Conference Presentations by Dr. Ahmad Muradi M.Ag.
PINBA IX IMLA di UIN Maliki Malang, 2015
وبالمعروف أن أكثر تعليم الكتابة أو الإنشاء يتركز في تعليم تطبيق القواعد النحوية العربية وأنماطها ... more وبالمعروف أن أكثر تعليم الكتابة أو الإنشاء يتركز في تعليم تطبيق القواعد النحوية العربية وأنماطها وأساليبها حتى يواجه الطلبة المشكلة التي تؤدي إلى القلق والملل حيث إن في التعليم تكرارا مما يتعلم الطلبة في مادة القواعد النحوية. فهذا القول يدل على أن تعليم الكتابة بالمدخل التركيبي والقواعدي لم ينجح في ترقية مهارة كتابة الطلاب. فهناك المدخل الذي يمكن التخلص من تلك المشكلة وهو المدخل النوعي. وهذا المدخل يتركز على تطوير الأفكار والأحاسيس تحريريا بنوع الكتابة يعني بتسلسل الأفكار مرتبا مناسبا بنوع الكتابة وهو أربعة: القصة، الوصف، الاستعراض، والبرهنة.
الكلمات الأساسية: تعليم الكتابة، تطوير الأفكار، والمدخل النوعي
Bookmarks Related papers MentionsView impact
PINBA X IMLA di IAIN Pontianak, 2016
عملية الكلام هي عملية معقدة في حقيقتها. وهي لا تتعلق بالسيكولوجية فحسب، وإنها تتعلق أيضا بمعرفة ا... more عملية الكلام هي عملية معقدة في حقيقتها. وهي لا تتعلق بالسيكولوجية فحسب، وإنها تتعلق أيضا بمعرفة المعلومات عن العبارات العربية الفصيحة أكثر استخداما لدى العرب. ونحن كمرسل وفي عمليته كذلك تتعلق بمرسل إليه نحو ثقافته لكيلا نجد مشكلة حينما نتكلم مع الناطق الأصلي. لذلك يهمنا أن نراعي ونهتم بالجوانب المهمة في مهارة الكلام، وهي المفردات، والأصوات، والنطق، والنبر، والقواعد.
الكلمات الأساسية: العبارات، النطق، النبر، الكلام العربي
Bookmarks Related papers MentionsView impact
Books by Dr. Ahmad Muradi M.Ag.
Pustaka Prisma, 2011
Bookmarks Related papers MentionsView impact
PRENADA MEDIA, 2015
Bookmarks Related papers MentionsView impact
Papers by Dr. Ahmad Muradi M.Ag.
Jurnal Tarbiyah: Jurnal Ilmiah Kependidikan , 2018
Language acquisition is a process experienced by humans in the development of natural languages. ... more Language acquisition is a process experienced by humans in the development of natural languages. The purpose of this paper is 1) to describe the theory of language acquisition in the perspective of psycholinguistics and the Qur'an, 2) to describe the process of acquiring language in a psycholinguistic and Qur'anic perspective. Three theories carefully discuss the acquisition of this language, namely behavioristic, nativis and functional theory. The behavioristic theory said that the acquisition of language through verbal behavior, that is by responding to stimuli and finally giving rise to language. The nativis theory said that the acquisition of language with genetic capacity influences the ability to understand the language around us, and produces a construct of a language system that is embedded in itself. Functional theory says that language acquisition depends on cognitive development. So, someone based on output language, then process it by giving meaning and finally giving birth to language as input. In the Qur'an, the process of acquiring language through speech and stimulus from outside is then welcomed by the potential that is owned and assisted by existing tools. Humans digest messages that arrive and process them with the thought processes and memories they have and then continue to understand them and ultimately create a 'new' language. Kata Kunci: language acquisition; language input; response; language output ABSTRAK Pemerolehan bahasa merupakan proses yang dialami manusia dalam perkembangan bahasa yang bersifat alami. Tujuan penulisan ini adalah 1) mendeskripsikan teori pemerolehan bahasa dalam perspektif psikolinguistik dan Alquran, 2) mendeskripsikan proses pemerolehan bahasa dalam perspektif psikolinguistik dan Alquran. Tiga teori membahas secara cermat terhadap pemerolehan bahasa ini, yakni teori behavioristik, nativis dan fungsional. Teori behavioristik mengatakan bahwa pemerolehan bahasa melalui perilaku verbal, yaitu dengan merespon stimulus dan akhirnya menimbulkan bahasa. Teori nativis