswa kelas XI yang mengikuti
kegiatan organisasi di sekolah . Menurut Rahmat (2000:109) bahwa
kepercayaan diri dapat diartikan sebagai suatu kepercayaan
terhadap diri sendiri yang dimiliki oleh setiap orang dalam
kehidupannya serta bagaimana orang tersebut memandang dirinya
secara utuh dengan mengacu pada konsep diri.
Skala ini
dimaksudkan
untuk
melihat
sejauh mana
kepercayaan diri pada siswa Kelas XI dalam mengikuti organisasi .
Karena tidak sedikit para siswa kelas XI
kurang bahkan tidak
mempunyai kepercayaan diri. Skala kepercayaan
diri disusun
berdasarkan aspek-aspek mengenai kekhawatiran karena tidak
mempunyai kepercayaan diri
yang disajikan dalam indikatorindikator yang disusun berdasarkan aspek-aspek kepercayaan diri.
B. Pengembangan Instrument Skala Psikologis
Kepercayaan diri merupakan suatu sikap yang dipaparkan
sebagaimana yang telah dijelaskan Lauster (2002:4) bahwa:
“Kepercayaan diri adalah suatu sikap atau keyakinan atas
kemampuan diri sendiri sehingga dalam tindakan-tindakannya tidak
terlalu cemas,merasa bebas untuk melakukan hal-hal yang sesuai
keinginan dan tanggung jawab atas perbuatannya,sopan dalam
berinteraksi dengan orang lain,memiliki dorongan prestasi serta
dapat mengenal kelebihan dan kekurangan diri sendiri”.
Variabel
Aspek
Indikator
Deskriptor
No Item
Favor Unfav
106 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
Juml
ah
Keberania
n
Keyaki
nan
atas
kema
mpuan
diri
Kepercay
aan Diri
Mahasis
wa
Difabel
Dalam
Mengiku
ti
Organisa
is
Percaya
diri
Semangat
Optimi
s
Objekt
if
Berani
mengemuk
akan ide
secara
langsung
Berani
menerima
dan
menghadap
i kegagalan
Percaya
akan
kemampua
n dirinya
Percaya
akan hasil
yang
dicapainya
Memiliki
semangat
hidup yang
tinggi
Gigih dan
Tekun
Bersikap
Adil
Tidak
mudah
menyerah
dengan
keadaan
Mengutama
kan
kepentinga
n orang lain
able
orable
1
16,36
3
13,37
21
3
32
3,27
3
33
34
2
31,35
38
3
15
6,40
3
25
28
2
4,39
9,26
4
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
107
Tidak
memaksaka
n
kebenaran
pribadi
Bertan
ggung
Jawab
Rasion
al dan
Realist
is
Konsekue
n
Pemikiran
yang
sesuai
dengan
kenyataan
Memandan
g suatu
permasalah
an sesuai
dengan
kebenaran
Menyelesai
kan tugas
hingga
selesai
Berani
menerima
konsekuens
inya
Taat
terhadap
peraturan
yang ada
Dapat
mengendali
ka diri
dengan
baik
5
11
2
24
29
2
7
14
2
17
23
2
8
12,41
3
2
18
2
108 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
Mengerjaka
n sesuatu
sesuai
kemampua
nnya
Tidak
menutupnutupi
kekurangan
yang ada
pada
dirinya
Jumlah
10
20
2
22
19,30
3
19
22
41
C. Item Pernyataan Dan Kategorisasi
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Pernyataan
Ketika ditanya mengenai pendapat,
saya langsung menjawabnya
Saya senang ketika bertemu dengan
orang baru tanpa takut mengalami
penolakan
Saya merasa bahwa kemampuan
yang saya miliki tidak berguna
Ketika
saya
menjadi
ketua
organisasi,saya akan mementingkan
hak anggota
Saya
memberikan
kesempatan
kepada
teman
saya
untuk
mengemukakan pendapat
Ketika saya mempunya target tetapi
belum tercapai
maka saya akan
diam saja
Saya menyelesaikan semua tugas
hingga selesai
Jawaban
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Saya selalu menaati peraturan yang
SS
ada pada forum organisasi
S
TS
STS
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
109
9.
10.
11.
12.
13.
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
Ketika
saya
menjadi
ketua
organisasi,saya lebih mementingkan
kepentingan pribadi
Saya melihat kemampuan
saya
terlebih dahulu sebelum menentukan
target
Saya yakin,bahwa pendapat yang
saya ajukan itu benar
Saya sering berbicara sendiri ketika
rapat sedang berlangsung
Jika saya tidak terpilih
menjadi
ketua dalam organisasi, itu tidak
bermasalah bagi saya
Ketika saya diberi tugas atau amanat
saya tidak akan menyelesaikannya
Saya senang mengerjakan
tugas
hingga selesai
Ketika
teman saya
berpendapat
dalam
forum,
saya
sering
mengomentari pendapatnya
Ketika saya melakukan kesalahan,
maka
saya
siap
menerima
hukumannya
Saya ragu bertemu dengan orang
baru karena saya minder dan takut
ditolak
Saya merasa sedih ketika banyak
teman yang mengejek saya
Saya akan tetap mengerjakan tugas
yang di amanat kan kepada saya
walaupun tugas tersebut diluar
kemampuan saya
Saya merasa sedih, ketika target
saya tidak tercapai
Ketika saya diwawancarai tentang
diri saya,saya akan menjawabnya
dengan jujur
Ketika saya melakukan kesalahan,
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
110 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
saya sering menutup-nutupinya
Apabila ada teman yang berbuat
curang saya berusaha menegurnya
Ketika
saya
mempunyai
permasalahn dalam organisasi, saya
akan menyelesaikannya sendiri
Saya terkadang menyuruh
teman
saya
untuk
mengemukakan
pendapatnya
dengan
sedikit
memaksa
Saya merasa rendah diri ketika saya
mempunyai keinginan yang tinggi
diluar kemampuan yang saya miliki
Ketika saya mendapatkan masalah
dalam
organisasi,
saya
akan
meminta bantuan kepada teman
Apabila ada teman yang berbuat
curang,
saya
lebih
sering
membiarkannya
Saya terbiasa tertutup ketika ada
orang yang ingin tahu lebih jauh
tentang diri saya
Saya mampu bangkit ketika target
saya gagal
Saya yakin, bahwa saya mampu
menyelesaikan masalah dengan baik
Saya senang ketika target yang saya
inginkan tercapai
Saya tidak yakin bahwa target yang
saya inginkan akan tercapai
Saya selalu menyemangati diri saya
sendiri dengan berkata
Ketika sedang rapat,
saya lebih
memilih
diam
dari
pada
mengungkapkan pendapat
Saya tetap
semangat
walaupun
target saya belum tercapai
Saya merasa gagal ketika saya
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
111
belum
mengahasilkan apa-apa di
organisasi
Saya selalu berusaha mementingkan
39 kepentingan anggota
di
atas SS S
TS
kepentingan pribadi
Saya
sulit untuk
mengerjakan
40
SS S
TS
sesuatu yang hanya angan-angan
Saya tetap tenang,walaupun saya
41
SS S
TS
datang terlambat ketika rapat
Alpha Crombach’s= 0,528 ;Sampel= 30
STS
STS
STS
D. Klasifikasi Aitem Shahih dan Aitem Gugur
Melalui analisis SPSS.20 dapat diklasifikasikan bahwa sebaran
aitem gugur dan aitem shahih sebagai berikut:
Item Shohih
Item Gugur
1,3,4,5,6,7,9,10,11,12,
13,14,15,16,17,19,20,2
Item pernyataan
2,7,8,18,23,24,27,3
1,22,25,26,28,29,30,31
7,41
,32,33,34,35,36,38,39,
40
Jumlah
9
32
E. Penutup
Berdasarkan uji coba yang dilakukan penulis dapat diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
1. Instrumen Skala Kepercayaan Diri Siswa Kelas XI dalam
Mengikuti Organisasi di MA WI Karangduwur dapat digunakan
untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat kepercayaan diri pada
siswa kelas XI dalam mengikuti kegiatan organisasi
2. Instrumen dapat digunakan untuk pengukuran dalam rangka
pengumpulan data karena reliabilitas instrument kurang dari 0,7
yaitu 0,528
112 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
17. Instrumen Skala Kenakalan Remaja Akhir Pada
Mahasiswa Oleh : Mahida Zahra (zahramahida@gmail.com)
Professional Judgement : Nailul Falah, S.Ag., M.Si.
A. Pengantar
G. Stanley Hall (1844-1924) sebagai bapak studi ilmiah
tentang remaja dalam bukunnya yang berjudul Remaja (Adolescence)
pada tahun 1904 salah satunnya menyebutkan tentang adanya
empat tahap perkembangan: masa balita (infrancy), masa kanakkanak (childhood), masa pemuda (youth) dan remaja (adolescence).
Menurut Hall, remaja adalah masa antara usia 12 sampai 23 tahun
yang penuh dengan topan dan tekanan. Topan dan tekanan (stromand-strees) adalah konsep Hall tentang remaja sebagai masa goncangan
yang ditandai dengan konflik dan perubahan suasana hati.
Penyusunan skala ini di maksudkan untuk mengetahui serta
mengukur sejauh mana kenakalan remaja akhir pada mahasiswa,
skala ini disusun berdasarkan aspek-aspek kenakalan remaja akhir
tingkat mahasiswa yang disajikan dalam bentuk indikator-indikator
kenakalan remaja akhir tingkat mahasiswa dan nanti skor menjadi
penentunnya.
B. Pengembangan Instrumen Skala Psikologi
Kartono ilmuwan sosiologi mengatakan bahwa kenakalan
remaja dalam bahasa inggris di kenal dengan istilah Juvenile
delinquency yaitu merupakan gejala Patologis sosial pada remaja
yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial, yang
berakibat mereka mengembangkan perilaku menyimpang.
John
W.
Santrock
dalam
bukunya
Adolescence
Perkembangan Remaja mengatakan bahwa kenakalan remaja
adalah (juvenile delinquency) yang mengacu pada rentang yang luas,
dari tingkah laku yang tidak dapat diterima secara sosial (misalnya
bersikap berlebihan di sekolah) sampai pelanggaran status (seperti
melarikan diri) hingga tindak kriminal (misalnya pencurian)
Harlock (1973), mengatakan bahwa kenakalan remaja adalah
tindakan pelanggaran hukum yang dilakukan oleh remaja, dimana
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
113
tindakan tersebut dapat membuat seseorang
individu yang
melakukannya masuk penjara.
Kenakalan remaja dalam arti luas
meliputi perbuatanperbuatan anak remaja yang bertentangan dengan kaidah-kaidah
hukum tertulis, baik yang terdapat dalam KUHP (pidana umum)
maupun perundang-undangan di luar KUHP (pidana khusus), dapat
pula terjadi perbuatan anak remaja yang anti sosial dan ada juga
yang bersifat anti susila kutipan dari buku yang berjudul Kenakalan
Remaja karya Drs. Sudarsono. S.H.
Skala Kenakalan Remaja Akhir pada Mahasiswa ini terdiri
dari 3 Aspek yaitu: Aspek Orientasi, Aspek Peran orang Tua dan
Aspek Interaksi
Sosial, Aspek Orientasi menurut Kartono
sedangkan Aspek Peran Orang Tua dan Aspek Interaksi Sosial
menurut
John
W. Santrock
dalam buku
Adolescence
(Perkembangan Remaja), Berikut kisi-kisinya:
Variab
el
Aspek
Indikator
Deskript
or
Unfav
orable
23, 29,
31,
65,69
9, 21,
55, 57
8, 41
30, 42
4
Tanggung
jawab
10, 34,
70
2, 19,
28, 46,
33
8
Sikap
saling
menghor
Kolektivisti
mati dan
k
mengharg
ai satu
sama lain
12, 44
39, 63
4
Kontrol
Individualis
diri
tik
Kemandir
ian
Orientas
i
Juml
ah
Favor
able
1, 7,
11, 17,
66
14,
35,64
Emosi
Kenaka
lan
remaja
akhir
pada
mahasi
swa
Item
114 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
10
7
Pengawasa
n (rendah)
Peran
Orang
tua
Dukungan
(rendah)
Penerapan
disiplin
(tidak
efektif)
Interaksi
Sosial
Pengaruh
teman
sebaya
Berperila
ku sopan
santun
Menguta
makan
kepenting
an
kelompok
/bersama
Orang tua
jarang
mengawa
si anakanak
remajanya
Peran
orang tua
dalam
memberik
an
dukungan
sangat
sedikit
Orang tua
dalam
menerapk
an pola
disiplin
tidak
efektif
Memiliki
temanteman
sebaya
yang
melakuka
n
kenakalan
meningka
13
52
2
62, 68
16, 43
4
3, 22,
36, 50
4, 38,
47, 59
8
37, 49,
51
26, 61
5
32, 40,
48
27, 54
5
18, 20,
24
5, 58
5
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
115
Kualitas
lingkungan
sekitar
tempat
tinggal
Jumlah
tkan
resiko
untuk
menjadi
pelaku
kenakalan
Lingkung
an
menjadi
salah satu
tolak ukur
6, 53,
untuk
56, 67
menjadi
pemicu
terjadinya
kenakalan
remaja
35
15,
25,
45,60
8
35
70
C. Item Pernyataan dan Reliabilitas
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Pernyataan
Saya mempunyai banyak teman
Apabila sedang banyak tugas seringkali saya
lupa waktu
Ketika hendak pergi saya selalu pamit
Orang tua saya terkesan acuh terhadap
kegiatan saya
Karena kebanyakan main dengan temanteman saya menjadi malas untuk belajar
Saya suka mentaati setiap aturan yang ada
Saya suka bermain kesana kemari
Urusan bergaul saya terbilang orang yang
mudah berbaur
Bermain adalah hobi saya
Apabila ada tugas saya segera mengerjakan
tugas tersebut di kos
Jika ada masalah maka saya akan bercerita
116 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
SS
Jawaban
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
SS
S
S
TS
TS
STS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30,
kepada teman saya
Teman saya bukan hanya dari satu agama,
malinkan dari banyak agama
Saya menyapa orang sekitar apabila saya
melintas di depanya
Jika saya marah saya lebih suka diam
Apabila di rumah pukul 9 saya sudah tiba,
sebaliknya jika di perantauan saya baru akan
pergi
Apabila sedang ada acara gotong royong
dalam kelompok, saya enggan mengikutinha
Saya suka bertukar pikiran dengan teman
saya
Apabila ada yang lagi trend, maka saya
selalu mengikuti trend tersebut
Dari pada harus belajar saya lebih suka
berbelanja
Jika pergi ke kampus saya selalu memakai
make up
Gaya hidup saya terkesan boros dan sukar
untuk hemat
Orang tua saya sering bertanya aktivitas apa
saja yang saya lakukan di luar kampus
Saya suka bergonta-ganti pasangan dalam
pacaran
Dalam berpakaian saya lebih sering seperti
layaknya orang dewasa
Saya seringkali titip absen kepada teman
saya
Orang tua saya terkesan cuek dengan jalan
yang akan saya tempuh nantinya
Orang tua saya tidak melarang anak
perempuannya untuk keluar main malam
Saya pernah mengaku sakit padahal nyatanya
sedang malas untuk kuliah
Hoby saya adalah membully kawan saya
Dalam sistem perkuliahan saya pernah
beberapa kali membolos tanpa keterangan
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
117
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
Apabila bertemu dengan lawan jenis, secara
tidak sadar saya suka tebar pesona
Saya suka nurut dengan perkataan orang tua
Saya lebih suka bermain hp dari pada harus
mendengarkan penjelesan dosen
Saya suka membuat deadline tugas
Jika ada waktu jeda saat kuliah saya suka
menggunakannya untuk hal yang positif
Apabila saya pulang telat, saya selalu
memberi informasi
Apabila saya akan menghadapi ujian, orang
tua saya selalu ikut mendoakan untuk
kelancaran ujian itu
Saya tidak suka di atur-atur oleh orang tua
Saya suka menentang banyak pendapat
ketika sedang rapat
Ketika di rumah ada aturan sholat berjamaah
saya enggan mengikuti aturan tersebut
Saya terbiasa mengerjakan sesuatu dengan
sendiri
Saya suka merepotkan banyak orang dalam
urusan saya sehari-hari
Jika dalam sebuah kelompok saya lebih suka
egois
Jika ada sebuah pertengkaran maka saya
berusaha mencari jalan tengah
Apabila akan berangkat ke kampus saya suka
memakai kaos
Apabila saya berhutang terhadap teman saya,
saya wajib untuk membayar hutang tersebut
Saya adalah orang yang tidak terbuka
terhadap orang tua
Apabila jam makan tiba, orang tua selalu
mengajak makan bersama dalam satu meja
Orang tua saya gemar memotivasi saya
Saya sering menelfon orang tua setiap
seminggu sekali bahkan lebih
Saya sering mendapat reward dari orang tua
118 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
61.
62.
63.
64.
65.
66.
67.
68.
69.
ketika saya berhasil mendapatkan sesuatu
Ketika sedang berada di forum saya suka
mencari keributan
Saya dulu jarang ibadah dengan tertib, tetapi
sekarang saya menjadi lebih tertib
Saya jarang di ingatkan ibadah oleh orang
tua
Saya sering ditegur dosen apabila saya
ketahuan rame sendiri
Apabila di dalam kelas banyak yang aktif
tanya jawab, dengan spontan saya ikut andil
di dalamnya
Saya pernah diam-diam merokok saat
perkuliahan dimulai
Sejak awal masuk kuliah saya cenderung
mengikuti perilaku seperti teman saya
Ketika sedang di luar saya suka berbohong
terhadap orang tua saya
Saat di warung kopi saya suka ikut merokok
karena banyak orang di sana juga
aktivitasnya merokok
Saya adalah orang yang tidak terbuka
terhadap orang tua saya
Saya rapat bersama teman-teman saya di
warung kopi
Saya suka bertengkar dengan kawan saya
Ketika di perantauan banyak kebebasan saya
lebih suka memilih untuk berdiam diri di kos
Jika ada orang yang berpakaian menarik saya
diam-diam suka menirunya
Apabila mood saya sedang baik, maka
aktivitas yang saya lakukan akan lancer
Apabila lingkungan saya baik maka saya
secara bertahap ikut mengikutinya
Jika teman saya membutuhkan bantuan maka
saya dengan cepat segera membantunya
Jika ada seseorang yang berlaku tidak baik
terhadap saya maka saya juga tidak akan
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
119
berbuat baik terhadap orang itu
Saat akan membuat sebuah keputusan maka
70.
saya akan lebih berfikir keras lagi
SS
S
TS
STS
Alpha Cronbach’s = 0,846 ; Sampel = 118 Orang
D. Klarifikasi Aitem Shahih dan Aitem Gugur
Melalui analisis SPSS.20 dapat diklarifikasikan bahwa sebaran
aitem gugur dan aitem shohih sebagai berikut:
Item Shohih
Item Gugur
3, 4, 15, 16, 22, 23,
1, 2, 5, 6, 7, 8, 9, 10,
25, 26, 28, 29, 30, 31, 11, 12, 13, 14, 17, 18,
Item Pernyataan
32, 33, 35, 36, 37, 38, 19, 20, 21, 24, 27, 34,
40, 43, 46, 47, 49, 50, 39, 41, 42, 44, 45, 48,
51, 52, 54, 57, 58, 59, 53, 55, 56, 62, 64, 65,
60, 61, 63, 67, 68
66, 69, 70,
Jumlah
35
35
E. Penutup
Berdasarkan uji coba
yang dilakukan
penulis diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
1. Instrumen Skala Kenakalan Remaja Akhir pada Mahasiswa
dapat digunakan untuk khalayak umum (mahasiswa mulai
semester 1-4) untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat
kenakalan remaja akhir pada mahasiswa.
2. Semakin angka reabilitasi mendekati angka 1,00 maka semakin
reliabel, dan instrumen ini mendapatkan nilai reliabel yaitu
sebesar 0,846
120 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
18. Instrument Skala Keterampilan Komunikasi Calon Konselor Islam
Oleh: Neli Mahdalena (nelimahdalena@ gmail.com)
Professional Judgement: Zaen Musyrifin, S.Sos.I., M.Pd.I.
A. Pengantar
Menurut
poerwadarminto
(1988 :
935), pengertian
keterampilan adalah kecakapan untuk menyelasaikan tugas,
sedabgkan komunikasi adalah pengiriman atau penerimaan pesan
atau berita antara dua orang atau lebih dengan cara yang tepat
sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.
Winkel (2007:31) mengugkapkan oengertian konselor adalah
seorang pria atau wanita yang mendapat pendidikan khusus
bimbingan dan konseling, jurusan
program studi bimbingan
konseling atau psikologi, untuk membantu individu yang sedang
menghadapi masalah.
Dari pendapat para ahli diatas dapat kita simpulkan bahwa
pengertian dari keterampilan komunikasi konselor adalah
seperangkat kecakapan khusus untuk mengirim dan menerima
pesan yang dimiliki oleh konselor untuk konseli dalam proses
konseling.
Skala keterampilan komunikasi calon konselor islam ini
dimaksudkan untuk mengetetahui seberepa terampil seorang calon
konselor islam berkomunikasi dengan orang lain.
B. Pengembangan instrument skala psikologis
Keterampilan komunikasi calon konselor islam adalah
seperangkat kecakapan khusus untuk mengirim dan menerima
pesan yang dimiliki oleh konselor untuk konseli dalam proses
konseling yang sesuai dengan ketentuan Al-Qur’an dan hadist
sehingga konseli dapat bahagia didunia dan akhirat.
Variabel
Aspek
Indikator
Deskriptor
Keteramp
ilan
Keteram
pilan
Kualitas
Vocal
Intonasi
Volume
No Intem
Favo Unfav
rable orable
1,3
2,34
4,32
Juml
ah
4
2
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
121
Komunik
asi Calon
Konselor
Islam
Verbal
Pengejaan
Alur
Verbal
10,1
6
12,15
4
Mengarahk
an
Pembicaraa
n
8,9,1
4
20
4
22
4
Keterbukaa
n
Simpati
Empati
SikapSikap
Non
Verbal
Keteram
pilan
Non
Vebal
TeknikTeknik
Non
Verbal
Jumlah
2
Menyesuai
kan Diri
Reaksi
Tanggapa
n Verbal
5,6
Kontak
Fisik
Isyarat
Tubuh
19,2
5,27
17,1
8
23
26,1
3
2
7,21
3
11
3
29
1
28
1
Mimik
Wajah
33
31
2
Kontak
Mata
24
30
2
19
15
34
C. Item Pernyataan Dan Reabilitas
No
Pernyataan
122 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
Jawaban
1
Saya suka berbicara
dengan suara
SS
S
TS
STS
menggunakan suara SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
saat dia mulai bercerita SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
teman dalam SS
S
TS
STS
yang keras
Saya tidak senang dengan orang yang
2
berbicara
denga
rendah
3
4
5
6
7
8
Saya berbicara dengan nada halus
Saat saya marah nada suara saya
tinggi
Saya kurang faham bercerita dengan
orang yang cedal
Saya kurang suka dengan orang yang
latah saat berbicara
Saya tidak
terlalu bisa
memahami
perasaan orang lain
Saya dapat menangkap inti masalah
yang diceritakan orang lain
Saya dapat menegaskan inti masalah
9
teman saya
berputar-putar
10
11
12
13
14
Saya selalu
yakin dengan pendapat
yang saya sampaikan
Saya suka
memaksakan
keputusan
saya pada orang lain
Saya kurang yakin dengan pendapat
yang saya sampaikan
Saya merasakan kebahagiaan yang
diceritakan oleh orang lain
Saya sering membantu
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
123
memahami masalah yang dia hadapi
15
Saya merasa nasehat saya tidak dapat
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
sebelum SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
telah SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
27 Saya akan duduk dengan nyaman saat SS
S
TS
STS
16
17
18
19
dimengerti orang lain
Saya selalu bersikap positif terhadap
kekurangan orang lain
Saya
selalu
jujur
menceritakan
masalah saya pada prang lain
Saya dapat menjaga
rahasia
teman
dengan baik
Saya
akan
bersikap
rileks
saat
mendengarkan cerita orang
Saya
suka
20 pembicaraanorang
memotong
lain
selesai bicara
21
Saya bersikap acuh tak acuh
saat
orang lain bercerita
Saya
sering
22 mengulangi
bosan
cerita
saat
yang
orang
diceritakan
23
24
25
26
Saya senang memotivasi teman
saat
dia putus asa
Saat
orang
bercerita
saya
akan
memandang matanya
Saya
selalu
bersungguh-sungguh
mendengarkan cerita orang lain
Saya bisa menangis saat mendengar
cerita sedih orang lain
124 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
mendengarkan cerita orang
Saya akan mengangguk saat
28
29
setuju
SS S
TS
STS
SS S
TS
STS
SS S
TS
STS
SS S
TS
STS
SS S
TS
STS
untuk SS S
TS
STS
TS
STS
dengan pendapat orang
Saat teman sedih dan tidak dapat
bercerita saya
akan memegang
tangannya
untuk
membereri
dukungan
Kadang mata saya tidak fokus
30
mendengarkan cerita orang lain
Saat bingung dengan
31
saat
cerita
orang
saya akan mengerutkan dahi saya
Saya tidak suka saat orang berbicara
32
dengan nada tinggi
Saat teman saya ragu untuk bercerita
33 saya
akan
tersenyum
meyakinkannya
Saya tidak
34
suka dengan orang yang
berbicara dengan cepat
SS S
Cronbach's Alpha : 0.825 ; Sampel : 38 Orang
D. Klasifikasi aitem shahih dan aitem gugur
Melalui analisis SPSS.20 dapat diklasifakasikan bahwa
sebaran aitem gugur dan aitem shahih sebagai berikut :
Item pernyataan
Jumlah
Item shohih
6,7,8,9,11,12,13,14,16
,17,18,19,20,21,23,24,
25,27,28,29,34
21
Item gugur
1,2,3,4,5,10,15,22,26,
30,31,32,33
13
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
125
E. Penutup
Berdasarkan uji coba yang dilakukan penulis dapat diperoleh
kesimpulan sebagai berikut :
1. Istrumen
keterampilan komunikasi calon konselor islam
digunakan khalayak untuk mengetahui seberapa terampilnya
komunikasi calon konselor islam dalam berkomunikasi dengan
orang disekitarnya dan calon kliennya.
2. Karena instrumen keterampilan komunikasi calon komselor
islam
realibitasnya mendekati angka 1 yaitu 0,825 sehingga
instrumen keterampilan komunikasi calon konselor islam ini
termasuk instrumen yang reliabel.
126 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
19. Instrumen Skala Perilaku Agresif Siswa Pemain Game Online
Oleh: Ni’matul Hikmah (nikmatulhikmah3012@gmail.com)
Professional Judgement: Siska Sulistyorini, S.Pd.I., M.Si
A. Pengantar
Game online menurut Kim dkk (2002) adalah game
(permainan) dimana banyak orang dapat bermain pada waktu yang
sama melalui jaringan komunikasi online. Fenomena game online
menjadi gaya hidup bagi anak-anak dan remaja. Maraknya
permainan online tersebut diikuti juga dengan munculnya berbagai
efek dari permaianan online salah satunya agresivitas. Game online
mempunyai kecenderungan membuat para pemainnya keasyikan di
depan komputer sampai melupakan waktu bahkan bisa melupakan
tugas, pekerjaan, dan termasuk makan dan minum (Trismarindra,
2007). Selain itu (Soleman, 2009) melihat bahwa sebagian besar
game online hampir selalu berdampak negatif baik secara sosial,
psikis, dan fisik sehingga menyebabkan munculnya kecanduan
bermain permainan online.
Perilaku kecenderungan bermain
game online dapat
mempengaruhi kecenderungan perilaku agresif terutama pada
remaja dengan rentan usia 12-17
tahun.
Dengan sering
menyaksikan adegan kekerasan dalam game tersebut, terjadilah
proses belajar dari model melakukan kekerasan. Sehingga akan
memunculkan perilaku agresif.
Dalam hal ini instrument ini digunakan untuk mengukur skala
perilaku agresif siswa dengan rentan usia 12-17 tahun, dengan
mengacu pada teori Kim, Trismarindra & Soleman untuk
menentukan aspek untuk dijadikan item. Dari item tersebut peneliti
akan mengujikan kepada 30 responden yaitu siswa/siswi yang aktif
memainkan game online.
B. Pengembangan Skala Psikologis
Perilaku agresif merupakan salah satu bentuk perilaku
menyakiti orang lain baik secara fisik maupun verbal sebagai bentuk
luapan emosinya. Terdapat tempat aspek untuk mengukur skala
perilaku agresif siswa yaitu aspek fisik, verbal, kemarahan
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
127
serta kebencian. Yang mana dari aspek tersebut dapat menentukan
indikator tingkat agresivitas perilaku siswa pemain game online.
Variabel
Aspek
Fisik
Indikator
Diskriptor
Melukai
fisik
orang lain
secara
aktif
Memukul
Melukai
fisik suatu
objek
Verbal
aktif
secara
langsung
Verbal
Perilaku
Agresif
Verbal
aktif
secara
tidak
langsung
Verbal
pasif
Meluapka
n emosi
kepada
Berkelahi
Memukul
dan
membantin
g benda
Mengumpa
t
Memaki
Menganca
m
Melempark
an
kesalahan
pada orang
lain
Menyebark
an
informasi
yang tidak
benar
Tidak mau
berbicara
pada orang
lain
Membentak
Bersikap
menyalahk
No Item
Favor Unfav
able
orable
1,2
3,4,5
Juml
ah
5
6,7
8,9
4
10
11,12
3
13,14
15,16,
17
5
18,19,
20
21
4
22
23
2
24
25
2
26,27
28,29
4
30,31
32,33
4
34
35
2
36,37
38,39
4
128 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
Kemara
han
Kebenci
an
orang lain
an orang
lain
Meluapka
n emosi
kepada
diri
sendiri
Menangis
Perasaan
ingin
menyakiti
orang lain
Bersifat
pendendam
Berprasang
ka buruk
terhadap
orang lain
40
41,42
3
43,45
44,46
4
47,50
48,49
4
24
26
50
Jumlah
C. Item Pernyataan dan Reliabilitas
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Daftar Pernyataan
Saya tidak memiliki alasan yang
tepat untuk memukul orang lain.
Memukul
bukanlah
kebiasaan
yang saya lakukan.
Saya
sulit mengendalikan
diri
untuk tidak memukul orang lain.
Saya memukul orang lain karena
meniru adegan dalam game.
Saya balas memukul lebih keras
jika mendapat pukulan dari orang
lain.
Saya merasa takut untuk memulai
pertengkaran.
Saya jarang berkelahi.
Untuk
mempertahankan
harga
diri berkelahipun saya jalani.
Saya lebih suka
menyelesaikan
permasalahan
dengan
kekuatan
fisik atau berkelahi.
Saya tidak akan melempar benda
Alternatif Jawaban
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
129
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
disekitar saya, jika sedang marah.
Ingin rasanya menendang benda
disekitar, jika saya kalah dalam
game online.
Saya suka menendang
atau
memukul benda apa saja jika
sedang marah.
