Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Academia.eduAcademia.edu

pengaruh ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, dan opini audit tahun sebelumnya terhadap opini audit going concern

jurnal

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, DAN OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN ZIPRA ARISANDY MUSHAR MUSTAFA HAERIAL Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Hasanuddin zipra.arisandy@gmail.com ABSTRAK-- Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, dan opini audit tahun sebelumnya terhadap opini audit going concern. Populasi penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2010 hingga 2013. Sampel ditentukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan dan pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap opini audit going concern, sedangkan opini audit tahun sebelumnya berpengaruh positif secara signifikan terhadap opini audit going concern. Secara bersama-sama keseluruhan variabel (ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, dan opini audit tahun sebelumnya) juga berpengaruh terhadap opini audit going concern. Kata kunci: going concern, ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, opini audit tahun sebelumnya, opini audit going concern. ABSTRACT-- This study was aimed to examine the effect of company’s size, company’s growth, and the prior year’s audit opinion on going concern audit opinion. The population in this study were manufacturing companies that listed on the Indonesia Stock Exchange (BEI) in 2010 until 2013. Sample was determined by the method of purposive sampling. Hypotesis testing on this research was done by the logistic regression analysis. The research prove that company’s size and company’s growth have no relationship to going concern audit opinion, while the prior year’s audit opinion have significant positif effect on going concern audit opinion. Taken together the whole variables (company’s size, company’s growth, and the prior year’s audit opinion) also affect the going concern audit opinion. Keyword: going concern, company’s size, company’s growth, prior year audit opinion, going concern audit opinion PENDAHULUAN Latar belakang Auditor mempunyai peranan penting dalam menghubungkan antara kepentingan investor sebagai pengguna laporan keuangan dan kepentingan perusahaan sebagai penyedia laporan keuangan. Pernyataan auditor dinyatakan dalam bentuk opini audit. Ardiyos (2006:470) mendefenisikan ”opini audit adalah laporan yang diberikan seorang akuntan publik terdaftar sebagai hasil penilaiannya atas kewajaran laporan keuangan yang disajikan perusahaan”. Menurut Standar Profesional Akuntan (PSA 29), opini audit dikelompokkan kedalam lima tipe, yaitu; pendapat wajar tanpa pengecualian, pendapat wajar tanpa pengecualian dengan kalimat penjelasan, pendapat wajar dengan pengecualian, pendapat tidak wajar, dan pernyataan tidak memberikan pendapat. Laporan keuangan yang telah di audit akan memberikan keyakinan yang memadai bagi investor bahwa laporan keuangan telah disajikan wajar sesuai dengan GAAP. Namun penyajian wajar bukan merupakan kenyakinan mengenai kelangsungan hidup suatu perusahaan (going concern). Berdasarkan SPAP SA seksi 341 (2011) mengenai going concern, “auditor bertanggung jawab untuk mengevaluasi apakah terdapat kesangsian besar terhadap kemampuan entitas dalam mempertahankan kemampuan hidupnya dalam periode waktu pantas, tidak lebih dari satu tahun tanggal laporan keuangan yang sedang diaudit”. Menurut Winarmo dan Ismaya dalam bukunya Kamus Akuntansi (2006:23), ”Going concern adalah asumsi bahwa perusahaan akan berjalan terus sampai pada masa yang tak dapat ditetapkan, atau cukup lama untuk melaksanakan rencananya”. Going concern juga merupakan salah satu konsep penting yang melandasi pelaporan keuangan (Gary dan Manson, 2000 dalam Praptitorini dan Januarti, 2007), dan laporan keuangan tersebut merupakan tanggung jawab manajemen perusahaan dengan menerapkan kebijakan akuntansi dan pengendalian intern terhadap kegiatan operasi perusahaan (SPAP, 2011). Jadi, bila perusahaan mendapatkan opini audit going concern atas laporan keuangannya maka ini berarti auditor menemukan adanya kesangsian besar terhadap kemampuan perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan usahanya. Faktor yang mempengaruhi auditor mengeluarkan opini audit going concern penting untuk diketahui karena opini ini dapat dijadikan referensi investor berkaitan dengan investasinya. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa faktor yang mendorong auditor dalam menerbitkan opini going concern berbeda-beda dan hasilnya tidak konklusif. Masalah going concern pun merupakan hal yang sangat kompleks dan terus ada hingga saat ini. sehingga diperlukan faktor-faktor sebagai tolak ukur yang pasti untuk menentukan status going concern pada perusahaan. Kekonsistenan faktor-faktor tersebut harus diuji dalam ekonomi yang fluktuasi, sehingga status going concern dapat diprediksi (Diyanti dan Untara, 2010). Sejumlah penelitian telah mengungkapkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern pada perusahaan. Santosa dan Wedari (2007) serta Alichia (2013) menemukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap opini going concern, sedangkan Januarti dan Fitrianasari (2008) dan Kristiana (2012) mendapatkan bukti bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap pemberian opini going concern oleh auditor. Penelitian oleh Setyarno dkk (2006) serta Alichia (2013) menyimpulkan bahwa pertumbuhan perusahaan tidak signifikan terhadap opini going concern. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Kristiana (2012) menunjukkan sebaliknya, yaitu pertumbuhan perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap opini audit going concern. Opini audit tahun sebelumnya dijadikan faktor yang mempengaruhi pemberian opini audit going concern oleh auditor. Penelitian oleh Carcello dan Neal (2000) serta Rahmadhany (2004) menemukan bukti mengenai opini audit going concern yang diterima tahun sebelumnya dengan opini audit going concern tahun berjalan. Ada hubungan positif yang signifikan antar opini audit going concern tahun sebelumnya dengan opini audit going concern tahun berjalan. Apabila pada tahun sebelumnya auditor telah menerbitkan opini audit going concern, maka akan semakin besar kemungkinan auditor untuk menerbitkan kembali opini audit going concern pada tahun berikutnya. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu, apakah ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, dan opini audit tahun sebelumnya secara signifikan berpengaruh terhadap opini audit going concern? Tujuan Penelitian Dari rumusan masalah diatas tujuan dari penelitian ini yaitu, untuk menganalisis pengaruh ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, dan opini audit tahun sebelumnya terhadap opini audit going concern. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi tambahan terhadap pengembangan teori dan pengetahuan di bidang akuntansi, terutama yang berkaitan dengan going concern, khususnya dalam pemberian opini audit. Mampu meningkatkan wawasan, pengetahuan, dan pemahaman bagi auditor dan para praktisi akuntansi dalam memberikan opini audit yang berhubungan dengan going concern perusahaan di masa yang akan datang. Serta dapat dijadikan sebagai pertimbangan bagi investor dan kreditor untuk mengambil keputusan investasi ataupun memberikan pinjaman kepada perusahaan. Tinjauan Pustaka Opini Audit Going Concern Opini audit modifikasi mengenai going concern merupakan opini audit yang dalam pertimbangan auditor terdapat ketidakmampuan atau ketidakpastian signifikan atas kelangsungan hidup perusahaan dalam menjalankan operasinya pada kurun waktu yang pantas, tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan keuangan yang sedang diaudit (SPAP, 2011). Rahayu (2007) menyatakan bahwa istilah going concern dapat diinterprestasikan dalam dua hal, yang pertama adalah going concern sebagai konsep dan yang kedua adalah going concern sebagai opini audit. Sebagai konsep “istilah going concern dapat diinterprestasikan sebagai kemampuan perusahaan mempertahankan kelangsungan usahanya dalam jangka waktu yang panjang”. Sebagai opini audit, istilah going concern menunjukkan auditor memiliki kesangsian mengenai kemampuan perusahaan untuk melanjutkan usahanya di masa mendatang. Going concern dipakai sebagai asumsi dalam pelaporan keuangan sepanjang tidak terbukti adanya informasi yang menunjukkan hal yang berlawanan. Informasi tersebut biasanya berhubungan dengan ketidakmampuan entitas dalam memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo tanpa melakukan penjualan sebagian besar aktiva kepada pihak luar melalui bisnis biasa, restrukturisasi utang, perbaikan operasi yang dipaksakan dari luar, dan kegiatan serupa yang lain. Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan bisa diukur dengan menggunakan total aset, penjualan, atau modal dari perusahaan tersebut. Salah satu tolak ukur yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan adalah ukuran aset dari perusahaan. Perusahaan yang memiliki total aset besar menunjukkan bahwa perusahaan tersebut telah mencapai tahap kedewasaan. Pada tahap ini arus kas perusahaan sudah positif dan dianggap memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu yang relatif lama, selain itu juga mencerminkan bahwa perusahaan relatif lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba dibandingkan perusahaan dengan total aset yang kecil. Pertumbuhan Perusahaan Pertumbuhan perusahaan merupakan suatu harapan yang diinginkan oleh pihakpihak yang berkepentingan dengan perusahaan, baik internal perusahaan yaitu manajemen maupun eksternal perusahaan seperti investor dan kreditur. Pertumbuhan ini diharapkan dapat memberikan aspek yang positif bagi perusahaan seperti adanya suatu kesempatan berinvestasi di perusahaan tersebut. Pertumbuhan perusahaan juga mengindikasikan kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan usahanya. Opini Audit Tahun Sebelumnya Opini audit tahun sebelumnya adalah opini audit yang diterima oleh perusahaan pada tahun sebelumnya atau 1 tahun sebelum penelitian. Opini audit ini dibedakan menjadi dua yaitu opini audit going concern dan opini audit non going concern. Opini audit tahun sebelumnya memiliki pengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Perusahaan yang telah menerima opini audit going concern pada tahun sebelumnya dianggap memiliki masalah dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya, sehingga kemungkinan besar auditor akan memberikan opini audit going concern kembali pada tahun berjalan (Santosa dan Wedari, 2007). Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Opini Audit Going Concern Ukuran perusahaan dapat dilihat dari total aset yang akan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya. Perusahaan dengan total aset yang besar menunjukkan bahwa perusahaan tersebut telah mencapai tahap kedewasaan karena dalam tahap ini arus kas perusahaan sudah positif dan dianggap memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu yang panjang. Perusahaan besar juga dianggap memiliki kemampuan yang lebih baik dalam mengelolah perusahaan dan menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas (Juanidi dan Hartono, 2010). H1 : Ukuran perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Opini Audit Going Concern Pertumbuhan perusahaan diproksikan dengan rasio pertumbuhan laba. Pertumbuhan laba menunjukkan kemampuan perusahaan untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Rasio pertumbuhan laba dapat mengambarkan keadaan perusahaan. Jumlah laba yang diperoleh secara teratur atau adanya peningkatan merupakan faktor yang penting bagi perusahaan untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Dari uraian tersebut dapat diasumsikan bahwa pertumbuhan perusahaan mempunyai pengaruh negatif terhadap penerimaan opini audit going concern. Semakin bagus pertumbuhan laba perusahaan maka kemungkinan untuk menerima opini audit going concern akan semakin kecil. H2 : Pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Pengaruh Opini Audit Tahun Sebelumnya Terhadap Opini Audit Going Concern Opini audit going concern yang telah diterima sebelumnya akan menjadi faktor pertimbangan yang penting bagi auditor dalam mengeluarkan opini audit going concern pada tahun berjalan. Perusahaan yang telah mendapatkan opini audit going concern pada tahun