mengatakan bahwa pemerolehan bahasa dengan kapasitas genetik yang mempengaruhi kemampuan dalam memahami bahasa di sekitar kita, dan menghasilkan sebuah konstruksi sistem bahasa yang tertanam dalam diri. Teori fungsional mengatakan bahwa pemerolehan bahasa bergantung pada perkembangan kognitif. Jadi, seseorang berdasar output bahasa, lalu memprosesnya dengan memberi makna dan akhirnya melahirkan bahasa sebagai input. Dalam Alquran, proses pemerolehan bahasa melalui ujaran dan stimulus dari luar kemudian disambut oleh potensi yang dimiliki dan dibantu dengan piranti yang ada. Manusia mencerna pesan yang sampai dan mengolahnya dengan proses berpikir dan memori yang dimiliki lalu diteruskan dengan memahaminya dan pada akhirnya tercipta bahasa " baru ". Kata Kunci: pemerolehan bahasa; input bahasa; respon; output bahasa
Bookmarks Related papers MentionsView impact
The purpose of this study was to describe the variant of student thesis on learning to write Arab... more The purpose of this study was to describe the variant of student thesis on learning to write Arabic language and description of the students " thesis results. This research used descriptive qualitative research method by using content analysis. The author analyzed 42 related theses of writing Arabic in accordance with the variant of kitâbah discussion and the results of those theses. The results of this study were 1) the study variant of Arabic writing consisted of 6 studies on Arabic painting, 16 studies on writing imlâ, 19 studies on the making of insyâ, and 1 study on Arabic writing material analysis. 2) The result of this thesis research was that experimental study about the use of technique, method, and media was effective in improving learning result except one research stating ineffective. The results of this research showed that there were alternatives that can solve the problem of learning to write Arabic nowadays. Abstract Tujuan penelitian ini adalah deskripsi tentang varian penelitian skripsi mahasiswa tentang pembelajaran menulis bahasa Arab dan deskripsi tentang hasil penelitian skripsi mahasiswa tersebut. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitaf dengan menggunakan analisis konten. Penulis menganalisis 42 skripsi terkait pembelajaran menulis bahasa Arab sesuai dengan varian bahasan kitâbah dan hasil penelitian skripsi tersebut. Hasil dari kajian ini adalah 1) varian kajian tentang menulis bahasa Arab terdiri dari 6 kajian tentang melukis huruf Arab, 16 kajian tentang menulis imla, 19 kajian tentang mengarang insya, dan 1 kajian tentang analisis materi menulis Arab. 2) hasil penelitian skripsi tersebut adalah kajian eksperimen tentang penggunaan teknik, metode, dan media adalah efektif dalam meningkatkan hasil belajar kecuali 1 penelitian yang menyatakan tidak efektif. Dari hasil penelitian skripsi ini menunjukkan bahwa sudah ada alternatif yang dapat memecahkan masalah pembelajaran menulis bahasa Arab selama ini.
Bookmarks Related papers MentionsView impact
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh Peraturan Permendiknas nomor 39
tahun 2009 tentang beban ker... more Penelitian ini dilatarbelakangi oleh Peraturan Permendiknas nomor 39
tahun 2009 tentang beban kerja guru dan pengawas satuan pendidikan, di
mana beban kerja guru paling sedikit ditetapkan 24 (dua puluh empat) jam
tatap muka dalam satu minggu. Akibatnya banyak guru BA pada tahun 2013
dihadapkan pada dilema jumlah jam mengajar, selain itu untuk memetakan
kebutuhan guru bahasa Arab pada MTs dan MA kota Banjarmasin dalam
rangka pengkatan PNS untuk farmasi guru bahasa Arab. Penelitian ini
dilakukan untuk menggali informasi tentang peta kecukupan Guru Bahasa
Arab di tingkat Tsanawiyah dan Aliyah di Kota Banjarmasin yang terkait
dengan jumlah guru, tingkat pendidikan,jumlah jam mengajar, serta
sebarannya (menurut wilayah, dan status sekolah).
