p-ISSN: 2301-7562
e-ISSN: 2579-7964
Desember 2017
Tadris: Jurnal Keguruan dan Ilmu Tarbiyah 02 (2) (2017) 97-104
DOI: 10.24042/tadris.v2i2.1559
Pembelajaran Mendalam untuk Membentuk Karakter Siswa
sebagai Pembelajar
Moh. Khoerul Anwar
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga; moh.anwar@uin-suka.ac.id
Diterima: 20 September 2017. Disetujui: 12 November 2017. Dipublikasikan: Desember 2017
Abstract
This article aims to develop learning methods to establish the character of students as learners. Learning
method developed is deep learning to establish the character of students as learners. This research method
used document study based on research results and literature review. Deep learning is a learning that
leverages the power of new partnerships to engage students in practicing the learning process through
discovering and mastering existing knowledge and then creating and using new knowledge in the world so
that the outcomes of deep learning seek to increase students' understanding of their strengths and
weaknesses, data collection regarding student profile information and trust value building among members
of student learning groups.
Abstrak
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengembangkan metode pembelajaran mendalam untuk
membentuk karakter siswa sebagai pembelajar. Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini
adalah studi dokumen berbasis hasil penelitian dan kajian literatur. Pembelajaran mendalam merupakan
pembelajaran yang memanfaatkan kekuatan kemitraan baru untuk melibatkan para siswa dalam
mempraktekkan proses pembelajaran melalui menemukan dan menguasai pengetahuan yang ada dan
kemudian menciptakan serta menggunakan pengetahuan baru di dunia sehingga hasil dari pembelajaran
mendalam berupaya pada peningkatan pemahaman siswa tentang kelebihan dan kelemahannya,
pengumpulan data mengenai informasi profil siswa dan pembangunan nilai kepercayaan diantara anggota
kelompok belajar siswa.
Kata Kunci: Pembelajaran Mendalam, Karakter, Siswa
© 2017 URPI, FTK UIN Raden Intan Lampung
PENDAHULUAN
Peningkatan kualitas sumber daya
manusia guna mengikuti perkembangan
zaman yang pesat dapat dilakukan dengan
melakukan peningkatan mutu pendidikan
(Eko & Cahyono, 2017; Latifah, 2015).
Saat seseorang lahir ke dunia, ia dibekali
dengan berbagai potensi yang harus
diaktualisasikan.
Proses
aktualisasi
potensi secara sengaja disebut dengan
proses pendidikan (Rukiyati, 2013).
Sebagaimana yang diungkapkan oleh
Sapulette & Wardana bahwa pendidikan
adalah sebuah wadah untuk membentuk
perilaku, potensi, dan karakter seseorang
(Sapulette & Wardana, 2016; Sukring,
2016).
Upaya meningkatkan kemajuan
suatu bangsa, dapat dilakukan dengan
peningkatan mutu pendidikan yang
berawal
dari
tujuan
pendidikan
(Irwandani & Juariyah, 2016). Pendidikan
yang
bermutu
bertujuan
untuk
mengembangkan potensi diri, mencakup
kecerdasan intelektual dan kepribadian
yang positif. Tujuan tersebut dapat
dicapai jika dalam pelaksanaannya
pemerintah bersama seluruh insan
pendidikan saling mendukung untuk
menciptakan generasi penerus yang
Pembelajaran Mendalam untuk Membentuk Karakter Siswa …
unggul dan berkualitas (Eko & Cahyono,
2017). Selain itu Proses belajar mengajar
di kelas dapat mempengaruhi mutu
pendidikan karena Pendidikan adalah hal
yang terpenting dalam kehidupan
seseorang (Irwandani & Rofiah, 2015;
Sari, Farida, & Syazali, 2016). Namun,
kenyataannya saat ini pendidikan
cenderung menerapkan ilmu pengetahuan
dari pada menerapkan bagaimana agar
siswa-siswi di sekolah dapat memahami,
mengembangkan karakter serta potensi
dirinya (Sapulette & Wardana, 2016).
Undang-undang No 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab
2 Pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan
nasional
berfungsi
mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi siswa agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab (Rahayu, 2016).