Saya sangat menjaga perkataan
saya kepada teman.
Saya tidak tega bila
melukai
perasaan orang lain.
Saya suka berkata kasar dan
kotor saat bermain game online.
Lega bila
telah mengumpat
dengan
kata-kata kotor
pada
orang
lain
yang
membuat
jengkel.
Saya
akan
melampiaskan
kemarahan dengan menyumpahi
orang lain.
Saya
memilih
membicarakan
kebaikan seseorang dari pada
keburukan orang lain.
Saya
tidak
pernah
memperdulikan
orang
yang
mengejek saya.
Saya diam saja meskipun temanteman mengejek saya.
Menyindir-nyindir teman sampai
marah memang mengasyikkan.
Mengancam seseorang bukanlah
cara
yang
tepat
untuk
menyelesaikan masalah.
Saya akan mengancam seseorang
untuk mendapatkan sesuatu yang
saya inginkan.
Saya selalu meminta
tolong
teman dengan baik-baik.
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
130 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
Saya merasa orang lain yang
harus bertanggung jawab
atas
kesalahan yang saya buat.
Saya tidak pernah berprasangka
buruk pada orang lain.
Saya berusaha
mengungkapkan
segala kebaikan dan keburukan
langsung kepada teman saya.
Saya lebih senang membicarakan
keburukan orang lain dibelakang,
dari pada mengungkapkan secara
langsung.
Saya
sering
melebih-lebihkan
permasalahan teman.
Saya tetap
berbicara sopan
terhadap orang yang telah berkata
kasar pada saya.
Saya
selalu
memperhatikan
waktu saat main game.
Saya akan bersikap acuh kepada
orang yang membuat saya kesal.
Saya lebih suka berdiam diri saat
sedang marah.
Saya mudah marah, tetapi juga
mudah memaafkan.
Saya sering membentak orang
lain sebagai pelampiasan
dari
kemarahan saya.
Saya tetap berlaku baik terhadap
orang yang membuat saya marah.
Saya memikirkan dampak
yang
terjadi dari perbuatan marah saya.
Saat
marah
saya
suka
melampiaskannya
dengan
merusak barang milik orang lain.
Saya
melampiaskan
kekesalan
saya dengan memarahi seseorang.
Saya
melampiaskan
kekesalan
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
131
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
saya
dengan
menangis
menyendiri didalam kamar.
Saya menangis untuk mendapat
perhatian orang lain.
Saya akan senang bila berhasil
membuat teman menangis.
Saya akan
mengajak
teman
berdamai
dan
menghindari
perkelahian.
Puas bila telah menempeleng
orang yang membuat sakit hati.
Saya
selalu
memaafkan
kesalahan orang lain.
Saya selalu berusaha membalas
teman yang mengganggu saya.
Saya tidak pernah berprasangka
buruk pada orang lain.
Saya curiga terhadap orang asing
yang terlalu ramah.
Saya akan bertanya-tanya ketika
teman sangat baik pada saya.
Saya berusaha menahan perasaan
cemburu pada orang lain.
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Alpha Cronbach’s = 0.804 ; Sampel = 38 orang
D. Klasifikasi Item Shahih dan Item Gugur
Melalui analisis SPSS.20 dapat diklasifikasika bahwa sebaran
item gugur dan item shahih sebagai berikut :
Item Shahih
Item Pernyataan
4, 5, 6, 7, 9, 10, 14, 16,
18, 19, 24, 27, 29, 30,
32, 35, 37, 38, 39, 41,
42, 43, 45, 47, 50.
Jumlah
25
132 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
Item Gugur
1, 2, 3, 8, 11, 12, 13,
15, 17, 20, 21, 22,
23, 25, 26, 28, 31,
33, 34, 36, 40, 44,
46, 48, 49.
25
E. Penutup
Instrumen ini dibuat bertujuan untuk mengukur skala
agresivitas dengan subjek siswa pemain game online. Dari
instrumen tersebut dapat diketahui tingkat perilaku agresif siswa
yang berbeda-beda. Berdasarkan uji coba terhadap subjek yang
telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa Instrumen Skala Perilaku
Agresif Siswa Pemain Game Online dapat digunakan untuk
khalayak umum untuk mengetahui seberapa tinggi perilaku agresif
siswa yang senang bermain game online, karena memiliki reliabilitas
yang mendekati 1 yaitu 0.804.
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
133
20. Instrumentasi Skala Komunikasi Sosial Mahasiswa Gamer
Oleh: Nina Narullita (ninanarullita@ gmail.com)
Professional Judgement: Zaen Musyrifin, S.Sos.I.,M.Pd.I.
A. Pengantar
Stephen W. Little John mengatakan bahwa communication
is difficult to define. The word is
abstract and like most term,
process humerous meanings ( komunikasi sulit untuk didefinisikan.
Kata “komunikasi” bersifat abstrak, seperti kebanyakan istilah,
memiliki banyak arti). Adanya interaksi antar
individu atau
kelompok baik secara verbal maupun non verbal merupakan salah
satu proses terjadinya komunikasi.
Menurut Barbara Cook yang dimaksud dengan komunikasi
sosial adalah kemampuan seseorang individu untuk berkomunikasi
secara sosial. Komunikasi sosial menciptakan interaksi sosial yang
merupakan bagian penting dalam kehidupan kita sebagai makhluk
sosial. Tanpa adaanya komuniasi sosial segala bentuk aktivitas
akan terhambat.
Sementara itu, teknologi sudah semakin maju sekarang ini.
Berbagai jenis game online sudah semakin marak sekarang. Di
kalangan mahasiswa sendiri Game Online sudah menjadi hal yang
tidak asing bagi mereka. Hampir sebagian besar mahasiswa
mengisi waktu luang mereka atau bahkan menyempatkan diselasela waktu mereka untuk bermain game.
Oleh karena itu, instrumen skala ini dibuat untuk mengukur
sejauhmana komunikasi sosial terjadi pada mahasiswa gamer. Kita
ketahui bahwa, bermain game online tentu menyita waktu dan
konsentrasi, hal tersebut dikhawatirkan akan menghambat interaksi
dengan sesama.
B. Perkembangan Intrumen Skala Psikologis
Teori interaksi komunikasi memandang kehidupan sosial
sebagai suatu proses interaksi. Komunikasi sosial merupakan
kendaraan atau alat yang digunakan untuk bertingkah laku dan
134 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
untuk memahami serta memberi makna terhadap segala sesuatu
disekitar kita.
Komunikasi sosial terjadi apabila ada aksi dan reaksi antar
individu/kelompok. Kisi-kisi skala ini disusun berdasarkan teori
interaksi yang merupakan bagian dari komunikasi sosial yang terdiri
dari empat aspek yaitu, aspek interaki sosial, aspek kognisi
sosial/kesadaran sosial, aspek pragmatis, dan, aspek pemrosesan
bahasa.
No Item
Variabel
Aspek
Indikator
Deskriptor
Favor
Unfav
able
orable
Juml
ah
Mengetahu
Aspek
Interak
si
Sosial
i hubungan
individu
Kemampua
3,19,2
dengan
n
0,30,2
individu
berinteraksi
9,27
1,23,2
8
9
maupun
kelompok
Komunik
asi Sosial Aspek
Kognis
i
Sosial/
Kesada
ran
Mengetahu
Pemahama
i
n
Kemampua
Ekpresi
2,9,10,
n Individu
emosional
16,25
7
6
2
12,13
7
8
8
17,34
4
dalam
memberika
n dan
menerima
4,5,11,
Perhatian
reaksi
24,26,
32,33
dalam
komunikasi
Aspek
Mengetahu
Berbicara
18,22
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
135
Pragm
i
atis
penggunaa
n bahasa
dalam
berkomuni
kasi
Mengetahu
Aspek
i
Pemros
pengekspre
ean
sian makna
Bahasa
dalam
Pemahama
n lisan dan
tulisan
14,21,
15
31
4
komunikasi
C. Item Pernyataan dan Kategorisasi
No
1
2
3
4
5
6
7
8
Pernyataan
Saya tidak bisa berinteraksi dengan
seseorang saat saya sedang bermain
game
Saya pernah berkelahi dengan teman
akibat kalah bermain game
Game membuat saya menjadi pribadi
yang mudah berinteraksi secara sosial
Daripada berbicara dengan temanteman saya
lebih memilih
untuk
bermain game
Bermain game membuat saya menjadi
pendiam
Saya tidak suka orang lain menasehati
saya karena saya terlalu sering bermain
game
Bermain game membuat saya menjadi
pribadi yang peka dengan lingkungan
Sering bermain
game membuat saya
Jawaban
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
136 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
tidak fokus saat melakukan interaksi
sosial
Sering bermain game membuat
saya
menjadi pribadi yang emosional
Saya marah ketika ada seseorang yang
mengajak saya berbicara saat sedang
bermain game
Saya lebih terhibur dengan bermain
game daripada curhat kepada teman
saat saya sedang stres
Terlalu sering bermain game membuat
humble
saya menjadi pribadi
yang
dengan orang sekitar
Ketika saya kalah bermain game saya
tidak merasa kesal terhadap
orangorang disekeliling saya
Menjadi gamer membuat saya mudah
untuk fokus terhadap apa yang orang
lain bicarakan
Game membuat saya tidak bisa fokus
saat membicarakan
sesuatu dengan
seseorang
Game membuat saya menjadi pribadi
yaang gampang marah
Saya tidak pernah berbicara kasar saat
bermain game
Game membuat saya sering berkata
jorok
Saya lebih suka mengurung diri
di
kamar dan bermain game daripada
bermain ke luar bersama teman-teman
saya
Terlalu sering bermain game membuat
saya malas berinteraksi dengan orang
lain
Sering bermain game membuat
saya
kesulitan memahami apa yang sedang
orang bicarakan
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
137
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
Saya lebih suka berkomunikasi dengan
orang
lain semenjak
saya sering
bermain game
Game tidak banyak menyita waktu
saya
bersama
teman-teman
dan
keluarga saya
Saya pernah
bolos
kuliah akibat
semalaman begadang bermain game
Kalah bermain game merusak
mood
saya
Saya pernah lupa sholat gara-gara
bermain game
Saya lebih suka bermain game daripada
mendengar teman bercerita
Sering bermain game membuat saya
tidak terbuka dengan orang lain
Saya mejadi pemalas akibat bermain
game
Jumlah teman yang saya miliki menjadi
bertambah karena bermain game
Terlalu sering bermain game membuat
nilai akademik saya menjadi turun
Saya lebih memilih bermain game
daripada
mengdengarkan pernjelasan
dosen saat perkuliahan berlangsung
Saya lebih memilih bermain game
daripada ikut organisasi di kampus
Saya tidak pernah sungkan berbicara
informal terhadap orang yang lebih tua
dari saya saat sedang membicarakan
tentang game yang kami mainkan
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Alpha Cronbach’s = 0,858 ; Sampel 35 orang
D. Klarifikasi Aitem Shahih dan Aitem Gugur
Melalui analisis SPSS.20 dapat diklarifikasikan bahwa sebaran
aitem shahih dan aitem gugur sebagai berikut :
138 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
Item Pernyataan
Aitem Shahih
3,4,5,6,7,9,10,12,13,
14,15,19,20,21,22,23
,24,26,27,28,30,31,3
2
Jumlah
24
Aitem Gugur
1,2,8,11,16,18,2
5,29,33,34
10
E. Penutup
Berdasarkan uji coba yang dilakukan penulis dapat diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
1. Instrumen Skala Komunikasi Sosial Mahasiswa Gamer dapat
digunakan untuk khalayak umum untuk mengetahui komunikasi
sosial/interaksi sosial mahasiswa gamer dengan lingkungan
sekitar.
2. Instrumen dapat digunakan untuk pengukuran dalam rangka
pengumpulan data karena realiabilitas instrument semakin
mendekati angka 1 berarti semakin reliable, adapun reliable
instrument ini adalah 0,858
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
139
21. Instrumen skala efikasi diri mahasiswa Bidikmisi Oleh:
Okti Inayatur Rohmah (oktiinayatur14@gmail.com)
Profesional judgement: Slamet, S.Ag., M. Si.
A. Pengantar
Instrumen merupakan alat bantu yang digunakan untuk
mengumpulkan data atau informasi yang bermanfaat untuk
menjawab masalah penelitian. Dalam instrumen skala efikasi diri
ini,mecoba melakukan penelitian efikasi diri pada mahasiswa
bidikmisi UIN Sunan kalijaga.
Bandura adalah tokoh yang memperkenalkan istilah efikasi diri
(self-efficacy) .
Ia
mendefinisikan bahwa efikasi diri adalah
keyakinan
individu
mengenai kemampuan dirinya dalam
melakukan tugas atau tindakan yang diperlukan untuk mencapai
hasil tertentu.
Sementara itu ,Baron dan Byrne (1991) mendefinisikan
efikasi diri sebagai evaluasi seseorang mengenai kemampuan atau
kompetensi dirinya untuk
melakukan suatu tugas,mencapai
tujuan,dan mengatasi hambatan.
Setiap individu pasti memiliki efikasi diri yang berbedabeda. Ada yang yakin dengan kemampuannya dalam melakukan
tugas ,tujuan tertentu dan mengatasi hambatan. Namun ada juga
yang tidak yakin dengan kemampuannya sendiri. Oleh karena itu
penelitian ini dibuat untuk mengetahui seberapa jauh efikasi diri
mahasiswa bidikmisi UIN Sunan Kalijaga.
B. Pengembangan instrumen skala psikologis
Bandura (1997) mengatakan bahwa persepsi terhadap efikasi
diri pada setiap individu berkembang dari pencapaian secara
berangsur-angsur akan kemampuan dan pengalaman tertentu secara
terus menerus. Kemampuan mepersepsikan secara kognitif terhadap
kemampuan yang dimiliki memunculkan keyakinan atau
kemantapan diri yang akan digunakan sebagai landasan bagi
individu untuk berusaha semaksimal mungkin mencapai target yang
telah ditetapkan.
140 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
Instrumen ini
disusun dengan menggunakan skala likert
dari teori Bandura. Berdasarkan teori Bandura
dalam Fred,c
Lunenburg(2011) membagi aspek self-efficacy menjadi 4 yaitu:
1. prestasi yang pernah dicapai pada masa lalu(performance
accomplishment)
2. pengalaman vikarius(vicarious experience)
3. persuasi verbal(verbal persuasion)
4. keadaan emosi(emotional cues)
No item
Variab
el
Efikasi
diri
mahasis
wa
bidikmi
si Uin
sunan
kalijaga
Aspek Indikator
Deskriptor
Meniru
Menjadikan
model
tokoh
yang
sebagai
berprestas
motivasi
i
diri
Menghila Menjadikan
ngkanprestasi
pengaruh
masa lalu
buruk
sebagai
prestasi
pembelajar
masa lalu
an
Mempertah
ankan apa
yang
pernah
Menonjol
Pengala
didapat
kan
Berusaha
man
keberhasil
perform
mencapai
an yang
ansi
prestasi
pernah
yang lebih
diraih
dari
prestasi
yang
pernah
diraih
Melatih
Melakukan
Jum
Favor
able
Unfav
orable
lah
1,37
23
4
24,39
2
3
12,26
30
3
17,4
9
3
3,19,5
27
4
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
141
diri untuk
melakuka
n yang
terbaik
Mengama
ti Secara
nyata
Pengala
man
vikarius
Mengama
ti secara
simbolik
yang
terbaik agar
apa yang
ingin
dicapai
terwujud
Belajar dari
keberhasila
n orang
lain.
Mengamati
lewat
komik,film,
cerita
kesadaran
diri
Internal
Persuasi
verbal
Eksternal
Keadaan
emosi
Kemampu
an
bertindak
dan
bersikap
dalam
memaham
i diri
maupun
orang lain
Motivasi
diri
Dorongan
dari teman
dan orang
tua
Kemampua
n dalam
mengambil
keputusan
Keyakinan
akan
kemampua
n mencapai
tujuan
0
31,34
15,42
4
25,40
7,29
4
10,6,4
1,45,4
7
5,11,2
0,44
9
28,32
13,48
4
21,43
35
3
22,36
11,16,
38
5
14,46,
49
8,18
5
C. Item pernyataan dan reabilitas
No
Pernyataan
142 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
Jawaban
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
Menjadikan
tokoh
yang saya
kagumi
sebagai panutan dalam
mencapai suatu keberhasilan
Saya takut mencoba karena pernah
gagal
Aktif ketika ada
diskusi dalam
kelas
Merasa cemas saat tugas belum
dikerjakan
Menurut saya belajar itu tidak
penting
Menggunakan waktu luang untuk
mengerjakan tugas
Saya tidak suka membaca buku
Ragu dengan
kemampuan saya
sendiri
Malas mengerjakan tugas dari dosen
Saya tidak pernah titip absen
Lupa waktu saat main hp
Rajin belajar agar prestasi akademik
saya tetap baik
Ketika mulai
jenuh
saya lebih
memilih meninggalkan tugas
Saya mampu mengerjakan tugas
dengan baik
Merasa senang ketika teman dalam
kesusahan
Mudah stress saat banyak tugas
Saya sering
mengikuti
event
perlombaan
Gerogi saat bicara didepan umum
Memanfaatkan beasiswa bidikmisi
ini dengan sebaik mungkin
Saat test seleksi saya mengalami
banyak hambatan
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
SS
SS
S
S
S
TS
TS
TS
STS
STS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
143
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
Orang
tua
selalu mengawasi
kegiatan saya
Sabar ketika mendapat ejekan dari
orang lain
Ketika tokoh yang saya kagumi
mengalami kegagalan saya
tidak
bersemangat lagi
Saya harus lebih berprestasi dari
yang dulu
Termotivasi setelah menonton film
Teliti dalam mengerjakan tugas
Saya tidak yakin beasiswa ini akan
bertahan sampai selesai kuliah
Ejekan dari teman membuat saya
patah semangat
lebih
suka
nongkrong
dicafe
daripada pergi ke perpustakaan
Tidak
maksimal
dalam
mengerjakan tugas
Belajar dari kegagalan orang lain
Saya senang
mengikuti
seminar
motivasi
Marah ketika orang mencaci maki
saya
Aktif
diorganisasi
untuk
memperbanyak teman
Tidak suka saat teman mencampuri
urusan pribadi saya
Berani mengakui kesalahan
dan
meminta maaf
Orang tua adalah motivator terbaik
saya
Terburu-buru
dalam
mengambil
keputusan
Mencari
jalan
keluar
saat
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
SS
S
S
TS
TS
STS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
144 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
mengalami kesulitan
Termotivasi oleh tokoh yang ada di
SS S
film atau novel
Mengumpulkan tugas tepat waktu
SS S
Iri melihat kebahagiaan orang lain
SS S
Merasa
senang ketika
teman
SS S
memberi masukan
Saya suka menunda-nunda waktu
SS S
untuk mengerjakan tugas
Saya harus membahagiakan orang
SS S
tua saya
Berpandangan positif dan mencoba
SS S
selalu gembira
Saya rajin sholat 5 waktu
SS S
Menghormati
dan
menghargai
SS S
teman
Malu saat melakukan kesalahan
SS S
Patuh dan taat pada
peraturan
SS S
kampus
Alpha cronbach’s = 0,871 ; sample = 75 orang
TS
STS
TS
TS
STS
STS
TS
STS
TS
STS
TS
STS
TS
STS
TS
STS
TS
STS
TS
STS
TS
STS
D. Klasifikasi Aitem shohih dan Aitem gugur
Melalaui analisis SPSS20 dapat diklasifikasikan bahwa
sebaran aiatem shohih dan aitem gugur adalah sebagai berikut:
Item
pernyataan
Jumlah
Item shohih
4, 5, 6, 7, 8, 9, 12, 14, 15, 19, 21
Item gugur
1, 2, 3, 10, 11, 13, 16,
22, 23, 24, 26, 27, 28, 29, 30, 31,
32, 36, 37, 39, 40, 41, 43, 44, 45,
46, 47, 48, 49, 50
34
17, 18
20, 25, 33, 34, 35, 38,
42
16
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
145
E. Penutup
Berdasarakan uji coba yang dilakukan penulis dapat diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
1) Instrumen skala efikasi mahasiswa bidikmisi dapat digunakan
dikhalayak umum untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat
efikasi mahasiswa yang menerima bidikmisi.
2) Instrumen dapat digunakan untuk pengumpulan data karena
reabilitas pada instrumen ini adalah 0,871
146 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
22. Instrumen Skala Kedisiplinan Siswa Boarding
School Oleh: Rafi’ Nur Karima
Profesional Judgement: Zaen Musyrifin, S. Sos. I., M. Pd. I.
A. Pengantar
Pengertian disiplin adalah pendorong terbaik dalam membantu
individu untuk melakukan sesuatu yang lebih baik. Dan salah satu
prinsip pembentuk disiplin adalah mengajari seseorang untuk
melakukan hal yang benar agar memperoleh perasaan yang
nyaman dan hakiki saat melakukan sesuatu dan memberikan
kontribusi terhadap masyarakat (Kenneth W, 2005:12).
Skala ini dimaksudkan untuk mengukur seberapa tingginya
tingkat kedisiplinan siswa boarding school. Karena kedisiplinan
merupakan suatu hal yang mutlak dalam kehidupan manusia,
karena seorang manusia tanpa disiplin yang kuat akan
merusaksendi-sendi kehidupannya, yang akan membahayakan
dirinya dan manusia lainnya, bahkan alam sekitarnya. Skala tingkat
kedisiplinan siswa boarding school disusun berdasarkan aspekaspek mengenai kekhawatiran pasca melakukan kegiatan yang
disajikan dalam bentuk indikator-indikator yang akan terjadi
kemungkinan berupa gangguan. Semakin tinggi skor yang diperoleh
subjek, maka semakin tinggi pula indikator terjadinya kedisiplinan
siswa boarding school.
B. Pengembangan instrumen skala psikologi
Skala tingkat kedisiplinan siswa boarding school diukur
berdasarkan skala tingkat kedisiplinan dan disusun berdasarkan
teori kenneth W. Dengan aspek-aspek sebagai berikut :
1. Aspek mental
2. Aspek pemahaman
3. Aspek kelakuan
No Item
Variabel
Aspek
Indikator
Deskriptor
Juml
Favor
Unfav
ah
able
orable
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
147
Sikap taat
dan tertib
Pengendal
ian
pikiran
Skala
tingkat
kedisiplin
an siswa
boarding
school
Aspek
Mental
Pengendal
ian watak
Aspek
pemaha
man
Kepedulia
n
terhadap
lingkunga
n
Ketaatan
terhadap
peraturan
Ketaatan
terhadap
hukuman
Membentu
k pola pikir
positif
Menentuka
n pikiran
Mempertim
bangkan
konsekuens
i
Menyataka
n
permintaan
secara
wajar
3,4,6,8
9
19
18
2
12,17
13
3
15
11,20,
21
1
3
14
16
2
23
24,25,
26
4
27,28
10,29
4
22
30,32,
33,35
Kesadaran
terhadap
sampah
Rutin
malakukan
piket
Dapat
membeda
kan yang
boleh
maupun
tidak
1,2,5,
7,9
Norma
yang
berlaku di
boarding
school
148 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
5
Aspek
Kelakua
n
Kepatuha
n
menjauhi
larangan
Kesunggu
han hati
Standar
pemenuhan
syarat
37
Tidak
terlibat
perkelahian
31,38
Tidak
terlibat
dalam
kelompok
tertentu
Keterpaksa
an dalam
mematuhi
tata tertib
Sungguh
sungguh
dalm
mengikuti
kegiatan
boarding
school
Jumlah
34
2
2
40
39
2
36,41,
42
3
45
43,44
3
21
24
45
C. Item Pernyataan
No
1.
2.
3.
Pernyataan
Saya selalu datang ke sekolah tepat
waktu
Saya selalu memakai seragam sekolah
dengan lengkap
Saya sering tidak mengikuti kegiatan
Jawaban
SS
S
TS STS
SS
S
TS STS
SS
S
TS STS
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
149
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
ekstrakurikuler
Saya sering meninggalkan sekolah
tanpa izin
Saya selalu mengerjakan tugas yang
diberikan guru
Saya sering bangun kesiangan dan
tidak sholat berjama’ah
Saya selalu izin jika ada kegiatan luar
selain sekolah
Saya sering melanggar jam malam
diasrama
Saya selalu sholat berjama’ah
Saya sering tidak melaksanakan piket
diasrama
Saya selalu belajar meskipun tidak
ada ujian
Saya selalu memperhatikan guru saat
menerangkan pelajaran
Saya merasa malas saat
guru
memberikan tugas terlalu banyak
Saya
selalu
membuat
rencana
prioritas
Saya sering lupa mengerjakan tugas
Saya merasa kesal saat
harus
mengerjakan tugas sendiri
Saya termotivasi jika ada tugas
Saya kesal jika mendapat hukuman
Saya
menerima
hukuman
yang
diberikan kepada saya
Saya membuat keputusan dengan
tidak tergesa-gesa
Saya sadar ketika tidak mengerjakan
tugas nilai saya jelek
Saya
memintaizin sesuai dengan
peraturan yang dibuat diasrama
Saya
membuang
sampah
pada
tempatnya
Saya
kesal
jika teman
saya
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
SS
S
S
TS
TS
STS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
150 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
membuang sampah sembarangan
Saya membiarkan
sampah yang
beserakan
Saya acuh dengan lingkungan asrama
yang kotor
Saya
tidak
pernah
melupakan
kewajiban saya untuk piket
Saya marah
jika
teman tidak
melaksanakan piket
Saya sering terlambat saat piket
Saya sering tidak mengumpulkan alat
komunikasi di asrama
Saya berteman baik dengan siapapun
Saya tidak
suka antri
dalam
melakukan hal apapun diasrama
Terkadang saya
membolos
dari
asrama
Saya berpakaian tidak sesuai dengan
peraturan yang ada diasrama
Saya sering berbicara dengan keras
pada orang lain
Saya pernah merokok diasrama
Saya selalu mentargetkan
hafalan
surat diasrama
Saya tidak pernah terlibat perkelahian
dengan siapapun
Saya suka pilih-pilih teman
Saya
tidak
pernah
melakukan
bullying kepada teman
Saya marah jika saya dimarahi
pengurus asrama
Saya tidak suka diatur-atur dalam hal
apapun
Kurang setuju dengan aturan asrama
yang terlalu mengekang
Saya sering tidak mengikuti kegiataan
keagamaan diasrama
Saya merasa senang dengan kegiatan
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
151
yang ada diasrama
Alpha Cronbach’s =
0,934 ; Sampel = 30 orang
D. Klasifikasi Item Shahih dan Item Gugur
Melalui analisis
SPSS. 20 dapat
diklasifikasikan bahwa
sebaran item gugur dan item shahih sebagai berikut:
Item Pernyataan
Jumlah
Item Shohih
1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10,
11, 12, 13, 14, 16, 17,
22, 23, 27, 28, 29, 30,
32, 33, 34, 35, 36, 37,
38, 39, 40, 41, 42, 43,
44, 45
35
Item Gugur
7, 15, 18, 19, 20, 21,
24, 25, 26, 31
10
E. Penutup
Berdasarkan uji coba yang dilakukan penulis dapat diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
1. Instrumen skala tingkat kedisiplinan siswa boarding school dapat
digunakan untuk khalayak umum guna mengetahui seberapa tinggi
sikap disiplin anak yang sekolah sekaligus asrama (boarding school).
2. Instrumen dapat digunakan untuk pengukuran dalam rangka
pengumpulan data karena realiabilitas instrumen 0.934
152 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
23. Instrumen Skala Perencanan Karier pada Mahasiswa UIN
Sunan Kalijaga
Oleh: Eko Pracoyo (ekopracoyo36@gmail.com)
Professional Judgement: Nailul Falah, S.Ag., M.Si.
A. Pengantar
Di era yang semakin maju ini menjadikan seseorang lebih tersusun
dalam perencanna karier untuk kedepanya agar tidak salah jalur dengan
sesuai apa yang menjadi minat dan bakat yang dimiliki. Kebanyakan
seseorang yang sukses dalam kariernya karena hidup mereka sudah
tersusun dan terjadwal dengan apa yang merka inginkan dalam hidupnya
sehingga dengan perencanan yang tepat maka keinginan tersebut
menjadikan tersusun dan tercapai. Maka dari itu penulis ingin mengetahui
bagimana perancana karier mahasiswa UIN Sunan Kalijaga. Dalam
pengambilan instrument skala perencanan karier ini penulis mengambil
sampel mahasiswa yang kulliah di UIN Sunan Kalijaga.
B. Pengembangan Instrumen Skala Psikologis
Menurut Parson (Winkel dan Sri Hastuti, 2004:626-623) perencanan
karier adalah proses yang dilalui sebelum melakukan pemilihan karier. Proses
ini mencakup tiga aspek utama yaitu pengetahuan dan pemahaman akan diri
sendiri, pengetahuan dan pemahaman akan pekerjaan, serta penggunan
penalaran yang benar antara diri sendiri dan dunia kerja. Skala perencanan
karier disusun berdasarkan teori parson dengan tiga aspek yaitu pengetahuan
dan pemahaman akan diri sendiri yang bertujuan mengetahui potensi
sehingga akan memahami bakat,minat, kekurangan serta kelebihan yang
dimilki. pengetahuan dan pemahaman akan pekerjaan yang bertujuan mampu
melihat peluag kerja sehingga akan mengetahui persyaratan,inovasi dan
kreasi serta mengasah keterampilan yang dimiliki. Penggunan penalaran
yang benar antara diri sendiri dan dunia kerja yang akan bertujuan
mempertimbangkan alternatif sehingga mamapu merecanankan pekerjan
yang tepay,mempertimbangkan rekomendasi penawaran dari teman serta
siap menanggung resiko yang akan terjadi.