sebelumnya akan mengalami kesulitan. Hal ini disebabkan karena opini yang didapatkan oleh perusahaan membuat para investor menjadi ragu untuk menanamkan dananya. Sehingga keadaan sulit yang terjadi pada tahun sebelumnya tidak dapat diatasi dan berakibat pada memburuknya keadaaan perusahaan dan kemungkinan perusahaan menerima opini audit going concern lagi akan semakin besar. H3 : Opini audit tahun sebelumnya berpengaruh positif signifikan terhadap opini audit going concern Pengaruh Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya Secara Bersama-sama Terhadap Opini Audit Tahun Sebelumnya Ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, dan opini audit tahun sebelumnya dianggap berpengaruh secara bersama-sama tehadap opini audit going concern. Baik ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, maupun opini audit tahun sebelumnya berdasarkan penelitian terdahulu memiliki pengaruh terhadap opini audit going concern. H4 : Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya Secara Bersama-sama Berpengaruh Signifikan Terhadap Opini Audit Tahun Sebelumnya Kerangka Pikir Ukuran Perusahaan Pertumbuhan Perusahaan H1 H2 Opini Audit Going Concern H3 Opini Audit Tahun Sebelumnya H4 Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek indonesia (BEI) pada tahun 2010-2013. Populasi juga dibatasi pada perusahaan yang bergerak di sektor manufaktur. Sedangkan sampel dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling yang berarti sampel yang diambil adalah sampel yang memenuhi beberapa kriteria tertentu. Adapun beberapa kriteria yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI sebelum 1 Januari 2010 dan tidak keluar dari BEI selama tahun 2010 sampai 2013. 2. Menerbitkan laporan keuangan dari tahun 2010 sampai 2013. 3. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangannya dalam mata uang rupiah untuk periode yang berakhir pada 31 Desember dan telah diaudit oleh auditor independen. 4. Mengalami laba bersih yang negatif minimal satu periode laporan keuangan selama tahun 2010 sampai 2013 Defenisi Operasional dan Teknik Pengukuran Opini Audit Going Concern (GCO) Opini audit going concern merupakan opini audit modifikasi yang dalam pertimbangan auditor terdapat ketidakmampuan atau ketidakpastian yang signifikan terhadap kelangsungan hidup suatu perusahaan dalam menjalankan operasinya, dalam kurun waktu yang pantas atau tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan keuangan yang sedang diaudit (SPAP, 2011). Termasuk dalam opini audit going concern ini adalah unqualified with explanatory language/ emphasis of matter paragraph, unqualified opinion, adverse opinion dan disclaimer opinion yang mencantumkan paragraf atau kalimat penjelas mengenai kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya. Variabel ini diukur dengan menggunakan variabel dummy. Perusahaan yang mendapat opini going concern diberi kode 1, sedangkan perusahaan yang tidak mendapat opini going concern diberi kode 0. Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan merupakan variabel yang digunakan untuk mengukur seberapa besar atau kecilnya perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini. Menurut Ferry dan Jones dalam Sujianto (2001), ukuran perusahaan dapat ditunjukkan melalui total aset, jumlah penjualan, rata-rata total penjualan dan rata-rata total aset. Semakin besar nilai dari item-item tersebut, maka semakin besar pula ukuran perusahaannya. Dalam penelitian ini total aset digunakan sebagai proksi atas ukuran perusahaan total aset dipilih karena dinilai relatif lebih stabil dibandingkan nilai market capitalized dan penjualan. Pada penelitian ini ukuran perusahaan diproksikan dengan menggunakan Ln total aset. Penggunaan natural log (Ln) dalam penelitian ini untuk mengurangi fluktuasi data yang berlebih, tanpa mengubah proporsi dari nilai yang sebenarnya. Pertumbuhan Perusahaan Pertumbuhan perusahaan ditunjukkan dari seberapa baik perusahaan mempertahankan posisi ekonomi dalam industri maupun kegiatan ekonomi secara keseluruhan (Setyarno dkk, 2006). Pada penelitian ini pertumbuhan perusahaan dilihat dari rasio pertumbuhan laba. Pertumbuhan laba