APLIKASI WEB PADA TEKNOLOGI VSAT
Syahbudin, S.Kom,
Email : syahbudinuin@gmail.com
fb : http://facebook.com/syahbudinT
Abstract— Web merupakan fasilitas hipertext untuk
menampilkan data berupa teks, gambar, suara, animasi dan
data multimedia. Dalam rekayasa perangkat lunak, aplikasi web
adalah suatu aplikasi yang diakses menggunakan penjelajah web
melalui suatu jaringan seperti internet atau intranet. Aplikasi web
pada penulisan ini merupakan aplikasi yang bersifat online
dimana klien dan servernya harus sama-sama terhubung dengan
internet. Ada banyak cara untuk melakukan koneksi ke internet,
salah satunya adalah dengan menggunakan teknologi VSAT.
VSAT merupakan teknologi yang memungkinkan pengguna
melakukan komunikasi data dengan cepat dan mendukung
mobilitas yang tinggi.
(dot). Sehingga format akhir IP address biasanya berupa angka
desimal yang dipisahkan dengan tanda titik, contohnya
172.16.254.1
IP address dibagi menjadi beberapa kelompok.
a. IP Public
Public IP Address merupakan IP Address yang dapat
diakses di jaringan internet. IP Public juga dikenal sebagai
globally routable unicast IP address. Ketika sebuah
perangkat memiliki IP public dan terkoneksi ke jaringan
internet, maka perangkat tersebut bisa diakses darimanapun
melalui jaringan internet. IP public bisa dari pinjaman ISP
atau alokasi dari APNIC/IDNIC.
Kata Kunci : IP, HTTP, WEB, HTML, VSAT
I. PENDAHULUAN
eb sebagai aplikasi yang bersifat client-server saling
terhubung dengan menggunakan IP(internet Protokol).
IP address adalah sebuah sistem pengalamatan unik
setiap host yang terkoneksi ke jaringan berbasis TCP/IP.
Sistem komunikasi data antar host menggunakan protocol
HTTP dengan menggunakan port 8080 sebagai default
portnya.
Saat sekarang ini, teknologi VSAT pada umumnya telah
mengimplementasikan TCP dan HTTP untuk meningkatkan
layanan aplikasi berbasi web[1]. Aplikasi yang berbasis web
menuntut untuk menghadirkan halaman yang kaya akan
konten.
W
b. IP Private
Pada arsitektur IP address, Private IP Address adalah IP
Address yang diperuntukkan untuk jaringan lokal. IP
private tidak boleh ada di jaringan internet dan tidak dapat
diakses di jaringan internet. Pada implementasi di jaringan
real, biasanya jaringan menggunakan IP Private, kemudian
ditambahkan sebuah router yang menjembatani jaringan
lokal yang menggunakan IP private dengan jaringan
menggunakan IP Public.
II. TEORI DASAR
c. IP Khusus
Selain IP Private dan IP Public, ada beberapa IP khusus
lain. IP ini sudah memiliki tujuan penggunaan khusus yang
sudah disepakati secara international, sehingga tidak dapat
digunakan untuk pengalamatan sebuah host.
IP address adalah sebuah sistem pengalamatan unik setiap
host yang terkoneksi ke jaringan berbasis TCP/IP. IP address
bisa dianalogikan seperti sebuah alamat rumah. Ketika sebuah
datagram dikirim, informasi alamat inilah yang menjadi acuan
datagram agar bisa sampai ke device yang dituju. IP Address
terbagi dalam 2 versi, IPv4 dan IPv6. Sebuah IP address versi
4 atau IPv4 terbentuk dari 32 binary bits. Dari 32 binary bits
tersebut terbagi lagi menjadi 4 octet (1 octet = 8 bits). Nilai
tiap oktet diatara 0 sampai 255 dalam format desimal, atau
00000000 - 11111111 dalam formal binary. Setiap octet
dikonversi menjadi desimal dan dipisahkan oleh tanda titik
B. HTTP
HTTP (Hypertext Transfer Protocol) merupakan
salah satu protokol TCP/IP pada layer aplikasi yang
merupakan dasar World Wide Web dengan menggunakan port
80 dan bersifat request-response. Sebuah program klien HTTP
membuat koneksi dengan HTTP Server dan meminta halaman
tertentu dari server, program HTTP server menerima koneksi
tersebut dan menjawab permintaan dari client. Secara singkat,
HTTP adalah protokol yang melakukan hubungan antara client
dan server, pada sisi server akan menerima permintaan berupa
halaman web dari client, kemudian akan mengirim permintaan
tersebut ke client. Permintaan halaman web dari client
dilakukan dengan aplikasi yang sering disebut browser.