Variabel Aspek
Indikator DiskriptorNomor Item
Juml
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
153
Favo
rable
Unfav
orable
ah
Instrume
nt skala
perencan
an karier
Memahami
bakat yang
dimiliki
1
40,42,
45
5
pada
mahasisw
a UIN
sunan
kalijaga
Memahami
minat yang
akan
diyakini
4,6
8,13,2
4
5
mengetahui
7,10,
kekurangan
41,5
yang ada
8
dalam diri
39,50
6
Paham
akan
kelebihan
yang
dimiliki
5,12,
47
9,23,2
9
6
Mengetahui
persyaratan
15,1
untuk
8,55,
memasuki
61
dunia kerja
tertentu
16,19
6
Mengetahui
kreasi dan
32,3
inovasi
5,44,
pekerjan
52
yang akan
datang
20,59
6
Pemah
aman
diri
Kema
mpuan
mengu
mpulka
n
inform
asi
tentang
dunia
kerja
Mengetahu
i potensi
yang
dimiliki
Mampu
melihat
peluang
kerja
154 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
Kema
mpuan
memili
h
tujuan
karier
yang
diingin
kan
Mengasah
keterampila 21,2
n
yang 2,46
dimiliki
19,25,
56
6
Memiliki
kemampua
n
perencanan
pekerjan
yang tepat
dimasa
depan
26,34,
54
10
36,44,
53,57
7
38,43
5
27
61
2,11,
28,3
0,31,
33,5
1
Mempertim
Memperti
bngkan
mbangkan
rekomenda
alternatif
3,27,
si
37
penawaran
kerja dari
orang lain
siap
menghadap
17,4
i
resiko
8,60
yang akan
terjadi
Jumlah
34
C. Item Pernyataan dan Kategorisasi
No
1
2
3
Pernyataan
Saya optimis bakat ini menunjang
SS
kesuksesan dimasa depan
Perencanan karier yang tepat akan
SS
mengantarkan kesuksesan
Ketika ada penawaran pekerjan yang
SS
diberikan orang lain saya langsung
Jawaban
S
ST
STS
S
ST
STS
S
ST
STS
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
155
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
menerima
Sudah paham dengan minat apa yang saya
inginkan
Dengan kelebihan yang saya miliki
menjadikan saya semakin percaya diri
Saya sadar minat ini murni dari keingian
saya bukan dari masukan orang lain
Saya dapat mengetahui kekurangan yang
ada dalam diri saya
Orang disekitar saya terkadang membuat
down dengan apa yang saya minati
Susah untuk menemukan kelebihan diri
sendiri
Saya menyadari diri bahwa masih banyak
kekurangan
Mempersiapkan perencanan karier sebelum
lulus kuliah itu sangat mudah
Saya merasa kelebihan yang dimiliki
membuat lebih percaya diri
Saya merasa depresi karena tidak memiliki
minat dari dalam diri
Saya merasa pesimis ketika melihat
persyaratan memasuki dunia kerja
Semangat ketika pertama kali melihat
persyaratan melamar pekerjaan
Saya selalu berfikir menycari persyaratan
kerja itu susah
Ketika gagal maka saya siap menangung
semua resiko yang terjadi
Selalu berusaha mencari informasi tentang
dunia kerja
mengembangkan keterampilan yang telah
saya miliki menjadi beban terberat
Selalu tidak berfikir
kreatif untuk
menciptakan inovasi pekerjan yang baru
Untuk menunjang keterampilan, saya selalu
berkumpul dengan orang-orang yang sama
keterampilanya
SS
S
ST
STS
SS
S
ST
STS
SS
S
ST
STS
SS
S
ST
STS
SS
S
ST
STS
SS
S
ST
STS
SS
S
ST
STS
SS
S
ST
STS
SS
S
ST
STS
SS
S
ST
STS
SS
S
ST
STS
SS
S
ST
STS
SS
S
ST
STS
SS
S
ST
STS
SS
S
ST
STS
SS
S
ST
STS
SS
S
ST
STS
SS
S
ST
STS
156 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
Saya selalu giat melakukan ikut berbagi
macam latihan keterampilan agar semakin
bagus
Selalu merasa diri ini mempunyai
kelebihan yang tinggi dari pada kejelekan
Menemukan minat yang mendukung
keberhasilan dimasa depan saya itu sangat
sulit
Saya susah mengembangkan ketermapilan
yang dimiliki
Saya tidak merencanakan pekerjan dengan
baik untuk masa depan
Selalu berfikir positif ketika
ada
rekomendasi pekerjaan dari orang lain
Orang disekitar selalu mendukung
perencanan karier saya
Kelebihan yang saya miliki terakadang
mebuat menjadi sombong
Tidak ada kata takut mencoba lagi ketika
gagal dalam satu perencanan
Menyusun rencana untuk pekerjan yang
tepat sesuai keinginan
Terdorong untuk selalu menciptakan
inovasi-inovasi yang lebih baru
Saya selalu bersungguh-sunguh dalam
melaksanakan perencanan karier
saya tidak siap ketika yang direncanakan
itu gagal
Ketika sunyi saya menemukan ide untuk
menciptakan inovasi pekerjan baru
Saya berifikir penawaran pekerjan dari
orang lain itu jelek
Ketika mendapat penawaran pekerjan dari
orang lain saya merasa senang
Saya tidak bisa menerima ketika saya gagal
dalam usaha
Saya dengan kekurangan yang dimiliki
membuat tidak percaya diri
SS
S
ST
STS
SS
S
ST
STS
SS
S
ST
STS
SS
S
ST
STS
SS
S
ST
STS
SS
S
ST
STS
SS
S
ST
STS
SS
S
ST
STS
SS
S
ST
STS
SS
S
ST
STS
SS
S
ST
STS
SS
S
ST
STS
SS
S
ST
STS
SS
S
ST
STS
SS
S
ST
STS
SS
S
ST
STS
SS
S
ST
STS
SS
S
ST
STS
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
157
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
Lingkungan tidak mendukung sepenuhnya
dengan bakat yang sudah saya miliki
Berusaha menutupi kekurangan yang saya
miliki
Terkadang saya tidak yakin dengan bakat
yang di miliki akan mengantarkan ke
suksesan
Merasa gugup ketika menghadapi resiko
Susah menerima rekomendasi penawaran
kerja dari teman
Susah mengembangkan bakat yang dimiliki
Berusaha memaksimalkan keterampilam
yang telah dimiliki untuk menunjang karier
Berusaha memaksimalkan kelebihan yang
dimiliki
Ketika resiko gagal selalu menyikapi
dengan kepala dingin
Terdorong untuk selalu menciptakan
inovasi-inovasi yang lebih baru
Merasa sedih
ketika
mengetahui
kekurangan kita
Tidak terlalu
ambil
pusing untuk
memikirkan perencanan karier masa depan
Kreasi terbaru sangat dibutuhkan untuk
menentukan karier saya
Acuh terrhadap rekomendasi pekerjanan
dari teman
Saya kurang yakin dengan rencana karir
yang telah saya buat
Selalu giat belajar mempelajari materi
untuk masuk dunia pekerjan yang baru
Saya belum tahu dengan keterampilan yang
saya miliki
Rekomendasi penawaran kerja dari teman
saya kira tidak terlalu penting
Ketika mengetahui
kekurangan yang
dimiliki, saya berusaha untuk memperbaiki
Saya terkadang kurang bisa membuat suatu
SS
S
ST
STS
SS
S
ST
STS
SS
S
ST
STS
SS
S
ST
STS
SS
S
ST
STS
SS
S
ST
STS
SS
S
ST
STS
SS
S
ST
STS
SS
S
ST
STS
SS
S
ST
STS
SS
S
ST
STS
SS
S
ST
STS
SS
S
ST
STS
SS
S
ST
STS
SS
S
ST
STS
SS
S
ST
STS
SS
S
ST
STS
SS
S
ST
STS
SS
S
ST
STS
SS
S
ST
STS
158 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
60
61
hal menjadi lebih menarik
Saya tahu dengan resiko yang akan terjadi
SS
ketika gagal
Selalu
bersungguh-sungguh dalam
SS
mempersiapkan persyaratn lamara kerja
S
ST
STS
S
ST
STS
Alpha Cronbach’s = 0,917;sampel = 37 orang
D. Klafikasi Aitem Shoih dan Aitem Gugur
Melalui analisis SPSS.20 dapat diklafisikasikan bahwa sebaran
aitem gugur dan aitem shohih sebagai berikut :
Item Shoih
Item
Pernyatan
Jumlah
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 12,
13, 14, 15,
16, 17, 18, 19, 20, 21, 22,
24, 25, 26, 29, 31, 32, 33,
34, 36, 38, 40, 42, 43, 44,
45, 46, 50, 51, 52, 53, 54,
56, 57, 58, 59, 61
45
Item Gugur
8, 10, 11, 23, 27, 28,
30, 35, 37, 39, 41,
47, 48, 49, 55, 60
16
E. Penutup
Berdasarkan uji coba yang dilakukan penulis dapat diperoleh
kesimpulan sebagai berikut :
1. Instrument Skala Perencanan Karier pada Mahasiswa UIN Sunan
Kalijaga dapat digunakan khalayak umum untuk mengetahui
tingkat perencanan karier dalam lingkungan universitas.
2. Instrument dapat digunakan untuk pengukuran dalam rangkan
pengumpulan data karena realiabitas instrument mendekati nilai
1 maka semakin reliabel.
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
159
24. Instrumen Skala Tingkat Self Efficacy (Penilaian diri)
Mahawiswa Bimbingan Konseling Islam
Oleh: Dinie Muftihatur Rohmah (diniimr98@gmail.com)
Professional Judgement: Nailul Falah, S.Ag., M.Si.
A. Pengantar
Self Efficacy atau yang biasa dikenal dengan penilaian diri
merupakan salah satu aspek pengetahuan tentang diri atau selfknowledge yang paling berpengaruh dalam kehidupan manusia
sehari-hari. Hal ini disebabkan self efficacy yang dimiliki ikut
mempengaruhi individu dalam melakukan tindakan yang akan
dilakukan untuk mencapai suatu tujuan, termasuk di dalamnya
perkiraan berbagai kejadian yang akan dihadapi.
Self
efficacy
sangatlah penting
peranannya
dalam
mempengaruhi usaha yang dilakukan seseorang. Setiap individu
pasti memiliki self efficacy baik itu rendah maupun tinggi. Individu
yang memiliki self efficacy tinggi
akan mencapai suatu kinerja
yang lebih baik karena individu ini memiliki motivasi yang kuat,
tujuan yang jelas, emosi yang stabil dan kemampuannya untuk
memberikan kinerja atas aktivitas atau perilaku dengan sukses.
Berbeda dengan individu
dengan self efficacy rendah yang akan
cenderung tidak mau berusaha atau lebih menyukai kerjasama
dalam situasi yang sulit dan tingkat kompleksitas tugas yang tinggi.
Instrumen skala ini disusun
untuk mengungkapkan
seberapa besar tingkat efikasi diri pada mahasiswa dengan subjek
mahasiswa program studi Bimbingan Konseling Islam Fakultas
Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
B. Pengembangan Instrumen Skala Psikologis
Self
efficacy sebagai
Bandura (2001) mendefinisikan
keyakinan manusia pada kemampuan mereka
untuk melatih
sejumlah ukuran pengendalian terhadap fungsi diri mereka dan
kejadian-kejadian lingkungannya, dan ia juga yakin bahwa self
efficacy
adalah fondasi keagenan manusia. Self efficacy secara
160 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
umum merupakan keyakinan individu dalam menghadapi dan
menyelesaikan masalah yang dihadapinya diberbagai situasi serta
kemampuan menentukan tindakan dalam menyelesaikan tugas atau
masalah tertentu, sehingga individu tersebut mampu mengatasi
rintangan dan mencapai tujuan yang diharapkan. Skala self efficacy
ini disusun berdasarkan teori Bandura yang terdiri dari tiga aspek
yaitu: level (mangnitude), kekuatan (strength),
dan generalisasi
(generality).
Maka dari
itu pengembangan
instrument
ini
dikembangkan berdasarkan aspek-aspek tersebut dengan kisi-kisi
sebagai berikut:
Variabel
Self
Efficacy
pada
Mahasis
wa
Aspek
Level
(mang
nitude)
Indikato
r
Deskript
or
Keyakina
n
individu
dalam
menghad
api
tantangan
dalam
mencapai
suatu
tujuan
Keyakina
n
terhadap
kemampu
an dalam
mengamb
il
tindakan
yang
diperluka
n untuk
mencapai
suatu
hasil
Keyakina
n
terhadap
kemampu
an yang
dimiliki
untuk
mengatasi
hambatan
dalam
Nomor item
Favor Unfavo
able
rable
Jum
lah
1, 23
12, 14,
35
5
8, 46
6, 17, 29
5
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
| 161
tingkat
kesulitan
tugas
yang
dihadapi
Memiliki
pandanga
n yang
positif
terhadap
11, 33
tugas
yang
dikerjaka
n
Mampu
menyikap
i situasi
dan
7,16,2
kondisi
8, 39,
yang
43,
beragam
dengan
sikap
Keyakina
positif
n
Menggun
individuakan dalam
pengalam
Genera menghad
an hidup
lisasi
api
sebagai
21, 24,
(Gener tantangan
suatu
25, 32,
ality)
melalui
langkah
38
aktivitas
untuk
tertentu
mencapai
keberhasil
an
Menampil
18, 27,
kan sikap
36, 37
yang
162 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
4, 20
4
10, 13,
15, 19,
49
10
28,
6
9, 26, 40
7
menunjuk
an
keyakinan
diri pada
seluruh
tuntutan
tugas atau
suatu
permasala
han
Kemampu
an
memotiva
Kekuat
an
(streng
th)
si diri
untuk
melakuka
n suatu
Tingkat
tindakan
keyakina Keyakina
n
n untuk
individu
mendapat
terhadap
kan apa
kekuatan
yang
dimilikin
ya dalam
menghad
api
tantangan
Jumlah
yang
diinginka
n melalui
kerja
keras
Memiliki
komitmen
untuk
menyeles
aikan
tugas
akademik
dengan
baik
22
42
2
2, 31,
47
30, 48,
50
6
3, 41,
45
5, 34
5
26
24
50
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
163
C. Item Pernyataan dan Reliabilitas
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Pernyataan
Saya memiliki target dan tujuan
yang akan saya perjuangkan dengan
sungguh-sungguh
Agar
lebih
dapat
memahami
pelajaran saya berusaha mencari
referensi lain
Saya baru akan mengerjakan tugas
ketika sudah mencapai batas waktu
Kadang saya merasa ragu terhadap
tugas yang saya kerjakan
Saya belajar hanya ketika akan ada
ujian
Saya
mudah menyerah
saat
mengalami beberapa kesulitan
Sesulit apapun tugas yang diberikan
saya yakin mampu mengerjakannya
Saya mampu mencari aktivitas lain
untuk mengabaikan
rasa frustasi
karena tugas yang banyak
Kurang mampu bagi saya
untuk
menciptakan suasana yang nyaman
ketika belajar
Saya
kesulitan
menggunakan
langkah
yang
tepat
dalam
menyelesaikan tugas
Saya mengerjakan tugas dengan
percaya diri
Saya akan mencapai target yang
belum tercapai, meskipun dengan
cara yang tidak baik
Daripada membaca buku saya lebih
suka jalan-jalan
Setelah lulus saya tidak yakin dapat
mewujudkan cita-cita saya
Saya hanya bisa mengerjakan tugas
Jawaban
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
164 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
ketika mood sedang baik
Saya selalu berusaha mengisi waktu
dengan hal-hal yang positif
Ketika merasa lelah dan kurang
sehat
saya
tidak
mampu
menyelesaikan tugas
Saya
mampu
segera
bangkit
meskipun
gagal
dalam
tugas
sebelumnya
Ketika
mengerjakan
tugas saya
selalu meminta bantuan teman
Saya merasa cara belajar saya
menghasilkan IPK yang memuaskan
Saya mengambil pelajaran
dari
pengalaman
saya
dalam
mengerjakan tugas
Saya yakin
keberuntungan akan
berpihak jika kita mengerjakan tugas
dengan baik
Untuk mewujudkan apa yang saya
inginkan saya memiliki optimism
yang tinggi
Belajar mengerjakan
tugas yang
sulit akan melatih kemampuan
saya
agar lebih berprestasi
Keberhasilan
teman
akan
memotivasi saya
agar berhasil
melakukannya juga
Saya kurang mampu berfikir positif
untuk
tetap
mempertahankan
motivasi dalam mencapai target nilai
Saya berusaha menjaga emosi agar
tidak
mempengaruhi
semangat
dalam belajar
Saya tidak mampu mengejar materi
yang tertinggal
Saya
tidak
mampu mengatasi
kekecewaan apabila
salah dala,
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
165
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
mengerjakan tugas
Dalam mengerjakan tugas saya
malas
untuk
mencari
sumber
referensi
Melalui kerja keras saya yakin apa
yang saya inginkan dapat tercapai
Ketika mengerjakan tugas saya tidak
akan mengulangi kesalahan yang
terjadi sebelumnya
Setelah menyelesaikan tugas saya
selalu melakukan evaluasi agar lebih
baik
Tugas yang diberikan kepada saya
mustahil
bila
saya
mampu
mengerjakannya dengan baik
Saya belajar hanya ketika aka nada
ulangan
Saya tetap bersemangat
ketika
kesulitan dalam mengerjakan tugas
Ketika merasa lelah saya megingat
orang tua
untuk membangkitkan
semangat saya kembali
Ketika mendapat nilai jelek saya
merasa takut
Saya mampu untuk
tidak berlarutlarut dalam masalah
Menghadapi kehidupan yang penuh
dengan rintangan merupakan
hal
yang sulit bagi saya
Saya mempunyai skala
prioritas
untuk menyelesaikan tugas kuliah
Lebih baik saya menyerah daripada
harus mengerjakan tugas yang sulit
Saya fokus terhadap apa yang saya
pelajari
Saya tidak paham terhadap materi
yang disampaikan dosen kepada
saya
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
166 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
45
46
47
48
49
50
Saya mampu untuk menyelesaikan
tugas
sebelum
batas
waktu
ditentukan
Jika materi yang disampaikan dosen
kurang saya pahami saya akan
bertanya kembali
Setelah belajar saya merasa lebih
baik dari sebelumnya
Ketika merasa bosan dalam kuliah
saya sering keluar dari kelas
Saya tidak
pernah merangkum
materi yang telah disampaikan oleh
dosen
Saya suka
memilih-milih dosen
dalam mengerjakan tugas
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Alpa Cronbach’s = 0,770 ; Sampel = 38 Orang
D. Klasifikasi Item Shahih dan Item Gugur
Melalui analsisi SPSS.20 dapat diklasifikasikan bahwa sebaran
item gugur dan item shahih sebagai berikut:
Item Pernyataan
Jumlah
Item Shohih
1,2,4,5,6,7,9,10,11,12,
13,14,15,18,19,21,23,
24,25,26,27,28,30,31,
32,33,34,35,37,42,45,
48,49,50.
34
Item gugur
3,8,16,17,20,22,29,36,
38,39,40,41,43,44,46,
47.
16
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
167
E. Penutup
Berdasarkan uji coba yang dilakukan penulis, dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Instrumen Skala Tingkat Self
Efficacy
(Penilaian diri)
Mahawiswa Bimbingan Konseling Islam dapat digunakan untuk
khalayak umum untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat
penilaian diri mahasiswa Bimbingan dan Konseling Islam
terhadap dirinya sendiri.
2. Instrumen ini dapat digunakan untuk pengukuran dalam rangka
pengukuran data karena reliabilitas instrument mendekati angka
1 yaitu 0,770
168 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
25. Instrument Skala Konformitas Mahasiswa Dalam Mengerjakan
Tugas Oleh: Rahmadyah Dewi Pangesti (rahmadyahdewi@gmail.com)
Profesional Judgement: Nailul Falah, S.Ag., M.Si.
A. Pengantar
Dalam tindakan manusia berbeda dengan makhluk lain seperti
binatang. Jika dalam keseharian binatang biasanya menggunakan naluri
untuk mencari makan, minum, dan untuk memenuhi seksualnya berbeda
dengan manusia. Manusia memenuhi kebutuhan dan tindakantindakannya yang didasari oleh akal dan pikiran. Akal berhubungan
dengan kemampuan untuk memilah tingkah laku agar dapat memprediksi
peristiwa dan bahaya apa yang akan mengancamnya kedepannya.
Ketika seseorang mengubah sikap dan tingkah laku mereka
agar sesuai dengan norma, jadi seseorang yang mengubah perilaku
dari yang buruk menjadi ke yang lebih baik sesuai dengan norma
yang ada disebut dengan konformitas. Seperti adanya mahasiswa
yang malas terus melihat teman-temannya semangat mengerjakan
tugas maka dia termotivasi untuk rajin mengerjakan tugas.
B. Pengembangan Instrumen Skala Psikologi
Menurut (Sears, 2004) konformitas adalah suatu situasi dimana
seseorang berusaha menyesuaikan dirinya dengan keadaan di dalam
kelompok sosialnya karena individu merasakan ada tuntutan, tekanan
atau desakan untuk mengerjakan tugas. Skala konformitas mahasiswa
dalam mengerjakan tugas berdasarkan teori Sears di atas terdapat tiga
aspek yaitu: aspek kekompakan, aspek kesepakatan dan aspek
ketaatan. Sebagai kisi-kisi berikut ini:
Variabel
Aspek
Konformit
as
Mahasisw Kekompak
a dalam
Mengerjak
an Tugas
an
Indikator
Penyesuaian
mahasiswa
dalam
mengerjakan
tugas.
No. Item
Deskriptor Favou Unfav Juml
rable orable ah
Interaksi
mahasiswa
dengan
dosen dalam
mengerjaka
n tugas.
1
2
2
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
169
Interaksi
mahasiswa
dengan
teman
3, 40
dalam
mengerjaka
n tugas.
Perhatian
mahasiswa
dalam
mengerjakan
tugas.
Adanya
pemahaman
individu
6, 39
terhadap
kelompok.
Menghargai
hasil karya 8, 38
teman.
Mampu
terbuka
dengan
9, 33
Kepercayaan diri mahasiswa
lain.
mahasiswa
Keyakinan
dalam
terhadap
mengerjakan tugas yang 12, 37
tugas
telah dibuat.
4, 31
4
5
3
7
3
10
3
11
3
Meyakini
kemampuan 14, 35 13, 32
diri sendiri.
Kesepakatan
anggota
Kesepakat
an
Tidak adanya
perbedaan
pendapat lagi
kelompok 15, 18
dalam
mengerjaka
n tugas.
Mahasiswa
dapat
17
menyelesaik
an tugas
170 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
4
2
16
2
Kecurangan
mahasiswa
dalam
mengerjakan
tugas
yang
diinstruksik
an dosen.
Melakukan
plagiat
dalam
mengerjaka
n tugas.
Mengerjaka
n tugas
tanpa
mencantum
kan
referensi.
20
19
2
21, 22
2
Mengerjaka
n tugas
secara
23
24
bertahap
Berorientasi
agar tidak
pada tujuan menumpuk.
Ketaatan
Mengerjaka
n tugas
25 26, 34
dengan
maksimal.
Dalam
mengerjaka
n tugas
mahasiswa
27
28
mencari
berbagai
Sarana mencari referensi.
penyelesaian
Dalam
mengerjaka
n tugas
mahasiswa 29, 36 30
melakukan
diskusi
terlebih
2
3
2
3
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
171
dahulu.
Jumlah
22
18
40
C. Item Pernyataan dan Reliabilitas
No.
Pernyataan
Jawaban
1.
Saat mengerjakan tugas yang belum saya
mengerti, saya menanyakannya kepada SS
dosen.
S
TS STS
2.
Saya mengerjakan tugas sepemahaman
saya, tanpa menyakan lebih jelas kepada SS
dosen.
S
TS STS
3.
Saya membantu teman saya mengerjakan SS
tugas, jika dia merasa kesulitan.
S
TS STS
4.
Saya acuh terhadap teman yang belum
bisa mengerjakan tugas.
SS
S
TS STS
5.
Saya keberatan jika harus menyamakan SS
perilaku dengan teman-teman.
S
TS STS
6.
Saya percaya teman-teman memberikan SS
yang terbaik bagi saya.
S
TS STS
7.
Bagi saya pendapat teman-teman tidak SS
penting.
S
TS STS
8.
Teman-teman adalah sumber informasi SS
yang saya percaya.
S
TS STS
9.
Saat mengerjakan tugas kelompok saya
terlibat aktif dalam tugas kelompok.
SS
S
TS STS
10. Bagi saya kesamaan dengan teman SS
merupakan hal yang wajib.
Saya ragu-ragu apabila mengerjakan tugas
11. sendirian.
SS
S
TS STS
S
TS STS
12. Saya lebih percaya diri jika mengerjakan SS
tugas bersama teman-teman.
Saya merasa takut jika tugas saya tidak
13. diterima dosen.
SS
S
TS STS
S
TS STS
14. Saya tidak terpengaruh apabila teman saya SS
sudah mengumpulkan tugas terlebih
S
TS STS
172 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
dahulu.
Saya pernah membuat janji dengan teman
15. untuk mengerjakan tugas bersama.
SS
Saya sepakat dengan teman-teman
16. sebelum menyelesaikan tugas pergi SS
refreshing dan shopping.
S
TS
STS
S
TS
STS
17. Saya mSenyelesaikan tugas sesuai dengan SS
instruksi dosen.
Saya merasa sebal jika ada teman yang
18. mengajak saya menunda mengerjakan SS
tugas.
S
TS
STS
S
TS
STS
19. Saya curang dalam mengerjakan tugas SS
seperti plagiat.
Menurut saya kejujuran yang terpenting
20. dalam mengerjakan tugas.
SS
S
TS
STS
S
TS
STS
21. Saya tidak pernah mencari buku saat SS
mengerjakan tugas.
Internet adalah segalanya bagi saya dalam
22. mengerjakan tugas.
SS
S
TS
STS
S
TS
STS
23. Setelah dosen memberikan tugas saya SS
langsung mengerjakannya.
Saya mengerjakan tugas satu hari sebelum
24. batas akhir pengumpulan.
SS
S
TS
STS
S
TS
STS
25. Saya
bersungguh-sungguh
dalam SS
mengerjakan tugas.
Saya mau mengerjakan tugas jika ada
26. keinginan saja.
SS
S
TS
STS
S
TS
STS
S
TS
STS
S
TS
STS
S
TS
STS
S
TS
STS
S
TS
STS
Sebelum mengerjakan tugas saya mencari
27. referensi terlebih dahulu.
SS
28. Saya acuh jika saya kesulitan dalam SS
mengerjakan tugas.
Saya
mengadakan diskusi sebelum
29. mengerjakan tugas kelompok.
SS
30. Saya berani menentukan bagian saya SS
sendiri dalam tugas kelompok.
31. Saat mengerjakan tugas dengan teman, SS
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
173
saya merasa sering dibully.
Saya banyak mengandalkan teman-teman
32. dalam mengerjakan tugas.
SS
S
TS
STS
33. Saya senang menjalani tuntutan saya SS
sebagai mahasiswa.
S
TS
STS
34. Saya putus asa jika salah satu nilai saya SS
jelek.
S
TS
STS
35. Saya berharap IPK saya akan meningkat SS
sampai semester akhir.
S
TS
STS
S
TS
STS
S
TS
STS
S
TS
STS
S
TS
STS
S
TS
STS
Menurut saya kegiatan berdiskusi adalah
36. hal yang menyenangkan.
SS
37. Saya merasa bangga jika saya dapat SS
mengerjakan tugas sendiri.
Saya menghargai karya teman dengan cara
38. tidak menyontek.
SS
Saya acuh terhadap anggapan teman39. teman tentang diri saya.
SS
Saya mudah termotivasi melihat jika
40. melihat teman-teman mengerjakan tugas. SS
Alpha Cronbach’s = 0,824 ; Sampel = 40 orang
D. Klasifikasi Item Shahih dan Item Gugur
Item Sohih
Item Gugur
1, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 14, 15,
Item Pernyataan
Jumlah
2, 5, 10, 11, 12, 13, 16,
17, 19, 20, 21, 23, 24, 25, 18, 22, 29, 30, 35, 36, 38,
26, 27, 28, 31, 32, 33, 34,
39
37, 40
25
15
E. Penutup
Mahasiswa adalah sebutan bagi orang yang sedang
menempuh pendidikan tinggi di sebuah perguuan tinggi. Mahasiswa
juga berasal dari berbagai daerah. Instrumen ini digunakan untuk
mengukur konformitas mahasiswa dalam mengerjakan tugas di
berbagai universitas baik swasta maupun negeri.
174 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
26. Instrumen Skala Penyesuaian Diri Pada Mahasiswa
Rantau Oleh : Bella Nur Fadilah (bnrfdlh@g mail.com)
Professional Judgement : Zaen Musyrifin, S.Sos.I., M.Pd.I.
A. Pengantar
Schneiders (1964) mengatakan bahwa penyesuaian diri merupakan
suatu proses yang melibatkan respon-respon mental serta perbuatan
individu dalam upaya mengatasi dan menguasai kebutuhan-kebutuhan
dalam dirinya, ketegangan-ketegangan, frustrasi, dan konflik-konflik
dengan memperhatikan norma atau tuntutan lingkungan di tempat individu
tinggal. Menurut Sunarto dan Hartono (2008) individu yang mampu
melakukan penyesuaian diri akan mampu melakukan penyesuaian
dengan menghadapi masalah secara langsung, mampu melakukan
penyesuaian dengan cara eksplorasi (penjelajahan), mampu melakukan
penyesuaian dengan cara trial and error, mampu melakukan penyesuaian
dengan substitusi (mencari pengganti), mampu melakukan penyesuaian
diri dengan menggali kemampuan diri, mampu melakukan penyesuaian
dengan belajar, mampu melakukan penyesuaian dengan perencanaan
yang cermat, dan mampu melakukan penyesuaian dengan inhibisi serta
pengendalian diri. Seseorang yang memiliki penyesuaian diri yang baik
akan memiliki emosi yang cenderung stabil, menyadari penuh siapa
dirinya, menerima dan mengenali kelebihan maupun kekurangan yang
ada pada dirinya dan mampu belajar dari pengalaman.
B. Pengembangan Skala Psikologis
Penyesuaian Diri Pada Mahasiswa Rantau ini dapat diukur
berdasarkan skala penyesuaian diri disusun berdasarkan teori
Atwater dengan aspek-aspek sebagai berikut :
1. Aspek Penyesuaian Diri
2. Aspek Penyesuaian Sosial.
Variable
Aspek
Indikator
Penyesuaia
Apek
Penerima
Deskript
No. Item
Juml
or
Favor
able
Unfav
orable
Ah
Mengetah
1,5,26
8,15,3
6
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
175
n Diri pada
Mahasiswa
Rantau
penye
suaian
diri
Apek
penye
suaian
sosial
an
individu
terhadap
diri
sendiri
ui
kelemaha
n dan
kelebihan
yang
dimiliki
4
Mampu
menerima
kenyataan
Percaya
diri
terhadap
kondisi
diri
sendiri
3,19,4
4
18,45
5
Mampu
mengontr
ol diri
sendiri
Dapat
mengontr
ol
perilaku
diri
sendiri
10,21,
40
12,17,
39
6
Mampu
mengarah
kan diri
sendiri
Dapat
mengarah
kan diri
sendiri
dan
menjauhi
hal
negatif
13,33,
31,14,
38
22,28
7
Memiliki
hubungan
interperso
nal yang
baik
Memiliki
hubungan
interperso
nal yang
baik
4,20,3
2,35,4
2
23,25,
36
8
Memiliki
simpati
pada
orang lain
Dapat
membant
u orang
lain
dalam
7
176 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
1
menghada
pi
kesulitan
Mempu
mengharg
ai orang
lain
Dapat
mengharg
ai orang
lain
9,30,4
1
29,37
5
Ikut
berpartisi
pasi
dalam
kelompok
Dapat
ikut
berpartisi
pasi aktif
dan
mengikuti
kegiatan
2,6,43
24
4
Mampu
bersosiali
sai
dengan
baik
sesuai
norma
yang ada
Dapat
bersosiali
sasi baik
dengan
lingkunga
n sekitar.
