Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Academia.eduAcademia.edu

DISKUSI KELOMPOK PENELITIAN PENDIDIKAN

DISKUSI KELOMPOK PENELITIAN PENDIDIKAN KELOMPOK : 3 (TIGA) NAMA : 1. EKA FITRI RAHAYU (1507104) 2. ILMY NURAENI (1501011) 3. NABILA UKHTI LATIFA (1505444) Apa yang dimaksud reliabilitas dan validitas? Jawaban : Reliabilitas berasal dari kata reliability berarti sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Suatu hasil pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subyek yang sama, diperoleh hasil pengukuran yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subyek memang belum berubah. Nur (1987: 47) menyatakan bahwa reliabilitas ukuran menyangkut seberapa jauh skor deviasi individu, atau skor-z, relatif konsisten apabila dilakukan pengulangan pengadministrasian dengan tes yang sama atau tes yang ekivalen. Azwar (2003 : 176) menyatakan bahwa reliabilitas merupakan salah-satu ciri atau karakter utama instrumen pengukuran yang baik. Arifin (1991: 122) menyatakan bahwa suatu tes dikatakan reliabel jika selalu memberikan hasil yang sama bila diteskan pada kelompok yang sama pada waktu atau kesempatan yang berbeda. Konsep reliabilitas dalam arti reliabilitas alat ukur berkaitan erat dengan masalah kekeliruan pengukuran. Kekeliruan pengukuran sendiri menunjukkan sejauh mana inkonsistensi hasil pengukuran terjadi apabila dilakukan pengukuran ulang terhadap kelompok subyek yang sama. Sedangkan konsep reliabilitas dalam arti reliabilitas hasil ukur berkaitan erat dengan kekeliruan dalam pengambilan sampel yang mengacu pada inkonsistensi hasil ukur apabila pengukuran dilakukan ulang pada kelompok yang berbeda. Azwar (1987: 173) menyatakan bahwa validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukur (tes) dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukur secara tepat atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Artinya hasil ukur dari pengukuran tersebut merupakan besaran yang mencerminkan secara tepat fakta atau keadaan sesungguhnya dari apa yang diukur. Suryabrata (2000: 41) menyatakan bahwa validitas tes pada dasarnya menunjuk kepada derajat fungsi pengukurnya suatu tes, atau derajat kecermatan ukurnya sesuatu tes. Validitas suatu tes mempermasalahkan apakah tes tersebut benar-benar mengukur apa yang hendak diukur. Maksudnya adalah seberapa jauh suatu tes mampu mengungkapkan dengan tepat ciri atau keadaan yang sesungguhnya dari obyek ukur, akan tergantung dari tingkat validitas tes yang bersangkutan. Sudjana (2004: 12) menyatakan bahwa validitas berkenaan dengan ketepatan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai. (Sumber : JURNAL TABULARASA PPS UNIMED Vol.6 No.1, Juni 2009) Mengapa instrument penelitian harus memenuhi unsur reliabilitas dan validitas? Jawaban : Instrumen merupakan suatu alat yang karena memenuhi persyaratan akademis maka dapat dipergunakan sebagai alat untuk mengukur suatu obyek ukur atau mengumpulkan data mengenai suatu variabel. Maka hal ini harus memenuhi unsure reliabilitas dan validitas. Reliabilitas mempermasalahkan sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Suatu hasil pengukuran hanya dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subyek yang sama, diperoleh hasil pengukuran yang relatif sama. Artinya ketika suatu penelitian yang sebelumnya sudah dilakukan harus memiliki hasil yang sama apabila diulang kembali dalam keadaan yang sama, apabila hasilnya berbeda penelitian tersebut akan diragukan atau tidak memenuhi unsure reliabilitas. Validitas suatu instrumen menunjukkan tingkat ketepatan suatu instrumen untuk mengukur apa yang harus diukur. Jadi validitas suatu instrumen