A. TCP/IP
Ada dua versi mayor dari protokol HTTP, yakni
HTTP/1.0 yang menggunakan koneksi terpisah untuk setiap
dokumen, dan HTTP/1.1 yang dapat menggunakan koneksi
yang sama untuk melakukan transaksi. Dengan demikian,
penggunaan HTTP/1.1 akan lebih cepat dibanding HTTP/1.0
karena
tidak
membuat
koneksi secara berulang.
Pengembangan standar HTTP telah dilaksanakan oleh
Konsorsium World Wide Web (World Wide Web
Consortium/W3C) dan juga Internet Engineering Task Force
(IETF), yang berujung pada publikasi beberapa dokumen
Request for Comments (RFC), dan yang paling banyak dirujuk
adalah RFC 2616 (yang dipublikasikan pada bulan Juni 1999),
yang mendefinisikan HTTP/1.1.[2]
Sumber daya yang diakses dengan menggunakan HTTP
diidentifikasi dengan menggunakan Uniform Resource
Identifier (URI), atau lebih khusus melalui Uniform Resource
Locator (URL), menggunakan skema URI http: atau https:.
Skema sintaks dan semantic dari HTTP, secara spesifik dapat
didefenisikan :
http_URL="http:""//"host[":"port][abs_path["?"query ]]
Proses Pengaksesan Halaman Pada Server dapat dibagi atas
dua, yaitu :
HTTP Request
Permintaan layanan dari client ke server adalah dengan
mengirimkan suatu pesan, dimana pada baris pertama dari
pesan tersebut adalah penggunaan metode pada sumber,
identifikasi sumber dan protokol yang digunakan.
Request = Request-Line
*(( general-header
| request-header
| entity-header ) CRLF)
CRLF
[ message-body ] . [2]
a). Request-Line (Baris Permintaan)
Baris permintaan diawali dengan penggunaan
metode, diikuti oleh request URI dan versi protokol,
dan diakhiri dengan CRLF (carriage return linefeed).
Request-Line = Method SP
Request-URI SP HTTP-Version CRLF
b). Metode
Metode–metode yang digunakan pada saat meminta
layanan dari server, yaitu:
Method
= "OPTIONS"
| "GET"
| "HEAD"
| "POST"
| "PUT"
| "DELETE"
| "TRACE"
| "CONNECT"
| extension-method
extension-method = token. [2]
Setelah menerima dan menginterpretasikan sebuah
permintaan layanan dari client maka server membalas
(merespon) dengan pesan HTTP balasan.
Response= Status-Line
*(( general-header
| response-header
| entity-header ) CRLF)
CRLF
[ message-body ]. [2]
a). Status – Line
Baris pertama dari pesan balasan dari server adalah
status-line, penyesuaian dari versi protocol dan diikuti
oleh numeric kode status.
Status-Line = HTTP-Version SP
Status-Code SP Reason-Phrase CRLF [2]
b). Kode Status
Kode status terdiri dari 3 digit, dimana digit pertama
dari kode status adalah definisi dari class response
sementara dua digit terakhir adalah aturan yang
mengikut pada digit pertama. Kode status terbagi
dalam lima class response yaitu informational (1xx),
sukses (2xx), redirection (3xx), client error (4xx) dan
server error (5xx).
a.
b.
HTTP Response
C. WEB
Salah satu teknologi internet yang paling cepat
berkembang adalah World Wide Web (WWW) yang disingkat
menjadi Web. Web merupakan fasilitas hipertext untuk
menampilkan data berupa teks, gambar, suara, animasi dan
data multimedia.[3].
Berdasarkan
pengaksesan data pada server maka
teknologi web dapat bersifat client side ataupun server side.
Sedangkan berdasarkan navigasi dan arsitekturnya, website
dapat dikategorikan menjadi empat, yaitu:
1. Struktur Linier
Struktur linier ditemui ketika suatu urutan informasi telah
dipastikan.
2. Struktur Grip
Struktur grid adalah suatu pilihan arsitektur yang dapat
diterapkan ketika isi aplikasi website dapat dikategorikan
dengan pasti ke dalam dua atau lebih dimensi.
3. Struktur Hirarki
Struktur hirarki merupakan arsitektur yang paling umum.