Penelitian ini merupakan penelitian survei terhadap kondisi riil guruguru
BA di tingkat Tsanawiyah dan Aliyah, guna memformulasikan peta
kecukupan guru BA di tingkat Tsanawiyah dan Aliyah di Kota Banjarmasin,
yang akan dilakukan pada bulan Maret–Agustus 2014
Sumber data dalam penelitian ini adalah para pejabat struktural yang
terkait dengan tenaga kependidikan Kementerian Agama Kota Banjarmasin,
kepala sekolah dan guru BA di tingkat Tsanawiyah dan Aliyah di Kota
Banjarmasin.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa pada MA kota Banjarmasin yang
memenuhi ketentuan Permendiknas no.39 tahun 2009 adalah guru-guru
yang tempat tugasnya pada MAN, yaitu MAN 1 (76 jam : 3 guru=25
jam/minggu), MAN 2 Model (113 jam : 4 guru=28 jam/minggu), dan MAN 3
(80 jam : 3 guru=26 jam/minggu). Sedangkan guru-guru BA pada MA yang
tempat tugasnya pada MAS, dan mereka sudah disertifikasi adalah belum
memenuhi beben kerja. Sedangkan Pada MTs kota Banjarmasin yang
memenuhi ketentuan Permendiknas no.39 tahun 2009 adalah guru-guru
yang tempat tugasnya pada MTsN Mulawarman (120 jam : 5 guru = 24
jam/minggu), MTsN Kelayan (48 jam : 2 guru = 24 jam/minggu), MTsS alFurqan
(75 jam : 3 guru = 25 jam/minggu), MTsS Inayatuththalibin ( 36 jam :
1 guru = 36 jam/minggu) dan MTs Al-Huda (28 jam : 1 guru = 28
jam/minggu). Sedangkan guru-guru BA pada MTs lain juga belum
memenuhi beben kerja. Karena itu, meraka harus manambah jam
pertemuan tatap muka untuk menutupi kekurang jam itu atau dapat
v
merangkap mengajar di sekolah lain dengan ketentuan, jam mengajar di
sekolah induk harus minimal 6 jam.
Kebutuhan guru bahasa Arab baik untuk madrasah aliyah atau
madrasah tsanawiyah kota Banjamasin masih kurang. Untuk MA kota
Banjarmasin masih memerlukan 7 orang guru PNS dan untuk MTs kota
Banjarmasin masih memerlukan 20 guru PNS. Sementara ini kekurangan
guru Bahasa Arab, baik pada MA dan MTs itu ditutupi dengan guru-guru
honorer dan jumlah mereka lebih banyak dari guru bahasa Arab yang PNS.
Kata kunci : Permendiknas no.39 tahun 2009, Jam mapel BA, Jumlah kelas
Bookmarks Related papers MentionsView impact
An interesting part of Quranic studies is sosio-culture of its Quran language. It becomes notice ... more An interesting part of Quranic studies is sosio-culture of its Quran language. It becomes notice when Arabic language was chosen as Koran language. The point of view of this study is the political power of Quraisy when Quraisy holding the power in Hijaz territory. The question is: What is the reason of Arabic language (Quraisy language) chosen as Koran language? Is there any relationship between Quraisy and political power Arabic language being chosen as Koran language? Seeing in the historical aspect, the northern Arabic language being survive because is supported by political aspect and arabization. Based on the interaction of Arabic language (Quraisy) standard language (fusha) was appearing. Quraisy political system, although not reflects absolute power that forced another ethnic group, there is a relationship of power factor and why Arabic language chosen as Quran language.