Dalam hal ini, pendidikan menjadi salah
satu bidang yang memiliki peran yang
penting dalam membentuk generasi yang
cerdas, bijaksana, dan berkarakter
(Rachmadyanti, 2017).
Karakter sangat erat dengan
perilaku
diri
seseorang
dalam
mengembangkan potesi diri untuk dapat
berkembang dengan baik (Nashikhah,
2016). Karakter sangat dibutuhkan untuk
mencapai keberhasilan suatu pendidikan.
Individu yang berkarakter baik adalah
individu yang dapat membuat keputusan
dan siap untuk mempertanggungjawabkan
setiap akibat dari keputusan yang telah
dibuat (Suradi, 2017). Oleh karena itu
pembangunan karakter bangsa merupakan
hal yang amat penting dilaksanakan
(Rachmadyanti, 2017).
Pendidikan karakter merupakan
upaya-upaya
yang
dirancang
dan
dilaksanakan secara sistematis untuk
Moh. Khoerul
menanamkan nilai-nilai perilaku peserta
didik yang berhubungan dengan Tuhan
Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama
manusia, lingkungan, dan kebangsaan
yang terwujud dalam pikiran, sikap,
perasaan, perkataan, dan perbuatan
berdasarkan norma-norma agama, hukum,
tata karma, budaya, dan adat istiadat
(Diani, 2015).
Pendidikan karakter
merupakan pendidikan dalam mengatur
sikap seseorang untuk mempuyai
kepribadian yang bagus. Pendidikan
karakter merupakan proses transformasi
nilai-nilai, sehingga menghadirkan watak
baik (transforming values into virtue).
Pendidikan karakter sejak dini pada anak
adalah langkah awal dari pembentukan
karakter anak sehingga diperlukanya
pendidikan sejak awal (Nashikhah, 2016).
Pendidikan
karakter
yang
secara
sistematis diterapkan dalam kegiatan
pembelajaran merupakan daya tawar
berharga bagi seluruh komunitas. Para
peserta didik mendapatkan keuntungan
dengan memperoleh perilaku dan
kebiasaan
positif
yang
mampu
meningkatkan rasa percaya dalam diri
mereka, membuat hidup mereka lebih
bahagia dan lebih produktif (Asyhari &
Hartati, 2015).
Pendidikan
dan
pembelajaran
merupakan satu paket yang tak
terpisahkan. Pembelajaran merupakan
bagian penting dari proses pendidikan.
Untuk memiliki kualitas pendidikan yang
baik maka perlu konsep pembelajaran
yang baik pula. Kegiatan pembelajaran
diselenggarakan untuk membentuk watak,
membangun pengetahuan, sikap dan
kebiasaan-kebiasaan untuk meningkatkan
mutu kehidupan peserta didik. Atas dasar
itulah pentingnya kegiatan pembelajaran
yang memberdayakan semua potensi
peserta
didik
untuk
menguasai
kompetensi yang diharapkan (Suradi,
2017). Dalam hal ini penulis menggagas
sebuah model pembelajaran untuk
membentuk karakter siswa sebagai
pembelajar. Model pembelajaran yang
98 | Tadris: Jurnal Keguruan dan Ilmu Tarbiyah Vol.2/2/2017
Pembelajaran Mendalam untuk Membentuk Karakter Siswa …
penulis gagas pada penelitian ini adalah
model pembelajaran mendalam.
Fullan dan Langworthy mengatakan
bahwa
pembelajaran
mendalam
merupakan
pembelajaran
yang
memanfaatkan kekuatan kemitraan baru
untuk melibatkan para siswa dalam
mempraktekkan proses pembelajaran
melalui menemukan dan menguasai
pengetahuan yang ada dan kemudian
menciptakan
dan
menggunakan
pengetahuan baru di dunia (Fullan &
Langworthy, 2014). Dengan pembelajaran
mendalam diharapkan siswa mampu
memahami
bahwa
belajar
adalah
kebutuhan untuk dirinya dimasa yang
akan datang. Secara lebih lanjut, model
ini diharapkan mampu memecahkan
beberapa masalah yang sedang terjadi di
lingkungan pendidikan pada saat ini
seperti moralitas, karakter dan motivasi
belajar.