Suatu struktur aplikasi website hirarki dapat dirancang
dengan dua cara yang memungkinkan (via hubungan
hypertext) arus kendali secara horizontal, ke seberang
cabang yang vertikal struktur tersebut.
4. Struktur Jejaring.
Struktur jejaring “pure web” adalah struktur yang
menyerupai arsitektur yang mewakili sistem berorientasi
objek. Komponen arsitektur (dalam hal ini halaman web)
dirancang sedemikian rupa sehingga mereka boleh
melewati kendali (via hubungan hypertext) untuk hampir
semua komponen yang lain dalam sistem tersebut.
D. TEKNIK BAHASA PEMROGRAMAN
1.
Ajax
Istilah Ajax digunakan pada website yang
berinteraksi dengan server melalui javascript secara
asinkron (background), sehingga pengguna tidak perlu
me-load keseluruhan isi page (halaman). Web tanpa Ajax
dan Web Ajax
Pada aplikasi web yang berbasis Ajax terdapat bagian
yang disebut lapisan Ajax (atau terkadang disebut mesin
Ajax). Lapisan inilah yang mengatur komunikasi antara
klien dan server.
Butir penting dalam lapisan Ajax yang perlu untuk
diperhatikan, yaitu :
Lapisan Ajax meminta layanan ke server atau tidak,
tergantung pada jenis layanan dari antarmuka.
Lapisan Ajax tidak meminta keseluruhan halaman
web ke server.
Ajax bekerja dengan pendekatan asinkron.[4]
Proses permintaan layanan pada server dengan
menggunakan ajax dapat digambarkan sebagai berikut :
Pemintaan
1
Web Server
XML (eXtensible Markup Language) adalah bahasa
mark up yang ditujukan untuk menjabarkan informasi
dengan struktur yang dapat dibuat sendiri oleh
siapapun. Hal ini berbeda dengan HTML, yang tidak
memungkinkan untuk membuat tag-tag tersendiri.
Pada dokumen HTML, yang bisa dilakukan adalah
menggunakan tag-tag yang telah ditentukan. Pada
XML, tag bisa diciptakan sendiri. Tag menjabarkan
sederetan karakter yang menjabarkan data. Agar
dokumen XML dapat dimengerti oleh para parser
(program yang akan melihat deretan karakter dalam
dokumen dan kemudian dapat memecah kebagianbagian kecil yang bisa dimengerti), dokumen harus
ditulis dengan mengikuti aturan-aturan yang telah
ditentukan oleh world wide web consortium (w3C).
Tiga aturan penting yang harus ditaati :
Diawali dengan deklarasi XML, seperti :
<?xml version=”1.0”?>
Memiliki sebuah elemen dokumen yang bisa
mengandung elemen-elemen yang lain.
Tidak boleh ada tag yang berpotongan (sama
seperti pada HTML, tidak boleh tag yang
berpotongan, misalnya seperti <b><i>Nama
Saya </b></i>.
Istilah atribut pada XML serupa dengan yang ada
pada HTML sebagai contoh, pada elemen :
<user nama=”dapatica” alamat=”Makassar”/>
3. DOM
dari
2 Tanggapn
server berupa
HTML dan
JavaScript
klie
n
3
4
5
Java script meminta
layanan
ke
server
dipicu kejadian tertentu
Server memberikan
data yang diminta klien
JavaScript
memperbaharui
sebagian dari halaman
dengan data dari server
Gambar 2.1 Proses dengan AJAX
Ajax yang lengkap mencakup XHTML
(Extensible Hypertext Markup Languange), CSS
(Cascading Style Sheets), DOM (Document Object
Module), XML (Extensible Markup Languange),
XSLT
(Extensible
Stylesheet
Languange
Transformation), XMLHttpRequest dan JavaScript.
2. XML
DOM (Document Object Module) merupakan standar
yang digunakan untuk mengakses dokumen HTML.
Dengan menggunakan DOM melalui javascript, isi
dokumen bisa dimanipulasi. Dokumen HTML sendiri
sebenarnya memunyai suatu hirarki dengan elemenelemen yang terkandung di dalamnya seperti pohon
terbalik. Tag <html> berkedudukan sebagai akar.
Akar berkedudukan sebagai simpul tertinggi. Adapun
simpul bisa memiliki atau tidak memiliki anak
simpul. Simpul yang tidak memiliki anak disebut
daun, sedangkan simpul yang mempunyai anak
berkedudukan sebagai induk.