11
16,27
3
27
18
45
Jumlah
C. Item Pernyataan dan Reliabilitas
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Pernyataan
Saya mengetahui kelemahan yang saya
miliki
Saya senang mendapatkan banyak
pengalaman
Saya percaya diri terhadap kondisi saya
saat ini
Saya memiliki hubungan pertemanan
yang baik
Saya mengetahui kelebihan yang saya
Jawaban
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
177
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
miliki
Saya selalu ikut berpartisipasi aktif dan
mengikuti kegiatan di kampus
Saya lebih mementingkan perasaan
teman saya dari pada diri saya sendiri
Saya tidak mengetahui kelemahan yang
saya miliki
Saya mampu menghargai perasaan
orang lain
Saya dapat mengontrol perilaku saya
sendiri
Saya mampu bersosialisasi dan menjalin
hubungan baik dengan orang lain
Saya tidak dapat mengendalikan diri
saya sendiri
Saya percaya diri dapat menyelesaikan
suatu pekerjaan dengan baik
Saya tipe orang yang mudah bergaul
Saya tidak mengetahui kelebihan yang
saya miliki
Ketika bertemu dengan orang yang baru
saya kenal, sulit bagi saya untuk
berinteraksi
Saya belum bisa mengontrol kebiasaankebiasaan buruk yang orang lain tidak
mengetahuinya
Saya dapat mengarahkan diri sendiri dan
menjauhi hal yang negatif
Saya senang berada lingkungan baru
Saya selalu diterima oleh teman-teman
di lingkungan tempat saya tinggal
Saya dapat mengendalikan tujuan hidup
saya
Lebih baik saya berada di kost atau
asrama seharian daripada saya harus
bertemu dengan teman-teman
Saya merasa tidak dekat dengan temanteman saya, meskipun setiap hari
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
178 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
bersama mereka
Saya tidak suka berada di tempat ramai
Saya tidak memiliki teman dekat di
kampus
Saya selalu optimis dengan kemampuan
saya
Saya tidak suka berada dilingkungan
kampus
Saya merasa minder ketika mengetahui
kelebihan orang lain
Saya tidak dapat menerima pendapat
orang lain yang tidak sependapat dengan
saya
Saya mampu menerima pendapat orang
lain
Saya mampu membedakan kebutuhan
yang harus saya penuhi terlebih dahulu
dengan kebutuhan yang lain
Saya mampu mentaati peraturanperaturan yang diterapkan kampus
Saya mampu bangkit dari keterpurukan
karena saya yakin pada diri saya
Saya tidak bisa menerima kekurangan
yang saya miliki
Saya berinteraksi dengan orang lain
tanpa melihat perbedaan
Saya merasa tidak nyaman berada
diantara teman-teman saya
Saya kurang tertarik untuk mengobrol
dengan teman kos/kontrakan
Jika menghadapi masalah saya akan
menyelesaikannya sampai tuntas
Saya cenderung terburu-buru dalam
mengerjakan sesuatu
Saya mampu memprioritaskan apa yang
akan saya lakukan sekarang
Saya sering bertegur sapa dengan teman
kos/kontrakan setiap bertemu
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
179
42. Saya diterima dengan baik oleh orangorang disekitar saya
Saya aktif mengikuti kegiatan organisasi
43.
kemahasiswaan di kampus
Saya bertanggung jawab ketika saya
44.
berbuat kesalahan
Saya kurang mampu bertanggung jawab
45.
ketika saya berbuat kesalahan
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Alpha Cronbach’s = 0,850 ; Sampel = 68 Orang
D. Klasifikasi Aitem Shahih dan Aitem Gugur
Melalui analisis SPSS.15 dapat diklasifikasikan bahwa
sebaran aitem gugur dan aitem shahih sebagai berikut :
Item Shohih
Item
Pernyataan
Jumlah
Item Gugur
2,3,4,11,13,14,17
19,22,23,24,25,26
27,28,29,30,33,35
36,37,38,40,41,42
43,44,45
1,5,6,7,8,9,10,12
15,18,20,21,29,31
32,34,39
28
17
E. Penutup
Berdasarkan uji coba yang dilakukan penulis dapat diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
1. Instrumen Skala Penyesuaian Diri Pada Mahasiswa Rantau
dapat digunakan untuk khalayak umum, untuk mengetahui
seberapa besar penyesuaian diri pada mahasiswa yang
sedang dalam jauh dari keluarga dan rumah.
2. Instrumen dapat digunakan untuk pengukuran dalam rangka
pengumpulan data karena semakin mendekati angka satu
menjadi sangat reliable.
180 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
27. Instrumen Skala Kemampuan Coping Stress pada Mahasiswa
BKI UIN Sunan Kalijaga
Oleh: Nadia Saphira (saphiranadia02@gmail.com)
Professional Judgement: A. Said Hasan Basri, S.Psi., M.Si.
A. Pengantar
Dalam penelitian dibutuhkan suatu instrumen pendukung agar
dapat mengetahui hal-hal yang abtrak. Skala ini dimaksudkan agar
dapat mengetahui kemampuan mahasiwa dalam mengatasi stress
yang dialaminya. Stress yang dialami mahasiwa dapat disebabkan oleh
macam-macam faktor. Skala ini mempunyai pengukuran semakin tinggi
jumlah skor yang didapat maka akan semakin baik mahasiswa dapat
mengatasi, menghilangkan, serta menghadapi stress yang dialaminya.
Stress dapat mempengaruhi semua kegiatan baik secara internal dan
ekternal mahasiswa. Coping adalah salah satu bentuk pengendalian
emosi yang memberikan treatmen-treatmen khusus untuk masalah
maupun stresss. Folkman & Lazarus (1980) mengatakan bahwa coping
merupakan sekumpulan pikiran dan perilaku yang dimiliki individu
dalam menghadapi situasi yang menekan. Coping pada dasarnya
menggambarkan proses aktivitas kognitif yang disertai dengan aktivitas
perilaku. Semua bentuk usaha seseorang untuk memecahkan dan
menghilangkan masalah dan tekanan.
B. Pengembangan Instrumen Skala Psikologis
Dalam skala ini terdapat beberapa teori yang bersangkutan
didalamnyaLazarus dan Folman membagi Coping menjadi dua macam
yaitu; Problem-focused coping adalah usaha untuk mengurangi stressor,
dengan mempelajari cara-cara atau keterampilan-keterampilan yang baru
untuk digunakan mengubah situasi, keadaan, atau pokok permasalahan
dan Emotional-focused coping adalah suatu masalah suatu usaha untuk
mengontrol respon emosional terhadap situasi yang sangat menekan.
Didalam Problem-focused coping terdapat beberapa jenis coping yaitu;
(1)Confrontative coping adalah Tingkat kemarahan yang cukup tinggi yang
cenderung mengambilan resiko dan dengan cara yang agresif. (2) Seeking
social support adalah Kenyamanan ikatan emosional dengan orang lain
dan butuhnya soppurt dari orang lain. (3) Planful problem solving adalah
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
181
berhati-hatu dan menganalisis perlahan dalam menentukan pemecahan
masalah. Dalam Emotional-focused coping juga terdapat beberapa jenis
pengelompokan yaitu: (1) Seeking social emotional support yaitu Mencoba
untuk memperoleh dukungan secara emosional maupun sosial dari orang
lain. (2) Distancing adalah Mengeluarkan upaya kognitif untuk melepaskan
diri dari masalah atau membuat sebuah harapan positif. (3) Escape
avoidance adalah Mengkhayal mengenai situasi atau melakukan tindakan
dan menghindar dari situasi yang tidak disukai. (4) Self control adalah
Mencoba untuk mengatur perasaan diri sendiri atau tindakan dalam
hubungannya untuk menyelesaikan masalah. (5) Accepting responsibility
adalah menerima untuk menjalankan masalah yang dihadapinya
sementara mencoba untuk memikirkan jalan keluarnya. (6) Positive
reappraisal, adalah yaitu mencoba untuk membuat suatu arti positif dari
situasi dalam masa perkembangan kepribadian dengan motivasi dan
melalui sifat religius. Dapat disimpulkan bahwa coping merupakan
kemampuan untuk menghilangkan, memecahkan, menghadapi, dan
mengatasi tekanan, tuntutan, masalah, juga problem yang dapat
menimbulkan frustasi dan stress dengan cara kognitif dan perilaku.
Variabel
Aspek
Indikator
Confronta
tive
coping
Proble
mfocuse
d
Seeking
social
Deskriptor
Menggunakan
kemarahan
untuk keluar
dari masalah.
Berani
mengambilan
resiko.
Melakukan
cara yang
agresif dalam
mengikapi
masalah yang
datang.
Mencari
dukungan dari
No Item
Favo Unfav
rable orable
Juml
ah
1
2, 3
3
4
5
2
6
7
2
8
9
2
182 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
coping
support
Coping
Stress
Planful
problem
solving
Seeking
social
emotional
support
Emoti
onalfocuse
d
coping
Distancin
orang lain.
Membicarakan
masalah dan
keluh kesah
terhadap orang
lain.
10
11
2
Berhati-hati
dalam
menghadapi
situasi
12
13
2
Memperhitung
kan dan
mengkaji
faktor yang
mempengaruhi
timbulnya
masalah.
14
15, 16
2
Mencoba
untuk
memperoleh
dukungan
secara
emosional dari
orang lain.
17,
18
19
3
22
3
25, 26
4
Mengeluarkan
upaya kognitif
untuk
melepaskan
diri dari
20,
g
masalah atau
membuat
sebuah
harapan
positif.
21
Escape
avoidance
Mengkhayal
mengenai
situasi atau
23,
24
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
183
melakukan
tindakan dan
menghindar
dari situasi
yang tidak
disukai
Self
control
Mencoba
untuk
mengatur
perasaan diri
sendiri atau
tindakan
dalam
hubungannya
untuk
menyelesaikan
masalah.
27,
28
29, 30
4
Accepting
responsibi
lity
Menerima
untuk
menjalankan
masalah yang
dihadapinya
sementara
mencoba
untuk
memikirkan
jalan
keluarnya.
31,
32
33
3
Positive
reapprais
al,
Mencoba
untuk
membuat suatu
arti positif dari
situasi dalam
masa
perkembangan
kepribadian
dengan
34,
35
36, 37
4
184 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
motivasi
Jumlah
22
18
40
C. Item Pernyataan dan Reliabilitas
No.
Pernyataan
Saya berani bernegosiasi dengan dosen
1. untuk mengurangi tugas yang berat.
SS
Saya merasa terbebani dengan tugas
2. kuliah yang diberikan dosen.
SS
Jawaban
3. Saya marah ketika dosen memberikan
tugas yang banyak.
Berani membuat keputusan sendiri dalam
4. menghadapi masalah.
5. Saya takut mengutarakan pendapat
6. Bersabar ketika terjadi masalah.
S
TS
STS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
SS
SS
S
S
S
TS
TS
TS
STS
STS
STS
7. Saya meluapkan amarah kepada benda SS
atau teman di sekitar.
Saya membutuhkan dorongan dari
8. keluarga dan teman dalam menghadapi SS
masalah.
S
TS
STS
S
TS
STS
9. Saya merasa sedih jika teman saya tidak SS
mengerti keadaan sulit yang saya miliki.
Saya merasa senang ketika orang lain
10 menanyakan keadaan saya.
SS
Saya kesal jika mempunyai teman yang
11 kurang peka.
SS
S
TS
STS
S
TS
STS
S
TS
STS
12 Saya orang yang waspada terhadap semua SS
kemungkinan.
Curiga kepada segala sesuatu yang
13 mungkin menimpa saya.
SS
Saya selalu menganalisis dan berfikir
14 terhadap segala sesuatu.
SS
S
TS
STS
S
TS
STS
S
TS
STS
15 Saya tidak peduli pandangan orang lain SS
terhadap saya.
Saya berfikir tanpa perhitungan dalam
16 mengambil keputusan.
SS
S
TS
STS
S
TS
STS
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
185
Saya selalu mencari kesempatan untuk
17 dilihat oleh dosen.
SS
Saya suka mencari perhatian kepada
18 teman sebaya
SS
S
TS
STS
S
TS
STS
19 Saya merasa selalu kurang dukungan dari SS
orang sekitar.
Saya berfikir positif dalam menghadapi
20 situasi sulit.
SS
Selalu berfikir segala sesuatu yang terjadi
21 ada hikmah yang terkandung di dalamnya. SS
S
TS
STS
S
TS
STS
S
TS
STS
22 Saya berfikir keras terhadap masalah yang SS
dihadapi.
S
TS
STS
23 Saya akan berusaha sebisa mungkin
menghadapi masalah yang datang.
Saya sering menghayal segala sesuatu
24 akan berjalan dengan baik.
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
25 Jika terjadi masalah, saya akan lari dan SS
menghindar.
S
TS
STS
26 Saya sering bermimpi semua tugas akan
segera selesai.
Menanamkan pikiran dan perilaku positif
27 terhadap diri sendiri.
Saya sudah mempertimbangankan
28 langkah-langkah tertentu agar tidak terjadi
masalah.
Saya merasa gelisah dan kesal jika ada
29 masalah
Saya gugup saat tugas yang diberikan
30 dosen belum selesai.
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
31 Saya selalu melihat dari sisi yang berbeda
dari hal yang saya tidak sukai.
Saya berfikir tenang ketika masalah
32 datang dan mencoba mengambil peluang
menyelesaikannya.
Saya pura-pura sakit ketika minggu
33 hapalan dan kuis.
Saya berusaha memotivasi diri sendiri
34 agar dapat keluar dan terhindar dari
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
186 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
masalah
35 Saya selalu semangat dalam menghadapi
tantangan baru.
Saya merasa terganggu dengan hal yang
36 baru disekitar saya.
Saya merasa cemburu ketika orang lain
37 mendapat nilai yang bagus, namun enggan
berusaha untuk mencapai titik yang sama
Memperbanyak doa dan shalat sunnat
38 menjelang UTS dan UAS.
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
39 Berserah diri kepada Allah ketika
SS
menghadapi cobaan dan masalah besar.
S
TS
STS
40 Saya selalu berharap dosen tidak
mewajibkan tugas observasi.
S
TS
STS
SS
Alpha Cronbach’s = 0,774 ; Sampel = 43 Orang
D. Klasifikasi Aitem Shahih dan Aitem Gugur
Melalui analisiss SPSS.15 dapat diklasifikasikan bahwa
sebaran aitem gugur dan aitem shahih sebagai berikut :
Item Shohih
Item Gugur
Item
Pernyataan
1, 2, 3, 5, 6, 9, 12, 14, 16,
19, 20, 21, 22, 23, 25, 27,
28, 31, 32, 33, 34, 35, 38,
39
4, 7, 8, 10, 11, 13, 15,
17, 18, 24, 26, 29, 30, 36,
37, 40
Jumlah
24
16
E. Penutup
Berdasarkan uji coba yang dilakukan penulis dapat diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
1. Instrumen Skala Tingkat Kemampuan Coping Stess pada
Mahasiswa dapat digunakan untuk khalayak umum untuk
mengetahui seberapa tinggi tingkat kemampuan coping stress pada
Mahasiswa
2. Instrumen dapat digunakan untuk pengukuran dalam rangka
pengumpulan data karena realiabilitas instrumen > 0,7 yaitu 0,774.
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
187
28. Instrumen Skala Kemandirian Siswa SMA Berbasis Pesantren
Oleh: Vita Almajati (vitaalmajati.241998@gmail.com)
Professional Judgment: Slamet, S.Ag, M.Si.
A. Pengantar
Menurut teori determinasi diri dari Ryan (1995) bahwa
kemandirian merupakan salah satu kebutuhan dasar psikologis
manusia (basic psychological need) yang menentukan tingkat
kepuasan dan kebahagiaan hidup sebagaimana didukung oleh hasil
penelitian Sheldon, Elliot, Keem, dan Kaser (2001).
Kemandirian (independent) atau perilaku mandiri (independent
behavior) sering disamakan dengan Autonomy. Menurut kamus The
Little Oxford (1997) kemandirian atau independent dimaknai sebagai
self governing, not depending on something else or other person. Di sini
kemandiriandapat diartikan sebagai mengatur sendiri (tindakantindakan yang dilakukan), tidak bergantung pada orang lain. Di
dalam konteks kebutuhan dasar psikologis manusia, menurut
pendapat Sheldon, Elliot, Keem, dan Kassier (2001).
Kemandirian disamakan dengan istilah otonomi (autonomy) dan
secara konsepsual didefinisikan sebagai: feeling like you are the cause of
your own actions rather than feeling that external forces or pressures are the
cause of your action (perasaan menentukan sendiri tindakan-tindakan
yang dilakukan, bukan karena paksaaan atau tekanan dari luar. Lebih
lanjut mereka merinci bahwa kemandirian tersebut mencakup tiga
kompon perilaku. Pertama, pilihan-pilihan yang dilakukan seseorang
sesuai dengan minat dan nilai yang dimiliki. Kedua, kebebasan
melakukan sesuatu menurut cara-caranya sendiri. Ketiga, pilihanpilihannya mengekspresikan siapa dia sebenarnya. Kemandirian atau
perilaku mandiri adalah kecenderungan untuk menentukan sendiri
tindakan (aktivitas) yang dilakukan dan tidak ditentukan oleh orang lain.
Aktivitas yang dimaksud dapat meliputi: berpikir, membuat keputusan,
memecahkan masalah; melaksanakan tugas dan tanggungjawab, memilih
aktivitas kegemaran. Pendek kata, orang yang mandiri adalah orang yang
hampir semua pikiran dan tindakan yang dilakukan ditentukan, diatur dan
dikendalikan oleh dirinya sendiri dan bukan oleh orang lain.
188 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
B. Pengembangan Instrumen Skala Psikologis
Kemandirian merupakan salah satu kebutuhan dasar psikologis
manusia (basic psychological need) yang menentukan tingkat kepuasan dan
kebahagiaan hidup kemampuan dalam menentukan pilihan dan
mengambil keputusan secara mandiri. Kemandirian perilaku mencakup
kemampuan untuk meminta pendapat orang lain jika diperlukan sebagai
dasar pengembangan alternatif pilihan, menimbang berbagai pilihan yang
ada dan pada akhirnya mampu mengambil kesimpulan untuk suatu
keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan. Kisi-kisi skala disusun
berdasarkan aspek-aspek kemandirian. Aspek-aspek tersebut antara lain:
1. Aspek Tingkat Kesadaran Diri,
2. Aspek Individualistis
3. Aspek Mandiri.
Variabel
Aspek
Aspek
Kesadar
an Diri
Indikator
Cenderun
g mampu
berfikir
alternativ
e
Kemandir
ian Siswa
Memikirk
an cara
mengarun
gi hidup
Deskriptor
Mampu
berfikir
secara
cepat
Mampu
mengeluark
an
argumentargumen
dalam
berpendapa
t
Mampu
menentuka
n apa yang
harus
dilakukan
dalam
kehidupan
No Item
Favor Unfav
able
orable
Juml
ah
1,2
3,4
4
5,6
7,8
4
11,12
9,10
4
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
189
Aspek
Individu
Memiliki
kesadaran
yang
Mampu
mengikuti
kegiatan
yang
sedang
dijalani
Mampu
mengidenti
fikasi
masalah
dalam
keidupan
Mampu
mengetahui
bagaimana
cara untuk
menyelesai
kan
masalah
Mampu
menyesuaik
an situasi
dalam
lingkungan
nya
Mampu
menjalanka
n
peranannya
dalam
segala
situasi dan
kondisi
Mampu
mengetahui
kelebihan
alis
lebih
kekurangan
Berorient
asi pada
pemecaha
n masalah
Berupaya
menyesua
ikan diri
terhadap
situasi
dan
peranan
13,14
15,16
4
17,18
19,20
4
21,22
23,24
4
25,26
27,28
4
29,30
31,32
4
33,34
35,36
4
190 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
tinggi
akan
individual
setiap
individu
is
Mampu
mengetahui
kualitas
dirinya
Memilik
rasa
toleransi
terhadap
diri sendiri
maupun
orang lain
Memiliki
rasa
solidaritas
terhadap
lingkungan
sekitarnya
Menjadi
lebih
toleran
terhadap
diri
sendiri
dan orang
lain
Aspek
Mandiri
Mampu
mengetah
ui apa
yang
menjadi
prioritas
yang
terbaik
dalam
dirinya
Mampu
menginte
grasi
nilai-nilai
yang
bertentan
gan dalam
kehidupan
37
38
2
39
40
2
41,42
43,44
4
Mampu
menempatk
an dalam
situasi
yang
dihadapiny
a
45
46
2
Mampu
mengetahui
nilai-nilai
yang buruk
dalam
kehidupann
ya
47
48
2
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
191
Bersikap
objektif
Mampu
dan
bersikap
realitas
apadanya
terhadap dan objektif
diri
dalam
sendiri
mengambil
maupun
keputusan
orang lain
Jumlah
49
50
2
25
25
50
C. Item pernyataan dan Reabilitas
No
Pernyataan
1.
Saya mampu berfikir secara cepat,
Saya selalu dapat memikirkan solusi
alternative walaupun dalam masalah
yang sulit
Saya merasa kurang cepat memahami
materi dalam bidang keagamaan di
asrama
Saya ada kesulitan dalam mendalami
ilmu agama di asrama
Saya suka melihat teman-teman saya
berdebat dengan argumen-argumennya
masing-masing
Saya suka mereview kembali materi agar
bisa lebih paham pada materi
Saya merasa kurang cepat dan tanggap
dalam bermain logika
Saya merasa kurang percaya diri jika
berbicara didepan banyak orang
Saya harus bersikap rajin membereskan
lingkungan kamar saya
Saya melakukan hal-hal kebersihan
dengan sendiri tanpa harus disuruh-
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
SS
Jawaban
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
192 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
suruh oleh ustad/dzah
11.
12
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22
23.
24.
25.
26.
27.
Saya merasa malas ketika melihat teman
saya bersikap santai
Saya suka berfikir lebih enak tinggal di
rumah dari pada di asrama
Saya lebih suka kegiatan keagamaan
dibanding olimpiade
Saya mampu mengerjakan kegiatan
pesantren dengan baik
Terkadang saya merasa bosan dengan
rutinitas di asrama
Saya kadang suka malas-malasan jika
sudah merasa lelah
Saya dapat mengidentifikasi apa
masalah yang saya hadapi
Saya dapat membaca masalah yang saya
hadapi, tanpa bantuan orang lain
Saya kurang tertarik ikut campur jika
teman saya memiliki masalah, karna itu
bukan urusan saya
Jika saya sedang stress, saya suka
marah-marah dengan lingkungan sekitar
saya
Saya dapat menyelesaikan masalah yang
saya hadapi, tanpa bantuan orang lain
Saya dapat membantu menyelesaikan
masalah teman-teman di asrama
Saya suka bingung harus berbuat apa
jika teman saya sedang curhat
Terkadang suka merasa aneh jika teman
saya bercerita sampai meneteskan air
mata
Saya mudah bergaul dengan temanteman satu asrama
Saya dapat mengikuti kegiatan yang ada
di asrama maupun luar asrama
Saya memiliki sifat yang tertutup dan
lebih senang menyendiri di asrama
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
193
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41
42
43
Saya hanya mengikuti kegiatan wajib
karena tidak terlalu suka berbaur dengan
yang lain
Saya dapat mengikuti situasi yang
sedang saya hadapi
Saya dapat bertanggungjawab atas
peranan dalam pesantren ataupun
masyarakat
Terkadang saya mudah kesal ketika saya
sudah lelah dengan kegiatan asrama
Saya lebih sering menyepelekan tugas
yang diberikan
Saya merasa bangga ketika saya mampu
bersaing dengan teman-teman dalam
konteks menghafal Qur'an di pesantren
Saya senang belajar bersama dengan
teman yang memiliki pengetahuan lebih
Saya merasa malu ketika terlambat
dalam berfikir
Saya tidak merasa terbebani dengan
hafalan Qur’an karena tidak memiliki
target dalam menghafal
Saya lebih nyaman melakukan kegiatan
pesantren yang yang menunjang hobby
saya
Terkadang saya merasa sulit mengukur
kualitas saya sampai mana
Saya merasa sedih ketika melihat teman
saya dimarahi oleh ustad ketika tidak
bisa menjawab pertanyaan
Saya lebih mementingkan diri sendiri
dari pada orang lain
Saya merasa senang ketika saya bisa
membantu teman di saat kesusahan
Saya akan membantu jika teman saya
merasakan kesulitan
Saat tidak terlalu memikirkan hidup
orang lain
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
194 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
44
45
46
47
48
49
50
Saya terkesan acuh pada permasalahan
teman dan lebih fokus pada kehidupan
pribadi saya
Saya dapat menempatkan diri pada
keadaan sekitar
Saya terkadang masih sulit untuk
membagi waktu antara belajar di asrama
maupun di SMA
Saya dapat mengidentifikasi hal-hal
buruk yang ada dalam diri saya dan
mencoba merubahnya
Terkadang saya merasa ingin keluar
malam seperti teman-teman yang lain
Saya sangat berhati-hati ketika
mengambil keputusan
Saya membutuhkan seseorang untuk
mengambil keputusan
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Alpha Cronbach’s : 0.794; Sampel 55 Orang
D. Klasifikasi item Shahih dan Gugur
Melalui analisis dapat diklasifikasi bahwa sebaran aitem
gugur dan aitem shahih sebagai berikut :
Item Shahih
Item Gugur
1, 2, 6, 7, 8, 10, 12, 13, 14, 15,
Item
3, 4, 5, 9, 11, 23, 26, 28, 30,
Pernyataan
32, 34, 36, 37, 38, 40, 41,
42, 43, 45, 47, 49
16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 24,
25, 27, 29, 31, 33, 35, 37, 39,
44, 46, 48, 50
Jumlah
20
30
E. Penutup
Penyusuan skala ini dimaksudkan untuk mengukur tingkat
kemandirian siswa SMA berbasis pesantren. Berdasarkan uji coba
yang dilakukan penulis dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
Instrumen dapat digunakan untuk pengukuran dalam rangka
pengumpulan data karena reabilitas intrumen yaitu 0,794.
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
195
29. Instrumen Skala Tingkat Kematangan Karir bagi Mahasiswa
Akhir Oleh : Eka Susanti (ekasusanties21@gmail.com)
Professional judgement : Nailul Falah, S.Ag., M.Si.
A. Pengantar
(Super, 1990 dalam Creed, Patton dan Prodeaux 2007)
mengemukakan, kematangan
karir merupakan kesiapan dan
kapasitas individu dalam menangani tugas-tugas perkembangan
terkait dengan keputusan
karier. Kematangan
karir akan
mempengaruhi dalam melakukan pengambilan keputusan terkait
karir yang diminati.
Penyusan instrument skala tingkat
kematangan karir
dimaksudkan untuk mengukur tingkat kematangan karir mahasiswa
akhir. Instrument ini disusun berdasarkan aspek aspek tingkat
kematangan karir mahasiswa yang dikemas dalam bentuk indikatorindikator tingkat kematangan karir mahasiswa akhir. Semakin
tinggi tingkat kematangan karir mahasiswa maka semakin tinggi
nilai yang diperoleh.
B. Pengembangan instrument skala psikologis
Skala kematangan karir disusun berdasarkan teori Donald E.
Super (Sharf, 1992), yang menyatakan bahwa kematangan karir
remaja dapat diukur dengan aspek aspek dan indikator sebagai
berikut: (1) Perencanaan karir (career planning), (2) Eksplorasi karir
(career exploration), (3) Pengetahuan (informasi) tentang dunia kerja
(world of work information), (4) Pengetahuan tentang kelompok
pekerjaan yang lebih disukai (knowledge of preferred occupational
group), (5) Decision making.
Variabel
Aspek
Indikator
Deskrip
tor
Nomer Item
Favor
able
196 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
Unfav
orable
Juml
ah
Aspek
Perenca
naan
karir
(career
plannin
Memiliki
wawasan
dan
perencanaa
n karir
dimasa
depan
Dapat
Menent
ukan
karir
masa
depan
4,8,10
5,9,16
6
6,7
3,12
4
Kemam
puan
Tingkat
Kematang
an Karier
individu
Mahasisw
untuk
melakuk
an
pencaria
n
informa
si karir
dari
berbagai
sumber
a Akhir
Mampu
memanfaat
kan
informasi
karir untuk
memperole
h pekerjaan
Eksplor
asi karir
(career
explorat
ion).
karir,
seperti
kepada
orang
tua,
saudara,
kerabat,
teman,
guru
bidang
studi,
konselor
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
197
sekolah,
dan
sebagain
ya
Mengetahui
informasi
Pengeta
seputar
huan
dunia kerja,
(inform
seperti
asi)
tugas-tugas
tentang
pekerjaan
dunia
dalam suatu
kerja
jabatan dan
(world
perilakuof work
perilaku
informa
dalam
Mengeta
hui jenis
karir
yang
sesuai
dengan
minat
atau
program
studi
yang
dipelajar
i
17, 18
198 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
13,23
4
tion).
bekerja
Mengeta
hui
kompete
nsi
untuk
memasu
ki
pekerjaa
n
Prospek
karir di
masa
depan
Pengeta
huan
Mengetahui
tentang
bidang
kelomp
minat dan
ok
kemampua
pekerjaa n karir diri.
n yang
lebih
disukai
(knowle
dge of
preferre
d
occupat
ional
group).
Mengeta
hui karir
yang
14,15
11, 28
4
19,29
25,47
4
32,
45,48,
41,46
49
26,30,
27,33,
6
cocok
dengan
kemamp
uan diri.
Mampu
mengidenti
Memper
siapkan
fikasi
resikoresiko yang
mungkin
diri dari
segala
resiko
yang
muncul dari
mungki
6
39,
42
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
199
pekerjaan
yang
diminati
Decisio
n
making
n
muncul
dari
pekerjaa
n yang
dipilih
.
Individu
memiliki
kemandiria
n, membuat
pilihan
pekerjaan
yang
sesuai
dengan
minat dan
kemampua
n
Mampu
menentu
kan
pekerjaa
n yang
sesuai
dengan
minat
dan
kemamp
uan
20,22,
31
21,24,
34
6
1,35,4
3
2,36,4
4
4
Mampu
menggunak
an metode
dan prinsip
pengambila
n keputusan
untuk
menyelesai
kan
Mampu
membua
t
keputus
an
dengan
baik
200 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
masalah
pekerjaan
Mampu
menyele
saikan
masalah
dengan
baik
37,50
Jumlah
25
40,38
25
4
50
C. Item pernyataan dan kategorisasi
No
Pernyataan
1.
Saya
berusaha
untuk
mempertimbangkan baik buruknya
keputusan yang akan saya ambil dalam
merencanakan karir.
Jawaban
SS
S
TS
STS
2. Saya memutuskan karir saya tanpa
pikir panjang.
SS
S
TS
STS
3. Saya tidak mengontak teman untuk
mendapatkan informasi pekerjaan.
Saya membuat perencanaan untuk
4. karir saya nanti setelah lulus
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
5. Saya masih bingung tentang karir saya SS
setelah lulus.