Berdasarkan
analisis
ESQ,
ditengarai ada tujuh krisis moral di
tengah-tengah masyarakat Indonesia,
yaitu: krisis kejujuran, krisis tanggung
jawab, tidak berpikir jauh ke depan, krisis
disiplin, krisis kebersamaan, krisis
keadilan, krisis kepedulian. Sejalan
dengan
pendapat
tersebut,
maka
pembelajaran mendalam berupaya untuk
membentuk karakter siswa sebagai
pembelajar (Rukiyati, 2013). Lebih lanjut,
Fullan dan Langworthy mengatakan
bahwa pembelajaran mendalam meliputi
proses pembelajaran praktik, penciptaan
pengetahuan baru dan penggunaan
pengetahuan baru, kunci keterampilan
masa depan dan disposisi proaktif.
Barringer menjelaskan bahwa diperlukan
kunci untuk mengetahui siswa sebagai
pembelajar yakni mengumpulkan data
dari
berbagai
sumber
(menilik
pembelajaran, menilai pembelajaran) dan
data kualitatif yang dikumpulkan dari
berbagai sumber memungkinkan untuk
melihat berbagai kekuatan, kelemahan,
dan kesempatan serta mengidentifikasi
pola yang membantu membuat deskripsi
Moh. Khoerul
kaya siswa sebagai pelajar. Artinya
pembelajaran mendalam relevan untuk
membentuk karakter siswa sebagai
pembelajar. Siswa sebagai pembelajar
membutuhkan kunci, yakni diantaranya
adalah mampu memahami akan kelebihan
dan kekurangan, bakat, potensi dan minat
dari masing-masing siswa.
Oleh karenanya, penulis berupaya
menggagas pentingnya pembelajaran
mendalam guna mengatasi indeks
pembangunan manusia yang masih rendah
dan berupaya untuk membentuk karakter
siswa sebagai pembelajar. Pembelajaran
mendalam bersifat membangun manusia
semakin mengenal dan memahami dirinya
baik bakat, potensi, minat dan kelebihan
maupun
kelemahannya
dengan
berkolaborasi
berbagai
pihak.
Pembelajaran mendalam juga berupaya
membangun
aspek
kreativitas,
keterampilan dan kepemimpinan dalam
pembelajaran.
Oleh
karenanya,
pembelajaran mendalam merupakan salah
satu strategi yang penting dalam
membentuk karakter siswa sebagai
pembelajar.
METODE PENELITIAN
Pendekatan dalam penulisan ini
adalah studi dokumen. Pada penelitian ini
penulis mengkaji beberapa literatur baik
buku, jurnal, hasil penelitian, maupun
data yang berkaitan dengan pembelajaran
mendalam. Data yang dikumpulkan untuk
dianalisis berdasarakan pada penulisan ini
diambil dari buku-buku, jurnal, hasil
penelitian, dan prosiding.
Teknik analisis data yang digunakan
adalah deskriptif kualitatif, dimana
pendekatan ini menfokuskan pada
beberapa literatur baik buku, prosiding,
jurnal, penelitian maupun lainnya
kemudian di analisis sehingga menjadi
narasi yang menjelaskan tentang hasil dan
kesimpulan dari isi artikel ini. Oleh
karenanya, penulisan ini berupa gagasan
atau ide terkait pembelajaran mendalam
Tadris: Jurnal Keguruan dan Ilmu Tarbiyah Vol.2/2/2017
| 99
Pembelajaran Mendalam untuk Membentuk Karakter Siswa …
untuk membentuk karakter siswa sebagai
pembelajar.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Fullan dan Langworthy (2014)
menjelaskan bahwa ada tiga aspek untuk
mencapai pembelajaran mendalam yakni
sistem ekonomi terbaru, kepemimpinan
terbaru dan pedagogis terbaru. Hal
tersebut menunjukan bahwa perlu
dukungan sistem dan kolaborasi antara
ketiganya. Sistem ekonomi terbaru dapat
memberikan penghasilan yang memadai
untuk bangsa Indonesia; kepemimpinan
terbaru artinya seorang pemimpin yang
mampu mentransformasi keadaan dengan
cepat dan tepat, sedangkan pedagogis
terbaru berupa adanya interaksi atau
hubungan yang baik antara siswa sebagai
pembelajar dan guru sebagai orang yang
membelajarkan dan selain itu mampu
menggunakan teknologi dalam proses
pembelajaran.