4. Cascading Style Sheet
Cascading Style Sheet (CSS) merupakan sebuah
document yang berguna untuk melakukan pengaturan
pada komponen halaman web, inti dari document ini
adalah memformat halaman web standar menjadi
bentuk web yang memiliki kualitas yang lebih indah
dan menarik. CSS bisanya digunakan untuk
melakukan pengaturan global yang berkaitan dengan
objek tetap, misalnya memberikan warna pada
halaman web, pengaturan lebar dan kecil bagian web
serta menentukan bentuk font jenis huruf yang
digunakan secara menyeluruh dalam halaman web.
CSS digunakan terutama untuk memisahkan antara
isi dokumen (yang ditulis dengan HTML atau bahasa
markup lainnya) dengan presentasi dokumen (yang
ditulis dengan CSS).
5. JavaScript
JavaScript adalah bahasa scripting berorientasi
objek yang digunakan untuk menulis fungsi-fungsi
kecil yang diletakkan pada halaman HTML dan
berinteraksi dengan browser untuk melakukan tugas
tertentu yang tidak mungkin dilakukan oleh halaman
HTML statis.
6. PHP
PHP (Hypertext Preprocessor) adalah suatu bahasa
pemrograman open source yang digunakan secara
luas terutama untuk pengembangan web dan dapat
disimpan dalam bentuk HTML. [3]
Pada awalnya, PHP dirancang untuk
diintegrasikan dengan webserver Apache. Namun
belakangan ini, PHP juga dapat bekerja dengan
webserver seperti PWS (Personal Web Server), IIS
(Internet Information Server) dan Xitami. Yang
membedakan PHP dengan bahasa pemrograman lain
adalah adanya tag penentu, yaitu diawali dengan “<?”
atau “<?php” dan diakhiri dengan “?>”. Dengan
penggunaan tag tersebut, maka skrip PHP bebas
ditempatkan dalam dokumen HTML yang akan dibuat.
2 GET
page
1 HTTP
Request
Web
browser
5 Halaman
web
Hello
Client
4
6
3 Web
Server
HTTP
Response
<HTML>
<B>Hello
</B>
</HTML>
<HTML>
<?php
echo
“<B>Hello<
/B>”;
?>
</HTML>
Gambar 2.2 Proses Pengaksesan Halaman PHP
E. VSAT [5]
Sistem komunikasi VSAT adalah salah satu aplikasi dari
sistem komunikasi satelit, yaitu sistem komunikasi yang
menggunakan satelit sebagai repeater nya. VSAT adalah
kepanjangan dari Very Small Aperture Terminal, yaitu sejenis
antena pada bumi yang berfungsi sebagai terminal, berbentuk
bulat dan biasanya berdiameter antara 0,6 m sampai dengan
3,8 m. Sistem komunikasi VSAT ini adalah salah satu sistem
alternatif yang dapat digunakan untuk komunikasi daerahdaerah terpencil.
a. Dasar Sistem Komunikasi Satelit
Sistem komunikasi satelit adalah sistem komunikasi yang
sudah lama dikembangkan, namun tetap menjadi salah satu
komunikasi yang penting di masa sekarang ini. Banyak
jaringan internasional masih tetap menggunakan satelit
sebagai media telekomunikasinya [6]. Satelit ini diluncurkan
ke atas bumi yang akan digunakan sebagai repeater untuk
menjamin terbentuknya komunikasi LOS( Line Of Sight ) di
antara transmitter dan receiver.
b. Orbit Satelit
Orbit satelit adalah lintasan yang dilalui oleh satelit yang
berada di luar angkasa untuk berputar. Berdasarkan orbit ini,
satelit dapat dibagi ke dalam empat bagian, yaitu High
Eliptical Orbiting Satellite (HEO), Middle Earth Orbiting
Satellite (MEO), Low Earth Orbiting Satellite (LEO), dan
Geostationery Satellite (GEO).
High Eliptical Orbitinng Satellite (HEO) adalah satelit yang
berorbit pada ketinggian 18.000 s/d 35.000 km di atas
permukaan bumi. Satelit HEO ini didisain untuk negara
ataupun daerah-daerah yang mempunyai garis lintang utara
maupun selatan yang besar.
Middle Earth Orbiting Satellite (MEO) adalah satelit yang
berorbit pada ketinggian 8.000 s/d 18.000 km di atas
permukaan bumi. Satelit ini berorbit di antara orbit LEO dan
GEO. Jika dibandingkan dengan LEO, satelit MEO ini
mempunyai delay yang lebih besar karena jarak yang
ditempuh lebih jauh untuk transmisi sinyal. Namun, satelit
MEO ini membutuhkan lebih sedikit jumlah satelit untuk mecoverage suatu daerah dibandingkan LEO.