Bookmarks Related papers MentionsView impact
This research is a case against of departement of Arabic education of IAIN Antasari Banjarmasin t... more This research is a case against of departement of Arabic education of IAIN Antasari Banjarmasin to learn Arabic. The data source of this research is the student of 2012/2013, 2013/2014, and six lecturers that administer of linguistic subject or language skills. This study aims to collect information on students learning Arabic strategies in departement of Arabic education. While the data extracted is information about: the form of difficulty students learning Arabic, the cause and degree of difficulty, the type of student learning in departement of arabic education, the efforts and strategies by departement of arabic education students in problem solving learning Arabic, and the outcome of the efforts/strategies they are doing. Based on the survey results revealed that students have difficulty in learning Arabic in the matter of language and language skills. Difficulties in linguistic materials include use nahwu and sharf in reading and writing, the meaning of a sentence or a word, sentence or word and pronunciation. While the difficulties in aspects of language skills include: listening, speaking, reading, and writing. But the difficulties they feel it, both aspects of alkalinity or their skills can be overcome by evaluating their learning, the dominant use of memory strategies, affective, cognitive, and social strategies..
Bookmarks Related papers MentionsView impact
This study aims to explain the role of IMLA in developing Arabic teacher competences. Indeed a te... more This study aims to explain the role of IMLA in developing Arabic teacher competences. Indeed a teacher is a precious profession, carrying valuable tasks to educate and build character of the nation. Teacher is a precious profession to create a good life. Therefore, teacher should develop their competences including Arabic language teacher. The intended competences in Arabic language learning are language competence, communicative competence, and cultural competence. IMLA is the abbreviation of (Ittiha> d Mudarrisi al-Lughah al-'Arabiyyah), a organization established to build and develop Arabic teachers' competences in Indonesia. This opportunity is given to Arabic teachers in IMLA organization to affiliate with its agendas, management, and association in local, national, and international scope. There are many information will be gained through the various agendas to develop teachers' competence. For the example is like attending seminars, workshops, and other trainings held by the organization. IMLA organization is able to connect local teachers and lecturers to the foreign ones especially from Arabic emirate countries. Abstrak Studi ini bertujuan untuk menjelaskan peran IMLA dalam pengembangan kompetensi guru bahasa Arab. Sesungguhnya profesi guru adalah profesi yang strategis, guru mengemban tugas yang mulia untuk mencerdaskan dan membangun karakter bangsa. Guru juga adalah profesi yang mulia untuk mewujudkan kehidupan yang baik. Oleh karena itu, guru harus mengembangkan kompetensinya, termasuk guru bahasa Arab. Dan kompetensi yang dimaksud dalam pengajaran bahasa Arab adalah kompetensi bahasa, kompetensi komunikatif, dan komptensi budaya. IMLA adalah singkatan dari (Ittiha> d Mudarrisi al-Lughah al-'Arabiyyah), merupakan organisasi yang bergerak untuk membangun dan mengembangkan komptensi guru-guru bahasa Arab di Indonesia. Kesempatan ini ditujukan untuk guru-guru bahasa Arab dalam organisasi IMLA untuk bergabung dalam kegiatannya, kepengurusannya, dan juga asosiasinya baik dalam lingkup lokal, nasional, maupun internasional. Banyak wawasan dan informasi yang didapat dalam berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan kompetensi guru. Misalnya, mengikuti kegiatan seminar, workshop, dan pelatihan lainnya yang diselenggarakan oleh organisasi profesi. Organisasi IMLA juga dapat menghubungkan para pengajar (guru/dosen) dari luar negeri terutama dari jazirah Arab.
Bookmarks Related papers MentionsView impact
The communication approach in language learning emphasizes on the mastery on language proficiency... more The communication approach in language learning emphasizes on the mastery on language proficiency. Communicative approach is based on some psychological theories of language and learning. The purpose of language learning, according to this approach, is factual communication, where students can use foreign language as a communication tool. In other words, the purpose of this approach is that students have the competence to communicate in a language they have learned in a variety of social situations. Communicative approach is also called the functional approach, in which the language is used as its functions. This article describes the application of communicative approach for teaching Arabic in Indonesian contexts.