S
TS
STS
6. Saya aktif mencari informasi tentang
SS
pekerjaan dari berbagai sumber
S
TS
STS
Saya aktif menghubungi teman dan
7. kerabat untuk mendapatkan informasi SS
pekerjaan
S
TS
STS
8. Saya menargetkan kapan saya lulus
SS
S
TS
STS
9. Saya tidak memiliki target kapan saya
lulus
Saya mengenali betul apa yang
10. menjadi minat saya ke depannya
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
201
Kompetensi tidak diperlukan dalam
11. mencari kerja, yang penting ada
koneksi
Saya tidak mencari informasi tentang
12. pekerjaan
Yang penting mendapatkan pekerjaan,
13. tidak perlu sesuai latar belakang
pendidikan yang dipelajari atau
kemampuannya
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
17. Dalam memilih karir harus sesuai SS
dengan latar belakang pendidikan
Agar dalam bekerja nyaman maka
18. pemilihan pekerjaan harus sesuai SS
minat dan kemampuan
S
TS
STS
S
TS
STS
19. Ketika memilih suatu karir harus
memperhatikan prospek di masa depan
SS
S
TS
STS
20. Saya memilih karir sesuai dengan
minat dan bakat saya
Lingkungan mempengaruhi karir yang
21. saya pilih
Minat terhadap suatu pekerjaan sangat
22. mendukung keberhasilan kerja
Dalam
memilih
karir
tidak
mempertimbangkan latar belakang
23. pendidikan yang selama ini diperoleh,
yang penting kerja dan mendapat gaji
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
24. Keberhasilan kerja diraih dengan kerja SS
keras, tidak perlu minat
S
TS
STS
25. Prospek pekerjaan bukan menjadi SS
pertimbangan dalam memilih karir
26. Saya mengikuti pelatihan untuk
SS
S
TS
STS
S
TS
STS
14. Untuk memasuki pekerjaan tertentu
memerlukan kompetensi
Kadang suatu pekerjaan memerlukan
15. pencari kerja yang memiliki
kemampuan khusus
Saya tidak mengetahui apa yang
16. menjadi minat saya kedepannya
202 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
meningkatkan bakat kemampuan
dalam bekerja.
Saya tidak pernah mengasah
27. kemampuan dan bakat dalam bekerja
saya.
Semua orang bisa bekerja tanpa
28. memiliki kemampuan khusus
Prospek karir sekarang menentukan
29. karir dimasa depan
Pengetahuan akan pekerjaan dapat
membantu saya dalam mengatasi
30. permasalahan yang muncul pada saat
bekerja
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Pendidikan dan pengetahuan saya
31. sesuai dengan bidang pekerjaan SS
yang saya pilih
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
33. Saya
mengatasi
permasalahan SS
pekerjaan semampu saya
S
TS
STS
S
TS
STS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Pengalaman kerja tidak berpengaruh
40. dengan karir selanjutnya
SS
S
TS
STS
Saya menyesuaikan karir yang saya
32. pilih dengan kemampuan saya
Pekerjaan yang saya pilih
34. bertentangan dengan pengetahuan SS
yang saya miliki
Saya memutuskan karir saya dengan
35. matang
SS
36. Kerja dimana saja yang penting
memiliki pekerjaan dan mendapat gaji
pengalaman
meningkatkan
37. kemampuan untuk
menyelesaikan
pekerjaan
Saya tidak bisa
menyelesaikan
38. masalah sendiri
Saya siap menghadapi dunia kerja
39. dengan segala permasalahannya
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
203
Saya sangat mengetahui karir yang
41. sesuai dengan kemampuan yang saya SS
miliki
S
TS
STS
S
TS
STS
S
TS
STS
44. Saya menentukan karir saya dengan
SS
mudah
Saya hanya memilih pekerjaan yang
45. saya senangi
SS
Saya melakukan pekerjaan apa saja
46. selagi saya bisa
SS
S
TS
STS
S
TS
STS
S
TS
STS
47. Karir sekarang tidak menentukan karir
dimasa depan
Saya memilih karir tanpa
48. menyesuaikan dengan kemampuan
saya
Saya tidak mengetahui karir yang
49. cocok dengan kemampuan yang saya
miliki.
Pengalaman bekerja membuat saya
50. mampu menghadapi masalah dalam
pekerjaan
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Permasalahan dalam
pekerjaan
42. membuat saya takut menghadapi dunia SS
kerja
Saya sangat berhati hati untuk memilih
43. karir saya kedepan
SS
Alpha Cronbach’s = 0,812 ; Sampel = 60 orang
D. Klasifikasi item Shahih dan item Gugur
Melalui analisis SPSS.15 dapat diklasifikasikan bahwa
sebaran item gugur dan item shahih sebagai berikut:
Item
Pernyataan
Item Sohih
Item Gugur
1, 2, 5, 8, 9, 11, 12, 13, 16,
3, 4, 6, 7, 10, 14, 15,
18, 19, 24, 25, 27, 28, 30,
17, 20, 21, 22, 23, 26,
33, 34, 36, 37, 38, 39, 40, 29, 31, 32, 35, 41, 42,
49,
43, 44, 45, 46, 47, 48,
204 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
Jumlah
24
50.
26
E. Penutup
Instrument skala tingkat kematangan karir bagi mahasiswa akhir
ini mengambil sampel mahasiswa akhir semester 8. instrument ini
di tujukan untuk mengukur tingkat kematangan atau kesiapan karir
mahasiswa akhir. Semakin Alpha Cronbach’s mendekati angka satu
maka semakin reliable nilai assessment.
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
205
30. Instrumen Skala Kemampuan Asertivitas Pada Mahasiswa
Yang Bertempat Tinggal Di AMKT Yogyakarta
Oleh: Arini Khamsiatul Effiah (arinikeffiah@gmail.com)
Professional Judgement: A. Said Hasan Basri, S. Psi. M. Si.
A. Pengantar
Perilaku Asertif menurut Corey (2007) yaitu suatu kemampuan individu
untuk menerima kenyataan bahwa menyatakan atau menegaskan diri
adalah tindakan yang layak atau benar. Perilaku Asertif menurut Alberti
dan Emmons (2002) memiliki aspek - aspek yang perlu diketahui yaitu:
B. Pengembangan Instrumen Skala Psikologis
Perilaku asertif adalah perilaku interpersonal berupa pernyataan
perasaan yang bersifat jujur dan relatif langsung. Perilaku asertif lebih
adaptif daripada perilaku pasif atau perilaku agresif. Perilaku ini diukur
berdasarkan skala tingkat perilaku yang memungkinkan seseorang
untuk bertindak sesuai dengan keinginan, mempertahankan diri tanpa
merasa cemas, mengekspresikan perasaan secara jujur dan nyaman,
ataupun untuk menggunakan hak-hak pribadi tanpa melanggar hak-hak
orang lain berdasarkan teori Alberti dan Emmons dengan aspek-aspek
seperti diatas.
206 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
No Item
Variabel
Aspek
Indikator
Kemampu
an
bekerjasa
ma
Kemamp
uan
Asertivita
s pada
Mahasis
wa BKI
Memp
romosi
kan
Keseta
raan
dalam
Hubun
gan
Manus
ia
Penerima
an
terhadap
orang lain
Penerima
an
terhadap
diri
sendiri
Bertin
dak
Menur
ut
Kepen
tingan
Sendir
i
Pengambi
lan
keputusan
Diskriptor
Mampu
menjalin relasi
dengan orang
lain
Mampu
menempatkan
diri di
lingkungan
Mampu
menerima
kekurangan
yang dimiliki
oleh orang lain
Mampu
menerima
kelebihan yang
dimiliki orang
lain
Mampu
menerima
kekurangan
diri sendiri
Mampu
menerima
kelebihan diri
Sendiri
Mampu
mengambil
keputusan
sendiri
Mampu
menentukan
tujuan
Berusaha
mencapai
Juml
ah
Favor
able
Unfav
orable
1
31
9
38
11
35
2
15, 32
5
3
12
36
10
2
39
25
6, 7
8
3, 44
16
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
2
2
2
2
2
3
3
207
tujuan
Meminta
pertolong
an atau
bantuan
Memb
ela
Diri
Sendir
i
Pembelaa
n diri
Menge
kspresi
kan
Perasa
an
Secara
Jujur
Pengungk
apan
suasana
hati
Memp
ertaha
nkan
Hakhak
Pribad
i
Tegas
dalam
bertindak
Mengh
argai
hakhak
orang
lain
Berani
meminta
bantuan dari
orang lain saat
kesulitan
Mampu
menolak
pendapat
Mampu
mempertahank
an pendapat
Mampu
mengungkapk
an perasaan
bahagia
Mampu
mengungkapk
an perasaan
sedih
Mampu
menegakkan
yang memang
menjadi
haknya
Berani berkata
tidak
Menjunju
ng tinggi
HAM
Mampu
menjaga
prilaku
Mampu
menghargai
perbedaan
Mampu
menghargai
perasaan orang
13, 26
24
3
18
14
2
43
42
17
30
28
20
33
45
4
27
23
22
19
37
41
34
208 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
2
2
2
2
2
2
2
2
lain
Mampu
menghargai
hak orang lain
Jumlah
21, 29
40
3
25
20
45
C. Item Pernyataan Dan Realibilitas
No
Pernyataan
Jawaban
Menjalin pertemanan dengan
1.
siapapun dari daerah manapun
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
Saya tidak paham mengenai potensi
2.
3.
diri yang saya miliki
Belajar dengan giat agar IPK saya
semester ini tinggi
Saya mengatakan dengan jelas
4.
ketidaksetujuan saya terhadap teman
yang tidak piket mingguan
Saya menganggap teman saya
5.
saingan
Rancangan hidup yang saya buat
6.
sangat jelas dan tertata
Cita-cita yang saya miliki sangat
7.
8.
9.
10.
jelas
Hidup ini saya jalani seperti orang
yang buta akan arah
Saya tidak membeda-bedakan teman
saya satu sama lain
SayaPercaya diri pada pilihan yang
saya ambil sendiri
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
209
11.
Dapat menerima kekurangan yang
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
13. sedang saya butuhkan kepada teman SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
dimiliki oleh teman sekamar saya
Saya dapat menerima kegagalan di
12.
diri saya
Saya mengungkapkan apa yang
satu asrama
Bingung menolak ajakan teman
14.
untuk bolos piket mingguan
Saya memberi selamat kepada
15. teman yang mendapat reward akibat
kerajinannya piket asrama
Saat masuk asrama, saya sulit
16.
17.
18.
beradaptasi di lingkungan baru
Senang mendapatkan hadiah atas
kontribusi saya pada asrama
Saya berani menolak saat diajak
pulang larut malam oleh teman saya
Saya suka mendengar dan
19. memahami pendapat orang lain saat
rapat
Saya berdiam diri ketika diejek oleh
20.
teman saya
Saya memperhatikan dengan
21. seksama program kerja dari
pengurus asrama
Saya mengobrol dengan teman saya
22. ketika rapat bulanan sedang
berlangsung
210 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
23.
Saya mau mengantri untuk mencuci
pakaian
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
Saya menceritakan kebiasaan buruk
24.
25.
26.
teman sekamar saya pada orang lain
Saya bingung ketika dimintai
pendapat oleh orang lain
Saya mengatakan kebutuhan kampus
kepada orang tua saya
Saya menyuruh teman saya untuk
27. mengungkapkan ketidaksetujuan
saya pada sesuatu saat rapat
28. Saya menangis saat disakiti
Saya memberikan kesempatan
29. kepada orang lain untuk
mengemukakan pendapatnya
30.
Ketika nilai saya tinggi saya tidak
merasakan apapun
Saya malu bertanya kepada pengurus
31. asrama mengenai kegiatan-kegiatan
asrama yang sifatnya isidental
Saya memuji teman saya dengan
32.
jujur
Menghargai pendapat orang lain saat
33. mereka mengutarakan pendapatnya
yag berbeda dangan pendapat saya
34.
35.
Saya memanggil teman saya dengan
nama ejekan
Mengejek-ejek teman saya yang
tidak pandai berkreasi
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
211
36.
Kondisi fisik saya kurang menarik
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
43. pendapat saya sampai benar-benar SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
sehingga saya kurang percaya diri
Saya membandingkan apa yang saya
37.
38.
39.
pakai pada teman saya
Tidak memberikan perhatian pada
sekitar saya
Saya percaya orang lain dapat
mengerjakan sesuatu dengan benar
Memakan makanan teman saya
40.
tanpa izin
Pendapat saya tidak harus benar,
41. yang penting dapat diterima oleh
teman-teman saya
Jika menyangkut tentang tanggung
42.
jawab saya atas apa yang telah saya
ungkapkan maka saya memilih
menghindar
Mengerjakan sesuatu sesuai dengan
selesai
Saya merasa mampu atau percaya
44. diri akan kemampuan saya dalam
menyelesaikan masalah
Jika saya ditolak oleh teman-teman
45.
saya maka saya harus menjaga jarak
Alpha Cronbach’s = 0,848 ; Sampel = 47
Orang D. Klasifikasi Aitem Shahih dan Aitem Gugur
Melalui analisiss SPSS.20 dapat diklasifikasikan bahwa
sebaran aitem gugur dan aitem shahih sebagai berikut :
212 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
Item Shohih
Item
5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 15,
Pernyataan
16, 18, 19, 23, 26, 29,
30, 31, 32, 33, 34, 35,
37, 38, 40, 42, 44
Jumlah
25
Item Gugur
1, 2, 3, 4, 12, 13, 14, 17,
20, 21, 22, 24, 25, 27, 28,
36, 39, 41, 43, 45
20
E. Penutup
Berdasarkan uji coba yang dilakukan penulis dapat
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Instrumen Skala Kemampuan Asertivitas Pada Mahasiswa
Yang Bertempat Tinggal Di AMKT Yogyakarta dapat
digunakan untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat
keemampuan asertivitas pada mahasiswa yang sedang
menghuni asrama-asrama Kalimantan Timur din Yogyakarta.
2. Instrumen dapat digunakan untuk pengukuran dalam
rangka pengumpulan data karena realiabilitas instrumen
apabila mendekati angka 1 maka akan semakin reliabel.
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
213
31. Instrumen Skala Kecemasan Kerja Bagi Calon Alumni
UIN Sunan Kalijaga
Oleh: Anggraini Widyastuti (anggrainiwidi15@gmail.com)
Professional Judgement: Nailul Falah, S.Ag., M.Si.
A. Pengantar
Anxiestasi/kecemasan adalah suatu keadaan aprehensi atau
keadaan khawatir yang mengeluhkan bahwa sesuatu yang buruk akan
segera terjadi (Nevid, 2005:163). Kecemasan menjadi abnormal bila
tingkatnya tidak sesuai dengan proporsi ancaman, atau bila sepertinya
datang tanpa ada penyebabnya. Dalam bentuknya yang ekstrem,
kecemasan dapat mengganggu fungsi kita sehari-hari.
Skala ini dimaksudkan untuk mengukur seberapa besar tingkat
kecemasan mahasiswa calon alumni UIN Sunan Kalijaga dalam
memperoleh pekerjaan. Dengan mengetahui kecemasan yang dialami
mahasiswa calon alumni, sehingga mahasiswa sendiri memperoleh
pengetahuan tentang reaksi yang ditimbulkan oleh kecemasan dalam
memperoleh pekerjaan dan upaya mengurangi rasa cemas hingga
mampu membangun sikap positif terhadap dunia kerja. Skala tingkat
kecemasan kerja bagi calon alumni UIN Sunan Kalijaga disusun
berdasarkan aspek-aspek kecemasan kerja menurut Nevid, dkk.
Semakin tinggi skor skala maka semakin tinggi tingkat kecemasan kerja
calon alumni UIN Sunan Kalijaga, begitu pun sebaliknya.
B. Pengembangan Instrumen Skala Psikologis
Kecemasan kerja bagi calon alumni UIN Sunan Kalijaga
adalah perasaan khawatir dan meragukan akan pekerjaan
yang bisa diperoleh setelah lulus menjadi sarjana atau setelah
menjadi alumni UIN Sunan Kalijaga. Sedangkan pengertian
skala kecemasan kerja bagi calon alumni UIN Sunan Kalijaga
adalah suatu alat untuk mengukur seberapa tinggi tingkat
kecemasan yang dirasakan mahasiswa UIN Sunan Kalijaga
dalam memperoleh pekerjaan setelah lulus kuliah.
214 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
Skala kecemasan kerja bagi calon alumni UIN Sunan Kalijaga
ini diukur berdasarkan skala tingkat kecemasan dan disusun
berdasarkan teori Nevid dkk dengan aspek-aspek sebagai berikut:
1. Aspek Fisik
2. Aspek Kognitif
3. Aspek Perilaku
Deskrip
Variabel
Aspek
Indikator
tor
No Item
Jum
Favor
Unfavo
able
rable
25, 33
8, 42
4
7, 41
40, 46
4
27
50
2
15
22
2
lah
Perasaa
n sering
Merasaka
n
kegelisah
an
tidak
menentu
Kecema
san yang
Kecemasa
mempen
n
garuhi
mahasisw
a dalam
memperol
pikiran
Aspek
Tubuh
Fisik
menjadi
eh
mudah
pekerjaan
terpenga
Merasa
lemas dan
pusing
ruh oleh
pikiran
Fisik
melema
h karena
pikiran
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
215
Perasaa
n
Menjadi
sensitif
sensitif
Tersing
dan
gung
mudah
dan
tersinggu
mudah
ng
emosi
19, 59
20, 32
4
29, 55
6, 44
4
21, 37
34
3
23, 43
14
3
47, 53
60
3
(tersulut
)
Kondisi
jantung
Jantung
berdebar
berdebar
lebih
dari
biasanya
Kemam
puan
memfok
Sulit
berkonsen
Aspek
trasi
Kognitif
uskan
pikiran
Keingin
an
mencap
ai tujuan
pasti
Perasaan
Kemam
membing
puan
ungkan
menentu
39
216 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
16, 36,
56
4
kan
pilihan
Banyak
hal yang
meraguk
5, 9
12
3
1, 45
4, 48
4
49
54
2
11, 35
18, 26
4
31
2, 28
3
an
Ketakut
an masa
depan
Perasaan
khawatir
Perasaa
n
kecewa
tanpa
bisa
diatasi
Penilaia
n
terhadap
diri
Tidak
percaya
diri
Kemam
puan
fleksibil
itas
mangha
dapi
keragua
n
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
217
Menghi
Aspek
Menghind
Perilaku
ar
ndari
sumber
13
30
2
10
58, 52
3
51, 57
38
3
3, 17
24
3
kecemas
an
Menyin
gkirkan
pikiran
sumber
kecemas
an
Memisa
hkan
Aspek
diri dari
Perilaku
lingkun
Perilaku
gan
Tergunca
Perilaku
ng
negatif
akibat
kegunca
ngan
diri
Jumlah
60
C. Item Pernyataan dan Kategorisasi
No
Pernyataan
Saya khawatir jika orang tua saya terlalu
1. berharap banyak pada karir saya di masa
Jawaban
SS
218 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
S
TS STS
depan.
2.
Saya sudah memiliki planning yang
matang tentang pilihan karir yang saya
inginkan setelah lulus kuliah.
Saya menjadi orang yang pemarah saat
saya memiliki banyak kecemasan yang
saya rasakan.
Saya selalu optimis menghadapi masa
depan, walaupun berada dalam ketidak
pastian.
Saya perfeksionis dalam segala hal, dan
hal itu yang seringkali membuat saya
merasa tertekan dan cemas.
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
6. Mampu mengendalikan diri saat kondisi SS
terburuk terjadi dalam hidup.
Pikiran dan perasaan saya mudah sekali
7. dipengaruhi oleh orang lain.
SS
Saya merasa antusias ketika membahas
8. tentang rencana kerja yang saya harapkan. SS
S
TS
STS
S
TS
STS
S
TS
STS
9. Saya adalah orang yang mudah ragu dan SS
bingung dalam menentukan pilihan.
Saya adalah orang yang memikirkan
sesuatu yang hanya ada dihadapan saya,
10 tidak memikirkan yang belum benar-benar SS
terjadi.
Saya merasa minder saat membanding11 bandingkan diri saya dengan orang lain. SS
S
TS
STS
S
TS
STS
S
TS
STS
12 Saya membuat suatu keputusan dengan SS
pertimbangan yang matang.
Saya mengulur-ulur suatu pekerjaan
13 hingga membuat saya tertekan oleh SS
deadline.
Saya tipe orang yang tidak mudah
14 terpengaruh oleh lingkungan, dalam hal SS
apapun.
S
TS
STS
S
TS
STS
S
TS
STS
15 Merasa tiba-tiba lelah tanpa alasan yang
pasti.
S
TS
STS
3.
4.
5.
SS
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
219
Saya memiliki tujuan yang pasti dalam
16 segala hal yang saya lakukan.
Saya menjadi tidak nafsu makan saat
17 perasaan saya dilanda kecemasan.
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
18 Saya bersyukur akan segala hal yang saya SS
miliki.
Saya bisa tiba-tiba menangis karena takut
19 akan hal-hal yang tidak sesuai dengan SS
harapan.
S
TS
STS
S
TS
STS
20 Saya mengubah presepsi negatif yang ada SS
dalam pikiran.
Jantung saya seringkali berdebar lebih
21 dari biasanya saat saya tidak bisa
SS
menangani kecemasan yang tiba-tiba
datang.
S
TS
STS
S
TS
STS
22 Tubuh saya merasa terpacu ketika saya
dihadapkan oleh banyak tekanan.
Saat proses perkuliahan saya merasa diri
23 saya kurang maksimal, karena banyak hal
yang saya pikirkan.
Saya tidak kesulitan tidur walaupun
24 merasakan banyak kecemasan.
Perasaan saya tak menentu ketika
25 memikirkan tentang pekerjaan.
Saya melihat segala sesuatu dari sisi
26 positif.
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
27 Merasa pusing saat sering memikirkan
rencana kerja setelah menjadi sarjana.
Saya jarang merasa cemas walaupun
28 banyak kesulitan yang menimpa.
Orang-orang di sekeliling saya terkesan
29 meragukan jurusan yang saya pilih akan
memudahkan memperoleh pekerjaan.
Ketika kecemasan mulai membuat saya
tertekan, maka saya akan melakukan hal
30 yang bisa membuat perasaan tertekan saya
hilang.
31 Saya merasa terlalu nyaman menjadi
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
220 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
32
mahasiswa, sehingga saya lupa akan
rancangan karir di masa depan.
Saya memotivasi diri dan teman-teman
tentang kegelisahan akan masa depan
adalah hal yang sering saya lakukan.
Saya merasa gelisah ketika memikirkan
tentang pekerjaan setelah lulus kuliah.
Saya selalu sehat walaupun saya sedang
merasa tertekan.
Saya merasa kecewa akan prestasi yang
saya dapatkan, membuat saya ragu
mendapatkan pekerjaan yang sesuai.
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
36 Saya memiliki motivasi yang kuat akan
bekerja setelah lulus kuliah.
Tubuh saya bisa tiba-tiba berkeringat
37 dingin dan merasa tidak nyaman saat terus
didesak oleh pertanyaan
tentang
kelanjutan karir setelah kuliah.
Saya memperbanyak bergaul dengan
38 teman-teman yang membawa pengaruh
positif akan masa depan karir saya.
Kuliah yang saya pilih, membuat saya
39 terkadang pesimis dalam memperoleh
pekerjaan
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
40 Saya optimis akan memperoleh pekerjaan
yang saya inginkan di masa depan.
Saya pernah berbohong kepada orang lain
saat mereka bertanya tentang pekerjaan
41 yang bisa saya dapatkan setelah lulus
kuliah.
Saya merasa gembira ketika banyak orang
42 yang mengajak bertukar pikiran tentang
rencana kerja.
Sulit berkonsentrasi saat perkuliahan,
43 karena merasakan kecemasan karir masa
depan.
Semakin banyak orang yang meragukan
44 saya, semakin kuat tekad saya untuk
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
33
34
35
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
221
45
46
47
48
49
50
meraih kesuksesan karir di masa depan.
Perasaan khawatir akan ketidak pastian
karir yang saya rasakan adalah di saat
saya sedang sendirian dan merasa sepi.
Ketika ditanya tentang peluang kerja di
jurusan yang saya ambil, saya merasa
percaya diri.
Orang tua saya yang sering merasa cemas
akan karir saya, membuat saya menjadi
tertekan.
Saya tidak ragu untuk mengambil
keputusan yang berkaitan dengan pilihan
kerja.
Saya merasa pihak kampus belum
maksimal dalam berupaya membantu
bimbingan karir mahasiswanya, agar tidak
cemas memasuki dunia kerja.
Semakin semangat belajar dan mencari
pengalaman, saat melihat kenyataan
sulitnya memperoleh pekerjaan.
51 Saya akan memisahkan diri dari teman
yang sering membahas tentang pekerjaan.
Saya memilih untuk berbisnis setelah
52 lulus kuliah dari pada merasa cemas jika
tidak diterima kerja.
Saat dosen membahas tentang sedikitnya
53 peluang sarjana dalam memperoleh kerja,
maka saya menjadi pesimis.
Semakin saya berdiskusi tentang peluang
54 kerja di jurusan yang saya ambil, maka
saya semakin optimis.
Saya merasa banyak orang yang
meragukan masa depan karir saya,
55 walaupun mereka tidak berbicara
langsung pada saya.
Saya akan memilih pendidikan lanjutan
56 (S2 atau Profesi) agar tidak sulit
memperoleh pekerjaan.
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
222 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
Saya tidak semangat dalam mengikuti
57 event yang menyediakan pengetahuan
tentang lowongan pekerjaan.
Saya selalu mencari jalan keluar saat
58 pikiran saya sedang buntu akan ide-ide
kreatif.
Ketika orang-orang terdekat mengeluh
tentang kesulitan memperoleh kerja, saya
59 berfikir akan merasakan kesulitan yang
sama.
Menurut saya, kuliah bukan semata-mata
60 hanya untuk memperoleh pekerjaan.
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Alpha Cronbach’s =0.808 ; Sampel = 50 Orang
D. Klasifikasi Aitem Shahih dan Aitem Gugur
Melalui analisis SPSS 15 dapat diklasifikasikan bahwa
sebaran aitem gugur dan aitem shahih sebagai berikut :
Item Shahih
Item Gugur
1, 4, 7, 11, 12, 20, 21,
2, 3, 5, 6, 8, 9, 10, 13,
Item
23, 27, 28, 30, 31, 33,
14, 15, 16, 17, 18, 19,
Pernyataan
35, 37, 39, 40, 41, 43,
22, 24, 25, 26, 29, 32,
44, 45, 46, 47, 48, 51,
34, 26, 38, 42, 49, 50,
53, 57, 58, 59.
52, 54, 55, 56, 60
Jumlah
29
31
E. Penutup
Berdasarkan uji coba yang dilakukan penulis dapat
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Instrumen Skala Tingkat Kecemasan Kerja Bagi Calon
Alumni UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dapat digunakan
untuk khalayak umum untuk mengetahui seberapa tinggi
tingkat kecemasan kerja bagi calon alumni UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta.
2.
Instrumen dapat digunakan untuk pengukuran dalam rangka
pengumpulan data karena reliabilitas instrumen > 0,7 yaitu 0,808.
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
223
224 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
32. Instrumen Skala Kemampuan Dasar Konseling pada
Mahasiswa BKI Semester 4-6
Oleh: Citra Ariyanti (citraariyanti14@gmail.com)
Professional Judgement: Slamet, S.Ag, M.Si
A. Pengantar
Kemampuan dasar konseling pada diri seorang konselor
sangatlah penting untuk dimiliki. Dasar konseling juga sering disebut
sebagai keterampilan konseling. Mahasiswa BKI merupakan salah
satu investasi bagi dunia konseling, maka diperlukanlah persiapan
yang terbaik untuk mencetak bibit-bibit unggul tersebut. Menurut
Suwarjo (2008), keterampilan konseling merupakan salah satu aspek
penting yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan proses
konseling yang dibangun oleh konselor. Dengan demikian,
penguasaan konselor terhadap keterampilan-keterampilan tersebut
merupakan jembatan menuju terbangunnya hubungan interpersonal
efektif yang diharapkan berujung pada terfasilitasinya perkembangan
konseli ke arah perkembangan yang optimal. Suwarjo (2008) dalam
Modul Pelatihan Praktik keterampilan Konseling memaparkan 7 buah
keterampilan-keterampilan yang terdapat dalam konseling.
Keterampilan-keterampilan yang dimaksud adalah keterampilan
attending, keterampilan empati, keterampilan bertanya, perilaku
genuine, keterampilan konfrontasi, keterampilan merangkum, dan
keterampilan pemecahan masalah.
Penyusuan instrumen ini dimaksudkan untuk mengukur
kemampuan dasar konseling yang dimiliki mahasiswa BKI untuk
masa sekarang dan bekal masa depannya. Hal ini ditunjukan dengan
skor total yang diperoleh subyek pada skala ini. Skala kemampuan
dasar konseling pada mahasiswa BKI disusun berdasarkan aspekaspek yang terdapat dalam dasar konseling, kemudian disajikan
dalam bentuk indikator-indikator dan diperjelas melalui deskriptor
tentang kemampuan dasar konseling pada mahasiswa BKI. Semakin
tinggi skor yang diperoleh subyek, maka makin tinggi kemampuan
dasar konseling yang dimiliki mahasiswa BKI.
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
225
B. Pengembangan Instrumen Skala Psikologis
Kemampuan dasar konseling adalah kemampuan yang dimiliki
oleh seorang konselor dalam memahami serta mengaplikasikan
teknik-teknik yang terdapat dalam konseling dimana dengan
kemampuan tersebut, konselor dapat membangun hubungan
interpersonal efektif yang diharapkan berujung pada terfasilitasinya
perkembangan konseli kearah perkembangan yang optimal. Kisi-kisi
skala disusun berdasarkan aspek-aspek dalam dasar konseling,
yaitu menurut Suwarjo (2008) antara lain aspek keterampilan
attending, keterampilan empati, keterampilan bertanya, perilaku
genuine, keterampilan konfrontasi, keterampilan merangkum, dan
keterampilan pemecahan masalah.