Low Earth Orbiting Satellite (LEO) adalah satelit yang
berorbit pada ketinggian 160 s/d 1.600 km di atas permukaan
bumi. Satelit ini biasanya berukuran kecil dan mudah untuk
diluncurkan. Jaringan dari satelit LEO ini biasanya digunakan
untuk keperluan facsimile, e-mail, broadcast data, ataupun
untuk komunikasi terestrial. Karena jaraknya yang dekat
dengan bumi, maka kecepatan orbit satelit ini harus lebih
cepat dibandingkan satelit HEO dan MEO. Geostationery
Orbiting Satellite (GEO) adalah satelit yang berorbit pada
ketinggian 36.000 km di atas permukaan bumi. Satelit ini
berputar sinkron dengan perputaran bumi pada porosnya.
Sehingga jika dipandang dari bumi, satelit ini terlihat tetap.
Satelit GEO ini banyak dimanfaatkan untuk kegiatan komersil,
pendidikan, militer dan lain-lain.
c. Alokasi Frekuensi
Pada sistem komunikasi satelit, frekuensi yang digunakan
bermacam-macam, yang terbagi dalam beberapa alokasi
frekuensi. Secara umum, pembagian frekuensi kerja satelit
dapat dilihat pada Tabel 2.1 .
Tabel 2.1 Alokasi Band Frekuensi Pada Komunikasi Satelit
Range Frekuensi
( GHz )
0,1-0,3
0,3-1,0
1,0-2,0
2,0-4,0
4,0-8,0
8,0-12,0
12,0-18,0
18,0-27,0
27,0-40,0
Band
Layanan
VHF
UHF
L
S
C
X
Ku
K
Ka
> 40,0
Mm
waves
Messaging
Military, navigation mobile
Mobile, radio broadcast
Mobile navigation
Fixed
Military
Fixed video broadcast
Fixed
Fixed, audio broadcast,
intersatellite
Intersatellite
Frekuensi band yang sering digunakan untuk komunikasi
VSAT adalah C-band, Ku-Band, dan Ka-Band. Pada masingmasing frekuensi ini, dibagi lagi alokasi frekuensi masingmasing untuk uplink dan downlink yang dapat dilihat pada
Tabel 2.2.
Prinsip kerja FDMA adalah dengan membagi-bagi bandwidth
ke dalam beberapa kanal yang akan digunakan oleh bagianbagian dari 5pectrum frekuensi totalnya. Bentuk sistemnya
dapat dilihat pada Gambar 2.3.
Gambar 2.3. Konsep FDMA Pada Komunikasi VSAT
Pada sistem komunikasi VSAT yang menggunakan metode
akses FDMA, setiap station bumi mengirimkan sinyal ke
satelit pada frekuensi pembawa fi yang berbeda-beda. Setiap
gelombang pembawa dibatasi oleh band frekuensi yang
disebut dengan guard band atau safety zone, berfungsi untuk
mencegah terjadinya overlapping.
Tabel 2.2 Alokasi Link Frekuensi Komunikasi Satelit
Band
Frekuensi uplink
( GHz )
Fekuensi downlink
( GHz )
C
Ku
Ka
5,925 – 7,075
14,0 – 14,5
27,5 – 31,0
3,7 – 4,2
11,7 – 12,2
17,7 – 21,2
d. Metode Akses
Setiap satelit mempunyai transponder. Transponder adalah
singkatan dari transmitter dan responder. Pada transponder
ini, akan dilewatkan range frekuensi yang diinginkan, mirip
dengan band pass filter. Pada transponder ini, terdapat juga
converter untuk mengubah frekuensi dari yang tinggi menjadi
rendah dan sebaliknya. Pada transponder ini juga terdapat
amplifier yang berfungsi untuk menguatkan sinyal. Sinyal
yang datang akan dikuatkan dan dimasukkan ke dalam
multiplexer dan dikembalikan lagi ke bumi.
Gambar 2.4. Pembagian Frekuensi FDMA
Beberapa kerugian FDMA adalah borosnya penggunaan
bandwidth yang digunakan untuk guarband. Kerugian yang
kedua adalah pada proses pangendalian frekuensi gelombang
pembawa yang dipancarkan ke satelit. Sedangkan
keuntungannya adalah sistem FDMA mempunyai cost yang
rendah dibandingkan dengan metode akses yang lainnya.