dapat menunjukkan kemampuan perusahaan untuk bertahan dalam kondisi persaingan. Perusahaan yang mempunyai pertumbuhan laba yang positif cenderung untuk memiliki potensi untuk memdapatkan opini baik yang lebih besar, sedangkan perusahaan dengan pertumbuhan laba yang negatif mengindikasikan kecenderungan yang lebih besar ke arah kebangkrutan. Rasio pertumbuhan laba yang digunakan untuk mengukur pertumbuhan perusahaan adalah sebagai berikut: Laba bersih t − Laba bersih t−1 Growth= Laba bersih t−1 Keterangan: Laba bersih t Laba bersih t-1 : Laba bersih tahun sekarang : Laba bersih tahun sebelumnya Opini Audit Tahun Sebelumnya Opini audit tahun sebelumnya adalah opini audit yang diterima auditee pada tahun sebelumnya atau satu tahun sebelum tahun penelitian. Setyarno et.al. (Santosa dan Wedari, 2007) menyatakan bahwa auditor dalam menerbitkan opini audit going concern akan mempertimbangkan opini audit going concern yang telah diterima auditee pada tahun sebelumnya. Opini audit tahun sebelumnya ini dikelompokkan menjadi 2 yaitu auditee dengan opini audit going concern dan opini audit non going concern. Variabel ini diukur dengan menggunakan variabel dummy, 1 jika opini audit tahun sebelumnya adalah opini audit going concern dan 0 jika opini audit non going concern. Teknik Analisis Data Tahap-tahap pengujian dilakukan dengan uji multikolienaritas, uji kelayakan model regresi, menilai model fit (overall model fit test), koefisien determinasi, dan uji hipotesis dengan menggunakan uji wald pada pengujian parsial serta uji G pada pengujian simultan. Untuk mengukur variabel digunakan analisis regresi berganda, dengan persamaan sebagai berikut : GCO = + 1 SIZE + 2 PP + 3 OTS + ε Keterangan: GCO : Opini going concern ( variabel dummy, 1 jika opini audit going concern, 0 jika opini audit non going concern) : Konstanta 1, 2, 3: Koefisien regresi SIZE : Ukuran perusahaan PP : Pertumbuhan perusahaan OTS : Opini audit tahun sebelumnya ε : Residual HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Kelayakan Model Regresi Tabel 1.1 Hosmer and Lemeshow Test Step 1 Chi-square df Sig. 6,737 8 ,565 Sumber: data diolah (SPSS) Berdasarkan tabel pengujian Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test dapat dilihat signifikansi sebesar 0,565 yang nilainya jauh diatas nilai alpha (α=0,05). Hal ini berarti model regresi layak untuk digunakan dalam analisis selanjutnya, karena tidak ada perbedaan yang nyata antara klasifikasi yang diprediksi dengan klasifikasi yang diamati (model mampu memprediksi nilai observasinya). Menilai Model Fit (Overall Model Fit) Tabel 1.2 Iteration Historya,b,c Iteration -2 Log Coefficients likelihood Constant Step 0 1 185,891 -1,532 2 179,086 -1,948 3 178,944 -2,020 4 178,944 -2,022 5 178,944 -2,022 Sumber: data diolah (SPSS) Nilai -2 Log Likelihood awal adalah sebesar 178,944 dan setelah dimasukkan ketiga variabel independen, maka nilai -2 Log Likelihood akhir mengalami penurunan menjadi sebesar 94,980. Penurunan nilai -2 Log Likelihood ini menunjukkan model regresi yang baik atau dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan data. Tabel 1.3 Iteration Historya,b,c,d Iteration Step 1 1 2 3 4 5 6 7 -2 Log Coefficients likelihood Constant SIZE PP OTS(1) 124,414 2,084 -,041 -,001 -2,811 101,174 4,026 -,110 -,004 -3,688 96,527 6,379 -,199 -,013 -4,078 95,218 7,479 -,240 -,031 -4,228 94,985 7,833 -,253 -,046 -4,311 94,980 7,864 -,254 -,044 -4,317 94,980 7,865 -,254 -,044 -4,317 Sumber: data diolah (SPSS) Koefisien Determinasi Tabel 1.4 Model Summary Step 1 -2 Log Cox & Snell R Nagelkerke R likelihood Square Square a 94,980 ,287 ,559 Sumber: data diolah (SPSS) Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar variabilitas variabel dependen dengan melihat nilai Nagelkerke R Square. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan, nilai Nagelkerke R Square adalah sebesar 0,559 yang berarti variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen adalah sebesar 55,9 persen, sisanya 44,1 persen dijelaskan oleh variabel-variabel lainnya di luar model penelitian. Uji Multikolinearitas Step 1 Constant SIZE PP OTS(1) Tabel 1.5 Correlation Matrix Constant SIZE PP 1,000 -,994 -,164 -,994 1,000 ,164 -,164 ,164 1,000 -,176 ,090 ,163 Sumber: data diolah (SPSS) OTS(1) -,176 ,090 ,163 1,000 Model regresi yang baik adalah dengan tidak adanya gejala korelasi yang kuat diantara variabel bebasnya. Pengujian multikolinearitas dalam regresi logistik menggunakan matriks korelasi antar variabel bebas untuk melihat besarnya korelasi antar variabel bebas. Hasil pengujian menunjukkan tidak ada nilai koefisien korelasi antar variabel yang lebih besar dari 0,8. Matriks korelasi diatas menunjukkan tidak adanya gejala multikolinearitas yang serius antar variabel bebas tersebut. Analisis Regresi logistik Model regresi logistik dapat dibentuk dengan melihat pada nilai estimasi parameter dalam Variables in The Equation. Model regresi yang terbentuk berdasarkan nilai estimasi parameter dalam Variables in The Equation adalah sebagai berikut: GCO = 7,865 – 0,254SIZE – 0,044PP – 4,317OTS + ε Tabel 1.6 Variabel in The Equation a Step 1 SIZE PP OTS(1) Constant B S.E. Wald df -,254 ,145 3,063 -,044 ,026 2,957 -4,317 ,586 54,353 7,865 3,935 3,994 Sumber: data diolah (SPSS) 1 1 1 1 Sig. ,080 ,086 ,000 ,046 Exp(B) ,776 ,957 ,013 2604,040 Uji Hipotesis Pengujian Parsial (Uji Wald) Statistik uji yang digunakan adalah uji wald. Pengujian ini dilakukan dengan cara membandingkan antara tingkat signifikansi (sig) dengan tingkat kesalahan (α) = 5% (0,05). Pengujian hipotesis pertama (H1) Hipotesis pertama menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif secara signifikan terhadap opini audit going concern. Hasil pengujian menunjukkan variabel ukuran perusahaan yang diproksikan dengan total aset memiliki nilai signifikansi sebesar 0,080 yang lebih besar dari 0.05. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap opini audit going concern dengan kata lain H1 ditolak. Pengujian hipotesis kedua (H2) Hipotesis kedua menyatakan bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif secara signifikan terhadap opini audit going concern. Hasil pengujian menunjukkan variabel pertumbuhan perusahaan yang diproksikan dengan rasio total laba bersih memiliki nilai signifikansi sebesar 0,086 yang lebih besar dari 0,05. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh pada opini audit going concern atau dengan kata lain H2 ditolak. Pengujian hipotesis ketiga (H3) Hipotesis ketiga menyatakan bahwa opini audit tahun sebelumnya berpengaruh positif secara signifikan terhadap opini audit going concern. Hasil pengujian menunjukkan variabel opini audit tahun sebelumnya memiliki nilai signifikansi 0,000 yang lebih kecil dari 0,05. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel opini audit tahun sebelumnya berpengaruh positif secara signifikan terhadap opini audit going concern atau dengan kata lain H3 diterima. Pengujian Simultan (Uji G) Tabel 4.10 Omnibus Tests of Model Coefficients Chi-square df Sig. Step 1 Step 83,964 3 ,000 Block 83,964 3 ,000 Model 83,964 3 ,000 Sumber: data diolah (SPSS) Statistik uji yang digunakan adalah uji G. Pengujian ini dilakukan dengan cara membandingkan antara tingkat signifikansi (sig) dengan tingkat kesalahan (α) = 5% (0,05). Hasil pengujian menunjukkan besarnya nilai Sig.Model sebesar 0,000. Karena nilai ini lebih kecil dari α (5%) maka dapat disimpulkan bahwa variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen atau minimal ada satu variabel independen yang berpengaruh. Dengan kata lain secara bersama-sama variabel ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, dan opini audit tahun sebelumnya berpengaruh terhadap opini audit going concern. Hipotesis keempat (H4) diterima. Hasil Pembahasan Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Opini Audit Going Concern Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap opini audit going concern. Data dalam penelitian ini juga memperkuat hasil penelitian, dari 248 sampel 29 diantaranya mendapatkan opini audit going concern. Semua sampel yang mendapatkan opini audit going concern, 10 diantaranya merupakan perusahaan yang tergolong sebagai perusahaan dengan ukuran yang besar. Hal ini berarti, ukuran perusahaan tidak menentukan pemberian opini audit going concern. Hasil penelitian ini juga konsisten dengan penelitian Januarti dan Fitrianasari (2008) dan Kristiana (2012) bahwa ukuran perusahaan bukanlah faktor yang mempengaruhi pemberian opini audit going concern. Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Opini Audit Going Concern Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh negatif secara signifikan terhadap opini audit going concern. Hasil tersebut tidak mendukung hipotesis kedua dalam penelitian ini. Pertumbuhan perusahaan yang diproksikan dengan pertumbuhan laba ini menunjukkan bahwa tidak semua perusahaan yang mengalami pertumbuhan laba yang negatif akan mengalami kebangkrutan atau dengan kata lain akan menerima opini audit going concern.. Hal tersebut berarti, perusahaan yang mendapatkan opini audit going concern adalah perusahaan yang mengalami pertumbuhan laba yang negatif tetapi tidak berarti setiap perusahaan yang mengalami pertumbuhan laba yang negatif akan mendapatkan opini audit going concern. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Setyarno dkk (2006) serta Alichia (2013) yang menunjukkan bahwa pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap opini audit going concern. Pengaruh Opini Audit Tahun Sebelumnya Terhadap Opini Audit Going Concern Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa opini audit tahun sebelumnya berpengaruh positif secara signifikan terhadap opini audit going concern. Hasil tersebut mendukung hipotesis ketiga. Hasil penelitian ini sejalan dengan temuan dari penelitian Setyarno dkk (2006), Praptitorini dan Januarti (2007), dan Putra (2010) yang menemukan adanya hubungan yang positif antara opini audit going concern tahun sebelumnya dengan tahun berjalan. Hasil temuan empiris ini menunjukkan bahwa auditor sangat memperhatikan opini audit going concern yang diterima perusahaan pada tahun sebelumnya. Walaupun penerbitan kembali opini audit going concern tidak semata-mata didasarkan pada opini audit going concern yang diterima pada tahun sebelumnya, namun penerimaan opini audit going concern pada tahun sebelumnya akan mengakibatkan hilangnya kepercayaan publik akan kemampuan perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan usahanya sehingga hal ini akan semakin mempersulit perusahaan untuk bangkit dari keadaannya. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya Terhadap Opini Audit Going Concern Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, dan opini audit tahun sebelumnya secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap opini audit going concern. Hasil tersebut mendukung hipotesis keempat. Hasil temuan ini menunjukkan bahwa semua variabel independen secara keseluruhan dapat menjelaskan atau memprediksi variabel dependen. KESIMPULAN Berdasarkan rumusan masalah, tujuan, landasan teori, hipotesis, dan hasil pengujian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut ini: 1) Ukuran perusahaan tidak berpengaruh pada opini audit going concern. Hal ini berarti bahwa auditor tidak mempertimbangkan ukuran perusahaan ketika akan memberikan opini audit going concern. Oleh karena itu, meskipun sebuah perusahaan tergolong dalam perusahaan kecil, namun jika perusahaan tersebut memiliki manajemen dan kinerja yang bagus sehingga mampu bertahan dalam jangka panjang maka semakin kecil potensi mendapatkan opini audit going concern. Demikian juga dengan hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa auditor tidak mempertimbangkan ukuran perusahaan dalam memberikan opini audit going concern. 2) Pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh pada opini audit going concern. Pertumbuhan perusahaan diproksikan dengan rasio total laba. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa auditor tidak mempertimbangkan pertumbuhan laba perusahaan dalam memberikan opini audit going concern. 3) Opini audit tahun sebelumnya berpengaruh positif secara signifikan terhadap opini audit going concern. Hasil temuan empiris ini menunjukkan bahwa auditor sangat memperhatikan opini audit going concern yang diterima perusahaan pada tahun sebelumnya. Perusahaan yang menerima opini audit going concern pada tahun sebelumnya harus menunjukkan peningkatan keuangan yang signifikan untuk memperoleh opini wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) pada tahun berikutnya, jika tidak maka opini audit going concern dapat diberikan kembali. 4) Ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, dan opini audit tahun secara bersama-sama berpengaruh terhadap opini audit going concern. Hasil temuan empiris ini menunjukkan bahwa semua variabel independen secara keseluruhan dapat menjelaskan atau memprediksi variabel dependen. Hal ini berarti auditor memperhatikan ketiga variabel independen tersebut dalam menetapkan opini audit going concern. DAFTAR PUSTAKA Alichia, Yashinta Putri. 2013. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya Terhadap Opini Audit Going Concern. Jurnal Akuntansi, (Online), Vol. 1, No. 1, (http://ejournal.unp.ac.id/students/index.php/akt/search/authors/view?firstName= Yashinta&middleName=Putri&lastName=Alichia&affiliation=Program%20Studi %20Akuntansi%0D%0AFakultas%20Ekonomi%20UNP&country=ID, diakses 13 Januari 2014) Ardiyos. 2007. Kamus Standar Akuntansi. Jakarta: Citra Harta Prima. IAPI. 2011. Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat. Carcello, Joseph V., and Terry L. Neal. 2000. Audit Committee Composition and Auditor Reporting. (http://papers.ssrn.com/paper.taf?abstract_id=229835. Diakses 23 Januari 2014). Diyanti, Tri Fitri. Dr. Untara. 2010. Pengaruh Debt Default, Pergantian Auditor, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern. Jurnal Gunadarma, (Online), (http://papers.gunadarma.co.id/index.php/industri/, diakses 2 maret 2014). Januarti, Indira. Fitrianisari, Ella. 2008. Analisis Rasio Keuangan dan Rasio Nonkeuangan yang Mempengaruhi Auditor Dalam Memberikan Opini Audit Going Concern pada Auditee. Jurnal MAKSI, (Online), Vol. 8, No. 1, (http://jurnalmaksiundip.wordpress.com/back-issues/, diakses 22 Januari 2014). Junaidi. Jogiyanto, H. 2010. Faktor NonKeuangan pada Opini Going Concern. Jurnal Ekonomi & Bisnis Indonesia 2010, (Online), (http://www.ilib.ugm.ac.id/jurnal/detail.php?datald=10918, diakses 5 Februari 2014). Kristiana, Ira. 2012. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Likuiditas, Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Opini Audit Going Concern. Jurnal Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, (Online), Vol. 1, No. 1, (http://journal.wima.ac.id/index.php/BIMA/article/view/31, diakses 12 Januari 2014) Praptitorini, Mirna Dyah dan Indira Januarti. 2007. Analisis Pengaruh Kualitas Audit, Debt Default, dan Opinion Shopping terhadap Penerimaan Opini Going Concern. Jurnal UNDIP, (Online), (http://eprints.undip.ac.id/15187/, diakses 2 Maret 2012). Rahayu, Puji. 2007. Asssesing Going Concern Opinion: A Study Baseed on Financial and Non Financial Information (Empirical Evidence of Indonesian Banking Firms Listed on JSX and SSX), (Online), (http://digilib.mercubuana.ac.id/manager/file_artikel_abstrak/Isi_Artikel_8656930 24418.pdf, diakses 20 januari 2014). Ramadhany, Alexander. 2004. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur yang Mengalami Financial Distress di Bursa Efek Jakarta. Jurnal UNDIP, (Online), (http://eprints.undip.ac.id/9648/, diakses 20 Januari 2014) Santosa, A. Fajar. Wedari, L. Kusumaning. 2007. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecenderungan Penerimaan Opini Audit Going Concern. Jurnal Akuntansi & Auditing Indonesia, (Online), Vol. 11, No. 2, (http://journal.uii.ac.id/index.php/JAAI/article, diakses 20 Januari 2014). Setyarno, Eko Budi, Indira Januarti, dan Faisal. 2006. Pengaruh Kualitas Audit, Kondisi Keuangan Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Pertumbuhan Perusahaan terhadap Opini Audit Going Concern, (Online), (http://downloadsjurnalskripsi.blogspot.com/2013/06/simposium-nasional-akuntansi-9.html, diakses 9 september 2013). Sujianto, Agus Eko. 2001. Analisis Variabel-Variabel Yang Mempengaruhi Struktur Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Public di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Ekonomi dan Manajemen. Winarmo, Sigit. Ismaya, Sujana. 2006. Kamus Akuntansi. Bandung: Pustaka Grafika.