Dengan adanya ketiga aspek ini,
maka pembelajaran mendalam dapat
dilaksanakan dengan baik dan dapat
berjalan dengan lancar. Sedangkan untuk
mencapai
pembelajaran
mendalam
menurut Fullan dan Langworthy (2014)
diperlukan kemitraan pembelajaran antara
siswa dan guru, restrukturisasi proses
belajar terhadap penciptaan pengetahuan
dan penggunaan tujuan dan alat digital
dan sumber daya yang memungkinkan
dan mempercepat proses pembelajaran
mendalam. Langkah-langkah ini dapat
menunjang keberhasilan pembelajaran
mendalam untuk membentuk karakter
siswa sebagai pembelajar dan akan
membantu siswa untuk memahami dirinya
baik potensi, bakat, minat dan kelebihan
maupun kelemahannya.
Prosedur
dan
strategi
yang
dilakukan dalam memberikan layanan
terkait pembelajaran mendalam dalam
lingkup bimbingan dan konseling meliputi
identifikasi masalah, diagnosis, prognosis,
tindakan remedial atau referal dan
evaluasi serta tindak lanjut. Prosedur
Moh. Khoerul
tersebut harus dilakukan secara berurutan
guna mencapai hasil yang maksimal. Hal
ini diperlukan untuk memahami siswa,
mengembangkan potensi siswa dan
mengarahkan potensi yang dimiliki oleh
siswa. Sedangkan strategi yang digunakan
dalam proses layanan didasarkan sifat
masalahnya
dan
ruang
lingkup
permasalahan dan pengorganisasiannya.
Hal ini meliputi strategi bimbingan
melalui kegiatan kelas, layanan khusus
yang bersifat suplementer dan proses
yang komprehensif melalui kegiatan
keseluruhan kurikulum dan masyarakat.
Dengan adanya prosedur dan strategi
layanan yang jelas maka proses
pelaksanaan pembelajaran mendalam
untuk membentuk karakter siswa sebagai
pembelajar menjadi semakin efektif dan
efisien.
Proses pembelajaran mendalam
menghargai semua potensi yang dimiliki
siswa. Setiap siswa sebagai pembelajar
memiliki keunikan dan afinitas masingmasing dalam mengarahkan dirinya
sendiri, dan guru memiliki kewenangan
untuk mengarahkan dan membelajarkan
pada siswa. Adapun langkah untuk
membentuk karakter siswa sebagai belajar
adalah memahami profil belajar yang unik
dan melukis potret dari apa yang
memungkinkan setiap siswa menjadi
sukses, apresiasi dan keinginan untuk
lebih memahami beragam pelajaran
sangat
penting
dan
menciptakan
lingkungan belajar yang terpusat pada
pelajar. Dengan kata lain, proses
pembelajaran tidak berfokus pada guru
melainkan pada siswa sebagai pembelajar.
Adapun yang dilakukan guru adalah
memahami karakter, profil, minat, potensi
dan kelebihan maupun kekurangan
sehingga
guru
berperan
sebagai
pembimbing yang mampu mengarahkan
siswa sesuai dengan potensi, bakat dan
minatnya.