berhubungan dengan tingkat akurasi dari suatu alat ukur mengukur apa yang akan diukur. Pada intinya pada saat melaksanakan sebuah penelitian reliabilitas dan validitas data harus dipenuhi. Hal ini menyangkut keaslian dan tanggung jawab peneliti atas hasil penelitiannya. Hasil penelitian yang reliable dapat digunakan untuk penelitian lanjutan, untuk memperoleh hasil penelitian yang reliable dibutuhkan data yang valid. Maka apabila sebuah penelitian yang tidak memenuhi unsur reliabilitas dan validitas hasil penelitiannya tidak dapat digunakan, atau dapat disebut sebagai penelitian yang gagal. (Sumber : JURNAL TABULARASA PPS UNIMED Vol.6 No.1, Juni 2009 Matondang, zulkifli. 2009. VALIDITAS DAN RELIABILITAS SUATU INSTRUMEN PENELITIAN. [online] http://digilib.unimed.ac.id/705/1/Validitas%20dan%20reliabilitas%20suatu%20instrumen%20penelitian.pdf . diakses pada 20 november 2016) Disamping tipe-tipe validitas pada bacaan, ada juga yang disebut validitas internal dan validitas eksternal. Jelaskan pengertian kedua validitas tersebut! Jawaban : Campbell & Stanley (1963) membagi validitas eksperimen menjadi dua, yakni validitas internal dan validitas eksternal. Validitas internal menunjukkan apakah ada hubungan kausal antara dua variabel, apakah hubungan kausal itu berasal dari variabel yang dimanipulasi (perlakuan) ke variabel yang diukur. Atau dengan kata lain validitas internal (validitas butir) termasuk kelompok validitas kriteria yang merupakan validitas yang diukur dengan besaran yang menggunakan tes sebagai suatu kesatuan (keseluruhan butir) sebagai kriteria untuk menentukan validitas butir dari tes itu. Dengan demikian validitas internal mempermasalahkan validitas butir dengan menggunakan hasil ukur tes tersebut sebagai suatu kesatuan sebagai kriteria, sehingga biasa juga disebut validitas butir. Validitas internal diperlihatkan oleh seberapa jauh hasil ukur butir tersebut konsisten dengan hasil ukur tes secara keseluruhan. Validitas internal (internal validity) mutlak diperlukan pada rancangan penelitian eksperimen, untuk mengetahui apakah manipulasi eksperimen yang dilakukan pada saat studi ini memang benar-benar menimbulkan perbedaan. Validitas internal mengacu pada kemampuan desain penelitian untuk menyingkirkan atau membuat masuk akal penjelasan alternatif hasil, atau masuk akal dugaan sementara (Campbell, 1957: Kazdin, 2003). Kekurangan validitas internal diantaranya : (a) maturasi, menunjukkan perubahan perilaku oleh karena subjek eksperimen bertambah dewasa, bijak, kuat, lebih berpengalaman antara pretes dan postes dan bukan karena perlakuan, (b) Testing, menunjukkan efek karena pengulangan pengukuran perilaku tertentu. Pengulangan akan membuat subjek eksperimen lebih mengenal tesnya sehingga performans akan meningkat Validitas eksternal menunjuk pada (a) menggeneralisasikan kepada individu, seting, dan waktu sasaran tertentu, serta (b) menggeneralisasikan kepada individu, seting dan waktu lain. eksternal dapat berupa hasil ukur tes baku atau tes yang dianggap baku dapat pula berupa hasil ukur lain yang sudah tersedia dan dapat dipercaya sebagai ukuran dari suatu konsep atau variabel yang hendak diukur. Validitas eksternal diperlihatkan oleh suatu besaran yang merupakan hasil perhitungan statistika. Validitas eksternalnya (external validity) berkaitan dengan bagaimana kerepresentatifan penemuan penelitian dan berkaitan pula dengan menggeneralisasikan pada kondisi yang sama. Validitas eksternal berkaitan dengan generalisasi hasil penelitian studi. Dalam semua bentuk desain penelitian, hasil dan kesimpulan penelitian iniadalah terbatas kepada para peserta dan kondisi seperti yang didefinisikanoleh kontur penelitian dan mengacu pada sejauh mana generalisasi hasil penelitian untuk lain kondisi, peserta, waktu, dan tempat [graziano dan Raulin, 2004] Kekurangan validitas eksternal (a) interaksi seleksi dengan perlakuan (b) interaksi seting dengan perlakuan (c) interaksi sejarah dengan perlakuan. (Sumber : JURNAL TABULARASA PPS UNIMED Vol.6 No.1, Juni 2009 Hastjarjo, Dicky. 