Time Division Multiple Access ( TDMA )
Metode akses ini membagi penggunaan kanal dengan
membuat time slot untuk masing-masing station bumi.Setiap
station bumi mempunyai waktu tersendiri untuk mengakses
satelit.
Ada tiga bentuk metode akses yang sering digunakan yaitu
Frequency Division Multiple Access ( FDMA ), Time Division
Multiple Acces ( TDMA ), dan Code Division Multiple Access
( CDMA )
Frequency Division Multiple Access ( FDMA )
Gambar 2.4. Konsep TDMA Pada Komunikasi VSAT
Pada Gambar 2.4, terlihat bahwa setiap station bumi
mempunyai data yang sudah dipaketkan masing-masing yaitu
Ii. Dan untuk masing-masing station bumi tersedia slot waktu
sebesar Tbi. Nilai i disini adalah 1,2,3,4,........,n. Setiap station
bumi menggunakan frekuensi pembawa yang sama. Untuk
menjamin sinkronisasi yang benar, maka pada setiap antara
slot waktu diletakkan guardtime, yaitu waktu dimana
transmisi tidak ada.
Code Division Multiple Acces ( CDMA )
Prinsip dari CDMA adalah dengan menggunakan spektrum
yang tersebar. Artinya disini bahwa semua bandwidth yang
tersedia digunakan oleh station bumi. Namun yang
membedakan station bumi yang satu dengan yang lainnya
adalah terletak pada penyisipan kode pada gelombang
pembawa uplink.
III. RANCANGAN PERCOBAAN
Untuk mendapatkan aplikasi berbasis web menggunakan
teknologi VSAT, maka dapat dilakukan dengan menggunakan
teknik dan bahasa pemrograman berbasis AJAX. Teknik ini
dapat mengurangi ukuran data permintaan dari klien serta
mempercepat komunikasi antara client dan server. Dalam
menghitung ukuran kecepatan akses layanan dari sisi server,
maka perlu diperhatikan alokasi frekuensi uplink dan
downlink yang digunakan. Selain frekuensi dan metode akses
maka perlu untuk mengetahui baik atau buruknya link dari
sistem komunikasi VSAT. Baik buruknya komunisai VSAT,
dapat dianalisa dengan menggunakan link budget. Pada link
budget ini, akan dihitung beberapa parameter-parameter yang
penting dari sistem dan akan dibandingkan dengan standard
yang sudah ditetapkan oleh ITU-R(Institute Telcommunication
Union- Recommendation ).
Parameter-parameter tersebut adalah :
Effective Isotropic Radiated Power ( EIRP )
Penguatan Antena ( Antenna Gain )
Rugi Ruang Bebas ( Free Space Losses )
Rugi Atmosfer ( Atmospheric Losses )
Efek Hujan ( Rain Effects )
Rugi Tracking ( Tracking Losses )
Pola Pancaran
Derau Suhu Sistem ( System Noise Temperature )
Kepekaan Sistem ( Figure of Merit )
Carrier To Noise
IV. KESIMPULAN
1.
2.
3.
Gambar 2.5. Konsep CDMA pada Komunikasi VSAT (a)
spektrum pembawa dari user (b) spektrum tersebar uplink (c)
spektrum akhir
Aplikasi web yang dijalankan pada teknologi VSAT
harus memerhatikan ukuran data pada HTTP
Request,
Apabila content aplikasi bersifat multimedia maka
Ka-Band adalah frekuesi yang sangat sesuai untuk
digunakan.
Teknologi VSAT dapat menjadi solusi untuk
memberikan layanan akses kepada para pengguna
yang berada di daerah-daerah terpencil,
DAFTAR PUSTAKA
Pada Gambar 2.5, terlihat bahwa gelombang pembawa dari
station bumi diubah karena sudah menggunakan semua
spektrum yang ada. Pada masing-masing gelombang pembawa
disisipkan kode unik yang akan memberikan petunjuk untuk
satelit dalam proses pengaksesan satelit.
[1] Published in Satellite Evolution Magazine, May/June 2011
[2] RFC 2616, "HyperText Transfer Protocol ”.
[3] Wahana Komputer. Seri Panduan Lengkap menguasai
Pemrograman Web dengan PHP 5, Andi, Yogyakarta, 2006.
[4] Abdul Kadir. Mastering AJAX dan PHP, Andi,
Yogyakarta, 2009
[5] Sistem Komunikasi VSAT, Universitas Sumatera Utara