Praktek
penerapan
proses
pembelajaran mendalam meliputi: 1)
restrukturisasi pembelajaran siswa dari
100 | Tadris: Jurnal Keguruan dan Ilmu Tarbiyah Vol.2/2/2017
Pembelajaran Mendalam untuk Membentuk Karakter Siswa …
konten kurikuler seperti tujuan atau
standar
kurikulum
nasional
lebih
menantang dan menarik; 2) memberikan
pengalaman nyata dalam menciptakan dan
menggunakan pengetahuan baru di dalam
maupun
luar
kelas
siswa;
3)
mengembangkan dan menilai kunci
kemampuan masa depan, seperti
a) Pendidikan
karakter,
yakni
mengedepankan kejujuran, pengaturan
diri dan tanggung jawab siswa sebagai
pembelajar.
b) Kewarganegaraan, yaitu kepekaan dan
menghormati terhadap budaya lain
serta
keterlibatan
aktif
dalam
menangani isu-isu keberlanjutan.
c) Komunikasi, yakni berkomunikasi
secara efektif baik secara lisan
maupun tulisan.
d) Berpikir dan pemecahan masalah
kritis, yakni dengan berpikir kritis
untuk merancang dan mengelola
Moh. Khoerul
proyek,
memecahkan
masalah,
membuat keputusan yang efektif.
e) Kolaborasi, yakni bekerja dalam tim,
keterampilan dalam jejaring sosial,
empati dalam bekerja dengan beragam
orang lain.
f) Kreativitas dan imajinasi, yang
meliputi ekonomi kewirausahaan dan
sosial, mengingat dan mengejar ideide baru.
Beberapa langkah dan tugas
tersebut adalah bagian dari proses
pembelajaran
memdalam
untuk
membentuk karakter siswa. Sedangkan
langkah yang dapat dilakukan guna
membentuk karakter siswa sebagai
pembelajar adalah seperti tampak pada
Tabel 1 berikut.
Tabel 1. Membentuk Karakter Siswa sebagai Pembelajar
No
Apa yang dilakukan
Apa yang kita lihat
Apa yang kita lakukan
Bukti kelebihan, kedekatan, dan kelemahan dalam
menghindari asumsi dan interpretasi awal.
1.
Pengamatan di sekolah mengenai;
Wawasan dari orang tua atau pengasuh
Wawasan dari siswa
Apa yang kita pikirkan
Mengidentifikasi dan membentuk hipotesis tentang profil
2.
belajar siswa.
Apa yang kita lakukan
3.
Strategi yang akan diterapkan di sekolah atau dirumah.
Apa yang akan kita
Mengidentifikasi dan mengevaluasi hasil tentang apa
rencanakan selanjutnya
4.
yang akan terjadi setelah kita menerapkan berbagai
langkah tersebut
Diadaptasi dari Barringer, Mary Dean, dkk. (2010).
Berdasarkan Tabel 1 terlihat bahwa
upaya dalam membentuk karakter siswa
sebagai pembelajar dengan langkah
refleksi diri. Refleksi diri yang dapat
dilakukan dengan mengungkapkan apa
yang dilihat, dipikirkan, dilakukan dan
direncakan selanjutnya. Beberapa hal
tersebut bagian dari upaya untuk
membentuk karakter siswa sebagai
pembelajar.
Upaya lain yang diperlukan dalam
membentuk karakter siswa sebagai
pembelajar
adalah
mengembangkan
strategi
yang
diperlukan
untuk
mendukung mereka sukses dalam
mencapai
harapan,
memanfaatkan
kedekatan siswa dapat menguatkan
hubungan antara konten dan ketertarikan,
membuat pembelajaran lebih relevan dan
meningkatkan motivasi siswa untuk
terlibat dalam kegiatan ilmiah. Hal ini
menjelaskan bahwa guru memiliki
peranan penting dalam membangun
hubungan yang baik dengan siswa untuk
Tadris: Jurnal Keguruan dan Ilmu Tarbiyah Vol.2/2/2017
| 101
Pembelajaran Mendalam untuk Membentuk Karakter Siswa …
dapat mengarahkan, memotivasi dan
memberikan pelajaran yang relevan bagi
siswa. Upaya tersebut bertujuan untuk
membentuk karakter siswa sebagai
pembelajar dan mengetahui sejauhmana
guru siswa dapat belajar secara mandiri
tanpa ada unsur paksaan. Hal ini penting
untuk menumbuhkan rasa ingin tahu
siswa saat belajar sehingga siswa
memiliki tanggungjawab untuk senantiasa
belajar.