Variabel
Kemamp
uan dasar
konseling
pada
mahasisw
a BKI
Aspek
Indikator
Keterlibata
n postur
tubuh
Keteram
pilan
attendin
g
Gerakan
tubuh
secara
tepat
Deskrip
tor
Posisi
tubuh
saat
melakuk
an
proses
konselin
g
Jarak
antara
konselor
dan
konseli
Melaku
kan
gerakangerakan
aktif
Melaku
kan
gerakan
No aitem
Favor Unfav
abel
orabel
Juml
ah
1
2,3
3
4
5
2
7
6
2
8,52
2
226 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
Kontak
mata
Lingkunga
n yang
nyaman
Keteram
pilan
berempa
ti
Membedak
an sikap
empati,
simpati
Pengkomu
nikasian
sikap-sikap
empatik
Keteram
pilan
bertanya
Pertanyaan
terbuka
untuk
merespo
n
konseli
Pandang
an
konselor
terhadap
konseli
Suasana
lingkun
gan
yang
menunja
ng
proses
konselin
g
Menggu
nakan
sikap
empati
dalam
konselin
g
Menggu
nakan
sikap
simpati
dalam
konselin
g
Verbal
10
9
2
11,51
54
3
12,15
14
3
13
1
16
1
Non
verbal
17
18
2
Mengek
splorasi
masalah
19
20
2
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
227
Pertanyaan
tertutup
Keteram
pilan
konfront
asi
Kesenjanga
n yang
terjadi
dalam
konfrontasi
dengan
pertanya
an
terbuka
Menggu
nakan
pertanya
an
tertutup
dalam
proses
konselin
g
Kesenja
ngan
antara
dua
pernyata
an
Kesenja
ngan
antara
apa
yang
dikataka
n
dengan
apa
yang
dilakuka
n
Kesenja
ngan
antara
pernyata
an dan
tingkah
laku non
21
22
1
23
24
25,28
228 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
2
1
26
3
Keteram
pilan
merangk
um
Keteram
pilan
berperil
aku
genuin
Penempata
n
merangku
m saat
proses
konseling
Mengemba
ngkan
kepribadia
n konselor
yang asli
verbal
Kesenja
ngan
antara
dua
tingkah
laku non
verbal
Merang
kum
bagian
terpenti
ng saat
proses
konselin
g
Merang
kum di
akhir
atau
keseluru
han
proses
konselin
g
Sikap
yang
ditunjuk
kan
konselor
terhadap
konseli
Respon
yang
dimuncu
lkan
oleh
konselor
terhadap
27
1
29
30
2
31
32
2
33,35
34,36
4
37,38
53
3
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
229
Keteram
pilan
pemeca
han
masalah
Mengguna
kan
prosedurprosedur
umum
dalam
pemecahan
masalah
konseli
Mengek
splorasi,
memaha
mi dan
menentu
kan
masalah
Curah
pendapa
t
(brainst
roming)
Menilai,
menetap
kan dan
melaksa
nakan
alternati
f yang
digunak
an
Jumlah
39,41,
43
40,42,
44
6
45
46
2
48,49
47,50
4
30
24
54
C. Aitem dan Reliabilitas
Instrumen ini menggunakan skala likert yang terdiri dari lima
alternatif jawaban dengan menghilangkan jawaban tengah untuk
menghindari jawaban ragu-ragu agar mendapatkan data yang konkret.
No
1
2
3
4
Pernyataan
Saat melakukan proses konseling, posisi
tubuh saya agak condong ke depan ke
arah konseli
Saya merasa grogi di hadapan konseli
Saya sering memainkan benda di sekitar
saya
ketika
proses konseling
berlangsung
Saat proses konseling, jarak antara saya
Jawaban
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
230 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
dan konseli sekitar 90-100 cm
Saya tidak pernah mempedulikan jarak
tubuh saya dengan konseli
Saya tidak pernah melakukan gerakan
tubuh dalam merespon konseli yang
sedang berbicara kepada saya
Saya menganggukkan kepala seraya
mengerti akan keadaan konseli
Saya kaku terhadap konseli
Saya memandang wajah konseli dengan
tatapan kosong
Saya memusatkan pandangan mata
secara lembut pada konseli
Saya mematikan telepon genggam saat
proses konseling berlangsung
Saya mampu merasakan apa yang
konseli rasakan
Saya mudah larut dalam kesedihan
konseli
Saya tidak peduli dengan apa yang
dirasakan konseli
Saya merespon secara tepat kebutuhankebutuhan konseli tanpa kehilangan
kendali
Saya sering menggunakan kalimat
empati selama
proses konseling
berlangsung
Saya menampilkan mimik yang sesuai
saat proses konseling berlangsung
Saya tidak pernah mempedulikan
ekspresi saya kepada konseli
Saya sering menggunakan kalimat tanya
“bagaimana?” saat proses konseling
Pertanyaan yang saya ajukan kepada
konseli sering berujung memutus suatu
pembicaraan
Tidak ada salahnya menggunakan
pertanyaan tertutup saat konseling
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
231
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
Saya dapat membedakan pernyataan
yang dilontarkan oleh konseli terhadap
keadaan yang sebenarnya
Saya sulit memahami pernyataan konseli
Saya dapat mengetahui pernyataan yang
diberikan konseli tidak sesuai dengan
apa yang dilakukan
Saya mampu memahami konseli melalui
mimik wajah yang ditampilkan
Saya sulit untuk membaca keadaan
konseli melalui mimik wajahnya
Apa yang sedang dirasakan konseli
dapat dilihat dari tingkah laku non
verbalnya
Tidak semua tingkah laku non verbal
konseli menunjukkan keadaan dirinya
saat itu
Saya lebih suka merangkum percakapan
di tiap bagian yang penting
Saya sulit merangkum percakapan
dalam proses konseling
Merangkum percakapan di akhir lebih
memudahkan saya untuk memahami
masalah yang dihadapi
Saya kurang fokus sehingga tidak
mampu merangkum percakapan saat
konseling
Saya selalu bersikap genuin di hadapan
konseli
Terkadang saya
tidak
mampu
mengendalikan amarah di hadapan
konseli
Saya tidak dapat menutupi perasaan
yang hinggap pada diri saya
Saya sering menyangkal perasaan yang
sedang dirasakan
Saya mampu merespon pernyataan
konseli dengan genuin
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
232 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
38 Merespon pernyataan konseli dengan
acuh tak acuh tidak pernah saya lakukan
Saya mampu mengeksplorasi masalah
39
konseli di awal proses konseling
Saya tidak bisa mengeksplorasi masalah
40
konseli saat proses konseling
Saya mampu memahami masalah yang
41
sedang dihadapi konseli
Keterampilan attending hanya dapat
42
dilakukan di awal proses konseling
Saya mampu menemukan penyebab
43
masalah konseli
Menentukan masalah pada
konseli
44
adalah hal yang sulit dilakukan
Saya mampu mekemukakan alternatif45 alternatif yang telah dibuat kepada
konseli
Saya sulit untuk bertanggung jawab
46 dengan apa yang telah saya sampaikan
kepada konseli
Saya mengabaikan pendapat konseli saat
47
memilih alternatif yang akan dilakukan
Saya menilai alternatif yang dapat
48
digunakan sesuai kemampuan konseli
Saya menetapkan alternatif yang terbaik
49
bersama konseli
Konseli dalam melaksanakan alternatif
50
sesuai dengan kehedak saya
Suasana yang bising sangat mengganggu
51
proses konseling
Saya sangat pasif saat proses konseling
52
berlangsung
Respon yang saya berikan sering tidak
53
sesuai dengan harapan konseli
Menyalakan musik saat proses konseling
54
sangat diperbolehkan
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Alpha Cronbach’s = 0,853; Sampel = 53 Orang
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
233
D. Klasifikasi Aitem Shahih dan Aitem Gugur
Melalui analisiss SPSS.15 dapat diklasifikasikan bahwa
sebaran aitem gugur dan aitem shahih sebagai berikut :
Item Pernyataan
Jumlah
Item Shohih
Item Gugur
2, 3, 7, 8, 10, 11, 12,
15, 16, 17, 18, 23, 25,
26, 27, 29, 30, 32, 37,
38, 40, 41, 44, 47, 48,
49, 51, 52, 53
29
1, 4, 5, 6, 9, 13, 14,
19, 20, 21, 22, 24,
28, 31, 33, 34, 35,
36, 39, 42, 43, 45,
46, 50, 54
25
E. Penutup
Instrumen Skala Kemampuan Dasar Konseling pada Mahasiswa
BKI Semester 4-6 bertujuan untuk mengukur tingkat kemampuan
mahasiswa BKI dalam memahami dasar-dasar konseling yang telah
dipelajari selama perkuliahan. Instrumen ini juga berlaku untuk dosen
dalam mengevaluasi hasil belajar dari mahasiswa BKI mengenai ilmu
dasar konseling. Berdasarkan uji coba yang dilakukan penulis,
instrumen ini dapat digunakan untuk pengukuran dalam rangka
pengumpulan data karena realiabilitas instrumen mendekati angka 1
yaitu 0,853 dimana dapat diartikan instrumen ini valid.
234 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
33. Instrumen Skala Kepuasan Layanan Informasi Karir
Bimbingan Konseling di SMAN 1 Kasihan Bantul
Oleh : Latifah Firdaus (latifahfirdaus89@gmail.com)
Professional Judgement : Zaen Musyrifin, S.Sos.I., M.PD.I.
A. Pengantar
Sondang P. Siagian (2002) mengemukakan pelayanan secara
umum ialah rasa menyenangkan yang diberikan kepada orang lain
disertai kemudahan-kemudahan dan memenuhi segala kebutuhannya,
sehingga pelayanan merupakan suatu bentuk prosedur yang diberikan
dalam upayanya memberikan kesenangan-kesenangan kepada orang
lain dalam hal ini kepada pelanggan, yaitu siswa. Sedangkan menurut
Philip Kotler, pelayanan mengandung pengertian setiap kegiatan atau
manfaat yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada
dasarnya tidak berwujud dan tidak pula berakibat kepemilikan sesuatu
Pelayanan tidak lepas dari kepuasan yang menerima layanan.
Kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membuat
perbandingan antara kenyataan yang ia rasakan dengan harapannya
(Sukanti, 2009). Kotler yang mendefinisikan kepuasan sebagai
perasaan senang atau kecewa seseorang yang dialami setelah
membandingkan antara persepsi kinerja atau hasil suatu produk
dengan harapan harapannya. Jika kinerja berada dibawah harapan,
maka pengguna jasa tidak puas. Sedangkan jika kinerja memenuhi
harapan, maka pengguna jasa layanan puas.
Layanan informasi (Prayitno, 2004) adalah layanan bimbingan
konseling yang memungkinkan peserta didik (klien) menerima dan
memahami berbagai informasi (seperti informasi pendidikan dn informas
jabatan) yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan
pengambilan keputusan untuk kepentingan peserta didik (klien).
Pemberian informasi dimaksudkan untuk memberikan wawasan kepada
siswa sehingga dia dapat menggunakan informasi itu untuk
merencanakan hidupnya di waktu yang akan datang secara wajar.
Penyusan skala ini dimaksudkan untuk mengukur kepuasan
layanan informasi karir bimbingan konseling. Tingkat kepuasan siswa
ditunjukan dengan skor total yang diperoleh subyek pada skala
kepuasan layanan informasi karir bimbingan konseling. Skala
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
235
kepuasan layanan informasi karir bimbingan konseling disusun
berdasarkan aspek-aspek kepuasan siswa yang disajikan
dalam bentuk indikator-indikator tentang kepuasan. Makin
tinggi skor yang diperoleh subyek, maka makin tinggi kepuasan
layanan informasi karir bimbingan konseling di sekolah. Skala
kepuasan merupakan upaya untuk mengukur seberapa tinggi
kepuasan siswa terhadap layanan informasi karir bimbingan
konseling di SMAN 1 Kasihan Bantul.
B. Pengembangan Instrumen Skala Psikologis
Parasuraman dalam Noermijati (2010) mengatakan bahwa
dalam jasa memiliki lima dimensi kualitas pelayanan yaitu;
tangible (bukti fisik), reliable (kehandalan), responsiveness (daya
tanggap), assurance (jaminan) dan emphaty (empati).
Variabel
Kepuasa
n
Layanan
Informas
i Karir
Bimbing
an
Konselin
g di
SMAN 1
Kasihan
Bantul
Aspek
Tangible/
Bukti
langsung
(Fasilitas,
perlengka
pan, dan
penampil
an guru
BK
secara
fisik)
Indikator
Deskriptor
Penampil
an guru
BK rapi
Mengenakan
seragam rapi
Guru BK
selalu ada
di ruang
BK
Kenyama
nan ruang
BK, tata
ruang
yang baik,
fasilitas
pelayanan
lengkap.
Guru BK
selalu berada
di ruang BK
Guru BK
pasti
langsung
dapat
ditemui
Tersedia
fasilitas
ruang yang
memadai
Ruang
layanan
mudah
dijangkau
Nomor Item
Favor Unfav Juml
able
orable ah
1
2
2
3
4
3
6
5,7
4
8
9,10
3
13
11,12
4
236 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
Terdapat
papan
informasi
alur
pelayanan
yang jelas
Kemudahan
penggunaan
fasilitas
layanan
Responsi
veness
(Daya
tanggap
dalam
membant
u siswa)
Guru BK
selalu
siap
membant
u
siswa
dengan
sambutan
Guru BK
menguasa
i tugas
dan
informatif
.
Realibilit
y
(Keandal
an
pelayana
n)
Pelayanan
cepat
dan tepat.
Guru BK
memahami
kebutuhan
siswa
Guru BK
selalu
menyambut
siswa dengan
senang
Informasi
karir yang
dibutuhkan
siswa selalu
ada
dan jelas.
Setiap
kebutuhan
siswa cepat
terselesaikan.
Guru BK
mau untuk
segera
memberikan
informasi
karir sesuai
prosedur
yang jelas
14
15,16
3
17,18
19
3
20,21
2
22
23,24
3
25,26
27
3
28
29,30
3
31
32
2
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
237
Pelayanan
adil, tidak
pilih
kasih.
Prosedur
layanan
mudah
Emphaty
(Keingina
nn
memberi
kan
kepuasan
pribadi
kepada
siswa,
jaminan
layanan,
dan
layanan
keluhan)
Assuranc
e
(Keyakin
an/kema
mpuan
Guru BK
membang
un
rasa
percaya
siswa
terhadap
Guru BK
memberik
an
perhatian
individual
kepada
siswa
Guru BK
berkomun
ikasi
dengan
bahasa
yang
dimengert
i
Guru BK
siap
bertanggu
ngjawab
menyeles
aikan
layanan
ulang
Kemampu
an guru
BK
Guru BK
selalu
mengutamak
an antrian
Kejelasan
informasi
karir
Kemudahan
mendapatkan
layanan.
Memberikan
bantuan
sepenuhnya
jika
siswa
kesulitan
informasi
karir
33
34
2
35
36,37
3
38,39
2
40,41
2
Penjelasan
Guru BK
mudah
dimengerti
siswa.
Bertanggungj
awab
dan
memberikan
jaminan
layanan
ulang jika
belum
sesuai
Setiap
layanan
informasi
42,43
2
44
45
2
46
47
2
238 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
pelayana
n
yang
diberikan
)
memenuh
i
kebutuhan
siswa
karir yang
diminta
selalu
terpenuhi
Selalu ada
kejelasan
tanggungjaw
ab
informasi
karir di
setiap
layanan
Jumlah
48
49
2
24
25
49
C. Item Pernyataan dan Reliabilitas
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Pernyataan
Guru BK berpenampilan rapi saat
melakukan pelayanan
Guru BK memakai seragam berbeda
dengan peraturan sekolah
Saat siswa ke ruang BK langsung bisa
bertemu dengan guru BK
Siswa tidak mendapati guru BK di ruang
BK saat jam layanan
Ketika saya ke ruang BK, guru BK
membuat saya menunggu terlalu lama
Ketika saya ingin berkonsultasi ke ruang
BK, guru BK selalu berada di ruangan
Jumlah guru BK kurang memadai untuk
melayani siswa yang membutuhkan
layanan informasi karir
Ruang BK yang tertata rapi
Saya kurang nyaman berada di ruang BK
Ruang BK yang sempit dan membuat saya
mudah merasa bosan
Lokasi ruang BK jauh dari ruang kelas
Jawaban
SP
P
TP
STP
SP
P
TP
STP
SP
P
TP
STP
SP
P
TP
STP
SP
P
TP
STP
SP
P
TP
STP
SP
P
TP
STP
SP
SP
P
P
TP
TP
STP
STP
SP
P
TP
STP
SP
P
TP
STP
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
239
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
sehingga sulit dijangkau
Saya membutuhkan waktu lama untuk
sampai ke ruang BK
Saya dapat dengan mudah pergi ke ruang
BK setiap saya ingin mengikuti layanan
informasi karir BK
Saya tahu kalau di ruang BK terdapat
prosedur setiap layanan yang akan saya
ikuti
Saya sulit memahami tahapan prosedur
pelayanan BK
Saya kurang memahami tahapan layanan
BK
Disediakan perangkat komputer lengkap
beserta kursinya
untuk akses informas karir secara cepat
Keberadaan komputer sangat membantu
saya mengakses informasi karir
Tidak adanya buku referensi informasi
karir
Guru BK selalu menanyakan informasi
apa yang saya inginkan
Guru BK selalu siap mendengarkan
berbagai keluh kesah saya
Saya selalu disambut guru BK dengan
senyuman
Guru BK tergesa-gesa ketika memberikan
layanan informasi karir
Kurang ramahnya guru BK dalam
memberikan bimbingan
Informasi karir yang diberikan guru BK
selalu jelas
Guru BK selalu memiliki informasi karir
yang saya butuhkan
Saya sulit memahami penjelasan guru BK
Pelayanan informasi karir yang saya
terima selalu selesai dengan cepat
Saya sulit menemukan jalan keluar
SP
P
TP
STP
SP
P
TP
STP
SP
P
TP
STP
SP
P
TP
STP
SP
P
TP
STP
SP
P
TP
STP
SP
P
TP
STP
SP
P
TP
STP
SP
P
TP
STP
SP
P
TP
STP
SP
P
TP
STP
SP
P
TP
STP
SP
P
TP
STP
SP
P
TP
STP
SP
P
TP
STP
SP
P
TP
STP
SP
P
TP
STP
SP
P
TP
STP
240 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
permasalahan karir saya.
Saya membutuhkan waktu yang lama
untuk mendapatkan informasi karir yang
saya butuhkan.
Guru BK bersedia memperjelas informasi
karir yang tidak saya pahami
Saya tidak mendapatkan informasi karir
yang jelas
Guru BK bersikap adil dalam melayani
siswa.
Guru BK membeda-bedakan siswa ketika
memberikan layanan
Menurut saya pemberian layanan
informasi karir sudah jelas
Guru BK tidak menguasai informasi karir
dengan baik
Saya kesulitan mendapatkan informasi
karir yang tepat
Menurut saya, prosedur pelayanan
informasi karir mudah didapatkan
Saya tidak membutuhkan waktu lama
untuk mendapatkkan layanan
Guru BK selalu bersedia membantu saya
mendapatkan informasi karir dengan baik
Keberadaan BK menjadi perantara yang
baik bagi kesulitan yang saya alami
Saat melakukan pelayanan, penjelasan
guru BK sulit dimengerti.
Informasi yang disampaikkan guru BK
sulit saya pahami.
Jika layanan yang saya dapatkan tidak
langsung selesai, guru BK akan
memberikan layanan di kemudian hari.
Tidak ada tanggung jawab terhadap
layanan informasi karir yang belum
terselesaikan
Setiap layanan informasi karir yang saya
inginkan selalu terpenuhi
SP
P
TP
STP
SP
P
TP
STP
SP
P
TP
STP
SP
P
TP
STP
SP
P
TP
STP
SP
P
TP
STP
SP
P
TP
STP
SP
P
TP
STP
SP
P
TP
STP
SP
P
TP
STP
SP
P
TP
STP
SP
P
TP
STP
SP
P
TP
STP
SP
P
TP
STP
SP
P
TP
STP
SP
P
TP
STP
SP
P
TP
STP
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
241
Layanan informasi karir yang saya
47 dapatkan tidak sesuai dengan harapan
saya
Jika informasi karir yang saya inginkan
48 belum terpenuhi, guru BK memberikan
arahan apa yang harus saya lakukan.
Informasi karir yang diberikan guru BK
49
tidak berdasar data yang tepat
SP
P
TP
STP
SP
P
TP
STP
SP
P
TP
STP
Alpha Cronbach’s = 0,922 ; Sampel = 40 orang
D. Klasifikasi Aitem Shahih dan Aitem Gugur
Melalui analisis SPSS 20 dapat diklasifikasikan bahwa
sebaran aitem gugur dan aitem shahih sebagai berikut :
Item
Pernyataan
Jumlah
Item Shohih
1, 2, 4, 5, 8, 9, 12, 13, 14,
15, 16, 18, 19, 20, 21, 22,
Item Gugur
23, 24, 25, 26, 28, 29, 30,
31, 32, 33, 34, 35, 36, 38,
39, 40, 41, 42, 43, 44, 45,
46, 47, 48, 49
41
3, 6, 7, 10, 11, 17, 27,
37
8
E. Penutup
Berdasarkan uji coba yang dilakukan penulis dapat
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Instrumen Skala Kepuasan Layanan Informasi Karir
Bimbingan Konseling di SMAN 1 Kasihan Bantul dapat
digunakan untuk khalayak umum untuk mengetahui
seberapa tinggi tingkat kepuasan siswa terhadap layanan
informasi karir bimbingan konseling di sekolah.
2. Instrumen dapat digunakan untuk pengukuran dalam
rangka pengumpulan data karena reliabilitas instrument >
0,7 yaitu 0,922.
242 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
34. Instrumen Skala Konsep Diri Mahasiswa Perantau di
Yogyakarta
Oleh : Nurhasanah ( nurhasanahkobar@ gmail.com )
Profesional Judgement : Slamet, S.Ag, M.Si.
A. Pengantar
Berpikir tentang dirinya sendiri adalah aktivitas manusia
yang tak dapat dihindari, sebab setiap individu akan memiliki
pandangan terhadap dirinya masing-masing. Suatu pandangan
pribadi yang dimiliki seseorang tentang dirinya disebut dengan
konsep diri. Konsep diri yaitu konsep dasar tentang diri sendiri,
pikiran, pandangan perasaan serta opini pribadi terhadap diri
sendiri, juga kesadaran tentang siapa dirinya baik fisik, sosial
maupun psikologinya.
William D.Brooks mendefinisikan konsep diri sebagai
”Those psychical, social, and psychological perception of our selves that
we have derived from experiences and our interaction with other”. Jadi
konsep diri adalah pandangan dan perasaan tentang diri.
Persepsi tentang diri ini boleh bersifat psikologi, sosial dan fisik.
Konsep ini bukan hanya gambaran deskriptif, tetapi juga penilaian
tentang diri. Jadi, konsep diri merunut pandangan ini meliputi apa
yang dipikirkan dan apa yang dirasakan tentang diri.
Konsep diri merupakan pandangan kita mengenai siapa
diri kita, dan itu hanya bisa kita peroleh lewat informasi yang
diberikan orang lain kepada kita, melalui komunikasi dengan
orang lain kita belajar bukan saja mengenai siapa kita namun
juga bagaimana kita merasakan siapa kita. Kita mencintai diri
kita bila kita telah dicintai orang lain dan kita percaya diri kita
bila telah dipercaya orang lain (Dedy, 2001).
Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan
bahwa konsep diri merupakan pandangan kita mengenai siapa
diri kita, apa dan bagaimana diri kita. Pandangan tersebut mulai
dari identitas diri, cita diri, harga diri serta peran diri kita yang
diperoleh melalui interaksi diri sendiri maupun dengan orang lain.
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
243
B. Pengembangan instrumen skala
Skala ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi konsep
diri mahasiswa perantau di Yogyakarta. Konsep diri
ditunjukkan dengan skor total yang diperoleh subjek pada
skala konsep diri. Konsep diri disusun berdasarkan aspekaspek konsep diri yang disajikan dalam bentuk indikatorindikator tentang konsep diri. Makin tinggi skor yang diperoleh
subjek maka makin tinggi pemahaman diri pada diri individu.
Variabel
Aspek
Indikator
Identitas
diri
Internal
Konsep
diri
mahasisw
a perantau
Penerimaan
diri
Perilaku
diri
Ekstern
al
Fisik
Deskriptor
Pendapat
tentang
dirinya
sendiri
Pendapat
tentang
penerimaan
diri di
lingkungan
Pendapat
tentang
perilaku
diri sendiri
Kemampua
n untuk
menggamb
arkan
kondisi
kesehatan
Kemampua
n untuk
menggamb
arkan
kondisi
Item
Favor Unvaf
able
orable
Juml
ah
11, 21,
35
19, 33
5
7, 38,
49
12, 37
5
8, 41,
42, 47
10, 34
6
1
3, 9
3
5, 6
244 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
2
Moral dan
etika
Sosial
Pribadi
Keluarga
badan
Kemampua
n untuk
menggamb
arkan
penampilan
fisiknya
Kemampua
n
menggamb
arkan sifatsifat baik
dan buruk
yang
dimiliki
Penilaian
dalam
hubungann
ya dengan
Tuhan
2
4
2
16, 17
15, 22,
45
5
13, 43,
48
14
4
Perasaan
berharga dalam
berinteraksi
dengan orang
lain
Perasaan
mampu
Kemampuan
mengontrol
tingkah laku
Perasaan
berarti dalam
kapasitasnya
sebagai
anggota
keluarga
18, 31
20, 40
4
23, 39
32, 44
4
25, 36,
46
24
4
26, 27
28, 30
4
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
245
Perasaan
berharga dalam
kapasitasnya
sebagai
anggota
keluarga
Jumlah
29, 50
30
2
20
50
C. Item Pernyataan dan Realibilitas
No
Pernyataan
Jawaban
1.
Saya memiliki tubuh yang sehat
SS
S
TS
STS
2.
Saya suka tampil rapi dan menarik
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Saya penuh dengan rasa sakit dan
3.
penderitaan
4.
saya orang yang berantakan
SS
S
TS
STS
5.
Saya memiliki bentuk tubuh yang ideal
SS
S
TS
STS
6.
Saya memiliki tinggi badan yang ideal
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
7.
Saya menyukai bagaimana diri saya
sekarang
8.
Saya sering merasa senang
SS
S
TS
STS
9.
saya sering kesulitan untuk tidur
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Saya sering berperilaku seperti orang yang
10.
11.
12.
13.
14.
tahu semuanya
Saya adalah orang yang sopan
Saya merasa bahwa saya sangat sulit
dipercaya
Sayang sangat puas dengan hubungan saya
dengan Tuhan
Saya jarang pergi ke tempat ibadah
246 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
15.
Kadang saya menggunakan cara yang
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
20. Saya kadang dikucilkan oleh teman-teman SS
S
TS
STS
21. saya senang dengan diri saya sendiri
SS
S
TS
STS
22. Saya mudah menyerah
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
32. Sulit bagi saya mengampuni/memaafkan SS
S
TS
STS
curang untuk bergerak maju
Saya selalu berusaha terlihat bahagia
16.
17.
18.
disetiap keadaan
Saya tidak memiliki masalah dalam
melakukan hal yang benar
Saya adalah orang yang tenang dan mudah
untuk berteman
19. Saya pribadi yang layak diremehkan
23.
Dalam situasi apapun saya bisa menjaga
diri
24. Saya sering berubah pikiran
Saya akan berubah saat saya menyadari
25.
bahwa saya salah
Saya memiliki keluarga yang selalu siap
26.
membantu ketika saya dalam kesulitan
27. Saya penting bagi keluarga saya
28.
Saya berasal dari keluarga yang kurang
bahagia
29. Saya disayang oleh keluarga saya
30.
Saya pikir keluarga saya tidak pernah
menaruh kepercayaan kepada saya
Saya merasa mudah untuk berbicara
31.
dengan orang lain
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
247
orang lain
33. Saya kadang-kadang pemarah
34.
Saya lebih suka menang dari pada kalah
dalam permainan
35. Saya orang yang ceria
36.
Saya cukup mampu mengendalikan diri
sendiri
37. Saya orang yang tidak ada artinya
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Saya bangga terhadap kemampuan38.
kemampuan yang saya miliki
Saya memecahkan masalah dengan cukup
39.
40.
41.
mudah
Saya tidak peduli pada hal-hal yang
dilakukan orang lain disekitar saya
Saya orang yang bertanggung jawab
terhadap apa yang saya lakukan
Bila saya menyakiti seseorang saya tidak
42. akan ragu-ragu untuk meminta maaf
kepadanya.
Saya selalu menjalankan ibadah wajib dan
43. mengiringinya dengan ibadah sunnah
lainnya
44. Saya orang yang suka memendam perasaan
45.
46.
Kadang saya bersikap seolah-olah saya
orang yang paling tahu segalanya
Saya cukup pandai dalam masalah
pengontrolan emosi
Saya paling tidak suka bila tidak diberi
47.
kepastian
248 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
48. Saya sering membaca Al-Qur’an
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Keseharian saya dipenuhi dengan hal-hal
49.
50.
yang bermanfaat
Saya selalu memberi kabar kepada orang
tua dan keluarga saya
Alpha Cronbach’s = 0,889; Sampel = 65 orang
D. Klasifikasi Item Shahih dan Item Gugur
Melalui analisis SPSS.20 dapat diklasifikasikan bahwa
sebaran item shahih dan item gugur sebagai berikut:
Item Shohih
Item
Pernyataan
Jumlah
Item Gugur
1, 2, 3, 4, 5, 8, 10, 11, 12,
13, 14, 15, 16, 17, 18, 19,
20, 21, 22, 23, 25, 26, 27,
28, 29, 31, 32, 34, 35, 36,
37, 38, 39, 40, 41, 42, 43,
46, 47, 49, 50
41
6, 7, 9, 24, 30, 33, 44, 45,
48
9
E. Penutup
Berdasarkan uji coba yang dilakukan penulis dapat
diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Instrumen Skala Konsep diri Mahasiswa Perantau di
Yogyakarta dapat digunakan untuk khalayak umum untuk
mengetahui seberapa tinggi tingkat konsep diri mahasiswa
perantau di Yogyakarta
2. Instrumen dapat digunakan untuk pengukuran dalam
rangka pengumpulan data karena reliabilitas instrumen >
0,7 yaitu 0,889.
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
249
35. Instrumen Skala Keterbukaan Diri (Self Disclosure) Pada Siswa
Yang tidak Berkeinginan Melanjutkan ke Studi Lanjutan Oleh:
Riningsih Reno Dwi Marsha (riningsihreno21@gmail.com)
Profesional Judgement: Moh. Khoerul Anwar, S. Pd., M. Pd.
A. Pengantar
Menurut wheeles ( dalam Gainau, 2009; Permatasari
Novianna, 2012(. “Self disclosure didefinisikan sebagai kemampuan
seseorang untuk mengungkapkan informasi tentang diri sendiri
kepada orang lain. Lebih lanjut “Person (dalam Gainau, 2009)
mengartikan self disclosure sebagai tindakan seseorang dalam
memberikan informasi yang bersifat pribadi pada orang lain secara
sukarela dan disengaja untuk maksud memberi informasi yang
akurat tentang dirinya”. Seterusnya self disclosure merupakan
kemampuan dalam memberikan informasi (Devito, 1996).
Menurut Lumsden (1996) self disclosure dapat membantu
seseorang berkomunikasi dengan orang lain, meningkatkan
kepercayaan diri serta hubungan menjadi lebih akrab. Selain itu,
self disclosure dapat melepaskan perasaan bersalah dan cemas
(Calhoun dan Acocella, 1990). Tanpa self disclosure, individu
cenderung mendapat penerimaan sosial kurang baik sehingga
berpengaruh pada perkembangan kepribadiannya.