2008. Ringkasan buku Cook & Campbell. (1979). Quasi Experimentation: Design & Analysis Issues for Field Settings. Houghton Mifflin Co. [online] http://dickyh.staff.ugm.ac.id/wp/wp-content/uploads/2009/ringkasan%20buku%20quasi-experimentakhir.pdf . diakses pada 20 november 2016. Setiawan, Henry. TT. ANALISA ANCAMAN VALIDITAS INTERNAL DAN EKSTERNAL. [online] https://www.academia.edu/8888643/COVER_TUGAS_ANALISA_ANCAMAN_VALIDITAS_INTERNAL_DAN_EKSTERNAL . diakses pada 20 november 2016) Selain contoh yang terdapat pada bacaan. Buatlah contoh lainnya (minimum satu contoh reliabilitas dan validitas)! Jawaban : Contoh reliabilitas : Test-retest reliability : Sebuah tes bahasa Inggris diberikan kepada siswa SMP. Satu bulan kemudian tes yang sama diberikan pada siswa yang sama. Jika skor keduanya menghasilkan koefisien korelasi tinggi maka tes tersebut memiliki reliabilitas tinggi. Pralell forms reliability : Guru SD memberikan soal matematika tentang penjumlahan dan pengurangan yang berbeda untuk satu kelas yang sama, soal dibagi A dan B dengan muatan konten yang sama. Inter-rater reliability : Peneliti meminta tanggapan dua hakim berbeda untuk memutuskan sebuah kasus yang sama. Jika kedua hakim memberi tanggapan yang seragam maka instrumen dinyatakan reliabel. Average inter-item correlation : Seorang guru yang sedang menguji pemahaman siswa terhadap suatu materi. Untuk mendapatkan data yang reliable guru tersebut melakukan pengambilan data berulang, yang berarti guru tersebut mengetes muridnya lebih dari satu kali. Split-half reliability : Guru membagikan soal ganjil-genap kepada siswa yang kemudian hasilnya dilihat apabila memiliki korelasi yang tinggi maka tes tersebut dianggap memiliki reliabilitas yang tinggi. Contoh validitas : Face validity : Seseorang mengaku sebagai mahasiswa Fisika UPI. Kita melihat orang tersebut memakai jaket himpunan mahasiswa fisika UPI, maka dari jenis validitas tampak bahwa pengakuan orang tersebut valid. Construct validity : Guru matematika menggunakan soal cerita dengan pertanyaan berisi kata-kata dan frase rumit. Alih-alih tes mengungkap kemampuan matematika siswa, tetapi malah kemampuan bahasa. Criterion-related validity : Berdasarkan statistik nilai rapor SMA berkorelasi tinggi dengan nilai IPK mahasiswa. Dengan demikian nilai rapor SMA jadi alat ukur yang tepat, siswa SMA yang memiliki nilai rapor bagus pasti juga memiliki IPK bagus. Formative validity : Tingkat absensi mahasiswa di suatu universitas swasta di Bandung. Misalkan kita melakukan survei ke suatu univeritas swasta di Bandung. Kita meminta absensi kepada salah satu mahasiswa disuatu kelas di suatu jurusan pada universitas tersebut. Data yang diperoleh ini kemudian dapat kita validasi menggunakan data absensi yang ada diuniversitas. Dengan begitu, kita dapat membandingkan data dan memvalidasinya. Jumlah data yang semakin berbeda menandakan semakin rendahnya validitas data tersebut. Sampling validity : Indikator depresi yaitu hilang nafsu makan, merasa kelelahan dan berniat bunuh diri. Tes depresi yang mampu mengukur ketiga aspek tersebut sekaligus maka tes tersebut memiliki validitas tinggi. (Sumber : NN.2015.[Online] http://tu.laporanpenelitian.com/2014/10/18.html. diakses pada 20 November 2016.