Pembelajaran
adalah
proses
interaksi antara guru dengan siswa untuk
mengembangkan potensi yang dimiliki
Moh. Khoerul
agar mampu bertahan hidup dan mampu
berkontribusi untuk bangsa, negara dan
dunia. Pembelajaran akan menjadi
kebutuhan bagi siswa ketika menyadari
pentingnya ilmu dan belajar. Dengan
siswa memahami bahwa belajar adalah
kebutuhan maka pembelajaran mendalam
akan menciptakan pengetahuan baru dan
diarahkan
untuk
menggunakan
pengetahuan baru tersebut. Proses
pembelajaran
mendalam
untuk
membentuk karakter siswa sebagai
pembelajar seperti tampak pada Gambar 1
berikut.
Gambar 1. Proses Pembelajaran Mendalam untuk Membentuk Karakter Siswa sebagai Pembelajar
Pada Gambar 1 tersebut tampak
jelas proses pembelajaran mendalam
untuk membentuk karakter siswa sebagai
pembelajar baik meliputi langkah-langkah
yang digunakan guna memilah masalah
yang dihadapi siswa, strategi yang
digunakan sebagai upaya untuk mencapai
keberhasilan belajar dan menerapkan
strategi
berdasarkan
analisis
dari
masalahnya. Aspek-aspek yang dituju
adalah aspek pembelajaran mendalam
baik meliputi proses pembelajaran paktik,
penciptaan pengetahuan baru, penggunaan
pengetahuan baru, keterampilan masa
depan dan disposisi proaktif. Kelima
aspek yang akan menjadi fokus dari
konsep pembelajaran mendalam.
Dengan demikian, pembelajaran
mendalam merupakan salah satu strategi
untuk membentuk karakter siswa.
Khususnya adalah karakter siswa sebagai
pembelajar.
Karakter
ini
perlu
ditumbuhkan sehingga pembelajaran
berfokus pada siswa bukan pada guru.
Pembelajaran yang berfokus pada siswa
membuat
siswa
bertanggungjawab
terhadap dirinya, sehingga siswa memiliki
kesadaran untuk selalu belajar baik untuk
102 | Tadris: Jurnal Keguruan dan Ilmu Tarbiyah Vol.2/2/2017
Pembelajaran Mendalam untuk Membentuk Karakter Siswa …
mengetahui, memahami hal baru dan
kemudian mempraktikan pengetahuan
yang telah dimilikinya. Kesadaran untuk
selalu belajar siswa didasarkan akan
potensi, bakat, minat dan kelebihan
maupun kekurangannya sehingga siswa
melakukannya dengan tanpa paksaan dari
siapapun.
SIMPULAN DAN SARAN
Tiga aspek untuk mencapai
pembelajaran mendalam yakni aspek
sistem
ekonomi,
pemimpin
dan
pedagogisnya. Pembelajaran mendalam
meliputi proses pembelajaran praktik,
penciptaan pengetahuan baru, penggunaan
pengetahuan baru, keterampilan masa
depan dan disposisi proaktif.
Pembelajaran mendalam untuk
membentuk karakter siswa sebagai
pembelajar adalah membantu siswa
memahami dirinya sebagai pembelajar
untuk meningkatkan pemahaman siswa
tentang kelebihan, kelemahan dan
afinitasnya;
membangun
nilai
kepercayaan diantara kelompok belajar
siswa; dan mampu bersinergi belajar
dengan siswa lainnya. Saran untuk
penelitian
selanjutnya
dapat
mengeksperimenkan
pembelajaran
mendalam dalam proses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Asyhari, A., & Hartati, R. (2015).
Implementasi Pembelajaran Fisika
SMA Berbasis Inkuiri Terbimbing
Terintegrasi Pendidikan Karakter
untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa pada Materi Cahaya dan
Optika. Jurnal Ilmiah Pendidikan
Fisika Al-Biruni, 4(1), 37–49.
Diani,
R.
(2015).
Pengembangan
Perangkat
Pembelajaran
Fisika
Berbasis
Pendidikan
Karakter
dengan Model Problem Based
Instruction.
Jurnal
Ilmiah
Pendidikan Fisika Al-Biruni, 4(2),
241–253.
https://doi.org/10.24042/jpifalbiruni.