B. Pengembangan Instrumen Skala Psikologis
Self Disclosure atau keterbukaan diri menurut Devito
adalah mengungkapkan informasi tentang diri sendiri kepada
oranglain yang bertujuan untuk mencapai hubungan yang lebih
bersahabat. Skala Keterbukaan Diri disusun berdasarkan teori
Devito dengan aspek-aspeknya sebagai berikut : (a)
Ketepatan, (b) Motivasi, (c) Waktu, (d) Keintensifan, (e)
Kedalaman, dan Keluasan. Sebagaimana kisi-kisi berikut ini:
No. Item
Variable
Aspek
Indikator
Deskriptor
Favo
rable
250 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
Unfav
orable
Juml
ah
Ketepat
an
Mengung
kapkan
informasi
pribadi
Motivas
i
Dorongan
untuk
mampu
mengung
kapkan
dirinya
kepada
oranglain
Mampu
menyesua
ikan
Self
Disclosur
e
Waktu
Keinten
waktu/ma
najemen
waktu
yang tepat
Memilih
lingkunga
n yang
tepat
sifan
untuk
mengung
kapkan
diri
Kedala
man
Keterbuka
an diri
dan
keluasa
yang luas
pada
Penilaian
diri yang
bersifat
menyalahk
3,4,5
1,2
5
Pujian
untuk diri
sendiri
6,7
8,9,10
5
Dorongan
/motivasi
internal
11,1
2,13
14,15
5
Dorongan/
motivasi
eksternal
16,1
7,18
19,20
5
Pemilihan
21,2
waktu yang
tepat
2,24,
25
23,26,
27
7
an diri
Pemilihan
29,3
28,30,
lawan
bicara
2,33
31
Mengungka
pkan diri
34,3
secara
dangkal
5,37,
38
6
36,39,
40
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
7
251
n
orang lain Mengungka
pkan diri
secara
dalam
Jumlah
41,4
2,45
43,44
5
25
20
45
C. Item Pernyataan
No.
Pernyataan
Jawaban
Saya menyalahkan diri sendiri ketika
1
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
4
Saya tidak suka meremehkan diri sendiri SS
S
TS
STS
5
Saya percaya diri
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
tidak bisa melanjutkan studi lanjutan
Saya kurang bersyukur dengan keadaan
2
3
diri sendiri
Saya berpikir positif mengenai masa
depan saya
Ketika mendapatkan nilai yang bagus,
6
saya selalu memberikan selamat kepada
diri sendiri
Reward saya berikan pada diri sendiri
7
ketika saya berhasil memperoleh sesuatu
Saya acuh terhadap apa yang saya
8
9
10
dapatkan
Ketika orang lain meremehkan diri saya,
saya tidak peduli
Ketika orang lain membicarakan diri
saya, saya tidak peduli
Saya yakin dengan kesuksesan masa
11
depan saya
252 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
Saya bersungguh-sungguh dalam
12
mengerjakan tugas yang diberikan oleh SS
S
TS
STS
guru
13
Saya bersemangat saat sekolah
SS
S
TS
SS
14
Saya merasa masa depan saya suram SS
S
TS
SS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Saya ingin menghabiskan waktu saya SS
S
TS
STS
15
Saya merasa pesimis dengan cita-cita
yang saya miliki
Lingkungan tempat tinggal saya
16
memberikan dukungan pada cita-cita
saya
Teman sekolah saya menyemangati
17
ketika saya berada pada titik terbawah
Saya memiliki fasilitas yang cukup
18
untuk menunjang cita-cita yang saya
miliki
Lingkungan sekitar saya memberikan
19
dampak buruk terhadap kehidupan yang
saya alami
Teman membujuk saya untuk bermalas-
20
malasan
Saya menggunakan waktu saya dengan
21
sebaik mungkin
Saya mengisi waktu luang dengan hal-
22
23
24
25
hal yang bermanfaat
Saya merasa waktu saya tidak
bermanfaat sama sekali
Saya berpikir suatu hari saya akan
sukses
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
253
dengan bekerja
Saya terkadang iri dengan teman-teman
26
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
29
Saya terbuka dengan teman-teman saya SS
S
TS
STS
30
Saya tipe orang yang pendiam
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Saya ingin berteman dengan siapa saja SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
27
28
saya yang kuliah
Saya tidak tertarik untuk melanjutkan ke
jenjang pendidikan yang lebih tinggi
Saya sering memilih-milih orang untuk
menjadi teman bicara saya
Saya mengurung diri dikamar daripada
31
32
main dengan teman-teman saya
Saya tidak pernah membeda-bedakan
33
teman walaupun dia lawan jenis saya
Saya merasa senang dengan diri saya
34
sekarang
Walaupun tidak lanjut kuliah, saya tetap
35
percaya diri
Saya sering minder dengan teman-teman
36
37
saya yg lanjut sekolah
Saya tipe orang yang kecil hati
Saya tetap bersemangat walaupun saya
38
39
40
tidak lanjut kuliah
Saya lebih suka bermain daripada
belajar
saya berpikir bahwa kuliah itu
menghabiskan uang orang tua saya
254 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
41
42
43
44
45
Dalam hati kecil saya, sebenarnya saya
ingin melanjutkan kuliah
Saya merasa jika saya lanjut kuliah,
kehidupan saya akan lebih baik
Saya tidak menginginkan kehidupan
yang seperti ini
saya lebih ingin membantu orang tua
saya daripada kuliah
Ketika bekerja, saya merasa bahagia
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Cronbach's Alpha = 0.842 ; Sampel = 42
orang D. Klasifikasi Aitem Shahih dan Aitem Gugur
Melalui analisiss SPSS.20 dapat diklasifikasikan bahwa
sebaran aitem gugur dan aitem shahih sebagai berikut :
Item Shohih
Item Gugur
Item
Pernyataan
2,3,5,6,7,8,11,12,13,14,15,16,17
,18,20,21,22,23,24,27,29,32,34,
36,41,43,44
1,4,9,10,19,25,26,28,3
0,31,33,35,37,38,39,40
,42,45
Jumlah
27
18
E. Penutup
Berdasarkan uji coba yang dilakukan penulis dapat
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Instrumen Skala Keterbukaan Diri (Self Disclosure) Pada
Siswa yang tidak Berkeinginan Melanjutkan Studi Lanjutan
dapat digunakan untuk khalayak umum untuk mengetahui
seberapa banyak siswa yang terbuka akan dirinya sendiri
karena tidak melanjutkan sekolah.
2. Instrumen dapat digunakan untuk pengukuran dalam
rangka pengumpulan data karena reliabilitas
instrument > 0,7 yaitu 0,842.
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
255
36. Instrumen Skala Minat Wirausaha Mahasiswa UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta
Oleh: Siti Nurhikmah Fauziah (nurhikmahfauziah26@gmail.com)
Professional Judgement: Slamet, S. Ag, M.Si
A. Pengantar
Kewirausahaan semakin penting untuk diperluas prakteknya
di negara sedang berkembang. Hal ini dikarenakan negara sedang
berkembang dewasa ini semakin dihadapkan pada kondisi yang
semakin mengglobal dengan pilihan kerjasama dan persaingan yang
semakin keras. Menyelaraskan dengan kondisi tersebut, lembaga
pendidikan diharapkan mampu berperan guna mentransformasi jiwa
kewirausahaan dalam rangka mempersiapkan sumberdaya manusia
menghadapi era kerjasama dan persaingan yang semakin ketat.
Winkel (2004: 212), minat diartikan sebagai kecenderungan
subyek yang menetap, untuk tertarik pada bidang studi atau pokok
bahasan tertentu dan merasa senang mempelajari materi itu. Menurut
Slameto, minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu
hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Sedangkan menurut
Hisrich-Peters (H. Buchari Alma, 2004: 26), kewirausahaan adalah
proses menciptakan sesuatu yang lain dengan menggunakan waktu
dan kegiatan disertai modal dan resiko serta menerima balas jasa dan
kepuasan serta kebebasan pribadi.
Berdasarkan definisi di atas, maka yang dimaksud dengan
minat wirausaha adalah keinginan, ketertarikan serta kesediaan
untuk bekerja keras atau berkemauan keras dengan adanya
pemusatan perhatian untuk berusaha memenuhi kebutuhan
hidupnya tanpa merasa takut akan resiko yang akan dihadapi,
senantiasa belajar dari kegagalan yang dialami, serta
mengembangkan usaha yang diciptakannya. Minat wirausaha
tersebut tidak hanya keinginan dari dalam diri saja tetapi harus
melihat ke depan dalam potensi mendirikan usaha.
256 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
B. Pengembangan Instrumen Skala Psikologis
Super dan Crites (dalam Sukardi 1998:109) mengemukakan
bahwa seseorang yang mempunyai minat objek tertentu dapat dilihat
dari ucapan, tindakan dan menjawab pertanyaan. Berdasarkan
beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek
minat menimbulkan daya ketertarikan yang dibentuk oleh dua aspek.
Aspek tersebut yaitu kognitif dan afektif berupa berupa sikap,
kesadaran individual, perasaan senang, arah kepentingan individu,
adanya ketertarikan yang muncul dari dalam diri, dan berpartisipasi
terhadap apa yang diminati.
No. Item
Variabel
Minat
Wirausah
a
Mahasisw
a UIN
Sunan
Kalijaga
Yogyakar
ta
Aspek
Aspek
Kognitif
Indikator
Mengetah
ui cara
menjadi
seorang
wirausaha
yang
sukses
Deskriptor
Juml
ah
Favor
able
Unfav
orable
Mampu dan
mau
bekerja
keras untuk
keberhasila
n usahanya
serta
memiliki
rasa
percaya diri
1, 2, 3,
13
4, 5, 6,
7
8
Pandai
membuat
keputusan
dan dapat
mengambil
resiko
8, 37,
38
9, 10,
11
6
14,15,
16
17,18,
19
6
Mampu
bekerjasam
a dengan
orang lain
yang
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
257
berorientasi
ke masa
depan
Mau
menambah
ilmu
pengetahua
n dan
memiliki
rasa ingin
tahu yang
tinggi
Aspek
Afektif
21, 22
23, 24
4
Kreatif dan
inovatif
25, 27
26, 12
4
Disiplin
dan kerja
keras
28, 29
30, 31
4
Pandai
berkomuni
kasi, jujur
dan mandiri
33, 32,
34
35, 36,
5
Meyakini
akan
keberhasil
an yang
akan
diraih
Melangkah
pasti,
tekun,
sabar dan
tidak
pernah ragu
38, 39
40, 41
4
Menemuk
an
perasaan
negatif
dan
memberik
Memberika
n respon
yang positif
atau
percaya diri
terhadap
42, 44,
45
43
5
258 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
an respon
positif
terhadap
permasala
han
usaha yang
telah
dijalani
sehingga
dapat
mengurangi
perasaan
cemas
merasa
senang
dengan
segala hal
yang
47
46
2
48, 50
49, 51
4
53
52
2
berhubunga
n dengan
aktivitas
yang
diminatinya
Menyadar
i
sepenuhn
ya untuk
menyukai
aktivitas
Jumlah
Mempunya
i arti atau
penting
bagi
individu
Berpartisip
asi aktif
dalam
mengemba
ngkan
minat
28
24
52
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
259
C. Item Pernyataan dan Reliabilitas
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
Pernyataan
menciptakan lapangan kerja lebih baik dari
pada mencari pekerjaan
wirausaha dapat meningkatkan harga diri
seseorang
Wirausaha dapat meningkatkan optimisme
akan keberhasilan
saya tidak percaya diri dalam berwirausaha
Banyak pekerjaan yang mendapat gaji lebih
besar dari pada berwirausaha
Saya merasa sangat sulit untuk membangun
usaha
Saya merasa dapat meningkatkan kualitas
hidup dengan berwirausa
Saya tidak takut kalah bersaing jika
membuka usaha
Wirausaha dapat menampung tenaga kerja
dan mengurangi pengangguran
Berwirausaha dapat mendukung majunya
perekonomian
Dengan berwirausaha kita dapat memiliki
masa depan yang baik dan cerah
Keuntungan dari berwirausaha tidak cukup
untuk memenuhi kebutuhan hidup
Wirausaha penuh dengan ketidakpastian
dan kesamaran
Wirausaha kurang menjamin masa depan
Wirausaha dapat melatih kita menghadapi
situasi yang sulit
Pekerjaan sebagai karyawan lebih pasti
daripada berwirausaha
Saya takut gagal saat memulai wirausaha
Berwirausaha belum pasti mendapat untung
besar
Berwirausaha lebih menantang daripada
menjadi karyawan
Jawaban
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
260 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
STS
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
Bagi orang yang berwirausaha kegagalan
adalah pengalaman untuk belajar
Cepat membaca peluang akan membuat
usaha kita berkembang
Kurang kemauan dan kemampuan dalam
melihat peluang
Saya merasa sulit membuka usaha karena
kurang pengetahuan tentang kewirausahaan
Saya merasa sulit melatih kejujuran dalam
berwirausaha
Saya merasa dengan berwirausaha dapat
melatih kejujuran
Saya merasa dengan berwirausaha dapat
memenuhi kebutuhan hidup
Berwirausaha tidak dapat menjadikan kita
mandiri
Saya merasa dengan berwirausaha
kebutuhan hidup tidak dapat terpenuhi
Saya merasa sulit berwirausaha jika kurang
kreatifitas dan inovasi
Berwirausaha dapat menjadikan kita kreatif
dan inovatif
Saya merasa sulit melihat dan mencari
kesempatan-kesempatan baru
dalam
berwirausaha
Kreatifitas dan inovasi akan memudahkan
usaha
wirausaha dapat memberi contoh kerja
keras
Tidak mudah menyerah adalah kunci
keberhasilan suatu wirausaha
Wirausaha terlalu menguras waktu, tenaga,
dan pikiraan
Saya merasa sulit menghadapi tantangan
dalam berwirausaha
Saya yakin dengan bewirausaha kesuksesan
akan mudah di raih
Semua usaha membutuhkan ketekunan dan
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
261
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
kesabaran
Ketika saya memulai merintis usaha saya
tidak peduli sama sekali
dengan
SS S TS
kemungkinan-kemungkinan yang akan
terjadi di depan
Keraguan akan terus ikut serta saat kita
SS S TS
merintis usaha
Selalu
menenangkan
diri
dengan
SS S TS
melakukan hal-hal yang positif
Wirausaha merupakan pekerjaan yang
SS S TS
santai dan tidak rumit
Menyerahkan semua urusan masa depan
SS S TS
kepada Allah
Benar adanya jika semua usaha tidak akan
SS S TS
mengkhianati hasil
Saya merasa senang dalam menjalankan
SS S TS
wirausaha, sehingga cepat merasa puas
Pribadi yang sudah mempunyai jiwa
wirausaha, akan selalu bahagia dalam SS S TS STS
menjalankannya
Wirausaha yang dibangun merupakan
bagian terpenting dari hidup menuju masa SS S TS STS
depan
Wirausaha membuat saya sibuk dan tidak
sempat memikirkan peluang usaha/kerja SS S TS
yang lain
Saya merasa indah atau buruknya masa
depan tergantung usaha yang saya lakukan SS S TS
sekarang
Apa yang telah saya bangun akan saya jaga
SS S TS
atau persampai kapanpun
Saya merasa berjuang sendiri dalam
SS S TS
mengembangkan wirausaha
Saya merasa senang hati meluangkan waktu
sepenuhnya dalam membangun usaha
SS S TS
Alpha Cronbach’s = 0,723 ; Sampel = 45 Orang
262 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
STS
STS
STS
STS
STS
STS
STS
STS
STS
STS
STS
STS
D. Klasifikasi Aitem Shahih dan Aitem Gugur
Melalui analisiss SPSS.20 dapat diklasifikasikan bahwa
sebaran aitem gugur dan aitem shahih sebagai berikut :
Item Shohih
Item Gugur
1, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11,
2, 3, 5, 12, 13, 14, 15,
Item
17, 19, 20, 21, 24, 25,
16, 18, 22, 23, 29, 31,
Pernyataan
26, 27, 28, 30, 32, 33,
35, 41, 42, 43, 45, 47,
34, 36, 37, 38, 39, 40,
52
44, 46, 48, 49, 50, 51, 52
Jumlah
32
20
E. Penutup
Berdasarkan uji coba yang dilakukan penulis dapat
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Instrumen Skala Tingkat Minat Wirausaha Mahasiswa
dapat digunakan untuk khalayak umum untuk mengetahui
seberapa tinggi tingkat minat wirausaha pada mahasiswa
yang sedang ada dalam masa berpacaran.
2. Instrumen dapat digunakan untuk pengukuran dalam
rangka pengumpulan data karena realiabilitas instrumen >
0,7 yaitu 0,723.
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
263
37. Instrumen Skala Motivasi Berprestasi Pada Mahasiswa Yang
Bekerja
Oleh: Vera Maulida Rahmah (veramaulidarahmah97@gmail.com)
Profesional Judgement: Nailul Falah, S.Ag., M.Si.
A. Pendahuluan
Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan
sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang
menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat. Motif tidak
dapat diamati secara langsung, tetapi dapat diinterpretasikan dalam
tingkah lakunya, berupa rangsangan, dorongan, atau pembangkit
tenaga munculnya suatu tingkah laku tertentu.
Skala ini dimaksudkan untuk mengungkap motivasi
berprestasi di kalangan mahasiswa yang bekerja. Adapun kisi-kisi
pernyataan tersebut disusun dari teori motivasi berprestasi oleh
McClelland, yang mengungkapkan bahwa prestasi, kekuasaan
atau kekuatan dan hubungan sosial merupakan tiga kebutuhan
penting yang dapat membantu menjelaskan motivasi.
B. Pengembangan Instrumen Skala Psikologis
Motivasi berprestasi adalah dorongan pada individu untuk
sukses dalam mencapai target atau tujuannya. Skala motivasi
berprestasi disusun berdasarkan teori kebutuhan akan prestasi
McClelland yang terdiri dari lima indikator, yaitu: berorientasi pada
tujuan, menyukai pekerjaan yang menantang, bertanggung jawab,
berani mengambil resiko, kreatif dan inovatif.
No item
Variabel
Aspek
Indikator
Deskriptor
Motivasi
Berpresta
si
Kebutu
han
akan
Berorientas
i dengan
tujuan
Mempunya
i target dan
cita-cita
Favo
rable
Unfav
orable
1, 24
2, 25
264 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
Juml
ah
4
Prestasi
Menyukai
pekerjaan
yang
menantang
Bertanggun
g Jawab
Berani
mengambil
resiko
Kreatif dan
inovatif
Jumlah
Membuat
schedule
4, 6
5, 15,
18
5
Melakukan
hal-hal baru
9, 12
10, 36
4
Menyelesai
kan tugas
tepat waktu
26
16, 27
3
Disiplin
dalam
kuliah dan
bekerja
13,
28,
29
14, 17,
19
6
Tidak raguragu dalam
melakukan
suatu hal
30
11
2
Mencetusk
an ide baru
20,
23
21
3
Melakukan
kegiatan
yang
menyenang
kan
3,
31,
35
34, 37
5
Mencari
alternatif
dari setiap
permasalah
an
7, 8,
22
32, 33,
38
6
19
19
38
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
265
C. Item Pernyataan dan Kategorisasi
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Pernyataan
Saya hanya melakukan kegiatan yang
mendukung untuk mencapai tujuan
Saya tidak memiliki tujuan yang pasti
sehingga hanya membiarkan semuanya
mengalir apa adanya
Saya selalu memiliki cara agar tidak jenuh
dalam menjalani aktivitas kuliah dan
bekerja
Saya selalu membuat jadwal kegiatan
sehari-hari, sehingga saya mengetahui
kapan harus kuliah, bekerja, dan belaja
Meskipun saya telah merencanakan untuk
belajar sesuai jadwal yang saya buat, saya
tetap malas untuk belajar
Saya melaksanakan jadwal yang saya buat
dengan disiplin
Bila menghadapi kesulitan dalam
mempelajari materi, saya selalu berusaha
menemukan alternatif pemecahannya
Jika sesuatu menghambat aktivitas, saya
akan mencari alternatif untuk mengatasi
hambatan itu
Dengan bekerja sambil kuliah saya
merasa tertantang untuk menjalani
keduanya
Saya suka berada di zona nyaman,
sehingga saya tidak suka melakukan halhal yang menantang
Saya takut mencoba sesuatu karena
pikiran saya dibayang-bayangi oleh
kegagalan
Saya suka melakukan hal-hal baru, karena
hal itu akan memacu semangat
Saya selalu menyelesaikan tugas kuliah
dan kerja tepat waktu
Jawaban
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
266 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
Saya sering membolos kuliah karena
kelelahan bekerja
Saya tidak bisa membagi waktu antara
kuliah dan bekerja
Saya merasa tidak mampu menyelesaikan
tugas yang diberikan oleh dosen karena
terlalu sibuk bekerja
Saya sering melanggar peraturan yang ada
di kampus dan di tempat kerja
Saya tidak bisa mengatur waktu dengan
baik
Saya sering mengabaikan tugas yang
diberikan oleh dosen dan di tempat kerja
Saya sering mengutarakan pendapat
ketika sedang berdiskusi di kelas
Saya jarang sekali mengutarakan pendapat
karena malu
Saya selalu mengerjakan tugas bersama
teman agar ketika ada kesulitan bisa
berdiskusi
Saya selalu yakin pada setiap keputusan
yang saya ambil
Saya mempunyai target dalam menjalani
hidup
Menurut saya target dalam hidup itu tidak
penting
Saya selalu menyelesaikan tugas tepat
waktu
Saya sering telat dalam mengumpulkan
tugas
Saya tidak pernah bolos kuliah
Saya selalu melaksanakan peraturan yang
ada di kampus dan di tempat kerja
Saya selalu yakin benar dengan tugas
yang saya kerjakan
Saya selalu menyempatkan waktu untuk
liburan
Saya
selalu
kesulitan
dalam
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
267
33
34
35
36
37
38
menyelesaikan suatu masalah
Saya tidak pernah meminta bantuan
siapapun ketik menghadapi kesulitan
Saya tidak pernah liburan karena tidak
mempunyai waktu luang
Saya selalu menyempatkan waktu untuk
berkumpul dengan teman-teman
Saya lebih mengikuti apa yang orang lain
lakukan
Saya tidak tahu cara agar tidak jenuh
dalam melakukan aktivitas
Jika tidak mengerti dengan materi kuliah,
saya tidak berusaha untuk mencari
referensi ataupun informasi dari sumber
lain
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Alpha Cronbach’s = 0,819 ; Sampel = 33
Orang D. Klasifikasi Aitem Shahih dan Aitem Gugur
Melalui analisis SPSS.20 dapat diklasifikasikan bahwa
sebaran data aitem gugur dan aitem shahih sebagai berikut :
Item
Item Shoheh
3, 5, 6, 8, 9, 11, 12, 13, 14,
Pernyataan
16, 18, 19, 20, 21, 23, 24,
26, 32, 33, 34, 36, 37
Jumlah
22
Item Gugur
1, 2, 4, 7, 10, 15, 17, 22, 25,
27, 28, 29, 30, 31, 33, 36
16
E. Penutup
Berdasarkan uji coba yang dilakukan oleh penulis dapat
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Instrumen skala motivasi berprestasi pada mahasiswa yang
bekerja dapat digunakan oleh khalayak umum untuk mengetahui
motivasi berprestasi bagi mahasiswa yang bekerja.
2. Instrumen dapat digunakan untuk pengukuran dalam
rangka pengumpulan data karena reliabilitas instrumen
bernilai 0,819 dengan landasan semakin mendekati
angka 1 maka data semakin reliable.
268 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
38. Instrumen Skala Pengambilan Keputusan Karier Pada Siswa
SMK
Oleh : Arif Sholeh Udin (arifudin10077@gmail.com)
Professional Judgement : Nailul Falah S.Ag., M.Si.
A. Pengantar
Karir adalah bagian hidup yang berpengaruh pada
kebahagiaan hidup manusia secara keseluruhan. Oleh
karenanya ketepatan memilih serta menentukan keputusan
karir menjadi titik penting dalam perjalanan hidup manusia.
Pembuatan keputusan (decision making) menggambarkan
proses melalui serangkaian kegiatan yang dipilih sebagai
penyelesaian suatu masalah tertentu (Handoko, 1996).
Pengambilan keputusan menurut Baron dan Byne
(2008) adalah suatu proses yang melalui kombinasi individu
atau kelompok dan mengintegrasikan informasi yang ada
dengan tujuan memilih satu dari berbagai kemungkinan
tindakan. Pengambilan keputusan juga didefinisikan oleh
Sweeney dan McFarlin (dalam Sarwono & Meinano, 2009)
sebagai suatu proses mengevaluasi pilihan-pilihan yang ada
untuk mendapatkan hasil yang diharapkan.
Pengambilan keputusan karier menurut Tolbert (dalam
Manrihu, 1988) adalah proses sistematis dari berbagai data
yang digunakan dan dianalisis atas dasar prosedur-prosedur
yang ekplisit dan hasil-hasilnya dievaluasi sesuai dengan yang
diinginkan. Sedangkan menurut Ginzberg (dalam Wicaksono,
2010) merupakan suatu proses untuk menentukan pilihan dari
berbagai alternative yang berkaitan dengan pekerjaan.
Penyusunan skala ini dimaksudkan untuk mengetahui
kesiapan siswa SMK dalam memutuskan bekerja.
Pengambilan keputusan siswa SMK ditunjukkan dengan skor
total yang diperoleh subyek pada skala pengambilan
keputusan yang disajikan dalam bentuk indikator-indikator
tentang pengambilan keputusan karier siswa SMK. Makin
tinggi skor yang diperoleh subjek, maka semakin tinggi/tepat
dalam pengambilan keputusan siswa SMK.
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
269
Skala pengambilan keputusan karier siswa SMK
merupakan upaya untuk mengukur seberapa berani siswa
SMK dalam menentukan sebuah keputusan dalam bekerja.
B. Pengembangan Instrumen Skala Psikologis
Pengambilan keputusan karier adalah suatu tindakan
untuk menentukan diantara dua pilihan yang berkenaan dengan
pekerjaan atau karier. Skala pegambilan keputusan karier
disusun berdasarkan Jeon Parsons yang terdiri atas 3 aspek
yaitu pengetahuan dan pemahaman diri sendiri, pengetahuan dan
pemahaman dunia kerja, penalaran yang realistis.
Variabel
Aspek
Indikator
Memahami
potensi diri
sendiri
pengambi
lan
keputusan
karier
siswa
SMK
Pengeta
huan
dan
pemaha
man diri
sendiri
pengeta
huan
dan
pemaha
man
Pemahama
n bakat dan
minat
Mengetahu
i
keterbatasa
n yang
dimiliki
pengetahua
n akan
syarat dan
kondisi
untuk
Deskriptor
Mengetahui
segala
kelebihan
yang
dimiliki
memahami
apa yang
menjadi
bakat dan
minat
mengetahui
dan
memahami
segala
kekurangan
yang
dimiliki
paham
dengan
syarat
masuk
kerja dan
No Item
Favo Unfav
rable orable
Juml
ah
7,14,
35
6,1,2
6
3,12,
32,9,
37
22
6
8,46
4,5,10,
42,11
7
17,1
9,23,
47,1
6,18
34,41,
46
9
270 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
dunia
kerja
sukses
Keuntunga
n dan
kerugian
kompensas
i
prospek
kerja
Penalara
n yang
realistis
hubungan
pengetahua
n dengan
pemahama
n
Jumlah
kesuksesan
dalam
bekerja
paham
tentang
keuntungan
dan
kerugian
yang
didapat saat
bekerja
mendapatk
an
kompensasi
yang baik
dan
memuaskan
mampu
berkemban
g sesuai
pekerjaann
ya
mampu
merancang
penalaran
yang
realistis
sesuai
dengan
kemampua
n yang
dimiliki
13,1
5,20,
24,4
0
33,43
7
27,2
8
30,38
4
26,3
6,49
25,31,
39
6
44,5
0,48,
21
29
5
30
20
50
C. Item Pernyataan
No
Pernyataan
Jawaban
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
271
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16
17.
18.
19.
20.
21.
Saya belum mengetahui bakat yang saya
miliki
Saya merasa bingung bakat mana yang
harus saya kembangkan
Saya ingin bekerja sesuai dengan jurusan
Belum saya kuasai sepenuhnya keahlian
yang diajarkan disekolahan
Saya merasa kurang dalam kedisiplinan
Saya ingin bekerja di Bank
Saya suka bersosialisasi dengan teman
Saya sering sakit ketika harus berdiri lama
Saya ingin bekerja dengan gaji yang tinggi
(diatas UMR)
Saya mudah bosan dengan pekerjaan yang
monoton
Saya tidak suka dengan hal yang
berhubungan dengan orang banyak
Saya lebih suka memerintah daripada
diperintah
Saya ingin melanjutkan pendidikan tetapi
kemampuan ekonomi orang tua yang
kurang
Saya ingin bekerja sesuai dengan bakat
yang saya miliki
Saya merasa kesal dengan suatu hal yang
tidak sesuai keinginan saya
Mendaftar pekerjaan yang sesuai dengan
kemampuan yang saya miliki
Saya harus segera mendapatkan pekerjaan
ketika lulus sekolah
Saya mendaftar semua ketika ada info
lowongan pekerjaan
Saya harus memilih pekerjaan sesuai
dengan bakat dan minat saya
Saya memilih bekerja untuk mengurangi
beban orang tua.
Saya suka usaha sendiri daripada kerja
untuk orang lain
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
SS
SS
SS
S
S
S
S
TS
TS
TS
TS
STS
STS
STS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
272 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33
34.
35.
36.
37.
38.
39.
Yang penting bagi saya mendapatkan
pekerjaan walaupun kadang tidak sesuai
dengan bakat saya
Dalam mendaftar pekerjaan saya
memperhatikan persyaratan yang
ditentukan
Saya ingin bekerja diluar kota (merantau)
Orang tua menuntut saya bekerja disuatu
perusahaan tertentu yang ia inginkan
Saya ingin bekerja yang membuat saya
semakin berkembang
Dalam memilih pekerjaan saya berfikir
jangka penjang dari pekerjaan tersebut
Dalam bekerja saya ingin mendapatkan
tunjangan yang banyak
Setelah saya lulus saya ingin menjadi guru
di sekolah dasar
Saya ingin bekerja yang mudah ijin ketika
ada keperluan mendadak
Saya ingin berkerja yang tidak ada tuntutan
(target)
Bekerja sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki
Saya tidak suka bekerja yang banyak
resikonya
Merasa pesimis ketika syarat-syarat
pekerjaan menuntut banyak hal
Orang tua menyerahkan segala urusan
pekerjaan kepada saya
Saya berusaha memberikan yang terbaik
untuk perusahaan
Hanya mendaftar pekerjaan diperusahaan
yang memberikan gaji dan tunjangan yang
besar walaupun tidak sesuai bakat dan
minat saya
Menginginkan pekerjaan yang tidak
banyak resiko
Memilih kerja serabutan daripada kerja di
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
273
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
PT yang penuh dengan tuntutan
Setiap pekerjaan mempunyai resiko dan
saya siap menanggung resiko ditempat
SS S
kerja saya
Terkadang saya merasa bingung harus
SS S
memilih kuliah atau bekerja
Saya suka bekerja dengan sesuka hati
SS S
Kurang suka diperintah-perintah
SS S
Kuliah sangat penting bagi saya karena
untuk menentukan masa depan yang lebih SS S
baik
Saya kesulitan ketika harus bekerja yang
SS S
berhubungan dengan angka/menghitung
Saya hanya mendaftar pekerjaan ketika ada
lowongan dari sekolahan selebihnya hanya SS S
menunggu di rumah
Mengikuti training/pelatihan agar bisa
SS S
diterima diperusahaan
saya memilih untuk bekerja, karena
ketrampilan saya sudah terasah dan saya SS S
siap terjun di dunia kerja
Bekerja juga mencari pengalaman bukan
SS S
sekedar mencari uang
Saya memilih sekolah ke jenjang
selnjutnya karena ingin mencari ilmu yang SS S
lebih banyak
Alpha Cronbach’s = 0.745, Sampel = 32 Orang
TS
STS
TS
STS
TS
TS
STS
STS
TS
STS
TS
STS
TS
STS
TS
STS
TS
STS
TS
STS
TS
STS
D. Klasifikasi Aitem Shohih dan Aitem Gugur
Melalui SPSS 15.0 dapat diklasifikasikan bahwa aitem
gugur dan aitem shohih sebagai berikut :
Item Shohih
Item
Pernyataan
3, 7, 9, 11, 13, 14, 15,
16, 17, 19, 20, 23, 24,
26, 27, 32, 35, 36, 39
40, 42, 44, 47, 48, 49,
Item Gugur
1, 2, 4, 5, 6, 8, 10,
12, 18, 21, 22, 25,
28, 29, 30, 31, 33,
34, 37, 38, 41, 43,
274 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
Jumlah
50
45, 46
26
24
E. Penutup
Berdasarkan uji coba yang dilakukan penulis dapat
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Instrumen pengambilan keputusan karier siswa SMK kelas
XII dapat digunakan untuk khalayak umum untuk
mengetahui seberapa tinggi tingkat pengambilan
keputusan karier siswa SMK kelas XII
2. Instrumen ini dapat digunakan untuk pengukuran dalam
rangka pengumpulan data karena reliabilitas instrument >
0.7 yaitu 0.745.