Bookmarks Related papers MentionsView impact
The preparation of educational materials is conducted to several principles, since it is based on... more The preparation of educational materials is conducted to several principles, since it is based on psychological, cultural, educational and linguistic aspects. In preparing Arabic language materials, non-native speakers of Arabic have to take into account the local aspect such as the conditions and situations that surrounding them as well as their ability to draw them closer into their life's experiences. This can accelerate leaners to understand the Arabic language through educational materials prepared during their study of Arabic. Key Word: arabic language, native speaker
Bookmarks Related papers MentionsView impact
Uploads
Conference Presentations by Dr. Ahmad Muradi M.Ag.
الكلمات الأساسية: تعليم الكتابة، تطوير الأفكار، والمدخل النوعي
الكلمات الأساسية: العبارات، النطق، النبر، الكلام العربي
Books by Dr. Ahmad Muradi M.Ag.
Papers by Dr. Ahmad Muradi M.Ag.
tahun 2009 tentang beban kerja guru dan pengawas satuan pendidikan, di
mana beban kerja guru paling sedikit ditetapkan 24 (dua puluh empat) jam
tatap muka dalam satu minggu. Akibatnya banyak guru BA pada tahun 2013
dihadapkan pada dilema jumlah jam mengajar, selain itu untuk memetakan
kebutuhan guru bahasa Arab pada MTs dan MA kota Banjarmasin dalam
rangka pengkatan PNS untuk farmasi guru bahasa Arab. Penelitian ini
dilakukan untuk menggali informasi tentang peta kecukupan Guru Bahasa
Arab di tingkat Tsanawiyah dan Aliyah di Kota Banjarmasin yang terkait
dengan jumlah guru, tingkat pendidikan,jumlah jam mengajar, serta
sebarannya (menurut wilayah, dan status sekolah).
Penelitian ini merupakan penelitian survei terhadap kondisi riil guruguru
BA di tingkat Tsanawiyah dan Aliyah, guna memformulasikan peta
kecukupan guru BA di tingkat Tsanawiyah dan Aliyah di Kota Banjarmasin,
yang akan dilakukan pada bulan Maret–Agustus 2014
Sumber data dalam penelitian ini adalah para pejabat struktural yang
terkait dengan tenaga kependidikan Kementerian Agama Kota Banjarmasin,
kepala sekolah dan guru BA di tingkat Tsanawiyah dan Aliyah di Kota
Banjarmasin.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa pada MA kota Banjarmasin yang
memenuhi ketentuan Permendiknas no.39 tahun 2009 adalah guru-guru
yang tempat tugasnya pada MAN, yaitu MAN 1 (76 jam : 3 guru=25
jam/minggu), MAN 2 Model (113 jam : 4 guru=28 jam/minggu), dan MAN 3
(80 jam : 3 guru=26 jam/minggu). Sedangkan guru-guru BA pada MA yang
tempat tugasnya pada MAS, dan mereka sudah disertifikasi adalah belum
memenuhi beben kerja. Sedangkan Pada MTs kota Banjarmasin yang
memenuhi ketentuan Permendiknas no.39 tahun 2009 adalah guru-guru
yang tempat tugasnya pada MTsN Mulawarman (120 jam : 5 guru = 24
jam/minggu), MTsN Kelayan (48 jam : 2 guru = 24 jam/minggu), MTsS alFurqan
(75 jam : 3 guru = 25 jam/minggu), MTsS Inayatuththalibin ( 36 jam :
1 guru = 36 jam/minggu) dan MTs Al-Huda (28 jam : 1 guru = 28
jam/minggu). Sedangkan guru-guru BA pada MTs lain juga belum
memenuhi beben kerja. Karena itu, meraka harus manambah jam
pertemuan tatap muka untuk menutupi kekurang jam itu atau dapat
v
merangkap mengajar di sekolah lain dengan ketentuan, jam mengajar di
sekolah induk harus minimal 6 jam.
Kebutuhan guru bahasa Arab baik untuk madrasah aliyah atau
madrasah tsanawiyah kota Banjamasin masih kurang. Untuk MA kota
Banjarmasin masih memerlukan 7 orang guru PNS dan untuk MTs kota
Banjarmasin masih memerlukan 20 guru PNS. Sementara ini kekurangan
guru Bahasa Arab, baik pada MA dan MTs itu ditutupi dengan guru-guru
honorer dan jumlah mereka lebih banyak dari guru bahasa Arab yang PNS.