Moh. Khoerul
v4i2.96
Eko, A., & Cahyono, Y. (2017).
Pengembangan
Perangkat
Pembelajaran
Problem-Based
Learning
Berorientasi
pada
Kemampuan Berpikir Kreatif dan
Inisiatif Siswa. PHYTAGORAS:
Jurnal Pendidikan Matematika,
12(1), 1–11.
Fullan, M., & Langworthy, M. (2014). A
Rich Seam How New Padegogies
Find Deep Learning.
Irwandani, I., & Juariyah, S. (2016).
Pengembangan Media Pembelajaran
Berupa Komik Fisika Berbantuan
Sosial Media Instagram sebagai
Alternatif Pembelajaran. Jurnal
Ilmiah Pendidikan Fisika Al-Biruni,
5(1),
33.
https://doi.org/10.24042/jpifalbiruni.
v5i1.103
Irwandani, I., & Rofiah, S. (2015).
Pengaruh
Model
Pembelajaran
Generatif Terhadap Pemahaman
Konsep Fisika Pokok Bahasan Bunyi
Peserta Didik MTs Al-Hikmah
Bandar Lampung. Jurnal Ilmiah
Pendidikan Fisika Al-Biruni, 4(2),
165–177.
https://doi.org/10.24042/jpifalbiruni.
v4i2.90
Latifah, S. (2015). Pengaruh Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Time
Token Berbantu Puzzle terhadap
Kemampuan Berpikir Kritis Peserta
Didik Kelas X pada Materi
Gelombang.
Jurnal
Ilmiah
Pendidikan Fisika Al-Biruni, 4(1),
13–23.
Michael, F., & Maria, L. (2014). A Rich
Seam How New Pedagogies Find
Deep Learning. Journal of Bodywork
and Movement Therapies (Vol. 15).
https://doi.org/10.1016/j.jbmt.2011.0
1.017
Nashikhah, M. (2016). Peranan Soft Skill
dalam Menumbuhkan Karakter Anak
TPA. Tadris: Jurnal Keguruan Dan
Ilmu Tarbiyah, 1(1), 33–39.
Tadris: Jurnal Keguruan dan Ilmu Tarbiyah Vol.2/2/2017
| 103
Pembelajaran Mendalam untuk Membentuk Karakter Siswa …
Rachmadyanti, P. (2017). Penguatan
Pendidikan Karakter Bagi Siswa
Sekolah Dasar melalui Kearifan
Lokal. JPSD, 3(2), 201–214.
Rahayu, R. (2016). Peningkatan Karakter
Tanggung Jawab Siswa SD melalui
Penilaian Produk pada Pembelajaran
Mind Mapping. Jurnal Konseling
GUSJIGANG, 2(1), 97–103.
Rukiyati. (2013). Urgensi Pendidikan
Karakter Holistik Komprehensif di
Indonesia.
Jurnal
Pendidikan
Karakter, 3(2), 196–203.
Sapulette, M. S., & Wardana, A. (2016).
Peningkatan Karakter Siswa Kelas
IV SD Negeri 16 Ambon melalui
Pembelajaran PPKN dengan Media
Cerita Rakyat. Harmoni Sosial:
Jurnal Pendidikan IPS, 3(2), 150–
165.
Sari, F. K., Farida, F., & Syazali, M.
(2016).
Pengembangan
Media
Pembelajaran (Modul) berbantuan
Geogebra Pokok Bahasan Turunan.
Al-Jabar :
Jurnal
Pendidikan
Matematika, 7(2), 135–151.
Sukring.
(2016).
Pendidik
dalam
Pengembangan Kecerdasan Peserta
Didik
(Analisis
Perspektif
Pendidikan Islam ). Tadris: Jurnal
Keguruan Dan Ilmu Tarbiyah, 1(1),
69–80.
Suradi. (2017). Pembentukan Karakter
Siswa melalui Penerapan Disiplin
Tata Tertib Sekolah. BRILIANT:
Jurnal Riset Dan Konseptual, 2(4),
522–533.
104 | Tadris: Jurnal Keguruan dan Ilmu Tarbiyah Vol.2/2/2017
Moh. Khoerul