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
275
39. Instrumen Skala Kepercayaan Diri Mahasiswa Difabel
dalam Menghadapi Dunia Kerja
Oleh: Anisa Sari Yusrina (anisayusrina13@gmail.com)
Professional Judgement: Nailul Falah, S. Ag., M. Si.
A. Pengantar
Kepercayaan diri merupakan sikap mental seseorang
dalam menilai diri maupun objek sekitarnya sehingga orang
tersebut mempunyai keyakinan akan kemampuan dirinya untuk
dapat melakukan sesuatu sesuai dengan kemampuannya.
Apabila seseorang tidak memiliki keyakinan tersebut, maka
dapat dikatakan bahwa ia telah kehilangan kepercayaan diri.
Instrumen ini bertujuan untuk melihat sejauh mana tingkat
kepercayaan diri mahasiswa difabel dalam menghadapi dunia kerja.
Mahasiswa akan dihadapkan pada dunia pekerjaan setelah lulus
nanti. Kurangnya persiapan, atau minimnya pengalaman dapat
menyebabkan mahasiswa tidak percaya diri dalam menghadapi hal
itu. Apabila mahasiswa telah mempersiapkan dengan matang apa
saja yang diperlukan dalam mencari pekerjaan, maka mahasiswa
akan percaya diri dalam menyambut kelulusannya. Dengan
demikian, instrumen skala ini dapat menjadikan mahasiswa difabel
mengetahui tingkat kepercayaan dirinya dalam menghadapi dunia
kerja, maka hal ini dapat dijadikan evaluasi untuk kedepannya.
B. Pengembangan Instrumen Skala Psikologis
Kumara dalam Ghufron menyatakan bahwa kepercayaan diri
adalah ciri kepribadian yang mengandung arti keyakinan terhadap
kemampuan diri sendiri. Dapat disimpulkan bahwa kepercayaan diri
adalah keyakinan seseorang untuk melakukan sesuatu. Skala
kepercayaan diri disusun berdasarkan teori Ghufron yang terdiri dari
5 aspek. Aspek-aspek tersebut antara lain keyakinan akan
kemampuan diri, optimis, objektif, bertanggung jawab, rasional,
dan realistis, sebagaimana kisi-kisi berikut ini.
Variabel
Aspek
Indikator
Deskriptor
276 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
No. Item
Juml
Keyaki
nan
kemam
puan
diri
Kepercay
aan Diri
Mahasisw
a Difabel
Optimi
s
Objekt
if
Mampu
secara
sungguhsungguh
akan apa
yang
dilakukann
ya.
Selalu
berpandang
an baik
dalam
menghadap
i segala hal
tentang diri
dan
kemampua
nnya.
Memandan
g
permasalah
an atau
sesuatu
sesuai
dengan
kebenaran
yang
semestinya.
Favo
rable
Unfav
orable
Melakukan
suatu
pekerjaan
tanpa
dibantu
orang lain.
6,
13,1
6,22
1, 21,
24
7
Merasa
yakin akan
apa yang
dikerjakan.
3,
28,
40
27, 30,
32, 49
7
Selalu
berpiki
positif
tentang
suatu hal.
19,
23,
50
5, 9,
12
6
Memiliki
target dan
tidak
menyerah
sebelum
mencoba.
37,
48
14, 29
4
Menilai
permasalah
an bukan
menurut
kebenaran
pribadi.
2, 25
10, 15
4
42,
45
17, 44
4
Menilai
sesuatu
bukan
menurut
dirinya
ah
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
277
sendiri
Bertan
ggung
jawab
Rasion
al dan
realisti
s
Bersedia
untuk
menanggun
g segala
sesuatu
yang telah
menjadi
konsekuens
inya.
Menganalis
a suatu hal
dengan
pemikiran
yang masuk
akal dan
sesuai
kenyataan.
Jumlah
Mampu
menanggun
g akibat
baik
maupun
buruk dari
perbuatann
ya.
7, 18
4, 11
4
Mengakui
kesalahan
apabila
berbuat
salah.
20,
26
38, 47
4
Menilai
sesuatu
berdasarka
n
kenyataany
ang ada.
8,
33,
31,
34
35,36
6
Menyataka
n sesuatu
yang masuk
akal.
41,
46
39, 43
4
26
24
50
C. Item Pernyataan dan Reliabilitas
No.
1.
2.
3.
Pernyataan
Saya merasa orang lain lebih pandai dari
SS
saya.
Bekerja adalah hal yang penting.
SS
Saya memiliki keterampilan
SS
berkomunikasi yang baik.
278 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
Jawaban
S
TS
STS
S
TS
STS
S
TS
STS
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
Setiap tugas yang saya dapatkan selalu
dikerjakan dengan maksimal.
Saya tidak yakin dapat bekerja di suatu
perusahaan atau kantor.
Saat ini saya kuliah sambil bekerja.
Saya rajin mengikuti perkuliahan agar
lulus cepat.
Jika saya ingin bekerja, saya harus
memiliki pengalaman kerja terlebih
dahulu.
Saya takut melamar pekerjaan.
Orang lain menganggap diri saya lemah.
Saya mampu mengerjakan berbagai
macam tugas tanpa dibantu teman.
Terkadang dalam hidup, saya merasa
Tuhan tidak adil kepada saya.
Saya ingin menjadi wiraswasta.
Saya khawatir tentang masa depan saya.
Memiliki banyak teman itu tidak penting,
karena tidak berpengaruh bagi saya.
Saya mengerjakan sesuatu lebih baik dari
teman saya.
Bekerja itu membosankan.
Saya harus lulus dengan nilai yang
memuaskan.
Saya mampu melakukan berbagai hal
meskipun ada yang meremehkan saya.
Membahagiakan kedua orang tua adalah
keinginan saya.
Saya takut berbicara dengan orang asing.
Saat ini saya memiliki bisnis kecilkecilan.
Kuliah dapat mengantarkan saya pada
pekerjaan yang baik.
Saya malu tidak bisa berbahasa inggris.
Orang tua saya selalu memberikan
dukungan kepada saya agar semangat
dalam meraih cita-cita.
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
SS
S
S
TS
TS
STS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
SS
S
S
TS
TS
STS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
279
26. Saya ingin menjadi pegawai/ karyawan.
27. Saya tidak akan melanjutkan studi S2.
Di kampus, saya memiliki banyak
28.
prestasi.
Orang lain mendapatkan segalanya lebih
29.
mudah dari yang saya lakukan.
Saya sulit menyesuaikan diri dengan
30.
lingkungan baru.
Pekerjaan yang saya pilih hendaknya
31.
sesuai dengan kemampuan diri saya.
Saya jarang mengikuti seminar
32.
kewirausahaan.
Setelah lulus kuliah, saya akan melamar
33.
pekerjaan.
Mencari lowongan pekerjaan saya
34.
lakukan mulai dari sekarang.
Saya tidak pernah berdoa agar lulus cepat
35.
dan mendapat pekerjaan yang baik.
36. Setelah lulus saya tidak ingin bekerja.
37. Saya menyukai tantangan.
Saya selalu mengulangi kesalahan yang
38.
pernah saya lakukan.
Organisasi kampus tidak penting,
39.
sehingga saya tidak mengikutinya.
Saya memiliki keterampilan khusus
40.
seperti komputer, menjahit, memasak, dll.
Selama kuliah, saya mengikuti lomba
41. untuk melengkapi SKPI (Surat
Keterangan Pendamping Ijazah).
Gelar S1 dapat memudahkan saya
42.
mencari pekerjaaan.
Saya tidak pernah mencari informasi
43.
tentang pekerjaan yang saya dambakan.
Teman saya tidak memberikan banyak
44.
informasi tentang pekerjaan.
Saya mencari di internet pekerjaan yang
45.
cocok untuk saya.
46. Saya bertanya kepada teman difabel yang
SS
SS
S
S
TS
TS
STS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
SS
S
S
TS
TS
STS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
280 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
47.
48.
49.
50.
lain tentang pekerjaan.
Setelah lulus, saya tidak mencari
SS S
pekerjaan karena takut ditolak.
Saya mensyukuri apa yang ada dalam diri
SS S
saya.
Jika mendapat tugas baru, saya sulit
SS S
berkonsentrasi.
Saya memiliki cita-cita.
SS S
Alpha Cronbach’s = 0,746 ; Sampel = 35 Orang
TS
STS
TS
STS
TS
STS
TS
STS
D. Klasifikasi Aitem Shahih dan Aitem Gugur
Melalui analisis SPSS.20 dapat diklasifikasikan bahwa
sebaran aitem gugur dan aitem shahih sebagai berikut:
Item Shohih
Item Gugur
2, 4, 5, 7, 9, 10, 12, 18,
1, 3, 6, 8, 11, 13, 14, 15,
Item
19, 21, 23, 25, 28, 31,
16, 17, 20, 22, 24, 26, 27,
Pernyataan
35, 36, 37, 42, 45, 48,
29, 30, 32, 33, 34, 38, 39,
49.
40, 41, 43, 44, 46, 47, 50.
Jumlah
21
29
E. Penutup
Demikian Instrumen Skala Tingkat Kepercayaan Diri
Mahasiswa Difabel dalam Menghadapi Dunia Kerja. Instrumen
skala ini diharapkan dapat digunakan khalayak umum, untuk
mengetahui sejauh mana tingkat kepercayaan diri mahasiswa
difabel dalam menghadapi dunia kerja. Instrumen ini dapat
digunakan untuk pengukuran dalam pengumpulan data karena
reabilitas instrumen mendekati angka 1 yaitu 0,746.
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
281
40. Instrumen Skala Kepuasan Pelayanan Akademik Pada
Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga
Oleh: Novani Astri Rahayu (novafanni@gmail.com)
Professional Judgemen: Slamet, S.Ag., M.Si.
A. Pengantar
Pelayanan merupakan proses pemenuhan kebutuhan melalui
aktivitas orang lain secara langsung. Pelayanan juga merupakan
suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi
langsung antara seseorang dengan orang lain atau mesin secara
fisik, dan menyediakan kepuasan pelanggan. Sementara kepuasan
dapat diartikan sebagai perasaan senang atau kecewa seseorang
yang dialami setelah membandingkan antara persepsi kinerja atau
hasil suatu produk dengan harapan-harapannya. Kepuasan adalah
respon atau tanggapan konsumen mengenai pemenuhan kebutuhan.
Dalam hal ini instrumen digunakan untuk mengukur tingkat
kepuasan mahasiswa terhadap pelayanan akademik UIN Sunan
Kalijaga dengan menggunakan teori yang ada. Teori yang
digunakan adalah teori Philip Kotler. Philip Kotler menyebutkan
pengukuran kepuasan didasarkan pada determinan kualitas yaitu
berwujud (Tangibles), daya tanggap (Responsiveness), kepercayaan
atau kehandalan (Reliability), empati (Empathy) dan keyakinan
(Assurance). Lima hal tersebut yang digunakan sebagai aspek
dalam instrumen ini. Aspek tersebut kemudian dikembangkan ke
dalam indikator-indikator dan dikembangkan lagi menjadi
deskriptor kepuasan mahasiswa terhadap pelayanan akademik
UIN Sunan Kalijaga. Dari deskriptor peneliti dapat membuat item
pernyataan. Instrumen skala ini menunjukkan skor. Semakin
tinggi skor yang diperoleh maka semakin besar tingkat kepuasan
mahasiswa terhadap pelayanan akademik UIN Sunan Kalijaga.
B. Perkembangan Instrumen Skala Psikologis
Kepuasan mahasiswa merupakan perasaan senang atau sikap
mahasiswa terhadap segala unsur pelayanan di perguruan tinggi
yang diterimanya karena sesuai harapannya. Kisi-kisi skala disusun
282 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
berdasarkan konsep Philip Kotler. Aspek-aspek tersebut antara lain
aspek tangibles yaitu aspek fisik kampus yang digunakan untuk
menunjang proses belajar mengajar. Kemudian aspek responsiveness
yaitu aspek kedua yang berhubungan dengan kesediaan personil
kampus untuk mendengarkan dan mengatasi keluhan mahasiswa
yang berhubungan dengan masalah kuliah yang menyangkut
masalah-masalah perkuliahan. Yang ketiga aspek reliability yaitu
aspek yang berhubungan dengan kebijakan pimpinan, kompetensi
dosen dan pelayanan karyawan dalam memberikan pelayanan yang
bermutu, konsisten dan sesuai kebutuhan mahasiswa. Selanjutnya
adalah aspek empathy yaitu pemahaman personil kampus terhadap
kebutuhan mahasiswa dan berupa kearah pencapaiannya. Dan yang
terakhir adalah aspek assurance adalah keadaan dimana lembaga
memberikan jaminan kepastian layanan kepada mahasiswa yang
tidak terlepas dari kemampuan personil kampus, terutama pimpinan,
dosen dan karyawan untuk menimbulkan keyakinan dan
kepercayaan terhadap janji perguruan tinggi terhadap mahasiswa.
Variabel
Kepuasan
Mahasisw
a
Terhadap
Pelayanan
Akademi
k
Aspek
Tangibl
es
(aspek
berwuju
d atau
yang
dapat
diamati
dari
luar)
Indikator
Ketersedi
aan
perpustak
aan,
kamar
mandi,
tempat
ibadah,
tata ruang
dan
fasilitas
yang
lengkap
Deskriptor
Kerapian
ruang kuliah
Kenyamanan
ruang kuliah
Kelengkapan
sarana
pembalajaran
di dalam
ruang kuliah
Kenyamanan
perpustakaan
Ketersediaan
buku
Ketersediaan
tempat
ibadah
No Item
Favor Unfav
able
orable
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11, 13
12, 14
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
Juml
ah
2
2
2
2
2
4
283
Kerapian
personil
kampus
Respons
iveness
(daya
tanggap
terhada
p
kebutuh
an
mahasis
wa)
Personil
kampus
selalu
membant
u
permasala
han
mahasisw
a
Personil
kampus
bersifat
informatif
Reliabil
ity
(kehand
alan
personil
kampus
)
Kehandal
an dosen
Kehandal
Keadaan
kamar mandi
Kerapian
dosen dan
karyawan
Dosen dan
karyawan
menanyakan
permasalaha
n mahasiswa
Dosen dan
karyawan
menyambut
mahasiswa
yang ingin
berkonsultasi
dengan
senyuman
dan senang
Informasi
yang
dibutuhkan
mahasiswa
jelas
Penyampaian
materi
terhadap
mahasiswa
Ketepatan
waktu
memasuki
kelas
Kejelasan
Satuan Acara
Pembelajaran
yang
diberikan
Pelayanan
2
15
16
17
18
2
19, 21
20, 22
4
23, 25
24, 26
27, 29
28, 30
4
31, 33
32, 34
4
35
36
37
38
2
39, 40
41, 42
4
284 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
4
2
an
karyawan
kampus
Empath
y
(pemah
aman
terhada
p
mahasis
wa)
Assuran
ce
(perlaku
an
kepada
mahasis
wa)
terhadap
mahasiswa
cepat dan
tepat
Pelayanan
yang
diberikan
adil
Pemaham
an
terhadap
mahasisw
a
Pemahaman
terhadap
minat dan
bakat
mahasiswa
Sikap
karyawan
kampus
Kesantunan
karyawan
dalam
melayani
keperluan
mahasiswa
Bertanggung
jawab bila
ada
kesalahan
layanan
Jumlah
2
43
44
45
46
47
48
49
50
2
25
25
50
2
2
C. Item Pernyataan dan Reliabilitas
No
1
2
3
Pernyataan
Jawaban
Ruang kuliah tertata dengan bersih dan rapi SS
Terdapat beberapa sampah dan kursi
berantakan di ruang kuliah
Ruang kuliah terasa sejuk dan nyaman
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
285
4
Meskipun terdapat AC, ruang kelas masih
terasa panas
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Tersedia sarana prasarana yang lengkap
5
(whiteboard, LCD, AC, kipas angin dan
meja) di ruang kelas
6
7
Beberapa LCD, AC, kipas angin dan meja
banyak yang rusak
Perpustakaan terasa bersih, nyaman dan rapi
Perpustakaan kurang dalam menyediakan
8
AC, sehingga ruangan masih terasa panas
Perpustakaan memiliki buku referensi yang
9
lengkap
Beberapa buku di dalam perpustakaan
10
11
banyak yang sudah rusak
Tersedia tempat ibadah yang mudah
dijangkau di dalam fakultas
Masih minim tempat ibadah dalam fakultas
12
sehingga mengharuskan antrian untuk
beribadah
Tempat ibadah terlihat bersih dan rapi
13
sehingga memberikan kesan nyaman
Minimnya alat shalat dan sempitnya tempat
14
ibadah mengharuskan antrian panjang
15
Kamar mandi bersih
SS
S
TS
STS
16
Beberapa kran air mati dan kotor
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
17
Dosen dan karyawan berpenampilan bersih
dan rapi saat berada di lingkungan kampus
Dosen dan karyawan tidak mementingkan
18
penampilan sehingga terlihat kurang rapi
286 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
Dosen selalu menanyakan permasalahan
19 atau kesulitan mahasiswa setelah
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
22 tanpa memberikan bantuan saat mahasiswa SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
26 sehingga tidak menampilkan kesan ramah SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
perkuliahan selesai
Dosen hanya berfokus memberikan materi
20 tanpa mempedulikan apakah mahasiswa
jelas atau tidak
21
Karyawan menanyakan kesulitan mahasiswa
saat melakukan pelayanan
Karyawan hanya melakukan pelayanan
kesulitan
Dosen selalu menyambut mahasiswa yang
23
berkonsultasi dengan senyuman
Dosen terkesan acuh saat ada mahasiswa
24
25
yang ingin berkonsultasi
Karyawan menyambut mahasiswa dengan
ramah saat akan melakukan layanan
Karyawan tidak memberikan senyuman
saat melakukan pelayanan
Dosen memberikan informasi dan solusi
27 dengan jelas pada mahasiswa yang
berkonsultasi
Dosen memberikan informasi setengah28 setengah sehingga mahasiswa sulit
menemukan solusi setelah berkonsultasi
29
Karyawan memberikan informasi layanan
dengan jelas
30 Karyawan kurang komunikatif sehingga
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
287
informasi tidak tersampaikan dengan baik
Dosen memberikan materi dengan sangat
31
32
33
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
karyawan selalu memberikan penjelasan dan SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
jelas
Dosen kurang jelas dalam memberikan
contoh kepada mahasiswanya
Cara penyampaian materi yang diberikan
dosen menarik
Dosen hanya berfokus pada materi sehingga
34
35
menimbulkan kebosanan di dalam kelas
Dosen memasuki kelas tepat waktu
Dosen sering tidak masuk tanpa memberi
36
kabar pada mahasiswa
Dosen memberikan Satuan Acara
37
Pembelajaran yang jelas sehingga
perkuliahan dapat berjalan sesuai harapan
Dosen kurang bervariasi dalam membuat
38
Satuan Acara Pembelajaran, sehingga
menyebabkan rasa bosan pada mahasiswa
Pelayanan yang diberikan selalu ditangani
39
dengan cepat
Pelayanan terkesan lambat dan tidak
40
terstruktur
Jika ditanya tentang info yang kurang jelas,
41
informasi agar mahasiswa paham
42
43
Karyawan terkesan acuh pada kesulitan
mahasiswa saat melakukan layanan
Karyawan selalu adil dalam memberikan
pelayanan yaitu sesuai urutan datang
288 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
Karyawan tidak terlalu peduli pada urutan
44 datang mahasiswa yang ingin melakukan SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
50 karena beranggapan kesalahan ada pada SS
S
TS
STS
layanan
45
46
Kampus memberikan fasilitas bagi
pengembangan bakat dan minat mahasiswa
Fasilitas yang ada bagi pengembangan bakat
dan minat mahasiswa kurang memadai
Karyawan santun dalam memberikan
47
pelayanan terhadap mahasiswa
Karyawan kurang santun dalam melayani
48
para mahasiswa
Apabila ada kesalahan dalam pelayanan,
karyawan meminta maaf dan berjanji untuk
49
membantu proses layanan hingga selesai
sesuai harapan
Karyawan acuh pada kesalahan layanan
mahasiswa
Alpha Cronbach’s = 0,927 ; Sampel = 50 Orang
D. Klasifikasi Aitem Shahih dan Aitem Gugur
Melalui analisiss SPSS.20 dapat diklasifikasikan bahwa
sebaran aitem gugur dan aitem shahih sebagai berikut :
Item Shohih
1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12,
13, 14, 15, 17, 19, 20, 22,
Item
Pernyataan
Jumlah
23, 24, 25, 28, 29, 30, 31,
32, 33, 34, 35, 38, 39, 40,
41, 42, 44, 45, 46, 49, 50
38
Item Gugur
4, 10, 16, 18, 21, 26, 27,
36, 37, 43, 47, 48
12
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
289
E. Penutup
Berdasarkan uji coba yang dilakukan penulis dapat
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Instrumen Skala Kepuasan Pelayanan Akademik Pada
Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga dapat digunakan untuk
khalayak umum untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat
kepuasan pada mahasiswa UIN Sunan Kalijaga terhadap
pelayanan akademik di kampus.
2. Semakin mendekati angka 1 maka instrumen dapat
dikatakan sangat reliabel. Dari pengumpulan data
diperoleh alpha cronbach’s 0,927 sehingga instrumen dapat
dikatakan sangat reliabel.
290 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
41. Instrumen Skala Kecemasan Pasca Kelulusan Mahasiswa S1
Oleh : Suci Wulandari (Wulandarisuci66@gmail.com)
Profesional Judgement: Slamet, S. Ag., M. Si.
A. Pengantar
Instrumen ini digunakan untuk mengukur dan mengetahui
individu yang mengalami gejala kecemasan pasca kelulusan pada
mahasiswa studi S1. Kecemasan adalah kekhawatiran seseorang
terhadap sesuatu yang akan terjadi di masa mendatang, yang
kemudian membuat seseorang berusaha untuk mengantisipasi
setiap keadaan yang kemungkinan akan terjadi di masa mendatang.
Instrumen ini dibuat berdasarkan kisi - kisi dari aspek
kecemasan pasca kelulusan. Instrumen yang sudah dibuat peneliti
tersebut sudah disetujui oleh profesional judgment. Instrumen ini
dicobakan ke lapangan kepada 30 responden pada subyek yang
mengalami kecemasan pasca kelulusan mahasiswa studi S1.
B. Pengembangan Instrumen Skala Psikologis
Kecemasan pasca lulus mahasiswa akhir yaitu perasaan
khawatir oleh seorang mahasiswa pasca kelulusan tentang segala
sesuatu yang akan terjadi kepadanya, hal ini menimbulkan suatu
persiapan untuk menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi.
Kisi – kisi skala disusun berdasarkan aspek – aspek Kecemasan
pasca lulus mahasiswa akhir menurut Maher ( Blackburn & Davidson
2006) antara lain adalah aspek Fisiologis , kognitif, emosional.
Variabel
Aspek
Aspek
Kecemas
an Pasca
Lulus
Mahasis
Fisiolo
gis
Indikator
Faktor
dari
reaksi
tubuh
Deskriptor
No Item
Favou Unfavo
rable
urable
Juml
ah
Menemuka
n faktor
yang
menyebabk
an reaksi –
reaksi
tubuh
1
4
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
2
291
wa Akhir
Penangan
an gejala
fisik
Berfikir
rasional
Berfikir
kreatif
Aspek
Kognit
if
Daya
ingat
yang baik
Mudah
Konsentra
si
Aspek
emosi
onal
Meredam
perasaan
mudah
Menangani
gejala –
gejala fisik
yang
muncul
Berfikir
rasional
dan positif
dalam
memikirka
n sesuatu
dan ketika
akan
bertindak
Menemuka
n ide ide
kreatif
Memiliki
kemampua
n
mengingat
setiap hal
dengan
baik
Mudah
dalam
memusatka
n
konsentrasi
sehingga
langsung
mengenali
permasalah
an
Meredam
perasaan
mudah
3
4,5
3
6,7,8
9,10,11,
12
7
13,14
15
3
16
17
2
18
19, 20
3
21,22
23,24
4
292 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
tersinggu
ng
Menemuk
an
perasan
gelisah
dan
memberi
respon
positif
terhadap
permasala
han
Percaya
diri
dengan
segala
keputusan
yang akan
diambil
Jumlah
tersinggung
terhadap
perkataan
dan
perilaku
orang lain
Menemuka
n timbulnya
25,26
perasaan
gelisah
Memberika
n respon
positif
terhadap
permasalah
28,29
an sehingga
dapat
mengurangi
perasaan
gelisah
31,32,
Sikap
33,34,
percaya diri
35
3
27
30
3
36,37,38
,39,40
10
20
40
20
C. Item Pernyataan dan Kategorisasi
No
1.
2.
3.
Pernyataan
Nafas saya terengah – engah ketika
pasangan saya datang kerumah untuk
melamar
Tubuh saya mengeluarkan keringat
dingin saat berbicara di depan forum
Saya mampu menangani gejala fisik
Jawaban
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
293
4.
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
yang muncul dari kecemasan pasca
lulus
Jantung saya berdebar – debar ketika
melihat papan pengumuman
pendaftaran S2
Saya mengeluarkan keringat dingin
saat menghadiri interview kerja
Saya ingin menikah tetapi belum
mempunyai pasangan, saya berfikir
Tuhan sedang mempersiapkan
seseorang yang pantas
Beberapa instansi menolak lamaran
pekerjaan saya, saya berfikir harus
terus mencoba dan jangan menyerah
begitu saja
Saya ingin bekerja karena tidak ingin
membebani orangtua dengan
kebutuhan sehari-hari saya
Ketika saya marah, saya akan
melakukan apa saja tanpa berfikir
dahulu
Walaupun sudah lulus S1 saya merasa
segala kebutuhan masih tanggung
jawab orangtua
Saya selalu berbohong ketika
wawancara kerja, agar lamaran saya
diterima
Saya belum mampu memenuhi
kebutuhan financial diri sendiri
Saya lebih memilih berjualan online
daripada melamar pekerjaan
Saya merasa puas dengan hasil
pekerjaan saya sendiri
Saya masih menganggur dan belum
terfikir akan melakukan apa untuk
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
294 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
kedepannya
Saya masih mengingat setiap materi
pokok di bangku kuliah dulu, yang
kemudian saya terapkan di pekerjaan.s
Saya sukar dalam menghafalkan nama
– nama rekan kerja
Saya bisa fokus dalam bekerja sambil
mendengarkan music
Saya lebih suka membaca (belajar) di
tempat yang sepi
Saya tidak bisa konsentrasi dalam
berfikir jika ada yang mengajak
berbicara
Saya tidak mudah tersinggung
Ketika ada orang yang mencaci saya
sarjana pengangguran, saya berfikir itu
adalah sebuah motivasi
Saya tidak suka di bentak
Saya kadang merasa ingin mengumpat
Saya cemas menanti pengumuman
penerimaan lanjut studi S2
Saya gelisah karena belum
mendapatkan pekerjaan
Saya selalu khawatir dan memikirkan
kejadian di masa mendatang
Saya dapat meredam perasaan gelisah
yang muncul akibat kecemasan pasca
lulus
Saya selalu memberikan respon positif
dari perkataan dan perilaku orang lain
kepada saya
Saya merasa lebih gugup dan cemas
dari biasanya
Saya yakin untuk melanjutkan studi S2
Saya pandai berbahasa asing, saya
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
SS
S
S
TS
TS
STS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
SS
S
S
TS
TS
STS
STS
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
295
33
34
35
36
37
38
39
40
akan melanjutkan S2 diluar negeri
Saya akan mengembangkan bakat dan
SS S
memulai berwirausaha
Orangtua saya seorang pengusaha
sukses, saya yakin akan sukses jika SS S
melanjutkan usahanya
Saya akan melamar pasangan saya,
masalah keuangan saya fikirkan
SS S
belakangan
Saya takut salah dalam mengerjakan
SS S
sesuatu
Saya mudah menyerah dalam
SS S
mengerjakan sesuatu
Saya merasa ketakutan ketika harus
SS S
memilih menikah atau bekerja
Saya takut menghadapi resiko atas
SS S
keputusan yang saya ambil
Saya merasa tidak memiliki bakat
SS S
dalam bidang tertentu
Alpha Cronbach’s = 0,743 ; Sampel = 31 Orang
TS
STS
TS
STS
TS
STS
TS
STS
TS
STS
TS
STS
TS
STS
TS
STS
D. Klasifikasi Item Shahih dan Item Gugur
Melalui SPSS.20 dapat di klasifikasikan item shahih dan
item gugur sebagai berikut :
Item Shahih
Item Gugur
Item
Pernyataan
2, 5, 10, 11, 12, 13,
15, 18, 22, 24, 27, 28,
29, 30, 33, 35, 36, 37,
39, 40
1, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 14,
16, 17, 19, 20, 21,
23, 25, 26, 31, 32,
34, 38
Jumlah
20
20
296 | Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat
E. Penutup
Berdasarkan uji coba yang dilakukan penulis dapat
diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Instrumen Skala Kecemasan Pasca Kelulusan Mahasiswa
S1dapat digunakan untuk mengetahui seberapa tinggi
tingkat kecemasan pada mahasiswa pasca kelulusan S1.
2. Instrumen dapat digunakan untuk pengukuran dalam
rangka pengumpulan data karena realiabilitas instrument >
0,7 yaitu 0,743.
Anchor Assessment Bid. Karir, Pendidikan dan Masyarakat |
297