Kata kunci : Permendiknas no.39 tahun 2009, Jam mapel BA, Jumlah kelas
الكلمات الأساسية: تعليم الكتابة، تطوير الأفكار، والمدخل النوعي
الكلمات الأساسية: العبارات، النطق، النبر، الكلام العربي
tahun 2009 tentang beban kerja guru dan pengawas satuan pendidikan, di
mana beban kerja guru paling sedikit ditetapkan 24 (dua puluh empat) jam
tatap muka dalam satu minggu. Akibatnya banyak guru BA pada tahun 2013
dihadapkan pada dilema jumlah jam mengajar, selain itu untuk memetakan
kebutuhan guru bahasa Arab pada MTs dan MA kota Banjarmasin dalam
rangka pengkatan PNS untuk farmasi guru bahasa Arab. Penelitian ini
dilakukan untuk menggali informasi tentang peta kecukupan Guru Bahasa
Arab di tingkat Tsanawiyah dan Aliyah di Kota Banjarmasin yang terkait
dengan jumlah guru, tingkat pendidikan,jumlah jam mengajar, serta
sebarannya (menurut wilayah, dan status sekolah).
Penelitian ini merupakan penelitian survei terhadap kondisi riil guruguru
BA di tingkat Tsanawiyah dan Aliyah, guna memformulasikan peta
kecukupan guru BA di tingkat Tsanawiyah dan Aliyah di Kota Banjarmasin,
yang akan dilakukan pada bulan Maret–Agustus 2014
Sumber data dalam penelitian ini adalah para pejabat struktural yang
terkait dengan tenaga kependidikan Kementerian Agama Kota Banjarmasin,
kepala sekolah dan guru BA di tingkat Tsanawiyah dan Aliyah di Kota
Banjarmasin.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa pada MA kota Banjarmasin yang
memenuhi ketentuan Permendiknas no.39 tahun 2009 adalah guru-guru
yang tempat tugasnya pada MAN, yaitu MAN 1 (76 jam : 3 guru=25
jam/minggu), MAN 2 Model (113 jam : 4 guru=28 jam/minggu), dan MAN 3
(80 jam : 3 guru=26 jam/minggu). Sedangkan guru-guru BA pada MA yang
tempat tugasnya pada MAS, dan mereka sudah disertifikasi adalah belum
memenuhi beben kerja. Sedangkan Pada MTs kota Banjarmasin yang
memenuhi ketentuan Permendiknas no.39 tahun 2009 adalah guru-guru
yang tempat tugasnya pada MTsN Mulawarman (120 jam : 5 guru = 24
jam/minggu), MTsN Kelayan (48 jam : 2 guru = 24 jam/minggu), MTsS alFurqan
(75 jam : 3 guru = 25 jam/minggu), MTsS Inayatuththalibin ( 36 jam :
1 guru = 36 jam/minggu) dan MTs Al-Huda (28 jam : 1 guru = 28
jam/minggu). Sedangkan guru-guru BA pada MTs lain juga belum
memenuhi beben kerja. Karena itu, meraka harus manambah jam
pertemuan tatap muka untuk menutupi kekurang jam itu atau dapat
v
merangkap mengajar di sekolah lain dengan ketentuan, jam mengajar di
sekolah induk harus minimal 6 jam.
Kebutuhan guru bahasa Arab baik untuk madrasah aliyah atau
madrasah tsanawiyah kota Banjamasin masih kurang. Untuk MA kota
Banjarmasin masih memerlukan 7 orang guru PNS dan untuk MTs kota
Banjarmasin masih memerlukan 20 guru PNS. Sementara ini kekurangan
guru Bahasa Arab, baik pada MA dan MTs itu ditutupi dengan guru-guru
honorer dan jumlah mereka lebih banyak dari guru bahasa Arab yang PNS.
Kata kunci : Permendiknas no.39 tahun 2009, Jam mapel BA, Jumlah kelas